Tag: Nasaruddin Umar

  • Ramadan Global Camp di Kampus UIN Malang, Kupas Kurikulum Cinta Jawab Problem Kemanusiaan Dunia – Halaman all

    Ramadan Global Camp di Kampus UIN Malang, Kupas Kurikulum Cinta Jawab Problem Kemanusiaan Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI sukses menggelar Ramadan Global Camp di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Jumat (8/3/2025).

    Acara talk show ini membahas kurikulum cinta bersama mahasiswa UIN Malang yang berasal dari berbagai belahan dunia, mulai dari Eropa, Timur Tengah, ASEAN hingga Amerika.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, tidak ada alasan mahluk hidup di dunia tidak saling mencintai. Hal ini mengingat dalam setiap langkah manusia itu sendiri, tidak lepas dari sebuah ekosistem yang di dalamnya tidak lepas dari orkestrasi Allah sebagai Yang Maha Mengatur.

    “Jadi semua capaian kita, kesuksesan kita, kesuksesan karier kita, semua kesuksesan yang kita capai tidak terlepas dari kontribusi orang lain, tidak lepas dari ekosistem kehidupan yang di dalamnya ada pergumulan, eksistensial manusia dan lingkungan, antar manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam,” ujar Prof Kamaruddin.

    Kurikulum Cinta pertama kali disampaikan oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar sebagai panduan bagi lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama, khususnya Pendidikan Tinggi Kegamaan Islam agar menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa masa depan berlandas kurikulum yang barbasis kepada cinta kasih.

    Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron Samsudin menyampaikan, dalam menelurkan ide besar Kurikulum Cinta, Menteri Agama tidak hanya berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadis saja, melainkan mengkaji teks-teks keagamaan dari berbagai agama yang seluruhnya mengarah kepada cinta kasih sebagai jawaban atas problem-problem sosal yang berkembang di dunia.

    “Beliau membaca banyak sekali problem sosial, kemiskinian, kekerasan, konflik sosial dan masih banyak lagi yang berkembang di masyarakat global, jadi beliau jeli membaca ini, dimana dari satu sisi Agama mengajarkan bagaimana kita hidup secara harmonis dan damai, tetapi dalam kenyataannya banyak seali problem sosial. Ini berarti ada yang harus diselesaikan, dan cara paling ideal adalah melalui pendidikan, baik dari tingkat dasar, anak-anak, sampai pada tingkat yang lebih tinggi, melalui kurikulum berbasis cinta ini,” terang Prof Sahiron.

    Rektor UIN Malang Zainuddin menjelaskan, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas beragama Islam, namun tantangan terbesarnya adalah bagaimana mayoritas ini tetap bisa menaungi dan memberikan kedamaian kepada agama yang lain di Indonesia.

    “Pak Menteri menyampaikan bahwa pluralitas itu ibarat lukisan Tuhan dari berbagai varian, oleh karena itu jangan sampai dinodai, apalagi kemudian dirusak, nah Indonesia adalah negara yang plural, tidak hanya terdiri dari beberapa agama, tetap suku dan bahasa, oleh karena itu diantara kita haru menjalin kerjasama yang baik,” tuturnya.

    Perwakilan mahasiswa luar negeri asal Libya, Salih Alson Haji menuturkan, sejak memutuskan belajar di Indonesia diriniya menemukan berbagai keindahan yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya.

    Selain alamnya yang kaya,  Indonesia sebagai negara dengan berbagai suku, agama dan budaya namun terus mampu menjaga perdamaian, kerukunan, dan harmonisasi antar sesama yang hidup didalamnya.

    “Jika merujuk Al-Quran dan Hadis ada banyak sekali ayat yang menuntun manusia kepada kemanusiaan, kaitannya dengan Indonesia, Alhamdulillah kalau kita lihat Indonesia itu sangat kaya, kaya sekali, kaya agama, kaya bahasa, kaya bahasa, kaya akan keberagaan tetap saya melihat semuanya mampu hidup bersama-sama,” ujar mahasiswa S3 UIN Malang tersebut.

  • Pemancangan Perdana Masjid PIK: Simbol Harmoni dan Keindahan Arsitektur Islam – Halaman all

    Pemancangan Perdana Masjid PIK: Simbol Harmoni dan Keindahan Arsitektur Islam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Agung Sedayu Group dengan bangga menggelar Pemancangan Perdana Masjid PIK, yang berlokasi di Simpang Empat – Gate 5 Riverwalk Island, PIK. Masjid ini merupakan bagian dari pengembangan kawasan Riverwalk Island, yang nantinya akan menjadi pusat kehidupan beragama dengan hadirnya empat sarana ibadah: Masjid, Gereja, Vihara, dan Kelenteng.

    Acara ini dimulai dengan khutbah Jum’at oleh  Menteri Agama RI, Prof. Dr.KH. Nasaruddin Umar, MA, yang dilanjut dengan Sholat Jum’at bersama tokoh masyarakat, pemuka agama, santriwan dan santriwati Pesantren Assalam Kecamatan Kemiri Kabupaten Tangerang, para undangan dan masyarakat sekitar yang membludak hingga keluar area tenda dan diperkirakan mncapai ±1000 jamaah.

    Dalam sambutannya, Letnan Jenderal Tni (Mar) (Purn.) Dr. Nono Sampono, S.Pi., M.Si. selaku Direktur Utama Agung Sedayu Group menerangkan bahwa kawasan Pantai Indah Kapuk yang semakin berkembang dan populasi penduduknya juga terus  bertambah maka  kebutuhan tempat ibadah juga meningkat. Untuk itulah Masjid Al-Ikhlas PIK dibangun.

    “Sebagai informasi tambahan, bersama ini juga kami laporkan ke Bapak Menteri Agama RI, bahwa kami akan menyiapkan 1 lagi masjid yang lebih besar, berkapasitas sekitar 5.000 jamaah yang berlokasi di Taman Bhinneka PIK2. Harapan kami tidak ada hambatan cuaca dan lain-lain dalam masa konstruksi, agar bisa selesai sesuai target di akhir tahun 2026,” tambahnya.

    Kemudian dilanjut dengan ceramah pemancangan perdana oleh Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin M.A yang kemudian menyambung kepada prosesi pemancangan perdana. Masjid Al-Ikhlas PIK yang berlokasi strategis karena dilewati akses utama untuk menuju PIK2 dari Golf Island PIK mempunyai luas bangunan ±1248m2, mengusung konsep arsitektur Islamic Classical Architecture, dengan desain yang menggabungkan keagungan dan kenyamanan.

    Dari luar, masjid ini terlihat berbentuk kotak dengan pilar-pilar kokoh yang membingkai selasar. Namun, saat memasuki ruang dalam, jamaah akan disambut dengan ruang berbentuk lingkaran, memberikan pengalaman spiritual yang unik dan menyenangkan.

    Menurut Prof. Dr.KH. Nasaruddin Umar, MA, rumah ibadah Masjid itu adalah dekorasi langit. Terbangunnya banyak masjid di sudut-sudut Jakarta terutama, merupakan representasi dari Indonesia dimana masyarakatnya mayoritas adalah Muslim. Beliau menerangkan, “the Real Indonesia karena merepresentasikan rumah ibadahnya sedemikian banyak di tempat ini. Dan itu tiang pancang langit yang kita bangun. Semakin banyak tempat ibadah yang kita bangun, maka semakin kokoh langit itu. Tidak akan runtuh selama ada orang yang memanggil nama Tuhan di kolong langit ini,” ungkapnya dalam sambutan.

    Beliau juga menjelaskan dimana kota-kota besar di luar Indonesia, di wilayah dekat bandara itu saat akan mendarat memamerkan keindahannya dari atas langit. “Tapi 5 tahun yang lampau kalau kita lewat diatas sini, apa yang kita lihat? Penuh dengan sampah, airnya hitam, dan sangat kumuh. Tidak ada kebanggaan yang kita lihat. Tapi sekarang kita terbang diatas lokasi ini, apa yang kita lihat? Ini adalah seperti mimpi Indonesia di masa depan, jadi mimpi datang lebih awal,” tambahnya.

    Bangunan ini juga dilengkapi dengan selasar luar, taman hijau yang asri, serta akses kendaraan yang terpisah dengan total luas keseluruhan area ±2435m2, menciptakan suasana yang sejuk dan nyaman bagi para jamaah. Biaya konstruksi pembangunan Masjid ini diperkirakan sekitar Rp. 45 Miliar, dan mampu menampung hingga ±600 jamaah, yang ditargetkan selesai pada akhir 2025.

    Kehadiran masjid ini adalah bukan hanya untuk menjadi tiang pancang langit untuk tidak jatuh, tetapi kehadiran masjid yang di pancangkan di PIK ini juga akan menjadi jaring pengaman dari berbagai macam hal yang tidak kita harapkan. Dengan kehadiran masjid ini, banyak orang sujud, banyak orang berdoa, tentu doa mereka itu adalah kebaikan untuk semua. 

    Sebagai penutup dari serangkaian acara pemancangan perdana Masjid Al-Ikhlas PIK, Agung Sedayu Group membagikan 1000 paket sembako berupa beras, terigu, mie instan, margarin dan sirup kepada anak-anak yatim, petugas kebersihan dan para pekerja di wilayah sekitar kawasan PIK1 dan PIK2.

    Pembangunan Masjid Al-Ikhlas PIK diharapkan menjadi lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol keharmonisan dan keindahan Islam di tengah dinamika perkotaan. Sebuah tempat di mana iman dan arsitektur bertemu, menciptakan suasana yang damai dan penuh keberkahan.

    Dengan dimulainya pembangunan Masjid PIK di Riverwalk Island, Agung Sedayu Group kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan kawasan yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga memberikan ruang bagi nilai-nilai budaya dan spiritualitas, guna menciptakan kehidupan yang lebih harmonis bagi semua.

  • Pesan Menag saat Dialog Kerukunan Umat Buddha, Universalitas Ajaran Buddhis Sendi Kearifan Lokal – Halaman all

    Pesan Menag saat Dialog Kerukunan Umat Buddha, Universalitas Ajaran Buddhis Sendi Kearifan Lokal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa universalitas ajaran Buddhis penting untuk menjadi sendi-sendi kearifan lokal bangsa Indonesia dan juga dunia.

    Hal itu disampaikan Menag Nasaruddin dalam Dialog Kerukunan Umat Buddha yang digelar oleh Ditjen Bimas Buddha bertajuk ‘Berkumpul Bersama adalah Berkah Mulia’, di Jakarta, Jumat (7/3/2025).

    “Universalitas ajaran agama Buddhis sangat penting untuk menjadi sendi-sendi kearifan lokal bangsa Indonesia dan juga dunia. Jadi, kerukunan antarumat beragama di Indonesia ini perlu kita rawat betul. Sebab, tidak ada kebahagiaan tanpa kerukunan,” kata Menag Nasaruddin di Auditorium H.M. Rasjidi Kemenag RI, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025).

    KERUKUNAN UMAT BUDHA – Menag Nasaruddin dalam Dialog Kerukunan Umat Buddha yang digelar oleh Ditjen Bimas Buddha bertajuk ‘Berkumpul Bersama adalah Berkah Mulia’, di Jakarta, Jumat (7/3/2025). (HO/Istimewa/kementerian agama)

    Dalam kesempatan itu, Menag Nasaruddin menyatakan mendukung acara dialog keagamaan seperti ini untuk menciptakan kecerahan. “Ya kami mendukung program seminar-seminar seperti ini, mengajak kita untuk menciptakan pencerahan. Mencerahkan bangsa dan tanah air kita ini ya,” katanya.

    Menurut Menag, pribadi Sang Buddhis itu adalah teladan untuk semuanya, membela keluhuran daripadanya, dan orang-orang juga bisa belajar daripada tradisi-tradisi budaya yang sangat-sangat egaliter. “Tanpa membeda-bedakan agama apa pun, siapapun objek yang perlu dibantu, maka dibantu, tanpa mengistimewakan agamanya,” katanya.

    Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menyampaikan bahwa ada 54 lembaga keagamaan baik dari naungan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) maupun Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) yang hadir dalam dialog tersebut.

    “Jadi hari ini, kami mengundang para stakeholder kita, dari berbagai komunitas umat Buddha potensinya banyak sekali, kami laporkan ada 54 lembaga keagamaan baik dari naungan Permabudhi maupun Walubi,” katanya.

    Supriyadi menyampaikan terima kasih kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar atas pencerahan yang disampaikan khususnya untuk umat Buddha. “Tadi dengan jelas diuraikan Pak Menteri Agama bahwa untuk bisa berkumpul, kita harus melepaskan dari belenggunya tadi itu. Karena itulah maka saya berterima kasih hari ini Pak Menteri Agama bisa mencerahkan kita sekalian, khususnya umat Buddha Indonesia,” katanya.

    Lebih lanjut, Supriyadi menyampaikan bahwa kerukunan harus digelorakan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ia akan merencanakan langkah berikutnya untuk terciptanya tujuan kerukunan yang baik.

    “Pentingnya kerukunan harus terus kita gelorakan, kita suarakan baik di dalam maupun ke dunia luar. Kami merencanakan untuk bertemu, mengumpulkan para pimpinan Sangha, kemudian para pimpinan lembaga agama, pimpinan pendidikan dan kita akan rumuskan berbagai kegiatan yang akan kita kerjakan secara bersama-sama untuk tujuan yang baik,” terang Supriyadi.

  • Wartawan, Profesi yang Paling Dimuliakan dalam Al-Qur’an

    Wartawan, Profesi yang Paling Dimuliakan dalam Al-Qur’an

    loading…

    Menag KH Nasaruddin Umar saat menyampaikan tausyiah saat buka puasa bersama Forum Pemimpin Redaksi (FP) dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Foto/SindoNews

    JAKARTA – Profesi wartawan , jurnalis atau pekerja media patut berbangga. Pasalnya, profesi yang berkaitan dengan media dan pemberitaan ini ternyata mendapat posisi yang sangat mulia dalam Al-Qur’an, yakni dalam Surat An-Naba’ Surat ke 78 yang diartikan sebagai Berita Besar.

    Penegasan ini disampaikan Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar saat menyampaikan tausyiah menjelang buka puasa bersama Forum Pemimpin Redaksi (FP) dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025.

    “Tidak ada profesi yang begitu dimuliakan dalam Al-Qur’an selain wartawan, karena disebutkan sebagai nama surat yaitu Surat An-Naba’ yang artinya pemberitaan,” kata Menag.

    Karena itu, Menag yang juga pernah menjadi wartawan dan penulis di sejumlah media nasional ini mengaku senang dan bangga dengan profesi wartawan. Al-Qur’an juga menegaskan betapa pentingnya peranan wartawan dan media itu sebagai sarana penyampai informasi yang bisa dipercaya masyarakat.

    “Saya kira tidak ada profesi yang dijadikan nama surat dalam Al-Qur’an selain An-Naba’,” kata Nasaruddin yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta ini.

    Buka puasa bersama bertajuk “Silaturahmi Ramadan FP Charity dan BSI” ini dihadiri para pemimpin redaksi media nasional dan jurnalis senior. Hadir pula Direktur Utama BSI Hery Gunardi serta seluruh jajaran direksi BSI.

    Nasaruddin berpesan kepada masyarakat agar berhati-hati mencerna informasi di media. Karena belakangan banyak sekali kabar berita yang disebarkan oleh media yang fasik, gemar menyebarkan kabar bohong dan tidak bertanggung jawab. “Jangan sampai media fasik ini mengalahkan media-media yang bertanggung jawab,” kata Menag.

    Faktanya, lanjut Menag, masyarakat Indonesia lebih gampang percaya berita yang disampaikan oleh media fasik itu. Daripada berita dari media-media yang bertanggung jawab yang dipimpin para pemimpin redaksi yang hadir di sini.

    Karena itu, Nasaruddin berpesan agar berita yang berasal dari media fasik wajib diklarifikasi dulu kebenarannya. Sedangkan media yang bertanggung jawab pemberitaan nya bisa dipercaya. Karena media arus utama ini selalu diikat oleh kode etik jurnalistik.

    “Jadi kita wajib hati-hati kalau mendapatkan berita dari media fasik yang seringkali kabar bohong atau bahkan sengaja membuat informasi yang merusak.”

    (cip)

  • Menag Resmikan Pemancangan Masjid di PIK 2, Aguan Hadir

    Menag Resmikan Pemancangan Masjid di PIK 2, Aguan Hadir

    Menag Resmikan Pemancangan Masjid di PIK 2, Aguan Hadir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Bos Agung Sedayu Grup (ASG), Sugianto Kusuma alias Aguan, bersama Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meresmikan pemancangan
    Masjid Al Ikhlas
    yang berlokasi di
    Pantai Indah Kapuk
    (PIK) 2, Jakarta Utara, Jumat (7/3/2025).
    Dalam akun Instagram @nasaruddin_umar, tampak bos ASG Aguan duduk bersampingan dengan Nasaruddin di lokasi Pemancangan Masjid Al Ikhlas.
    Direktur Utama Agung Sedayu Group, Letjen (Purn) Nono Sampono, mengungkapkan bahwa pembangunan masjid ini merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan fasilitas ibadah di kawasan PIK 1 dan 2 yang terus berkembang.
    “Dengan bertambahnya populasi, kebutuhan tempat ibadah meningkat. Masjid yang sudah ada tidak lagi mencukupi, sehingga kami merasa perlu membangun masjid yang lebih besar,” jelas Nono dalam keterangan rilis Kemenag, Jumat.
    Masjid Al Ikhlas akan dibangun di atas lahan seluas 2.400 meter persegi dengan kapasitas sekitar 600 jemaah.
    Arsitektur masjid mengusung konsep Islamic Classical yang terinspirasi dari era Ottoman, menggabungkan fungsi ibadah dengan aspek bisnis untuk keberlanjutan ekonomi masjid.
    Nono mengungkapkan, biaya konstruksi diperkirakan mencapai Rp 45 miliar dengan target penyelesaian akhir tahun 2025.
    “Ke depan, Agung Sedayu Group juga berencana membangun masjid yang lebih besar dengan kapasitas 5.000 jemaah, yang diharapkan rampung pada akhir 2026,” ucapnya.
    Nono mengatakan, ASG ingin menjadikan masjid ini sebagai ikon keagamaan yang menyejukkan di kawasan PIK.
    Menag Nasaruddin Umar menambahkan, masjid harus menjadi tempat untuk memperkuat umat sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas.
    Menag berharap agar Masjid Al Ikhlas tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, baik umat muslim maupun non-muslim.
    “Pada masa Rasulullah, masjid bisa menjadi tempat pertemuan, pertunjukan seni, pelatihan bela diri, bahkan tempat untuk merencanakan strategi perang,” jelasnya.
    Menag juga mengungkapkan bahwa selain Masjid Al Ikhlas, akan dibangun dua masjid lainnya, yaitu Masjid Alkhaeriyah dan Masjid Agung As’adiyah.
    “Dengan bertambahnya masjid, kita berharap akan ada penguatan umat dan semakin banyak keberkahan yang datang bagi kita semua,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Apa Itu Asta Protas, Menag: Isinya Program Kemenag Berdampak

    Apa Itu Asta Protas, Menag: Isinya Program Kemenag Berdampak

    loading…

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak atau delapan program prioritas Kemenag berdampak. Menag Nasaruddin mengungkapkan program-progam yang terpilih ini merupakan langkah konkret Kemenag untuk menyelesaikan Asta Cita serta 17 program prioritas yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.

    “Asta Protas ini berisi delapan program besar, yang outputnya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat serta berkontribusi terhadap penyelesaian Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden dan Wapres. Ini insyaAllah akan kita kerjakan selama periode 2025 sampai 2029,” tutur Menag Nasaruddin saat mengenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak di Auditorium HM Rasjidi, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

    Baca Juga: Pendaftaran Bantuan untuk masjid dan Musala 2025 Dibuka, Begini Caranya

    Delapan program prioriitas Kemenag, meliputi: (1) Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; (2) Penguatan Ekoteologi; (3) Layanan Keagamaan Berdampak; (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; (5) Pemberdayaan Pesantren; (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat; (7) Sukses Haji; dan (8) Digitalisasi Tata Kelola.

    1. Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan

    Ada lima hal penting yang dilakukan, antara lain adalah upaya peningkatan kualitas kerukunan, penguatan moderasi beragama pengembangan dan insersi kurikulum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan. Pemberdayaan dan pemeliharaan rumah ibadah terus dilakukan, diiringi penguatan pembinaan umat.

    “Regulasi kerukunan umat beragama akan kita perkuat, termasuk penguatan peran KUA untuk mendeteksi dini potensi konflik berdimensi keagamaan,” sebut Menag

    “Kita akan lakukan pengembangan dan insersi kurikukum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan di lembaga pendidikan dan kediklatan binaan Kemenag,” sambungnya.

    2. Penguatan Ekologi

    Krisis iklim menjadi isu global. Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan. Itu harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi. Agama kaya akan nilai pelestarian lingkungan. Di Islam ada konsep khilafah yang harus dipahami manusia sebagai pelestari alam raya. Ada ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, dan Laudato Si’ dalam Katolik.

  • VIDEO Kemenag akan Terapkan ‘Kurikulum Cinta’, Menag: Guru Agama Tak Boleh Ajarkan Kebencian – Halaman all

    VIDEO Kemenag akan Terapkan ‘Kurikulum Cinta’, Menag: Guru Agama Tak Boleh Ajarkan Kebencian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Kementerian Agama (Kemenag) akan menerapkan Kurikulum Cinta di sekolah agama, mulai dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. 

    Langkah ini diambil untuk menanamkan nilai cinta terhadap Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak dini.

    Pun ini bertujuan untuk mencegah penanaman kebencian kepada siswa di lingkungan pendidikan.

    Hal itu disampaikan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pada konferensi pers Asta Prota Kementerian Agama 2024-2025 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

    “Upaya untuk meningkatkan kerukunan ini, kita akan terapkan kurikulum cinta,” ujar Nasaruddin.

    Guru Agama Tak Boleh Ajarkan Kebencian

    Dalam kesempatan itu, Menag menegaskan guru agama tidak boleh lagi mengajarkan ajarannya dengan menekankan perbedaan antaragama.

    Ia menegaskan tidak boleh ada lagi ajaran kebencian antar agama di sekolah.

    “Tidak boleh lagi ada guru agama, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu Buddha mengajarkan penekanan perbedaan agama satu sama lain. Apalagi mengajarkan kebencian, apalagi menajiskan agama lain,” kata Menag.

    Menurutnya, hal ini dapat membahayakan, jika anak kecil sudah diajarkan kebencian sejak dini.

    Oleh karena itu, Kurikulum Cinta dapat menjadi formulasi untuk mencegah kebencian sejak dini.

    “Ini bahaya kalau anak kecil didoktrin. Perbedaan menonjol, apalagi kebencian menonjol. Apa jadinya kalau mereka dewasa?” tegasnya.

    Penerapan Kurikulum Cinta juga menjadi bagian dari delapan program prioritas Kemenag yang dicanangkan untuk 2024-2025. Program ini meliputi:

    Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan
    Penguatan Ekoteologi
    Layanan Keagamaan Berdampak
    Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi
    Pemberdayaan Pesantren
    Pemberdayaan Ekonomi Umat
    Sukses Haji
    Digitalisasi Tata Kelola. (*)

    (Tribunnews/Fahdi/Geok Mengwan/Malau)

  • Menteri Agama Bakal Dirikan Pesantren Internasional, Santrinya Belajar Kitab Putih Berbahasa Inggris – Halaman all

    Menteri Agama Bakal Dirikan Pesantren Internasional, Santrinya Belajar Kitab Putih Berbahasa Inggris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Agama berencana mendirikan pondok pesantren internasional di Indonesia.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan pondok pesantren ini akan berkonsep modern.

    “Nah kita akan mengembangkan sistem pondok pesantren, dan dalam waktu dekat ini juga kita akan membuat pondok pesantren internasional. Kita sudah siapkan segalanya,” kata Nasaruddin pada konferensi pers Asta Protas Kementerian Agama 2024-2025 di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

    Nasaruddin mengungkapkan selama ini masih ada kesan kumuh terhadap pondok pesantren.

    Sehingga, Nasaruddin mengatakan Kemenag harus melakukan intervensi untuk memodernisasi pondok pesantren.

    “Kalau selama ini ada pesantren yang sangat kumuh, maka Kementerian Negama adalah menjadi bertanggung jawab untuk menciptakan modernisasi pondok pesantren,” ungkapnya.

    Konsep pesantren internasional ini, kata Nasaruddin, tidak hanya belajar kitab kuning berbahasa Arab.

    Namun, juga buku berbahasa Inggris yang dalam istilah Nasaruddin, adalah kitab putih.

    “Tidak hanya bisa membaca kitab kuning dalam pengetahuan bahasa Arab, tapi juga harus membaca kitab putih, bahasa Inggris,” kata Nasaruddin.

    Dirinya mencontohkan kader ulama yang dilaksanakan oleh Masjid Istiqlal.

    Kader ulama di Masjid Istiqlal, kata Nasaruddin, berbasis program master. Para kader ulama mendapatkan kuliah satu semester di Amerika, dan satu semester di Al-Azhar, Kairo, Mesir.

  • Anies dan Ganjar Ceramah di UGM, Jokowi Kapan?

    Anies dan Ganjar Ceramah di UGM, Jokowi Kapan?

    GELORA.CO -Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar agenda rutin kajian selama bulan suci Ramadan. Kajian tematik ini menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan akademisi dan tokoh nasional.

    Kajian yang digelar di Masjid UGM tersebut dihadiri para mahasiswa dan masyarakat umum. Sejumlah tokoh yang sudah mengisi kajian tersebut adalah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

    Baik Anies maupun Ganjar membagikan pengalamannya memberikan ceramah di Masjid UGM lewat akun media sosial resminya.

    “Suasana seru saat acara Ramadan Public Lecture di Masjid UGM, tadi malam. Kita mengaji sambil diskusi tentang pentingnya pemerataan ekonomi. Mari berdoa dan berusaha bersama, agar bangsa ini semakin sejahtera,” tulis Ganjar, dikutip Kamis 6 Februari 2025.

    “Terima kasih untuk malam penuh energi di Masjid Kampus UGM!” tulis Anies Baswedan yang mengisi kajian pada Senin kemarin, 3 Maret 2025.

    Kolom komentar akun medsos dua tokoh yang pernah berkontestasi pada Pilpres 2024 ini mayoritas memberikan pujian. 

    Menariknya, warganet banyak yang bertanya kepada Anies dan Ganjar kapan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi akan memberikan ceramah di UGM.

    Netizen penasaran dengan Jokowi yang tidak pernah hadir di forum UGM. Padahal presiden dua periode itu disebut-sebut juga lulusan universitas berjuluk kampus biru tersebut.

    Dalam informasi yang dihimpun redaksi dari Instagram resmi Masjid UGM, ada beberapa narasumber dari tokoh nasional yang akan mengisi agenda itu secara bergantian.

    Antara lain mantan Menkopolhukam Mahfud MD; Ustaz Adi Hidayat; Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti; hingga Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar, dan berbagai tokoh lainnya

  • Merawat Kemabruran Puasa: Menjauhi Ujaran Kebencian

    Merawat Kemabruran Puasa: Menjauhi Ujaran Kebencian

    Oleh:

    Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

    TRIBUNJATIM.COM – Salah satu yang perlu dicermati jika hendak merawat kemabruran puasa ialah bagaimana menghindari ujaran kebencian (hate speech (HS).

    Dalam kamus disebutkan: speech that attacks a person or group on the basis of race, religion, gender, or sexual orientation (ungkapan yang menyerang seseorang atau kelompok berdasarkan ras, agama, gender, atau orientasi seksual).

    Dalam sosiologi masyarakat Indonesia HP lebih banyak diartikan sebagai ungkapan dan syiar kebencian yang dialamatkan kepada orang perorangan, kelompok, atau lembaga berdasarkan agama, kepercayaan, aliran, etnik, ras, golongan, gender, orientasi seksual, dan hal-hal lain yang dapat memancing kemarahan publik. Istilah yang digunakan dalam Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/6/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian ialah “Ujaran Kebencian” sebagai terjemahan dari “Hate Speech”.

    HP bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Bisa dalam bentuk statemen, tulisan, karikatur, dan berbagai isyarat lain yang memompokan semangat kebencian dan antipasti kepada kelompok tertentu.

    Yang paling sensitif adalah Religiuos-Hate Speech (RHS), yaitu ungkapan kebencian berlatar belakang agama, kepercayaan, aliran, mazhab, sekte, dan atribut keagamaan lainnya.

    Sebuah tindakan dapat disebut RHS jika tindakan tersebut memenuhi syarat dan unsur RHS, yaitu adanya pelaku yang terbukti melakukan RHS, ada perbuatan yang dapat dikategorikan RHS, dan ada kelompok yang dituding dan yang bersangkutan mengalami kerugian atas ungkapan tersebut.

    Ungkapan atau ujaran kebencian memang sesuatu yang tercela dan bisa merusak ketenangan dan ketenteraman masyarakat, bisa mengoyak persatuan dan kesatuan sebagai warga bangsa, dan lebih berbahaya ialah bisa menimbulkan konflik dan perang terbuka.

    Jika HP dibiarkan tanpa ada ketentuan yang mengaturnya maka akan bermuara kepada sebuah masyarakat yang berantakan (social disorder) yang pada gilirannya akan merugikan dunia kemanusiaan.

    Karena itu HP perlu ada penanganan yang secara terukur. Disebut terukur karena kalau penanganan HS ditangani secara berlebih berlebihan bisa juga menimbulkan kontra produktif untuk sebuah masyarakat demokratis.

    Kita tidak ingin penangan HP menimbulkan kevakuman dinamisme masyarakat, memasung kreatifitas intelektual, mengurangi kebebasan mimbar, dan menutup kembali era keterbukaan yang dengan susah payah diperjuangkan.

    Dalam bahasa agama, HS memiliki beberapa padanan. Di antaranya yang paling dekat ialah hasud. Hasud dalam bahasa Arab berarti menghasut, memprovokasi orang lain agar ikut membenci musuhnya.

    Orang itu akan merasa puas saat melihat musuhnya terkapar dan tidak berdaya. Perbuatan hasud sangat tercela dalam Islam dan mungkin juga semua agama.

    Dalam Alquran Allah SWT mengajarkan dua perlindungan terhadap orang-orang hasad: Wa minsyarri hasidin idza hasad (dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki/Q.S.al-Falaq/113:5).

    Dalam Hadis Nabi menyatakan kebencian terhadap para penghasud dengan mengatakan: “sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan seperti mana api memakan kayu bakar”.

    Ketika Nabi melewati kuburan Baqi di Madina, ia tiba-tiba berhenti di atas dua makam baru. Ditanya oleh sahabat kenapa berhentiu di sini? Nabi menjawab, kasihan kedua orang ini merintih kesakitan karena disiksa di kuburannya.

    Yang pertama disiksa karena tidak bersih ketika ia membuang kotoran dan yang kedua disiksa karena suka membikin onar di dalam masyarakat (provokator).

    Alquran menunjukkan pemandangan berharga, bagaimana Raja Firaun hancur karena selalu melancarkan ungkapan kebencian (hate speech) kepada Nabi Musa.

    Alquran juga selalu mengingatkan kita agar tidak begitu mudah membenci oranglain: Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. (Q.S. al- Maidah/5:8).

    Dalam ayat lain ditegaskan: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian
    yang lain. (Q.S. al-Hujurat/49:12).

    Tegasnya, jika kita akan meraih ketenangan dan keberuntungan jauhi HS, khususnya RHS.