Tag: Nia Dinata

  • Sosok Rieke Diah Pitaloka, Dilaporkan ke MKD Gegara Provokasi Tolak Kenaikan PPN, Pelapor Terkuak

    Sosok Rieke Diah Pitaloka, Dilaporkan ke MKD Gegara Provokasi Tolak Kenaikan PPN, Pelapor Terkuak

    TRIBUNJATIM.COM – Sosok Rieke Diah Pitaloka jadi sorotan usai dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) atas dugaan pelanggaran etik.

    Anggota DPR RI dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini dianggap telah memprovokasi masyarakat soal kenaikan PPN.

    Laporan ini sudah dilayangkan oleh pengadu pada 20 Desember 2024.

    Hal ini dibenarkan oleh Ketua MKD DPR RI, Nazaruddin Dek Gam.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Politikus PAN itu pun mengonfirmasi surat pemanggilan Rieke oleh MKD atas dugaan pelanggaran etik yang dilakukannya.

    “Laporan ada, laporan ada. Benar, surat saya saya tanda tangan kok. Enggak mungkin ada surat kalau enggak ada laporan, benar ada laporan,” ujar Dek Gam saat dihubungi, Minggu (29/12/2024).

    Dalam surat pemanggilan Rieke yang diterima Kompas.com dan dikonfirmasi Dek Gam, pihak pelapor bernama Alfadjri Aditia Prayoga.

    Di dalam surat itu tertulis bahwa Alfadjri melaporkan Rieke atas pernyataan dalam konten di media sosial yang dianggap memprovokasi warga menolak kebijakan PPN 12 persen.

    Meski begitu, Dek Gam belum mau berkomentar lebih jauh soal pelaporan Rieke.

    Dia hanya menegaskan bahwa MKD kemungkinan bakal menunda pemanggilan Rieke yang seharusnya dilakukan Senin (30/12/2024).

    “Iya surat pemanggilan itu, iya surat pemanggilan itu memang aku tanda tangan. Tapi kan kita masih libur (sidang) nih, masih reses. Jadi anggota-anggota masih di dapil. Jadi kita tunda dulu lah,” kata Dek Gam.

    Kompas.com mencoba meminta tanggapan Rieke soal pelaporannya ke MKD karena mengkritik kebijakan PPN 12 persen.

    Namun, hingga berita ini diterbitkan, Rieke belum memberikan tanggapan.

    Sebelumnya, Rieke Diah Pitaloka memang getol menolak PPN 12 persen.

    Hal itu bukan tanpa sebab.

    Menurutnya, kenaikan pajak ini dapat memberikan dampak signifikan pada masyarakat.

    Ia memperingatkan adanya potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga krisis ekonomi sebagai konsekuensi kenaikan ini.

    “Pertimbangan ekonomi dan moneter, antara lain angka PHK meningkat, deflasi selama kurang lebih lima bulan berturut-turut, harus diwaspadai berdampak pada krisis ekonomi, kenaikan harga kebutuhan pokok,” kata Rieke saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (21/12/2024).

    Rieke meminta Presiden RI Prabowo Subianto untuk menunda rencana kenaikan PPN tersebut. Ia juga menyarankan pemerintah untuk menerapkan self-assessment monitoring system dalam tata kelola perpajakan guna memastikan efektivitas sistem tersebut.

    Selain itu, Rieke menekankan pentingnya pemberantasan korupsi sebagai dasar untuk merumuskan strategi pelunasan utang negara.

     
    “Saya dukung Presiden Prabowo tunda atau bahkan batalkan rencana kenaikan PPN 12 persen sesuai dengan amanat Pasal 7 ayat 3 dan ayat 2(a) UU 7/2021,” tegasnya.

    Rieke menjelaskan bahwa Pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan harus dipahami secara utuh.

    Berdasarkan pasal tersebut, tarif PPN ditetapkan sebesar 11 persen mulai 1 April 2022 dan 12 persen paling lambat pada 1 Januari 2025.

    Ia juga mengingatkan bahwa Pasal 7 ayat (3) memberi wewenang kepada Menteri Keuangan untuk mengubah tarif PPN menjadi paling rendah 5 persen dan paling tinggi 15 persen, dengan berkonsultasi bersama DPR RI.

    “Baca juga penjelasan Pasal 7 ayat (3),” tutur Rieke.

    Sosok Rieke Diah Pitaloka

    Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari atau yang lebih akrab dipanggil Rieke Diah Pitaloka lahir di Garut pada 8 Januari 1974.

    Rieke Diah Pitaloka merupakan anak dari pasangan suami istri Edy Prayitno dan Tati Djulianti.

    Rieke Diah Pitaloka menikah dengan seorang dosen filsafat Universitas Indonesia, Donny Gahral Adian pada Sabtu 23 Juli 2005 di Garut, Jawa Barat.

    Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai tiga orang anak, Sagara Kawani Adiansyah pada tahun 2009 dan dua anak laki-laki kembar, Misesa Adiansyah dan Jalumanon Badrika pada 2012. 

    Namun rumah tangga Rieke Diah Pitaloka dan Donny Gahral Adian hanya bertahan sembilan tahun.

    Pada 2015, keduanya resmi bercerai karena adanya orang ketiga yang mencuri hati Donny Gahral Adian.

    Sebelum bercerai, Donny sempat menawarkan pada Rieke Diah Pitaloka untuk tetap menjaga status pernikahan mereka demi karier masing-masing.

    Namun Rieke Diah Putaloka menolak dan memilih tetap bercerai. 

    Ketua Pansus Pelindo II, Rieke Diah Pitaloka, sedang memimpin sidang kasus Pelindo II dengan agenda mendengarkan keterangan konsultan keuangan Pelindo II, Deutsche Bank, di Gedung Nusantara II, DPR RI, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015). TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN (TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN)

    Rieke Diah Pitaloka menghabiskan masa kanak-kanak sampai remajanya di Garut, tanah kelahirannya.

    Rieke Diah Pitaloka mengawali pendidikannya di SD Yos Sudarso, Garut sejak 1981 sampai 1987.

    Lulus dari SD Yos Sudarso, Rieke Diah Pitaloka kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Garut dan lulus pada 1990.

    Rieke Diah Pitaloka kemudian melanjutkan ke SMU Negeri 1 Garut hingga lulus pada 1993.

    Lulus dari SMU, Rieke Diah Pitaloka kemudian pindah ke Depok untuk menempuh pendidikan S1 di Jurusan Sastra Belanda Universitas Indonesia.

    Semasa kuliah S1 ini, Rieke Diah Pitaloka hidup dalam kondisi serba terbatas.

    Rieke Diah Pitaloka pernah kehabisan uang sampai kesulitan makan dan nunggak uang kos.

    Rieke Diah Pitaloka berhasil menggondol gelar sarjananya pada 2000 sebelum melanjutkan ke Program Pascasarjana Filsafat Fakultas Ilmu Budaya UI.

    Rieke berhasil meraih gelar magister filsafatnya pada tahun 2004.

    Selain menempuh pendidikan formal, Rieke Diah Pitaloka juga pernah menempuh pendidikan nonformal.

    Pada tahun 2000, Rieke Diah Pitaloka pernah mengikuti kursus filsafat di Extention Course Programme Driyakara School of Philosophy, Jakarta dan Kursus Bahasa Inggris di The Brutush Institute Jakarta.

    BAHAS PALINDO II – Ketua Pansus Pelindo II Rieke Diah Pitaloka tiba di Gedung KPK untuk bertemu pimpinan KPK membahas temuan kasus Pelindo II, Jalan Rasunasaid, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/3). Pimpinanan dan anggota Pansus Pelindo II DPR RI ini juga menyerahkan dokumen pembahasan dugaan korupsi pengadaan tiga unit Quay Container Crane di PT Pelindo II. Warta Kota/henry lopulalan (Warta Kota/henry lopulalan)

    Riwayat Karier Dunia Hiburan

    Rieke Diah Pitaloka bisa dibilang perempuan yang multitalenta.

    Sebelum dikenal sebagai seorang politikus dari PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka aktif di dunia hiburan sebagai pemain teater, bintang sinetron, bintang iklan, sampai aktivis.

    Sebelum dikenal sebagai seorang politisi, wajah Rieke Diah Pitaloka sudah sering bersliweran di layar televisi.

    Rieke Diah Pitaloka sudah membintangi berbagai sinetron dan FTV.

    Sinetron yang paling melambungkan namanya adalah Bajaj Bajuri, sebuah sinetron komedi yang tayang di Trans TV sejak 2002 sampai 2007.

    Karena perannya dalam Bajaj Bajuri, Rieke Diah Pitaloka juga berhasil menyabet penghargaan dari Forum Film Bandung sebagai Aktris Wanita Terpuji.

    Dalam sinetron tersebut, Rieke Diah Pitaloka yang berperan sebagai Oneng, berduet dengan Mat Solar.

    Mat Solar berperan sebagai Bajuri yang tidak lain adalah suami Oneng.

    Adapun beberapa sinetron maupun FTV lain yang pernah dibintangi Rieke Diah Pitaloka diantaranya, Srikandi, Badut pasti Berlalu, Untukmu Segalanya, Tirani Kehidupan, 30 Meter, Putri Maharani, Perawan-perawan, Perkawinan, Prahara Prabu Siliwangi, Goresan Cinta Berbingkai Duka, Bola Kampung, Salon Oneng, serta Maha Kasih.

    Tidak hanya menjadi bintang sinetron, Rieke Diah Pitaloka juga sempat menjadi pembawa acara di beberapa acara televisi.

    Beberapa acara yang dibawakan oleh Rieke Diah Pitaloka diantaranya Good Morning dan Reportase Malam yang tayang di Trans TV, serta Book Review yang tayang di Metro TV.

    Beberapa acara lain yang pernah dibawakan Rieke Diah Pitaloka diantaranya Informasi Kelautan Ikan, ikan, ikan yang tayang di Indoesiar, Raja Sawer di ANTV, Liga Italia, Selebriti Up Date, Pasar Rakyat, serta Warung Sehat yang tayang di TPI.

    Rieke Diah Pitaloka juga aktif menulis.

    Selain menulis untuk berbagai media massa, Rieke Diah Pitaloka juga sudah menerbitkan beberapa buku.

    Buku-buku karya Rieke Diah Pitaloka diantaranya ‘Renungan Kloset: Dari Cengkeh sampai Ultrecht’, ‘Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat’, ‘Ups! Kumpulan Puisi’, ‘Banalitas Kekerasan: Telaah Pemikiran Hannah Arendt Tentang Kekerasan Negara’, serta ‘Sumpah Saripah’.

    Rieke Diah Pitaloka sudah mulai merambah dunia perfilman pada 2006 ketika membuat debutnya dalam film ‘Berbagi Suami’ yang disutradari Nia Dinata.

    Rieke juga membintangi film ‘Perempuan Punya Cerita’ yang diadopsi dari film ‘Lotus Requim’, sebuah film antologi karya empat sutradara perempuan.

    Pada 2008, Rieke Diah Pitaloka juga berperan dalam film ‘Laskar Pelangi’.

    Setahun berikutnya, Rieke Diah Pitaloka kembali bermain dalam film ‘Sang Pemimpi’.

    Rieke Diah Pitaloka kemudian merambah ke dunia politik.

    Rieke Diah Pitaloka bahkan pernah menjabat sebagai Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar.

    Namun pada 2008, Rieke Diah Pitaloka memutuskan untuk pindah ke PDI Perjuangan karena adanya konflik internal yang tajam di dalam PKB. 

    Rieke Diah Pitaloka kemudian maju sebagai Calon Anggota Legislatif periode 2009 – 2014 dapil Jawa Barat II.

    Rieke Diah Pitaloka lolos ke senayan dan menjadi anggota Komisi IX yang membawahi bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

    Rieke Diah Pitaloka juga termasuk anggota Panitia Khusus Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

    Rieke Diah Pitaloka mengkritisi pemerintah yang tak kunjung mengesahkan RUU BPJS menjadi UU. 

    Pada 2013, Rieke Diah Pitaloka maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat pada Pilkada Jawa Barat 2013 didampingi Teten Masduki sebagai wakilnya.

    Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki bergantian pidato dihadapan kader PDIP pada acara Rakerdasus DPD PDIP Jabar di Bandung Convention Centre (BCC), Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jumat (9/11/2012). Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini akan didaftarkan sebagai peserta Pilgub Jabar 2013 oleh DPD PDIP Jabar ke KPU Jabar pada Sabtu (10/11/2012), pukul 10.10 WIB. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

    Rieke Diah Pitaloka yang diusung PDI Perjuangan bersaing dengan empat pasangan calon lainnya, yaitu Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar, Dede Yusuf Maxan Efendi – Lex Laksamana Zainal Lan, Irianto MS Syaifudin – Tatang Farhanul Haki, serta Dikdik Maulana Arif Mansur – Cecep Nana Suryana Toyib.

    Sayangnya Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki hanya manjadi peringkat kedua.

    Mereka kalah dari pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar yang meraih suara 6.515.313 suara, sedangkan Rieke dan Teten hanya meraih suara 5.714.997 suara. 

    Dalam pemilihan legislatif 2014, Rieke Diah Pitaloka kembali maju sebagai calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan.

    Rieke Diah Pitaloka maju untuk Dapil Jawa Barat VII.

    Untuk kedua kalinya, Rieke Diah Pitaloka berhasil meraih kursi di senayan dengan perolehan suara 255.044 suara. 

    Rieke Diah Pitaloka duduk di komisi VI DPR RI yang membawahi urusan industri, investasi, serta persaingan usaha. 

    Pada pemilu 2019, Rieke Diah Pitaloka kembali maju sebagai caleg DPR RI untuk Dapil VII.

    Meraih suara sebanyak 168.729 suara, untuk ketiga kalinya Rieke Diah Pitaloka berhasil lolos ke senayan. 

    Pada 2006, Rieke Diah Pitaloka juga mendirikan sebuah yayasan yang bergerak di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan yang dinamai Yayasan Pitaloka.

    Rieke Diah Pitaloka mengetuai sendiri yayasan tersebut sampai saat ini. 

    Rieke Diah Pitaloka juga membangun sebuah portal yang berisi berita tentang sosial, politik, ekonomi, ketenagakerjaan, jaminan kesehatan, agenda kerja DPR Komisi IX dan Badan Legislatif, informasi kegiatan pendidikan dan kebudayaan serta pengaduan BPJS, perburuhan dan TKI.

    Portal tersebut dinamai Rumah Diah Pitaloka dan dapat diakses di www.rumahdiahpitaloka.org. 

    Karena berbagai kegiatannya, Rieke Diah Pitaloka juga telah meraih berbagai penghargaan.

    —– 

    Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

  • Penampakan Rumah Horor Dijual Rp 27 Juta, Sutradara Joko Anwar Sebut Cantik Banget, Tapi. . .

    Penampakan Rumah Horor Dijual Rp 27 Juta, Sutradara Joko Anwar Sebut Cantik Banget, Tapi. . .

    TRIBUNJATENG.COM – Penampakan rumah di Yogyakarta yang dijual Rp 27 juta hingga viral di sosial media.

    Bahkan sutradara terkenal Joko Anwar tertarik dan memujinya cantik.

    Namun ada perkembangan terbaru terkait rumah horor tersebut.

    Kondisi rumah di Yogyakarta yang dijual Rp 27 juta itu tampak horor dan bikin merinding.

    Melansir dari TribunJatim.com, Kisah viral rumah tersebut bermula dari unggahan akun X @78vip pada Rabu, 20 November 2024.

    Akun itu membagikan dua foto yang menunjukkan sebuah rumah di Yogyakarta yang sedang dijual melalui sebuah aplikasi.

    Rumah itu tampak sangat tua dan terlihat seperti sudah lama tidak dihuni.

    Kondisinya cukup memprihatinkan, dengan dinding bagian bawah ditumbuhi lumut. Gentengnya juga dipenuhi lumut dan dedaunan kering.

    Vegetasi liar tumbuh subur di sekitar rumah, menghalangi cahaya matahari sehingga menciptakan suasana yang gelap dan redup di dalamnya.

    Menurut informasi di aplikasi, rumah tersebut memiliki dua kamar tidur dan satu kamar mandi.

    Dalam kolom deskripsi, penjual menuliskan bahwa rumah itu cocok untuk dijadikan hotel atau investasi.

    Penjual menetapkan harga Rp 25 juta bagi siapa saja yang tertarik membeli rumah itu.

    Unggahan akun @78vip pun menarik perhatian hingga menjadi viral.

    Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut telah mendapatkan 32 ribu likes dan lebih dari 2,5 ribu retweet.

    Sutradara terkenal Joko Anwar ikut memberikan perhatian terhadap rumah itu. Ia bahkan meninggalkan komentar di unggahan @78vip.

    Sutradara film Pengabdi Setan itu terang-terangan memuji keindahan rumah tersebut dan menyatakan ketertarikannya.

    “Astaga cantik banget rumahnya nih. Masih available nggak, ya,” tulis Joko Anwar.

    Joko Anwar tertarik beli rumah   (X @jokoanwar)

    Komentar Joko Anwar membuat rumah itu semakin viral. Namun, hal ini juga memicu kecurigaan dari beberapa pengguna X.

    Salah satu netizen dengan nama akun @0ctavenn menyatakan bahwa rumah tersebut kemungkinan besar merupakan hasil dari teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Ia bahkan menunjukkan analisisnya dengan tingkat akurasi hingga 95 persen.

    “Ai generated tuh, hati hati,” tulis akun @0ctavenn.

    Mendapati fakta tersebut, akun @78vip yang mengunggah rumah tersebut ke X memberikan kabar terbaru.

    Ia menyebut seller rumah tersebut langsung menghapus postingan di aplikasi setelah dirinya bertanya.

    “Wahh baru tauu pantes abis ku tanya sellernya langsung hapus postingan,” beber akun @78vip.

    Melansir dari Kompas.com, Joko Anwar adalah seorang sutradara, penulis skenario, sekaligus produser film asal Indonesia.

    Lahir pada 3 Januari 1976, ia memulai kariernya di industri perfilman sejak tahun 2003.

    Langkah pertamanya di dunia film dimulai sebagai asisten sutradara kedua dalam film Biola Tak Berdawai.

    Setelah itu, ia menulis skenario bersama Nia Dinata untuk film Arisan!, yang sukses membawanya masuk nominasi skenario terbaik di Festival Film Indonesia 2004.

    Debut Joko sebagai sutradara terjadi lewat film yang naskahnya ia tulis sejak masa kuliah pada tahun 1998.

    Film tersebut adalah Janji Joni (2005), sebuah komedi romantis yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Mariana Renata.

    Sejak itu, Joko terus aktif memproduksi berbagai film berkualitas di Indonesia.

    Hingga kini, Joko telah menggarap total 17 film layar lebar.

    Beberapa karyanya yang paling sukses antara lain Pengabdi Setan, Gundala, dan Perempuan Tanah Jahanam.

    Atas kontribusinya, Joko berhasil masuk nominasi dan memenangkan sejumlah penghargaan bergengsi, termasuk Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2015.

    Selain film panjang, Joko juga memproduksi sejumlah film pendek dan sesekali muncul sebagai pemeran pendukung.

    Salah satu contohnya adalah di film Arisan!, di mana ia memerankan seorang manajer restoran.

    (Grid)

  • Mengenal Selebritas Indonesia yang Terlahir dari Keturunan Pahlawan

    Mengenal Selebritas Indonesia yang Terlahir dari Keturunan Pahlawan

    Jakarta, Beritasatu.com – Setiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan, ini menjadi momen untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang memerdekakan Indonesia. Sejumlah selebritas wanita Indonesia ternyata memiliki garis keturunan dari pahlawan-pahlawan nasional Tanah Air. 

    Nama-nama dan karya-karya mereka pun sudah dikenal oleh masyarakat, sehingga karier para selebritas ini semakin bersinar.

    Meskipun para pahlawan telah tiada dan hanya nama-nama mereka yang dikenang, tetapi jasa mereka tetap hidup dalam ingatan. Perjuangan mereka kini dilanjutkan oleh generasi penerus, termasuk oleh para artis wanita Indonesia. 

    Dian Sastrowardoyo

    Aktris terkenal Dian Sastrowardoyo ternyata memiliki darah pahlawan Indonesia. Wanita yang juga berprofesi sebagai dosen ini merupakan cucu dari Prof Mr Sunario Sastrowardoyo. 

    Kakek Dian Sastro adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, terlibat dalam Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II, dua peristiwa yang sangat berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan.

    Ashanty

    Ashanty, istri dari Anang Hermansyah, juga berasal dari keturunan pahlawan. Kakeknya, Prof Dr KH Abdullah Siddik SH, adalah seorang pahlawan nasional yang dihormati di Bengkulu Utara. 

    Diketahui, ia pernah menjadi rekan sejawat Agus Salim dalam organisasi Jong Islamieten Bond, yang berperan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.

    Dewi Yull

    Artis senior Dewi Yull merupakan cicit dari RM Tirto Adhi Soerjo, seorang tokoh penting dalam kebangkitan nasional. RM Tirto Adhi Soerjo adalah pendiri surat kabar pertama di Indonesia, Media Prijaji, dan pada 1973 dinobatkan sebagai Bapak Pers Nasional. Ia juga diberi gelar Pahlawan Nasional pada 3 November 2006.

    Karina Salim

    Karina Salim adalah cicit dari H Agus Salim, salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang juga anggota Panitia Sembilan. 

    H Agus Salim diangkat sebagai pahlawan nasional pada 27 Desember 1961 karena kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

    Nia Dinata

    Nia Dinata dikenal sebagai sutradara terkenal Indonesia, merupakan cucu dari Otto Iskandardinata, yang terkenal sebagai Si Jalak Harupat. 

    Kakek Nia Dinata ini sangat aktif dalam organisasi pergerakan, termasuk Budi Utomo, Dewan Rakyat (Volksraad), dan Paguyuban Pasundan. Otto Iskandardinata juga pernah memimpin surat kabar Tjahaja dan pada 6 November 1973 diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

    Asri Welas

    Asri Welas yang dikenal sebagai artis multitalenta, ternyata merupakan keturunan ketujuh dari Pangeran Diponegoro. Keturunan Pangeran Diponegoro ini terungkap melalui pohon jalar yang ada di rumah nenek Asri, dikenal sebagai simbol dari keturunan pahlawan asal Yogyakarta tersebut.

    Celine Evangelista

    Celine Evangelista adalah cicit dari Haji Fadeli Luran, seorang tokoh penting yang berperan dalam menyatukan umat Islam di Sulawesi Selatan. 

    Meskipun kini Celine memiliki keyakinan yang berbeda dengan kakek buyutnya, darah perjuangan tetap mengalir dalam dirinya sebagai keturunan seorang pahlawan.

    Maia Estianty

    Maia Estianty, musisi dan penyanyi terkenal adalah cicit dari Raden Hadjie Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Cokroaminoto), salah satu tokoh besar dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. 

    HOS Cokroaminoto dikenal sebagai salah satu pemimpin yang berpengaruh pada masa penjajahan dan memiliki jasa besar bagi bangsa Indonesia. Namanya pun diabadikan sebagai nama jalan di berbagai daerah di Indonesia.