Tag: Noor Achmad

  • MAJT Semarang Ingin Tradisi Dugderan Terus Dilakukan, Prof Noor Achmad Sampaikan 3 Alasan

    MAJT Semarang Ingin Tradisi Dugderan Terus Dilakukan, Prof Noor Achmad Sampaikan 3 Alasan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Tradisi tahunan Dugderan telah terlaksana dengan lancar dan meriah di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kota Semarang, pada Jumat (28/2/2025) sore dengan disaksikan oleh ribuan masyarakat.

    Dugderan adalah tradisi di Kota Semarang yang menandai datangnya bulan suci Ramadan.

    Tradisi yang sudah ada sejak tahun 1881 bertujuan untuk mengingatkan masyarakat bahwa Ramadan sudah dekat.

    Sebagai puncak dari tradisi ini adalah pemukulan Bedug Ijo Mangunsari beberapa kali di halaman MAJT Semarang, yang diiringi dengan dentuman meriam.

    Kata dugder berasal dari suara yang bersumber dari tabuhan bedug dan dentuman meriam itu, yang kemudian oleh masyarakat disebut Dugderan.

    Pemukulan Bedug Ijo Mangunsari pada dugderan kali dilakukan sekitar pukul 17.50 WIB oleh Sekda Jateng Sumarno, yang berperan sebagai Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja.

    Menyaksikan pemulukan bedug antara lain Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, yang memerankan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbadiningrum, dan Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin.

    Ketua PP MAJT Semarang sekaligus Ketua Baznas Pusat, Prof. Dr. KH Noor Achmad, Ketua MUI Jateng yang juga Ketua Baznas Jateng, Dr. KH Ahmad Darodji, pengurus MAJT, jajaran Forkopimda Jateng, serta ribuan warga juga turut meramaikan perayaan tersebut.

    Rombongan Wali Kota Semarang tiba di MAJT Semarang sekitar pukul 16.30 WIB. 

    Mereka berangkat dari Balai Kota Semarang.

    Sebelum ke MAJT Semarang, mereka singgah terlebih dahulu di Masjid Besar Kauman Semarang.

    Kedatangan Wali Kota Semarang sudah ditunggu ribuan masyarakat di halaman masjid. 

    Rombongan disambut di pintu masjid oleh Sekda Jateng Sumarno, yang mewakili Gubernur Jateng, serta oleh Ketua PP MAJT Semarang, Prof. Dr. KH Noor Achmad, Ketua MUI Jateng, Dr. KH Ahmad Darodji, dan para pengurus MAJT.

    Begitu tiba di masjid, rombongan Wali Kota langsung masuk ke ruang utama masjid. 

    Pada kesempatan itu digelar acara penyerahan Suhuf Halaqah dari Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbadiningrum (Wali Kota Semarang) kepada Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja (Sekda Jateng).

    Selanjutnya, Suhuf Halaqah dibacakan oleh Kanjeng Raden Mas Tumenggung Prawirapradja sebelum pemukulan Bedug Ijo Mangunsari.

    Isi Suhuf Halaqah adalah memberikan kabar bahwa bulan suci Ramadan segera tiba, serta mengajak umat Islam untuk mengisi Ramadan dengan ibadah, memperbanyak amal, serta melakukan hal-hal bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan bangsa.

    Tiga Alasan Tradisi Dugderan Harus Terus Dilestarikan

    Prof. Dr. KH Noor Achmad mengatakan bahwa Dugderan adalah tradisi yang baik karena tujuannya adalah menyampaikan kabar datangnya bulan suci Ramadan.

    Selain itu, tradisi ini juga telah berlangsung selama bertahun-tahun.

    “Kami, dalam hal ini, MAJT Semarang, akan terus melestarikan tradisi ini agar tetap terjaga keberlangsungannya,” kata Prof. Noor Achmad usai acara.

    Menurutnya, ada tiga alasan utama mengapa Dugderan layak dipertahankan.

    Pertama tradisi dugderan ini memperkuat kerukunan dan persatuan.  

    “Dugderan menunjukkan bahwa kekuatan budaya mampu merukunkan berbagai perbedaan di Kota Semarang khususnya, serta Jawa Tengah secara umum. Artinya, tradisi ini dapat memperkuat elemen-elemen sosial dalam masyarakat,” ujarnya.

    Adapun yang kedua, tambahnya, tradisi dugderan ini adalah menjadi tradisi khas dan unik bagi warga Semarang menyambut Ramadan.

    “Tradisi ini adalah cara warga Semarang menyambut bulan Ramadan dengan penuh kebahagiaan. Harapannya, semua masyarakat dapat ikut bergembira dengan datangnya bulan puasa,” lanjutnya.

    Selain itu, ia juga menegaskan bahwa semua masyarakat harus saling menghormati selama bulan Ramadan.

    “Bagi umat Islam, ini adalah momen untuk beribadah, sedangkan bagi mereka yang tidak berpuasa, diharapkan dapat ikut menjaga keharmonisan dengan saling menghormati,” tambahnya.

    Sedang ketiga, antusiasme masyarakat yang tinggi untuk datang dan menyaksikan langsung dugderan ini. Setiap tahun, jumlah warga yang hadir dan menyaksikan Dugderan selalu tinggi.

    “Ini membuktikan bahwa tradisi ini dinanti-nantikan oleh masyarakat.  Pengunjungnya begitu banyak. Itu terlihat sejak dari Balai Kota Semarang dan Masjid Besar Kauman hingga tiba di sini (MAJT),” tuturnya.

    Dugderan Berdampak Positif bagi Ekonomi Warga

    Sementara itu, Sekda Jateng Sumarno menambahkan bahwa Dugderan bukan hanya sekadar tradisi keagamaan, tetapi juga memiliki dampak ekonomi positif, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    “Kami berharap tradisi ini dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat, tidak hanya dari Semarang tetapi juga dari luar Jawa Tengah. Dengan begitu, acara ini bisa mendorong perekonomian dan menjadi salah satu event wisata unggulan,” ujar Sumarno.

    Di sisi lain, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, berharap agar Dugderan dapat semakin mempererat persatuan warga Kota Semarang, terutama setelah melewati masa pesta demokrasi.

    “Semoga momentum ini bisa menyatukan seluruh warga Kota Semarang agar bersama-sama membangun Semarang tanpa adanya sekat-sekat perbedaan,” pungkasnya. (Rad)

  • Bayar zakat di Baznas membawa manfaat untuk muzaki dan mustahik 

    Bayar zakat di Baznas membawa manfaat untuk muzaki dan mustahik 

    Foto:Heru Lianto/Reporter Elshinta

    Bayar zakat di Baznas membawa manfaat untuk muzaki dan mustahik 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 27 Februari 2025 – 23:38 WIB

    Elshinta.com – Zakat menjadi sangat popular di kalangan muslim Indonesia saat Ramadhan. Pasalnya zakat merupakan salah satu  kewajiban umat muslim untuk mensucikan harta dan diri seseorang. 

    Namun sayangnya masih banyak umat muslim yang ragu untuk memyalurkan zakat ke badan amil, dan lebih memilih menyalurkan zakat secara langsung ke mustahik. 

    Tentu alasan para muzaki berbeda-beda. Ada yang takut zakat mereka disalahgunakan, tidak tepat sasaran, bahkan takut dikorupsi sehingga tidak sampai ke tangan mustahik. 

    Dugaan itu salah besar. Karena di zaman Rasulullah dan khalifah besar, kelembagaan amil zakat sudah dibentuk. Bahkan beberapa sahabat nabi mendapat mandat menjadi amil, seperti Mu’adz bin Jabal, Ibnu Luthaibah dan Ali bin Abi Thalib. 

    Ketiganya ditugaskan untuk menyalurkan kepada 8 kelompok mustahik : Fakir, Miskin, Amil, Mualaf, Hamba Sahaya, Gharim dan Anak Jalanan.

    Dan semenjak itu kelembagaan amil terus terintegrasi dan dijalankan para khalifah atau pemimpin setelahnya. Di Indonesia misalnya, dibentuk Baznas RI pada tahun 2001 lalu.

    Lembaga amil resmi yang dibentuk pemerintah itu bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI di bawah Kementerian Agama RI.

    Pasca dibentuk, Baznas RI telah terbukti dalam pengelolaan dan pendistribusian zakat. Pada bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi, misalnya Baznas RI telah berhasil mengumpulkan dana zakat sebesar Rp430 miliar. 

    Jumlah uang ratusan miliar itu pun telah disalurkan kepada satu juta lebih penerima manfaat (mustahik) yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. 

    Dan kali ini, Baznas RI kembali menargetkan pengumpulan zakat dari para muzaki sebesar Rp545 miliar selama bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi. Angka itu naik 30 persen dibanding bulan Ramadan di tahun sebelumnya. 

    Ketua Baznas RI Noor Achmad mengatakan, pihaknya optimis dengan target tersebut sebagaimana tema zakat tahun ini “Cahaya Zakat”. Apalagi di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang baik di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Kekuatan keagamaan, kekuatan religiositas mereka kepada masyarakat miskin kuat sekali,” katanya kepada Reporter Elshinta, Heru Lianto di kantor Baznas RI, Matraman, Jakarta Timur, Senin (24/2).

    Noor pun kembali mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, dan perusahaan swasta melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR), untuk menunaikan zakat dan disalurkan melalui Baznas RI. 

    Hal itu untuk mencegah agar masyarakat tidak putus asa, terlebih saat mustahik dirudung masalah ekonomi.

    “Karena harapan kami [Baznas] RI,  zakat, infak, sedekah bisa memberikan cahaya bagi siapa saja,”  ujarnya.

    Salah satu penerima manfaat zakat, Dewi, 56 tahun, mengatakan dirinya  sangat bersyukur bisa menerima zakat dari Baznas RI. Karena semenjak suaminya meninggal dunia pada tahun 2010 lalu, ibu dari tiga anak itu kehidupan ekonominya pas-pasan. 

    Bahkan, penghasilannya sebagai buruh cuci baju hanya sekadar untuk makan sehari-hari dan membiayai dua anaknya yang kini masih bersekolah. 

    “Kami sangat bersyukur banget ya. Selama Ramadan selalu mendapat bantuan dari Baznas. Apalagi pas mau lebaran kadang dapat tawaran mudik gratis dari Baznas,” ujar perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah.

    Sementara Yunita, 43 tahun, seorang muzaki yang bekerja di sebuah perusahaan jasa kontraktor di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, kini tidak lagi pusing dalam soal urusan membayar zakat.

    Pasalnya ibu yang memiliki dua anak ini selama bertahun-tahun telah mempercayakan zakat fitrah untuk dirinya dan keluarganya kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI. 

    “Biar zakat yang saya keluarkan langsung tepat sasaran ke mustahik atau penerima manfaat zakat,” ujarnya saat ditemui Radio Elshinta di Jakarta Timur, Senin( 24/2)

    Yunita masih mengingat betul pada Ramadan tahun lalu, ia mengeluarkan zakat fitrah sebanyak Rp 250 ribu. Jumlah uang itu dikeluarkan untuk 4 anggota keluarga yang terdiri dari dirinya, suami dan dua anak kandungnya.

    “Kami keluarkan per jiwa sebesar Rp45 ribu atau setara 2,5 kg atau 3,5 liter beras sesuai ketetapan Baznas pada tahun itu” ujarnya.

    Yunita menerangkan, alasan dirinya membayar zakat di Baznas RI karena terbilang mudah. Karena dirinya cukup menyetorkan sejumlah uang ke bank yang bekerja sama dengan Baznas RI melalui M-Banking.

    “Sebenarnya bayar zakat di Baznas RI bisa lewat website resminya [Baznas] dan kanal digital lainnya. Tapi saya enggak mau repot-repot, saya cukup pakai handphone aja. M-Bangking,” terangnya. 

    Kini, bulan suci Ramadhan 1446 Hujriah dalam hitungan hari akan tiba. Yunita pun telah menyiapkan zakat untuk mustahik melalui Baznas. Karena baginya tidak ada alasan untuk tidak mengeluarkan zakat.

    Apalagi, kata dia, membayar zakat fitrah hukumnya wajib, terlebih setelah menunaikan puasa Ramadan satu bulan lamanya. 

    “Saya ingin menjalankan kewajiban saya sebagai seorang muslim dan menjadi tugas saya untuk mensucikan diri dan harta saya atas perintah Allah SWT,” terangnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Wamenlu RI Ungkap Rencana Pendirian Kampung Indonesia di Gaza Palestina – Halaman all

    Wamenlu RI Ungkap Rencana Pendirian Kampung Indonesia di Gaza Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta mengungkap soal rencana pembangunan kampung Indonesia di Gaza, Palestina, dengan harapan tak ada lagi konflik berujung perang dengan Israel.

    Anis mengatakan, pembangunan kampung Indonesia yang merupakan bagian dari upaya rekonstruksi Gaza pasca perang, merupakan rencana bersama dari lembaga filantropi dan badan amil zakat.

    “Jadi kita akan membuat rencana bersama. Jadi koordinasi ini salah satu tujuannya adalah kita akan membuat rencana bersama. Salah satunya ini adalah kampung Indonesia,” kata Anis usai meluncurkan kampanye penggalangan dana bagi Gaza, di Kantor Kemlu RI, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

    Seluruh lembaga filantropi dan badan amil zakat yang tergabung dalam kampanye penggalangan dana bagi Gaza ini akan ambil peran dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyaluran dana bantuan kemanusiaan tersebut.

    Di mana salah satu alokasi bantuannya juga untuk membangun sejumlah fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, masjid, dan apartemen di wilayah Gaza yang masuk dalam program rekonstruksi Gaza. Kementerian Luar Negeri kata Anis, sebatas menjadi fasilitator dari kerja sama ini.

    “Nanti semua NGO ini, lembaga-lembaga ini ikut mengambil share dalam program bersama itu tadi. Jadi mereka ikut dalam perencanaannya, ikut dalam pelaksanaannya, ikut dalam pengawasannya bersama. Dalam hal ini Kemlu hanyalah fasilitator ya. Memfasilitasi kerjasama ini,” kata Anis.

    Anis sendiri berharap tak ada lagi eskalasi antara Israel dengan Hamas, Palestina pada masa mendatang, serta berharap kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera bisa berlanjut pada tahapan – tahapan berikutnya demi terciptanya perdamaian di Timur Tengah.

    “Kita tidak berharap ada eskalasi lagi ya,” ungkap Anis.

    Adapun rencana pembangunan kampung Indonesia di Gaza ini disampaikan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Noor Achmad. 

    Ia mengatakan pembangunan kampung Indonesia di Gaza jadi bentuk dukungan bagi Palestina sampai merdeka.

    Guna merealisasikan rencana ini, BAZNAS juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan Wamenlu RI Anis Matta.

    Katanya, langkah membangun kampung Indonesia di Gaza ini menyusul terjadinya gencatan senjata antara Palestina dengan Israel.

    “Anggaran yang dibutuhkan sementara Rp500 miliar sudah cukup,” kata Noor pada peringatan Isra Mi’raj di Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang, Jumat (7/2/2025).

    Selain itu lembaga kemanusiaan, International Networking for Humanitarian (INH) juga mengemukakan program serupa.

    Gagasan untuk melahirkan kota Indocity atau kampung Indonesia di Gaza, merupakan wilayah yang dibangun dengan konsep Indonesia.

    Di mana nantinya direncanakan pembangunan kawasan perumahan terpadu yang berisi apartemen, hotel bagi tamu, gedung sekolah, rumah ibadah dan pasar bergaya nusantara dalam satu kawasan.

    “Jadi ini adalah seperti satu ruang tertutup saling berkaitan terdiri dari berbagai tower bangunan apartemen untuk warga Gaza yang rumahnya rusak hancur disertai dengan fasilitas umumnya,” kata Founder INH, Muhammad Husein. (*)

  • Ketua Baznas: Khawatir Indonesia Gelap? Sinari dengan Cahaya Zakat

    Ketua Baznas: Khawatir Indonesia Gelap? Sinari dengan Cahaya Zakat

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pusat, Noor Achmad meminta seluruh masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu Indonesia Gelap karena bisa ditangkal dengan sinari dengan cahaya zakat.

    “Belakangan ini di masyarakat ada kekhawatiran ‘Indonesia Gelap’, maka kita sinari dengan cahaya zakat. Kalau sekarang ini kita khawatir dengan kehidupan yang gelap, maka Insyaallah dengan zakat semua menjadi terang,” kata Noor dalam kegiatan Tarhib Ramadhan 1446 H Baznas di Jakarta, Senin (24/2/2025).

    Noor menilai zakat memiliki cahaya yang langsung bersumber dari Allah Swt yang bisa menembus dimensi apa pun. Dirinya menyebut hal ini merupakan bagian dari inklusivitas zakat.

    “Ini inklusivitas dan cahaya kita untuk menerangi kepada siapa saja, dan secara inklusif kita berikan kepada siapapun yang butuh. Ini cahaya Allah, yang berarti rahman dan rahim sifat Maha Penyayang dan Maha Pengasih Allah,” papar dia.

    Menurutnya, zakat mampu memberi cahaya kepada siapapun yang terlibat di dalamnya. Baik itu muzaki atau pemberi zakat, mustahik atau penerima zakat, maupun amil sebagai pengelola dana zakat.

    “Nuurun ala Nuur, cahayanya Allah di atas semua cahaya, dan Allah tidak akan pernah memberikan kegelapan. Dan itulah yang kita pakai saat-saat ini untuk menyinari saudara-saudara kita semuanya, untuk menyinari saudara-saudara kita di mana pun mereka berada dan dalam kondisi apa pun juga,” ungkap Ketua Baznas Noor Achmad.

    Karena itu, Ketua Baznas mengajak kepada seluruh pihak, baik masyarakat, pemerintah, maupun swasta manapun untuk menunaikan zakatnya, agar dapat membantu masyarakat yang membutuhkan, dan menyejahterakan sesama umat manusia.

    “Kekuatan ini yang akan kita lakukan bersama-sama. Insyaallah pada saat-saat semacam ini kita semuanya justru akan mendapatkan cahaya yang luar biasa. Pada saat-saat semacam ini, di saat-saat kegalauan dunia, di saat-saat orang mulai pesimis di dunia ini, akan seperti apa dunia? Akan mulai pesimis tentang kehidupan, justru insyaallah dengan kekuatan Allah Swt kita zakat, kita sampaikan kepada masyarakat, tidak ada yang gelap di hadapan Allah Swt,” urai Ketua Baznas Noor Achmad.

  • Berdayakan mustahik, BAZNAS RI luncurkan Program Balai Ternak di Jepara

    Berdayakan mustahik, BAZNAS RI luncurkan Program Balai Ternak di Jepara

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Berdayakan mustahik, BAZNAS RI luncurkan Program Balai Ternak di Jepara
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 22 Februari 2025 – 21:58 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI berkolaborasi dengan BAZNAS Kabupaten Jepara dan Yayasan Chamim Abdul Rasyid meresmikan Balai Ternak `Berkah Barokah Farm` di Desa Somosari, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025). 

    Balai Ternak Domba dan Kambing ini merupakan yang ke-39 dari 43 Balai Ternak BAZNAS yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 15 orang yang dikelompokkan dalam Kelompok Ternak ‘Berkah Barokah Farm’.  

    Hadir Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wahib, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan, MA., SE, Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, Dr. KH Ahmad Daroji, M. Si, Bupati Jepara H. Witiarso Utomo yang diwakili oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Agus Bambang Lelono.

    Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, dalam sambutannya menyampaikan, Program Balai Ternak merupakan langkah nyata BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik secara berkelanjutan. 

    “Program ini bertujuan untuk membekali para mustahik dengan keterampilan beternak yang baik dan berkelanjutan, sehingga mereka dapat mandiri secara ekonomi. Kami berharap dengan adanya Balai Ternak ini, para penerima manfaat tidak hanya memiliki sumber penghasilan yang lebih stabil, tetapi juga dapat berkembang menjadi muzaki di masa depan,” ujar Kiai Noor. 

    Kiai Noor menjelaskan, jumlah ternak yang dibudidayakan oleh kelompok peternak di Jepara ini sebanyak 136 ekor yang terdiri dari 1 pejantan dorper, 60 induk, dan 75 bakalan yang ditempatkan dalam kandang koloni.

    “Kali ini BAZNAS RI bekerja sama dengan Yayasan Chamim Abdul Rasyid dalam pengadaan stek hijauan pakan, pakan tambahan untuk pembiakan, tambahan obat-obatan, kandang tambahan, gudang pakan, pembangunan pagar lahan hijauan, alat administrasi,” ucapnya. 

    Kiai Noor menambahkan, keterlibatan berbagai pihak dalam program ini menunjukkan sinergi yang kuat dalam upaya pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi produktif. 

    “Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Yayasan Chamim Abdul Rasyid, BAZNAS Kabupaten Jepara dan seluruh pihak yang ikut terlibat dalam mewujudkan program ini, kami berharap program ini dapat menjadi model pemberdayaan yang dapat direplikasi di berbagai daerah lain, sehingga semakin banyak mustahik yang terbantu dan berdaya,” tambahnya.

    Pada kesempatan yang sama, Komisi VIII DPR RI, Abdul Wahib, menyampaikan, Balai Ternak BAZNAS di Kabupaten Jepara ini diharapkan dapat menjadi salah satu program untuk memperbanyak populasi ternak domba nasional melalui pemberdayaan masyarakat dan juga pengembangan green zakat melalui aktifitas pertanian terpadu. 

    “Pengembangan Balai Ternak juga diharapkan akan dapat menyasar kepada aktivitas pengembangan pasar ternak, pengembangan manajemen kelompok, penguatan kelembagaan kelompok, literasi zakat, infak, sedekah, serta peningkatan kualitas spiritual kelompok,” harapnya

    “Kami sangat mengapresiasi dan mendukung langkah BAZNAS melalui program balai ternak ini. Mudah-mudahan dapat memberikan kemanfaatan yang luas bagi masyarakat Jepara dan membantu meningkatkan taraf hidup mereka yang membutuhkan,” ucap Abdul Wahib. 

    Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Agus Bambang Lelono, mewakili Bupati Jepara H. Witiarso Utomo, menyatakan dukungan dan apresiasinya kepada BAZNAS RI yang telah memilih Kabupaten Jepara sebagai salah satu titik pelaksanaan program Balai Ternak BAZNAS. 

    “Terima kasih kepada BAZNAS RI, BAZNAS  Jateng, BAZNAS Kabupaten Jepara, Yayasan Chamim Abdul Rasyid  dan seluruh pihak yang telah bekerja sama bersinergi untuk mewujudkan Program Balai Ternak di Desa Somosari ini, dan memang Desa Somosari ini merupakan wilayah pedesaan yang potensial dalam pengembangan peternakan,” ucapnya.

    “Dengan adanya Program Balai Ternak BAZNAS di Jepara, diharapkan para mustahik dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih baik, sehingga kesejahteraan mereka meningkat dan pada akhirnya mampu berkontribusi lebih luas bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara khususnya,” harap Witiarso. 

    Sumber : Elshinta.Com

  • Baznas salurkan ribuan bahan pangan pasca terima bantuan dari Raja Salman

    Baznas salurkan ribuan bahan pangan pasca terima bantuan dari Raja Salman

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Baznas salurkan ribuan bahan pangan pasca terima bantuan dari Raja Salman
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 18 Februari 2025 – 17:23 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyalurkan bantuan paket pangan Ramadhan 1446 H sebanyak 7.911 dari lembaga bantuan kemanusiaan yang didirikan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre.

    Paket Pangan Ramadan ini didistribusikan ke 40 kabupaten/kota di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bantuan tersebut berupa makanan pokok seperti beras, minyak goreng, mi instan, sarden, kecap manis, saos, garam, dan gula. 

    Penyerahan dan pelepasan bantuan paket pangan Ramadan tersebut dilaksanakan di Gedung Baznas RI,  Matraman, Jakarta Timur, Senin (17/2/2025). Bantuan ini didanai oleh King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre. 

    “Bulan ini juga secara rutin Baznas menerima bantuan paket pangan Ramadan dari King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre, untuk disalurkan kepada masyarakat Indonesia yang membutuhkan, penyaluran bantuan ini merupakan program tahun ke-3,” ujar Ketua Baznas RI, Kiai Noor Achmad.

    Menurut Kiai Noor, distribusi bantuan paket pangan seberat 29 kg per paketnya menjadi bukti nyata dari semangat kemanusiaan yang tinggi, di mana lebih dari sekedar kata-kata, tapi melangkah ke tindakan nyata untuk meringankan beban masyarakat yang tengah dilanda kesulitan.

    “Dengan menyebarkan paket-paket bantuan kepada 7.911 keluarga, kita tidak hanya memberikan makanan atau barang-barang pokok semata, tetapi kita juga memberikan harapan, cinta, dan kehangatan dalam setiap paketnya,” ujarnya.

    Kiai Noor menegaskan, melalui kerja sama yang baik antara Baznas dan King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre, diharapkan makin banyak masyarakat yang dibantu. 

    Kiai Noor juga berharap ke depannya Baznas dan King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre dapat meningkatkan kerja sama di bidang-bidang lainnya. 

    “Baznas siap untuk meningkatkan kerja sama yang lebih luas dengan King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre di segala bidang, tidak hanya dalam kemanusiaan saja, tetapi juga ekonomi, pendidikan dan lain-lain,” katanya.

    Kiai Noor pun mengapresiasi setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada kerajaan Arab Saudi, khususnya King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre.

    “Semoga Allah selalu menjaga Raja Salman, Kerajaan Saudi Arabia dan seluruh penduduknya, Amin,” tutup Kiai Noor. 

    Sementara Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Amudi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam program bantuan paket pangan Ramadan hasil kerja sama antara Baznas dan King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre. 

    Pasalnya bantuan kemanusiaan ini merupakan arahan dan instruksi langsung dari Raja Salman bin Abdul Aziz dan Pangeran Muhammed bin Salman dengan berkoordinasi melalui Baznas 

    “Ini merupakan bentuk perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat muslim Indonesia khususnya dan masyarakat muslim dunia secara umum,” katanya. 

    Lebih lanjut ia mengatakan bahwa bantuan ini merupakan bukti nyata peran yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi dalam masalah kemanusiaan.

    “Semoga  bantuan ini dapat diterima oleh masyarakat muslim Indonesia yang membutuhkan sehingga dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik, dan semoga kedua bangsa ini terus diberikan kemajuan dan kemakmuran,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Heru Lianto, Selasa (18/2).

    Sumber : Radio Elshinta

  • Raja Salman Bagikan 7.911 Paket Pangan Ramadan untuk Masyarakat Indonesia

    Raja Salman Bagikan 7.911 Paket Pangan Ramadan untuk Masyarakat Indonesia

    loading…

    Kerajaan Arab Saudi membagikan 7.911 paket bantuan pangan berupa beras, gula, hingga minyak untuk masyarakat Indonesia jelang Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi. Foto/Binti Mufarida

    JAKARTA – Kerajaan Arab Saudi membagikan 7.911 paket bantuan pangan untuk masyarakat Indonesia menjelang Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi. Bantuan pangan ini terdiri dari beras, gula, hingga minyak yang disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

    Bantuan Kerajaan Arab Saudi ini disalurkan langsung melalui lembaga bantuan kemanusiaan yang didirikan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre (KSrelief).

    Sementara, penyerahan dan pelepasan bantuan paket pangan Ramadhan itu langsung oleh Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Bin Abdullah H Amodi kepada Ketua BAZNAS, Noor Achmad di Jakarta, Senin (17/2/2025).

    “Kami bersama-sama dengan Kerajaan Arab Saudi bersatu dalam semangat kepedulian dan kebersamaan untuk menggapai tangan mereka yang membutuhkan bantuan. Penyaluran bantuan ini merupakan program yang merupakan hasil kerja sama dengan KSrelief,” ujar Noor Ahmad dalam sambutannya.

    Menurut Noor Ahmad, distribusi bantuan paket pangan seberat 30,2 kg per paket menjadi bukti nyata dari semangat kemanusiaan yang tinggi, di mana lebih dari sekedar kata-kata. Tetapi melangkah ke tindakan nyata untuk meringankan beban masyarakat yang tengah dilanda kesulitan.

    “Dengan menyebarkan paket-paket bantuan kepada sekitar 7.911 keluarga di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kita tidak hanya memberikan makanan atau barang-barang pokok semata, tetapi kita juga memberikan harapan, cinta, dan kehangatan dalam setiap paketnya,” ujarnya.

    Noor Ahmad menegaskan, melalui kerja sama yang baik ini diharapkan makin banyak masyarakat yang dibantu. Sebab masih banyak hati yang membutuhkan cinta, dan masih banyak keluarga yang membutuhkan bantuan.

  • BAZNAS RI, LAZ, dan UPZ ajak masyarakat gencarkan bantuan untuk Palestina

    BAZNAS RI, LAZ, dan UPZ ajak masyarakat gencarkan bantuan untuk Palestina

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Komitmen Bangun Kembali Gaza

    BAZNAS RI, LAZ, dan UPZ ajak masyarakat gencarkan bantuan untuk Palestina
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 07 Februari 2025 – 17:34 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di Indonesia berkomitmen untuk membangun kembali Gaza serta mengajak masyarakat untuk terus menggencarkan dukungan dan bantuannya untuk warga Palestina.  

    Dalam kesempatan tersebut, BAZNAS juga menyampaikan telah berhasil menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar Rp120 miliar untuk masyarakat Palestina, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 407.350 warga Palestina dan masih terus bertambah. 

    Hal tersebut disampaikan oleh Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Khusus “Membasuh Luka Palestina” di Jakarta pada Kamis (6/2/2025). Acara tersebut dihadiri oleh 150 perwakilan dari LAZ dan UPZ yang menitipkan infaknya melalui BAZNAS.

    “Ini membuktikan bahwa Indonesia hadir di Palestina, Indonesia hadir di Gaza. Secara politis, kekuatan umat Islam di Indonesia cukup besar di mata internasional,” ujar Kiai Noor. 

    Menurut Kiai Noor, meski secara nominal jumlah bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia tidak sebesar negara-negara Arab, tetapi kehadiran masyarakat Muslim di Gaza sangat dibutuhkan oleh rakyat Palestina di wilayah tersebut.

    “Mungkin kita kalah dengan negara-negara Arab dalam membangun Gaza, tetapi kekuatan umat Islam Indonesia sangat dibutuhkan oleh masyarakat Palestina, artinya kekuatan umat Islam Indonesia sangat berpengaruh,” katanya.

    Selain itu, ungkap Kiai Noor, bantuan Indonesia untuk rakyat Palestina di Gaza sekaligus menjawab apa yang diinginkan Presiden AS Donald Trump, di mana ia menginginkan supaya warga Gaza pindah dulu ke tempat-tempat yang lain. 

    “Maka kehadiran semua negara, termasuk juga Indonesia ini sangat penting dalam rangka untuk membuktikan Gaza tidak dibiarkan oleh umat Islam Indonesia dan umat-umat yang lain di seluruh dunia, karena saya yakin umat non-muslim pun banyak yang peduli terhadap nasib Gaza,” ucap Kiai Noor.

    Kiai Noor melanjutkan, bahkan Malaysia pun berencana akan membangun sejumlah fasilitas publik di Gaza seperti rumah sakit, sekolah, dan masjid, persis seperti apa yang telah direncanakan oleh BAZNAS RI.

    “Saya dengar Malaysia juga akan membantu Gaza. Malaysia melalui perdana menterinya Prof. Dr. Anwar Ibrahim menyampaikan akan membangun rumah sakit, sekolah, dan masjid persis yang kita cita-citakan. Nilai nominalnya sekitar Rp400 miliar, kira-kira sama dengan yang kita cita-citakan,” kata Kiai Noor.

    Sementara itu, Pimpinan Bidang Koordinasi Nasional KH Acmad Sudrajat Lc MA CFRM, menambahkan, BAZNAS RI akan memanfaatkan momen pasca-perang atau setelah disepakatinya perjanjian gencatan senjata antara pejuang Palestina dengan militer Israel.

    “Kami menyambut kondisi pascaperang ini, maka kita melakukan koordinasi strategi bersama pemerintah Indonesia, karena suasananya berbeda, kalau masih perang kita tidak bisa berbuat apa-apa. Gencatan senjata ini harus kita manfaatkan untuk membangun kawasan Indonesia di Gaza,” kata Kiai Ajat.

    “Karena itu kita semua berkumpul di bulan yang baik ini, bulan Syakban, semoga niat baik yang kita lakukan Allah mudahkan dan Allah kasih kita kesempatan untuk bersama-sama ke Gaza. Kita berharap rencana pembangunan bisa berjalan dengan lancar,” tambahnya.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Komisi VIII DPR RI dorong BAZNAS capai target penghimpunan ZIS-DSKL 2025

    Komisi VIII DPR RI dorong BAZNAS capai target penghimpunan ZIS-DSKL 2025

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Komisi VIII DPR RI dorong BAZNAS capai target penghimpunan ZIS-DSKL 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 06 Februari 2025 – 16:35 WIB

    Elshinta.com – Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengapresiasi capaian dan kinerja Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada tahun 2024 dan mendorong pencapaian target penghimpunan zakat, infak, sedekah (ZIS) dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) tahun 2025.

    Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, H. Abdul Wachid saat membacakan hasil rekomendasi Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BAZNAS RI dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) di Gedung Nusantara II DPR RI, Komplek Senayan, Jakarta pada Rabu (5/2/2025). Turut hadir Ketua Komisi VIII DPR RI, H. Marwan Dasopang, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., serta para perwakilan fraksi Komisi VIII DPR RI.

    “Komisi VIII DPR RI mengapresiasi capaian dan target kinerja tahun 2024 dan selanjutnya mendesak pada Badan Amil Zakat Nasional untuk mencapai target capaian pengumpulan ZIS-DSKL tahun 2025,” ujar Abdul Wachid.

    Abdul Wachid juga menyampaikan, BAZNAS RI perlu menyusun rencana capaian proyeksi pengumpulan nasional tahun 2025 di dalam neraca sebesar Rp13.335.447.759.280,- serta di luar neraca sebesar Rp38.728.180.331.998,-, sehingga proyeksi pengumpulan nasional sebesar Rp50.063.628.901.276,-.

    Selain mendorong pencapaian target penghimpunan, Abdul Wachid juga mendorong BAZNAS RI untuk memastikan pelaksanaan program prioritas BAZNAS RI tahun 2025, sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan. 

    “Program prioritas BAZNAS tahun 2025 antara lain penguatan layanan kesehatan di 34 provinsi, BAZNAS microfinance, kampung zakat, santripreneur, beasiswa BAZNAS, Zchicken, Zmart, rumah layak huni, pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting, serta BAZNAS Tanggap Bencana,” ucap Abdul Wachid.

    Selain itu, lanjut Abdul Wachid, BAZNAS juga perlu memetakan langkah dan strategi mengoptimalkan potensi zakat, sehingga target penghimpunan ZIS-DSKL dapat tercapai guna mendukung program prioritas dan dapat membantu kegiatan kemanusiaan di negara lain.

    Sementara itu, Ketua Komisi VIII DPR RI, H. Marwan Dasopang juga mengapresiasi program penyaluran yang dilakukan BAZNAS RI untuk masyarakat kurang mampu. Menurutnya, program BAZNAS sudah tepat sasaran menjangkau kelompok mustahik.

    “Di berbagai kabupaten sudah menunjukkan kinerja BAZNAS dan sebagian besar sudah menyasar masyarakat miskin. Dari laporan yang kami terima, sudah menyasar lebih dari satu juta masyarakat miskin dan membantu mengurangi angka kemiskinan kita,” katanya.

    Dalam kesempatan tersebut, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., mengaku bersyukur BAZNAS berhasil mencapai target penghimpunan ZIS-DSKL tahun 2024, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak, terutama kalangan menengah ke bawah.

    “Alhamdulillah capaian BAZNAS di tahun 2024 mendapat apresiasi dari Komisi VIII DPR dan mereka akan mendukung apa yang dilakukan BAZNAS di tahun 2025,” kata Kiai Noor.

    “Dan yang tak kalah penting adalah tadi ada keputusan, mudah-mudahan nanti bisa dilaksanakan bersama yaitu amil-amil zakat di lingkungan BAZNAS adalah amil zakat negara. Dengan demikian negara hadir dalam rangka untuk memperkuat zakat, infak, sedekah, untuk pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan umat,” tambahnya.

    Turut hadir, Pimpinan BAZNAS RI Hj. Saidah Sakwan, Prof Dr H. Zainulbahar Noor, SE, H. Rizaludin Kurniawan, M.Si, Pimpinan Bidang Koordinasi Nasional KH Acmad Sudrajat Lc MA CFRM, Deputi I H. Arifin Purwakananta, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Teknologi dan Informasi Prof. Ir. H. M. Nadratuzzaman, M.S, M.Sc, Ph.D, Pimpinan BAZNAS RI Bidang SDM, Keuangan dan Umum Kol. Caj. (Purn) Nur Chamdani, Deputi II BAZNAS RI Dr HM Imdadun Rahmat, M.Si, Sekretaris BAZNAS RI Subhan Cholid, Lc, MA, serta sejumlah jajaran BAZNAS lainnya.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Permudah akses kesehatan mustahik, BAZNAS RI resmikan RSB di Pesawaran

    Permudah akses kesehatan mustahik, BAZNAS RI resmikan RSB di Pesawaran

    Foto: Istimewa

    Permudah akses kesehatan mustahik, BAZNAS RI resmikan RSB di Pesawaran
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 30 Januari 2025 – 19:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bersama BAZNAS Pesawaran meresmikan Rumah Sehat BAZNAS (RSB) untuk memberikan kemudahan dan memfasilitasi akses kesehatan gratis bagi mustahik, di Pesawaran, Provinsi Lampung, Kamis (30/01).

    Hingga kini, terdapat 30 Rumah Sehat BAZNAS di seluruh Indonesia, 23 RSB sudah berjalan dan beroperasi, dan 7 RSB lainnya dalam proses launching. Sampai Januari 2025, total sebanyak 362.690 jiwa lebih telah menerima manfaat dari layanan kesehatan Rumah Sehat BAZNAS di seluruh Indonesia yang telah beroperasi.

    Turut hadir dalam acara tersebut Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, Bupati Kabupaten Pesawaran Dr. H. Dendi Ramadhona, ST.,M.,Tr.,IP, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. H.M Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., Ketua BAZNAS Provinsi Lampung DR. Drs. H. Iskandar Zulkarnain, M.H., serta Ketua BAZNAS Kabupaten Pesawaran Hi. A. Hamid, S., S.H., M.M.

    Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA dalam sambutannya mengatakan kehadiran RSB Kabupaten Pesawaran ini dalam rangka memberikan jaminan pelayanan kesehatan gratis bagi para mustahik.

    “Dengan adanya RSB Kabupaten Pesawaran ini, kami ingin agar mustahik dapat mendapatkan layanan kesehatan yang terbaik,” kata Kiai Noor, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.

    Lebih lanjut, Kiai Noor menambahkan, semua RSB hadir untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, di antaranya pemberian vitamin, penyuluhan kesehatan, pendampingan, skrining kesehatan, khitanan massal, hingga operasi katarak.

    “Siapa pun yang memenuhi kriteria mustahik, akan langsung mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa dipungut biaya,” ucap Kiai Noor.

    “Adanya RSB di Kabupaten Pesawaran ini merupakan wujud nyata BAZNAS untuk terus memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat miskin di Indonesia, khususnya melalui peningkatan akses kesehatan,” tambahnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Pesawaran Dr. H. Dendi Ramadhona, ST.,M.,Tr.,IP, mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS RI dan BAZNAS Kabupaten Pesawaran atas dibangunnya Rumah Sehat BAZNAS di Kabupaten Pesawaran.

    Menurutnya, saat ini kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi umat manusia, akan tetapi bagi kaum duafa seringkali sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

    “Hadirnya RSB Pesawaran ini merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Pesawaran. Kami berharap dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat khususnya kaum duafa di Kabupaten Pesawaran,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua BAZNAS Kabupaten Pesawaran Hi. A. Hamid, S., S.H., M.M mengungkapkan rasa syukur atas peresmian Rumah Sehat BAZNAS Kabupaten Pesawaran.

    “Kehadiran RSB Pesawaran diharapkan mampu memberikan akses pelayanan kesehatan gratis yang layak bagi para mustahik,” jelasnya.

    Pihaknya juga mengatakan RSB Pesawaran dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan akses kesehatan yang baik.

    Adapun 23 RSB yang sudah beroperasi di antaranya, RSB Sumatra Utara, Batam, Lampung Tengah, Pesawaran, Jakarta, Banten, Kota Bogor, Cirebon, Yogyakarta, Kendal, Sidoarjo, Sragen, Brebes, Karanganyar, Pangkal Pinang, Sambas, Berau, Makassar, Lombok, Bima, Palu, Parigi Moutong, dan Papua. Ke depan, ada 7 RSB yang akan disiapkan, yakni RSB Sarolangun, Kepulauan Riau, Palembang, Mamuju Tengah, Pohuwato, Kabupaten Bogor, dan Masjid Istiqlal.

    Sumber : Sumber Lain