Tag: Nasrullah

  • Update Longsor Pekalongan: Satu Lagi Korban Ditemukan, Diyatno Korban Ke-22 yang Ditemukan Tewas – Halaman all

    Update Longsor Pekalongan: Satu Lagi Korban Ditemukan, Diyatno Korban Ke-22 yang Ditemukan Tewas – Halaman all

    Jenazah yang ditemukan adalah Diyatno (42), warga Desa Gumelem. Diyatno adalah korban ke 22 yang ditemukan dalam kondisi meninggal.

    Tayang: Jumat, 24 Januari 2025 06:36 WIB |
    Diperbarui: Jumat, 24 Januari 2025 06:39 WIB

    TRIBUN JATENG/Indra Dwi Purnomo

    Tim SAR Gabungan kembali menemukan seorang korban longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (23/1/2025). Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim Inafis Polres Pekalongan, jenazah yang ditemukan adalah Diyatno (42), warga Desa Gumelem. 

    TRIBUNNEWS.COM, KAJEN – Tim SAR Gabungan kembali menemukan seorang korban longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (23/1/2025).

    Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim Inafis Polres Pekalongan, jenazah yang ditemukan adalah Diyatno (42), warga Desa Gumelem.

    “Hari ini, korban ditemukan tim SAR gabungan satu orang, lokasinya di persawahan melintasi dari jalan raya. Dari rumah pak carik sekira 500 meter jauhnya,” kata Dandim 0710 Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya kepada Tribunjateng.com, Kamis (23/1/2035).

    Letkol Rizky mengungkapkan, di lokasi yang tidak jauh dari penemuan korban  ada potensi satu lagi ditemukan. Namun kondisinya masih tertutup tembok.

    “Mudah-mudahan nanti bisa, dan cuaca mendukung. Cuaca tadi di lokasi pencarian sudah terlihat gerimis rintik-rintik, dikhawatirkan ada hujan di atas,” ungkapnya.

    Pantauan Tribunjateng.com, setelah dilakukan pemeriksaan, jenazah korban langsung dibawa keluarga untuk langsung dimakamkan di TPU desa setempat.

    Dengan ditemukannya seorang korban, hingga hari ketiga pencarian di Posko Lapangan mencatat jumlah korban jiwa mencapai 22 orang.

    Sementara korban yang masih hilang sebanyak 4 orang.

    Operasi dilanjutkan kembali Jumat (24/1/2025) hari ini. 

    Korban Meninggal Hingga Kamis (23/1/2025):

    Revalina (19), perempuan, warga Sipetung.
    Suyati, perempuan, warga Tlogohendro.
    Kiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo.
    Sutar (49), warga Tlogopakis.
    Riyanto (50/L), warga Yosorejo.
    Ayat (27), warga Desa Kasimpar.
    Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo.
    Doni (27/L), warga Desa Gumelem.
    Winarko (27/L), warga Desa Gumelem.
    Supari (37), warga Desa Kasimpar.
    Sularso (44/L), warga Desa Kasimpar.
    Inawati (23/P), warga Desa Kasimpar.
    Afkar (4/L), warga Desa Kasimpar.
    Khusnul Cholifah (35/P), warga Desa Kasimpar.
    Rokhim (40/L), warga Desa Kasimpar.
    Rahmono (24/L), warga Desa Tlogohendro.
    Joni Yulianto (45/L), warga Sragi.
    Aisah (18/P), warga Desa Wonodadi Songgodadi
    Ta’ari (41/L), warga Desa Garung Yosorejo
    Afkar Arbiyan (5 bulan/L), warga Desa Kasimpar
    Ta’adi (34/L), warga Desa Wonodadi Songgodadi Petungkriyono
    Diyatno, warga Desa Gumelem

    Pencarian dan evakuasi korban longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. (Tribunjateng/Dina Indriani)

    Identitas Korban yang Belum Ditemukan:

    M Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring
    Tegar Hariyanto, warga Batang
    M Nasrullah Amin, warga Pekalongan
    Aurel, warga Kasimpar
    (dro)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Detik-detik Penemuan Bayi Korban Longsor Pekalongan, Jasad Tersangkut di Pohon Bambu, Paman Histeris – Halaman all

    Detik-detik Penemuan Bayi Korban Longsor Pekalongan, Jasad Tersangkut di Pohon Bambu, Paman Histeris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Empat korban longsor dan banjir bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ditemukan di hari kedua pencarian, Rabu (22/1/2025).

    Keempat korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, termasuk salah satunya bayi berusia 5 bulan bernama Afkar Abiyan.

    Mereka adalah:

    Aisyah (perempuan)
    Ta’ari (laki-laki)
    Afkar Abiyan (bayi laki-laki usia 5 bulan) 
    Ta’adi (laki-laki)

    Nama keempat korban ini sebelumnya masuk dalam daftar korban yang hilang akibat bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi pada Senin (20/1/2025) sore.

    Dengan ditemukannya 4 korban hilang ini, maka jumlah korban meninggal hingga Kamis (23/1/2025) pagi tercatat sebanyak 21 orang dari sebelumnya 17 korban.

    Sementara korban hilang tinggal 5 orang lagi.

    Berikut identitas lengkap korban akibat longsor di Pekalongan:

    Korban Meninggal Ditemukan Selasa (21/1/2025):

    Revalina (19), perempuan, warga Sipetung.
    Suyati, perempuan, warga Tlogohendro.
    Kiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo.
    Sutar (49), warga Tlogopakis.
    Riyanto (50/L), warga Yosorejo.
    Ayat (27), warga Desa Kasimpar.
    Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo.
    Doni (27/L), warga Desa Gumelem.
    Winarko (27/L), warga Desa Gumelem.
    Supari (37), warga Desa Kasimpar.
    Sularso (44/L), warga Desa Kasimpar.
    Inawati (23/P), warga Desa Kasimpar.
    Afkar (4/L), warga Desa Kasimpar.
    Khusnul Cholifah (35/P), warga Desa Kasimpar.
    Rokhim (40/L), warga Desa Kasimpar.
    Rahmono (24/L), warga Desa Tlogohendro.
    Joni Yulianto (45/L), warga Sragi.

    Daftar korban tewas ditemukan Rabu (22/1/2025):

    Aisah (18/P), warga Desa Wonodadi Songgodadi
    Ta’ari (41/L), warga Desa Garung Yosorejo
    Afkar Arbiyan (5 bulan/L), warga Desa Kasimpar
    Ta’adi (34/L), warga Desa Wonodadi Songgodadi Petungkriyono

    Identitas Korban yang Belum Ditemukan

    M Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring
    Giyanto, warga Desa Gumelem
    Tegar Hariyanto, warga Batang
    M Nasrullah Amin, warga Pekalongan
    Aurel, warga Kasimpar

    Pencarian korban akan dilanjutkan di hari ketiga, Kamis (23/1/2025) oleh Tim SAR Gabungan.

    Detik-detik Penemuan 4 Jasad Korban

    Empat korban yang ditemukan pada hari kedua pencarian Rabu kemarin ditemukan pada lokasi yang berbeda.

    Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono menceritakan detik-detik penemuan keempat jenazah korban.

    Budiono mengatakan, jenazah pertama yang ditemukan adalah Aisyah.

    Aisyah ditemukan tim pukul 10.06 WIB di jarak 4,7 KM dari lokasi kejadian.
    Tak sampai satu jem kemudian, korban kedua, Ta’ari ditemukan di sektor 2 di atas rumah Carik Desa Kasimpar pada pukul 10.53 WIB.
    Selang dua jam sekitar pukul 12.05 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan jasad korban.
    Dia adalah Afkar Arbiyan, seorang bayi berusia 5 bulan. Jasad bayi ini ditemukan di sektor 1.
    Tubuhnya tersangkut di pohon bambu yang berada di bawah tak jauh dari rumahnya.
    Pukul 18.45 WIB tim berhasil menemukan korban bernama Ta’adi

    “Terakhir, tim SAR gabungan mendapatkan laporan dari warga ada yang melihat sesosok jasad di bawah jembatan yang terputus, dan pada pukul 18.45 WIB berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dan teridentifikasi bernama Ta’adi,” kata Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono.

    Budiono mengungkapkan, dengan ditemukannya 4 korban, hingga Rabu (22/1/2025) sore jumlah korban meninggal yang ditemukan total berjumlah 21 orang.

    Sementara korban yang masih dalam pencarian sebanyak 5 orang.

    “Pencarian pada hari ini dilakukan oleh tim SAR gabungan sebanyak 300 personel yang terbagi dalam 4 SRU (Search and Rescue Unit), dan difokuskan pada pencarian di area sekitar rumah Sekdes Kasimpar, sekitar cafe Allo, dan pemancingan,” ungkapnya.

    Tersangkut Bambu

    Anggota SAR Bumi Santri Pekalongan Agus Yusuf mengatakan, bayi Afkar Arbiyan ditemukan di bawah kasur springbed.

    Jasadnya terlilit dengan selendangnya.

    “Arbiyan ditemukan di bawah selokan, pas aliran air. Karena saat tim SAR mencari korban, melihat ada springbed yang menyangkut di pohon bambu,” ujarnya.

    Rumah Arbiyan hilang dan terbawa longsor sejauh sekitar 30 meter dari lokasi awal. 

    “Ibunya Arbiyan juga jadi korban yang meninggal dunia, bapaknya alhamdulilah selamat. Tapi saat ini belum diketahui keberadaannya,” ucapnya.

    Paman korban histeris saat melihat keponakannya Arbiyan menjadi korban longsor. 

    “Paman korban yang melihat langsung Arbiyan ditemukan, menangis histeris. Arbiyan langsung dibawa ke posko induk,” tambahnya.

    Sekdes dan Anaknya Jadi Korban

    Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, menjelaskan longsor juga terjadi di beberapa titik lain di wilayah tersebut, termasuk di Desa Tlogohendro dan Gumelem.

    Longsor telah memutus akses menuju Petungkriyono, dan tim SAR gabungan sedang berupaya mengirimkan bantuan logistik ke daerah terdampak.

    “Jembatan untuk akses utama terputus, lalu longsor juga masih ada. Kemungkinan yang bisa dilewati adalah melalui Wanyasa, Banjarnegara,” jelas Yulian.

    Yulian juga mengungkapkan bahwa salah satu korban yang meninggal adalah Sekdes Kasimpar.

    “Satu keluarga, yang sudah ditemukan, sekdes dan anaknya, meninggal dunia,” ungkapnya.

    Desa Kasimpar menjadi lokasi dengan jumlah korban terbanyak akibat longsoran tebing yang menimbun rumah-rumah warga, termasuk rumah Sekdes.

    Meskipun data jumlah pengungsi belum dapat dipastikan, Yulian melaporkan bahwa beberapa warga telah mengungsi ke tempat yang lebih aman. 

    Sementara pihaknya terus menyiapkan dapur umum untuk membantu warga terdampak.

    “Sementara ada yang mengungsi, tapi datanya belum ada. Ini kami sedang menyiapkan dapur umum. Nanti akan kami update lagi datanya,” tambah Yulian. 

    Sebagian warga yang mengungsi memilih berlindung di rumah keluarga atau tetangga terdekat.

    Sumber: (TribunJateng.com) (Tribunnews.com/Wik)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul UPDATE Longsor Petungkriyono : Aisyah Ditemukan 4,7 Kilometer dari TKP hingga 4 Korban Tertimbun

  • Update Jumlah Korban Longsor Pekalongan: 21 Korban Jiwa, Berikut Nama-namanya – Halaman all

    Update Jumlah Korban Longsor Pekalongan: 21 Korban Jiwa, Berikut Nama-namanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN- Tim SAR gabungan berhasil menemukan 4 korban dalam keadaan meninggal dunia korban longsor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (22/1/2025.

    Keempatnya atas nama Aisyah (perempuan), Ta’ari (laki-laki), Afkar Abiyan (laki-laki) dan Ta’adi (laki-laki). 

    Berdasarkan data sementara, jumlah korban meninggal dunia adalah 21 orang.

    Longsor dan banjir bandang terjadi di Desa Kasimpar Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan.

    Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono mengatakan, untuk penemuan korban pertama atas nama Aisyah ditemukan di jarak 4,7 KM dari lokasi kejadian bencana pada pukul 10.06 WIB, korban kedua atas nama Ta’ari ditemukan di sektor 2 di atas rumah Carik Desa Kasimpar pada pukul 10.53 WIB.

    “Pada pukul 12.05 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan seorang bayi berumur 5 bulan atas nama Afkar Arbiyan di sektor 1 tersangkut di pohon bambu yang berada dibawah tak jauh dari rumahnya.”

    “Terakhir, tim SAR gabungan mendapatkan laporan dari warga ada yang melihat sesosok jasad dibawah jembatan yang terputus, dan pada pukul 18.45 WIB berhasil dievakuasi tim SAR gabungan dan teridentifikasi bernama Ta’adi,” kata Kepala Kantor Basarnas Semarang Budiono.

    Budiono mengungkapkan, dengan ditemukannya 4 korban, jadi hingga hari ini jumlah korban meninggal yang ditemukan total berjumlah 21 orang, dan yang masih dalam pencarian sebanyak 5 orang.

    “Pencarian pada hari ini dilakukan oleh tim SAR gabungan sebanyak 300 personil yang terbagi dalam 4 SRU (Search and Rescue Unit), dan difokuskan pada pencarian di area sekitar rumah Sekdes Kasimpar, sekitar cafe Allo, dan pemancingan,” ungkapnya.

    Adapun data korban yang meninggal dan hilang sebagai berikut:

     
    Ditemukan meninggal pada Selasa, 21 Januari 2025:

    1. Revalina (19), perempuan, warga Sipetung.

    2. Suyati, perempuan, warga Tlogohendro.

    3. Kiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo.

    4. Sutar (49), warga Tlogopakis.

    5. Riyanto (50/L), warga Yosorejo.

    6. Ayat (27), warga Desa Kasimpar.

    7. Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo.

    8. Doni (27/L), warga Desa Gumelem.

    9. Winarko (27/L), warga Desa Gumelem.

    10. Supari (37), warga Desa Kasimpar.

    11. Sularso (44/L), warga Desa Kasimpar.

    12. Inawati (23/P), warga Desa Kasimpar.

    13. Afkar (4/L), warga Desa Kasimpar.

    14. Khusnul Cholifah (35/P), warga Desa Kasimpar.

    15. Rokhim (40/L), warga Desa Kasimpar.

    16. Rahmono (24/L), warga Desa Tlogohendro.

    17. Joni Yulianto (45/L), warga Sragi.

    Ditemukan meninggal pada Rabu, 22 Januari 2025:

    1. Aisah (18/P), warga desa Wonodadi Songgodadi

    2. Ta’ari (41/L), warga desa Garung Yosorejo

    3. Afkar Arbiyan (5 bulan/L), warga desa Kasimpar. 

    4. Ta’adi (34/L), warga desa Wonodadi Songgodadi Petungkriyono. 

    Nama 5 korban belum ditemukan dan dalam pencarian hingga Rabu (22/1/2025) pukul 17.00 WIB :

    1. M Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring.

    2. Giyanto, warga Desa Gumelem.

    3. Tegar Hariyanto, warga Batang

    4. M Nasrullah Amin, warga Pekalongan

    5. Aurel, warga Kasimpar. (Dro)

    Penulis: Indra Dwi Purnomo

  • Winarno Terjang Sisa Longsoran Tanah Demi Cari Istri yang Terseret, Lega Selamat: Alhamdulillah

    Winarno Terjang Sisa Longsoran Tanah Demi Cari Istri yang Terseret, Lega Selamat: Alhamdulillah

    TRIBUNJATIM.COM – Kisah korban tanah longsor Pekalongan cari istri yang terseret longsoran tanah ini menjadi sorotan.

    Ia nekat jalan kaki menerjang sisa longsoran tanah.

    Adapun bencana tanah longsor ini terjadi di Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (21/1/2025).

    Bencana tanah longsor tersebut memakan 17 korban meninggal dan 11 orang hilang.

    Beberapa korban lain selamat meski harus mendapat perawatan.

    Salah satu korban selamat adalah Winarno, seorang warga Desa Plogpakis, Kecamatan Petungkriyono.

    Ia menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya saat bencana terjadi.

    Istrinya dikabarkan terbawa longsor.

    “Saya baru pulang kerja ketika mendapat kabar dari teman bahwa istri saya terjebak di longsor.”

    “Saya langsung menghubungi orang-orang yang bisa dihubungi di sana dan ternyata benar,” ungkap Winarno dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa, via Kompas.com.

    Untuk menuju ke lokasi tempat istrinya berada, Winarno harus melewati sisa longsoran yang sangat parah.

    Ia menceritakan, motor tidak bisa melintasi medan sehingga ia terpaksa berjalan kaki.

    Kondisi banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. (ISTIMEWA)

    “Alhamdulilah dia (sang istri) bisa selamat,” katanya.

    Menurutnya, istrinya dievakuasi dengan tandu karena belum ada relawan maupun alat berat yang bisa masuk ke situ.

    “Kondisi masih rawan, jadi hanya warga dan beberapa orang yang sudah berada di TKP yang memberanikan diri untuk melakukan evakuasi,” jelasnya.

    Pagi harinya, Selasa, Winarno dengan jelas bisa melihat situasi longsoran.

    Menurutnya, semua desa di Kecamatan Petungkriyono terdampak.

    Jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut lumpuh total.  

    “Jalan utama menuju Kabupaten Pekalongan antara Petungkriyono ke Doro juga tidak bisa dilewati,” katanya.

    “Dari sembilan desa yang terkena dampak, Desa Kasimbar mengalami kerusakan paling parah dengan banyak korban,” ujar Winarno.

    Saat ini, Winarno dan istrinya berada di Puskesmas Petungkriyono untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Berikut identitas korban yang meninggal dan belum ditemukan.

    Relawan bencana saat mengevakuasi korban bencana di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/1/2025). (DOKUMENTASI BNPB)

    Korban meninggal

    1. Revalina (perempuan) 19 tahun warga Sipetung

    2. Suyati (perempuan) warga Tlogohendro

    3. Kiki Pramudita (laki-laki) 23 tahun warga Garung, Desa Yosorejo

    4. Sutar (49) warga Tlogopakis

    5. Riyanto (laki-laki) 50 tahun, warga Yosorejo

    6. Ayat (27) warga Desa Kasimpar

    7. Sumeri (30) warga warga Garung, Desa Yosorejo

    8. Doni (27) warga Desa Gumelem

    9. Winarko (27) warga Desa Gumelem

    10. Supari (37) warga Desa Kasimpar

    11. Sularso (44) warga Desa Kasimpar

    12. Inawati (23) warga Desa Kasimpar

    13. Afkar (4) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    14. Khusnul Cholifah (35) perempuan, warga Desa Kasimpar

    15. Rokhim (40) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    16. Rahmono (24) laki-laki, warga Desa Tlogohendro

    17. Joni Yulianto (45) laki-laki, warga Sragi

    Korban belum ditemukan

    1. M Teguh Imanto warga Desa kayupuring

    2. Abiyas warga Desa Kasimpar

    3. Giyanto warga Desa Gumelem

    4. Tegar Hariyanto warga Batang

    5. M Nasrullah Amin warga Pekalongan

    6. Asiah warga warga Tlogohendro

    7. Ta’ari warga Yosorejo

    8. Aurel warga Kasimpar

    9. Ta’adi warga Dusun Wonodadi, Desa Songgodadi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Sudah 14 Tahun Mengabdi, Guru Hadi Batal Jadi PPPK, Syok Status Lulus Berubah: Mental Gak Karuan

    Sudah 14 Tahun Mengabdi, Guru Hadi Batal Jadi PPPK, Syok Status Lulus Berubah: Mental Gak Karuan

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib guru honorer batal jadi PPPK padahal sudah 14 tahun mengabdi.

    Status lulus-nya di SSCASN mendadak dibatalkan.

    Ia mengaku mentalnya tak karuan mengetahui pengumuman tersebut.

    Sosok guru honorer tersebut ialah Muhammad Hadi Nasrullah.

    Guru Hadi harus telah pil pahit.

    Pasalnya, statusnya sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) harus dibatalkan. 

    Padahal dia sudah mengabdi selama 14 tahun sebagai guru honorer di SDN 2 Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    Awalnya Hadi, yang telah mengabdi sebagai guru honorer selama 14 tahun, dinyatakan lulus pada 7 Januari 2025. 

    Namun statusnya berubah setelah pengumuman yang mengejutkan pada 17 Januari 2025.

    “Kemarin itu guru diundur-undur pengumumannya, sampai melewati jadwal yang seharusnya,” kata Hadi pada Rabu (22/1/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Ia mengungkapkan, Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM (BKPSD) Jember meminta guru honorer yang lulus melengkapi berkas administrasi, termasuk berkas kesehatan yang harus diurus ke rumah sakit dan dokumen dari kepolisian.

    “Kami tahu itu bergerak, karena di akun SSCASN kami sudah bisa mengisi berkas, kebanyakan dari pengalaman yang sudah dinyatakan lolos 100 persen,” tambahnya.

    Muhammad Hadi Nasrullah, satu dari 22 guru honorer di Kabupaten Jember yang lulus PPPK tapi dibatalkan. (Kompas.com/Bagus Supriadi)

    Keluarga dan kerabat Hadi sudah mengetahui kabar kelulusannya.

    Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Hadi setelah bertahun-tahun berjuang sebagai guru.

    Namun, Hadi merasa syok ketika tidak dapat mengakses akun SSCASN-nya dan mendapati bahwa statusnya kembali kosong.

    “Mental kami ga karuan,” ungkapnya.

    Ia juga menyesalkan meskipun telah menerima surat edaran mengenai kelulusannya dari BKPSDM, tidak ada surat edaran yang menjelaskan alasan ketidaklulusannya.

    “Tidak ada edaran, tapi saya tidak diluluskan,” papar Hadi.

    Ia menuturkan, jika sudah dinyatakan lulus, seharusnya tidak ada pembatalan.

    “Seharusnya pemerintah mengecek terlebih dahulu agar tidak membuat para guru kecewa,” tambahnya.

    Hadi termasuk 22 guru honorer yang telah mengajukan permohonan keadilan terkait status mereka.

    Sebab, para guru itu merupakan tulang punggung keluarga yang berharap dapat meningkatkan kesejahteraan melalui status PPPK.

    Sebagai guru honorer, Hadi hanya menerima gaji sebesar Rp1.400.000 setiap bulan.

    “Harapannya derajat kami diangkat, gajinya naik,” ujarnya.

    Sebelumnya, pada Rabu (22/1/2025), sebanyak 22 guru honorer di Kabupaten Jember mendatangi kantor DPRD Jember untuk mempertanyakan status mereka yang telah dinyatakan lulus PPPK namun dibatalkan secara sepihak tanpa konfirmasi.

    Ketua PGRI Jember, Supriyono, menyatakan bahwa 22 guru honorer tersebut diduga menjadi korban kebijakan karena mereka sudah dinyatakan lulus pada 7 Januari 2025.

    Pada 7 Januari 2025, mereka sudah dinyatakan lulus PPPK dan telah mengurus berkas administrasi yang diperlukan.

    Namun, pada 14 Januari 2025, muncul surat edaran dari Bupati Jember yang mengubah status kriteria honorer Kategori 2 (K2) dari tidak lulus menjadi lulus.

    “Kami tidak ada masalah tentang K2 diluluskan, karena memang Panselnas meminta K2 secara otomatis lulus,” ujar Supriyono, melansir dari Kompas.com.

    Namun, perubahan status ini berdampak pada 22 honorer yang sebelumnya dinyatakan lulus, sehingga mereka kini berubah menjadi tidak lulus.

    Supriyono menduga adanya kelalaian panitia yang menyebabkan status kelulusan 22 honorer tersebut menjadi tidak jelas.

    “Mestinya, jika 22 honorer K2 sudah dinyatakan lolos, mereka tidak perlu mengikuti tes lagi, tetapi ini tidak terjadi,” ungkapnya.

    Akibat tidak lulusnya guru honorer K2, mereka melaporkan masalah ini kepada pemerintah, yang kemudian menyatakan mereka lulus sebagai PPPK.

    Namun, hal ini justru menganulir status kelulusan guru honorer yang sebelumnya telah dinyatakan lulus.

    Dengan demikian, para guru honorer tersebut bersama PGRI mendatangi kantor DPRD Jember untuk meminta keadilan dan penjelasan terkait pembatalan kelulusan PPPK mereka.

    “Karena DPRD Jember sedang ada kegiatan di luar kota, kami tidak bisa bertemu,” tambah Supriyono, berharap agar ada solusi untuk masalah yang dihadapi para guru honorer tersebut.

    Sementara itu, Nur Lailatul Mukaromah, salah seorang guru yang status kelulusannya dibatalkan, menyatakan kekecewaannya.

    “Sudah 10 hari kami dinyatakan lulus dan sudah mengurus berkas, tiba-tiba ada pemberitahuan bahwa kami tergeser oleh honorer K2,” keluhnya.

    Ia menuntut keadilan agar 22 guru honorer itu dapat diluluskan kembali menjadi PPPK.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Aturan Batas Usia dan Gaji Peminjam Paylater Berlaku 2027

    Aturan Batas Usia dan Gaji Peminjam Paylater Berlaku 2027

    Jakarta, FORTUNE – Aturan kebijakan batas usia minimal 18 tahun dan pendapatan minimum Rp 3 juta sebagai syarat utama meminjam layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau Paylater baru akan berlaku pada 2027 mendatang. 

    Kepala Departemen Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Keuangan Khusus OJK, Ahmad Nasrullah menjabarkan, kebijakan batasan usia dan penghasilan telah tertuang dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/SEOJK.05/2023. Namun, dalam aturan itu belum tertulis tahun berlakunya.

    “Angka batasan ini kita dapatkan melalui studi. Kita ambil dari rata-rata UMP saja lah kira-kira seperti itu angkanya,” kata Ahmad dalam media briefing di Jakarta Selasa (21/1).

    Ini alasan OJK batasi usia dan pendapatan peminjam paylater

    Ilustrasi anak muda (Unsplash/@brookecagle)

    Ahmad menjabarkan, alasan utama pemberlakuan aturan itu untuk menekan potensi gagal bayar di masyarakat. Apalagi, OJK mencatat pembiayaan paylater didominasi oleh masyarakat berusia muda.

    “Kita tidak mau generasi-generasi muda itu terjerat di utang, sementara dia tidak ada kemampuan untuk membayar. Itulah filosofinya,” ungkap Ahmad.

    Berdasarkan data OJK, 50 persen pengguna paylater di Indonesia berusia kisaran 19 tahun hingga 34 tahun. Selain itu, OJK juga mencatat total utang paylater warga di bank & pinjol mencapai Rp30,36 triliun hingga akhir 2024. 

    Pembiayaan macet paylater di fintech capai 2,92%

    ilustrasi belanja bahan makanan (pexels.com/Anna Shvets)

    Untuk utang paylater warga di perusahaan pembiayaan atau Fintech peer to peer lending nilainya mencapai Rp8,59 triliun atau mengalami pertumbuhan 61,90 persen (yoy). Dengan pembiayaan macet atau NPF gross sebesar 2,92 persen.

    Ia meyakini pertumbuhan pembiayaan dari paylater masih akan terus agresif di tahun 2025 ini. Apalagi, porsi atau kontribusi layanan BNPL terhadap industri pembiayaan saat ini masih relatif kecil yakni di bawah 2,5 persen.

  • Update Nasib 9 Korban Hilang, Pekalongan Masih Berpotensi Longsor, Warga Diimbau Evakuasi Mandiri – Halaman all

    Update Nasib 9 Korban Hilang, Pekalongan Masih Berpotensi Longsor, Warga Diimbau Evakuasi Mandiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Bencana tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada Senin (20/1/2025) sore mengakibatkan sedikitnya 17 korban meninggal dunia.

    Sebanyak sembilan 9 orang lainnya dinyatakan hilang dan belum ditemukan hingga Selasa malam.

    Hingga Selasa (21/1/2025), tim gabungan masih mencari korban yang dilaporkan hilang. 

    Proses pencarian akan dilanjutkan hari ini, Rabu (22/1/2025).

    Sementara itu, 10 orang yang mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan Puskesmas maupun rumah sakit terdekat.

    Berikut daftar lengkap korban meninggal dan korban hilang dikutip dari Tribunjateng.com:

    Daftar Korban Meninggal

    Revalina (perempuan) 19 tahun warga Sipetung
    Suyati (perempuan) warga Tlogohendro
    Kiki Pramudita (laki-laki) 23 tahun warga Garung, Desa Yosorejo
    Sutar (49) warga Tlogopakis
    Riyanto (laki-laki) 50 tahun, warga Yosorejo
    Ayat (27) warga Desa Kasimpar
    Sumeri (30) warga warga Garung, Desa Yosorejo
    Doni (27) warga Desa Gumelem
    Winarko (27) warga Desa Gumelem
    Supari (37) warga Desa Kasimpar
    Sularso (44) warga Desa Kasimpar
    Inawati (23) warga Desa Kasimpar
    Afkar (4) laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Khusnul Cholifah (35) perempuan, warga Desa Kasimpar
    Rokhim (40) laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Rahmono (24) laki-laki, warga Desa Tlogohendro
    Joni Yulianto (45) laki-laki, warga Sragi

    Korban Belum Ditemukan

    M Teguh Imanto warga Desa kayupuring
    Abiyas warga Desa Kasimpar
    Giyanto warga Desa Gumelem
    Tegar Hariyanto warga Batang
    M Nasrullah Amin warga Pekalongan
    Asiah warga warga Tlogohendro
    Ta’ari warga Yosorejo
    Aurel warga Kasimpar
    Ta’adi warga Dusun Wonodadi, Desa Songgodadi

    Bencana alam ini terjadi karena hujan deras yang melanda Kabupaten Pekalongan sejak Senin (20/1/2025) sore.

    Selain di Kecamatan Petungkriyono, banjir juga meredam di wilayah Kedungwuni, Wonopringgo, dan Talun.

    Di Kecamatan Petungkriyono, paling parah dihantam tanah longsor berada di Desa Kasimpar. 

    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, bencana tersebut juga merusak dua jembatan sehingga akses menjadi terganggu.

    “Selain longsor, wilayah tersebut juga diterjang banjir bandang yang dipicu hujan deras sejak Senin (20/1/2025) sore,” ujarnya.

    “Kerugian akibat banjir bandang masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang,” kata Abdul Muhari, Selasa (21/1/2025).

    Winarno, warga Desa Telogopakis, Petungkriyono, Pekalongan mengungkapkan bagaimana prosesnya mengevakuasi istrinya setelah terjadi longsor di Petungkriyono pada Senin (21/1/2025) malam. (Kolase Tribunnews & Tangkap Layar Kompas TV)

    Warga Diimbau Evakuasi Mandiri

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hingga Kamis (23/1/2025), Kabupaten Pekalongan masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. 

    Cuaca ini meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor di area rawan.

    BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar lereng atau tebing. 

    Abdul Muhari meminta warga memantau kondisi tanah di sekitar tempat tinggal mereka.

    “Jika hujan turun terus-menerus selama dua jam atau lebih, segera lakukan evakuasi mandiri demi keselamatan,” imbuhnya.

    Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah

    Cuaca ekstrem yang melanda Jawa Tengah menyebabkan 14 daerah terkena bencana dalam rentang waktu Senin (20/1/2025) pukul 19.00 hingga Selasa (21/1/2025) pukul 07.00 WIB. 

    Berdasarkan data BPBD Jateng, mayoritas wilayah terdampak berada di pesisir utara.

    Beberapa daerah yang dilanda banjir di antaranya Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Kota Semarang, dan Demak. 

    Wilayah tengah seperti Grobogan, Sragen, Surakarta, dan Sukoharjo juga tak luput dari genangan air.

    Di bagian selatan, Banjarnegara turut terkena dampak.

    Selain banjir, tanah longsor terjadi di Pekalongan, Kendal, Semarang, dan Banjarnegara.

    Pekalongan Status Tanggap Darurat Selama 14 Hari

    Pemerintah Kabupaten Pekalongan menerapkan status tanggap darurat selama 14 hari.

    Status tanggap darurat diterapkan menyusul bencana tanah longsor dan banjir di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Selasa.

    Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar mencatat, data terakhir sebanyak 17 korban yang dinyatakan meninggal dunia. 

    Kemudian 8 orang belum ditemukan, 10 orang luka-luka dan 3 orang sudah dibawa ke RSUD Kajen.

    “Pemerintah Kabupaten Pekalongan sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari kedepan,” kata M Yulian saat dihubungi Tribunjateng.com. 

    Sementara itu proses pencarian korban sementara dihentikan untuk keselamatan karena kondisi sudah berkabut dan cuaca mulai turun hujan.

    Yulian mengatakan, dampak dari bencana longsor dan banjir tidak hanya di Kabupaten Pekalongan, tidak hanya di Kecamatan Petungkriyono. 

    Ada sebanyak 11 kecamatan yang juga terdampak, bagian atas adalah longsor dan bagian bawah adalah banjir. 

    Di wilayah Pesanggrahan ada dua tanggul jebol yang menyebabkan 11 desa di Kecamatan Wonokerto terendam.

    “Saat ini persoalan paling penting adalah akses jalan yang masih terputus di Kecamatan Petungkriyono. Besok juga akan ada kunjungan BNPB,” ungkapnya. 

    Menurut Yulian, Pemkab Pekalongan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana membuat jembatan darurat dari Kecamatan Doro ke Kecamatan Petungkriyono. 

    Ia menargetkan akan selesai Rabu atau Kamis besok. 

    Sebab, saat ini untuk menuju area yang terisolasi harus memutar lewat Kabupaten Banjarnegara selama 2- 3 jam.

    Sementara untuk jalan utama, pihaknya sudah mulai melakukan pemulihan dengan menurunkan 2 unit alat berat.

    “Banyak titik-titik yang terjadi longsor. Alhamdulillah karena kerja sama TNI, Polri, relawan, dan warga, sehingga membantu percepatan,” jelasnya. 

    Yulian mengatakan, pihaknya besok (hari ini–red) akan kembali melakukan pencarian korban yang hilang.

    Ia memastikan juga semua kebutuhan selama masa tanggap darurat terpenuhi, mulai dari posko kesehatan, dan posko logistik.

    “Kami mengimbau karena cuaca buruk masih terjadi dalam beberapa hari kedepan, masyarakat harus waspada.” 

    “Beberapa warga mengungsi di rumah saudara. Tapi kami juga sudah menyiapkan pengungsian dan posko di kecamatan,” ungkapnya. 

    Sumber: (TribunJateng.com/Indra Dwi Purnomo/Budi Susanto/Iwan Arifianto/fba)

    Diolah dari artikel yang telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Daftar Identitas Korban Longsor di Pekalongan, 17 Orang Tewas dan 9 Masih Hilang

  • Warga Desa Plogpakis Pekalongan Ini Terpaksa Jalan Kaki Selamatkan Istri yang Terjebak Longsor – Halaman all

    Warga Desa Plogpakis Pekalongan Ini Terpaksa Jalan Kaki Selamatkan Istri yang Terjebak Longsor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN- Winarno, warga Desa Plogpakis, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, berhasil selamat dari bencana longsor.

    Longsor tersebut terjadi pada Selasa (21/1/2025) dan menelan 17 korban meninggal dan 11 orang hilang.

    Ia menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya saat bencana terjadi. Istrinya dikabarkan terbawa longsor.

    “Saya baru pulang kerja ketika mendapat kabar dari teman bahwa istri saya terjebak di longsor.”

    “Saya langsung menghubungi orang-orang yang bisa dihubungi di sana dan ternyata benar,” ungkap Winarno dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.

     Menuju ke lokasi tempat istrinya berada, Winarno harus melewati sisa longsoran yang sangat parah.

    Ia menceritakan, motor tidak bisa melintasi medan sehingga ia terpaksa berjalan kaki.

    “Alhamdulilah dia (sang istri) bisa selamat,” katanya.

    Menurutnya, istrinya dievakuasi dengan tandu karena belum ada relawan maupun alat berat yang bisa masuk ke situ.

    “Kondisi masih rawan, jadi hanya warga dan beberapa orang yang sudah berada di TKP yang memberanikan diri untuk melakukan evakuasi,” jelasnya.

    Pagi harinya, Selasa, Winarno dengan jelas bisa melihat situasi longsoran.

    Menurutnya, semua desa di Kecamatan Petungkriyono terdampak.

    Jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut lumpuh total.  

    “Jalan utama menuju Kabupaten Pekalongan antara Petungkriyono ke Doro juga tidak bisa dilewati,” katanya.

    “Dari sembilan desa yang terkena dampak, Desa Kasimbar mengalami kerusakan paling parah dengan banyak korban,” ujar Winarno.

    Saat ini, Winarno dan istrinya berada di Puskesmas Petungkriyono untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Berikut identitas korban yang meninggal dan belum ditemukan.

    Korban meninggal

    1. Revalina (perempuan) 19 tahun warga Sipetung

    2. Suyati (perempuan) warga Tlogohendro

    3. Kiki Pramudita (laki-laki) 23 tahun warga Garung, Desa Yosorejo

    4. Sutar (49) warga Tlogopakis

    5. Riyanto (laki-laki) 50 tahun, warga Yosorejo

    6. Ayat (27) warga Desa Kasimpar

    7. Sumeri (30) warga warga Garung, Desa Yosorejo

    8. Doni (27) warga Desa Gumelem

    9. Winarko (27) warga Desa Gumelem

    10. Supari (37) warga Desa Kasimpar

    11. Sularso (44) warga Desa Kasimpar

    12. Inawati (23) warga Desa Kasimpar

    13. Afkar (4) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    14. Khusnul Cholifah (35) perempuan, warga Desa Kasimpar

    15. Rokhim (40) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    16. Rahmono (24) laki-laki, warga Desa Tlogohendro

    17. Joni Yulianto (45) laki-laki, warga Sragi

    Korban belum ditemukan

    1. M Teguh Imanto warga Desa kayupuring

    2. Abiyas warga Desa Kasimpar

    3. Giyanto warga Desa Gumelem

    4. Tegar Hariyanto warga Batang

    5. M Nasrullah Amin warga Pekalongan

    6. Asiah warga warga Tlogohendro

    7. Ta’ari warga Yosorejo

    8. Aurel warga Kasimpar

    9. Ta’adi warga Dusun Wonodadi, Desa Songgodadi.

     

  • Warga Desa Plogpakis Pekalongan Ini Terpaksa Jalan Kaki Selamatkan Istri yang Terjebak Longsor – Halaman all

    Cerita Winarno Evakuasi Istrinya dari Longsor Petungkriyono Pekalongan, Bersyukur sang Istri Selamat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Winarno, warga Desa Telogopakis, Petungkriyono, Pekalongan mengungkapkan bagaimana prosesnya mengevakuasi istrinya setelah terjadi longsor di Petungkriyono pada Senin (21/1/2025) malam.

    Winarno mengaku, saat terjadi longsor di Petungkriyono, ia masih dalam perjalanan pulang selepas bekerja.

    Lalu ditengah perjalanan pulang ia mendapat kabar dari temannya soal istrinya yang menjadi korban longsor Petungkriyono.

    Winarno pun langsung menghubungi keluarganya yang berada di rumah untuk mengonfirmasi kabar tersebut, dan ternyata benar istrinya menjadi korban.

    Kemudian pada pukul 21.00 WIB, ia langsung menuju lokasi istrinya dengan melewati desa yang terkena longsor.

    Bahkan Winarno harus jalan kaki untuk menemui istrinya karena akses jalan tak bisa dilewati sepeda motor.

    “Untuk bencana ini tadinya saya habis pulang kerja, belum sempat sampai di rumah itu ada kabar dari teman bahwa istri terjebak di longsor, kemudian saya langsung mengabari yang bisa dihubungi disana, ternyata benar.”

    “Pada waktu itu saya kesana itu kurang lebih jam 9 malam, menemui istri saya, karena disana juga banyak korban juga yang bisa dihubungi, kemudian saya kesana dengan melewati desa atau longsoran yang begitu dahsyat.”

    “Dari kecamatan itu saya, karena tidak bisa diakses oleh sepeda motor, sehingga saya jalan kaki dari kecamatan sampai ke lokasi,” kata Winarno dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Selasa (21/1/2025).

    Lebih lanjut Winarno menuturkan, saat mengevakuasi istrinya ia dibantu warga lainnya yang berada di lokasi kejadian.

    Pada saat itu belum ada relawan atau petugas yang diterjunkan untuk melakukan evakuasi korban.

    Sehingga ia bersama warga sekitar melakukan evakuasi dengan alat seadanya.

    Setelah berhasil dievakuasi, istri Winarno langsung dibawa ke Puskesmas Petungkriyono.

    Sejak semalam Winarno juga menginap di Puskesmas bersama warga lain yang menjadi korban.

    “Saat dilarikan ke puskesmas dari malam itu saya juga menginap di TKP bersama teman-teman karena bantuan dari relawan belum datang sehingga apa adanya disana, ada teman disana tak suruh menandu untuk ikut mengevakuasi istri saya, juga ada korban yang meninggal di sana, dievakuasi warga disitu,” terang Winarno.

    Winarno menambahkan, kini kondisi istrinya masih lemas dan belum bisa menggerakkan tubuhnya.

    Selain istrinya ada juga korban lain yang mengalami luka-luka dan memar akibat terbawa longsoran.

    Meski demikian Winarno tetap bersyukur istrinya bisa selamat dari bencana longsor ini.

    “Saat ini kondisinya masih lemas dan tidak bisa digerakkan juga (tubuh), banyak yang luka-luka juga dan memar karena terbawa oleh longsor tadi malam. Alhamdulillah masih bisa selamat,” imbuh Winarno.

    Daftar Nama 17 Korban Tewas akibat Longsor di Pekalongan, 9 Orang Masih Hilang

    Berikut informasi tentang korban tewas dan korban hilang dalam bencana longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pada Senin (20/1/2025) pukul 17.30. 

    Berdasarkan data dari posko longsor di Pekalongan, hingga hari ini, Selasa (21/1/2025), sudah ada 17 orang yang ditemukan tewas.

    Tim gabungan juga masih mencari 9 orang yang dilaporkan hilang. 

    Sementara itu, sebanyak 10 korban luka-luka telah mendapatkan perawatan Puskesmas maupun rumah sakit terdekat.

    Berikut daftar nama korban meninggal dunia.

    Revalina (19), perempuan, warga Sipetung
    Suyati, perempuan, warga TlogohendroKiki Pramudita (23), laki-laki, warga Garung, Desa Yosorejo
    Sutar (49), warga Tlogopakis
    Riyanto (50), laki-laki, warga Yosorejo
    Ayat (27), warga Desa Kasimpar
    Sumeri (30), warga Garung, Desa Yosorejo
    Doni (27), warga Desa Gumelem
    Winarko (27), warga Desa Gumelem
    Supari (37), warga Desa Kasimpar
    Sularso (44), warga Desa Kasimpar
    Inawati (23), warga Desa Kasimpar
    Afkar (4), laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Khusnul Cholifah (35), perempuan, warga Desa Kasimpar
    Rokhim (40), laki-laki, warga Desa Kasimpar
    Rahmono (24), laki-laki, warga Desa Tlogohendro
    Joni Yulianto (45), laki-laki, warga Sragi

    Sementara itu, berikut nama-nama korban yang masih dicari.

    M. Teguh Imanto, warga Desa Kayupuring
    Abiyas, warga Desa Kasimpar
    Giyanto, warga Desa Gumelem
    Tegar Hariyanto, warga Batang
    M. Nasrullah Amin, warga Pekalongan
    Asiah, warga Tlogohendro
    Ta’ari, warga Yosorejo
    Aurel, warga Kasimpar
    Ta’adi, warga Dusun Wonodadi, Desa Songgo Dadi

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Nina Yuniar)

    Baca berita lainnya terkait Longsor di Pekalongan.

  • Pakai Paylater Wajib Minimal Usia 18 Tahun & Gaji Rp 3 Juta, Ini Alasannya

    Pakai Paylater Wajib Minimal Usia 18 Tahun & Gaji Rp 3 Juta, Ini Alasannya

    Jakarta

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mempersiapkan aturan untuk membatasi usia dan gaji bagi pengguna Buy Now Pay Later (BNPL) atau Paylater. Rencananya, usia minimal menggunakan layanan tersebut 18 tahun dan gaji sebesar Rp 3 juta per bulan.

    Kepala Departemen Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Keuangan Khusus OJK Ahmad Nasrullah mengatakan batasan usia itu dinilai merupakan umur seseorang dinyatakan dewasa. Kemudian, batasan itu juga diperlukan untuk meminimalisir kredit macet atau anak mudah terjerat utang.

    “Ini kita juga nggak mau nanti generasi-generasi muda itu terjerat di utang, sementara dia nggak ada kemampuan untuk membayar sebenarnya. Itulah filosofinya kenapa kita membatasi 18 tahun, itulah ukuran orang dewasa lah kira-kira seperti itu,” kata dia dalam media briefing secada virtual, Selasa (21/1/2025).

    Ahmad menyebut kebijakan ini juga bertujuan bukan hanya untuk melindungi masyarakat, tapi juga melindungi industrinya. Apalagi menurut catatannya usia muda memang banyak menggunakan layanan Paylater.

    “Kalau berdasarkan kita memang sebagian besar, ya lebih dari 50%, kelompok usia justru berasal dari usia 19 sampai 34 tahun. Namun, tetap kita masuk dan kita batasi juga selain dari sisi usia 18 tahun, tapi ada sisi penghasilannya juga. Jadi itu ya latar belakang kenapa kita membatasi 18 tahun,” terangnya.

    Selain itu, juga diatur penghasilan gaji sebesar Rp 3 juta/bulan. Ahmad mengatakan ketentuan gaji itu didasarkan dengan perhitungan rata-rata upah minimum provinsi (UMP).

    “Kita ambil dari rata-rata UMP aja lah kira-kira seperti itu angkanya. Tetap ini akan kita evaluasi, cuma yang sampai saat ini kami anggap cukup pas kalau lihat rata-rata UMP di Indonesia itu kira-kira Rp 3 juta. Ini juga untuk memastikan kemampuan bayar dari si peninjam ya terutama yang BNPL, kita anggap 3 juta ini rasanya minimal perlu kita wajibkan bagi si pengguna BNPL ini,” jelasnya.

    Untuk diketahui, dalam keterangan resmi OJK, 31 Desember 2024, OJK sedang mempersiapkan pengaturan terkait dengan skema BNPL bagi Perusahaan Pembiayaan (PP BNPL). Pokok pengaturan ini mencakup, antara lain pembiayaan PP BNPL hanya diberikan kepada nasabah/debitur dengan usia minimal 18 tahun atau telah menikah dan memiliki pendapatan minimal sebesar Rp 3.000.000,00 per bulan.

    Kewajiban pemenuhan atas persyaratan/kriteria nasabah/debitur dimaksud efektif berlaku terhadap akuisisi nasabah/debitur baru, dan/atau perpanjangan pembiayaan PP BNPL, paling lambat tanggal 1 Januari 2027.

    Selanjutnya, Perusahaan Pembiayaan yang menyelenggarakan kegiatan BNPL harus menyampaikan notifikasi kepada nasabah/debitur mengenai perlunya kehati-hatian dalam penggunaan BNPL, termasuk pencatatan transaksi debitur di dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

    “OJK dapat melakukan peninjauan kembali terhadap pengaturan tersebut di atas dengan mempertimbangkan antara lain kondisi perekonomian, stabilitas sistem keuangan, dan perkembangan industri PP BNPL,” tulis keterangan resmi itu.

    Lihat juga Video ‘Pemerintah Bakal Perketat Penggunaan NIK dalam Pinjol’:

    (aid/rrd)