Tag: Ngabila Salama

  • 8 Manfaat Program Makan Bergizi Gratis bagi Anak Sekolah, Kata Ahli Kesehatan Masyarakat – Page 3

    8 Manfaat Program Makan Bergizi Gratis bagi Anak Sekolah, Kata Ahli Kesehatan Masyarakat – Page 3

    Pakar Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama mengatakan, manfaat MBG sangat luas dan menyentuh banyak aspek penting dalam tumbuh kembang anak.

    Dia menyebutkan, setidaknya ada delapan manfaat utama dari program ini, yang berdampak langsung pada kesehatan fisik, mental, hingga kondisi ekonomi keluarga siswa.

    Pertama, mencegah stunting dan anemia, dua masalah gizi yang masih menjadi tantangan di Indonesia. Dengan rutin mengonsumsi makanan bergizi dari MBG, anak-anak mendapatkan cukup zat besi, vitamin A, dan protein hewani.

    Itu merupakan komponen penting untuk mencegah kekurangan gizi kronis yang dapat berdampak jangka panjang. “Makan bergizi gratis akan menyiapkan fisik dan mental calon orang tua untuk cegah stunting pada anaknya kelak,” kata dr Ngabila.

    Kedua, MBG menunjang pertumbuhan fisik anak secara optimal. Menu yang kaya akan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.

    Di masa pertumbuhan, asupan ini sangat penting agar anak mencapai tinggi dan berat badan ideal, serta berkembang dengan sehat.

    Ketiga, asupan gizi seimbang dari MBG membantu anak-anak lebih fokus dan aktif saat belajar di kelas. Perut yang kenyang membuat mereka tidak lagi terganggu oleh rasa lapar saat jam pelajaran berlangsung. Nutrisi yang cukup juga memberikan energi yang dibutuhkan untuk berpikir dan menyerap materi pelajaran.

    Keempat, MBG secara perlahan membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini. Anak-anak mulai terbiasa dengan makanan rumahan yang seimbang, dan tidak lagi bergantung pada jajanan yang rendah gizi. Ini menjadi modal penting dalam membentuk gaya hidup sehat yang akan terbawa hingga dewasa.

    “Anak-anak SD akan mereplikasi menu sehat MBG sesuai konsep isi piringku ke rumah masing-masing, mereka terbiasa sampai menjadi ortu nantinya,” jelasnya.

    Kelima, MBG bisa mengurangi beban ekonomi keluarga, terutama dari kalangan menengah ke bawah. Orang tua tidak lagi harus menyiapkan bekal setiap hari atau memberi uang jajan dalam jumlah besar.

    Bahkan banyak anak kini justru membawa pulang sebagian uang jajannya karena merasa sudah kenyang. Bagi keluarga dengan lebih dari satu anak sekolah, ini tentu menjadi bantuan nyata yang meringankan pengeluaran harian.

    Manfaat keenam adalah meningkatkan imunitas tubuh anak. Nutrisi yang lengkap memperkuat daya tahan tubuh, sehingga anak tidak mudah terserang penyakit. Imun yang kuat juga berarti kehadiran sekolah yang lebih konsisten dan prestasi belajar yang lebih stabil.

    Ketujuh, program ini juga membantu membangun keseimbangan emosional anak. Anak yang tidak lapar lebih tenang, tidak mudah marah atau rewel, dan lebih mudah diajak berinteraksi. Ini berpengaruh besar terhadap suasana belajar di kelas dan hubungan sosial antarsiswa.

    Terakhir, MBG meningkatkan partisipasi sekolah. Banyak anak yang tadinya enggan sekolah karena lapar atau tidak punya bekal, kini bersemangat karena merasa diperhatikan. Mereka tahu bahwa di sekolah, mereka tidak hanya belajar, tapi juga mendapat perhatian terhadap kebutuhan dasarnya. “Jadi untuk kelompok ekonomi menengah ke bawah sangat banyak manfaat MBG,” kata dr Ngabila.

  • 4 Tips Tubuh Tetap Sehat dan Bugar saat Menjalani Puasa!

    4 Tips Tubuh Tetap Sehat dan Bugar saat Menjalani Puasa!

    Di tengah musim hujan, penting rasanya menjaga tubuh tetap sehat dan bugar saat menjalani puasa.

    Tayang: Kamis, 20 Maret 2025 18:06 WIB

    Freepik.com

    ILUSTRASI PUASA – Tips tubuh tetap sehat dan bugar saat berpuasa 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Tak terasa puasa ramadan 2025 sudah memasuki hari ke-20.

    Di tengah musim hujan, penting rasanya menjaga tubuh tetap sehat dan bugar saat menjalani puasa.

    Berikut 4 tipsnya yang dibagikan oleh Praktisi Kesehatan, Ngabila Salama:

    1. Pilih makanan bergizi saat sahur dan berbuka, seperti protein, lemak sehat, dan serat.

    2. Minum cukup air untuk mencegah dehidrasi.

    3. Istirahat yang cukup agar tubuh bisa pulih dan tetap bertenaga.

    4. Tetap aktif dengan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau yoga, untuk menjaga stamina.

    “Dengan menjalankan puasa dengan cara yang sehat, tubuh dapat lebih kuat dalam menghadapi penyakit dan memiliki energi yang lebih stabil sepanjang hari,” katanya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’70858′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast + 1;
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.thumb) img = “”+vthumb+””;
    else img = ”;
    if(val.c_title) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    $.getJSON(“https://jakarta.tribunnews.com/ajax/latest?callback=?”, {start: newlast,section:’70858′,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }

    Berita Terkini

  • Tips Menjaga Kebersihan Mulut Selama Ramadan, Perokok Wajib Tahu!

    Tips Menjaga Kebersihan Mulut Selama Ramadan, Perokok Wajib Tahu!

    TRIBUNJAKARTA.COM – Menjaga kebersihan mulut menjadi faktor penting selama menjalani ibadah ramadan.

    Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama memberikan enam tips menjaga kebersihan mulut.

    Dimana ini juga diperuntukkan bagi perokok maupun pengguna vape.

    Berikut tipsnya:

    1. Jangan merokok atau vape selama bulan puasa termasuk saat sahur dan berbuka puasa. Selain menyebabkan bau mulut, nafas tidak segar, pernafasan menjadi tidak lega dan cenderung sesak.

    2. Menggosok gigi dilanjutkan dengan kumur mulut dapat dilakukan 3 kali sehari seperti pada pilihan waktu berikut:
    A. Sesudah makan malam saat berbuka puasa
    B. Sebelum tidur
    C. Sesudah sahur

    lihat foto
    KLIK SELENGKAPNYA: Curhat ABG Berinisial N (15) jadi PSK Demi Menghidupi Dua Adiknya Serta Neneknya di Kampung Halaman. Ia Hilang arah Gara-gara Ucapan Orangtua.

    D. Saat mandi pagi
    E. Saat mandi sore

    Gunakan sikat gigi yang halus. Jika tidak melakukan sikat gigi bisa menggunakan benang gigi dilanjutkan kumur dengan obat kumur.

    3. Membersihkan permukaan lidah

    4. ⁠Minum air putih yang cukup minimal 2 liter / 8 gelas per hari. Mulut kering / kurang asupan cairan ketika berpuasa menyebabkan produksi air liur yang berkurang, akibatnya mulut menjadi lebih kering, bibir pecah-pecah, gigi berlubang dan menyebabkan bau mulut. Dalam menjaga kelembaban rongga mulut, air liur memiliki peran yang cukup penting. Air liur juga memiliki fungsi sebagai cairan pembersih mulut secara alami yang mengandung bahan antibakteri.

    5. ⁠Konsumsi buah dan sayur yang cukup 3-5 porsi per hari terutama yang banyak mengandung air 

    6. ⁠Melakukan pemeriksaan ke dokter gigi jika ada keluhan gigi sebelumnya misalnya gigi berlubang, dan sebagainya untuk segera ditatalaksana

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Puasa Digital: Apakah Menatap Layar Berlebihan Bisa Membatalkan Puasa?

    Puasa Digital: Apakah Menatap Layar Berlebihan Bisa Membatalkan Puasa?

    Di era digital saat ini, penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel, komputer, dan televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Saat bulan Ramadan tiba, banyak umat Muslim yang tetap menjalankan aktivitas digital mereka, baik untuk bekerja, belajar, maupun sekadar mencari hiburan. 

    Data dari Facebook Insights menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang Indonesia menggunakan perangkat mobile untuk merencanakan aktivitas sosial selama Ramadan, dan 2 dari 3 orang menonton acara televisi melalui ponsel mereka selama bulan suci ini. Namun, seiring dengan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan di depan layar, muncul pertanyaan, apakah menatap layar secara berlebihan dapat membatalkan puasa?  

    Artikel ini akan mengulas secara ilmiah dan populer mengenai pengaruh konsumsi digital terhadap kualitas puasa, batasan-batasan yang perlu diperhatikan, serta pandangan ulama mengenai keterkaitan antara aktivitas digital dan keabsahan ibadah puasa. 

    Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana aktivitas digital memengaruhi ibadah puasa, baik dari segi hukum Islam maupun dampak kesehatannya. Dengan pemahaman yang tepat, umat Muslim dapat menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk tanpa terjebak dalam kebiasaan digital yang merugikan.

    Dalam Islam, puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga perilaku, emosi, dan pikiran agar tetap dalam kondisi suci. Dengan berkembangnya teknologi, banyak aktivitas yang dahulu dilakukan secara langsung kini beralih ke ranah digital, termasuk ibadah seperti membaca Al-Qur’an secara online, mengikuti kajian virtual, dan berdiskusi agama melalui media sosial. 

    Namun, di sisi lain, konsumsi konten digital yang berlebihan, terutama yang mengarah pada hal negatif seperti tontonan tidak senonoh, ujaran kebencian, atau berita hoaks, dapat mengurangi pahala puasa bahkan berpotensi membatalkannya jika dilakukan secara sadar dan disengaja.

    Dari perspektif kesehatan, paparan layar yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur, terutama jika dilakukan menjelang waktu istirahat. Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama, menyarankan untuk mengurangi waktu menatap layar guna memperbaiki kualitas tidur selama puasa. Kurangnya tidur dapat berdampak pada konsentrasi dan stamina, yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan ibadah puasa dengan optimal. 

    Selain itu, penggunaan media sosial dan perangkat elektronik lainnya secara berlebihan dapat menjadi sumber distraksi yang mengganggu konsentrasi selama beribadah. Notifikasi yang terus-menerus dan godaan untuk berselancar di dunia maya dapat mengalihkan perhatian dari tujuan utama Ramadan, yaitu meningkatkan kesadaran spiritual dan koneksi dengan Allah. 

    Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk bijak dalam mengatur waktu penggunaan perangkat elektronik selama bulan Ramadan. Menetapkan batasan waktu untuk aktivitas digital dan memastikan bahwa konten yang dikonsumsi selaras dengan nilai-nilai spiritual dapat membantu menjaga kualitas puasa. Dengan demikian, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat yang mendukung ibadah, bukan sebagai penghalang.

    Berikut adalah ayat Al-Qur’an dan hadis yang berkaitan dengan penggunaan teknologi secara bijak selama puasa:

    1. Ayat Al-Qur’an

    a. QS. Al-Baqarah: 183

    “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

    Tafsir:
    Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan utama puasa adalah meningkatkan ketakwaan. Jika aktivitas digital yang berlebihan, seperti menonton konten yang tidak bermanfaat atau menghabiskan waktu dengan hal sia-sia, mengurangi ketakwaan seseorang, maka hal tersebut bertentangan dengan esensi puasa.

    b. QS. Al-Mu’minun: 1-3

    “Sungguh, beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.”

    Tafsir:
    Ayat ini mengajarkan bahwa seorang Muslim seharusnya menghindari perbuatan sia-sia, termasuk konsumsi digital yang tidak memberikan manfaat selama bulan Ramadan. Jika seseorang menghabiskan waktu berjam-jam untuk hiburan yang melalaikan, ini bisa mengurangi pahala puasa.

    2. Hadis Nabi

    a. Hadis tentang Menjaga Lisan dan Perbuatan

    Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan berbuat dengannya, maka Allah tidak butuh pada ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari No. 1903)

    Penjelasan:
    Hadis ini menegaskan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang tidak baik, termasuk menyebarkan hoaks, menonton konten negatif, atau menggunakan media sosial untuk hal yang tidak bermanfaat.

    b. Hadis tentang Manfaat Diam

    Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari No. 6018, Muslim No. 47)

    Penjelasan:
    Hadis ini bisa diterapkan dalam penggunaan teknologi modern. Jika suatu konten atau percakapan digital tidak memberikan manfaat atau justru berisi hal yang merusak nilai puasa, lebih baik dihindari.

    Secara umum, seperti ponsel, komputer, dan televisi tidak termasuk dalam kategori yang membatalkan puasa, selama tidak melibatkan hal-hal yang secara syariat membatalkan ibadah tersebut. Berdasarkan fatwa dan pandangan ulama, ada beberapa aspek yang tetap perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkat digital saat berpuasa:

    1. Aktivitas Digital Tidak Membatalkan Puasa secara Langsung

    Mayoritas ulama sepakat bahwa menatap layar atau menggunakan media sosial tidak membatalkan puasa. Dalam kitab-kitab fikih klasik, hal-hal yang membatalkan puasa sudah dijelaskan secara jelas, yaitu:

    Makan dan minum dengan sengaja.Berhubungan suami istri di siang hari.Muntah dengan disengaja.Haid dan nifas bagi wanita.Mengeluarkan air mani akibat stimulasi langsung.Menggunakan obat yang masuk ke dalam tubuh melalui jalur tertentu (misalnya suntikan yang mengandung nutrisi).

    Karena aktivitas digital tidak termasuk dalam daftar tersebut, maka secara hukum fikih aktivitas ini tidak membatalkan puasa.

    2. Pengaruh Konten yang Dikonsumsi terhadap Pahala Puasa

    Meski tidak membatalkan puasa, aktivitas digital yang berlebihan dan tidak bermanfaat dapat mengurangi nilai dan pahala puasa. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa puasa memiliki tingkatan, yaitu:

    Puasa awam: Hanya menahan diri dari makan dan minum.Puasa khusus: Menjaga anggota tubuh dari perbuatan maksiat, seperti menahan pandangan, perkataan, dan perbuatan yang buruk.Puasa khusus al-khusus: Menjaga hati dan pikiran dari hal-hal yang melalaikan dari Allah.

    Jika seseorang berpuasa tetapi tetap mengonsumsi konten yang tidak bermanfaat seperti gibah di media sosial, menonton video yang tidak pantas, atau bermain game tanpa batasan waktu, maka puasanya tetap sah tetapi nilai dan pahalanya bisa berkurang.

    Hadis Rasulullah ﷺ menguatkan hal ini:

    “Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah No. 1690)

    3. Fatwa Ulama tentang Konsumsi Digital saat Puasa

    Beberapa lembaga fatwa dan ulama kontemporer telah mengeluarkan pandangan mengenai konsumsi digital saat berpuasa:

    Fatwa Lajnah Daimah Arab Saudi: Aktivitas digital seperti menonton televisi atau menggunakan media sosial tidak membatalkan puasa, tetapi dianjurkan untuk menghindari konten yang bertentangan dengan nilai Islam.Fatwa Dar al-Ifta Mesir: Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga akhlak dan perilaku. Oleh karena itu, aktivitas digital yang membawa dampak negatif pada ibadah seseorang dapat mengurangi pahala puasa.MUI (Majelis Ulama Indonesia): MUI menekankan bahwa penggunaan media digital harus selaras dengan tujuan puasa, yaitu meningkatkan ketakwaan. Jika aktivitas tersebut melalaikan dari ibadah, maka sebaiknya dikurangi.4. Solusi Bijak dalam Menggunakan Teknologi saat Puasa

    Para ulama menyarankan agar umat Muslim lebih selektif dalam menggunakan teknologi selama Ramadan, seperti:

    Membatasi waktu penggunaan gadget, terutama sebelum tidur agar tidak mengganggu pola istirahat.Memanfaatkan media digital untuk kebaikan, seperti mendengarkan kajian Islam, membaca Al-Qur’an digital, atau berdiskusi tentang ilmu agama.Menghindari konten yang sia-sia, seperti video yang mengandung maksiat atau ghibah di media sosial.Kesimpulan

    Dari ayat, hadis dan fatwa ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi selama Ramadan harus selaras dengan tujuan utama puasa, yaitu meningkatkan ketakwaan dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Meskipun menatap layar dalam waktu lama tidak membatalkan puasa secara langsung, tetapi jika hal tersebut melalaikan dari ibadah dan nilai-nilai puasa, maka itu bisa mengurangi pahala dan manfaat spiritual yang seharusnya diperoleh selama Ramadan. 

    Dengan memahami konsep ini, umat Muslim dapat lebih bijak dalam mengatur waktu dan jenis konsumsi digital mereka agar ibadah puasa tetap bernilai optimal.

    *Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Ini cara jaga kebersihan mulut selama berpuasa

    Ini cara jaga kebersihan mulut selama berpuasa

    menggosok gigi dan kumur mulut sebanyak tiga kali sehari

    Jakarta (ANTARA) – Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama menganjurkan sejumlah langkah untuk menjaga kebersihan mulut selama menjalankan ibadah puasa.

    “Jangan merokok (bakar atau elektrik) selama bulan puasa termasuk saat sahur dan berbuka puasa. Selain menyebabkan bau mulut, nafas tidak segar, pernafasan menjadi tidak lega dan cenderung sesak,” ucap Ngabila saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Selanjutnya, kata Ngabila, menggosok gigi dan kumur mulut sebanyak tiga kali sehari, misalnya sesudah makan malam saat berbuka puasa, sebelum tidur, sesudah sahur, saat mandi pagi atau saat mandi sore.

    “Gunakan sikat gigi yang halus. Jika tidak melakukan sikat gigi bisa menggunakan benang gigi dilanjutkan kumur dengan obat kumur. Jangan lupa bersihkan permukaan lidah,” kata dia.

    Kemudian, meminum air putih yang cukup minimal dua liter atau delapan gelas per hari.

    “Mulut kering atau kurang asupan cairan ketika berpuasa menyebabkan produksi air liur yang berkurang, akibatnya mulut menjadi lebih kering, bibir pecah-pecah, gigi berlubang dan menyebabkan bau mulut,” kata Ngabila.

    Oleh karena itu, kata dia, dalam menjaga kelembaban rongga mulut, air liur memiliki peran yang cukup penting, termasuk sebagai cairan pembersih mulut secara alami yang mengandung bahan antibakteri.

    “Berikutnya konsumsi buah dan sayur yang cukup tiga sampai lima porsi per hari terutama yang banyak mengandung air,” kata Ngabila.

    Penting juga, memeriksakan ke dokter gigi jika terdapat keluhan pada gigi.

    “Misalnya gigi berlubang dan sebagainya untuk segera ditindaklanjuti,” ujar Ngabila.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bau Mulut Saat Puasa, Tapi Ragu untuk Gosok Gigi? Ini Penjelasan dan Tipsnya!

    Bau Mulut Saat Puasa, Tapi Ragu untuk Gosok Gigi? Ini Penjelasan dan Tipsnya!

    JABAR EKSPRES – Bau mulut saat puasa menjadi salah satu hal yang memang sulit dihindari. Ada sejumlah faktor yang mengakibatkan mulut terasa bau, salah satunya ragu untuk menggosok gigi lantaran takut membatalkan puasa.

    Disadari atau tidak, puasa bukan hanya menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, saat berpuasa kita juga dianjurkan untuk menghindari berbagai material masuk dari luar ke dalam tubuh melalui bagian manapun. Misalnya berkumur atau menggosok gigi.

    Menurut beberapa Mazhab seperti dikisahkan Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hambali, hukum menggosok gigi saat puasa menjadi makruh apabila dilakukan setelah waktu zuhur.

    Mengutip laman NU, Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zain, menjelaskan bahwa berkumur dan sikat gigi ketika puasa hukumnya makruh. “Hal yang makruh dalam puasa ada tiga belas. Salah satunya bersiwak setelah zhuhur,” (Lihat Nihayatuz Zein fi Irsyadil Mubtadi’in, Cetakan Al-Maarif, Bandung, Halaman 195).

    BACA JUGA:Keistimewaan Bulan Ramadan Bagi Peningkatan Ketakwaan Umat Muslim

    Akan tetapi dari Mazhab Maliki dan Mazhab Hanafi, dalam At-Tadzhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa al-Taqrib karya Musthafa Dib Al-Bugha, menyebut bahwa menggosok gigi saat berpuasa hukumnya mubah atau boleh dilakukan.

    Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis menjelaskan bahwa menggosok gigi tidak membatalkan puasa, terlebih jika dilakukan pada pagi hari.

    “Kalau dilakukan sebelum zuhur, hukumnya boleh, bahkan dianjurkan bagi yang ingin membersihkan mulutnya,” ujarnya beberapa waktu lalu, dikutip Senin (3/3/2025).

    Adapun, jika masih ada keraguan terkait apakah menggosok gigi dapat membatalkan puasa atau tidak, sebaiknya hal itu dilakukan 30 menit setelah makan sahur dan berbuka puasa.

    BACA JUGA:Jangan Lakukah Hal ini, Atau Puasamu Bisa batal

    Namun demikian, menggosok gigi bukanlah satu-satunya faktor penyebab bau mulut saat puasa. Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama menyebut bahwa merokok saat berpuasa juga mengakibatkan mulut beraroma tidak sedap.

    Kemudian, kekuarangan cairan juga menjadi faktor yang menyebabkan bau mulut, sehingga Ngabila menyampaikan bahwa masyarakat perlu memenuhi asupan cairan dengan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka.

  • Pakar Tegaskan Air Minum Galon Polikarbonat Tak Sebabkan Kemandulan

    Pakar Tegaskan Air Minum Galon Polikarbonat Tak Sebabkan Kemandulan

    Jakarta – Senyawa Bisphenol A (BPA) yang menjadi bahan pembentuk galon polikarbonat kerap dituding sebagai salah satu penyebab infertilitas atau kemandulan. Namun benarkah demikian?

    Pakar menjelaskan sampai dengan saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya kaitan mengonsumsi air dari galon polikarbonat dengan kesuburan seseorang.

    “Sampai sejauh ini yang dibilang kasus mandul karena minum dari kemasan galon itu tidak ada. Selama saya praktik 15 tahun belum pernah menerima keluhan soal kemandulan akibat minum air dari galon polikarbonat,” kata Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Abraham Dian Winarto dalam keterangan tertulis, Rabu (26/2/2025).

    Anggota perkumpulan ginekologi Indonesia (POGI) ini memastikan air dalam galon polikarbonat bukan penyebab infertilitas atau kemandulan serta gangguan kesehatan lainnya. Karenanya dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan takut untuk mengonsumsi air dari kemasan pangan tersebut.

    “Intinya suatu air kemasan yang beredar apalagi bermerek tentunya sudah melalui prosedur yang ketat dari BPOM sehingga pasti aman,” tegasnya.

    Sejumlah praktisi medis bahkan menyebut meminum air dari galon polikarbonat dapat menyebabkan kemandulan merupakan pembodohan publik. Masyarakat pun diimbau agar tidak terpengaruh dengan informasi yang menyebutkan air minum dalam galon polikarbonat dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

    “Minum air galon jadi mandul, itu kan satu pembodohan,” kata pakar kesehatan reproduksi, dokter Mohammad Caesario.

    Dia menegaskan tidak ada korelasi antara meminum air dari galon dengan gangguan reproduksi manusia. Artinya, sangat aman meminum air dari galon polikarbonat untuk memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari. Yang berbahaya, kata dia, justru apabila tubuh kekurangan cairan.

    “Dari dulu kan kita juga research, kita butuh air kan untuk metabolisme tubuh kita,” katanya.

    Seperti diketahui, BPOM memang memberikan ambang batas paparan BPA sebesar 0,01 bpj (10 mikrogram/kg berat tubuh) perhari guna menjamin keamanan dan keselamatan bagi masyarakat. Hal ini mengingat BPA tidak hanya berada pada galon polikarbonat saja tetapi pada produk sehari-hari lainnya, seperti kertas print, perangkat otomotif, tutup botol, CD, peralatan elektronik bahkan kemasan makanan kaleng, persediaan medis dan lain-lain.

    Akan tetapi, BPOM yang mengutip penelitian internasional menunjukkan bahwa penggunaan kemasan polikarbonat termasuk galon secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA. Dengan kata lain penggunaan galon polikarbonat sebagai wadah air minum masih aman karena tidak menimbulkan masalah kesehatan apapun.

    Staf teknis komunikasi transformasi kesehatan kementerian kesehatan (kemenkes) Dokter Ngabila Salama juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena meminum air dari galon polikarbonat tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan. Apalagi tiga penelitian terakhir yang dilakukan Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Makassar (UIM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) tidak mendapati migrasi BPA dari galon ke dalam air minum.

    “BPA aman, selama tidak bermigrasi ke manusia dalam jumlah tinggi melebihi ambang batas normal,” kata Ngabila yang juga ahli kesehatan masyarakat.

    (ega/ega)

  • 80 orang ikuti skrining untuk operasi katarak gratis di RSUD Tamansari

    80 orang ikuti skrining untuk operasi katarak gratis di RSUD Tamansari

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 80 orang mengikuti skrining atau pemeriksaan kesehatan mata dalam rangka operasi katarak gratis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari, Jakarta Barat, pada Senin.

    “Hari ini tahapan skrining kesehatan untuk memastikan kondisi pasien siap atau tidak ikut operasi, seperti gula darah, ukuran lensa dan lainnya,” ungkap Direktur Utama RSUD Tamansari, dr.Agus Ariyanto di Jakarta.

    Skrining kesehatan ini diikuti 80 orang dari 140 orang yang mendaftar. “Kami harap yang dioperasi 50 pasien,” katanya.

    Agenda operasi katarak gratis yang dilaksanakan Sabtu (25/1) mendatang tersebut merupakan kerja sama antara RSUD Tamansari, Baznas-Bazis RI dan Perdami Jaya.

    Tema Forum Konsultasi Publik (FKP) tahun ini kesehatan mata, dalam hal ini penyakit katarak. “Sekaligus bakti sosial operasi katarak gratis untuk masyarakat kurang mampu,” ujar Agus.

    Pihaknya berkomitmen membantu pemerintah menyembuhkan masyarakat yang buta karena katarak.

    “Karena penyakit katarak menjadi penyebab kebutaan bagi kelompok lansia. Kami berkomitmen membantu pemerintah dan Perdami bersama memberantas buta katarak,” kata dia.

    Adapun pelaksanaan operasi katarak itu operasi katarak gratis menggunakan metode Phaciemulsifikasi yang akan memperbaiki penglihatan pasien yang terganggu karena katarak dengan cepat.

    “Operasi katarak dengan metode ini relatif singkat, yakni 15-30 menit, tanpa jahitan, dan operasi kecil. Sehingga proses penyembuhan sangat cepat sekitar 7-14 hari,” katanya.

    Sebelumnya, Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari, dr. Ngabila Salama di Jakarta pada Selasa (7/1) menyebutkan bahwa dana yang dibutuhkan diprakirakan berkisar antara Rp150-Rp200 juta.

    “Dana yg dibutuhkan, Baznas yang tau, tapi estimasinya Rp150-Rp200 juta,” ungkap Ngabila.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Merugi, BPJS Kesehatan Diminta Berbenah dan Evaluasi

    Merugi, BPJS Kesehatan Diminta Berbenah dan Evaluasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Praktisi kesehatan masyarakat dr Ngabila Salama, meminta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan segera berbenah dan melakukan evaluasi masif di semua lini untuk mengatasi potensi kerugian. Menurutnya, langkah tersebut tidak cukup hanya dengan memperketat verifikasi atau menunda klaim, melainkan juga dengan melakukan audit pascaklaim secara menyeluruh dan mengevaluasi besaran iuran.

    “Kita berharap BPJS Kesehatan dapat menjadi asuransi kesehatan nasional yang andal dan universal. Masyarakat harus bisa sepenuhnya mengandalkan BPJS Kesehatan untuk pengobatan krusial, bukan untuk estetika, kosmetik, atau kebutuhan yang disengaja,” ujar dr Ngabila kepada media pada Sabtu (18/1/2025).

    Ia menegaskan, BPJS Kesehatan merupakan wujud peran negara dalam menjamin kesehatan masyarakat sekaligus memberikan rasa keadilan dengan cakupan yang universal. Untuk itu, BPJS Kesehatan harus terus berbenah, mengevaluasi diri, serta mengambil langkah nyata untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.

    “Universal coverage berarti semua warga wajib memiliki BPJS sebagai jaminan kesehatan dasar. Bahkan, BPJS harus siap menjadi satu-satunya jaminan kesehatan yang dimiliki warga. Hal ini menunjukkan bahwa negara hadir memberikan hak dasar, rasa keadilan, dan tanggung jawab kepada seluruh masyarakat Indonesia,” tambahnya.

    Ia juga mengusulkan agar BPJS Kesehatan yang merugi mengevaluasi kemungkinan digantikan oleh asuransi lain, baik tunggal maupun multipel, yang dikelola oleh BUMN atau swasta. Namun, sistem tersebut tetap memerlukan pembagian biaya (cost sharing), dengan besaran iuran atau premi yang dihitung secara lebih proporsional.

    “Asuransi yang dikelola dengan baik akan tetap sustain, tidak merugi, dan tidak hanya berorientasi pada profit,” jelasnya.

    Dr Ngabila menyarankan agar BPJS Kesehatan yang merugi segera mengevaluasi besaran iuran. Ia menekankan pentingnya memperketat pembayaran iuran peserta mandiri melalui regulasi yang mengikat sebagai bentuk kewajiban masyarakat.

    Ia juga mengusulkan penguatan kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan mitra lainnya, dengan fokus pada program promotif, preventif, serta skrining deteksi dini penyakit. Dr. Ngabila menambahkan bahwa reward dan punishment yang tegas perlu diberikan kepada fasilitas kesehatan (faskes) yang menjalankan program tersebut.

    Ia menegaskan, pentingnya mitigasi untuk mencegah fraud sedini mungkin pada faskes, dengan tindak tegas terhadap segala bentuk pelanggaran yang terjadi.

    Dr Ngabila mendorong optimalisasi akuntabilitas publik melalui peningkatan transparansi dan integritas dalam pengelolaan BPJS Kesehatan. Evaluasi internal, menurutnya, harus dilakukan secara berkelanjutan.

    Ia juga menyarankan pembukaan peluang cost sharing dengan jaminan lain, seperti asuransi swasta atau umum, untuk mendukung pengobatan holistik. Kemudian, BPJS Kesehatan bisa terus mengingatkan pentingnya memperkuat sistem verifikasi agar tidak terjadi double claim atau fraud.

    “BPJS atau apa pun namanya nanti, harus menjadi satu-satunya asuransi nasional yang andal untuk masyarakat. Evaluasi besar-besaran dan penguatan perannya sangat diperlukan,” ujar dr. Ngabila.

    Ia juga mengingatkan faskes untuk tidak hanya bergantung pada BPJS Kesehatan sebagai sumber pendapatan, melainkan juga memanfaatkan asuransi swasta atau umum.

    “Tindak tegas segala bentuk fraud yang merugikan BPJS,” tegasnya.

    dr Ngabila menambahkan, BPJS perlu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kondisi kesehatan tertentu, terutama yang tidak darurat, yang tidak dapat ditanggung oleh BPJS. Pasien juga harus memahami pentingnya mematuhi alur pengobatan di layanan primer atau FKTP sebelum ke rumah sakit.

    “Jika kondisi keuangan BPJS terkendali, SOP penjaminan pasien, terutama dalam kondisi darurat atau triase, bisa ditinjau ulang. Dalam kasus tertentu, lembaga sosial dapat membantu pembiayaan yang tidak tercakup oleh BPJS,” pungkasnya dalam menanggapi BPJS Kesehatan yang merugi.

  • Praktisi Kesehatan Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini HMPV dengan PCR untuk Mencegah Komplikasi

    Praktisi Kesehatan Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini HMPV dengan PCR untuk Mencegah Komplikasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama menganjurkan, agar masyarakat yang mengalami gejala terjangkit virus Human Metapneumovirus (HMPV) untuk segera melakukan deteksi dini melalui tes panel virus, seperti PCR.

    “Mencegah komplikasi dapat dilakukan dengan deteksi dini apabila ada gejala berupa batuk, pilek, gangguan saluran pernapasan, serta memiliki riwayat bepergian dari luar negeri, terutama China,” ujar dr Ngabila Salama saat dihubungi Beritasatu.com, Minggu (12/1/2025).

    Menurut dr Ngabila, kelompok dengan imunitas rendah seperti bayi, balita, lansia, ibu hamil, individu dengan kondisi medis penyerta (comorbid), serta orang dengan imunodefisiensi seperti HIV, harus lebih waspada terhadap virus HMPV. Apabila seseorang terkonfirmasi positif terpapar virus ini, pasien harus segera diisolasi. 

    “Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan tracing atau penyelidikan epidemiologi untuk memutus mata rantai penularan sebagai deteksi dini HMPV,” kata dr Ngabila.

    Ngabila menegaskan, hingga saat ini belum ada vaksin untuk melawan virus HMPV sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada. Meskipun tingkat kematian dan fatalitasnya cenderung rendah, dia mengingatkan agar masyarakat tidak panik.

    Menurutnya, HMPV sudah ada sejak lama di lingkungan sekitar, dan penularannya terjadi melalui droplet, airborne, atau aerosol. Oleh karena itu, langkah preventif yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan tangan dan selalu memakai masker.

    Lebih lanjut, dr Ngabila menjelaskan virus HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi, seperti Covid-19. Virus tersebut pertama kali ditemukan pada 2001 di Belanda dan telah bersirkulasi di berbagai negara, termasuk Indonesia. 

    Selain itu, sebagian besar kasus di dalam negeri sudah sembuh, dan kemungkinan besar banyak orang di sekitar kita yang sudah pernah terinfeksi HMPV.

    “Berbeda dengan Covid-19, yang pertama kali ditemukan pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China. HMPV sudah ada sejak lama,” pungkas dr Ngabila yang menjelaskan pertolongan pertama saat terinfeksi HMPV.