Tag: Nia Ramadhani

  • Sosok Brigjen Hengki Haryadi, Polisi Kelahiran Palembang yang Berani Penjarakan Hercules hingga John Kei

    Sosok Brigjen Hengki Haryadi, Polisi Kelahiran Palembang yang Berani Penjarakan Hercules hingga John Kei

    GELORA.CO –  Sosok Brigjen Hengki Haryadi menjadi momok menakutkan bagi pelaku premanisme di Jakarta.

    Dia tercatat pernah menangkap sejumlah tokoh besar seperti Rosario de Marshall alias Hercules sampai John Refra alias John Kei.

    Ia juga turut mengungkap kasus besar, seperti serial killer Wowon cs.

    Dalam rotasi yang dilakukan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo , Hengki Haryadi ditarik ke Bareskrim Polri dan menduduki jabatan baru sebagai penyidik tindak pidana utama TK II dari jabatan lamanya sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya

    Selengkapnya, berikut profil Hengki Haryadi yang dipromosikan menjadi penyidik di Bareskrim Polri:

    Hengki Haryadi lahir di Palembang, 16 Oktober 1974 sehingga usianya sekarang adalah 49 tahun.

    Hengki merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 yang berpengalaman dalam bidang reserse.

    Lulusan SMA Taruna Nusantara itu pernah menduduki sejumlah jabatan penting di Korps Bhayangkara.

    Ia pernah menjadi Kepala Satreskrim Polres Tulangbawang Lampung pada 2004 silam.

    Setahun kemudian, Hengki diangkat menjadi Kapolsek Telukbetung Selatan, Bandar Lampung.

    Tak lama kemudian, ayah empat anak itu dimutasi menjadi Kasat Reskrim Poltabes Bandar Lampung.

    Dikutip dari Kompas.tv, Hengki menjadi Kanit III Sat I Dit Reskrim Polda Lampung tahun 2008.

    Dua tahun kemudian, ia menyandang pangkat Komisaris Polisi (Kompol) dengan menjabat sebagai Pamen di Polda Metro Jaya.

    Setelah berpangkat Kompol, jabatan pimpinan pertama yang diemban Hengki adalah menjadi Kapolsek Metro Gambir.

    Kemudian, ia diangkat sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat lalu Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat.

    Pada 2014, Hengki dipercaya menjadi Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok.

    Jabatan itu ia emban selama dua tahun hingga akhirnya ditunjuk menjadi Wakil Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

    Tahun 2017, ia kembali dipindahtugaskan menjadi Kepala Subdit I Dittipideksus Bareskrim Polri.

    Di tahun yang sama, Hengki lagi-lagi dimutasi menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat, tepatnya pada Oktober 2017.

    Kemudian, pada pertengahan November 2020, Hengki lalu diangkat menjadi Kapolres Metro Jakarta Pusat.

    Satu setengah tahun kemudian, suami dari Duma Intan Karenina itu mengemban amanat sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya sejak 13 April 2022.

    Hingga akhirnya kini, Hengki kembali ditarik ke Bareskrim yang sebentar lagi akan bergelar Brigjen.

    Prestasi Hengki Haryadi

    Hengki Haryadi dikenal sebagai perwira polisi yang memiliki sejumlah prestasi.

    Ia pernah mengenyam pendidikan selama sembilan bulan di Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri ke-29.

    Mengutip Kompas.com, ia menjadi lulusan terbaik di angkatannya.

    Saat bertugas di Polres Metro Jakarta Barat, Hengki beberapa kali berhadapan dengan preman kelas kakap, Hercules.

    Ia bersama tim Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mencokok Hercules yang kerap melakukan tindakan kekerasan hingga pemalakan bersama anak buahnya kepada masyarakat di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada 2013.

    Lima tahun kemudian, pada 2018, Hengki kembali berhadapan dengan Hercules saat menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.

    Hercules beserta geng diketahui mengintimidasi dan menyebarkan ketakutan terhadap warga Kalideres saat mencoba menguasai lahan milik warga.

    Selain Hercules, Hengki juga pernah menangkap sejumlah orang penting hingga artis.

    Pada Desember 2018, ia menangkap aktor Steve Emmanuel gara-gara kedapatan membawa narkoba.

    Tiga tahun kemudian, Hengki menangkap anak dan menantu konglomerat Aburizal Bakrie yaitu Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani pada Juli 2021.

    Pasangan ini ditangkap karena kasus narkoba.

    Pertengahan 2019, Polres Metro Jakarta Barat berkolaborasi dengan penegak hukum narkoba dari Amerika Serikat, yaitu DEA.

    Hasilnya, Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengungkapkan penyelundupan sabu asal Amerika dengan modus bungkus kopi seberat 28 kilogram.

    Pada Juni 2022, Kombes Hengki Haryadi memimpin penangkapan pemimpin tertinggi ormas Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja di Lampung.

    Saat itu, ormas Khilafatul Muslimin dianggap meresahkan masyarakat.

    Agustus 2022, Hengki menangkap empat pejabat BPN dalam kasus dugaan mafia tanah di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

    Sindikat mafia tanah ini melibatkan sejumlah pegawai BPN, termasuk juga pendananya atau funder.

    Maafkan Hercules yang Menantangnya

    Saat menjabat Direskrimum Polda Metro Jaya, Hengki Haryadi mengaku akan tetap menindak tegas jika Rosario de Marshal alias Hercules melakukan aksi premanisne.

    Sebab, kata Hengki, masyarakat merasa resah dengan keberadaan preman-preman di Ibu Kota.

    “Tapi, kalau buat salah, ya enggak ada alasan (untuk tak menindak),” sebut Hengki kepada awak media, Jumat (9/6/2023).

    “Dasarnya, kami melakukan penindakan terhadap premanisme itu yang pertama adalah keresahan masyarakat,” lanjutnya.

    Di satu sisi, meski ditantang Hercules, Hengki mengaku memaafkan tindakan tersebut.

    Usai menantang Hengki, Hercules diketahui meminta maaf atas penyataannya.

    “Sebagai insan beragama, kalau orang minta maaf, ya kita maafkan,” tutur Hengki.

    Hercules sebelumnya menantang Hengki Haryadi saat memberikan sambutan dalam acara silaturahmi Partai Gerindra dengan GRIB Jaya pada (3/6/2023).

    Dalam tayangan Kompas TV, Hercules tampak mengenakan kemeja hitam merah dengan ikat kepala berwarna hitam.

    Dia bersuara lantang dan menyatakan tak takut kepada Hengki secara pribadi, bukan institusi Polri.

    “Seorang Kombes Hengki Haryadi, saya enggak takut sama dia pribadi, bukan institusi Polri, tapi pribadi dia,” ujar Hercules dalam pidato itu.

    Setelah video pernyataan itu beredar luas, Hercules kemudian membuat video permintaan maaf kepada Hengki.

    Dalam video itu, terlihat Hercules yang memakai peci merah dan baju biru itu meminta maaf karena telah marah-marah dan menantang Hengki.

    “Saya Hercules, pertama mengucapkan minta maaf sebesar-besarnya, kepada Pak Hengki atas kemarin kejadian salah paham,” ucap Hercules dalam video yang diunggah, Selasa (6/6/2023).

    “Mengenai orang memberi berita ke saya, Pak Hengky katanya ada TO (target operasi) saya, ada target saya, orang itu ternyata salah,” tambah dia.

     Ia mengatakan, ada spontanitas yang disampaikan olehnya sehingga mengeluarkan kata-kata kurang baik, khususnya kepada Hengki pribadi, bukan Institusi Polri.

    “Sampai ke acara saya ada sedikit spontanitas di luar kesadaran ya ada saya mengeluarkan kata-kata yang kurang baik,” jelas dia.

    Dalam video itu, ia meminta kepada media agar tidak memperpanjang masalah ini.

    “Saya pribadi mohon kepada teman-teman media, tidak usah terlalu diperpanjang berita ini,” jelas Hercules.

    Ia juga meminta maaf kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.

  • Nia Ramadhani Ingin Kembangkan MMA dan Pencak Silat

    Nia Ramadhani Ingin Kembangkan MMA dan Pencak Silat

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Nia Ramadhani mengungkapkan, 2025 adalah tahun pertamanya bergabung dengan One Pride MMA (mixed martial arts) atau seni bela diri campuran. Ia melihat olahraga ini memiliki potensi yang luar biasa, terutama untuk mengembangkan olahraga baru di Indonesia.

    Pernyataan tersebut disampaikan Nia Ramadhani saat berbuka puasa di Panti Asuhan Yayasan Yatuna, Makasar, Jakarta Timur, pada Jumat (14/3/2025) malam. 

    Dalam kesempatan tersebut, Nia bersama anak-anak pencak silat berprestasi ingin memulai tahun ini dengan semangat kebersamaan dan berkolaborasi dengan One Pride MMA.

    “Kami bertekad untuk memajukan MMA dan menjalin kolaborasi dengan pencak silat sebagai seni bela diri asli Indonesia. Bagi anak-anak yang sudah berlatih silat, teruslah kuatkan tekad dan raih prestasi,” ujar Nia Ramadhani kepada para atlet muda tersebut.

    Sebagai Chief Operating Officer (COO) One Pride, Nia mendorong anak-anak dan remaja untuk terus disiplin, konsisten dalam belajar, serta pantang menyerah dalam berprestasi, khususnya dalam bidang bela diri. 

    Menurutnya, kegagalan bukanlah akhir, karena semuanya dimulai dari dasar dan terus belajar hingga mencapai puncak kesuksesan.

    “Saya ingin para atlet muda tidak mudah patah semangat dalam mengejar mimpi. Kalian harus disiplin, konsisten, dan jangan pernah putus asa jika melihat teman yang lebih baik,” tambah Nia, yang juga ibu dari Mikhayla Bakrie.

    Pemain sinetron Bawang Putih Bawang Merah itu berkomitmen untuk lebih memajukan dan mengembangkan olahraga MMA di Indonesia, serta menciptakan sinergi dengan pencak silat.

    “Semoga adik-adik yang hadir di sini, sepuluh tahun lagi, bisa membawa nama Indonesia di mata dunia melalui MMA,” kata Nia.

    Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para pelatih di Yayasan Pencak Silat YT Yatuna yang telah berhasil melahirkan atlet-atlet berprestasi.

    Nia Ramadhani dan suaminya, Ardi Bakrie mengungkapkan kegiatan ini diadakan sebagai bagian dari kebersamaan keluarga besar One Pride MMA dengan para atlet bela diri muda. Selain itu, acara tersebut juga menjadi momen pemberian apresiasi dan santunan kepada 10 atlet pencak silat berprestasi, serta bantuan bagi yang kurang mampu.

    Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap pengembangan bela diri di Indonesia, serta sebagai apresiasi terhadap bakat dan prestasi anak-anak panti asuhan yang mengembangkan keterampilannya di bidang seni bela diri pencak silat, meskipun mereka menghadapi kesulitan ekonomi.

    “Ini adalah bagian dari upaya untuk mengembangkan bakat menjadi seorang atlet profesional. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk berbagi ilmu dan rezeki dalam kegiatan bersama,” ujar Nia Ramadhani.

    Nia juga berharap anak-anak yang berlatih bisa menjadi atlet yang mengharumkan nama Indonesia di masa depan.

    “Saat ini, tujuan utama kami tetap jelas, yaitu untuk mengembangkan dan memajukan olahraga bela diri di Indonesia,” pungkas Nia Ramadhani.

  • Dukungan Pertamina untuk Olahraga Lewat Lagi-Lagi Tenis Internasional

    Dukungan Pertamina untuk Olahraga Lewat Lagi-Lagi Tenis Internasional

    Jakarta

    PT Pertamina (Persero) terus mendukung generasi muda dan olahraga. Kali kedua, Pertamina mendukung ajang pertandingan olahraga Lagi-Lagi Tenis, yang tahun ini berskala internasional dengan hadirnya bintang dunia ternama dari Korea Selatan, seperti Park Eun Seok, Hong SoonAh, Choi Woong, Jung Ha Young, hingga Tae Eun.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan sebagai BUMN, Pertamina menjalankan amanah Pemerintah untuk membangun dunia olahraga.

    “Pertamina mendukung dunia olahraga nasional. Olahraga tenis makin digandrungi generasi muda sehingga memberikan dampak baik bagi publik untuk bergaya hidup sehat,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulis, Senin (10/2/2025).

    Pertamina dengan tagline ‘Energizing You’ memberikan energi untuk generasi muda dan olahraga, termasuk salah satunya tenis.

    “Kita harapkan melalui ajang Lagi-Lagi Tenis Internasional dapat memberikan multiplier effect melalui ekosistem olahraga dan ekonomi kreatif sehingga memberikan dampak bagi masyarakat,” lanjut Fadjar.

    Kegiatan Lagi-Lagi Tenis Internasional digelar di Tennis Indoor Senayan Jakarta pada Minggu (9/2). Pertandingan pertama dibuka dengan male single, Pradikta Wicaksono (Dikta) vs Choi Woong. Match kedua diisi oleh tim Desta Mahendra dan Nagita Slavina vs Jung Ha Young dan Tae Eun. Match selanjutnya Nia Ramadhani dan Raffi Ahmad vs Park Eunseok dan Hong Soo Ah sebagai penutup match, sekaligus menghantarkan Indonesia sebagai juara versus Korea.

    “Dukungan Pertamina terhadap generasi muda dan olahraga di kegiatan Lagi-Lagi Tenis juga bagian dari dukungan Asta cita 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta arahan Kementerian BUMN,” lanjut Fadjar.

    Pertandingan Lagi-Lagi Tenis menjadi wadah untuk memperkenalkan olahraga kepada generasi muda, sekaligus melahirkan potensi baru generasi muda giat olahraga tenis. Turut hadir secara langsung Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Dito Ariotedjo, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti), Nurdin Halid.

    (ega/ega)

  • Nia Ramadhani Penuhi Permintaan Nenek sebelum Meninggal Dunia

    Nia Ramadhani Penuhi Permintaan Nenek sebelum Meninggal Dunia

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Nia Ramadhani mengungkapkan perasaan sedih mendalam atas meninggalnya nenek tercinta, Hanna Louise Poluan, pada Jumat (24/1/2025) lalu. Istri Ardie Bakrie itu akan tetap menyanggupi permintaan terakhir neneknya.

    Meski berbeda keyakinan dengan sang nenek, Nia Ramadhani mengatakan tidak keberatan untuk memenuhi permintaan neneknya yang meminta sesuatu darinya. Hal tersebut diungkapkan Nia dalam wawancara yang dikutip dari salah satu kanal YouTube, Minggu (26/1/2025).

    “Walaupun kita berbeda agama, saya tidak keberatan dengan apa yang Oma minta, yaitu agar kami menghafalkan lagu untuk dinyanyikan saat prosesi pemakaman,” ujar Nia Ramadhani.

    Nia menambahkan, sebelum kembali ke Indonesia, mendiang neneknya sempat tinggal lama di Belanda. Nia dan keluarga juga pernah mengunjungi kediaman Hanna Louise Poluan di negeri Kincir Angin tersebut.

    “Sebelum kembali ke Indonesia, oma memang tinggal lama di Belanda. Beliau tidak ingin merepotkan kami. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari Oma,” terangnya.

    Nia juga mengungkapkan, sebelum meninggal dunia sang nenek sempat memberikan banyak pesan berharga kepadanya. 

    “Ada banyak pesan yang disampaikan kepada saya. Oma selalu mengucapkan terima kasih atas bantuan kami. Alhamdulillah, kami masih diberi kesempatan untuk merasakan pengalaman indah bersama oma, dan kami juga bersyukur bisa membantu oma dengan rezeki yang diberikan Tuhan kepada kami,” tandasnya.

    Untuk itu pemain sinetron Bawang Putih Bawang Merah tersebut akan memenuhi permintaan terakhir neneknya sebagai tanda balas budi.

  • Kanker Paru-paru Jadi Penyebab Meninggalnya Nenek Nia Ramadhani

    Kanker Paru-paru Jadi Penyebab Meninggalnya Nenek Nia Ramadhani

    Jakarta, Beritasatu.com – Meninggalnya nenek Nia Ramadhani, Hanna Louise Poluan, pada Jumat (24/1/2025) menyisakan duka mendalam bagi istri Ardi Bakrie itu. Nia mengatakan, neneknya meninggal akibat kanker paru-paru.

    Nia Ramadhani menjelaskan, neneknya yang berusia 87 tahun, mengembuskan napas terakhir setelah lama berjuang melawan penyakit. Hal tersebut diungkapkan Nia dalam sebuah wawancara yang dikutip dari salah kanal YouTube, pada Minggu (26/1/2025).

    “Beliau sakit sejak awal 2024. Jadi, Oma tahun lalu, dari 2024, batuk-batuk dan lainnya. Ternyata, beliau kena kanker paru, padahal beliau enggak merokok atau apa. Namun, semua kan terjadi dengan izin Tuhan. Kita nggak tahu,” ujar Nia Ramadhani.

    Sebelum meninggal dunia, nenek Nia Ramadhani sempat menjalani perawatan intensif selama dua minggu. Meski demikian, awalnya sang nenek enggan dibawa ke rumah sakit. Namun, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit karena ada rasa khawatir.

    “Sebenernya, Oma enggak mau ke rumah sakit karena dia enggak mau diobatin lagi. Namun namanya juga manusia, saat penyakitnya muncul tetap ada rasa takut, karena kalau di rumah sakit mungkin merasa lebih aman. Di rumah kita enggak berpengalaman, tidak cekatan juga,” tambahnya.

    Bagi Nia maupun Ardi Bakrie, sosok Hanna adalah orang yang sangat baik dan pengertian terhadap keluarga sehingga mereka merasa sangat kehilangan atas kepergian sang nenek.

    “Beliau orangnya sangat baik dan pengertian sama anak-anak, cucu-cucunya, serta teman-temannya. Itu yang selalu jadi contoh buat kita semua. Dia juga enggak pernah mau merepotkan, jadi semuanya sudah diatur oleh beliau. Saya lihat kenapa Nia sangat bersedih, karena memang sejak dahulu dia sangat dekat dengan omanya,” jelas Ardi Bakrie.

    Nia juga mengisahkan, sebelum meninggal dunia akibat sakit kanker paru-paru neneknya sudah mempersiapkan segalanya, termasuk keperluan untuk dirinya setelah meninggal.

    “Sebelum meninggal, oma sudah beli baju dan bahannya sendiri yang sekarang dia pakai. Dia sudah sempat menjahit dan mencobanya. Kami yang melihatnya jadi terharu, tetapi beliau memang sudah siap. Bahkan, beliau sudah mengatur semuanya, mulai dari peti jenazah yang diinginkan, rumah duka yang dipilih, hingga lokasi pemakaman. Semua sudah beliau atur, termasuk siapa yang memegang foto dan berbagai detail lainnya,” tutur Nia Ramadhani.

    Saat ini, mendiang nenek Nia Ramadhani yang meninggal akibat kanker paru-paru masih disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat. Rencananya, beliau akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta, pada hari ini Minggu (26/1/2025).

  • Kanker Paru-paru Jadi Penyebab Meninggalnya Nenek Nia Ramadhani

    Nia Ramadhani Kenang Perjuangan sang Nenek Saat Awal Kariernya di Industri Hiburan

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis Nia Ramadhani sedih ketika mengenang kebaikan neneknya Hanna Louise Poluan yang meninggal dunia pada Jumat (24/1/2025). Hanna berjasa besar terhadap istri pengusaha Ardi Bakrie itu ketika memulai kariernya di dunia hiburan.

    “Kenapa aku begitu sedih mengenang beliau, karena luar biasanya perjuangan beliau. Aku ingat pertama kali aku casting aku ditemani Oma pakai mobil beliau, sampai akhirnya syuting sinetron Bidadari pakai mobil Oma,” kenang Nia dikutip dari channel Youtube, Sabtu (25/1/2025).

    Meski sedih, Nia Ramadhani sudah mengikhaskan sang nenek pergi untuk selamanya. Ia juga bersyukur bisa menemani saat-saat terakhir neneknya sebelum meninggal.

  • Neneknya Meninggal Dunia, Nia Ramadhani Kenang Momen Terakhir

    Neneknya Meninggal Dunia, Nia Ramadhani Kenang Momen Terakhir

    JAKARTA – Kabar duka datang dari keluarga Nia Ramadhani. Sang nenek, Hanna Louise Poluan meninggal dunia di usia 87 tahun pada Jumat, 24 Januari. Hal ini diungkapkan oleh istri Ardi Bakrie melalui unggahan Instagram story-nya.

    “Rest in peace,” tulis Nia Ramadhani, dikutip VOI dari akun Instagram story @ramdhaniabakrie Sabtu, 25 Januari.

    Ibu anak tiga ini juga mengunggah ulang unggahan dari saudaranya, Denita Wenas. Ia membagikan kebersamaan keluarga bersama nenek tercinta.

    “Kenangan masa kecil sampe Nita lamaran dan nikah, oma bela-belain pulang dari Amsterdam ke Jakarta sendirian sampe main kartu malem-malem sambil ketawa-ketawa sama oma walaupun lagi sakit,” kenangnya.

    “Kami tidak akan pernah melupakan kenangan dan kebaikanmu. Betapa pemberani dan cantiknya hatimu,” lanjutnya menggunakan bahasa Inggris.

    Selain itu, menantu Aburizal Bakrie ini membagikan video saat neneknya telah meninggal dunia. Dalam video tersebut, Nia menangis sembari mencium neneknya.

    Perempuan berusia 34 tahun ini juga membagikan ulang unggahan Instagram story kakaknya, Thalita Ramadhani. Dalam pernyataan tersebut, Nia rupanya jatuh ke lantai usai mengetahui neneknya telah meninggal dunia.

    “Masih kebayang hembusan terakhirnya, di saat Talitha, Nia jaga, baru tahu rasanya selemas itu. Langsung kita jatuh ke lantai. Kita sudah siap-siap tenaga dan asupan untuk standby sampai pagi padahal… We love you so much.” kata Talitha Nugroho.

    Sebelum membagikan kabar duka tersebut, bintang sinetron Bawang Merah & Bawang Putih terus berada di kamar rumah sakit untuk menjaga neneknya. Tak sendiri, ada tiga anaknya yang menemani. Bahkan, Nia sempat membagikan foto neneknya duduk sembari didoakan.

  • Kanker Paru-paru Jadi Penyebab Meninggalnya Nenek Nia Ramadhani

    Kabar Duka, Nenek Nia Ramadhani Meninggal pada Usia 87 Tahun

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar duka datang dari selebritas Nia Ramadhani. Pasalnya, neneknya, Hanna Louise Poluan mengembuskan napas terakhir pada usia 87 tahun. Kabar duka itu dibagikan Nia Ramadhani di Instagram miliknya.

    “Rest in peace Hanna Louise Poluan, 21 Juli 1937-24 Januari 2025,” unggah Nia Ramadhani pada Instagram stories miliknya, Sabtu (25/1/2025).

    Pada unggahannya itu, Hanna Louise Poluan memiliki tiga orang anak. Salah satunya adalah ibunda Nia Ramadhani, Chanty Marcia.

    “Turut berduka Chanty Marcia beserta suami Aditha Wiadi, Harry James Poluan beserta istri dan Peter Poluan beserta istri,” ujarnya lagi.

    Kepergian neneknya itu, membuat duka mendalam bagi Nia Ramadhani. Bahkan, semasa hidupnya Hanna Louise Poluan memiliki banyak cerita manis bagi Nia Ramadhani dan keluarga besarnya.

    “Masih kebayang embusan terakhirnya di saat Thalita, Nia jaga. Baru tahu kalau rasanya selemes itu. Kita langsung jatuh ke lantai,” ucap Nia Ramadhani yang mengunggah ulang postingan kakaknya, Thalita Ramadhani.

    “Kita sudah siap-siap tenaga dan asupan untuk standby sampai pagi padahal. We love you so much, terima kasih oma sudah mengizinkan kami berdua boleh tinggal di rumah oma bertahun-tahun. Terima kasih untuk segalanya,” tutup Nia Ramadhani yang memberikan kabar terkait meninggalnya sang nenek.