Tag: Norman Handhito

  • Pemkab Mojokerto Belum Anggarkan Ekskavasi Baru di Situs Candi Brahu

    Pemkab Mojokerto Belum Anggarkan Ekskavasi Baru di Situs Candi Brahu

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada alokasi anggaran untuk ekskavasi situs baru, termasuk di kawasan Candi Brahu.

    “Untuk ekskavasi baru seperti di Candi Brahu, kami belum menganggarkan karena ini masih tahap awal. Kami belum bisa memberikan dukungan secara finansial untuk ekskavasi yang masih perawan, atau baru pertama kali digali,” ujar Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto, Norman Handhito, Selasa (20/5/2025).

    Meski demikian, Pemkab tetap membuka ruang koordinasi untuk kelanjutan ekskavasi pada situs yang sudah berjalan. Norman menjelaskan, ekskavasi tidak bisa dituntaskan dalam satu tahun anggaran karena prosesnya kompleks dan membutuhkan keahlian khusus.

    “Biasanya anggaran tahun pertama hanya cukup untuk tahap awal, belum bisa menyelesaikan semuanya. Oleh karena itu, kita perlu merencanakan kesinambungan dengan skala prioritas yang jelas,” jelasnya.

    Jika program ekskavasi oleh Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun, maka Pemkab akan memilih satu situs yang dapat didukung secara finansial.

    “Kami hanya bisa mendukung satu titik ekskavasi saja, itu pun termasuk pembiayaan tenaga kasar yang tidak bisa dilakukan sembarangan karena menyangkut situs bersejarah,” tandas Norman.

    Di sisi lain, Pemkab Mojokerto menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi dan memantau pelaksanaan ekskavasi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pelestarian warisan budaya Majapahit di wilayahnya. [tin/beq]

  • Pemkab Mojokerto Belum Anggarkan Ekskavasi Baru di Situs Candi Brahu

    Lindungi Situs Sejarah, Pemkab Mojokerto Sewa Lahan Ekskavasi Majapahit

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus menunjukkan komitmennya dalam pelestarian situs cagar budaya peninggalan Kerajaan Majapahit. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyewa lahan ekskavasi yang belum dibebaskan oleh pemerintah pusat.

    Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Mojokerto, Norman Handhito, mengatakan bahwa setiap tahun pihaknya mengalokasikan anggaran khusus untuk penyelamatan situs sejarah. “Salah satunya kami gunakan untuk menyewa lahan-lahan ekskavasi yang belum dibebaskan oleh pemerintah pusat,” ujarnya, Senin (19/5/2025).

    Lahan-lahan tersebut sebagian masih dimiliki warga dan pemerintah desa. Selain penyewaan lahan, Disbudporapar juga rutin menganggarkan dana untuk mendukung kegiatan ekskavasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur.

    “Penyewaan dilakukan agar lokasi hasil ekskavasi tidak kembali digarap oleh pemilik lahan sebelum resmi dibebaskan oleh Kementerian Kebudayaan. Kalau tidak kita sewakan, bisa saja lahan digarap lagi, ditanami atau diolah, sehingga berisiko merusak temuan-temuan ekskavasi,” tegasnya.

    Dalam kegiatan ekskavasi terakhir di situs Bhre Kahuripan, pihaknya bahkan berhasil memperpanjang masa ekskavasi dari 25 hari menjadi 31 hari. Salah satu lokasi yang berhasil dieksplorasi lebih jauh berkat perpanjangan waktu tersebut adalah situs di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko.

    “Alhamdulillah kami bisa membantu memperpanjang 6 hari dari masa ekskavasi yang ditetapkan oleh BPKW. Ini menjadi bentuk kolaborasi nyata kami dalam pelestarian sejarah. Kami selalu berkomunikasi dengan pihak BPKW untuk mengetahui rencana kerja mereka, sehingga bisa kami dukung dari sisi anggaran,” ungkapnya.

    Norman menambahkan, sinergi dengan BPK Wilayah XI Jawa Timur terus dilakukan untuk memastikan perencanaan dan penganggaran pelestarian situs dapat berjalan berkesinambungan. Pasalnya, ekskavasi dilakukan tidak hanya satu kali, melainkan secara bertahap sesuai kebutuhan dan temuan arkeologis. [tin/beq]