Tag: Nicholas Saputra

  • Festival Film Indonesia 2025 Umumkan Nominasi, Pengepungan di Bukit Duri dan The Shadow Strays Mendominasi

    Festival Film Indonesia 2025 Umumkan Nominasi, Pengepungan di Bukit Duri dan The Shadow Strays Mendominasi

    JAKARTA — Persaingan ketat akan terjadi di ajang penganugerahan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2025 setelah daftar nominasi lengkap diumumkan pada Minggu, 19 Oktober 2025.

    Dua film laga, “Pengepungan di Bukit Duri” karya Joko Anwar dan “The Shadow Strays” besutan Timo Tjahjanto, memimpin perolehan dengan sama-sama mengantongi 12 nominasi.

    Kedua film tersebut akan bersaing ketat di kategori paling bergengsi, yaitu Film Cerita Panjang Terbaik. Dalam kategori ini, mereka akan ditantang oleh film “Jumbo”, “Pangku”, “Perang Kota”, dan “Sore: Istri dari Masa Depan”.

    Dominasi kedua film ini juga berlanjut di kategori Sutradara Terbaik, di mana Joko Anwar dan Timo Tjahjanto kembali berhadapan. Turut bersaing dalam kategori ini adalah Mouly Surya (“Perang Kota”), Ryan Adriandhy (“Jumbo”), dan Yandy Laurens (“Sore: Istri dari Masa Depan”).

    Malam puncak penganugerahan Piala Citra FFI 2025 dijadwalkan akan diselenggarakan pada 20 November 2025.

    Berikut adalah daftar nominasi untuk beberapa kategori utama Piala Citra FFI 2025:

    Film Cerita Panjang Terbaik

    1. Jumbo

    2. Pangku

    3. Pengepungan di Bukit Duri

    4. Perang Kota

    5. Sore: Istri dari Masa Depan

    Sutradara Terbaik

    1. Joko Anwar – Pengepungan di Bukit Duri

    2. Mouly Surya – Perang Kota

    3. Ryan Adriandhy – Jumbo

    4. Timo Tjahjanto – The Shadow Strays

    5. Yandy Laurens – Sore: Istri dari Masa Depan

    Pemeran Utama Pria Terbaik

    1. Arswendy Bening Swara – Tale of The Land

    2. Dion Wiyoko – Sore: Istri dari Masa Depan

    3. Morgan Oey – Pengepungan di Bukit Duri

    4. Nicholas Saputra – Siapa Dia

    5. Ringgo Agus Rahman – Panggil Aku Ayah

    Pemeran Utama Perempuan Terbaik

    1. Acha Septriasa – Qodrat 2

    2. Aurora Ribero – The Shadow Strays

    3. Claresta Taufan – Pangku

    4. Lola Amaria – Gowok

    5. Sheila Dara Aisha – Sore: Istri dari Masa Depan

    Penulis Skenario Asli Terbaik

    1. Hanung Bramantyo & Z Z Mulja Galih – Gowok

    2. Joko Anwar – Pengepungan di Bukit Duri

    3. Kristo Immanuel & Jessica Tjiu – Tinggal Meninggal

    4. Reza Rahadian & Felix K Nesi – Pangku

    5. Ryan Adriandhy & Widya Arifianti – Jumbo

    6. Timo Tjahjanto – The Shadow Strays

    Penulis Skenario Adaptasi Terbaik

    1. Asaf Antariksa, Gea Rexy & Charles Gozali – Qodrat 2

    2. Mouly Surya – Perang Kota

    3. Widya Arifianti & Sabrina Rochelle Kalangie – Home Sweet Loan

    4. Yandy Laurens – 1 Kakak 7 Ponakan

    5. Yandy Laurens – Sore: Istri dari Masa Depan

  • Eks Dirut PT IIM Ekiawan Divonis 9 tahun Penjara di Kasus Investasi Fiktif Taspen

    Eks Dirut PT IIM Ekiawan Divonis 9 tahun Penjara di Kasus Investasi Fiktif Taspen

    Bisnis.com, JAKARTA – Eks Direktur Utama (Dirut) PT Insight Investment Management (IIM) Ekiawan Heri Primaryanto divonis 9 tahun penjara oleh Majelis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).

    Ketua Majelis, Purwanto S Abdullah menyampaikan dalam amar putusan bahwa Eki terbukti bersalah dalam kasus investasi fiktif bersama PT Taspen yang menyebabkan kerugian negara lebih dari Rp1 triliun.

    “Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 9 tahun dan denda sebesar Rp500 juta. Dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan,” ucap Purwanto.

    Eki juga harus membayar uang pengganti sebesar 253,660 dolar AS dan jika tidak dapat membayar paling lama 1 bulan setelah putusan hukum tetap, maka harta benda terdakwa dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutup uang pengganti tersebut.

    Lalu jika tidak memiliki uang pengganti, maka diganti dengan kurungan penjara selama 2 tahun. Adapun salah satu hal yang memberatkan Eki adalah merugikan dana program tabungan hari tua (THT) dari 4,8 juta ASN yang ditangkap dari gaji mereka 3,25 persen setiap bulannya.

    Selain itu, perbuatannya telah melanggar 9 ketentuan POJK terkait manajemen investasi dan tentang reksa dana dalam mengurusi pasar modal. Selain itu, salah satu barang bukti yang diamankan adalah sertifikat tanah dan bangunan atas nama Eki di Cipulir, Jakarta Selatan.

    Adapun dakwaan bagi mantan Direktur PT Taspen Antonius Nicholas Saputra (ANS) Kosasih divonis 10 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan.

    Selain itu, Kosasih dijatuhkan pidana dengan membayar uang pengganti sebesar Rp 29,152 miliar, 127.057 dolar Amerika Serikat (AS), 283.002 dolar Singapura, 10 ribu euro, 1.470 baht Thailand, 30 Poundsterling, 128 ribu yen Jepang, 500 dolar Hong Kong, dan 1,262 juta won Korea, dan Rp 2.877.000.

    Setelah bacaan putusan, hakim memberikan tenggat waktu 7 hari kepada kedua terdakwa untuk menyatakan tanggapan atas putusan tersebut. Selanjutnya, keduanya keluar dari ruang sidang mengenakan rompi orange tahanan KPK.

  • Eks Dirut PT Taspen Kosasih Divonis 10 tahun Penjara-Denda Rp500 juta

    Eks Dirut PT Taspen Kosasih Divonis 10 tahun Penjara-Denda Rp500 juta

    Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Direktur Utama PT Taspen Antonius Nicholas Saputra (ANS) Kosasih divonis 10 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan.

    Putusan itu dibacakan oleh Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).

    Dalam amar putusan, hakim mengatakan bahwa Kosasih terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama sebagaimana dalam dakwaan yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum.

    “Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 10 tahun dan denda sebesar Rp500 juta. Dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan,” kata Ketua Hakim Purwanto S Abdullah di Pengadilan Negeri, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).

    Hakim juga menjatuhkan pidana tambahan kepada Kosasih untuk membayar uang pengganti sebesar Rp 29,152 miliar, 127.057 dolar Amerika Serikat (AS), 283.002 dolar Singapura, 10 ribu euro, 1.470 baht Thailand, 30 Poundsterling, 128 ribu yen Jepang, 500 dolar Hong Kong, dan 1,262 juta won Korea, dan Rp 2.877.000.

    Apabila Kosasih tidak dapat membayar uang pengganti tersebut paling lama 1 bulan setelah putusan memiliki kekuatan hukum tetap, maka harta benda terdakwa dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutup uang pengganti tersebut. 

    “Dan dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka diganti dengan pidana penjara selama 3 tahun,” jelasnya.

    Hakim menyampaikan perbuatan Kosasih dilakukan dengan modus operandi yang kompleks dan terstruktur dengan melibatkan berbagai pihak dan menggunakan skema transaksi berlapis untuk menyembunyikan jejak.

    Selain itu, Kosasih secara sah merugikan kesejahteraan masa pensiun aparatur sipil negara untuk kehidupan di masa tua

    Setelah pembacaan putusan, Kosasih langsung mengenakan rompi orange dengan tulisan “Tahanan KPK”. Dia tidak memberikan sepatah kata pun kepada awak media terkait tindak lanjut setelah putusan tersebut 

  • Kehidupan Nicholas Saputra Setelah Kecelakaan Pesawat

    Kehidupan Nicholas Saputra Setelah Kecelakaan Pesawat

    JAKARTA – Film Tukar Takdir merupakan rumah produksi Starvision Plus bekerja sama dengan sutradara Mouly Surya. Film ini merupakan adaptasi dari salah satu bagian buku milik penulis Vabyo yang diadaptasi dalam bentuk layar lebar.

    Nicholas Saputra sebagai pemeran utama, beradu peran dengan berbagai nama seperti Marsha Timothy, Adhisty Zara, Teddy Syach, Tora Sudiro, Marcella Zalianty, Meriam Bellina, Roy Sungkono. Ariyo Wahab, Revaldo, Hannah Al Rashid, Devi Permatasari, Ringgo Agus Rahman, dan lainnya.

    Simak sinopsis film Tukar Takdir di bawah ini:

    Film Tukar Takdir menceritakan sebuah kecelakaan pesawat dari Makassar tujuan Jakarta yang menewaskan hampir seluruh awak pesawat. Dari insiden tersebut, satu-satunya yang selamat adalah seorang pria bernama Rawa (Nicholas Saputra).

    Rawa menjadi satu-satunya penumpang yang selamat dari kejadian tersebut, namun Rawa mengalami trauma lantaran ia mendapat tekanan dari berbagai sisi.

    Kemudian, seorang wanita bernama Dita (Marsha Timothy) mencari informasi mengenai suaminya yang merupakan salah satu penumpang pesawat. Dita merasa tidak terima ketika ia mengetahui sang suami ternyata bertukar tempat duduk dengan penumpang lainnya.

    Dita menemukan penumpang tersebut adalah Rawa yang ternyata selamat dari kecelakaan. Pertemuan Dita dan Rawa penuh dengan kekesalan yang perlahan menghubungkan mereka semakin dalam.

    Di sisi lain ada Zahra (Adhisty Zara), anak dari pilot Kapten Dirga (Tora Sudiro) yang berduka karena kepergian sang ayah. Zahra bersama sang ibu, Damianti (Marcella Zalianty) berusaha mencari keajaiban dengan kejadian itu, mengharapkan Dirga selamat.

    Di tengah momen itu, Zahra bertemu dengan Rawa yang memiliki kegemaran yang serupa. Rawa mulai menolong Zahra untuk menjalani rutinitas sehari-hari sembari menghadapi duka.

    Film Tukar Takdir tayang di bioskop Indonesia mulai 2 Oktober 2025.

  • Kisah Satu-satunya Penyintas Kecelakaan Pesawat, 8 Hari di Hutan

    Kisah Satu-satunya Penyintas Kecelakaan Pesawat, 8 Hari di Hutan

    Jakarta

    Pada awal Oktober 2025, film baru yang dibintangi Nicholas Saputra tentang satu-satunya penyintas dalam kecelakaan pesawat akan tayang. Namun kisah kali ini bukan film, ini adalah pengalaman Annette Herfkens, warga Belanda yang selamat seorang diri dari kecelakaan pesawat pada 1992 di Vietnam.

    Impian Annette menghabiskan liburan romantis bersama tunangannya, Willem van der Pas, yang selama ini menjalani hubungan jarak jauh akhirnya kandas.

    Pesawat kecil yang mereka tumpangi mendadak meluncur turun ketika posisinya sudah dekat Bandara Nha Trang, Vietnam.

    “Saya mendengar mesin-mesin berputar lebih cepat. Pesawat terus turun. Orang-orang berteriak. Dia menatap saya. Saya menatapnya. Kami berpegangan tangan, dan kemudian semuanya menjadi gelap,” kata Annette dalam podcast Lives Less Ordinary BBC.

    Semua penumpang dan awak pesawat tewas, kecuali Annette.

    Perempuan yang sehari-hari bekerja di sektor keuangan di Madrid, Spanyol, ini terbaring selama delapan hari di hutan.

    Berbagai derita menghampirinya dari rasa sakit yang hebat akibat luka dan patah tulang, dehidrasi, hingga kehilangan kekasih yang dalam waktu dekat akan dinikahinya.

    ‘Penerbangan terakhir bersama cinta sejati’

    Annette bercerita dirinya dan Willem merupakan teman baik dan tinggal di asrama mahasiswa yang sama. Namun keputusan untuk berkencan hadir karena tantangan dari Willem untuk menciumnya.

    Keputusan itu rupanya tidak salah. Tak lama setelah berkencan, keduanya menyadari telah menemukan cinta sejati.

    “Kami seperti memenangkan lotere. Sejak saat itu, kami tidak pernah berpisah,” tutur Annette.

    Akan tetapi, keduanya akhirnya terpisah setelah masuk dunia kerja. Meski begitu, Annette dan Willem tetap mengupayakan berbagai cara untuk rutin bertemu.

    Hingga pada 1992, Willem bekerja di Vietnam dan muncul gagasan untuk menghabiskan waktu di sana sekaligus Annette ingin mengetahui tentang kantor Willem dan suasana sehari-hari di sana.

    Apalagi saat itu, Willem telah melamarnya dan mereka sedang merencanakan pernikahan sehingga wajar jika Annette ingin mengetahui lokasi kerja belahan jiwanya itu.

    Alih-alih menuntaskan rasa ingin tahunya, Annette justru mendapat kejutan dari Willem. Sekitar pukul 7 pagi, ia diajak menaiki pesawat kecil, yakni Yak-40 buatan Soviet.

    Akibat klaustrofobia yang dimilikinya, Annette sempat menolak dan merasa kesal.

    “Saya tidak akan naik ke sana,” ucapnya ketika melihat pesawat itu.

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette dan Willem bertemu saat kuliah di universitas dan sejak saat itu mereka tidak pernah berpisah.

    Namun, Willem mengiba berulang-ulang. “Saya tahu kamu akan mengatakan itu, tapi tolong, lakukanlah untuk kita.”

    Saat itu, Pasje beralasan pergi dengan mobil bukan pilihan tepat karena hutan terlalu lebat.

    “Lakukanlah untuk saya. Kamu akan sangat menikmatinya.”

    Demi kekasihnya, Annette mengabaikan ketakutan dan instingnya. Mereka duduk di baris kedua dengan Annette berada di sisi lorong.

    “Jantung berdebar kencang. Selama penerbangan, saya merasa sangat tidak nyaman dan bolak-balik melihat jam.”

    Penerbangan yang semestinya singkat, hanya 55 menit, pun berubah menjadi momen kelam sepanjang hidup. Lima menit sebelum mendarat, pesawat seperti kehilangan daya dorong dan meluncur turun.

    Orang-orang berteriak. Willem menatap dengan ketakutan dan berkata, “Saya tidak suka ini.”

    Annette dengan nada marah masih berusaha menenangkan dengan menjawab, “Pasti hanya turbulensi. Wajar jika pesawat sekecil ini mengalami penurunan ketinggian seperti ini. Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja.”

    Perkiraannya meleset. Pesawat terjun bebas. Orang-orang berteriak lebih keras.

    “Dia menatap saya. Saya menatapnya. Kami berpegangan tangan.”

    Semua menjadi gelap.

    Satu-satunya yang selamat

    Entah berapa jam tak sadarkan diri, Annette siuman. Ia berada di tengah hutan dengan suara jangkrik dan monyet di sekitarnya.

    Annette tertimpa kursi dengan penumpang pria yang sudah meninggal.

    “Saya mendorong sesuatu yang berat di atas saya. Dengan dorongan saya, tubuh itu jatuh dari kursi.”

    Ketika melihat ke kiri, ia mendapati kekasihnya masih terikat di kursinya dengan senyum manis di wajahnya. Namun, ia jelas sudah meninggal.

    Annette tidak mengingat detail kejadian setelahnya. Ia hanya mengetahui dirinya berada di hutan yang penuh pohon dan tanaman.

    Ia pun tak paham bisa selamat karena kaki dan rahangnya patah, 12 patahan tulang di pinggul, serta paru-paru sebelah kolaps.

    “Saya pasti mengalami syok saat itu.”

    Ia hanya menggambarkan pesawat menabrak gunung, kehilangan sayap, menabrak gunung kedua, dan terbalik.

    “Saya sudah tidak mengenakan sabuk pengaman. Saya seperti satu-satunya pakaian yang tertinggal di mesin pengering cucian lalu melayang dan mendarat di bawah kursi orang yang duduk di seberang lorong.”

    Cortesa de Annette HerfkensPesawat yang ditumpangi Willem dan Annette jatuh di Gunung Kha, di sebelah tenggara Vietnam.

    Di luar pesawat yang hancur berkeping-keping, semuanya adalah vegetasi yang sangat subur.

    “Saya ingat melihat semut merah besar. Dahan, daun, dan kaki telanjang saya. Saya bahkan tidak tahu di mana rok saya berada.”

    Namun ia menyadari ada luka terbuka yang lebar di kakinya hingga terlihat tulangnya. Serangga pun berkerumun di dekat lukanya.

    Tak lama kemudian, ia menyadari ada seorang pria Vietnam di sebelah kanannya yang masih hidup dan masih mampu berbicara.

    “Saya bertanya apakah dia yakin tim penyelamat akan datang, dan dia menjawab ya, karena dia adalah orang yang sangat penting. Dia bahkan mengeluarkan celana panjang dari koper kecil yang dibawanya untuk saya kenakan.”

    Dengan menahan sakit luar biasa, Annette memaksakan diri memakai celana yang ternyata menyelamatkan kakinya yang luka dari serangga.

    Ketika hari mulai gelap, Annette melihat pria yang berbincang dan membantunya tadi semakin lemah. Nyawanya perlahan-lahan seperti mulai terangkat hingga akhirnya dia menundukkan kepalanya dan meninggal.

    Semula, Annette juga masih mendengar rintihan kesakitan beberapa orang. Namun memasuki malam, tidak ada suara lain yang terdengar selain suara angin dan hewan di hutan.

    “Saya benar-benar sendirian.”

    Si gadis penjelajah yang bertahan hidup

    Annette mengaku sempat panik ketika menyadari pria Vietnam itu meninggal. Akan tetapi, ia menyadari harus tetap tenang.

    “Saya harus fokus pada napas saya, meski belum pernah mengikuti kursus mindfulness atau sejenisnya. Itu murni insting, tapi sangat membantu.”

    Dalam kondisi yang teramat sulit dan tragis itu, Annette berupaya menerima apa adanya sembari mengamati sekitar.

    Ia berkata pada diri sendiri: “Inilah yang terjadi. Saya tidak berada di pantai bersama tunangan saya.”

    Ia juga mulai berusaha membuang berbagai kekhawatiran yang menyeruak dalam benaknya, seperti “bagaimana jika ada harimau?”

    Hal ini sebenarnya wajar terlintas mengingat posisi Annette berada di tengah hutan. Namun, ia memilih untuk menyadari meski di hutan, harimau itu tidak serta merta mendatanginya.

    Dua hari pertama, ia tetap berada di dekat mayat pria Vietnam itu agar merasa tidak terlalu sendirian. Mirip cerita rusa kecil Bambi dengan ibunya yang mati tertembak pemburu.

    Seiring berjalannya waktu, mayat pria Vietnam itu berubah wujud sehingga Annette memutuskan menjauh.

    Pandangannya pun berkelana pada hutan dengan ribuan daun kecil di depannya.

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette mengatakan bahwa setelah kecelakaan itu, hutan menjadi tempat aman baginya.

    Sebagai gadis kota yang bekerja kantoran dan acapkali bepergian ke kota besar, seperti New York dan London, Annette menyadari betapa indahnya hutan yang menaunginya beberapa hari ini.

    “Semakin saya fokus pada daun-daun, tetesan air di daun, dan cara cahaya memantul di tetesan air, semakin indah pemandangan itu. Saya terpesona oleh keindahan itu. Tapi tentu saja, saya harus bertahan hidup.”

    Haus tentu tidak bisa tertahan lagi. Saat hujan turun sedikit, Annette mulai menjulurkan lidahnya. Namun jelas itu tidak cukup. Ia mulai menyusun rencana agar tetap bertahan hidup.

    Salah satunya memanfaatkan bahan isolasi pesawat yang semacam busa untuk dijadikan mangkuk penampung air hujan.

    “Saya merangkak dengan siku, menyeret pinggul dan kaki yang terluka, dan dengan segenap tenaga saya bangkit. Saya meraih busa itu sebisa mungkin, melemparkannya ke lantai, lalu menjatuhkan diri. Saya sempat pingsan karena kesakitan.”

    “Ketika bangun, saya berhasil membuat tujuh mangkuk kecil dari busa itu. Saya menyusunnya dan menunggu hujan turun.”

    Caranya berlindung dari dingin dan hujan pun terbit dengan memanfaatkan barang penumpang lain, seperti ponco yang ditemukannya dari tas seorang gadis.

    Ketika hujan mulai turun dengan deras. Tidak hanya mangkuk-mangkuk yang terisi, tetapi ia juga bisa menadahkan ponco dan menyesapnya.

    “Rasanya seperti sampanye terbaik. Saya sangat bangga pada diri saya sendiri. Saya berpikir: “Lihat dirimu, gadis penjelajah!”.”

    “Saya kemudian menyadari betapa luar biasanya bisa tetap hidup dan sehat dalam kondisi mengenaskan ini.”

    Mantra penyelamat

    Dalam situasi tersebut, ia menyadari dirinya hanya punya pilihan untuk berdamai dan menerima kematian kekasihnya.

    “Setiap kali saya memikirkannya, saya melihat cincin kecil seharga 10 euro yang saya beli di sebuah toko perhiasan di Leiden, Belanda, di tangan saya yang bengkak akibat gigitan serangga.”

    “Sejujurnya, saya yakin kami akan menjadi pasangan yang sempurna. Kami adalah sahabat terbaik, belahan jiwa saya.”

    “Dia adalah orang yang menawan, sangat hangat. Tampan, tetapi tidak bersikap seperti orang tampan.”

    Tiap memikirkan itu, Annette akan menangis dan melemahkan tubuhnya. Sedangkan, ia bertekad untuk tetap hidup. Karena itu, selama berjam-jam terbaring di hutan, ia menciptakan sebuah mantra: “Jangan pikirkan Willem.”

    Ia juga tidak berani menengok kembali ke bangku di mana Willem masih terikat dengan sabuk pengamannya.

    “Saya memilih memikirkan keluarga saya. Saya memikirkan semua air yang mengalir dari shower mereka dan betapa indahnya mereka bisa minum air sepanjang hari.”

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette dan Willem telah bertunangan.

    Dengan pikiran tersebut, Annette merasa lebih tenang dan kuat. Bahkan tumbuh keyakinan, orang-orang yang dicintainya tersebut pasti sedang mencarinya dengan berbagai cara.

    “Tapi kekurangan makanan dan luka-luka mulai mempengaruhi aku. Pada hari keenam, saya hampir seperti terhipnotis. Saya sekarat, tapi dengan cara yang paling indah dan bahagia.”

    Ia terus memandangi keindahan hutan dan merasa tubuhnya mulai terasa mengambang, hingga ia menangkap pria berpakaian oranye dari sudut matanya.

    “Saya mulai berteriak dan itu segera membawa saya kembali terbaring. Saya kembali merasakan sakit yang luar biasa, tetapi saya juga menyadari bahwa saya telah mendapatkan tiket untuk keluar dari sana.”

    “Halo. Bisakah Anda membantu saya, tolong?” ucap Annette saat itu.

    Pria itu hanya menatapnya dan tidak melakukan apa-apa. Pria itu kemudian menghilang.

    “Saya pikir itu hanya halusinasi. tapi keesokan paginya dia kembali. Saya sangat marah dan mulai mengumpat dalam semua bahasa dan dia pergi lagi.”

    Pada hari kedelapan, delapan orang dengan kantong mayat muncul. Mereka datang ke arah Annette.

    Misi penyelamatan berlangsung

    Mereka menyodorkan daftar penumpang dan Annette menandai namanya. Mereka memberinya minum dari botol dan membopongnya ke atas terpal yang diikatkan pada dua tongkat di kedua ujungnya lalu membawa keluar Annette dari hutan.

    “Itu adalah kali kedua saya panik. Benar-benar panik. Saya tidak ingin pergi. Saya ingin mengatakan bahwa saya ingin tetap di sana bersama Willem saya. Saya ingin tetap dalam kondisi mental yang indah.”

    Melihat kepanikan tersebut, tim penyelamat menurunkan lagi Annette ke tanah dan melepas sepatu mereka. Tim penyelamat khawatir langkah kaki bersepatu itu berdampak pada goncangan yang menyakitkan pada tubuh Annette.

    “Mereka tidak ingin melukai saya. Saya pun fokus pada mereka. Saya melupakan diri saya dan berpikir para pria itu sedang membantu saya dan telah melepas sepatu mereka untuk saya. Saya berterima kasih kepada mereka.”

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette Herfkens menulis kisahnya dalam sebuah buku yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.

    Sebelum dibawa ke rumah sakit, Annette dan regu penyelamat berkemah semalam di tengah hutan.

    Dengan sakit yang sangat hebat, Annette justru diserang rasa takut dan cemas akan ditinggalkan sehingga ia meminta agar ditemani ketika hujan dan masing-masing anggota tim masuk ke tendanya.

    “Anehnya, pada hari-hari sebelumnya, saat sendirian, saya tidak merasa takut. Saya meminta mereka untuk tidak masuk ke dalam tenda, agar meninggalkan saya sendirian.”

    “Mereka sangat baik hati. Mereka menyalakan api unggun dan memberi saya lebih banyak nasi dan air.”

    Ketika tiba di Kota Ho Chi Minh, Annette mendapati wajah-wajah familiar yang dirindukannya.

    “Saya melihat sahabat saya, Jaime. Saya melihat saudara-saudara dari tunangan saya dan langsung ingin berbicara dengan mereka.”

    “Saya merasa bertanggung jawab untuk memberi tahu mereka bagaimana saudara mereka meninggal, bahwa dia memiliki senyum yang indah di wajahnya dan tidak menderita.”

    “Kemudian saya melihat ibu saya. Saya ingat sempat berkata, ‘Ibu datang ke sini untuk menemui saya?’ dan kemudian saya seperti kehilangan tenaga.”

    Bunyi alat-alat rumah sakit yang berulang seperti alarm mulai terdengar. Petugas rumah sakit mulai memasang sesuatu di paru-paru Annette.

    “Sungguh, saya hampir mati saat melihatnya.”

    Kehidupan setelah tragedi

    Usai menerima kabar pesawat yang dinaikinya jatuh, semua orang di keluarga Annette berusaha realistis dan mengiranya sudah meninggal.

    “Mereka merencanakan pemakaman bersama dengan keluarga Willem di Leiden, tempat kami pernah belajar bersama.”

    Iklan di koran tentang kematian keduanya sudah terbit. Jadi, ketika Annette pulang ke rumah, ia disambut banyak surat belasungkawa yang isinya sangat indah.

    “Saya masih ingat surat-surat itu.”

    Hanya sahabatnya, Jaime, yang ikut datang ke Kota Ho Chi Minh yang yakin dirinya masih hidup dan marah kepada orang-orang yang membicarakan masa lalu Annette seakan sudah meninggal.

    Keyakinan Jaime ternyata berbuah baik.

    “Ketika saya kembali ke Belanda, rahang saya telah dipasang kembali dengan sekrup dan paru-paru saya telah dipompa. Pinggul saya hanya perlu diam agar bisa menyatu kembali. Mereka sedang merakit saya kembali.”

    “Di kaki, kematian jaringan tubuh akibat infeksi parah adalah masalah yang sangat serius, dan untungnya, dokter Vietnam menghabiskan banyak waktu untuk mengobatinya.”

    Ia merasa berterima kasih karena saat melanjutkan perawatan di Belanda kemungkinan besar kakinya bisa diamputasi jika tidak diobati dengan telaten selama di Vietnam.

    Cortesa de Annette HerfkensAnnette dan anak perempuannya.

    Pemakaman Willem pun menjadi momen mengerikan lain yang harus dihadapinya. Keluarganya membawa ke gereja.

    Rasanya seperti hendak melangsungkan pernikahan, tapi pasangannya sudah berupa peti mati.

    “Ada peti mati yang menunggu saya di altar, dan pria yang membawa saya yang tanpa sadar, mundur beberapa langkah lebih jauh, seperti dalam pernikahan.”

    Semua teman yang akan diundangnya dalam pernikahan ada di sana. Pidato-pidato yang indah dan juga musik yang indah.

    Bedanya, setelah upacara itu, Annette mengiringi Willem ke makam dan meninggalkan semua kenangan dan impian keduanya terkubur di sana.

    Menata kembali hidup

    Pascaperistiwa itu, Annette menemukan hutan menjadi tempat yang aman karena seolah masih bisa mereguk harapan bersama Willem.

    “Dia selalu ada di sana. Kembali tanpa separuh jiwa adalah trauma yang saya miliki.”

    Annette melewati semua fase duka. Ia banyak menangis dan merindukan kekasihnya. Pikirannya masih terpatri pada Willem. Namun seiring bertambahnya usia, Annette mengerti harus beranjak dari titiknya saat ini.

    “Saya melihat semua kehidupan yang dia lewatkan, semua yang tidak dia lakukan. Dia tidak memiliki anak-anak yang dia inginkan dengan sangat. Dan mungkin kita kehilangan kehidupan bersama yang kita rasakan ditakdirkan untuk kita.”

    Beberapa bulan setelah kecelakaan itu, banyak teman-teman kuliah keduanya yang menikah. Hingga Annette memutuskan: “Oke, saya tidak akan menikah. Sudah berakhir. Seperti film Four Weddings and a Funeral.”

    Namun, ada teman yang meyakinkannya bahwa ada sosok yang bisa mengobati yaitu: Jaime, rekan kerja yang pergi ke Vietnam untuk mencarinya dan percaya Annette masih hidup ketika tidak ada orang lain yang percaya.

    “Saya berpikir mengapa tidak? Kami sangat dekat dan saya rasa saya memiliki kecenderungan untuk jatuh cinta pada sahabat-sahabat saya karena itulah yang saya lakukan dengan Willem.”

    Kini, ia dan Jaime memiliki dua anak setelah akhirnya menikah.

    Anak laki-laki mereka, Max, didiagnosis autis saat masih kecil.

    “Ketika saya menghadapi berita itu, saya ingat apa yang saya pelajari di hutan, yang telah menyelamatkan saya.”

    “Begitu Anda menerima apa yang Anda miliki dan tidak terobsesi dengan apa yang tidak Anda miliki, keindahan akan terungkap.”

    Sama seperti Annette menerima keadaannya setelah kecelakaan itu. “Saya juga menerima diagnosis anak saya. Dan kemudian saya melihat siapa dia sebenarnya: sumber cinta tanpa syarat yang indah.”

    “Saya mencintai anak-anak saya dan tetap memiliki harapan terhadapnya.”

    “Cinta anak-anak ini yang benar-benar murni yang dia berikan kepada saya dan yang saya rasakan terhadapnya.”

    Catatan ini merupakan adaptasi dari salah satu episode podcast Lives Less Ordinary dari BBC. Untuk mendengarkannya, kunjungi tautan ini.

    BBC

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Jet Tempur Polandia Jatuh Saat Latihan, Pilot Tewas’:

    (ita/ita)

  • Ditanya Soal Tuntutan Mundur, Kapolri: Itu Prerogatif Presiden

    Ditanya Soal Tuntutan Mundur, Kapolri: Itu Prerogatif Presiden

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat suara soal seruan yang meminta Kapolri untuk mundur usai kasus tewasnya pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis milik Brimob. 

    Listyo mengatakan sebagai prajurit, pihaknya menyerahkan semuanya kepada Presiden RI. Menurutnya, soal jabatan merupakan hak prerogatif Presiden. 

    Hal tersebut disampaikan di sela konferensi pers bersama Panglima TNI di Bogor, sabtu (30/8/2025).

    “Terkait dengan isu yang menyangkut dan kabar (seruan), itu hak prerogatif presiden. Kita Prajurit,” katanya. 

    Sebelumnya, aktor kenamaan Indonesia Nicholas Saputra meminta Kapolri untuk mundur usai kasus tewasnya ojol yang dilindas rantis Brimob dalam demo 28 Agustus kemarin. 

    Dalam akun X-nya, Nicholas berkomentar “mundur pak”. Komentar tersebut mengomentari pemberitaan terkait permintaan maaf dari Kapolri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo usai meninggalnya Affan, driver ojol tersebut.

    Selain itu, Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas terlindas mobil taktis baracuda saat demonstrasi, Kamis (28/8/2025) malam. 

    Ray berpendapat, peristiwa ini menjadi catatan kelam bagi penegakan demokrasi dan kebebasan berpendapat di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

    “Nyata-nyata kematiannya disebabkan oleh lindasan mobil barracuda yang seperti emoh berhenti kala tubuh kecilnya sudah tertabrak mobil taktis lapis baja itu. Alih-alih berhenti, mobil barracuda tersebut tetap melaju dan dengan sendirinya membuat badan Affan terlindas oleh beban hampir 10 ton,” ungkap Ray dalam keterangan tertulis, Jumat (29/8/2025).

    Sementara itu, Komisi III DPR akan melakukan rapat internal untuk merespons tuntutan agar Kapolri Listyo Sigit Prabowo mundur dari jabatannya imbas meninggalnya pengemudi ojol.

    Kendati demikian, dia memastikan Komisi III DPR akan membahas situasi berkembang secara internal terlebih dahulu termasuk tuntutan agar Kapolri mundur. 

    “Nanti pada hari Senin kita akan ketemu dengan pimpinan Komisi III, kita bicarakan ini, dan dalam beberapa waktu ke depan-kan ada rapat-rapat kerja, termasuk dengan Kepolisian. Kita tunggu nanti di situ,” ujar Hinca di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/8/2025).

  • Nicholas Saputra hingga Wulan Guritno hadiri Upacara HUT RI di Istana

    Nicholas Saputra hingga Wulan Guritno hadiri Upacara HUT RI di Istana

    Aktris dan model Wulan Guritno menghadiri Upacara Detik-detik Proklamasi dalam rangka memperingati HUT Ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/8/2025). ANTARA/Mentari Dwi Gayati

    Nicholas Saputra hingga Wulan Guritno hadiri Upacara HUT RI di Istana
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 17 Agustus 2025 – 14:39 WIB

    Elshinta.com – Pekerja seni atau aktor Nicholas Saputra hingga aktris Wulan Guritno tampak menghadiri Upacara Detik-detik Proklamasi dalam rangka memperingati HUT Ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu.

    Nicholas Saputra tampak mengenakan busana adat modern, yakni jas berwarna biru navy, dengan kemeja putih, dipadu dengan kain batik berwarna hijau toska dan coklat muda. Peci berwarna cokelat yang memiliki motif segi empat melengkapi busana aktor film “Ada Apa dengan Cinta?” itu.

    “Pakai baju, ya ini lah sesuai dengan undangan,” kata Nicholas menjawab singkat pertanyaan awak media yang ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu.

    Nicho, sapaan akrabnya, menyatakan ia sangat menunggu kemeriahan dari Upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta. Momen upacara pengibaran bendera ini, menurut dia, dirasa sangat spesial dan selalu ditunggu setiap tahun bagi aktor berusia 41 tahun itu.

    “Ya pasti menunggu ya selalu menunggu tiap tahun,” kata Nicho.

    Kehadirannya di Istana Merdeka untuk menyaksikan prosesi pengibaran bendera Merah Putih dalam memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ini merupakan kedua kalinya setelah pada 2024. Sementara itu, aktris dan model Wulan Guritno memilih mengenakan kebaya modern berwarna marun untuk mencerminkan daerah asalnya.

    “Dresscodenya baju Nusantara ya, baju adat tapi aku ya dimodernkan, karena aku dari Jawa Solo,” kata Wulan yang juga ibu dua anak tersebut.

    Kebaya Wulan tampak manis walau berlengan pendek. Bahan kebaya dari beludru itu membuat penampilannya semakin elegan. Busana itu dipadu dengan aksesoris pin berbentuk bunga berwarna emas, dan anting dengan warna serupa. Untuk mengantisipasi cerahnya hari, Wulan juga tak lupa mengenakan kacamata hitam.

    Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2025 bertema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Tema tersebut mencerminkan semangat kebangsaan yang terus dijaga sebagai fondasi untuk melangkah ke masa depan. Peringatan HUT ke-80 RI akan dipusatkan di halaman Istana Merdeka dan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

    Presiden Prabowo Subianto akan memimpin langsung upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi dalam rangka HUT Ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta. Ada beberapa kegiatan yang digelar untuk menyemarakkan peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada Minggu yakni Kirab Bendera Sang Merah Putih dan Teks Proklamasi, Pesta Rakyat dan Karnaval Bersatu Kemerdekaan.

    Sumber : Antara

  • Potret Nicholas Saputra Hadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana

    Potret Nicholas Saputra Hadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktor Nicholas Saputra turut hadir dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Minggu (17/8/2025).

    Penampilannya yang sederhana tetapi berkelas tetap menjadi perhatian publik.

    Ketika ditanya soal busana yang dikenakan, pemera Rangga di Ada Apa Dengan Cinta ini menjawab singkat mengikuti dresscode yang telah ditautkan di undangan.

    “Pake baju ya ini lah sesuai dengan undangan,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Minggu (17/8/2025).

    Bagi Nicholas, momentum peringatan kemerdekaan di Istana selalu memiliki kesan tersendir yang dia selalu tunggu.

    “Sangat spesial dan selalu menunggu kemeriahan,” katanya.

    Dia juga mengaku antusias dengan rangkaian pertunjukan yang setiap tahun menjadi salah satu daya tarik perayaan.

    “Ya pasti menunggu ya, selalu menunggu tiap tahun,” ucapnya.

    Tahun ini menjadi kali kedua dia menghadiri upacara kenegaraan di Istana Merdeka.

    “[Ini tahun] kedua,” jawabnya singkat saat ditanya pengalaman kehadirannya.

    Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2025 bertema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Tema tersebut mencerminkan semangat kebangsaan yang terus dijaga sebagai fondasi untuk melangkah ke masa depan.

    Presiden Prabowo Subianto akan memimpin langsung upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi dalam rangka HUT Ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta.

    Ada beberapa kegiatan yang digelar untuk menyemarakan peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada Minggu, yakni Kirab Bendera Sang Merah Putih dan Teks Proklamasi, Pesta Rakyat dan Karnaval Bersatu Kemerdekaan.

  • Gaya Nicholas Saputra Berpeci Hitam Hadiri Upacara 17 Agustus di Istana: Sangat Spesial
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        17 Agustus 2025

    Gaya Nicholas Saputra Berpeci Hitam Hadiri Upacara 17 Agustus di Istana: Sangat Spesial Nasional 17 Agustus 2025

    Gaya Nicholas Saputra Berpeci Hitam Hadiri Upacara 17 Agustus di Istana: Sangat Spesial
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Aktor Nicholas Saputra menjadi salah satu undangan dalam Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia (RI) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (17/8/2025).
    Pantauan di lokasi, Nicholas Saputra masuk dari gerbang Kompleks Istana yang ada di Jalan Veteran, Jakarta, sekitar pukul 07.36 WIB.
    Nicholas datang memakai pakaian tradisional dengan sentuhan modern serta peci berwarna hitam.
    “Pake baju ya ini lah sesuai dengan undangan,” ujar Nicholas sambil menunjuk bajunya di lokasi.
    Nicholas mengatakan, Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 RI ini sangat spesial.
    “Sangat spesial,” ujar Nicholas.
    Nicholas mengaku ini merupakan tahun keduanya menghadiri upacara Hari Kemerdekaan langsung dari Istana.
    Dia juga menanti kemeriahan yang digelar pada momen 17 Agustus ini.
    “Ya pasti menunggu ya selalu menunggu tiap tahun,” ungkap dia.
    Tak lama setelah Nicholas, datang juga aktris Velove Vexia yang memakai baju nasional kebaya merah.
    Selain itu, sejumlah menteri juga sudah datang, seperti Kepala BGN Dadan Hindayana hingga Menteri Desa PDT Yandri Susanto.
    Sebagai informasi, Presiden RI Prabowo Subianto akan memimpin langsung upacara Hari Kemerdekaan RI yang digelar di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu pagi dan sore hari ini.
    Tema HUT ke-80 RI yang diperingati pada 17 Agustus 2025 ini adalah “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera Indonesia Maju”.
    Acara peringatan Hari Kemerdekaan ini akan dimulai dengan kirab pengantaran bendera Merah Putih dan naskah Teks Proklamasi dari Monumen Nasional (Monas) menuju ke Istana pada pukul 08.00 WIB.
    Sebanyak 16.000 masyarakat umum pun akan hadir dalam dua sesi upacara ini.
    “Pagi 8.000, sore 8.000,” ungkap Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, usai geladi kotor upacara HUT Ke-80 RI di Istana, Jakarta, Selasa (12/8/2025) lalu.
    Selain upacara, perayaan 17 Agustus tahun ini juga akan dimeriahkan dengan pesta rakyat, karnaval, hingga pertunjukan drone dan kembang api.
    Pesta Rakyat akan digelar di Kawasan Monas dan sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin mulai pukul 08.00 WIB.
    Dalam Pesta Rakyat, akan diisi dengan pasar malam, perlombaan, festival kuliner, hingga panggung hiburan.
    Selanjutnya, karnaval Kemerdekaan juga akan digelar mulai dari 19.30-21.30 WIB, yang bergerak dari Monas hingga persimpangan Semanggi, Jakarta.
    Sementara itu, pertunjukan drone dan kembang api juga akan digelar di Bundaran HI dari pukul 21.30-22.00 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengakuan Nicholas Saputra Gugup Saat Jajal Film Musikal, Puji Dukungan Para Penyanyi Profesional

    Pengakuan Nicholas Saputra Gugup Saat Jajal Film Musikal, Puji Dukungan Para Penyanyi Profesional

    JAKARTA- Aktor Nicholas Saputra mengungkapkan alasannya tertarik untuk terlibat dalam proyek film musikal terbaru garapan Garin Nugroho, Siapa Dia.

    Selain karena diajak langsung oleh sang sutradara, kesempatan untuk belajar dari para penyanyi dan aktor musikal profesional menjadi daya tarik utamanya.

    “Yang bikin tertarik pertama Mas Garin yang ajak, yang kedua, saya bermain dengan para penyanyi, orang-orang yang sudah biasa main di musikal saya merasa akan berlajar banyak di film ini,” kata Nicholas Saputra di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 29 Juli.

    Untuk mempersiapkan perannya, Nicholas harus menjalani proses latihan intensif selama dua bulan. Latihan tersebut mencakup berbagai aspek yang dibutuhkan untuk sebuah film musikal.

    “(2 bulan untuk) Latihan vokal, latihan lagu, terutama yang dinyanyikan, dan latihan koreografi,” lanjutnya.

    Proses rekaman lagu pun dilakukan dengan metode berlapis, mulai dari rekaman sebelum syuting, saat syuting di lokasi, hingga rekaman ulang pada tahap penyuntingan.

    “Butuh beberapa hari (rekaman), tapi ini kan berlapis ya artinya ada yang direkam untuk proses syuting, ada yang direkam di lokasi, beberapa lagu, ada juga yang direkam ulang melalui editing,” jelas Nicholas Saputra.

    Menjajal genre yang terbilang baru baginya, bintang film “Ada Apa Dengan Cinta?” ini mengaku sempat merasa gugup. Namun, perasaan tersebut tidak bertahan lama berkat dukungan penuh dari rekan-rekan mainnya yang lebih berpengalaman.

    “Sempat nervous. Ya saya ulangi jadi karena disupport oleh teman-teman jadi saya nervous-nya cepat luntur,” ungkapnya.

    Dukungan solid dari para lawan mainnya menjadi kunci bagi Nicholas dalam menghadapi tantangan di film ini. Ia merasa bebannya menjadi lebih ringan dan proses yang ia bayangkan akan sulit ternyata berjalan dengan lebih mudah.

    “Awalnya saya pikir akan sulit tapi ternyata saya dapat support sangat baik dari teman-teman yang punya pengalaman luar biasa di bidang musikal jadi saya merasa lebih ringan,” tandasnya.