Tag: Noor Achmad

  • Sepanjang 2024, BAZNAS entaskan 1,3 juta jiwa dari kemiskinan

    Sepanjang 2024, BAZNAS entaskan 1,3 juta jiwa dari kemiskinan

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com

    Sepanjang 2024, BAZNAS entaskan 1,3 juta jiwa dari kemiskinan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Minggu, 30 Maret 2025 – 21:03 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI terus memperluas jangkauan jumlah penerima manfaat (mustahik) secara nasional, sebagai wujud meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS).

    Dalam empat tahun terakhir, rata-rata penerima manfaat secara nasional mencapai 32,7 juta jiwa di setiap tahunnya. Pada 2024 lalu, 1,3 juta jiwa di antaranya telah berhasil terentaskan dari kemiskinan. Hal ini sejalan dengan jumlah ZIS yang disalurkan BAZNAS terus mengalami peningkatan.

    Hal ini terungkap dalam laporan yang disampaikan Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., saat pelaksanaan Zakat Istana di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3/2025). Acara tersebut dihadiri langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.

    Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., menyampaikan, penyaluran dana ZIS menyasar kepada 8 asnaf (orang yang berhak menerima zakat) dengan fokus lima bidang, mencakup bidang ekonomi, sosial kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, dan dakwah.

    “Total dana zakat yang telah disalurkan selama 4 tahun juga mengalami peningkatan. Pada 2021, jumlah penyaluran zakat sebesar Rp14,04 triliun, 2022 sebesar Rp 21,6 triliun, 2023 sebesar Rp31,2 triliun, dan 2024 sebesar Rp39,5 triliun,” ujar Kiai Noor.

    “Sementara penyaluran BAZNAS RI (pusat) tahun 2021 sebesar Rp501 miliar, tahun 2022 sebesar Rp756 miliar, tahun 2023 sebesar Rp675 miliar dan tahun 2024 sebesar Rp1,07 triliun,” imbuhnya.

    Selama Ramadhan, BAZNAS juga menghadirkan sejumlah program seperti Paket Ramadhan Bahagia, Servis 5.000 Motor Gratis, dan bantuan bensin di berbagai titik di seluruh Indonesia, membangun 100 Rumah Layak Huni BAZNAS, Peresmian Gedung Layanan Kesehatan Gratis Dhuafa Rumah Sehat BAZNAS Jatinegara. 

    “Program Mudik Gratis bersama BAZNAS yang memberangkatkan sebanyak 17 bus, hampir 1000 mustahik ke 26 kota tujuan, penyediaan Posko Mudik di 40 titik yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia yang memberikan berbagai layanan gratis bagi pemudik dhuafa seperti layanan kesehatan, dan takjil gratis,” jelasnya.

    BAZNAS, imbuh Kiai Noor, juga melakukan peluncuran UMKM Gerai Z-Ifthar di Jakarta dan berbagai kota, serta dipercaya menyalurkan bantuan paket sembako dari King Salman Relief Center sebanyak 9.760 paket senilai Rp 5,9 miliar

    Berdasarkan data yang dimiliki BAZNAS, selama empat tahun terakhir, jumlah muzaki yang menunaikan zakat, infak, dan sedekah melalui BAZNAS serta lembaga zakat resmi di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan yang konsisten. 

    “Pada tahun 2021, jumlah muzaki tercatat mencapai 10,7 juta orang, pada 2022 meningkat menjadi 21,4 juta orang, pada 2023 mencapai 27,6 juta orang, dan pada 2024 jumlah muzaki kembali meningkat menjadi 28,1 juta orang,” ucap Kiai Noor.

    Menurut Kiai Noor, peningkatan tersebut juga tidak terlepas kepercayaan masyarakat dan prinsip pengelolaan yang Aman Syar’i, Aman Regulasi dan Aman NKRI serta hasil Audit KAP dan Audit Syariah. 

    “Peningkatan tersebut juga dipengaruhi pelaksanaan Zakat Istana, literasi yang terus menerus kami lakukan, penguatan kelembagaan, penguatan manajemen, penguatan SDM, penguatan infrastruktur, digitalisasi, branding, serta penguatan jaringan yang inklusif baik dalam negeri maupun luar negeri dan terutama adalah penguatan dan perluasan program penyaluran,” katanya.

    Hadir pula dalam acara ini jajaran menteri Kabinet Merah Putih antara lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pariwisata Widyawati Wardhana, MenpanRB Rini Widyantini, Menteri Sosial Saifulah Yusuf, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menkopolkam Budi Gunawan, Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menko PMK Pratikno, dan Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, serta jajaran TNI, Polri.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Prabowo: Potensi Zakat Rp 327 T, Sementara Penerimaan Tahun Ini Hanya 41 T

    Prabowo: Potensi Zakat Rp 327 T, Sementara Penerimaan Tahun Ini Hanya 41 T

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA- Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan potensi penerimaan zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun, namun realisasinya kemungkinan hanya Rp41 triliun.

    “Saudara-saudara sekalian, tadi dilaporkan (Ketua Badan Amil Zakat Nasional Noor Achmad) bahwa potensi kita masih banyak sangat besar yaitu 327 triliun, penerimaan tahun ini Rp 41 triliun,” Ungkap Prabowo Subianto, dikutip Minggu, (29/3/2025).

    Ia juga menyapaikan bahwa, jika zakat yang diperoleh atau terealisasi berdasarkan potensi yang diharapakan, maka uang sejumlah itu mampu mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia.

    “Dalam perhitungan kita, kita dapat menghilangkan kemiskinan absolut hanya sekitar Rp 30 triliun,” lanjutnya.

    Disisi lain, ia juga menyebut bahwa peran Baznas sangat penting, khususnya dalam penghapusan kemiskinan ekstrim di Indonesia.

    Ia juga menyebut salah satu cara mengungkapkan rasa syukur yaitu dengan berzakat.

    “Dengan berzakat kita akan memperdalam rasa syukur dan terima kasih kepada Allah atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita,” ujarnya.

    Sebagai penutup, ia mengajak setiap orang untuk tidak mengabaikan zakat, karena dampaknya bisa meringankan beban hidup orang lain

    “Dengan berzakat kita dapat berbagi dengan sesama, kita dapat menolong kaum dhuafa, meringankan beban hidup mereka dan juga menghindarkan hidup dari sifat kikir,” tutupnya.

    (Besse Arma/Fajar)

  • Berapa Besaran Fidyah yang Harus Dibayarkan? Ini Penjelasannya!

    Berapa Besaran Fidyah yang Harus Dibayarkan? Ini Penjelasannya!

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam Islam fidyah atau fidiah adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh seseorang yang tidak mampu berpuasa di bulan Ramadan karena alasan tertentu, seperti sakit kronis atau usia lanjut. Namun, banyak yang masih bingung mengenai besaran fidyah yang harus dibayarkan.

    Bagi golongan ini, sebagai gantinya mereka diwajibkan membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan. Lalu, berapa besaran fidyah yang harus dibayarkan?

    Apa Itu Fidyah?

    Fidyah merupakan denda yang wajib dibayarkan seorang muslim ketika meninggalkan kewajiban puasa Ramadan karena alasan tertentu.

    Kata fidyah dari kata fadaa yang berarti membayar atau menebus. Dalam konteks bulan Ramadan, fidyah adalah memberikan makan kepada orang yang kurang mampu sebagai bayaran karena tidak dapat menjalankan ibadah puasa.

    Fidyah ini dibayarkan sebagai bentuk tanggung jawab pengganti puasa yang ditinggalkan, dengan besaran tertentu sesuai dengan syariat Islam. Meski begitu, banyak orang yang masih bingung mengenai berapa besaran yang harus dikeluarkan, serta siapa saja yang benar-benar diperbolehkan mengganti puasa dengan fidyah. Berikut ini penjelasan nya:

    Orang yang Wajib Membayar Fidyah

    Hukum membayar fidyah karena meninggalkan puasa Ramadan telah dijelaskan dalam dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat (184).

    أَيَّامًۭا مَّعْدُودَٰتٍۢ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌۭ طَعَامُ مِسْكِينٍۢ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًۭا فَهُوَ خَيْرٌۭ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌۭ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

    Artinya: “(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS Al Baqarah: 184).

    Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang berat dalam menjalankan ibadah puasa boleh menggantinya dengan membayar fidyah, yaitu memberi makan orang tidak mampu.

    Dilansir dari laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)  yang dimaksud boleh mengganti puasa dengan membayarkan fidyah dalam ayat ini yaitu.

    Ibu hamil atau menyusui: Ibu hamil atau menyusui yang atas rekomendasi dokter khawatir puasanya membahayakan diri atau bayinya diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya dengan fidyah.Lansia: Orang tua lanjut usia yang kondisi fisiknya sudah lemah dan tidak memungkinkan untuk menjalankan puasa diperbolehkan menggantinya dengan membayar fidyah.Orang sakit parah: Individu yang menderita penyakit kronis atau berat dengan kemungkinan kecil untuk sembuh tidak diwajibkan berpuasa dan harus membayar fidyah sebagai gantinya.Besaran Fidyah yang Harus Dibayarkan

    Fidyah diberikan dalam bentuk makanan kepada fakir miskin. Beberapa ulama memiliki pendapat yang berbeda dalam besaran fidyah yang wajib dibayarkan.

    Menurut Imam Malik dan imam Syafii besaran fidyah adalah satu mud atau sekitar 675 gram atau 0,75 kg sama seperti ukuran tangan ketika berdoa.

    Sedangkan menurut mazhab Hanafi fidyah yang harus dikeluarkan sebesar dua mud atau setara 1/2 sha’ gandum atau sekitar 1,5 kg beras atau setara dengan satu porsi makanan siap santap.

    Membayar fidyah sesuai dengan berapa banyak puasa yang ditinggalkan. Apabila 30 hari meninggalkan puasa maka wajib membayar 30 fidyah dengan cara memberinya kepada orang tidak mampu.

    Selain itu, menurut beberapa ulama, fidyah dapat dibayarkan langsung dengan uang tunai yang senilai dengan makanan pokok saat itu. Ketua Baznas Noor Achmad menyampaikan bahwa fidyah yang harus dikeluarkan pada tahun 2025 sebesar Rp 60.000 per hari per jiwa untuk daerah jakarta dan sekitarnya.

  • BSI Kokohkan Posisi sebagai Bank Pembayar Zakat Terbesar di Indonesia

    BSI Kokohkan Posisi sebagai Bank Pembayar Zakat Terbesar di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat posisinya sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia sekaligus menunjukkan komitmennya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat.

    Sejak berdiri pada 2021 hingga 2024, BSI telah menyalurkan zakat senilai Rp 787,5 miliar kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dengan jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya.

    Pada 2021, zakat yang diserahkan BSI mencapai Rp 123,17 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 173,06 miliar pada 2022. Tren pertumbuhan ini berlanjut dengan penyaluran sebesar Rp 222,77 miliar pada 2023 dan bertambah menjadi Rp 268,5 miliar pada 2024.

    Zakat yang disalurkan BSI pada 2024 ini berkontribusi lebih dari 50% terhadap target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang ditetapkan Baznas untuk Ramadan 2025/1446 H.

    Tahun ini, Baznas menargetkan pengumpulan ZIS sebesar Rp 509,5 miliar, meningkat 18,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 430 miliar dan menjadi bank pembayar zakat terbesar.

    Plt Direktur Utama BSI Bob T Ananta menyerahkan zakat secara simbolis kepada Ketua Baznas KH Noor Achmad, dengan disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

    Bob menegaskan bahwa BSI sebagai institusi keuangan syariah berkomitmen mengalokasikan 2,5% zakat dari laba operasional serta zakat karyawan. Selain itu, BSI juga menyediakan berbagai platform pembayaran zakat, termasuk digital melalui BYOND by BSI, guna memudahkan nasabah dalam menunaikan kewajiban zakatnya.

    “Alhamdulillah, peningkatan zakat sejalan dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang solid. Karena laba tumbuh double digit, maka pembayaran zakat pun meningkat,” ungkap Bob dalam keterangan resminya pada Sabtu (29/3/2025).

    Presiden Prabowo dalam kesempatan yang sama menekankan bahwa zakat merupakan wujud rasa syukur serta sarana untuk mengurangi ketimpangan sosial.

    Ia menambahkan bahwa zakat berpotensi besar dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia, mengingat potensi zakat nasional mencapai Rp 327 triliun, sedangkan realisasi penerimaan zakat baru sekitar Rp 41 triliun.

    Ketua Baznas KH Noor Achmad juga menyoroti dampak positif dari pembayaran zakat secara simbolis di Istana Negara, yang mendorong peningkatan kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat dengan pertumbuhan mencapai 30-40% per tahun. Ia menegaskan bahwa potensi zakat nasional harus terus dioptimalkan melalui berbagai lembaga dan perusahaan negara.

    “Alhamdulillah, jumlah muzaki meningkat. Pada 2023 mencapai 27 juta orang dan bertambah menjadi 28,1 juta orang pada 2024. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kepedulian tinggi untuk berbagi dengan sesama,” ujar Noor Achmad.

    Dana zakat yang dihimpun Baznas kemudian disalurkan ke berbagai sektor strategis, termasuk ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Ia juga mengapresiasi kontribusi besar BSI dalam penyaluran zakat, yang tahun ini mencapai Rp 268,5 miliar.

    Sementara itu, penghimpunan zakat melalui e-channel BSI juga semakin efektif. Hingga 19 Maret 2025, zakat yang terkumpul melalui kanal digital BSI telah mencapai Rp 11,87 miliar year to date. Fasilitas pembayaran zakat juga tersedia melalui BYOND by BSI, termasuk layanan khusus untuk zakat fitrah selama Ramadan.

    Dalam penghimpunan dan penyaluran zakat, BYOND by BSI bekerja sama dengan berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ), seperti BAZNAS, BSI Maslahat, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, DT Peduli, serta 18 LAZ nasional lainnya hingga membuat bank pelat merah itu jadi bank pembayar zakat terbesar.

  • BSI Salurkan Zakat Rp 268,5 Miliar Melalui BAZNAS

    BSI Salurkan Zakat Rp 268,5 Miliar Melalui BAZNAS

    Jakarta

    PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI menyerahkan hasil pengumpulan Zakat yang dilakukan perbankan sebesar Rp 268,5 kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan.

    Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta secara simbolis menyerahkan zakat kepada Ketua BAZNAS K.H Noor Achmad, dalam acara pelaksanaan zakat bertajuk Cahaya Zakat di Istana Negara, Jakarta pada Kamis sore (27/3). Penyerahan zakat tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

    Bob mengatakan jumlah zakat yang disalurkan ini menjadi komitmen perbankan sebagai institusi keuangan syariah untuk mengalokasikan 2,5% zakat dari perolehan laba operasional maupun zakat karyawan.

    Selain itu BSI juga menyediakan berbagai metode untuk mempermudah pembayaran zakat nasabah. Di mana penghimpunan zakat melalui e-channel BSI hingga 19 Maret 2025 telah mencapai Rp 11,87 miliar secara year to date.

    “Alhamdulillah, peningkatan zakat sejalan dengan pertumbuhan laba bersih Perusahaan yang solid. Karena laba tumbuh double digit maka pembayaran zakat pun sejalan,” kata Bob dalam keterangan resminya, Kamis (29/3/2025).

    Lebih lanjut ia mengatakan bank syariah terbesar di RI ini sudah berkontribusi lebih dari 50% dari target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang ditargetkan oleh BAZNAS selama Ramadan 2025/1446 H. Di mana BAZNAS telah menargetkan pengumpulan ZIS pada Ramadan tahun ini mencapai Rp 509,5 miliar atau naik 18,4% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 430 miliar.

    Berkat itu BSI mengukuhkan posisi sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia dan menegaskan konsistensinya dalam memberikan kemanfaatan. Sejak berdiri pada 2021 hingga 2024 lalu, jumlah zakat yang diserahkan BSI kepada BAZNAS terus bertumbuh dengan total nilai mencapai Rp 787,5 miliar.

    Nilai tersebut terdiri atas penyerahan zakat dari BSI kepada BAZNAS sebesar Rp 123,17 miliar pada 2021, kemudian Rp 173,06 miliar pada 2022, Rp 222,77 miliar pada 2023, dan terakhir Rp 268,5 miliar pada 2024.

    Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan berzakat merupakan upaya memperdalam rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT atas segala karunia yang kita dapatkan.

    “Berzakat adalah cerminan sikap gotong royong dan upaya mengurangi ketimpangan sosial. Zakat adalah manifestasi keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan,” kata Presiden.

    Presiden pun mengatakan zakat ke depan dapat mengentaskan kemiskinan ekstrim di Tanah Air. Sebab, potensi zakat nasional masih sangat besar yaitu Rp 327 triliun. Sedangkan penerimaan tahun ini baru Rp 41 triliun. Menurut perhitungan pemerintah, kemiskinan absolut dapat diatasi hanya dengan anggaran sekitar Rp 30 triliun.

    (igo/eds)

  • Potensi Rp327 T, Penerimaan Tahun Ini Baru Rp41 T

    Potensi Rp327 T, Penerimaan Tahun Ini Baru Rp41 T

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Prabowo Subianto menargetkan dana yang dikumpulkan rakyat via zakat untuk mengentaskan persoalan kemiskinan di Indonesia. Namun, ia mengatakan bahwa penerimaan tahun ini masih jauh dari potensi optimalnya.

    Saat memberikan sambutan di Istana Negara, Kamis, 27 Maret 2025, Prabowo mengungkapkan, potensi penerimaan zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun, namun realisasinya kemungkinan hanya Rp41 triliun.

    Menurutnya, jika potensi zakat terealisasi semua, uang sejumlah itu bahkan bisa mengatasi kemiskinan di dalam negeri.  

    “Saudara-saudara sekalian, tadi dilaporkan (Ketua Badan Amil Zakat Nasional Noor Achmad) bahwa potensi kita masih banyak sangat besar yaitu Rp327 Triliun, penerimaan tahun ini Rp41 Triliun,” kata Prabowo.

    “Dalam perhitungan kita, kita dapat menghilangkan kemiskinan absolut hanya dengan sekitar Rp30 triliun,” ucapnya lagi.

    Prabowo melanjutkan, peran Baznas bagi negara dalam hal ini begitu penting, terutama dalam penghapusan kemiskinan ekstrem Tanah Air.

    “Dengan berzakat kita akan memperdalam rasa syukur dan terimakasih kita kepada Allah atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Dengan berzakat kita dapat berbagi dengan sesama, kita dapat menolong kaum dhuafa, meringankan beban hidup mereka, dan juga menghindarkan hidup dari sifat kikir,” ujar Prabowo.

    Realisasi zakat di Indonesia

    Ketua Badan Amil Zakat Nasional, Noor Achmad, menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai penerimaan zakat. Ia menjelaskan bahwa setiap tahun, penerimaan zakat mengalami kenaikan sebesar 30 hingga 40 persen.

    “Baznas setiap tahun itu rata-rata naik 30 persen – 40 persen se-Indonesia, bahkan di Papua kemarin kami mendapatkan laporan ada satu daerah yang naiknya 60 persen,” katanya.

    Ia juga menjelaskan bahwa Baznas Pusat di Jakarta berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp1,2 triliun.

    Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari Rp500 miliar pada tahun 2021, kemudian Rp634 miliar di 2022, Rp882 miliar pada 2023, dan mencapai Rp1,2 triliun pada 2024.

    “Insya Allah di tahun 2025 ini kami targetkan Rp1,35 triliun,” katanya. ****

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Presiden Prabowo & Wapres Gibran Tunaikan Zakat Melalui Baznas RI – Halaman all

    Presiden Prabowo & Wapres Gibran Tunaikan Zakat Melalui Baznas RI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menunaikan zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3/2025).

    Pelaksanaan Zakat Istana ini dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih, Kepala Lembaga Tinggi Negara, Direksi BUMN, Pejabat Kementerian Lembaga, serta para kepala daerah yang bersama-sama menyalurkan zakatnya melalui Baznas. 

    Penyerahan zakat Presiden dan Wapres diterima oleh Pimpinan Baznas RI Bidang Pengumpulan Rizaludin Kurniawan dan didoakan langsung oleh Ketua Baznas RI Noor Achmad, sebagaimana kewajiban amil mendoakan muzaki.

    Dalam sambutannya, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan dengan berzakat bisa membantu kaum dhuafa. 

    “Dengan berzakat, kita dapat berbagi dengan sesama, menolong kaum dhuafa, meringankan beban hidup mereka, dan menghindarkan hidup dari sifat kikir,” kata Presiden Prabowo. 

    “Berzakat adalah cerminan sikap gotong royong dan upaya mengurangi ketimpangan sosial serta pemerataan kesejahteraan. Semoga zakat yang kita keluarkan akan menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT,” imbuhnya. 

    Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga turut mengapresiasi kinerja Baznas. 

    “Saya menghormati kerja keras saudara-saudara (Baznas) yang juga diapresiasi di luar negeri, di Palestina, di Timur Tengah. Pekerjaan Baznas sangat dihormati, dan Baznas selalu hadir di tempat yang sulit. Terima kasih Baznas,” ungkapnya. 

    Presiden Prabowo juga berharap, pengelolaan zakat yang dilakukan Baznas harus dilakukan secara transparan dan efektif, harus sampai kepada mereka yang membutuhkan, dan harus dilaksanakan dengan pengelolaan yang sebersih-bersihnya.

    Sementara itu, Ketua Baznas RI, Noor Achmad, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Zakat Istana yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.

    “Hari ini merupakan hari yang sangat istimewa dan membanggakan bagi kita semua. Kita patut bersyukur atas perkenan Bapak Presiden Prabowo untuk melanjutkan jejak baik dalam pelaksanaan Zakat Istana bersama Bapak Wakil Presiden Mas Gibran Rakabuming Raka,” ujar Kiai Noor.

    “Serta didampingi oleh segenap pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri kabinet Merah Putih, serta panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, dan pimpinan BUMN,” sambungnya. 

    Menurutnya, momentum Zakat Istana tersebut menjadi pengingat kuat akan akar spiritual dan sosial dari zakat itu sendiri.

    “Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden atas kepercayaan yang diberikan kepada Baznas untuk mengelola Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Kepercayaan ini mencerminkan kepedulian negara terhadap pemenuhan kewajiban keagamaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ucapnya.

  • Prabowo Ungkap Kemiskinan Ekstrem di RI Bisa Dihapus dengan Rp 30 T

    Prabowo Ungkap Kemiskinan Ekstrem di RI Bisa Dihapus dengan Rp 30 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto yakin angka kemiskinan ekstrem di Indonesia bisa dihapus. Salah satu kuncinya adalah dengan penerimaan zakat.

    Prabowo menyinggung bagaimana potensi zakat RI mencapai Rp327 triliun meski Baznas baru mampu mengumpulkan sekitar Rp 41 triliun pada tahun ini. Tapi, Rp 30 triliun saja, ungkapnya, sebenarnya bisa menghilangkan kemiskinan di RI.

    “Tadi dilaporkan bahwa potensi kita masih banyak masih sangat besar yaitu Rp 327 triliun penerimaan tahun ini Rp 41 triliun dalam perhitungan kita,” kata Prabowo saat membayar zakat ke Baznas di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin, dikutip Jumat (28/3/2025).

    “Kita dapat menghilangkan kemiskinan absolut hanya dengan sekitar Rp 30 triliun, bayangkan kita bisa hilangkan tahun ini juga kemiskinan ekstrem,” tambahnya.

    Karenanya Prabowo turut meminta anak buahnya untuk memperkuat Baznas. Ia juga berpesan pengelolaan zakat harus transparan dan efektif.

    “Pekerjaan pemerintahan kita harus transparan, harus efektif, harus sampai ke mereka yang membutuhkan, harus dilaksanakan dengan pengelolaan yang sebersih-bersihnya dan setertib-tertibnya,” ujarnya.

    “Dengan berzakat kita akan memperdalam rasa syukur dan terimakasih kita kepada Allah atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Dengan berzakat kita dapat berbagi dengan sesama, kita dapat menolong kaum dhuafa, meringankan beban hidup mereka, dan juga menghindarkan hidup dari sifat kikir,” kata Prabowo.

    Sementara itu, Ketua Badan Amil Zakat Nasional Noor Achmad memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait penerimaan zakat. Menurutnya, tiap tahun penerimaan pajak terus meningkat sekitar 30%-40%.

    “Baznas setiap tahun itu rata-rata naik 30%-40% se-Indonesia, bahkan di Papua kemarin kami mendapatkan laporan ada satu daerah yang naiknya 60%,” katanya.

    Ia juga merinci bahwa Baznas Pusat di Jakarta berhasil mengumpulkan Rp 1,2 triliun. Angka itu meningkat dari Rp 500 miliar di tahun 2021, kemudian 2022 Rp 634 miliar, 2023 Rp 882 miliar, 2024 sudah Rp 1,2 triliun.

    “Insya Allah di tahun 2025 ini kami targetkan Rp 1,35 triliun,” ujarnya.

    (lih/sef)

  • Prabowo apresiasi peran Baznas untuk Palestina dan Timur Tengah

    Prabowo apresiasi peran Baznas untuk Palestina dan Timur Tengah

    Presiden Prabowo Subianto (kanan) saat penyerahan zakat kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3/2025). Pembayaran zakat kepada Baznas oleh Presiden, Wapres, menteri Kabinet Merah Putih serta pimpinan kementerian atau lembaga tersebut untuk memperdalam rasa syukur dan berbagi dengan sesama. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.

    Prabowo apresiasi peran Baznas untuk Palestina dan Timur Tengah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 27 Maret 2025 – 21:42 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto mengapresiasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang diakui tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri, khususnya di Palestina dan Timur Tengah.

    Prabowo menyatakan bahwa Baznas selalu hadir di wilayah-wilayah yang mengalami kesulitan. Presiden pun mengucapkan terima kasih kepada Baznas dan mendorong upaya untuk memperkuat lembaga tersebut.

    “Saya menghargai, saya menghormati kerja keras saudara-saudara yang juga diapresiasi dan dihormati di luar negeri, di Palestina, di Timur Tengah. Pekerjaan Baznas sangat dihormati dan Baznas selalu hadir di tempat yang sulit. terima kasih Baznas,” kata Prabowo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3).

    Prabowo pun meminta kementerian maupun lembaga untuk memikirkan cara meningkatkan kapasitas Baznas dalam menyalurkan bantuan.

    Presiden menekankan pentingnya pengelolaan zakat yang transparan, efektif, dan tepat sasaran, sebagaimana prinsip kerja pemerintah yang harus bersih dan tertib.

    “Pengelolaan zakat harus dilakukan transparan dan efektif sebagaimana semuanya pekerjaan pemerintah juga harus transparan, harus efektif, harus sampai ke mereka yang membutuhkan, harus dilaksanakan dengan pengelolaan yang sebersih-bersihnya dan setertib-tertibnya,” kata Kepala Negara

    Presiden pun mengajak semua pihak untuk melaksanakan ibadah dengan baik dan memberikan apresiasi kepada Baznas untuk terus menjalankan tugas secara optimal.

    Sementara itu, Ketua Baznas Noor Achmad menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas dukungan yang diberikan kepada Baznas.

    Pada tahun 2024, dalam KTT D8 di Kairo, Mesir, Baznas memperkuat program bantuan kemanusiaan untuk Palestina bertajuk “Membasuh Luka Palestina”, yang hingga kini telah terkumpul sebesar Rp452 miliar.

    “Sekarang ini telah terkumpul sejumlah Rp452 miliar khusus untuk Palestina dan itu tidak bisa dipindahkan ke tempat yang lain. Mereka menyumbang hanya untuk khusus Palestina dan itu di antaranya juga karena pidato Bapak Presiden waktu di Mesir,” kata dia.

    Lebih lanjut Noor Achmad juga menyampaikan bahwa Baznas telah meraih 91 penghargaan nasional dan internasional. Dia berharap berbagai upaya yang dilakukan Baznas tetap sejalan dengan harapan masyarakat Indonesia dan dunia.

    Dalam kesempatan itu, turut dilakukan penyerahan simbolis sejumlah program bantuan Baznas, meliputi program Z Coffee untuk penyandang disabilitas, program pemagangan SDM ke luar negeri, program Z Mart, program Z Auto, dan program rumah layak huni Baznas.

    Sumber : Antara

  • Presiden Prabowo dan Wapres Gibran tunaikan zakat melalui BAZNAS RI di Istana Negara

    Presiden Prabowo dan Wapres Gibran tunaikan zakat melalui BAZNAS RI di Istana Negara

    Foto; Istimewa

    Presiden Prabowo dan Wapres Gibran tunaikan zakat melalui BAZNAS RI di Istana Negara
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 27 Maret 2025 – 22:54 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menunaikan zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI dalam pelaksanaan Zakat Istana bertajuk Cahaya Zakat: Keajaiban Muzaki dan Mustahik, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3).

    Pelaksanaan Zakat Istana ini dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih, Kepala Lembaga Tinggi Negara, Direksi BUMN, Pejabat Kementerian Lembaga, serta para kepala daerah yang bersama-sama menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS.

    Penyerahan zakat Presiden dan Wapres diterima oleh Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan Rizaludin Kurniawan, M.Si., dan didoakan langsung oleh Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, sebagaimana kewajiban amil mendoakan muzaki.

    Dalam sambutannya, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan, “Dengan berzakat, kita dapat berbagi dengan sesama, menolong kaum dhuafa, meringankan beban hidup mereka, dan menghindarkan hidup dari sifat kikir.”

    “Berzakat adalah cerminan sikap gotong royong dan upaya mengurangi ketimpangan sosial serta pemerataan kesejahteraan. Semoga zakat yang kita keluarkan akan menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT,” ujarnya, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.

    Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga turut mengapresiasi kinerja BAZNAS. “Saya menghormati kerja keras saudara-saudara (BAZNAS) yang juga diapresiasi di luar negeri, di Palestina, di Timur Tengah. Pekerjaan BAZNAS sangat dihormati, dan BAZNAS selalu hadir di tempat yang sulit. Terima kasih BAZNAS.”

    Presiden Prabowo juga berharap, pengelolaan zakat yang dilakukan BAZNAS harus dilakukan secara transparan dan efektif, harus sampai kepada mereka yang membutuhkan, dan harus dilaksanakan dengan pengelolaan yang sebersih-bersihnya.

    Sementara itu, Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Zakat Istana yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.

    “Hari ini Kamis, 27 Maret 2025, bertepatan dengan 27 Ramadhan 1446 H, merupakan hari yang sangat istimewa dan membanggakan bagi kita semua. Kita patut bersyukur atas perkenan Bapak Presiden Prabowo untuk melanjutkan jejak baik dalam pelaksanaan Zakat Istana bersama Bapak Wakil Presiden Mas Gibran Rakabuming Raka, serta didampingi oleh segenap pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri kabinet Merah Putih, serta panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, dan pimpinan BUMN,” ujar Kiai Noor.

    Menurutnya, momentum Zakat Istana hari ini menjadi pengingat kuat akan akar spiritual dan sosial dari zakat itu sendiri.

    “Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden atas kepercayaan yang diberikan kepada BAZNAS untuk mengelola Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Kepercayaan ini mencerminkan kepedulian negara terhadap pemenuhan kewajiban keagamaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ucapnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Kiai Noor juga menyampaikan kinerja pengelolaan zakat dalam 4 tahun terakhir dari tahun 2021–2024 yang semakin meningkat.

    “Pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah tahun 2021 sebesar Rp14 triliun, tahun 2022 sebesar Rp22,4 triliun, tahun 2023 sebesar Rp32,3 triliun, dan tahun 2024 sebesar Rp40,4 triliun, dan target tahun 2025 ini sebesar Rp50 triliun,” ujarnya.

    Sementara itu, lanjut Kiai Noor, pengumpulan BAZNAS RI (pusat) sendiri tahun 2021 sebesar Rp517 miliar, tahun 2022 sebesar Rp634 miliar, tahun 2023 sebesar Rp882 miliar, tahun 2024 sebesar Rp1,12 triliun, dan target tahun 2025 sebesar Rp1,35 triliun.

    “Adapun penyalurannya, pada tahun 2021, jumlah penyaluran zakat sebesar Rp14,04 triliun, tahun 2022 sebesar Rp21,6 triliun, tahun 2023 sebesar Rp31,2 triliun, dan tahun 2024 sebesar Rp39,5 triliun. Sementara penyaluran BAZNAS RI (pusat) tahun 2021 sebesar Rp501 miliar, tahun 2022 sebesar Rp756 miliar, tahun 2023 sebesar Rp675 miliar, dan tahun 2024 sebesar Rp1,07 triliun,” jelasnya.

    Setiap tahun, kata Kiai Noor, BAZNAS mengusung tema yang berbeda yang kami harapkan dapat memberikan dampak nyata. Pada tahun 2021 dan 2022 “Cinta Zakat”, tahun 2023 “Berkah Berzakat.”

    “Pada tahun 2024 ‘Nikmat Berzakat’ dan tahun 2025 ini sengaja kami mengusung untuk Bapak Presiden Prabowo Subianto dengan tema ‘Cahaya Zakat’. Tema ini sebagai simbol kekuatan dan cita-cita Bapak Presiden untuk menerangi masyarakat Indonesia dan Insya Allah dunia,” ucapnya.

    Kiai Noor menambahkan, BAZNAS mengajak seluruh elemen bangsa—pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat—untuk bersinergi dalam menjadikan zakat sebagai pilar pembangunan. “Mari kita terus berzakat dengan penuh keikhlasan, karena didalamnya terkandung keberkahan bagi kita semua.”

    Kegiatan penyerahan zakat presiden dan wakil presiden serta para menteri dan pejabat pemerintah ini turut didukung oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).

    Turut hadir Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Waryono, M.Ag.; Ketua Umum Majelis Ulama’ Indonesia, K.H. Muhammad Anwar Iskandar; Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.; Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama’, Dr. (H.C.) K.H. Yahya Cholil Staquf; Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA; Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof. Dr. K.H. Hasanudin, M.Ag.; Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Fadlul Imansyah; Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie; Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Akbar Himawan Buchari, beserta jajaran.

    Sumber : Sumber Lain