Tag: Nasaruddin Umar

  • Jangan Mempertentangkan Agama dan Kebangsaan

    Jangan Mempertentangkan Agama dan Kebangsaan

    Jakarta

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berbicara mengenai pentingnya persatuan antar-umat beragama. Ia menyampaikan pentingnya persatuan tanpa mempertentangkan agama dan kebangsaan.

    Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara dialog keumatan kebangsaan Badan Pengurus Pusat Ikatan Alumni UIN Allaudin (BPP IKA UINAM) Makasar, Menteng, Jakarta Pusat. Bersama dengan Idrus Marham selalu Ketua BPP IKA UINAM, Nasaruddin menyampaikan pentingnya persatuan tanpa bicara agama.

    “Kita harus dipersatukan, diikat oleh sebuah ikatan yang lebih dalam, karena kita berada pada posisi bangsa yang sangat strategis,” kata Nasaruddin saat ditemui wartawan Sabtu (22/5/2025).

    “Jadi jangan sampai nanti kita memisahkan antara keagamaan dan kebangsaan. Itu sudah dilewati lah persoalan-persoalan itu,” tambahnya.

    Nasaruddin mengatakan masyarakat Indonesia harus mampu menunjukkan jati diri negaranya tanpa melihat perbedaan agama. Sehingga, ia meminta masyarakat tak mempertentangkan agama dengan kebangsaan.

    “Jangan-jangan nanti wajah kita mirip Indonesia, tapi isi kepalanya ada Cina, ada Amerika, jadi ke-Indonesiaan itu gimana? Jadi bagaimana meng-Indonesiakan umat beragama apapun agamanya di Indonesia,” jelasnya.

    Ketua BPP IKA UINAM Idrus Marham menambahkan agar masyarakat muslim tidak memiliki jiwa yang defensif menghadapi perbedaan. Menurutnya, sikap itu justru membuat kehidupan berbangsa terasa seperti dipaksakan.

    “Jadi jiwa Islam yang defensif nah itulah sebabnya akibatnya apa tadi sudah bahwa ada pandangan dan lain-lain sebagainya, melakukan sesuatu itu karena terpaksa, kalau istilahnya Prof Hamdan itu adalah jadi iman, keimanan darurat,” ucap Idrus Marham.

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sidang Isbat Idulfitri 29 Maret, Menag: Lebaran 2025 Berpotensi Bareng

    Sidang Isbat Idulfitri 29 Maret, Menag: Lebaran 2025 Berpotensi Bareng

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penetapan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada 29 Maret 2025. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan ada kemungkinan Lebaran jatuh pada pada 31 Maret 2025, serentak antara pemerintah, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah. 

    “Potensinya berdua sama-sama. Iya potensinya (sama Lebaran 31 Maret 2025),” ujar Nasaruddin seusai ilaturahmi dan buka puasa bersama Badan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (BPP IKA UIN Alauddin Makassar) di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2025) malam. 

    Dalam acara tersebut hadir sejumlah tokoh, di antaranya juga Gubernur Lemhannas TB Ace Hasan Syadzily, cendikiawan Yudi Latif, hingga Ketua Umum IKA UIN Alauddin Makassar Idrus Marham.

    Nasaruddin mengatakan potensi perayaan Lebaran 2025 sama antara pemerintah dengan Muhammadiyah karena kondisi objektif yang terjadi kekinian. 

    “Tetapi kalau melihat kondisi objektifnya hilal berdasarkan hisab ini, masih di bawah nol, masih minus 3 derajat. Intinya juga elongasinya juga masih sangat rendah untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan, yaitu ketinggian hilal 3 derajat dan elongasinya sekitar 6 derajat,” jelas dia.

    Hanya saja, Nasaruddin tetap meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah pada 29 Maret 2025 mendatang. Penentuan Lebaran 2025 diawali dengan pemantauan hilal di sejumlah titik lokasi di seluruh Indonesia.

    Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah jatuh pada 31 Maret 2025 berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).

    “Segi ilmu hisab, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa ini istikmal, artinya dicukupkan 30 hari bulan suci Ramadan, dengan demikian Lebaran tanggal 31 Maret 2025, tetapi kepastiannya itu nanti menunggu sidang isbat pada tanggal 29 Maret,” pungkas Nasaruddin.

  • Menag Nasaruddin Umar: Jangan Membuat Kebijakan yang Terlalu Melangit!

    Menag Nasaruddin Umar: Jangan Membuat Kebijakan yang Terlalu Melangit!

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan tak akan mengkompromi praktik suap dalam promosi jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).

    “Saya tidak akan mempromosikan seseorang hanya karena memiliki koneksi. Lebih baik mengangkat orang yang masih perlu belajar tetapi memiliki integritas daripada orang yang cakap tetapi korup,” ujarnya dikutip pada Sabtu (22/3/2025).

    Menurut Nasaruddin, jabatan adalah amanah yang harus diperoleh dengan cara yang benar. Ia menegaskan bahwa promosi harus didasarkan pada kompetensi, dedikasi, dan integritas, bukan kedekatan atau kepentingan pribadi.

    Ia berharap lingkungan Kemenag semakin bersih dari praktik korupsi dan semakin profesional dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat.

    “Jika garis tangan kita memang ditakdirkan untuk naik jabatan, maka itu akan datang dengan sendirinya. Yang terpenting adalah bekerja dengan jujur dan ikhlas demi kemaslahatan umat,” tegasnya.

    Selain itu, Menag juga mendorong seluruh jajaran Ditjen Bimas Islam untuk lebih profesional dalam melayani umat.

    Ia menyebut, Ditjen Bimas Islam merupakan wajah depan Kemenag, sehingga harus menjadi contoh bagi unit lainnya. Karenanya, ia mengingatkan pentingnya kebijakan berbasis data dalam setiap pengambilan keputusan.

    “Jangan membuat kebijakan yang terlalu melangit tanpa dasar kuantitatif yang kuat. Sebelum mengambil keputusan, lakukan survei agar kebijakan kita benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tambahnya.

    Pemanfaatan teknologi saat ini, kata dia, memungkinkan akses cepat terhadap sejumlah informasi. Dengan memanfaatkan data dari sumber terpercaya seperti Badan Pusat Statistik (BPS), kebijakan yang dibuat bisa lebih akurat dan tepat sasaran.

  • 7
                    
                        Menag: 6 WNI Meninggal Korban Kecelakaan di Arab Saudi Dalam Proses Pemakaman
                        Nasional

    7 Menag: 6 WNI Meninggal Korban Kecelakaan di Arab Saudi Dalam Proses Pemakaman Nasional

    Menag: 6 WNI Meninggal Korban Kecelakaan di Arab Saudi Dalam Proses Pemakaman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    mengatakan, sebanyak 6 Warga Negara Indonesia (WNI) korban tewas kecelakaan bus di
    Arab Saudi
    kini dalam proses pemakaman.
    Adapun 6 orang tersebut merupakan bagian dari 20 korban yang dilaporkan. Sebanyak 13 di antaranya mengalami luka-luka.
    “6 orang (meninggal), jumlah terluka 13 orang, jumlah tidak terluka 1 orang. Kondisi saat ini (6 orang) wafat dalam proses pemakaman di sana, dirawat di dua rumah sakit,” kata Nasaruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2025).
    Menag mengungkapkan, dugaan awal terjadinya kecelakaan karena sopir mengantuk.
    Akan tetapi, menurut Nasaruddin, hal ini masih menjadi dugaan awal saja.
    “Iya kecelakaan, mungkin ngantuk kali ya itu kali ya,” beber dia.
    Adapun untuk tahap selanjutnya, pihaknya akan mengevaluasi regulasi dalam perjalanan ibadah umrah dan haji.
    Salah satu evaluasinya terkait regulasi sopir bus di Mekkah dan Madinah.
    Ia menekankan tidak boleh ada lagi sopir tunggal yang menyetir bus jemaah umrah dan haji.
    “Enggak boleh sopir tunggal, ngantuk segala macam. Jalanannya licin luas begitu, walau ada pembatasan kilometernya, tapi namanya ngantuk ya,” ungkap Nasaruddin.
    Sebelumnya diberitakan, KJRI Jeddah, Arab Saudi mengonfirmasi daftar enam warga negara Indonesia (WNI) korban meninggal dunia dan korban luka kecelakaan bus saat umrah di Arab Saudi.
    Data tersebut diperoleh dari jemaah umrah yang berada dalam bus yang mengangkut jemaah umrah asal Indonesia mengalami kecelakaan di Wadi Qudeid, Arab Saudi, pada Kamis (20/3/2025) pukul 13.30 waktu setempat atau 17.30 WIB.
    Selain WNI, kecelakaan ini juga merenggut nyawa tiga warga asing, yakni seorang kernet bus yang berasal dari Pakistan serta dua warga Bangladesh yang merupakan penumpang mobil yang bertabrakan dengan bus tersebut.
    Berikut identitas enam korban meninggal kecelakaan bus travel jemaah umrah asal Indonesia yang terjadi di Wadi Qudeid, Arab Saudi:
    1.    Sumarsih Djarudin (44 tahun)
    2.    Audrya Malika Adam (16 tahun)
    3.    Eny Soedarwati (49 tahun)
    4.    Dian Novita (38 tahun)
    5.    Areline Nawallya Adam (22 tahun)
    6.    Dawam Mahmud (48 tahun)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menag Ungkap Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan Bus Umrah WNI di Arab Saudi

    Menag Ungkap Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan Bus Umrah WNI di Arab Saudi

    Menag Ungkap Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan Bus Umrah WNI di Arab Saudi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (
    Menag
    )
    Nasaruddin Umar
    menduga kecelakaan bus yang mengangkut jemaah
    umrah
    asal Indonesia di Arab Saudi, terjadi karena sopir mengantuk.
    Akan tetapi, menurut Nasaruddin, hal ini masih menjadi dugaan awal saja.
    “Iya kecelakaan, mungkin ngantuk kali ya itu kali ya,” kata Nasaruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/3/2025).
    Dari data yang diperolehnya, sebanyak 20 korban menjadi korban, termasuk enam orang di antaranya meninggal dunia.
    Kemudian, ada 13 orang mengalami luka-luka dan satu orang tidak luka.
    “6 orang (meninggal), jumlah terluka 13 orang, jumlah tidak terluka 1 orang,” ujarnya.
    Akan tetapi, Nasaruddin mengaku, belum mengetahui penyebab utama kecelakaan maut itu.
    Lebih lanjut, Menag mengatakan, sejumlah korban luka masih dirawat di rumah sakit di Arab Saudi.
    “Kondisi saat ini wafat dalam proses pemakaman di sana, dirawat di dua rumah sakit,” kata Nasaruddin.
    Selanjutnya, dia juga menyoroti terkait asuransi korban. Nasaruddin mengatakan, ketentuan soal asuransi juga sudah diatur dalam undang-undang.
    “Kan ada asuransinya kan. Kalau di peraturan umrah itu ada. Kalau umrah, kan sekarang kan lebih mandiri dan kita tetap membina. Kalau kecelakaan seperti ini tetap kita koordinasikan,” ujarnya.
    Sebelumnya, Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Yusron Ambari menyebut bahwa penyebab pasti kecelakaan bus tersebut masih didalami.
    Diberitakan sebelumnya, KJRI Jeddah Arab Saudi mengonfirmasi daftar enam warga negara Indonesia (WNI) korban meninggal dunia dan korban luka kecelakaan bus saat umrah di Arab Saudi.
    Data tersebut diperoleh dari
    jemaah umrah
    yang berada dalam bus yang mengangkut jemaah umrah asal Indonesia mengalami kecelakaan di Wadi Qudeid, Arab Saudi, pada Kamis (20/3/2025) pukul 13.30 waktu setempat atau 17.30 WIB.
    Selain WNI, kecelakaan ini juga merenggut nyawa tiga warga asing, yakni seorang kernet bus yang berasal dari Pakistan serta dua warga Bangladesh yang merupakan penumpang mobil yang bertabrakan dengan bus tersebut.
    Berikut identitas enam korban meninggal kecelakaan bus travel jemaah umrah asal Indonesia yang terjadi di Wadi Qudeid, Arab Saudi:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menag Ungkap Dugaan Sementara Penyebab Kecelakaan Bus Umrah Tewaskan 6 WNI

    Menag Ungkap Dugaan Sementara Penyebab Kecelakaan Bus Umrah Tewaskan 6 WNI

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan pemerintah telah mendapat informasi mengenai insiden kecelakaan bus yang membawa rombongan WNI jemaah umrah di Wadi Qudeid, Arab Saudi. Nasaruddin menduga sopir bisa saja dalam keadaan ngantuk sehingga kecelakaan tak terhindarkan.

  • Menteri Agama: 6 WNI jemaah umrah korban laka dalam proses pemakaman

    Menteri Agama: 6 WNI jemaah umrah korban laka dalam proses pemakaman

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut enam warga negara Indonesia (WNI) jemaah ibadah umrah yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas (laka) saat mereka dalam perjalanan dari Madinah menuju Mekkah, Kamis (20/3), dalam proses untuk dimakamkan di Arab Saudi.

    “Kondisi saat ini, (yang) wafat dalam proses pemakaman di sana, (yang luka-luka) dirawat di dua rumah sakit,” kata Nasaruddin saat ditemui di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

    Nasaruddin melanjutkan Kementerian Agama saat ini telah berkoordinasi dengan perwakilannya di Arab Saudi, begitu juga dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Arab Saudi.

    Dia menjelaskan umumnya orang-orang yang wafat saat beribadah haji dan umrah akan dimakamkan di Arab Saudi. “Kebiasaannya (orang yang meninggal di Saudi, red) memang dimakamkan di sana,” ujar Nasaruddin.

    Walaupun demikian, dia belum memastikan informasi mengenai pemakaman seluruh korban, karena pemerintah juga masih berkoordinasi dengan keluarga.

    “Mayatnya sudah ada di rumah sakit, dan sudah ada koordinasi dengan keluarganya,” kata Menteri Agama.

    Di lokasi yang sama dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Christiawan Nasir membenarkan staf KJRI telah datang langsung mendampingi korban.

    “Tim KJRI sudah ke sana,” kata Tata, panggilan Arrmanatha, menjawab pertanyaan mengenai penanganan kasus kecelakaan yang menyebabkan enam WNI jemaah umrah meninggal dunia.

    Enam WNI yang menjadi korban kecelakaan itu merupakan bagian dari rombongan jemaah umroh yang totalnya sebanyak 20 orang. Dari jumlah 20 orang itu, 13 orang di antaranya luka-luka, dan satu orang selamat. Jemaah umroh itu kecelakaan saat mereka dalam perjalanan dari Madinah menuju Mekkah, tetapi saat mereka ada di tengah perjalanan yang jaraknya 150 meter dari Kota Jeddah, bus yang mengangkut para jemaah itu terbalik.

    Sejauh ini, Menteri Agama belum dapat menyebutkan sebab bus terbalik. Nasaruddin juga belum dapat memastikan ada kelalaian dari supir yang mengemudikan bus.

    Enam WNI yang meninggal dunia saat menjalani ibadah umroh di Saudi, yaitu Sumarsih Djarudin (44 tahun), Audrya Malika Adam (16 tahun), Eny Soedarwati (49 tahun), Dian Novita (38 tahun), Areline Nawallya Adam (22 tahun), dan Dawam Mahmud (48 tahun).

    Eny Soedarwati, salah satu korban jiwa, merupakan anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro.

    Sementara itu, tiga dari 13 korban luka-luka, saat ini menjalani perawatan intensif, yaitu Ahsantudhonni Ghozali (55 tahun), saat ini dirawat di RS Khulais karena retak tulang, kemudian Fabian R Respati (14 tahun), dirawat di RS King Abdul Aziz Mahjar karena luka bakar serius, dan Muhammad Alawi (22 tahun), dirawat si RS Obhur Jeddah karena retak tulang.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menag Sebut Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus Jemaah Umrah Dimakamkan di Arab Saudi

    Menag Sebut Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus Jemaah Umrah Dimakamkan di Arab Saudi

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengonfirmasi terjadinya kecelakaan bus yang membawa rombongan jemaah umrah asal Indonesia di Arab Saudi.

    Menurutnya, insiden tersebut terjadi di perjalanan dari Madinah menuju Makkah, tepatnya di jalur antara kedua kota suci tersebut.  

    “Ada yang selamat dan mayatnya sudah ada di rumah sakit dan sudah ada koordinasi dengan keluarganya. Kemudian asal jemaahnya itu Bojonegoro, wafat 6 orang. Luka 13 orang dan 1 selamat jadi 20 rombongannya. 1 yang selamat tidak luka ya,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (21/3/2025)

    Jemaah umrah yang menjadi korban berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Saat ini, jenazah para korban telah berada di rumah sakit setempat, dan pihak keluarga sudah dikonfirmasi terkait dengan kejadian ini.

    Nasaruddin juga menyebut bahwa pihaknya telah mengidentifikasi travel penyelenggara yang berbasis di Bekasi Selatan.  

    Saat ditanya mengenai penyebab kecelakaan, dia menyebut bahwa informasi detail masih belum didapatkan. Namun, ia memastikan bahwa bus mengalami kecelakaan hingga terbalik.  

    “Ya itu yang tadi saya belum dapat. Pokoknya busnya terbalik ya. Ya Kami belum dapat laporan,” ucapnya

    Menag juga menyebut bahwa pemakaman para korban kemungkinan besar akan dilakukan di Arab Saudi, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di sana.  

    “Kebiasaannya memang dimakamkan di sana,” katanya.  

    Terkait santunan bagi korban, dia memastikan bahwa para jemaah memiliki perlindungan asuransi sesuai dengan peraturan umrah yang berlaku.  

    “Asuransinya ada, karena dalam aturan umrah itu sudah termasuk perlindungan bagi jemaah,” tegasnya.  

    Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi menjelang musim haji. Salah satu poin yang menjadi perhatian adalah kewajiban adanya dua orang sopir dalam perjalanan jarak jauh, seperti rute Makkah-Madinah.  

    “Regulasi kami supir Makkah madinah harus harus dua orang supir. Tidak boleh supir tunggal, ngantuk segala macam. Jalanannya licin luas begitu, walau ada pembatasan kilometernya, tapi namanya ngantuk ya,” pungkas Nasaruddin.

    Berikut Korban meninggal dunia:

    1.         Sumarsih Djarudin 44 th

    2.         Audrya Malika Adam 16 th

    3.         Eny Soedarwati 49 th

    4.         Dian Novita 38 th

    5.         Areline Nawallya Adam 22 th

    6.         Dawam Mahmud 48 th

     

    Korban luka dan dirawat:

    1.         Fabian R Respati 14 th  (RS King abdul Aziz Mahjar) luka bakar serius

    2.         Ahsantudhonni Ghozali 55 th (RS Khulais), retak tulang

    3.         Muhammad alawi 22 th (RS Obhur Jeddah) retak tulang

  • Kapan Lebaran Idulfitri 2025 Pemerintah, NU dan Muhammadiyah? Cek Jadwalnya di Sini

    Kapan Lebaran Idulfitri 2025 Pemerintah, NU dan Muhammadiyah? Cek Jadwalnya di Sini

    Jakarta: Bulan Ramadan 2025 sudah memasuki hari-hari terakhir. Setelah menjalani puasa selama hampir satu bulan, umat Islam akan merayakan lebaran Idulfitri 2025 yang jatuh pada 1 Syawal.
     
    Memasuki penghujung bulan Ramadan ini banyak yang mencari tahu kapan lebaran Idulfitri 2025 apakah pemerintah, NU dan Muhammadiyah merayakan lebaran bersamaan? Untuk mengetahuinya simak penjelasan dan jadwal lengkapnya di sini.
    Kapan Lebaran Idulfitiri 2025

    Hari raya Idulfitri jatuh setiap 1 Syawal. Penetapan 1 Syawal ini dilakukan bisa dengan dua metode.
     
    Metode pertama adalah hisab. Metode ini digunakan oleh Muhammadiyah untuk menentukan awal bulan Hijriah, termasuk awal Ramadan dan 1 Syawal.

    Lalu metode kedua adalah rukyatul hilal adalah kegiatan merukyah atau mengamati hilal (bulan sabit pada fase awal bulan baru) secara langsung. Metode ini umumnya digunakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama (NU), yakni dengan mata telanjang dan bantuan teleskop.
    Jadwal Lebaran Idulfitri 2024 Versi Pemerintah
     
    Menteri Agama Nasaruddin Umar memprediksi Hari Raya Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025. “Lebaran kita diprediksi tanggal 31 Maret 2025” ” ungkap Nasaruddin.

    Namun, untuk kepastian masih menunggu hasil sidang isbat penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah/ 2025 masehi yang digelar Kemenag. Sidang isbat dijadwalkan digelar pada 29 Maret 2025.
     

    Jadwal Lebaran Idulfitri 2025 Versi NU
     
    Nahdlatul Ulama belum merilis kapan 1 Syawal 6H. Dalam menetapkan lebaran Idulfitri 2025. NU sama dengan pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal dalam penetapan 1 Syawal.
     
    Jadwal Lebaran Idulfitri 2025 Versi Muhammadiyah
     
    Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Lalu untuk lebaran Idulfitri 1 Syawal jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
     

    Jakarta: Bulan Ramadan 2025 sudah memasuki hari-hari terakhir. Setelah menjalani puasa selama hampir satu bulan, umat Islam akan merayakan lebaran Idulfitri 2025 yang jatuh pada 1 Syawal.
     
    Memasuki penghujung bulan Ramadan ini banyak yang mencari tahu kapan lebaran Idulfitri 2025 apakah pemerintah, NU dan Muhammadiyah merayakan lebaran bersamaan? Untuk mengetahuinya simak penjelasan dan jadwal lengkapnya di sini.
    Kapan Lebaran Idulfitiri 2025

    Hari raya Idulfitri jatuh setiap 1 Syawal. Penetapan 1 Syawal ini dilakukan bisa dengan dua metode.
     
    Metode pertama adalah hisab. Metode ini digunakan oleh Muhammadiyah untuk menentukan awal bulan Hijriah, termasuk awal Ramadan dan 1 Syawal.
     
    Lalu metode kedua adalah rukyatul hilal adalah kegiatan merukyah atau mengamati hilal (bulan sabit pada fase awal bulan baru) secara langsung. Metode ini umumnya digunakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama (NU), yakni dengan mata telanjang dan bantuan teleskop.

    Jadwal Lebaran Idulfitri 2024 Versi Pemerintah

     
    Menteri Agama Nasaruddin Umar memprediksi Hari Raya Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025. “Lebaran kita diprediksi tanggal 31 Maret 2025” ” ungkap Nasaruddin.
     
    Namun, untuk kepastian masih menunggu hasil sidang isbat penetapan 1 Syawal 1446 Hijriah/ 2025 masehi yang digelar Kemenag. Sidang isbat dijadwalkan digelar pada 29 Maret 2025.
     

    Jadwal Lebaran Idulfitri 2025 Versi NU

     
    Nahdlatul Ulama belum merilis kapan 1 Syawal 6H. Dalam menetapkan lebaran Idulfitri 2025. NU sama dengan pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal dalam penetapan 1 Syawal.
     

    Jadwal Lebaran Idulfitri 2025 Versi Muhammadiyah

     
    Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Lalu untuk lebaran Idulfitri 1 Syawal jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
     

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Menag Tegaskan Tak Akan Beri Promosi Pegawai karena Koneksi

    Menag Tegaskan Tak Akan Beri Promosi Pegawai karena Koneksi

    Menag Tegaskan Tak Akan Beri Promosi Pegawai karena Koneksi
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com

    – Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    menegaskan komitmen menolak praktik suap dalam
    promosi jabatan
    di lingkungan
    Kementerian Agama
    (Kemenag).
    Nasaruddin menegaskan, dirinya tidak akan menandatangani Surat Keputusan (SK) promosi bagi siapa pun yang terbukti melakukan praktik tidak etis.
    “Saya tidak akan mempromosikan seseorang hanya karena memiliki koneksi. Lebih baik mengangkat orang yang masih perlu belajar tetapi memiliki integritas daripada orang yang cakap tetapi korup,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).
    Menurut Nasaruddin, jabatan adalah amanah yang harus diperoleh dengan cara yang benar.
    Promosi jabatan
    harus didasarkan pada kompetensi, dedikasi, dan integritas, bukan kedekatan atau kepentingan pribadi.
    Ia berharap lingkungan Kemenag semakin bersih dari
    praktik korupsi
    dan semakin profesional dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat.
    “Jika garis tangan kita memang ditakdirkan untuk naik jabatan, maka itu akan datang dengan sendirinya. Yang terpenting adalah bekerja dengan jujur dan ikhlas demi kemaslahatan umat,” tuturnya.
    Nasaruddin mendorong seluruh jajaran Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag untuk lebih profesional dalam melayani masyarakat.
    Ia mengingatkan pentingnya kebijakan berbasis data dalam setiap pengambilan keputusan agar dirasakan manfaatnya oleh umat.
    “Jangan membuat kebijakan yang terlalu melangit tanpa dasar kuantitatif yang kuat. Sebelum mengambil keputusan, lakukan survei agar kebijakan kita benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tuturnya.
    Dengan memanfaatkan data dari sumber tepercaya seperti Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Nasaruddin, kebijakan yang dibuat bisa lebih akurat dan tepat sasaran.
    “Teknologi sudah sangat maju. Dengan membuka internet, kita bisa mengetahui data terbaru secara akurat, cepat, dan tepercaya,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.