Tag: Natalius Pigai

  • Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti Paus Fransiskus bercahaya

    Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti Paus Fransiskus bercahaya

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di X menampilkan tangkapan layar berita yang mengutip perkataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang menyebut peti jenazah Paus Fransiskus bercahaya.

    Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk menghadiri pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Khatolik, Paus Fransiskus, di Vatikan.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Joko Widodo: Peti Yang Mulia Paus Fransiskus Mengeluarkan Cahaya, Ini Menjadi Sejarah Dalam Hidup Saya.”

    Namun, benarkah artikel Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya?

    Tangkapan layar artikel yang menarasikan Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya. Faktanya, judul artikel dalam tangkapan layar tersebut merupakan suntingan. (X)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ditemukan artikel yang menyatakan Jokowi mengeluarkan pernyataan sebagaimana diklaim dalam unggahan yang beredar itu.

    Namun, ANTARA menemukan artikel lain dengan elemen yang serupa, yakni foto, tanggal, dan sumber media yang sama, yang berjudul berbeda, yaitu “Mengapa Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus?”. Artikel ini dipublikasikan di laman Tempo pada 26 April 2025.

    Isi artikel tersebut membahas latar belakang serta tanggapan pro dan kontra terkait keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Joko Widodo sebagai Utusan Khusus Presiden untuk menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti Paus Fransiskus bercahaya

    Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti jenazah Paus Fransiskus bercahaya

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di X menampilkan tangkapan layar berita yang mengutip perkataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang menyebut peti jenazah Paus Fransiskus bercahaya.

    Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk menghadiri pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Khatolik, Paus Fransiskus, di Vatikan.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Joko Widodo: Peti Yang Mulia Paus Fransiskus Mengeluarkan Cahaya, Ini Menjadi Sejarah Dalam Hidup Saya.”

    Namun, benarkah artikel Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya?

    Tangkapan layar artikel yang menarasikan Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya. Faktanya, judul artikel dalam tangkapan layar tersebut merupakan suntingan. (X)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ditemukan artikel yang menyatakan Jokowi mengeluarkan pernyataan sebagaimana diklaim dalam unggahan yang beredar itu.

    Namun, ANTARA menemukan artikel lain dengan elemen yang serupa, yakni foto, tanggal, dan sumber media yang sama, yang berjudul berbeda, yaitu “Mengapa Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus?”. Artikel ini dipublikasikan di laman Tempo pada 26 April 2025.

    Isi artikel tersebut membahas latar belakang serta tanggapan pro dan kontra terkait keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Joko Widodo sebagai Utusan Khusus Presiden untuk menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025

  • MPR: Esensi Revisi UU Ormas Percepat Proses Pembubaran Ormas yang Meresahkan Masyarakat – Page 3

    MPR: Esensi Revisi UU Ormas Percepat Proses Pembubaran Ormas yang Meresahkan Masyarakat – Page 3

    Sementara itu, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan bahwa wacana untuk merevisi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang dicanangkan Pemerintah perlu dilihat dalam konteks positif demi kemajuan demokrasi di Indonesia.

    “Menurut saya, adanya wacana revisi UU Ormas ini perlu dilihat dari sisi positif sebagai upaya untuk memajukan demokrasi di Indonesia, jangan dari sudut pandang negatifnya,” kata Pigai, Senin (28/4/2025), dilansir Antara.

    Pigai menyoroti adanya aktivitas ormas tertentu yang meresahkan masyarakat. Menurut dia, perlu digunakan pendekatan pengaturan alih-alih pembatasan untuk mengatasi masalah itu.

    “Prinsipnya yang penting tidak boleh ada pembatasan (union busting). Namun, memang perlu diatur agar ormas ini profesional dan berkualitas,” kata Pigai.

    Pigai menilai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas ketika itu dibentuk secara subjektif sehingga dinilai memengaruhi indeks demokrasi Indonesia.

    “Kita bicara mengenai indeks demokrasi yang selalu rendah. Kita mengalami penurunan indeks demokrasi dari prominent (menonjol) ke fraud (penipuan) demokrasi karena salah satunya UU Ormas atau Perppu Nomor 2 Tahun 2017 ini,” kata Pigai.

    Oleh karena itu, Menteri HAM mendukung wacana revisi UU Ormas demi memajukan demokrasi di tanah air. Bahkan, pendekatan pengaturan ini perlu ditekankan.

    “Revisi ini tentu orientasinya dalam rangka membuka keran demokrasi. Saya bahkan beberapa waktu lalu sudah menyampaikan juga kepada media agar Undang-Undang Ormas direvisi, khususnya Perppu Nomor 2 Tahun 2017,” kata Pigai.

  • Natalius Pigai Bicara Revisi UU Ormas: Bukan Pembatasan, tapi Demokrasi

    Natalius Pigai Bicara Revisi UU Ormas: Bukan Pembatasan, tapi Demokrasi

    PIKIRAN RAKYAT – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, menanggapi wacana revisi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian. Menurut Pigai, rencana revisi tersebut perlu disikapi secara positif untuk memperkuat demokrasi di Indonesia.

    “Menurut saya adanya revisi UU Ormas ini perlu dilihat dari sisi positif sebagai upaya untuk memajukan demokrasi di Indonesia, jangan dari sudut pandang negatifnya,” kata Pigai dalam keterangan yang diterima, Senin, 28 April 2025.

    Pigai juga menanggapi soal adanya aktivitas sejumlah ormas yang meresahkan masyarakat. Ia menilai pendekatan yang dibutuhkan adalah pengaturan, bukan pembatasan.

    “Prinsipnya yang penting tidak boleh ada pembatasan (union busting), namun memang perlu diatur agar ormas ini profesional dan berkualitas,” ucapnya.

    Ia menekankan pentingnya pendekatan pengaturan, mengingat Perpu Ormas Nomor 2 Tahun 2017 sebelumnya dinilai subjektif dalam membubarkan beberapa ormas, sehingga menghambat demokrasi.

    “Kita bicara mengenai indeks demokrasi yang selalu rendah, kita mengalami penurunan indeks demokrasi dari prominen ke fraud democracy karena salah satunya UU Ormas atau Perpu Nomor 2. Oleh karena itu revisi ini tentu orientasinya dalam rangka membuka keran demokrasi. Saya bahkan beberapa waktu lalu sudah menyampaikan juga kepada media agar UU ormas direvisi khususnya Perpu Nomor 2 tahun 2017,” jelasnya.

    “Artinya wacana revisi ini kami dukung dalam konteks positif untuk memajukan demokrasi di Indonesia,” tambah Pigai.

    Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menyatakan membuka peluang revisi UU Ormas sebagai respons atas maraknya penyimpangan yang dilakukan sejumlah ormas.

    Menurut Tito, revisi diperlukan agar pengawasan terhadap ormas bisa lebih ketat dan akuntabel.

    “Kita lihat banyak sekali peristiwa ormas yang kebablasan. Mungkin perlu ada mekanisme pengawasan yang ketat. Di antaranya, mungkin masalah keuangan, audit keuangan,” kata Tito, Jumat, 25 April 2025, dikutip dari Antara.

    Ia menilai transparansi keuangan ormas perlu diperkuat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan di tingkat akar rumput.

    Tito menegaskan ormas adalah bagian penting dari demokrasi yang menjamin kebebasan berserikat, namun kebebasan itu tidak boleh disalahgunakan.

    “Kalau seandainya itu adalah kegiatan yang sistematis dan ada perintah dari ormasnya, maka secara organisasi bisa dikenakan pidana. Korporasinya,” jelasnya.

    Tito menyebut UU Ormas pascareformasi memang berfokus pada kebebasan sipil, tetapi dalam perkembangannya, ada ormas yang menyalahgunakan status tersebut.

    “Dalam perjalanan, setiap undang-undang itu dinamis. Bisa saja dilakukan perubahan-perubahan sesuai situasi,” ujarnya.

    Namun, Tito menegaskan bahwa revisi harus mengikuti prosedur legislasi yang melibatkan DPR RI.

    “Nantinya kalau ada usulan dari pemerintah, ya diserahkan ke DPR. DPR yang membahas dan memutuskan,” katanya.

    Tito juga mengingatkan pentingnya penegakan hukum terhadap pelanggaran, baik oleh individu maupun organisasi, untuk menjaga stabilitas keamanan.

    “Kalau pidana ya otomatis harus ditindak. Proses pidana. Harus tegakkan hukum supaya stabilitas keamanan dijaga,” pungkasnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Menteri HAM: Revisi UU Ormas positif demi kemajuan demokrasi

    Menteri HAM: Revisi UU Ormas positif demi kemajuan demokrasi

    Namun, memang perlu diatur agar ormas ini profesional dan berkualitas.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan bahwa wacana untuk merevisi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang dicanangkan Pemerintah perlu dilihat dalam konteks positif demi kemajuan demokrasi di Indonesia.

    “Menurut saya, adanya wacana revisi UU Ormas ini perlu dilihat dari sisi positif sebagai upaya untuk memajukan demokrasi di Indonesia, jangan dari sudut pandang negatifnya,” kata Pigai dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

    Pigai menyoroti adanya aktivitas ormas tertentu yang meresahkan masyarakat.

    Menurut dia, perlu digunakan pendekatan pengaturan alih-alih pembatasan untuk mengatasi masalah itu.

    “Prinsipnya yang penting tidak boleh ada pembatasan (union busting). Namun, memang perlu diatur agar ormas ini profesional dan berkualitas,” kata dia.

    Di sisi lain, Pigai menilai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas ketika itu dibentuk secara subjektif sehingga dinilai memengaruhi indeks demokrasi Indonesia.

    “Kita bicara mengenai indeks demokrasi yang selalu rendah. Kita mengalami penurunan indeks demokrasi dari prominent (menonjol) ke fraud (penipuan) demokrasi karena salah satunya UU Ormas atau Perppu Nomor 2 Tahun 2017 ini,” katanya.

    Oleh karena itu, Menteri HAM mendukung wacana revisi UU Ormas demi memajukan demokrasi tanah air. Bahkan, pendekatan pengaturan ini perlu ditekankan.

    “Revisi ini tentu orientasinya dalam rangka membuka keran demokrasi. Saya bahkan beberapa waktu lalu sudah menyampaikan juga kepada media agar UU Ormas direvisi, khususnya Perppu Nomor 2 Tahun 2017,” imbuh Pigai.

    Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian membuka peluang merevisi UU Ormas sebagai respons atas maraknya tindakan menyimpang yang dilakukan oleh sejumlah ormas di Tanah Air.

    Mendagri saat ditemui awak media di Jakarta, Jumat (25/4), mengatakan bahwa revisi ini menjadi penting agar pengawasan terhadap ormas makin ketat dan akuntabel.

    “Kita lihat banyak sekali peristiwa ormas yang kebablasan. Mungkin perlu ada mekanisme pengawasan yang ketat, di antaranya mungkin masalah keuangan, audit keuangan,” kata Tito.

    Mendagri menyebutkan salah satu aspek penting yang perlu dievaluasi ialah mekanisme pengawasan, terutama dalam hal transparansi keuangan.

    “Ketidakjelasan alur dan penggunaan dana ormas bisa menjadi celah penyalahgunaan kekuasaan di tingkat akar rumput,” ujarnya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jokowi Cs Sampaikan Ini Saat Layat Pemakaman Paus Fransiskus, Pesan dari Prabowo

    Jokowi Cs Sampaikan Ini Saat Layat Pemakaman Paus Fransiskus, Pesan dari Prabowo

    PIKIRAN RAKYAT – Utusan khusus Presiden RI, yang dipimpin Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, pada Sabtu, 26 April 2025 waktu setempat.

    Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto kepada umat Katolik.

    Jokowi, bersama Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ketua Panitia Penyambutan Paus Fransiskus ke Indonesia 2024 Ignasius Jonan, mengikuti seluruh rangkaian prosesi pemakaman yang berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

    Di sela acara, Jokowi menyampaikan ucapan duka cita dan pesan Presiden Prabowo.

    “Pertama-tama, kami ingin menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas wafatnya Yang Ter-Amat Suci Paus Fransiskus, dan juga menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto serta seluruh umat Katolik yang menghadiri pemakaman di Vatikan,” kata Jokowi, sebagaimana disiarkan dalam tayangan akun media sosial pribadinya yang diakses dari Jakarta, Minggu, 27 April 2025.

    Dalam tayangan yang sama, Jokowi mengungkapkan isi pesan Presiden Prabowo mengenai wafatnya Paus Fransiskus.

    “Kita kehilangan seorang panutan yang memberikan warisan kecintaan atas perdamaian dunia, kemudian warisan atas kerendahan hati, dan juga warisan untuk seluruh bangsa-bangsa di dunia ini,” ujar Jokowi.

    Ia kemudian menutup penyampaian pesannya dengan doa untuk almarhum Paus Fransiskus.

    “Akhirnya, kami semua berdoa agar Yang Ter-Amat Suci Paus Fransiskus beristirahat dalam damai, dan semoga jiwanya diterima di pangkuan Tuhan Yang Mahakasih,” tutur Jokowi.

    Prosesi pemakaman Paus Fransiskus dihadiri lebih dari 250.000 pelayat, termasuk para pemimpin negara dan tokoh dunia. Acara dilaksanakan di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

    Dalam prosesi tersebut, para utusan khusus Presiden RI mendapat kesempatan untuk melihat langsung peti jenazah Paus Fransiskus dan mendoakan almarhum. Ignasius Jonan, salah satu utusan, bahkan sempat mendekati dan memegang ujung peti sebelum meninggalkan ruangan tempat Paus disemayamkan.

    Proses Pemakaman

    Misa pemakaman dipimpin oleh Ketua Dewan Kardinal Takhta Suci, Kardinal Giovanni Battista Re, dan dihadiri oleh para patriark, kardinal, uskup agung, uskup, serta imam dari seluruh dunia.

    Prosesi Ekaristi ditutup dengan Ultima commendatio dan Valedictio, menandai dimulainya masa berkabung sembilan hari (Novemdiales) yang akan diikuti dengan misa di seluruh gereja Katolik dunia untuk mendoakan ketenangan jiwa Paus Fransiskus.

    Setelah prosesi di Basilika Santo Petrus, jenazah Paus Fransiskus dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia, sesuai dengan wasiat beliau.

    Konvoi kendaraan pengangkut jenazah melintas melewati Colosseum dan diiringi ribuan pelayat yang memenuhi jalanan dari Vatikan menuju Santa Maria Maggiore.

    Paus Fransiskus tercatat sebagai paus pertama dalam 350 tahun terakhir yang dimakamkan di luar tembok Vatikan. Biasanya, paus dimakamkan di Basilika Santo Petrus.

    Namun, Paus Fransiskus dalam wasiatnya memilih Basilika Santa Maria Maggiore, gereja favoritnya di Roma, sebagai tempat peristirahatan terakhir. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jokowi Beberkan Pesan Prabowo Saat Pemakaman Paus Fransiskus

    Jokowi Beberkan Pesan Prabowo Saat Pemakaman Paus Fransiskus

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) mengungkap pesan khusus Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri pemakaman pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

    Mengutip unggahan Instagram @jokowi pada Minggu (27/4/2025), sebagai utusan khusus Presiden RI Prabowo Subianto untuk ke pemakaman Paus Farnsiskus di Vatikan, Jokowi juga ditemani oleh Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ignasius Jonan.

    Dalam momen tersebut Jokowi bersama para utusan khusus lainnya mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan peci hitam. Mereka juga mendoakan Paus Fransiskus langsung di depan peti jenazahnya.

    “Kami ingin menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas wafatnya yang teramat suci Paus Fansiskus dan menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto, serta seluruh umat katolik yang menghadiri pemakaman di Vatikan karena kita kehilangan seorang panutan yang memberikan warisan kecintaan atas perdamaian dunia,” kata Jokowi.

    Selain warisan itu lanjutnya, juga kehilangan seorang panutan yang memiliki kerendahan hati yang ditunjukkan Paus Fransiskus untuk seluruh bangsa di dunia ini.

    “Kami semua berdoa agar yang teramat suci Paus Fransiskus beristirahat dalam damai abadi, semoga jiwanya diterima di pangkuan Tuhan Yang Maha Kasih, Amin, terima kasih,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Jokowi telah tiba di Vatikan pada Jumat (24/4/2025) waktu setempat. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan bahwa kehadiran Jokowi dalam kapasitasnya sebagai utusan khusus Indonesia juga membawa misi penting yakni menyampaikan surat pribadi dari Presiden Prabowo Subianto kepada Pemerintah Vatikan. 

    “Utusan-utusan khusus dari Bapak Presiden Prabowo untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, berdasarkan informasi tadi malam, semua sudah berangkat dan berdasarkan perhitungan waktu, beliau-beliau sudah sampai di Roma,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan teks, Jumat (25/4/2025).

  • Paus Fransiskus Dikenal Anti Korupsi, Dokter Tifa: Kok Malah Kirim Finalis Korupsi?

    Paus Fransiskus Dikenal Anti Korupsi, Dokter Tifa: Kok Malah Kirim Finalis Korupsi?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ahli epidemiologi sekaligus pegiat media sosial, dr. Tifauzia Tyassuma yang akrab disapa Dokter Tifa melontarkan kritik pedas terkait keputusan Presiden Prabowo Subianto mengutus Jokowi untuk melayat mendiang Paus Fransiskus.

    Dokter Tifa mempertanyakan keputusan tersebut dengan sindiran tajam.

    Ia menyinggung reputasi dunia yang sangat membenci tindakan korupsi dan mengaitkannya dengan kehadiran tokoh yang menurutnya memiliki rekam jejak kontroversial.

    “Dunia sangat benci dengan koruptor,” ujar Dokter Tifa di X @DokterTifa (27/4/2025).

    Ia menambahkan bahwa Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang sangat anti terhadap korupsi.

    Lebih jauh, Tifa membandingkan sikap tegas negara lain terhadap koruptor.

    “China hukum mati koruptor. Amerika hukum ratusan tahun koruptor di penjara maksimum,” tegasnya.

    Di tengah standar dunia yang keras terhadap koruptor, Dokter Tifa mempertanyakan maksud di balik keputusan mengutus Jokowi.

    “Lalu ada finalis koruptor dunia berani hadir? Jadi maksudnya Presiden Prabowo mengirim orang ini untuk melayat, sebagai tanda hormat atau untuk mempermalukan sebenarnya?,” tandasnya.

    Sebelumnya, pemerintah Indonesia secara resmi mengutus sejumlah tokoh nasional untuk mewakili negara dalam prosesi pemakaman pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, yang akan digelar di Vatikan.

    Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengirim empat nama sebagai perwakilan Indonesia, di antaranya Presiden ke-7 RI Jokowi, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri HAM Natalius Pigai.

  • Utusan khusus sampaikan pesan Presiden saat pemakaman Paus Fransikus

    Utusan khusus sampaikan pesan Presiden saat pemakaman Paus Fransikus

    Jakarta (ANTARA) – Utusan khusus Presiden RI, yang dipimpin oleh Presiden Ke-7 RI Joko Widodo, menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto kepada umat Katolik saat acara pemakaman Sri Paus Fransiskus di Vatikan, Roma pada Sabtu (26/4) waktu setempat.

    Di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Jokowi bersama-sama dengan utusan khusus lainnya yaitu Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ketua Panitia Penyambutan Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 2024 Ignasius Jonan, mewakili Presiden RI Prabowo Subianto mengikuti keseluruhan prosesi pemakaman Paus Fransiskus.

    “Pertama-tama, kami ingin menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas wafatnya Yang Ter-Amat Suci Paus Fransiskus, dan juga menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto serta seluruh umat Katolik yang menghadiri pemakaman di Vatikan,” kata Joko Widodo di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada sela-sela acara pemakaman, sebagaimana disiarkan dalam tayangan di akun media sosial pribadi Jokowi, yang diakses di Jakarta, Minggu.

    Dalam tayangan yang sama, Jokowi kemudian menyampaikan isi pesan Presiden Prabowo.

    “Kita kehilangan seorang panutan yang memberikan warisan kecintaan atas perdamaian dunia, kemudian warisan atas kerendahan hati, dan juga warisan untuk seluruh bangsa-bangsa di dunia ini,” kata Jokowi menyampaikan pesan Presiden RI atas wafatnya Paus Fransiskus.

    “Akhirnya, kami semua berdoa agar Yang Ter-Amat Suci Paus Fransiskus beristirahat dalam damai, dan semoga jiwanya diterima di pangkuan Tuhan Yang Mahakasih,” sambung Jokowi.

    Prosesi pemakaman Paus Fransiskus digelar di Lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu, dihadiri 250.000 lebih pelayat, yang beberapa di antaranya merupakan pemimpin-pemimpin negara dan tokoh-tokoh penting dunia.

    Di Basilika Santo Petrus, Utusan Khusus Presiden RI berkesempatan melihat langsung peti jenazah Paus Fransiskus dan mendoakan almarhum. Ignasius Jonan, salah satu utusan khusus, berjalan mendekat dan memegang ujung peti jenazah sebelum berbalik keluar dari ruangan tempat Paus Fransiskus disemayamkan.

    Ketua Dewan Kardinal Takhta Suci Kardinal Giovanni Battista Re memimpin misa pemakaman di Santo Petrus, yang juga dihadiri oleh para patriark, kardinal, uskup agung, uskup, dan imam dari seluruh dunia. Prosesi Ekaristi itu kemudian ditutup dengan Ultima commendatio dan Valedictio, yang menandai dimulainya Novemdiales, atau sembilan hari masa berkabung dan misa seluruh gereja Katolik dunia untuk ketenangan jiwa Paus Fransiskus.

    Dari Basilika Santo Petrus, jenazah mendiang Paus Fransiskus dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia, untuk dimakamkan sesuai wasiat pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu. Kendaraan yang membawa jasad Paus Fransiskus melintas melewati Colloseum dan ribuan pelayat yang memenuhi jalanan dari sepanjang Santo Petrus menuju Santa Maria Maggiore.

    Paus Fransiskus pun menjadi paus pertama yang dimakamkan di luar tembok Vatikan dalam 350 tahun terakhir.

    Umumnya, paus dimakamkan di Basilika Santo Petrus. Paus Fransiskus, sebagaimana tercantum dalam wasiatnya, memilih untuk dimakamkan di gereja favoritnya Basilika Santa Maria Maggiore, yang berada di luar wilayah Vatikan.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jokowi: Kami Berdoa agar Paus Fransiskus Beristirahat dalam Damai Abadi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 April 2025

    Jokowi: Kami Berdoa agar Paus Fransiskus Beristirahat dalam Damai Abadi Nasional 27 April 2025

    Jokowi: Kami Berdoa agar Paus Fransiskus Beristirahat dalam Damai Abadi
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (
    Jokowi
    ) mendoakan agar
    Paus Fransiskus
    beristirahat dalam damai. Doa itu disampaikan Jokowi dari alun-alun Basilika Santo Petrus,
    Vatikan
    .
    Diketahui, Jokowi menjadi utusan Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri misa
    pemakaman Paus Fransiskus
    pada Sabtu, 26 April 2025.
    “Kami semua berdoa agar yang teramat suci Paus Fransiskus beristirahat dalam damai abadi dan semoga jiwanya diterima di pangkuan Tuhan yang maha kasih. Amin,” kata Jokowi dikutip dari video yang diunggah di akun Instagram @
    jokowi
    pada Minggu (27/4/2025).
    Sebelumnya, Jokowi juga mengucapkan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu.
    “Pertama-tama, kami ingin menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas wafatnya yang teramat suci Paus Fransiskus,” ujarnya.
    Menurut Jokowi, kedatangannya ke Vatikan bukan hanya untuk mewakili Presiden Prabowo, tetapi menyampaikan pesan dari Prabowo.
    “Juga menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto serta seluruh umat khatolik yang menghadiri pemakaman di
    vatikan
    karena kita kehilangan seorang panutan yang memberikan warisan kecintaan atas perdamaian dunia. Kemudian, warisan atas kerendahan hati dan juga warisan untuk seluruh bangsa-bangsa di dunia ini,” katanya.
    Sebagai utusan Presiden Prabowo, Jokowi juga tidak sendiri. Melainkan, bersama-sama dengan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Dwijandono, dan Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
    Dalam video kurang dari tiga menit yang diunggah Jokowi tersebut lantas memperlihatkan saat mantan Wali Kota Solo itu tiba di kawasan Vatikan.
    Jokowi lantas berjalan didampingi Jonan dan Thomas Djiwandono di dalam Basilika Santo Petrus, tempat peti jenazah Paus Fransiskus disemayamkan.
    Kemudian, Jokowi tampak berdoa sebentar di depan peti jenazah Paus Fransiskus.
    Dalam video terlihat tangan Jokowi menengadah di depan dada. Wajahnya menunduk takzim. Di samping kanan dan kirinya berdiri dengan khusyuk dan tampak berdoa Jonan dan Thomas Djiwandono.
    Kemudian, Jokowi diketahui mengikuti misa sebelum pemakaman Paus Fransiskus di alun-alun Basilika Santo Petrus.
    Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhirnya akibat stroke dan serangan jantung di usia 88 tahun pada 21 April 2025.
    Berita duka tersebut disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, pada pukul 9:45 waktu Vatikan.
    Paus Fransiskus kemudian dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Italia, sesuai permintaannya pada Sabtu, 26 April 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.