Tag: Nicholas Saputra

  • 8 Kampus Adu Gagasan Bangun Desa Binaan Lewat Genera-Z Berbakti

    8 Kampus Adu Gagasan Bangun Desa Binaan Lewat Genera-Z Berbakti

    Jakarta

    Tak pernah mudah untuk memulai. Ada keraguan, ketakutan akan gagal, hingga rasa tak yakin semuanya kerap bercampur jadi satu saat ide baru muncul di kepala.

    Tapi, satu langkah pertama bisa membuka jalan panjang. Bagi para peserta program ‘Genera-Z Berbakti’, keberanian untuk melangkah bukan hanya soal mengeksekusi ide, tapi juga melihat peluang, mengambil momentum, dan berkomitmen memberi dampak nyata bagi Indonesia.

    Genera-Z Berbakti merupakan program dengan konsep call for proposal untuk kelompok mahasiswa yang memiliki antusiasme terhadap pengabdian kepada masyarakat di lokasi desa binaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Empat tim dengan proposal terbaik akan mendapatkan pendanaan serta pembinaan untuk pelaksanaan program dari Bakti BCA. Pada Genera-Z Berbakti edisi kali ini, empat desa yang menjadi tujuan adalah Desa Wisata Edelweiss Wonokitri (Jatim), Dayun (Riau), Pulau Derawan (Kaltim), dan Teluk Kiluan (Lampung).

    Memulai memang berat, tapi menjalaninya bersama-sama bisa membuat segalanya lebih ringan. Dalam Genera-Z Berbakti, tim mahasiswa dari delapan kampus yang menjadi finalis telah membuktikannya. Mereka sudah bertemu dan berjuang bersama dengan rekan seperjalanan: teman-teman satu visi yang punya semangat sama.

    Sejak awal, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan para finalis, mulai dari penyusunan proposal hingga persiapan pelaksanaan program di lapangan. Mereka saling berdiskusi, bertukar ide, membagi tugas, dan menghadapi berbagai dinamika secara langsung sebagai satu tim. Salah satu contohnya datang dari tim UNSRAT, yang bahkan telah melakukan observasi langsung ke Desa Derawan sejak tahap penyusunan proposal.

    Salah satu anggota tim UNSRAT, Dafa mengatakan pihaknya mengamati berbagai aspek lingkungan, seperti sampah dan abrasi, yang sudah kami teliti sejak 2-4 minggu lalu.

    “Sementara untuk pendalaman materi di bidang pariwisata, kami fokuskan pada minggu-minggu terakhir ini,” kata Dafa dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).

    Setelah tim terbentuk dan ide dipertajam, langkah berikutnya adalah menciptakan dampak berkelanjutan. Para peserta diajak memetakan target jangka pendek dan panjang yang hendak dicapai. Pengabdian di desa bukan hanya menjadi ajang implementasi gagasan, tapi juga waktu yang tepat untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin ‘seize the day’ membuat perubahan nyata bagi masyarakat dan diri mereka sendiri.

    Dalam prosesnya, para mahasiswa tak hanya mengembangkan proyek sosial. Mereka belajar banyak, mulai dari mempresentasikan ide di hadapan panelis, menyusun strategi tim, hingga mengasah kepemimpinan dan manajemen konflik.

    Fase penjurian Genera-Z Berbakti menjadi momen sangat berharga bagi para finalis. Tak hanya berkesempatan mempresentasikan ide segar di hadapan tiga panelis: Nicholas Saputra, Happy Salma, dan Prof. Yohanes Surya, para finalis juga memiliki ruang lebih luas untuk memahami apa yang sebenarnya menjadi akar masalah setiap lokasi tujuan program.

    Semua pengalaman ini tak hanya memperkaya portofolio, tapi juga membentuk karakter dan mendorong mereka menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Melalui babak Adu Wawasan di fase pertama penjurian, para peserta pada akhirnya belajar untuk mengapresiasi lawan.

    Ini tergambar dari pengakuan May, anggota dari tim UNILA, merespons pertanyaan tidak terduga dari ITB yang ia dapatkan pada babak adu gagasan.

    “Penampilan tim ITB enggak hanya keren, tapi hebat banget. Pertanyaan-pertanyaan mereka juga luar biasa,” kata May.

    Pengakuan senada juga disampaikan tim UI, Dela. Ia mengatakan di antara pihaknya berdelapan (finalis) mereka termasuk top team.

    “Di antara top university, mereka bisa mengungguli dengan pembawaan yang sangat baik. Jadi kami sangat mengapresiasi dan bangga bisa bertanding dengan tim UB,” papar Dela.

    Tiap tim pada program ini memiliki beragam solusi unik untuk lokasi tujuannya. Salah satunya, ada solusi ‘Smart Reef Initiative’ dari tim UNILA yang mengusung teknologi IoT untuk membuat sistem peringatan dini tsunami. Terdapat juga solusi bernama ‘SAVANA’ dari tim UI yang memadukan edukasi kesehatan, pertanian organik, dan pelatihan bahasa Inggris untuk masyarakat Edelweiss Wonokitri.

    Babak Adu Wawasan Genera-Z Berbakti tidak hanya menjadi momen berkesan bagi para finalis, tetapi juga panelis. Duta Bakti BCA, Nicholas Saputra mengungkapkan ada salah satu mahasiswa yang tidak hanya betul-betul memahami situasi alamnya, tetapi juga kultur budaya masyarakat di desa tersebut.

    “Ini justru menjadi hal yang penting dan utama, tentang memahami manusianya,” kata Nicholas.

    Sebagai informasi, kedelapan kampus yang memiliki tim perwakilan pada babak final Genera-Z Berbakti adalah Universitas Lampung (UNILA), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Mereka terpilih masuk ke babak final melalui seleksi dan penjurian ketat yang dilakukan terhadap total 255 tim pendaftar di program GeneraZ Berbakti. Para pendaftar berasal dari berbagai perguruan tinggi nasional, bahkan ada dari luar negeri. Pendaftar dari perguruan tinggi di Indonesia, tersebar dari Sumatera hingga Papua, baik kampus negeri maupun swasta.

    Lebih lanjut, babak penjurian Genera-Z Berbakti bisa disaksikan langsung di YouTube Narasi mulai 13 Juni 2025. Jadilah saksi keseruan anak-anak muda hebat Indonesia beradu ide dan argumen positif untuk kemajuan desa-desa di Indonesia.

    (ega/ega)

  • Aktivis tekankan pentingnya komunikasi publik dalam menanggapi isu

    Aktivis tekankan pentingnya komunikasi publik dalam menanggapi isu

    “Kalau bicara isu iklim, bagaimana mencapai net zero pada 2050?, jangan, tapi bagaimana mendekatkan isu iklim, seperti bagaimana dalam ajaran Muslim ada soal menjaga alam, dan isu iklim pun menjadi relevan dengan mereka,”

    Jakarta (ANTARA) – Country Director Purpose Indonesia Longgena Ginting menekankan pentingnya komunikasi publik dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang, khususnya yang kepada audiens yang menjadi target.

    Longgena kemudian memberikan contoh bahwa saat ini Purpose tengah bekerja sama dengan komunitas pembenih dan pembibit Muslim dan bagaimana menjadikan isu iklim relevan dengan komunitas mereka.

    “Kalau bicara isu iklim, bagaimana mencapai net zero pada 2050?, jangan, tapi bagaimana mendekatkan isu iklim, seperti bagaimana dalam ajaran Muslim ada soal menjaga alam, dan isu iklim pun menjadi relevan dengan mereka,” kata Longgena di Jakarta, Selasa.

    Hal tersebut disampaikan Longgena dalam diskusi Cerita untuk Cipta: Dari Narasi Menjadi Aksi yang diselenggarakan oleh Purpose Indonesia di Jakarta, Selasa.

    Longgena juga kembali menambahkan soal pentingnya gerakan sosial dan dampak yang paling bermakna dari gerakan sosial adalah dampak yang dibangun bersama lewat pendekatan berbasis cerita, komunikasi, dan aksi komunitas.

    “Gerakan sosial adalah nadi perubahan sistemik, dan komunikasi yang dibangun secara strategis adalah senjatanya,” jelas Longgena.

    Dirinya menjelaskan kekuatan narasi menjadi landasan Purpose untuk
    membangun komunikasi strategis dengan semangat movement generosity yakni semangat berbagi pengalaman, strategi, bahkan kegagalan untuk memperkuat gerakan secara kolektif.

    “Meski cara-caranya berganti namun esensi komunikasi tetap relevan dalam gerakan,” paparnya.

    Pada kesempatan yang sama, aktor dan aktivis lingkungan Nicholas Saputra mengungkapkan secara alami kampanye yang berfokus pada satu isu akan lebih mudah dilakukan.

    “Memang sulit untuk membuat satu isu spesifik bisa relevan dengan jutaan orang tapi bekerja dengan komunitas kecil akan lebih mudah karena itu isu yang betul-betul kita ketahui,” jelasnya.

    Dia menerangkan pola-pola kampanye seperti ini akan menjadi semacam bentuk antitesis dari dominasi algoritma media sosial.

    “Namun tetap saja ada godaan untuk di-like oleh dua juta orang,” ujarnya.

    Kemudian Pemimpin Umum Project Multatuli Evi Mariani menyebutkan saat ini ada situasi yang tidak seimbang dalam ekosistem informasi publik.

    “Ada banjir informasi namun di lain sisi ada kekeringan dari isu-isu yang diabaikan dan suara-suara yang tidak didengar,” kata Evi.

    Dia pun menilai hal itu akan menjadi tantangan bagi semua pihak yang berkecimpung di bidang informasi untuk mengomunikasikan berbagai isu yang tenggelam agar kembali mendapatkan sorotan publik.

    “Ini jadi tantangan bagi jurnalis, social campaigner, dan content creator untuk menyuarakan suara yang diabaikan dan isu-isu yang tidak didengar,” jelasnya.

    Beberapa inisiatif kampanye dan gerakan publik untuk isu lingkungan telah dilakukan oleh Purpose. Melalui MOSAIC (Muslims for Shared Action on Climate Impact) Purpose menggagas program pemberdayaan umat untuk mendorong aksi iklim di Indonesia melalui skema Sedekah Energi, Wakaf Hutan, dan Umat Untuk Semesta.

    Di bidang sosial politik, Purpose menggagas #PilahPilih yang mengajak anak muda menyuarakan isu lingkungan dalam menentukan pilihan menghadapi Pemilu dan Pemilih Kepala Daerah pada 2024 lalu.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • OPPO Find N5, Resmi Hadir Jadi Sorotan Publik & Pemimpin Industri

    OPPO Find N5, Resmi Hadir Jadi Sorotan Publik & Pemimpin Industri

    Jakarta, CNBC Indonesia – Suasana mewah dan penuh semangat menyelimuti acara peluncuran OPPO Find N5 yang digelar di Ciputra Artpreneur Jakarta, Rabu, 30 April 2025. Lebih dari 500 tamu undangan dari berbagai latar belakang hadir untuk menyaksikan langsung kelahiran generasi baru smartphone lipat, mulai dari selebriti, publik figur, content creator, hingga jajaran pebisnis papan atas Tanah Air. Kehadiran OPPO Find N5 sebagai foldable paling tipis di dunia pun menarik perhatian, serta mencerminkan daya tariknya di kalangan tokoh publik dan pemimpin industri.

    Peluncuran ini semakin istimewa dengan kehadiran dua sosok inspiratif, sekaligus Brand Ambassador OPPO, yakni Nicholas Saputra dan Najwa Shihab, yang membagikan cerita mereka tentang kecanggihan Find N5. Keduanya menyoroti bagaimana teknologi kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai alat, tapi juga sebagai partner yang mendukung kreativitas dan produktivitas.

    Sejumlah nama besar terlihat hadir dan ikut menyambut kemunculan smartphone lipat book-style tertipis di dunia ini, mulai dari Morgan Oey, Taufik Hidayat, Gading Marten, Ridwan Hanif, Grace Tahir, Elena Bensawan, hingga Indra Djokosoetono dan Giorgio A. Chandra. Turut meramaikan pula para digital creator seperti Inayma, Natasha Lois, Boim Lenno, Siska Anatasia, Vanessa, dan Devin Velerian, yang membagikan momen mereka di media sosial dengan antusias.

    Pengalaman dan Pembuktian Langsung di Experience Zone

    Bukan sekadar menyaksikan peluncuran, para tamu juga diajak menjajal langsung Find N5 di area Experience Zone yang dirancang interaktif dan imersif. Di sini, pengunjung bisa melihat betapa ramping Find N5 setara dengan paspor, dan cukup ringan hingga bisa mengambang di udara. Ada juga bagian yang memperlihatkan perbandingan bobot Find N5 yang lebih ringan dari apel dan secangkir kopi. Semua itu menunjukkan bagaimana OPPO tak hanya mengejar estetika, tapi juga fungsionalitas.

    Tak kalah menarik, ketahanan Find N5 juga diuji secara langsung. Smartphone ini dimasukkan ke dalam akuarium untuk menunjukkan sertifikasi IPX9 anti air, lalu diuji engselnya dengan beban 20 kg berupa gong dan koper, bahkan menahan beban orang dewasa yang duduk di atas ayunan dengan total berat 50kg yang bertumpu pada engsel Find N5. Momen-momen ini sukses mencuri perhatian dan menciptakan banyak konten viral dari para undangan.

    Kenalkan Cara Baru Bekerja untuk Para Profesional

    Peluncuran ini juga jadi bukti nyata bahwa Find N5 bukan cuma soal gaya, tapi juga soal kemampuan kerja yang mumpuni. Bagi para profesional, OPPO Find N5 bukan hanya sekadar perangkat stylish, tetapi juga alat kerja yang memberikan kemudahan nyata dalam aktivitas harian.

    Co-Owner Bluebird Group Indra Priawan, menyebut Find N5 sebagai perangkat yang mampu mendukung produktivitas tanpa batas.

    “Saya mengandalkan fitur remote access untuk mengakses Mac dan mengirim file secara langsung dari layar Find N5, serta menggunakan fitur Dual Screen Interpreter saat berkomunikasi lintas bahasa. Find N5 jadi partner seharian tanpa kompromi,” ujarnya dikutip Selasa (6/5/2025).

    Senada dengan itu, Grace Tahir, Founder Everest Media, mengapresiasi desain Find N5 yang sangat ringan, compact, dan mudah dibawa ke mana-mana. Menurutnya, kombinasi antara ketahanan air IPX9 dan fitur multitasking menjadikan perangkat ini cocok untuk gaya hidup profesional yang aktif dan dinamis.

    Sementara itu, Co-Founder Careso Giorgio A. Chandra, mengandalkan Find N5 sebagai perangkat utama untuk menjalankan berbagai peran. Ia memanfaatkan fitur O+ Connect untuk mengakses file dari PC kapan pun dibutuhkan, serta menjalankan beberapa aplikasi sekaligus dalam satu layar tanpa perlu membawa laptop.

    Hal serupa dirasakan oleh Co-CEO MNC Group yang melihat Find N5 sebagai perangkat yang mampu mengikuti ritme kerjanya yang cepat dan padat. Dengan bantuan fitur AI Summary, ia dapat merangkum percakapan penting saat telepon maupun meeting, sementara fitur multitasking dan O+ Connect memastikan semua peran dan tanggung jawabnya bisa dijalankan secara efisien dalam satu perangkat.

    Dengan desain super tipis, fitur yang adaptif, dan daya tahan luar biasa, OPPO Find N5 bukan hanya perangkat gaya, tapi juga partner kerja yang sesungguhnya. Find N5 adalah teknologi yang benar-benar bekerja mengikuti ritme hidup penggunanya, ringan, fleksibel, dan siap menemani aktivitas pengguna dari pagi sampai malam.

    Rasakan Pengalaman OPPO Find N5 dalam Genggaman

    OPPO Find N5 resmi dijual dengan harga Rp27.999.000 di Indonesia. Konsumen yang membeli OPPO Find N5 dapat menikmati penawaran eksklusif senilai total lebih dari Rp20 Juta, berupa OPPO Premium Service, OPPO Watch X, Keuntungan spesial dari Operator, Cicilan 0% dengan cicilan hingga 24 bulan, serta berbagai voucher belanja dari partner OPPO yang dapat ditukarkan di aplikasi MyOPPO. Untuk informasi selengkapnya tentang spesifikasi dan promo pembelian OPPO Find N5, silakan kunjungi sosial media dan situs resmi OPPO Indonesia pada tautan ini.

    (adv/adv)

    Next Article

    ASUS Zenbook A14 vs Apple MacBook Air, Mana yang Lebih Baik?

  • Keunggulan OPPO Find N5 Jadi Sorotan Tokoh Publik-Pimpinan Industri di RI

    Keunggulan OPPO Find N5 Jadi Sorotan Tokoh Publik-Pimpinan Industri di RI

    Jakarta

    Acara peluncuran OPPO Find N5 yang digelar beberapa waktu lalu mendapatkan respons positif dari sejumlah pihak. Hal itu terlihat dari sejumlah tokoh dan 500 tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut.

    Antusiasme tersebut tidak terlepas dari berbagai daya tarik yang dihadirkan oleh OPPO Find N5. Bahkan sejumlah tokoh dan pimpinan industri turut memuji berbagai keunggulan yang dimiliki OPPO Find N5.

    Adapun acara peluncuran tersebut dilakukan di Ciputra Artpreneur Jakarta, Rabu (30/5). Acara tersebut turut hadiri oleh tokoh inspiratif dari Nicholas Saputra hingga Najwa Shihab. Keduanya berbagi pengalaman menjadi Brand Ambassador OPPO dan kecanggihan Find N5 yang merupakan foldable tertipis di dunia.

    Keduanya mengungkapkan bagaimana teknologi kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai alat, tapi juga sebagai partner yang mendukung kreativitas dan produktivitas.

    Selain Nicholas Saputra dan Najwa Shihab, beberapa tokoh publik lainnya yang hadir antara lain Morgan Oey, Taufik Hidayat, Gading Marten, Ridwan Hanif, Grace Tahir, Elena Bensawan, hingga Indra Djokosoetono dan Giorgio A. Chandra.

    Turut meramaikan pula para digital creator seperti Inayma, Natasha Lois, Boim Lenno, Siska Anatasia, Vanessa, dan Devin Velerian, yang membagikan momen mereka di media sosial dengan antusias.

    “Bukan sekadar menyaksikan peluncuran, para tamu juga diajak menjajal langsung Find N5 di area Experience Zone yang dirancang interaktif dan imersif. Di sini, pengunjung bisa melihat betapa ramping Find N5 setara dengan paspor, dan cukup ringan hingga bisa mengambang di udara,” tulis OPPO dalam keterangan resmi, Selasa (6/5/2025).

    Ada juga bagian yang memperlihatkan perbandingan bobot Find N5 yang lebih ringan dari apel dan secangkir kopi. Semua itu menunjukkan bagaimana OPPO tak hanya mengejar estetika, tapi juga fungsionalitas.

    Foto: dok. OPPO Indonesia

    “Tak kalah menarik, ketahanan Find N5 juga diuji secara langsung. Smartphone ini dimasukkan ke dalam akuarium untuk menunjukkan sertifikasi IPX9 anti air. Lalu diuji engselnya dengan beban 20 kg berupa gong dan koper, bahkan menahan beban orang dewasa yang duduk di atas ayunan dengan total berat 50 kg yang bertumpu pada engsel Find N5. Momen-momen ini sukses mencuri perhatian dan menciptakan banyak konten viral dari para undangan,” tulis OPPO.

    Kenalkan Cara Baru Bekerja untuk Para Profesional

    Peluncuran ini menjadi pembuktian bagi OPPO bahwa smartphone anyar tersebut tidak hanya untuk mendukung penampilan pemilik saja. Namun juga memiliki kemampuan kerja yang bisa mendukung para pemiliknya.

    Co-Owner Bluebird Group, Indra Priawan yang turut hadir dalam acara tersebut menyebutkan Find N5 sebagai perangkat yang mampu mendukung produktivitas tanpa batas. Dia mengandalkan fitur remote access untuk mengakses Mac dan mengirim file secara langsung dari layar Find N5, serta menggunakan fitur Dual Screen Interpreter saat berkomunikasi lintas bahasa.

    “Find N5 jadi partner seharian tanpa kompromi,” ujarnya.

    Hal senada pun turut diungkapkan oleh Founder Everest Media, Grace Tahir. Grace mengapresiasi desain Find N5 yang sangat ringan, compact, dan mudah dibawa ke mana-mana.

    “Kombinasi antara ketahanan air IPX9 dan fitur multitasking menjadikan perangkat ini cocok untuk gaya hidup profesional yang aktif dan dinamis,” ujar Grace.

    Foto: dok. OPPO Indonesia

    Sementara itu, Co-Founder Careso, Giorgio A. Chandra mengandalkan Find N5 sebagai perangkat utama untuk menjalankan berbagai peran. Dia memanfaatkan fitur O+ Connect untuk mengakses file dari PC kapanpun dibutuhkan, serta menjalankan beberapa aplikasi sekaligus dalam satu layar tanpa perlu membawa laptop.

    Hal serupa dirasakan oleh Co-CEO MNC Group, Angela Tanoesoedibjo yang melihat Find N5 sebagai perangkat yang mampu mengikuti ritme kerjanya yang cepat dan padat. Melalui kehadiran fitur AI Summary, membuat dirinya dapat merangkum percakapan penting saat telepon maupun meeting.

    Sementara fitur multitasking dan O+ Connect memastikan semua peran dan tanggung jawabnya bisa dijalankan secara efisien dalam satu perangkat.

    Find N5 adalah teknologi yang benar-benar bekerja mengikuti ritme hidup penggunanya, ringan, fleksibel, dan siap menemani aktivitas pengguna dari pagi sampai malam.

    Rasakan Pengalaman OPPO Find N5 dalam Genggaman

    OPPO Find N5 resmi dijual dengan harga Rp 27.999.000 di Indonesia. Konsumen yang membeli OPPO Find N5 dapat menikmati penawaran eksklusif senilai total lebih dari Rp 20 juta.

    Selain itu ada promo menarik yang ditawarkan seperti OPPO Premium Service, OPPO Watch X, keuntungan spesial dari operator, cicilan 0% dengan cicilan hingga 24 bulan, serta berbagai voucher belanja dari partner OPPO yang dapat ditukarkan di aplikasi MyOPPO.

    Untuk informasi selengkapnya tentang spesifikasi dan promo pembelian OPPO Find N5, silahkan kunjungi sosial media dan situs resmi OPPO Indonesia pada tautan berikut ini: https://www.oppo.co.id/oppo-find-n5.

    (prf/ega)

  • Kuliah Umum di UB, Mahasiswa Dituntut Harus Siap Hadapi Dunia Kerja

    Kuliah Umum di UB, Mahasiswa Dituntut Harus Siap Hadapi Dunia Kerja

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Rifki Edgar

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Banyak tantangan yang nantinya akan dihadapi oleh mahasiswa selepas menempuh perkuliahan di kampus.

    Kondisi ini yang mau tidak mau harus disiapkan oleh mahasiswa sejak mengenyam pendidikan di kampus.

    Hal ini sebagai persiapan, ketika para mahasiswa nanti sudah lulus dari kampus dan menatap dunia kerja.

    Melalui kuliah umum Bakti BCA, lebih dari 500 mahasiswa mengikuti kegiatan yang bertemakan ‘How to Navigate Real World Challenges and be an Impactful Leader in a World Full of Disruptions’.

    Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med. Sc., Direktur BCA Haryanto T. Budiman bersama Duta Bakti BCA Nicholas Saputra pada Senin (17/3/2025).

    Dalam pemaparannya, Haryanto menjelaskan bahwa tantangan bagi mahasiswa ke depan cukup besar.

    Apalagi di era teknologi yang semakin berkembang pesat dan dengan situasi geo politik yang ada saat ini.

    Kondisi ini menjadikan persaingan yang semakin ketat.

    Serta meningkatnya tuntutan kompetensi dari industri hingga dinamika global yang kian kompleks.

    “Kita hidup ini penuh dengan ketidakpastian dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan,”

    “Alangkah baiknya kita mulai menyiapkan bekal untuk masa depan,” kata Haryanto.

    Pada kesempatan itu Haryanto juga berbagi pengalaman saat dia menempuh pendidikan di luar negeri.

    Serta menceritakan, bagaimana rasanya berkerja di luar negeri, sebelum akhirnya memilih bekerja di Indonesia.

    Dari pengalaman yang dia sampaikan itulah, dia berpesan kepada mahasiswa untuk dapat menavigasi kehidupan setelah lulus dari kampus nanti.

    Yakni dengan mengembangkan sikap kepemimpinan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan industri.

    “Dalam situasi ini, mahasiswa perlu berani
    merangkul perubahan dengan menerapkan karakteristik yang dimiliki oleh impactful leader,”

    “Penting bagi mahasiswa untuk memiliki integritas, authenticity, dan resiliency sebagai sejumlah pondasi utama untuk meraih kesuksesan di kehidupan pasca kampus,” ujarnya.

    Sementara itu, Nicholas Saputra mengajak mahasiswa agar dapat merdeka dalam berpikir dan bertindak agar berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat.

    Caranya ialah dengan menguasai apa yang dipelajari saat kuliah, kemudian memberikan sudut pandang yang unik saat mulai menggeluti dunia kerja.

    “Satu hal yang pasti, dalam kehidupan adalah perubahan,”

    “Perubahan tersebut harus disikapi dengan tetap menjaga relevansi yang di dapat dari memperkaya wawasan dan mengembangkan keterampilan,” ungkapnya.

    Dengan adanya kuliah umum ini, Wakil Rektor 3 UB Dr. Setiawan Noerdajasakti. S.H., M.H diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa.

    UB ingin mencetak lulusan yang unggul dan mampu berdaya saing di dunia kerja.

    “Ini merupakan sebuah kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa,”

    “Karena jalinan kerjasama dengan BCA sudah terjalin lama untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas,” tandasnya.

  • Film Musikal ‘Siapa Dia..’ Batal Dirilis

    Film Musikal ‘Siapa Dia..’ Batal Dirilis

    Liputan6.com, Yogyakarta – Film musikal garapan Garin Nugroho, Siapa Dia.., dikabarkan batal dirilis. Sebelumnya, film produksi Fabis Entertainment ini dijadwalkan tayang tahun ini.

    Kabar batalnya penayangan film Siapa Dia.. disampaikan langsung oleh produser eksekutif Faizal Lubis melalui unggahan Instagram @fabis.entertainment. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa film Siapa Dia.. batal dirilis, bukan ditunda atau pindah jadwal.

    “Hari ini saya ingin menyampaikan kepada semua yang terlibat di film ini. Bahwa film ini saya batalkan untuk rilis. Walaupun film ini sudah selesai secara kreatif dan administrasi, namun saya tetap memutuskan untuk saya batalkan,” berikut penggalan pernyataan yang diunggah Faizal Lubis.

    Terkait alasan pembatalan, Faizal Lubis mengatakan bahwa alasan utamanya tak mungkin ia sampaikan di muka publik. Ia meminta maaf kepada semua yang terlibat dalam film ini.

    Sejak pernyataan tersebut diunggah, belum ada konfirmasi dari Garin Nugroho selaku sutradara dan Nicholas Saputra selalu pemeran utama. Mendengar kabar ini, para pencinta film pun cukup kecewa mengingat film ini sudah melalui proses produksi yang cukup panjang.

    Sebelumnya, bocoran trailer film Siapa Dia.. pertama kali ditayangkan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2024 di tengah JAFF Market. Trailer tersebut tayang sebelum pemutaran film Samsara garapan Garin Nugroho.

    Hingga pada Februari 2025, official teaser film ini dirilis. Beberapa sumber menyebut, film ini telah diproduksi sejak 2022.

    Film ini mengisahkan seorang laki-laki bernama Layar yang mengajak penonton untuk mencari cinta dengan menyanyi dan menari. Beberapa aktor, aktris, dan penyanyi populer Indonesia terlibat dalam film ini, mulai dari Nicholas Saputra, Amanda Rawles, Gisella Anastasia, Ariel Tatum, Happy Salma, Widi Mulia, Cindy Nirmala, Dira Sugandi, Morgan Oey, Monita Tahalea, Joanna Alexandra, Siti Nursanti, Bima Zeno, dan masih banyak lagi.

    Secara garis besar, film musikal ini mengangkat sejarah film Indonesia, mulai dari era 1.0 hingga era 4.0 yang dikemas menjadi sebuah tontonan menyenangkan. Sayangnya, film Siapa Dia.. dipastikan batal dirilis.

    Penulis: Resla

  • AADC Digarap Ulang, Rangga dan Cinta Hadir dengan Sentuhan Baru

    AADC Digarap Ulang, Rangga dan Cinta Hadir dengan Sentuhan Baru

    Jakarta, Beritasatu.com – Film Ada Apa dengan Cinta? (AADC) akan dibuat ulang berjudul Rangga & Cinta dengan sejumlah bintang muda, termasuk Leya Princy yang berperan sebagai Cinta. Miles Films mengungkapkan, para pemain baru tidak hanya ahli akting, tetapi juga bisa menyanyi dan menari.

    Riri Riza akan kembali menyutradarai film ini dengan alur cerita dan pengaturan waktu yang serupa dengan versi aslinya, tetapi dengan beberapa sentuhan baru. Puisi karya Rako Prijanto tetap digunakan, tetapi para pemain juga akan menyanyikan lagu-lagu dalam film ini.

    “Remake AADC ini akan memberikan treatment-treatment baru, termasuk pengembangan ide dari film aslinya. Puisi-puisi karya Rako Prijanto akan tetap digunakan, tetapi akan ada kejutan spesial, yaitu para pemain akan bernyanyi dalam film ini,” kata Mira di Jakarta belum lama ini.

    Proses pemilihan pemain membutuhkan waktu sekitar 6-7 bulan, sejak April 2024 hingga September 2024 lalu, dengan lebih dari 700 peserta audisi. Para pemain terpilih menjalani pelatihan intensif untuk mengasah kemampuan mereka.

    Mira Lesmana dan Riri Riza yakin, para pemain muda ini siap berperan karena persiapan yang matang. Remake AADC ini akan kembali menggandeng Melly Goeslaw dan Anto Hoed sebagai komposer musik, dengan dua lagu baru ditambahkan, total ada 11 lagu yang akan diaransemen ulang.

    Film Rangga & Cinta diharapkan dapat menggugah perasaan generasi muda saat ini sekaligus memberikan nuansa baru bagi penggemar film aslinya. 

    Nicholas Saputra, pemeran Rangga di film pertama, juga bergabung sebagai co-producer dan bertanggung jawab memilih para pemeran baru, seperti El Putra Sarira sebagai Rangga dan Leya Princy sebagai Cinta.

    Mira mengungkapkan, syuting film ini berlangsung selama 42 hari, dan meskipun hampir selesai 70%, Riri optimistis film ini akan tayang pada 2025.

    Tim kreatif lainnya yang terlibat dalam produksi film remake Ada Apa dengan Cinta? ini antara lain Toto Prasetyanto (co-producer), Vera Lestava (penata sinematografi), Dita Gambiro (penata artistik), dan Aline Jusria (editor).

  • Perankan Karakter Cinta di Rangga & Cinta, Leya Princy: Sebuah Kehormatan

    Perankan Karakter Cinta di Rangga & Cinta, Leya Princy: Sebuah Kehormatan

    JAKARTA – Harleyava Princy didaulat sebagai Cinta dalam film musikal Rangga & Cinta dari sutradara Riri Riza. Remake ini menjadi proyek film pertamanya setelah memulai karier sebagai aktris.

    Perempuan yang disapa Leya ini merasa bangga dan terhormat bisa memerankan karakter yang sebelumnya dimainkan Dian Sastrowardoyo.

    “Aku nonton AADC (Ada Apa Dengan Cinta?) dari kecil jadi aku suka karya-karyanya mas Riri. Suatu kehormatan mainin Cinta dan karakter ikonik,” kata Leya Princy di konferensi pers di Plaza Senayan XXI pada Jumat, 28 Februari.

    “Bahagia diarahin langsung dan benar-benar percaya akan memberikan yang terbaik dan aku juga mau bekerja dengan mereka sebaik dan sebisaku,” katanya.

    Mulai dibandingkan dengan Dian, Leya merasa santai karena ia sendiri menggemari karya-karya Dian Sastrowardoyo. Ia juga dibantu oleh produser Mira Lesmana dan Nicholas Saputra serta Riri Riza untuk membangun karakternya.

    “Pertama, ini film ikonik banget. Aku tahu itu dan diskusi gimana menginterpretasi karakter cinta dan kebetulan suka sama karya-karyanya sama Dian Sastro,” kata Leya lagi.

    “Aku juga dulu pas nonton AADC sangat amaze melihat mba Dian dalam karakter ini jadi aku cuma bisa mengharapkan yang terbaik karena aku berdiskusi sama mas Riri, mba Mira dan mas Nicho ngebuild semuanya perlahan,” lanjutnya.

    Leya menjalani proses lima bulan untuk menjalani akting serta berlatih musik dan tari untuk Rangga & Cinta. Ia juga membangun diskusi dengan El Putra Sarira yang memerankan Rangga.

    “Kurang lebih 5 bulan latihan akting dan di situ kita saling lebih mendalami karakter, kita ngobrol bagaimana kita deliver menginterpretasi Rangga dan Cinta dari El dan Leya,” tambah El Putra Sarira.

    Rangga & Cinta turut diperankan Rafi Sudirman, Rafly Altama, Kyandra Sembel, Daniella Tumiwa, Jasmine Nadya, Katyana Samira. Film ini juga menghadirkan musik dari Melly Goeslaw dan Anto Hoed serta naskah yang ditulis Mira Lesmana bersama Titien Wattimena.

    Film Rangga & Cinta akan tayang di bioskop pada tahun ini.

  • Ulang Tahun ke-41, Ini Rekomendasi Film yang Dibintangi Nicholas Saputra

    Ulang Tahun ke-41, Ini Rekomendasi Film yang Dibintangi Nicholas Saputra

    5. What They Don’t Talk About When They Talk About Love (2013)

    Film What They Don’t Talk About When They Talk About Love adalqh film drama Indonesia yang disutradarai oleh Mouly Surya. Dalam film ini, Nicholas Saputra beradu akting dengan Ayushita, Karina Salim, Anggun Priambodo, dan Lupita Jenifer.

    6. Ada Apa dengan Cinta? 2 (2016)

    Setelah 14 tahun, film Ada Apa dengan Cinta? yang dirilis pada 2002 akhirnya dibuat sekuelnya. Adalah Ada Apa dengan Cinta? 2 yang mengisahkan kelanjutan romansa Rangga dan Cinta yang bukan lagi anak SMA.

    7. Aruna & Lidahnya (2018)

    Film Aruna & Lidahnya merupakan adaptasi lepas dari buku berjudul sama karya Laksmi Pamuntjak. Film ini kembali menduetkan Nicholas Saputra dengan Dian Sastrowardoyo.

    Selain dibintangi dua pemain film populer tersebut, film ini juga dibintangi oleh Hannah Al Rashid dan Oka Antara. Film ini mengangkat tema khazanah kuliner Indonesia yang dituangkan ke dalam alur cerita menarik.

    8. Sayap-Sayap Patah (2022)

    Sayap-Sayap Patah adalah film laga karya Rudi Soedjarwo. Kisahnya diangkat dari peristiwa kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 lalu. Dalam film ini, Nicholas Saputra beradu akting dengan Ariel Tatum.

    9. The Architecture of Love (2024)

    The Architecture of Love adalah film drama romantis yang dirilis pada 30 April 2024. Film ini dibintangi oleh Nicholas Saputra, Putri Marino, dan masih banyak lagi.

    10. Siapa Dia.. (2025)

    Terbaru, Nicholas Saputra bakal berperan dalam film musikal berjudul Siapa Dia.. karya Garin Nugroho. Sejumlah aktor, aktris, dan penyanyi Tanah Air juga bakal meramaikan film ini. Film ini dijadwalkan tayang pada 2025.

    Penulis: Resla

  • Modal Nangis, Peserta ini Bisa Dapat Jutaan Rupiah dari Lomba, Juri Cari yang Paling Emosional

    Modal Nangis, Peserta ini Bisa Dapat Jutaan Rupiah dari Lomba, Juri Cari yang Paling Emosional

    TRIBUNJATIM.COM – Sebuah lomba unik dipertandingkan, bahkan hadiahnya bernilai jutaan Rupiah.

    Lomba unik itu adalah lomba menangis.

    Acara itu mendadak viral di media sosial.

    Para pesertanya diharuskan untuk menangis paling emosional.

    Sontak kini lomba menangis itu viral dan jadi perbincangan  internasional.

    Diketahui lomba menangis itu digelar pada 17 Januari-28 Februari 2025 di Malaysia.

    Dikutip dari worldofbuzz.com pada Jumat (7/2/2025), lomba menangis ini digelar di Kelantan, Malaysia.

    Viralnya info tentang penyelenggaraan lomba menangis ini viral karena unggahan video TikTok akun @expo.kelantan.event.

    Terlihat dalam video yang beredar, orang-orang yang berpartisipasi dalam lomba menangis itu berusaha sebaik mungkin untuk memenangkan kejuaraan ini.

    Para kontestan akan unjuk air mata di atas panggung.

    Mereka pun berusaha keras meneteskan air mata dalam perlombaan unik ini.

    Berbagai cara diupayakan agar air mata keluar.

    Bahkan ada yang tertawa terbahak-bahak untuk melakukannya.

    Acar ini kabarnya berlangsung selama 37 hari di Pantai Irama di Bachok, Kelantan, Malaysia.

    Ada banyak kegiatan yang dijadwalkan dan bisa dinikmati pengunjung.

    Namun tentunya yang paling uniklah yang akan viral, yakni lomba menangis ini.

    Lomba ini mencari pemenang dengan kriteria peserta yang tangisannya paling emosional.

    Pemenangnya dijanjikan hadiah sebesar RM 500.

    Jika dikonversikan ke dalam rupiah, nilainya sebesar Rp1,8 jutaan.

    Dari video yang terlihat, pembawa acara menghitung mundur sebagai isyarat bagi para kontestan untuk bersiap.

    Ternyata lomba menangis ini diminati pria dan wanita.

    Mereka berusaha tampil se-emosional mungkin di atas panggung dan meneteskan air mata.

    Acara ini pun ditonton secara langsung oleh orang-orang.

    Bagaimana menurutmu Tribunners tentang lomba menangis ini?

    Di dunia ini memang ada-ada saja lomba tak lazim dengan hadiah jutaan rupiah.

    Tentunya makin aneh lombanya, akan makin banyak menyedot atensi masyarakat.

    Seperti halnya lomba melamun di Jepang yang pernah viral dan jadi inspirasi di beberapa tempat lain untuk mengadakan lomba serupa.

    Di Indonesia pun sempat ada lomba nyeleneh yang menarik perhatian, yakni lomba mirip aktor Nicholas Saputra.

    Lomba unik in pun sempat viral pada masanya.

    Sementara itu, lomba unik lainnya juga pernah terjadi di Jakarta.

    Perayaan lomba HUT RI di Jakarta ini terbilang unik.

    Yakni lomba tidur.

    Adapun lomba anti mainstream ini digelar oleh Pos Bloc Jakarta yang berkolaborasi oleh Slumber. 

    Hanya bermodal kemampuan cepat terlelap dan tidur pulas, kamu bisa menjadi juara.

    Juara 1 Lomba Tidur, Yuniar Dwi Setiawati (34) yang bekerja sebagai pekerja lepas itu membagikan pengalamannya saat mengikuti lomba tersebut.

    Yuniar mengatakan, ini kali pertama ia mengikuti lomba tidur. 

    Berawal dari kegemarannya untuk tidur, alhasil ia memberanikan diri untuk mendaftar lomba tidur.

    Perempuan asal Kabupaten Bekasi itu menjelaskan, dirinya belum tidur selama dua hari untuk mengikuti lomba ini.

    “Persiapannya enggak yang macam-macam sih, karena ada banyak deadline pekerjaan aja, jadi begadang terus,” kata Yuniar kepada Kompas.com saat ditemui di Pos Bloc Jakarta, Sabtu (17/8/2024).

    “Aku belum tidur dua hari, tapi untungnya ini jadi modal untuk bisa menang di Lomba Tidur Nasional,” sambungnya.

    KesIbukannya bekerja terkadang membuat pikiran Yuniar tidak jernih, sehingga menurutnya, tidur bisa membantu menyegarkan pikirannya.

    “Emang aku suka banget tidur dan aku merasa pas banyak kerjaan, kadang kalau terlalu overthinking juga enggak bagus. Jadi mending dibawa tidur saja,” tutur Yuniar.

    Menariknya, ketika mengikuti lomba, Yuniar sampai membawa boneka Teddy Bear kesayangannya untuk membantunya terlelap lebih cepat.

    “Boneka Teddy Bear aku ini tuh selama ini selalu nemenin aku pas tidur. Jadi tidur aku juga lebih nyenyak dan sudah terbiasa pegang itu juga sih,” ujarnya.

    Yuniar, pemenang lomba tidur nasional. (KOMPAS.com)

    Susah bangun hingga dibawa keluar venue acara

    Ketika mengikuti lomba tidur, Yuniar tampak begitu nyenyak.

    Bahkan dirinya tak bergerak sedikitpun, meski diberikan 5 level gangguan tidur.

    Ia hanya menikmati tidurnya sembari memeluk boneka kesayangannya.

    Saat sedang tidur, Yuniar diberikan gangguan berupa alarm yang bunyi, bunyi terompet, bunyi musik beat yang begitu kencang, tisu yang diberikan aroma tidak sedap, hingga dibuat geli bagian kakinya.

    Akan tetapi, ia tetap saja terlelap dan tidak berubah posisi.

    Bahkan ketika lomba selesai, pihak panitia pun sampai sulit membangunkannya.

    “Rasanya nyenyak sih, kalau sudah punya mental pejuang nyenyak, pasti bakal fokus tidur aja ada apapun gangguannya,” sahutnya

    Saking susahnya untuk bangun, Yuniar sampai dibawa keluar venue dan dibangunkan terus-menerus.

    Merasa mulai panas karena tersorot sinar matahari, akhirnya ia pun bangun dan terkejut berada di pinggir trotoar.

    “Kendalanya pas ngerasa panas sih. Aku enggak sadar kalau digotong keluar venue, tapi lama-lama terasa panas. Akhirnya, aku kebangun dan kaget udah banyak orang dan di pinggir jalan,” tandasnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com