Tag: Nasaruddin Umar

  • Menag Jelaskan Kurikulum Cinta untuk Ciptakan Kualitas Nasionalisme

    Menag Jelaskan Kurikulum Cinta untuk Ciptakan Kualitas Nasionalisme

    Jakarta

    Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar mengatakan tengah mengkaji kurikulum cinta yang digagasnya. Dia menjelaskan kurikulum ini dibuat dengan tujuan menciptakan kualitas nasionalisme para pelajar.

    “Ini obsesi kami bagaimana menciptakan perhubungan cinta. Kemudian bagaimana menciptakan kualitas nasionalisme Indonesia. Kan ini juga sangat penting. Jangan-jangan wajah Indonesia tapi isi kepalanya sudah bule atau sudah Cina atau sudah ke mana-mana gitu kan. Jadi bagaimana menciptakan rasa cinta tanah air ya. Bukan hanya cinta bendera merah putihnya, lagu-lagu kebangsaannya,” kata Nasaruddin kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025).

    Nasaruddin mengungkapkan gagasan ini memiliki tujuan untuk menciptakan orang Indonesia yang sejati. Dia mengatakan hal ini juga bisa sebagai antisipasi dari masifnya budaya-budaya asing yang masuk ke wilayah anak-anak Indonesia.

    “Tetapi bagaimana menciptakan ini sebagai orang Indonesia yang sejati. Nah ini yang sangat penting buat saya. Karena strategi kebudayaan nasional kita berada di posisi hilang seperti ini kan. Kalau kita nggak punya strategi kebudayaan masa depan yang lebih bagus, kita bisa kehilangan identitas. Padahal identitas itu penting,” terang Nasaruddin.

    Kemudian dia mencontohkan beberapa negara yang tetap bisa mempertahankan kebudayaannya seperti Jepang, China dan negara lainnya. Dia pun menekankan jangan sampai modernisasi yang diperoleh mengesampingkan kearifan lokal.

    “Maka itu harus ditanamkan dalam 20 tahun. Jadi kami memiliki 42 ribu pondok pesantren, Kami akan menciptakan pertama rasa nasionalisme yang sangat kuat,” tuturnya.

    Selain itu, dia mengatakan kurikulum cinta disusun untuk menumbuhkan sikap kerukunan agama. Menurutnya, kerukunan umat beragama diperlukan karena masyarakat Indonesia yang mempunyai banyak keberagaman.

    “Bagaimana mewujudkan kerukunan antarumat beragama ini memang kita perlu melakukan antara lain, moderasi pemahaman beragama itu sendiri. Ya, maka itu kami juga memprogramkan suatu program yang sebetulnya statement spontanitas tapi menjadi isu, menjadi viral di media bahwa kurikulum cinta,” ucapnya.

    (jbr/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Menag Ungkap Keppres Biaya Haji Segera Terbit: Mudah-mudahan Hari Ini

    Menag Ungkap Keppres Biaya Haji Segera Terbit: Mudah-mudahan Hari Ini

    Jakarta

    Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, berharap Keputusan Presiden (Keppres) tentang penyelenggaraan haji bisa terbit hari ini. Nasaruddin menyebut secara substansi aturan tersebut sudah selesai.

    “Mudah-mudahan hari ini sudah keluar. Jadi kita berharap ya. Karena substansinya kan sebetulnya sudah selesai semuanya, bahkan sebagian itu sudah jalan,” kata Nasaruddin Umar kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025).

    Dia mengatakan meski semuanya telah diselesaikan, pihaknya tetap harus menunggu Peraturan Presiden Prabowo Subianto sebagai landasan penerapan bagi masyarakat.

    “Tapi formalitasnya memang kita harus ada, menunggu Perpres. Tapi insyaallah data-datanya kan ada, sudah tahu semuanya,” tutur Menag.

    Sebelumnya, Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji, Moch Irfan, menyampaikan laporan ke Komisi VIII DPR RI terkait efisiensi anggaran di pihaknya mengikuti arahan dari Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut pemotongan anggaran pihaknya mencapai 66,22% atau Rp 86,9 miliar dari pagu yang semula ditetapkan sebesar Rp 129 miliar.

    “Kemudian berkaitan dengan revisi anggaran seperti yang disampaikan oleh pimpinan tadi. Alhamdulillah kita cukup besar, Pak, revisinya hampir Rp 85.900.000.000 dari Rp 129 miliar. Jadi artinya itu sebesar 66,21%,” kata Irfan dalam rapat dengan Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2).

    Irfan mengatakan pihaknya akan bekerja dengan anggaran Rp 43,8 miliar. Irfan berharap pergeseran dana dari Kemenag untuk pelaksanaan haji 2026 sebesar Rp 50 miliar dapat terealisasi.

    “Sehingga praktis kita nanti akan bekerja dengan dana Rp 43.839.976.000 atau 33,79 persen dari anggaran semula. Karena itu kita berharap sekali bahwa pengalihan pergeseran dana dari Kemenag yang Rp 50 miliar itu bisa segera direalisir, tentu saja dengan kita minta dibantu didukung oleh teman-teman dari Komisi VIII DPR RI ini,” katanya.

    Irfan menjelaskan, pemetaan efisiensi anggaran di pihaknya, mulai pemotongan untuk kerukunan umat dan pelayanan kehidupan beragama, administrasi-dokumen haji reguler hingga pelayanan publik kepada masyarakat. Efisiensi ini termasuk layanan protokoler sampai lembaga penyelenggara ibadah haji khusus.

    “Kita belum tahu nanti bagaimana cara untuk mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan ini dengar dana yang tersisa. Layanan protokoler 0 karena terefisiensi semua,” imbuhnya.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Menag RI Temukan Buku Agama yang Menyesatkan Orang lain: Superiority, yang Lain Dianggap Sesat – Halaman all

    Menag RI Temukan Buku Agama yang Menyesatkan Orang lain: Superiority, yang Lain Dianggap Sesat – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya menemukan buku agama yang menyesatkan.

    Buku itu disebut mengajarkan tentang kebencian hingga anggapan agama sendiri superior dari yang lain.

    Ia menjelaskan buku tersebut kini sudah disisir oleh Kementerian Agama RI. Menurutnyq, buku tersebut dianggap membahayakan masa depan bangsa.

    “Setelah kami sisir buku-buku wajib dan buku bacaan banyak sekali yang anjurkan orang untuk mengistimewakan dirinya, superiority dirinya, tapi yang lain sesat. Apa jadinya NKRI di masa depan kalau sikap pengajaran pendidikan agama kita seperti itu,” ujar Nasaruddin di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). 

     

    Nasaruddin pun berbicara bahwasanya banyak guru agama yang mengajarkan kepada muridnya bahwa Islam merupakan agama yang paling benar.

    Di sisi lain, mereka menyesatkan agama yang lain.

    “Jujur saya ingin sampaikan pengalaman kami setiap guru agama mengajarkan ke muridnya agama paling benar adalah agama kita, contoh agama islam, agama lain sesat. Jangankan agama lain, yang beda aliran aja bisa disesatkan. Bahkan najis ya,” jelasnya.

    Nasaruddin pun mempertanyakan sikap toleransi yang diajarkan para pengajar agama tersebut.

    Padahal, setial agama harusnya mengajarkan tentang cinta dan kasih.

    “Bagaimana menunjukkan toleransi sejati? Setiap guru agama harus mengajarkan agamanya dengan cinta, tidak mesti kita menyatukan agama.

    Akan tetapi kita ajarkan kebenaran agama kita masing-masing dan tak ajarkan kebencian,” ungkapnya.

    Dia mengungkit ajaran Alquran yang mengajarkan bahwa Allah SWT yang memuliakan anak cucu dari nabi Adam AS.

    Bukan hanya orang islam, siapa pun anak cucu nabi Adam harus dimuliakan.

    “Saya tak menemukan kitab suci yang memperkenalkan konsep bani adam selain Alquran. Maka konsep ham falam Alquran itu luar biasa. Bahkan bukan hanya hak asasinya orang hidup.

    Mematahkan tulang rusuk mayat sama dosanya mematahkan tulang rusuk hidup,” ungkapnya.

    “Jadi hak asasi bukan hanya untuk orang hidup. Jadi kita bersaudara. Redaksi yang digunakan Alquran dahsyat. Jadi sesungguhnya yang diperkenalkan Alquran itu sesungguhnya orang-orang yang punya iman itu bersaudara,” tutupnya.

     

  • Selama Ada Israel, Timteng Sulit Lahirkan Peradaban Islam Baru

    Selama Ada Israel, Timteng Sulit Lahirkan Peradaban Islam Baru

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bicara mengenai peradaban dunia Islam modern dalam acara Sarasehan Ulama Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, Timur Tengah sudah tidak bisa melahirkan peradaban Islam yang baru selama masih ada Israel. Nasaruddin menilai, Indonesia punya peluang untuk jadi ‘pangkalan’ peradaban dunia Islam modern.

  • Gus Yahya Terima Kasih ke detikcom yang Ajak NU Diskusi Asta Cita

    Gus Yahya Terima Kasih ke detikcom yang Ajak NU Diskusi Asta Cita

    Jakarta

    Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengucapkan terima kasih kepada detikcom yang telah mengajak NU berdiskusi tentang Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Gus Yahya menilai diskusi soal Asta Cita bersama ulama NU termasuk hal penting.

    “Kami menyambut tawaran dari teman-teman detikcom untuk menggelar kegiatan ini karena kami mendapati, saya tidak tahu juga kenapa kok, teman-teman detikcom ini mengusulkan ini, latar belakang pemikirannya seperti apa. Tapi kami menangkapnya sebagai sesuatu yang fundamental bagi Nahdlatul Ulama,” kata Gus Yahya dalam sambutan di acara ‘Sarasehan Ulama: Asta Cita Dalam Perspektif Ulama’ di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (4/1/2/2025).

    Gus Yahya menyebut NU harus berkontribusi dalam keberhasilan agenda-agenda pemerintah. Dia mengatakan NU harus membantu pemerintah dalam menciptakan kemaslahatan bagi rakyat terutama di level paling bawah.

    “Ini fundamental, karena terkait dengan positioning dengan bagaimana Nahdlatul Ulama ini mendudukkan dirinya di tengah-tengah konstruksi negara bangsa yang kita bangun ini,” ungkap Gus Yahya.

    Sarasehan Ulama ini selain dihadiri oleh ulama-ulama NU, turut hadir juga narasumber yang terdiri dari jajaran Menteri Kabinet Merah Putih. Di antaranya Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang juga Sekjen PBNU.

    (dnu/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam

    Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam

    loading…

    Matangkan Konsep Kurikulum Cinta dan Eco-Theology, Menag: Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam/Kemenag

    Kementerian Agama terus mematangkan konsep “Kurikulum Cinta” dan “Eco-Thelogy” agar bisa segera diterapkan. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, dua konsep ini merupakan refleksi mendalam atas peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun dan menjaga kelestarian bumi sebagai amanah Tuhan.

    Dua konsep ini dibahas bersama dalam seminar internasional bertajuk “Kurikulum Cinta dan Eco-Theology sebagai Basis Gerakan Implementasi Deklarasi Jakarta” di Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan. Giat ini diselenggarakan Kemenag bekerja sama dengan Pesantren As’adiyah, Sengkang.

    Hadir, mantan Deputy Menteri Wakaf Mesir As-Said Muhamad Ali Al-Husaini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Arsad Hidayat, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Nyayu Khodijah, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Hamdan Juhanis, dan civitas academica Perguruan Tinggi Keagamaan.

    Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad juga terjadwal menjadi pembicara
    “Kurikulum Cinta dan Eco-Theology menjadi landasan penting dalam membentuk kesadaran kolektif untuk kehidupan yang lebih baik. Dua isu ini beberapa waktu lalu kami deklarasikan bersama Paus Fransiskus dalam suatu pernyataan bersama ‘Deklarasi Istiqlal’,” terang Menag di Jakarta, Selasa (4/2/2025).

    Dijelaskan Menag, konsep Kurikulum Cinta merupakan seperangkat sistem dan fondasi hidup bersama dalam keragaman, untuk kerukunan umat beragama, baik internal maupun antarumat beragama. Cinta adalah inti dari segala tindakan kebaikan.
    “Kurikulum Cinta adalah konsep yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Nilai ini harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan kita, baik di lembaga formal maupun dalam lingkungan sosial dan keluarga, termasuk dalam kehidupan Pondok Pesantren,” sebut Menag.

    Sudah seharusnya, kata Menag, pendidikan agama tidak hanya mengajarkan hal ritual-formalistik, tetapi juga menanamkan ruh dan semangat moderasi dan penghormatan terhadap keberagaman. Di Indonesia, kita telah melihat bagaimana pesantren, madrasah, dan sekolah-sekolah berbasis agama mulai mengajarkan toleransi dan harmoni dalam kehidupan berbangsa. “Ini adalah langkah maju yang harus terus kita dorong dan perkuat,” tuturnya.

    “Dalam kehidupan sosial, “Kurikulum Cinta” dapat diimplementasikan melalui berbagai gerakan dan program yang memperkuat solidaritas antarumat beragama. Misalnya, dialog lintas iman, aksi sosial bersama, dan kampanye perdamaian,” sambungnya.
    Terkait Eco-Theology, Menag menjelaskan bahwa itu menjadi landasan spiritualitas dalam upaya pelestarian lingkungan. Konsep “Eco-Theology” mengajarkan bahwa menjaga bumi bukan sekadar upaya ilmiah atau kebijakan negara, tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas dan ibadah kita kepada Tuhan.

    Baca Juga: Perjalanan Agung Isra Mikraj, Tanda-tanda Kebesaran Allah SWT

    “Gerakan lingkungan berbasis keagamaan telah berkembang di banyak tempat. Di Indonesia, kita telah melihat inisiatif masjid ramah lingkungan (eco-friendly mosque), pesantren hijau (green pesantren), gereja berkelanjutan, dan lainnya yang memanfaatkan energi terbarukan dan praktik ramah lingkungan. Ini adalah contoh-contoh baik yang harus terus kita kembangkan sebagai wujud nyata dari eco-theology dalam kehidupan umat beragama,” tandasnya.

  • Menhut Bantu Siapkan Gajah untuk Rumah Ibadah Hindu Terbesar di Indonesia

    Menhut Bantu Siapkan Gajah untuk Rumah Ibadah Hindu Terbesar di Indonesia

    loading…

    Menhut Raja Juli Antoni menghadiri peresmian Kuil Hindu Shri Sanathana Dharma Aalayam atau Jakarta Murugsn Tample di Jakarta Barat. Kemenhut membantu menyiapkan gajah dalam pembukaan rumah ibadah tersebut. Foto: Ist

    JAKARTA – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menghadiri peresmian Kuil Hindu Shri Sanathana Dharma Aalayam atau Jakarta Murugsn Tample di Jakarta Barat. Kementerian Kehutanan turut membantu menyiapkan gajah dalam pembukaan rumah ibadah tersebut.

    “Hari ini, kami mengikuti pembukaan kuil hindu terbesar di Indonesia,” ujar Menhut Raja Antoni di Kuil Hindu Shri Sanathana Dharma Aalayam, Minggu (2/2/2025).

    Baca Juga

    Pihaknya meminjamkan 2 gajah sebagai bagian dalam rangkaian upacara pensucian rumah ibadah Hindu terbesar di Indonesia ini. Dua gajah tersebut dipinjamkan dari Taman Safari Indonesia.

    “Kami dari Kementerian Kehutanan meminjamkan 2 gajah untuk pembukaan rumah ibadah,” kata Raja Antoni.

    Pihak Kuil Hindu Shri Sanathana Dharma Aalayam diketahui mengajukan permohonan peminjaman satu gajah. Gajah ini diyakini sebagai lambang suci kebijakan.

    Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Utusan Presiden Hashim Djojohadikusumo, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menter Luar Negeri Sugiono, Ketua Dewan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko, hingga Pimpinan Komisi VII DPR Rahayu Saraswati.

    (jon)

  • Menag Berharap Arab Saudi Tak Batasi Usia Haji Maksimal 90 Tahun

    Menag Berharap Arab Saudi Tak Batasi Usia Haji Maksimal 90 Tahun

    loading…

    Menag Nasaruddin Umar berharap Pemerintah Arab Saudi tidak membatasi usia jemaah haji maksimal 90 tahun. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap Pemerintah Arab Saudi tidak membatasi usia jemaah haji maksimal 90 tahun. Sehingga, calon jemaah yang masih sehat tetap bisa berangkat haji.

    Sebelumnya, otoritas Arab Saudi berencana pada musim haji 2025 mendatang tidak akan memberi izin jemaah usia 90 tahun ke atas dan akan membatasi jumlah jemaah berusia 70 tahun lebih untuk melaksanakan haji.

    “Ya, kami juga wacanakan ke situ. Jangan kita dibatasi berdasarkan faktor usia, tetapi berdasarkan faktor istitha’ah artinya kemampuan,” katanya di Jakarta, dikutip Senin (3/2/2025).

    Nasaruddin Umar mengatakan, Indonesia telah melakukan lobi terkait masalah batasan usia. Apalagi, masa tunggu jemaah haji Indonesia masih terlalu lama yakni 48 tahun. Sehingga, upaya lobi-lobi dengan menambah kuota haji diharapkan bisa memperpendek masa tunggu jemaah haji.

    “Ada orang di atas 90 tahun tapi segar, ada orang di bawah 60 tahun tapi pakai kursi roda, jadi itu agak relatif ya kan. Tetapi Saudi Arabia punya pandangan khusus mungkin dalam hal ini, tapi kami sudah menawar untuk Indonesia, karena kita terlalu lama menunggu 48 tahun harus menunggu, tiba-tiba harus naik hari ini, Usianya tidak memiliki syarat, kekecewaannya besar sekali,” jelas Menag.

    Sementara itu, dari data Pusat Kesehatan Haji menyebutkan dalam 7 tahun terakhir terjadi tren peningkatan jemaah haji lansia dengan usia 65 tahun ke atas. Pada 2017 ada sekitar 32% jamaah lansia dari total jemaah haji Indonesia. Pada 2018 ada sekitar 32% jemaah lansia.

    Kemudian, di 2019 jemaah haji lansia sebanyak 34%. Pada 2020 tidak ada keberangkatan haji karena Covid-19. Pada 2021 hanya ada sekitar 5 % jemaah haji lansia. Selanjutnya pada 2022, ada 23% jemaah haji lansia. Pada 2023 sebanyak 44% adalah jemaah haji lansia dan pada 2024, ada sebanyak 21% jemaah lansia.

    (cip)

  • Menag Lobi Arab Saudi Tambah Kuota Pendamping Jemaah Haji

    Menag Lobi Arab Saudi Tambah Kuota Pendamping Jemaah Haji

    loading…

    Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan masih terus melakukan lobi ke Pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota pendamping bagi jemaah haji Indonesia. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan masih terus melakukan lobi ke Pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota pendamping bagi jemaah haji Indonesia. Hal ini untuk mengatasi kendala komunikasi yang kerap dialami oleh jemaah haji asal Indonesia ketika didampingi oleh petugas dari Arab Saudi.

    “Iya, jadi sebetulnya kita lobi sekarang ini adalah penambahan pendamping. Karena kalau Arab Saudi yang menjadi pendamping orang Indonesia, pertama ada kesulitan dari segi bahasa. Dia enggak bisa bahasa Indonesia, jemaah haji kita itu kan banyak yang bahasa Indonesianya pun juga terbata-bata kan, jadi alangkah baiknya kalau pendamping mereka itu dari asal mereka berada. Nah itu yang kita lobi supaya ada tambahan,” ujar Menag, Jakarta, Senin (3/2/2025).

    Selain untuk penambahan kuota pendamping, Nasaruddin juga mengusulkan agar batasan usia jemaah haji lebih fleksibel, tidak hanya ditentukan oleh faktor usia semata, tetapi juga berdasarkan faktor istitha’ah atau kemampuan fisik. “Ya, kami juga wacanakan ke situ. Jangan kita dibatasi berdasarkan faktor usia, tetapi berdasarkan faktor istitha’ah artinya kemampuan,” katanya.

    “Ada orang di atas 90 tahun tapi seger, ada orang di bawah 60 tahun tapi pakai kursi roda, jadi itu agak relatif ya kan. Tetapi Saudi Arabia punya pandangan khusus mungkin dalam hal ini, tapi kami sudah menawar untuk Indonesia, karena kita terlalu lama menunggu 48 tahun harus menunggu, tiba-tiba harus naik hari ini, Usianya tidak memiliki syarat, kekecewaannya besar sekali,” jelasnya.

    Nasaruddin Umar menyebutkan pihak Arab Saudi telah memberikan respons positif terhadap lobi tersebut dan berjanji untuk mempertimbangkan permohonan dari Indonesia. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan otoritas Arab Saudi.

    “Rupanya ngangguk-ngangguk beliau ya mudahkan lobi-lobi kita seperti ini bisa dimengerti oleh beliau. Ya, akan dipertimbangkan, tapi keputusannya di tangan beliau karena mereka yang punya negaranya kan,” ucapnya.

    (cip)

  • Menag Terus Lobi Arab Saudi, Kenapa Kuota Pendamping Haji Harus Ditambah?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Februari 2025

    Menag Terus Lobi Arab Saudi, Kenapa Kuota Pendamping Haji Harus Ditambah? Nasional 3 Februari 2025

    Menag Terus Lobi Arab Saudi, Kenapa Kuota Pendamping Haji Harus Ditambah?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Agama (Kemenag) tengah melobi pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota pendamping jemaah haji 1446 Hijriyah atau 2025.
    Saat ini proses diskusi dan lobi masih dilakukan. Akan tetapi, Indonesia masih menunggu keputusan dari Arab Saudi selaku tuan rumah.
    Mengapa Kemenag melobi Arab Saudi untuk penambahan kuota jemaah haji? Berikut penjelasannya.
    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, ada baiknya pendamping jemaah haji Indonesia berasal dari negara asal.
    Itu sebabnya saat ini ia sedang melakukan pendekatan terhadap pemerintah Arab Saudi terkait kuota pendamping jemaah haji.
    “Iya, jadi sebetulnya kita lobi sekarang ini adalah penambahan pendamping,” ujar Nasaruddin Umar saat ditemui di Kuil Murugan, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (2/2/2025)
    Nasaruddin mengatakan, akan lebih memudahkan jika pendamping jemaah haji Indonesia berasal dari negara sendiri karena tidak akan terkendala bahasa.
    Apabila pendamping haji berasal dari Arab Saudi, maka kemungkinan jemaah haji akan kesulitan untuk melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
    “Pertama ada kesulitan dari segi bahasa. Dia (pendamping dari Arab) enggak bisa bahasa Indonesia, jemaah haji kita itu kan banyak yang (bisa) bahasa Arabnya, tapi juga terbata-bata kan, jadi alangkah baiknya kalau pendamping mereka itu dari asal mereka berada,” lanjut Nasaruddin.
    Jumlah kuota haji Indonesia untuk tahun 2025 sebesar 221.000 orang. Jumlah ini sudah ditetapkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
    “Pemerintah Saudi Arabia telah menetapkan kuota haji tahun 1446 Hijriah atau 2025 Masehi untuk jamaah haji Indonesia sebanyak 221.000 orang,” ujar Nasaruddin dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI, Senin (30/12/2024).
    Sementara untuk kuota petugas atau pendamping haji 2025 hanya sebanyak 2.210 orang. Jumlah tersebut turun dibandingkan kuota yang didapat Indonesia pada 2024 lalu, yang mencapai 4.200 petugas.
    Untuk itu, Kemenag masih akan mengupayakan penambahan jumlah kuota petugas haji. Sebab, jumlah tersebut dianggap belum ideal dengan total jemaah haji yang harus dilayani.
    “Jadi ini ada pengurangan (dari) tahun yang sebelumnya jumlah tersebut, itu belum mencapai tahap ideal mengingat jemaah haji yang harus dilayani sebesar 221.000 orang,” tutur Nasaruddin.
    “Karena itu kami akan terus berupaya agar mendapatkan tambahan kuota petugas sebagaimana tahun-tahun sebelumnya,” tambahnya.
    Tugas pendamping haji 2025 adalah mengurus administrasi jemaah, memastikan kesehatan dan logistik, serta mendampingi jemaah dari keberangkatan hingga kembali ke Tanah Air.
    Tugas pendamping haji 2025 dibagi menjadi dua kelompok, yakni Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kloter dan PPIH Arab Saudi. 
    PPIH Kloter adalah petugas yang mendampingi dan mengawasi keberangkatan jemaah haji dari Indonesia menuju Arab Saudi.
    Sedangkan PPIH Arab Saudi adalah petugas haji yang bertanggung jawab dalam memberikan pembinaan, layanan umum dan kesehatan, bimbingan ibadah, hingga perlindungan jemaah haji selama berada di wilayah Arab Saudi.
    Berikut tugas PPIH Kloter: 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.