Tag: Nixon LP Napitupulu

  • Jelang Pemisahan, Keuntungan BTN Syariah Melonjak Jadi Rp 199 Miliar – Halaman all

    Jelang Pemisahan, Keuntungan BTN Syariah Melonjak Jadi Rp 199 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan memisahkan Unit Usaha Syariah atau UUS menjadi Bank Umum Syariah (BUS).

    Menjelang pemisahan spin-off tersebut, BTN Syariah justru mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar Rp 199 miliar pada kuartal pertama 2025. Jumlahnya naik 21,1 persen year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 164 miliar.

    Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, BTN Syariah terus memperkuat kinerjanya agar dapat tumbuh dengan baik saat menjadi Bank Umum Syariah.

    “BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” ungkap Nixon dalam keterangan resmi, Kamis (24/4/2025).

    UUS ini membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2 persen, menjadi Rp 46,26 triliun di kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 39,13 triliun.

    Selanjutnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syariah naik 19,9 persen yoy menjadi Rp 51,39 triliun, dari kuartal I tahun 2024 yang sebesar Rp 42,85 triliun. 

    Pertumbuhan double digit dari segi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp 61,19 triliun pada kuartal I-2025.

    Angkanya naik 11,6 persen secara yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,84 triliun.

  • BTN Bukukan Laba Bersih Rp904 Miliar pada Kuartal Pertama 2025 – Halaman all

    BTN Bukukan Laba Bersih Rp904 Miliar pada Kuartal Pertama 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil mencapai hasil positif di kuartal pertama 2025. Perusahaan membukukan laba bersih Rp 904 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.

    Nilainya naik 5,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 860 miliar. Kenaikan tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh konsisten.

    Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp 363,11 triliun hingga kuartal I-2025, disokong meningkatnya permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik subsidi maupun non-subsidi.

    Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut naik 5,5 persen dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp 344,24 triliun.

    Hingga akhir Maret 2025, penyaluran KPR subsidi BTN mencapai Rp 179,70 triliun, naik 7,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Sementara untuk penyaluran kredit KPR non-subsidi BTN bertumbuh 8,1 persen menjadi Rp 106,80 triliun pada kuartal I-2025.

    Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, mengatakan BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal, sehingga perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025.

    “BTN mencatat peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, terutama terkait sektor perumahan, dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional,” ungkap Nixon dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4/2025).   

    Dengan capaian positif di awal tahun ini, BTN juga mencatat kenaikan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR) dan Kredit Ringan (KRING), dengan total penyaluran mencapai Rp 16,4 triliun, bertumbuh 9,5 persen pada tiga bulan pertama tahun 2025. 

    Pertumbuhan di segmen high-yield loans didorong oleh strategi perseroan dalam memperkuat kerjasama dengan sejumlah institusi utama mitra BTN.

    Tidak hanya di sisi penyaluran kredit, BTN turut mencatat peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp 384,70 triliun per kuartal I-2025, naik 7,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 357,74 triliun.

    Nixon menerangkan, pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA).

    “Pada kuartal I-2025, CASA BTN meningkat double-digit sebesar 10,1 persen yoy (year on year), menjadi Rp 196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 178,60 triliun. Kontribusi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1 persen dari kuartal I-2024 yang sebesar 49,9 persen, serta menurunkan biaya dana menjadi 4,0 persen dari Maret tahun lalu sebesar 4,2 persen,” terangnya.

    Dengan adanya upaya perseroan menurunkan biaya dana dan meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan, termasuk ke segmen bermargin tinggi, BTN mencatatkan perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) ke level 3,6 persen pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 3,3 persen.

    Nixon menyebut, pertumbuhan DPK BTN ditopang oleh perolehan dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.

    “Inisiatif BTN meluncurkan Super App Bale by BTN serta Bale Korpora pada awal tahun ini telah berbuah hasil yang positif, sehingga kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan untuk menggerakkan pendanaan perseroan secara jangka panjang,” ucap Nixon.

    Selain itu, BTN mencatat pertumbuhan signifikan di Bale by BTN dengan jumlah pengguna mencapai 2,4 juta per kuartal I-2025, melesat 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna.

    Sedangkan nilai transaksi Bale by BTN mencapai Rp22,3 triliun pada akhir Maret 2025  atau naik 74 persen dibandingkan Maret 2024.

    Jumlah transaksinya mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172 persen dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi.

    Perseroan tetap optimistis dengan target jumlah user Bale by BTN yang diharapkan mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025. 

    Nixon menegaskan, BTN tetap menjaga tingkat likuiditas di tengah persaingan seperti tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) di level 94,4 persen pada kuartal I-2025, menurun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 96,2 persen.

    Seiring dengan peningkatan kredit dan pembiayaan serta DPK, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp 468,53 triliun, bertumbuh sebesar 3,2 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 454,01 triliun.

    “Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp 500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” kata Nixon.

     

  • Laba bersih BTN naik jadi Rp904 miliar pada kuartal I-2025

    Laba bersih BTN naik jadi Rp904 miliar pada kuartal I-2025

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih sebesar Rp904 miliar pada kuartal I-2025, tumbuh 5,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp860 miliar.

    Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan yang bertumbuh secara konsisten, penurunan biaya dana (cost of fund) serta fundamental keuangan yang terjaga di tengah tantangan ketidakpastian global.

    “BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal, sehingga perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Kamis.

    BTN mencatat peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, terutama terkait sektor perumahan, dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional.

    Nixon menuturkan, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp363,11 triliun hingga kuartal I-2025, ditopang oleh meningkatnya permintaan kredit di sektor perumahan. Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut naik 5,5 persen yoy dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp344,24 triliun.

    Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I-2025 terutama didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) baik subsidi maupun non-subsidi, sejalan dengan terus meningkatnya permintaan hunian.

    Hingga akhir Maret 2025, penyaluran KPR Subsidi BTN mencapai Rp179,70 triliun, naik 7,6 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, KPR Non-Subsidi BTN bertumbuh 8,1 persen yoy menjadi Rp106,80 triliun pada kuartal I-2025.

    Nixon mengatakan, BTN optimis dengan potensi pertumbuhan kredit pada 2025 seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan ekonomi dan mengurangi backlog perumahan dengan menyiapkan hunian layak dan terjangkau untuk masyarakat dari berbagai profesi, yakni di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI serta tenaga kerja informal lainnya.

    Selain itu, potensi peningkatan penyaluran kredit juga akan dipicu oleh inisiatif kemitraan strategis BTN dengan investor asal Qatar yakni AlQilaa International Group untuk pembangunan satu juta unit hunian di Indonesia, dengan tahap awal yakni 100.000 unit hunian.

    Kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama pembangunan perumahan nasional yang telah ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dengan Perwakilan Kerajaan Qatar sekaligus Chairman AlQilaa International Group Sheikh Abdulaziz bin Abdulrahman Al Thani pada awal Januari 2025.

    “BTN meyakini bahwa upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan perumahan akan berdampak positif bagi berbagai subsektor di ekosistem perumahan nasional serta dampak turunannya ke sektor-sektor lainnya. Hal ini akan prospektif bagi BTN yang tengah melangkah menuju Beyond Mortgage atau lebih dari sekadar bank yang menyalurkan KPR,” ujar Nixon.

    BTN juga mencatat kenaikan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loans), yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), dengan total penyaluran mencapai Rp16,4 triliun, bertumbuh 9,5 persen yoy pada kuartal I-2025.

    Ia menuturkan pertumbuhan di segmen high-yield loans didorong oleh strategi perseroan dalam memperkuat kerjasama dengan sejumlah institusi utama mitra BTN.

    Tidak hanya di sisi penyaluran kredit, BTN juga mencatat peningkatan dana pihak ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp384,70 triliun per kuartal I-2025, naik 7,5 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp357,74 triliun.

    Pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA). Pada kuartal I-2025, CASA BTN meningkat double-digit sebesar 10,1 persen yoy, menjadi Rp196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp178,60 triliun.

    Kontribusi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1 persen dari kuartal I-2024 yang sebesar 49,9 persen, serta menurunkan biaya dana menjadi 4 persen dari Maret tahun lalu sebesar 4,2 persen.

    Dengan adanya upaya perseroan menurunkan biaya dana dan meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan, termasuk ke segmen bermargin tinggi, BTN mencatatkan perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) ke level 3,6 persen pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3 persen.

    Pertumbuhan DPK BTN ditopang oleh perolehan dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.

    “Inisiatif BTN meluncurkan Super App Bale by BTN serta Bale Korpora pada awal tahun ini telah berbuah hasil yang positf, sehingga kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan untuk menggerakkan pendanaan perseroan secara jangka panjang,” tutur Nixon.

    BTN mencatat pertumbuhan signifikan di Bale by BTN dengan jumlah pengguna mencapai 2,4 juta per kuartal I-2025, melesat 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna.

    Sedangkan nilai transaksi Bale by BTN mencapai Rp22,3 triliun pada akhir Maret 2025 atau naik 74 persen dibandingkan Maret 2024.

    Sementara jumlah transaksi mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172 persen dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi.

    Perseroan tetap optimis dengan target jumlah user Bale by BTN yang diharapkan mencapai 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025.

    Lebih lanjut, Nixon menuturkan BTN tetap menjaga tingkat likuiditas di tengah persaingan seperti tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) di level 94,4 persen pada kuartal I-2025, menurun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 96,2 persen.

    Sementara itu, seiring dengan peningkatan kredit dan pembiayaan serta DPK, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp468,53 triliun, bertumbuh sebesar 3,2 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp454,01 triliun.

    “Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” ujarnya.

    Menjelang pemisahan (spin-off) menjadi Bank Umum Syariah (BUS), BTN Syariah berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar Rp199 miliar pada kuartal I-2025, naik 21,1 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp164 miliar.

    Unit usaha syariah (UUS) yang telah siap naik kelas ini membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2 persen yoy menjadi Rp46,26 triliun pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp39,13 triliun. Sementara itu, DPK BTN Syariah naik 19,9 persen yoy menjadi Rp51,39 triliun, dari kuartal I-2024 yang sebesar Rp42,85 triliun.

    Pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61,19 triliun pada kuartal I-2025, naik 11,6 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp54,84 triliun.

    “BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” tutur Nixon.

    Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Laba Bersih BTN Rp 904 Miliar Tumbuh 5,1%

    Laba Bersih BTN Rp 904 Miliar Tumbuh 5,1%

    Jakarta

    PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat laba bersih sebesar Rp 904 miliar di kuartal I 2025. Angka tersebut tumbuh 5,1% secara tahunan dari Rp 860 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya.

    Pertumbuhan laba bersih perseroan ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan serta penurunan biaya dana atau cost of fund di tengah tantangan ketidakpastian global.

    “BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal, sehingga perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4/2025).

    Nixon mengatakan, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 363,11 triliun di kuartal I 2025 atau tumbuh 5,5% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 344,24 triliun. Penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I-2025 terutama didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR), baik subsidi maupun non-subsidi.

    Hingga akhir Maret 2025, penyaluran KPR subsidi BTN mencapai Rp 179,70 triliun atau naik 7,6% yoy. Sementara KPR non-subsidi BTN bertumbuh 8,1% yoy menjadi Rp 106,80 triliun di kuartal I-2025.

    “BTN mencatat peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan, terutama terkait sektor perumahan, dengan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan program pemerintah untuk pembangunan rumah nasional,” ujarnya.

    Nixon optimistis, kredit di tahun 2025 akan terus tumbuh seiring dengan upaya pemerintah menggerakkan perekonomian dan mengurangi backlog perumahan. Adapun fokus pemerintah dalam mengurangi backlog saat ini menyasar sejumlah profesi, yakni Aparatur Sipil Negara (ASN), buruh, tenaga kesehatan, guru, wartawan, petugas Palang Merah Indonesia, dan personil Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian hingga tenaga kerja informal lainnya.

    Optimisme BTN juga didukung oleh kemitraan strategis dengan investor Qatar, AlQilaa International Group, untuk pembangunan satu juta unit hunian di Indonesia, di mana pada tahap awal akan membangun 100.000 unit hunian.

    “Hal ini akan prospektif bagi BTN yang tengah melangkah menuju Beyond Mortgage atau lebih dari sekadar bank yang menyalurkan KPR,” jelasnya.

    Sementara itu, BTN juga mencatat pertumbuhan kredit pada segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), dengan total penyaluran mencapai Rp 16,4 triliun, naik 9,5% yoy di kuartal I 2025.

    Nixon menjelaskan, pertumbuhan di segmen high-yield loans didorong oleh strategi perseroan dalam memperkuat kerjasama dengan sejumlah institusi utama mitra BTN. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN juga meningkat 7,5% menjadi sebesar Rp 384,70 triliun dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 357,74 triliun.

    Sementara current account saving account (CASA) BTN, tumbuh 10,1% di kuartal I 2025 menjadi Rp 196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 178,60 triliun. Kontribusi dana murah terhadap total DPK BTN naik menjadi 51,1% dari kuartal I-2024 yang sebesar 49,9%, serta menurunkan biaya dana menjadi 4,0% dari Maret tahun lalu sebesar 4,2%.

    Dengan begitu, BTN berhasil mencatatkan perbaikan margin bunga bersih (NIM) ke level 3,6% pada kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,3%. Nixon menjelaskan, pertumbuhan DPK BTN ditopang oleh perolehan dana murah ritel dan institusi menengah, termasuk dari digital channel.

    “Inisiatif BTN meluncurkan Super App Bale by BTN serta Bale Korpora pada awal tahun ini telah berbuah hasil yang positif, sehingga kami optimistis digital channel akan menjadi mesin andalan untuk menggerakkan pendanaan perseroan secara jangka panjang,” tutur Nixon.

    Nixon menambahkan, tercatat pula pertumbuhan pengguna layanan digital banking di Bale by BTN dengan jumlah 2,4 juta per kuartal I-2025 atau naik 76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,4 juta pengguna.

    Sementara transaksi Bale by BTN tercatat sebesar Rp 22,3 triliun pada akhir Maret 2025 atau naik 74% dibandingkan Maret 2024. Jumlah transaksi mencapai 492 juta kali transaksi hingga Maret 2025, melonjak 172% dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 181 juta transaksi.

    Nixon mengatakan, perseroan optimistis menargetkan jumlah pengguna Bale by BTN mencapai minimal 3,6 juta hingga 4 juta pada 2025. Sejalan dengan hal tersebut, ia menyebut tingkat likuiditas yang tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) masih terjaga di level 94,4% pada kuartal I-2025.

    Sementara itu, seiring dengan peningkatan kredit dan pembiayaan serta DPK, BTN mencatat kenaikan aset menjadi Rp 468,53 triliun, bertumbuh sebesar 3,2% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 454,01 triliun.

    “Dengan menjaga pertumbuhan bisnis secara konsisten dan stabil, kami optimistis target aset sebesar Rp500 triliun pada akhir tahun ini dapat tercapai,” ungkapnya.

    Progres Spin Off

    Di sektor syariah, jelang pemisahan atau spin-off menjadi Bank Umum Syariah (BUS), unit syariah BTN berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar Rp 199 miliar pada kuartal I-2025 atau naik 21,1% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 164 miliar.

    Unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah ini dianggap siap naik kelas dengan membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2% yoy menjadi Rp 46,26 triliun di kuartal pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 39,13 triliun.

    Sementara itu, DPK BTN Syariah naik 19,9% yoy menjadi Rp 51,39 triliun, dari kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 42,85 triliun. Pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp 61,19 triliun pada kuartal I-2025, naik 11,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,84 triliun.

    “BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” pungkasnya.

    (kil/kil)

  • UHN gandeng BTN dukung Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045

    UHN gandeng BTN dukung Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045

    Kami (UHN) dalam waktu dekat akan menindaklanjuti dengan mengajukan blue print (cetak biru) kerja sama untuk pengembangan ke depan

    Jakarta (ANTARA) – Yayasan Universitas HKBP Nommensen (UHN) menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN) untuk mendukung kemajuan pendidikan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045 sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

    Ketua Yayasan UHN Effendi Simbolon mengatakan sinergi tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama BTN guna menyongsong perkembangan pendidikan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan mengaplikasikan Asta Cita Presiden.

    “Hari ini kami menandatangani program PPO (Program Pengembangan Operasional) dan program unggulan dari BTN,” kata Effendi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

    Ia menjelaskan kerja sama dengan BTN meliputi program-program operasional dan pengembangan pendidikan di UHN yang berada di Medan maupun di Pemantang Siantar.

    Menurutnya, pendidikan di Sumatera Utara terutama di UHN harus berkembang dan bisa mencetak generasi bangsa yang bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045 sesuai Asta Cita Presiden Prabowo.

    “Kami (UHN) dalam waktu dekat akan menindaklanjuti dengan mengajukan blue print (cetak biru) kerja sama untuk pengembangan ke depan,” ucap Effendi.

    UHN yang berdiri pada 7 Oktober 1954 telah mencetak ratusan ribu alumnus, memiliki misi untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia. Saat ini hampir 12 ribu mahasiswa universitas tersebut mengembangkan pendidikan sesuai Asta Cita Presiden.

    Sementara, Ephorus HKBP, Pdt Victor Tinambunan mengakui sebagai Pembina UHN menyerahkan semuanya ke pihak pengurus Yayasan UHN dalam menggodok kerja sama tersebut.

    “Saya sangat mendukung dan mengapresiasi dengan adanya kerja sama ini. Apalagi ini untuk kemajuan pendidikan, karena kemajuan suatu bangsa itu sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan,” katanya.

    Sementara itu, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu berharap kerja sama itu dapat mendongkrak kualitas pendidikan di Universitas HKBP Nommensen.

    Nixon menjelaskan selain bantuan PPO, BTN juga menghadirkan layanan bagi institusi pendidikan.

    BTN Solusi merupakan layanan finansial dan non-finansial terintegrasi yang mencakup pengelolaan gaji, payment point online, transaksi perbankan, pembiayaan pegawai, investasi, hingga perencanaan keuangan kampus.

    Tak hanya itu, BTN juga membuka peluang kerja sama lanjutan di sektor pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di UHN, termasuk kemungkinan pemberian beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa.

    “Karena memang kita juga sangat concern (perhatian) di pendidikan, termasuk mungkin juga seperti yang sudah sering kita laksanakan yakni program beasiswa. Akan kita bantu,” kata Nixon.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kekayaan Surya Utomo, Dirjen Pajak yang Diangkat Jadi Komisaris Utama BTN – Page 3

    Kekayaan Surya Utomo, Dirjen Pajak yang Diangkat Jadi Komisaris Utama BTN – Page 3

    Dalam RUPST BTN, pemegang saham menyetujui perubahan susunan pengurus. Adapun susunan pengurus perseroan sesuai dengan hasil RUPST adalah sebagai berikut:

    Dewan Komisaris

    •⁠ ⁠Komisaris Utama : Suryo Utomo*

    •⁠ ⁠Wakil Komisaris Utama: Dwi Ary Purnomo*

    •⁠ ⁠Komisaris Independen: Pietra Machreza Paloh*

    •⁠ ⁠Komisaris Independen: Ida Nuryanti*

    •⁠ ⁠Komisaris Independen: Panangian Simanungkalit*

    •⁠ ⁠Komisaris: Fahri Hamzah*

    Dewan Direksi

    •⁠ ⁠Direktur Utama: Nixon LP Napitupulu

    •⁠ ⁠Wakil Direktur Utama: Oni Febriarto Rahardjo

    •⁠ ⁠Direktur Human Capital, Compliance & Legal: Eko Waluyo

    •⁠ ⁠Direktur Finance & Strategy: Nofry Rony Poetra

    •⁠ ⁠Direktur Consumer Banking : Hirwandi Gafar

    •⁠ ⁠Direktur Risk Management: Setiyo Wibowo

    •⁠ ⁠Direktur IT: Tan Jacky Chen*

    •⁠ ⁠Direktur Network and Retail Funding: Rully Setiawan*

    •⁠ ⁠Direktur Operations: I Nyoman Sugiri Yasa*

    •⁠ ⁠Direktur CoRp orate Banking: Helmy Afrisa Nugroho*

    •⁠ ⁠Direktur Commercial Banking: Hermita Akmal*

    •⁠ ⁠Direktur Treasury & International Banking: Venda Yuniarti*

    *efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas Penilaian Uji Kemampuan dan Kepatutan serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • RUPST BTN Setujui Pembagian Dividen Rp 751,83 Miliar – Halaman all

    RUPST BTN Setujui Pembagian Dividen Rp 751,83 Miliar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyetujui pembagian dividen sebesar 25 persen atau Rp 751,83 miliar dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp 3 triliun. 

    Sedangkan sebesar 75 persen atau sejumlah Rp2,25 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha perseroan. 

    Nilai pembagian dividen tersebut setara dengan Rp 53,57 per lembar saham yang akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham, yakni Pemerintah Republik Indonesia sebesar 60 persen dan Publik sebesar 40 persen.

    Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, pembagian dividen tahun buku 2024 merupakan komitmen BTN untuk meningkatkan kontribusi kepada pemerintah, serta upaya perseroan untuk meningkatkan shareholders value kepada investor. 

    “Pemberian dividen sebesar 25 persen tetap akan dapat menjaga rasio permodalan perseroan pada tahun 2025 di atas persyaratan regulator. Dengan adanya pembagian dividen tersebut, BTN berharap dukungan investor terhadap BTN semakin solid,” kata Nixon usai RUPST Tahun Buku 2024 di Menara I BTN, Harmoni, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2025). 

    Mengenai hapus tagih, RUPST BTN juga menyetujui penghapusan penagihan piutang macet perseroan yang telah dihapus buku sejumlah Rp318 miliar. Selain telah dihapus buku, jumlah plafon (limit) hapus tagih tersebut akan tetap berlaku sampai dengan adanya penetapan plafon baru oleh RUPS. 

    “Hapus tagih dilakukan berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan yang pelaksanaannya sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku di perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan,” ujar Nixon.

    Lebih lanjut, Nixon mengatakan, BTN akan melanjutkan upaya ekspansi dan transformasi yang terus berjalan seiring dengan visi atau aspirasi jangka panjang perseroan hingga 2029 yakni menjadi “Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia”.

    Pada akhir tahun 2024, perseroan mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp357,97 triliun, meningkat 7,3 persen year-on-year (yoy). Sementara itu, perolehan dana pihak ketiga (DPK) per akhir 2024 mencapai Rp381,67 triliun atau bertumbuh 9,1 persen yoy. Dengan pertumbuhan di sisi kredit dan DPK, perseroan mencatat total aset sebesar Rp469,61 triliun pada akhir 2024, naik 7,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya.  

    Tahun ini, Nixon mengatakan, aset BTN akan tembus Rp 500 triliun yang akan didukung dengan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sekitar 7-8 persen secara yoy, serta DPK ditargetkan tumbuh 8-9 persen yoy.

    “Dengan didukung strategi bisnis dan transformasi yang konsisten kami lakukan, BTN tetap optimis dalam menumbuhkan bisnis, terutama memberikan akses pembiayaan kepada masyarakat untuk dapat memiliki rumah impian, serta tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di tengah berbagai tantangan,” pungkas Nixon.

  • RUPST BTN Setujui Pembagian Dividen Rp 751,83 Miliar – Halaman all

    RUPST BTN, Nixon LP Napitupulu Tetap Dirut, Dirjen Pajak Suryo Utomo Jadi Komut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Suryo Utomo Ditunjuk menjadi komisaris utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). 

    Penunjukan tersebut dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Rabu (26/3/2025). 

    BTN juga mengangkat Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah sebagai komisaris perseroan.

    RUPST BTN hari ini juga kembali menetapkan Nixon LP Napitupulu menjadi Direktur Utama BTN.

    Nixon memang baru menjabat posisi orang nomor satu bank berkode saham BBTN itu pada 2023. Namun, dia telah menjadi direksi BTN selama 8 tahun.

    Sebelumnya ia sempat menjadi dirut PT Bank Mantap, anak usaha Bank Mandiri, sebelum akhirnya berlabuh ke BTN pada 2017. Ia dipercaya mengurusi masalah kredit bermasalah dan manajemen aset selama 2 tahun.

    Nixon juga sempat menjadi Direktur Finance, Planning dan Treasury selama 2 tahun, dan pada 2021 dia dipercaya menjadi wakil direktur utama.

    Selain itu, Oni Febriarto Rahardjo juga tetap mendampingi Nixon menjadi Wakil Direktur Utama BTN. Adapun direksi lain yang tetap pada jabatannya setelah RUPST kali ini ada Setiyo Wibowo, Hirwandi Gafar, Nofry Rony Poetra, dan Eko Waluyo.

    Sementara jajaran direksi yang tersingkir ada Andi Nirwoto, Elisabeth Novie Riswanti, Jasmin, Hakim Putratama, dan Muhammad Iqbal.

    Berikut susunan lengkap jajaran direksi dan komisaris BTN terbaru: 

    Dewan Komisaris
    • Komisaris Utama : Suryo Utomo
    • Wakil Komisaris Utama : Dwi Ary Purnomo
    • Komisaris Independen : Pietra Machreza Paloh
    • Komisaris Independen : Ida Nuryanti
    • Komisaris Independen : Panangian Simanungkalit*
    • Komisaris : Fahri Hamzah

    Dewan Direksi
    • Direktur Utama : Nixon LP Napitupulu
    • Wakil Direktur Utama : Oni Febriarto Rahardjo
    • Direktur Human Capital, Compliance & Legal    : Eko Waluyo
    • Direktur Finance & Strategy            : Nofry Rony Poetra
    • Direktur Consumer Banking            : Hirwandi Gafar
    • Direktur Risk Management            : Setiyo Wibowo
    • Direktur IT                : Tan Jacky Chen
    • Direktur Network and Retail Funding        : Rully Setiawan
    • Direktur Operations                : I Nyoman Sugiri Yasa
    • Direktur Corporate Banking            : Helmy Afrisa Nugroho
    • Direktur Commercial Banking            : Hermita Akmal
    •Direktur Treasury & International Banking        : Venda Yuniarti

  • RUPST BTN Setujui Akuisisi Bank Victoria Syariah untuk Spin off Unit Syariah – Halaman all

    RUPST BTN Setujui Akuisisi Bank Victoria Syariah untuk Spin off Unit Syariah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyetujui perseroan mengakuisisi bank umum syariah (BUS) yakni PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari rancangan pemekaran (spin-off) unit usaha syariah yakni BTN Syariah. 

    Dengan mengantongi persetujuan tersebut, BTN akan melanjutkan proses pengajuan izin akuisisi kepada regulator.

    Selain memberikan persetujuan atas pengambilalihan saham BVIS, RUPST BTN juga menyetujui rancangan restrukturisasi dalam rangka pemekaran usaha bisnis syariah perseroan. Berdasarkan laporan keuangan BTN tahun 2024, unit usaha syariah (UUS) BTN yakni BTN Syariah memiliki kinerja yang sangat baik, seperti terlihat pada total aset yang mencapai Rp 60,56 triliun per Desember 2024. 

    “Dengan kondisi tersebut, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 59 POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) 12 Tahun 2023, BTN wajib untuk melakukan pemisahan terhadap UUS perseroan,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu usai RUPST Tahun Buku 2024 di Menara I BTN, Harmoni, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2025).

    Nixon menjelaskan, skema pemisahan UUS yang akan dilakukan oleh perseroan adalah dengan terlebih dahulu melakukan akuisisi BUS dan selanjutnya BTN Syariah akan diintegrasikan ke dalam BUS hasil pengambilalihan. 

    Sebelumnya pada 20 Januari 2025, BTN telah mengumumkan keterbukaan mengenai perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) dengan para pihak pemegang saham Bank Victoria Syariah (BVIS). Dalam perjanjian tersebut, BTN akan mengambil alih 100 persen saham BVIS dari para pemegang sahamnya, yakni PT Victoria Investama Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta.

    Melalui akuisisi tersebut, kata Nixon, BTN akan menjadi pemilik penuh Bank Victoria Syariah dengan kepemilikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 100 persen dari seluruh modal ditempatkan disetor penuh dalam BVIS dengan total nominal sebesar Rp 1,06 triliun. BTN melakukan pembelian BVIS dengan sumber pendanaan internal yang telah disiapkan sesuai rencana bisnis bank.

    Mengacu pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Peraturan Menteri tentang Aksi Korporasi BUMN Tahun 2023, usulan restrukturisasi UUS tersebut memerlukan persetujuan dari Menteri BUMN. Dalam hal ini, Menteri BUMN perlu terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Presiden.

    Lebih lanjut, kata Nixon, setelah disetujui, langkah spin-off BTN Syariah dapat diberikan insentif pajak sepanjang hal tersebut dikategorikan sebagai restrukturisasi untuk peningkatan kinerja dan penambahan nilai perusahaan.

    Nixon mengungkapkan apresiasinya kepada pemegang saham BTN. 

    “Kami mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham atas persetujuan yang diberikan kepada BTN melakukan aksi korporasi ini. BTN berharap proses selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan koridor ketentuan dan timeline yang telah ditetapkan dalam rencana bisnis bank,” ujar Nixon.

    Berdasarkan timeline, BTN akan mengajukan permohonan izin akuisisi Bank Victoria Syariah kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator perbankan. Setelah mendapatkan izin dari regulator, BTN akan memisahkan Unit Usaha Syariah yakni BTN Syariah dan mengintegrasikannya ke dalam BVIS menjadi sebuah bank umum syariah baru. Diharapkan, seluruh proses tersebut akan selesai pada kuartal III-2025, sehingga BTN Syariah dapat beroperasi sebagai Bank Umum Syariah sebelum tahun ini berakhir.

    “BTN Syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pesaing yang kuat di industri perbankan syariah nasional karena memiliki keunikan sebagai pemain utama di pasar KPR berbasis syariah di Indonesia. Dengan adanya spin-off menjadi bank umum syariah, BTN Syariah akan mencatatkan pertumbuhan aset yang diharapkan dapat mencapai Rp100 triliun dalam waktu tiga tahun ke depan,” tutur Nixon.

  • Pergantian Direksi, Rencana Akuisisi hingga Spin-off

    Pergantian Direksi, Rencana Akuisisi hingga Spin-off

    PIKIRAN RAKYAT – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menjadi momen krusial menentukan arah strategis bank ini ke depan hari ini Rabu, 26 Maret 2025.

    Keputusan yang diambil diharapkan bisa memperkuat posisi BTN dalam industri perbankan nasional, khususnya sektor pembiayaan perumahan dengan berbagai agenda penting yang dibahas.

    Salah satu fokus utama RUPST BTN 2025 yakni penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2024, digelar pukul 14.00 di Menara BTN, Jakarta Pusat menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Laba

    Bank yang berfokus pada kredit perumahan ini mencatat laba bersih Rp3 triliun tahun 2024, sedikit menurun dari Rp3,5 triliun pada 2023.

    Penurunan terjadi di tengah tantangan ekonomi yang cukup signifikan, termasuk stagnasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pelemahan daya beli masyarakat.

    Manajemen BTN optimistis meningkatkan laba bersih 2025 dengan target pertumbuhan 10-15 persen, sejalan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang sudah disusun.

    Gaji, Honor dan Tunjangan

    RUPST BTN 2025 juga membahas penetapan gaji, honorarium, fasilitas serta tunjangan direksi dan dewan komisaris tahun buku 2025, tantiem atas kinerja tahun buku 2024.

    Penetapan ini penting guna memastikan kompensasi yang diberikan sejalan kinerja dan kontribusi para pemimpin perusahaan dalam mencapai target yang sudah ditetapkan.

    Laporan Keuangan

    Agenda lainnya yang tak kalah penting yakni persetujuan penunjukan akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan BTN.

    Transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan menjadi aspek krusial menjaga kepercayaan pemegang saham dan stakeholder lain.

    Spin-off UUS

    Salah satu topik strategis yang dibahas dalam RUPST BTN 2025 yakni rencana pemekaran usaha bisnis syariah melalui spin-off Unit Usaha Syariah (UUS).

    Bank ini diwajibkan melakukan spin-off dengan aset UUS BTN yang sudah mencapai Rp60,56 triliun sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Harapannya meningkatkan fokus dan pengembangan bisnis syariah BTN terkait potensi pasar syariah yang terus berkembang di Indonesia.

    Akuisisi

    BTN juga membahas rencana pengambilalihan PT Bank Victoria Syariah terkait spin-off ini. Akuisisi dianggap sebagai langkah strategis memperkuat posisi bank ini dalam industri perbankan syariah.

    Diharapkan sinergi yang tercipta meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan layanan perbankan syariah pada masyarakat, dengan mengintegrasikan PT Bank Victoria Syariah (BVIS) ke dalam struktur BTN.

    Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengaku akuisisi BVIS diharapkan selesai 2 bulan usai agenda RUPST berlangsung.

    Menurutnya dana yang digelontorkan untuk akuisisi antara Rp1,5-Rp1,6 triliun. Dana digunakan guna membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan loan equity dari sisi aset BVIS.

    Anggaran

    Perubahan anggaran dasar perseroan juga menjadi salah satu agenda RUPST. Penyesuaian ini diperlukan guna mengakomodasi perubahan-perubahan strategis yang direncanakan, termasuk spin-off UUS dan akuisisi BVIS.

    Diharapkan proses implementasi strategi berjalan lebih lancar dan sesuai regulasi yang berlaku, dengan anggaran dasar yang disesuaikan.

    Pengurus

    RUPST juga membahas perubahan susunan pengurus BTN yakni dewan komisaris dan direksi. Tujuannya memastikan struktur kepemimpinan diisi orang kompeten dan membawa perusahaan menuju pencapaian target yang sudah ditetapkan.

    Regenerasi dan penyegaran dalam jajaran manajemen diharapkan membawa perspektif baru dan inovasi dalam pengelolaan perusahaan.

    Pertumbuhan Positif

    Bank ini menyalurkan kredit dan pembiayaan Rp356,1 triliun, tumbuh 11,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hingga kuartal III 2024.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News