Tag: Nasaruddin Umar

  • Aliansi Pemuda Lintas Agama Demo Kantor Kemenag, Desak Presiden Copot Nasaruddin Umar

    Aliansi Pemuda Lintas Agama Demo Kantor Kemenag, Desak Presiden Copot Nasaruddin Umar

    GELORA.CO –  Ratusan massa Aliansi Pemuda Lintas Agama, Ketua Masyarakat Anti Pelecehan, dan Aliansi Pemuda Islam Nusantara gelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jakarta, Senin (24/3/2025). Massa menuntut Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dievaluasi dan bahkan dicopot dari jabatannya.

    Aksi gabungan elemen massa ini berlangsung damai dan semangat di tengah terik matahari sekitar pintu gerbang Kemenag RI. Dimana para peserta aksi mengungkap berbagai dugaan serius, mulai dari dugaan pelecehan verbal, dugaan perselingkuhan, hingga indikasi kuat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan Kemenag RI.

    Selain itu ada juga sorotan utama terkait, kampanye ‘Kurikulum Cinta’ yang saat ini digencarkan oleh Kemenag. Program yang diklaim bertujuan menyebarkan nilai kasih sayang dan toleransi tersebut, diduga hanya menjadi kedok agar menutupi perilaku yang tidak pantas dari terduga Nasaruddin Umar.

    “Kami menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Menang Nasaruddin Umar dan kalau perlu dicopot dari jabatannya. Hal ini karena terduga (red-Nasaruddin) sudah melakukan perbuatan pelecehan verbal, dugaan perselingkuhan dan dugaan praktek KKN, sebagaimana terungkap dari testimoni dan temuan kami,” kata Rahmat Pratama Korlap Aksi Demonstrasi, melalui rilis media, Rabu (26/3/2025) di Jakarta.

    Saat aksi demonstrasi, massa juga membentangkan spanduk-spanduk bertuliskan “Copot Menteri Munafik!”, “Agama Bukan Kedok Nafsu!”, dan “Jangan Nistakan Ayat Tuhan Demi Jabatan!”. Seruan ini kata tokoh muda ini, sebagai bentuk perlawanan terhadap dugaan pelecehan terhadap nilai-nilai keagamaan.

    “Kami hadir hari ini bukan untuk memfitnah, tapi untuk menyelamatkan martabat bangsa. Terutama dari seorang pejabat yang diduga mempermainkan ayat-ayat Tuhan, demi hasrat pribadi. Jika negara diam, maka rakyat akan bersuara,” tegas Rahmat sapaan akrabnya.

    Dirinya juga menyinggung soal bahaya membiarkan figur pejabat diduga kuat terlibat perilaku menyimpang. Padahal terduga Nasaruddin Umar selaku pemimpin Kemenag, semestinya bisa menjaga moralitas dan menjadi panutan publik.

    “Jika benar terjadi dugaan pelecehan, perselingkuhan dan hingga praktek nepotisme di balik jubah keagamaan. Maka Presiden wajib turun tangan. Jangan biarkan agama dijadikan topeng oleh orang yang haus kuasa,” ucap Rahmat.

    Dalam kasus dugaan pelecehan, menurut Rahmat, sejumlah saksi telah bersedia memberi testimoni publik. Termasuk perempuan berinisial S, yang mengaku dilecehkan secara verbal dan fisik dengan diajak menikah-kawin, padahal S sudah menikah dan punya suami.

    Selain itu perempuan berinisial N, seorang pegawai BUMN yang diduga pernah terlibat hubungan spesial atau dugaan perselingkuhan melampaui etika profesional. Hal ini terjadi saat Nasaruddin Umar saat menjabat Komisaris di salah satu BUMN.

    “Kami siap membuktikan para perempuan-perempuan yang merasa dirugikan tersebut. Mereka para perempuan siap bersaksi secara bersama-sama atau sendiri-sendiri,’ tukas Rahmat.

    Tak hanya itu, dugaan rangkap jabatan dan pengelolaan anggaran Masjid Istiqlal yang tidak transparan. Selain itu adanya dugaan penunjukan pejabat tanpa proses seleksi yang sah yang menjadi daftar panjang dugaan pelanggaran Nasaruddin Umar.

    “Menang Nasaruddin Umar juga diduga banyak melakukan praktek nepotisme dalam menunjuk pejabat tanpa proses seleksi di Kemenag. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan saja dan harus menjadi atensi semua elemen masyarakat,” pungkasnya.

  • Kapan Sidang Isbat Idul Fitri 2025? Cek Jadwal Resmi Kemenag!

    Kapan Sidang Isbat Idul Fitri 2025? Cek Jadwal Resmi Kemenag!

    Jakarta

    Pemerintah akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 H atau Lebaran Idul Fitri 2025. Rencananya, sidang isbat Idul Fitri 2025 akan digelar pada akhir pekan bulan ini.

    Pemantauan hilal akan dilakukan di 33 lokasi di seluruh Indonesia, kecuali di Bali karena bertepatan Hari Raya Nyepi. Berikut informasi selengkapnya.

    Dilansir situs Kemenag RI, sidang isbat penetapan Idul Fitri 2025 akan digelar pada Sabtu, 29 Maret 2025 yang bertepatan dengan 29 Ramadan. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad saat memimpin Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H di kantor pusat Kemanag, Jl MH Thamrin, Jakarta.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa (18/3/2024).

    Begini tahapan sidang isbat penetapan Idul Fitri 2025.

    Proses sidang isbat akan diawali dengan “Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H” pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magribSidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutupSetelah itu, hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.33 Lokasi Pemantauan Hilal 1 Syawal 1446 H

    Dikutip dari situs Bimas Kemenag, pemantauan hilal awal Syawal 1446 H akan dilakukan di berbagai lokasi di Indonesia, yakni:

    Aceh: Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, LhokngaSumatra Utara: Anjungan Lantai IX Kantor Gubernur Sumatra Utara, MedanSumatra Barat: Rooftop Hotel Rangkayo Basa Syofyan Inn, PadangRiau: Rooftop Premier Hotel, PekanbaruKepulauan Riau: Pantai Setumu Dompak, Kota TanjungpinangJambi: Rooftop Hotel Odua Weston, Kota JambiSumatra Selatan: Helipad Hotel Aryaduta, PalembangBangka Belitung: Pantai Tanjung Raya, BangkaBengkulu: Jalan Pariwisata No. 1, Kota BengkuluLampung: POB Pantai Canti, Kalianda, Lampung SelatanDKI Jakarta: Gedung Kanwil Kemenag DKI JakartaJawa Barat: POB Gunung Putri, Kota BanjarBanten: Pantai AnyerJawa Tengah: Pantai Binangun, RembangDI Yogyakarta: POB Syekh Bela Belu, Parangtritis, BantulJawa Timur: Bukit Condrodipo, GresikKalimantan Barat: Pantai Indah, Sungai Kakap, Kubu RayaKalimantan Tengah: Menara Masjid Raya Darussalam, Palangka RayaKalimantan Timur: Puncak Hotel Five Premiere, SamarindaKalimantan Selatan: Rooftop Zuri Express Hotel, BanjarmasinKalimantan Utara: SATRAD 225 Tarakan, Kota TarakanNTB: Pantai Loang Baloq, MataramNTT: Rooftop Gedung Pelayanan BMKG, Kota KupangSulawesi Selatan: Delf Apartemen, MakassarSulawesi Barat: Tanjung Mercusuar Sumare, MamujuSulawesi Tenggara: Pantai Bahari, Kabupaten KolakaSulawesi Utara: Apartemen MTC Megamas, ManadoGorontalo: Obyek Wisata Hiu Paus, Bone BolangoSulawesi Tengah: Gedung Observasi, DonggalaMaluku: Halaman Samping Rumah Dinas Wakil Gubernur, AmbonMaluku Utara: Pantai Ropu Tengah Balu, Halmahera BaratPapua: The Hele’yo Yobeh, Sentani, JayapuraPapua Barat: Hotel Kota Sorong.

    (kny/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kemenag Lepas Ratusan Peserta Program Mudik Gratis 1446 Hijriah

    Kemenag Lepas Ratusan Peserta Program Mudik Gratis 1446 Hijriah

    loading…

    Kementerian Agama (Kemenag) menggelar pelepasan Mudik Gratis Kemenag 1446 Hijriah/2025M. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Kementerian Agama ( Kemenag ) menggelar pelepasan Mudik Gratis Kemenag 1446 Hijriah/2025M. Acara yang digelar di lapangan Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat ini dirangkaikan dengan penyerahan santunan anak yatim dan pembagian sembako.

    Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Ramadan Kemenag 1446 H/2025 M yang mengusung tema nasional “Ramadan Menyenangkan dan Menenangkan”. Sebanyak 739 pemudik diberangkatkan menggunakan 16 bus dengan tujuan berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

    Program Mudik Gratis Kemenag ini merupakan tahun keempat penyelenggaraan dan hasil kerja sama dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta mitra kerja dari berbagai lembaga keuangan. “Program mudik ini merupakan upaya nyata fasilitasi pemerintah memberikan layanan mudik yang nyaman dan aman kepada masyarakat. Alhamdulillah, animo masyarakat sangat tinggi,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar, Selasa (25/3/2025).

    “Pada momentum Ramadan tahun ini, Kementerian Agama banyak menginisiasi program yang selain sebagai syiar juga didesain relevan dengan kebutuhan masyarakat khususnya umat Islam,” sambungnya.

    Kemenag juga membagikan 1.350 boks takjil puasa yang berasal dari seluruh unit Eselon I, Pusbimdik Khonghucu, dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag. Pembagian takjil ini tidak hanya melibatkan umat Islam, tetapi juga umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, menunjukkan resonansi sukacita Ramadan dari dan untuk semua.

    Selain itu, Kemenag telah mendistribusikan 100 ton kurma hibah dari Pemerintah Arab Saudi ke berbagai lembaga, masjid, dan entitas masyarakat lainnya. Kemenag juga menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh masjid, khususnya yang berada di jalur mudik, untuk tetap buka dan memberikan layanan kepada pemudik.

    “Ramadan memberikan resonansi sukacita dari dan untuk semua,” ujar Menteri Agama.

    Menag juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra kerja dan pihak yang telah berpartisipasi dalam suksesnya program Ramadan Kemenag. Ia juga mengucapkan selamat jalan kepada para pemudik dan selamat Hari Raya Idulfitri.

  • Idulfitri 1446 Hijriah Kapan? Cek Jadwal Versi Muhammadiyah dan Pemerintah

    Idulfitri 1446 Hijriah Kapan? Cek Jadwal Versi Muhammadiyah dan Pemerintah

    TRIBUNJAKARTA.COM – Hari raya Idulfitri 1446 Hijriah kapan? cek jadwal versi Muhammadiyah dan Pemerintah.

    Umat Muslim kini tengah menanti ketetapan kapan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    Muhammadiyah sebelumnya sudah mengumumkan bahwa Hari Raya Idulfitri 1446 hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025.

    Penetapan tersebut sebagaimana tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025. 

    Namun apakah Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah versi Muhammadiyah akan sama dengan Pemerintah, masih jadi pertanyaan.

    Pemerintah saat ini masih belum mengumumkan terkait kapan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah secara resmi.

    Akan tetapi Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Abu Rokhmad mengatakan pihaknya akan menggelar sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1446 Hijriah pada 29 Maret 2025.

    Penentuan tanggal 1 Syawal nantinya akan dilakukan dengan menggunakan metode hisab (perhitungan hilal secara astronomis dan sistematis) dan rukyat (pengamatan Bulan). 

    Hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. 

    “Sebagaimana biasanya, sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad, Selasa (18/3/2024).

    Ia menjelaskan secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi akan terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB.

    Oleh sebab itu berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” kata Abu Rokhmat.

    Adapun proses rukyatul hilal ini rencana akan dilalukan di 33 titik seluruh Indonesia.

    Nantinya, hasil keputusan dari sidang tersebut akan disampaikan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, setelah sidang Isbat tersebut digelar.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp ChannelTribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

  • Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    TRIBUNJATENG.COM – Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 diprediksi akan berlangsung serentak di Indonesia.

    Artinya, tak ada perbedaan antara pemerintah dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

    Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Abu Rokhmad di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (21/3/2025). 

    Ia menyampaikan, perkiraan Lebaran pemerintah dan Muhammadiyah jatuh pada tanggal yang sama didasarkan pada perhitungan hisab.

    Hisab adalah perhitungan secara astronomis dan sistematis untuk menentukan posisi Bulan sebagai cara menentukan dimulainya awal bulan dalam kalender Hijriah.

    “Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan Insya Allah (Idul Fitri 2025) akan sama (dengan Muhammadiyah),” ujar Abu Rokhmad dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/3/2025).

    Lalu, Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Abu Rokhmad mengatakan, umat Islam di Indonesia akan merayakan Lebaran pada Senin (31/3/2025).

    Ia menjelaskan, puasa Ramadhan 2025 bakal dilakukan selama 30 hari sejak Sabtu (1/3/2025) karena hilal tidak dapat dilihat.

    “Maka umur Ramadhan itu kan ada dua, 29 atau 30 hari. Kalau tidak bisa melihat hilal di tanggal 29 maka Ramadhan digenapkan 30 hari,” jelas Abu Rokhmad.

    “Jadi, Insya Allah, awal Syawal Idul Fitri kita kompak bareng-bareng,” tambahnya.

    Meski prediksi Lebaran 2025 sudah keluar, Kemenag tetap menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

    Sidang Isbat bakal dihelat di kantor pusat Kemenag di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada 29 Ramadhan yang bertepatan dengan Sabtu (29/3/2025).

    “Kami akan menggelar Sidang Isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, Sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadhan, 29 Ramadhan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad dikutip dari laman resmi Kemenag, Selasa (18/3/2025).

    Tahapan Sidang Isbat Lebaran 2025

    Kemenag akan mengundang beberapa pihak untuk hadir dalam Sidang Isbat, yakni duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Pihak lain yang diundang adalah LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

     Jalannya Sidang Isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah sebelum umat Islam merayakan Lebaran 2025 akan dimulai dengan seminar posisi hilal pukul 16.30 WIB sampai menjelang maghrib.

    Setelah itu, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat secara tertutup pukul 18.45 WIB.

    Hasil Sidang Isbat bakal diumumkan kepada masyarakat melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Posisi hilal

    Abu Rokhmad menjelaskan, ijtimak atau konjungsi secara hisab terjadi pada Sabtu (29/3/2025) pukul 17.57.58 WIB.

    Posisi hilal berada di antara -3 di Papua dan -1 di Aceh berdasarkan data astronomi ketika Matahari terbenam.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” jelas Abu Rokhmad.

    Ia menambahkan, penentuan awal Syawal 1446 Hijriah dilakukan dengan metode hisab dan rukyat.

    Hal tersebut sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Fatwa MUI mengatur bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyat oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional. (Kompas.com)

  • Kapan Sidang Isbat Idulfitri 2025? Cek Jadwal Resminya Sekarang!

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 2025? Cek Jadwal Resminya Sekarang!

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang hari raya Idulfitri 2025, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal bulan Syawal 1446 Hijriah. Sidang ini menjadi momen krusial bagi umat Islam di Indonesia karena akan menentukan kapan hari kemenangan setelah ibadah puasa Ramadan selama satu bulan.

    Sidang isbat dilakukan dengan mempertimbangkan dua metode utama, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal). Metode hisab digunakan untuk memperkirakan posisi hilal secara matematis, sementara rukyat dilakukan dengan pengamatan langsung di berbagai titik pemantauan di Indonesia.

    Keputusan dari sidang ini akan menjadi acuan bagi umat Islam dalam menentukan perayaan Idulfitri, baik secara serempak maupun berbeda, tergantung hasil pengamatan hilal.

    Apa Itu Sidang Isbat?

    Sidang isbat adalah pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menetapkan awal bulan dalam kalender Hijriah, seperti Ramadan, Syawal (Idulfitri), dan Zulhijah (Iduladha). Kata isbat sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti penetapan atau keputusan.

    Sidang ini melibatkan berbagai pihak, termasuk ulama, pakar astronomi, ahli ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam, serta instansi terkait. Tujuan utama dari sidang ini adalah mencapai kesepakatan dalam penetapan awal bulan Hijriah, sehingga umat Islam di Indonesia memiliki pedoman yang sama dalam menjalankan ibadah.

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 1446 H/2025?

    Kementerian Agama dijadwalkan menggelar sidang isbat untuk menetapkan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu (29/3/2025). Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa ada kemungkinan Lebaran akan jatuh pada Senin (31/3/2025), yang berpotensi dirayakan serentak oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

    “Potensinya ada untuk berbarengan. Iya, potensinya sama Lebaran 31 Maret 2025,” kata Nasaruddin Umar pada Sabtu (22/3/2025).

    Menurut Nasaruddin, potensi perayaan Idulfitri yang sama antara pemerintah dan Muhammadiyah didasarkan pada kondisi objektif perhitungan hilal. Berdasarkan metode hisab, posisi hilal masih di bawah nol derajat, tepatnya minus tiga derajat.

    Sementara itu, elongasi hilal juga masih rendah dan belum memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan, yaitu ketinggian hilal minimal tiga derajat dengan elongasi sekitar enam derajat.

    Meski demikian, Nasaruddin mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil resmi sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025). Penentuan awal Syawal ini akan diawali dengan pemantauan hilal di berbagai titik lokasi di seluruh Indonesia sebelum diputuskan secara resmi melalui sidang isbat.

    Dengan demikian, umat Islam di Indonesia diharapkan dapat mengikuti keputusan resmi pemerintah setelah melaksanakan sidang isbat dalam penentuan perayaan Idulfitri, demi menjaga kebersamaan dan persatuan dalam menjalankan ibadah.

  • Kapan Lebaran 2025? Ini Versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

    Kapan Lebaran 2025? Ini Versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

    Jakarta, Beritasatu.com – Hari raya Idulfitri atau Lebaran 2025 menjadi momen yang dinanti oleh umat Islam di Indonesia karena menandai akhir bulan Ramadan dan perayaan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan.

    Penentuan 1 Syawal 1446 H dilakukan dengan berbagai metode astronomi, yakni hisab dan rukyat, yang digunakan oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), serta Muhammadiyah.

    Hisab merupakan metode perhitungan secara matematis dan astronomi untuk menentukan posisi hilal, sedangkan rukyat dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap keberadaan hilal di langit saat matahari terbenam.

    Setiap tahun, perbedaan metode ini sering kali memunculkan kemungkinan perbedaan penetapan tanggal Lebaran. Namun, pada 2025, ada potensi perayaan Idulfitri dilakukan secara serentak oleh pemerintah, NU, dan Muhammadiyah.

    Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jadwal Lebaran 2025 menurut ketiga pihak tersebut.

    Lebaran 2025 Versi Pemerintah

    Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, 1 Syawal 1446 H diperkirakan jatuh pada Senin (31/3/2025). Namun, kepastian resmi baru akan ditetapkan setelah sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025).

    Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa ada kemungkinan Lebaran dirayakan secara serentak oleh pemerintah, NU, dan Muhammadiyah. Hal ini didasarkan pada kondisi objektif astronomi, di mana hilal masih berada di bawah ufuk saat Matahari terbenam, dengan ketinggian minus tiga derajat dan elongasi yang belum memenuhi standar visibilitas.

    Dalam sidang isbat nanti, Kementerian Agama akan mengonfirmasi data hisab dengan metode rukyat. Pengamatan hilal dilakukan di 33 titik di seluruh Indonesia, kecuali Bali yang tengah memperingati hari raya Nyepi. Jika hilal tidak terlihat, maka bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga Idulfitri dipastikan jatuh pada Senin (31/3/2025).

    Lebaran 2025 Versi NU

    Nahdlatul Ulama (NU) hingga saat ini belum menetapkan tanggal resmi Idulfitri 2025. NU menggunakan metode rukyat, yakni dengan mengamati hilal saat matahari terbenam pada akhir bulan Ramadan. Jika hilal terlihat, maka 1 Syawal dimulai pada keesokan harinya. Namun, apabila hilal tidak tampak, maka Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari.

    Pada tahun-tahun sebelumnya, hasil rukyat NU umumnya selaras dengan keputusan pemerintah. Oleh karena itu, ada kemungkinan besar bahwa Lebaran 2025 juga akan bertepatan dengan Senin (31/3/2025).

    Lebaran 2025 Versi Muhammadiyah

    Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin (31/3/2025). Penetapan ini menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang mengacu pada posisi bulan saat Matahari terbenam.

    Perhitungan hisab Muhammadiyah menunjukkan bahwa ijtimak terjadi pada Sabtu (29/3/2025), pukul 17.59 WIB. Namun, karena hilal masih berada di bawah ufuk di seluruh wilayah Indonesia, maka bulan Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari. Dengan demikian, umat Islam yang mengikuti ketetapan Muhammadiyah akan merayakan Idulfitri pada Senin (31/3/2025).

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 1446 H/2025?

    Kementerian Agama berencana menggelar sidang isbat pada Sabtu (29/3/2025), untuk menetapkan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa ada peluang besar Lebaran akan jatuh pada Senin (31/3/2025), dan berpotensi dirayakan secara bersamaan oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), serta Muhammadiyah.

    Berdasarkan perhitungan dan metode yang digunakan oleh pemerintah, NU, dan Muhammadiyah, terdapat potensi besar bahwa Idulfitri atau Lebaran 2025 akan dirayakan secara serentak pada Senin (31/3/2025). Namun, kepastian akhirnya tetap menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025).

  • Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kegiatan festival “Ramadan Under The Dome” yang diadakan di Pantai Indah Kapuk 2 Tangerang, Banten, pada 21 Maret 2025, menandai awal dalam pengembangan fasilitas ibadah, di antaranya Masjid Agung As’adiyah, di kawasan tersebut.

    Acara yang dilaksanakan di SPIKE Air Dome ini tak hanya festival Ramadan, tapi bagian dari awal rencana pembangunan pusat ibadah khususnya Masjid Agung di kawasan tersebut.

    Acara ini digelar terpusat di satu lokasi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan terpisah-pisah.

    Di samping berbuka puasa, acara juga menyuguhkan tausiyah dan siraman rohani sebagai bagian dari perjalanan pengembangan fasilitas keagamaan di kawasan ini.

    Managing Director Spike Air Dome, Ryan Adrian mengatakan, dengan dimulainya acara festival Ramadan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pengembangan fasilitas ibadah yang lebih besar, yang nantinya akan mendukung kebutuhan spiritual masyarakat.

    “Jadi, harapannya ini menjadi yang pertama, sekaligus awal dari sesuatu yang lebih besar,” kata Ryan, dalam keterangannya, dikutip Minggu (23/3/2025).

    Sebagai bagian dari upaya pengembangan, pembangunan fasilitas ibadah besar, termasuk masjid agung dengan kapasitas tampung hingga 5.000 orang, kini tengah direncanakan.

    Pengembangan tersebut bertujuan untuk menyediakan tempat ibadah yang memadai sekaligus mendukung aktivitas keagamaan masyarakat.

    Proyek pembangunan ini, yang mencakup masjid-masjid besar, diharapkan dapat selesai pada akhir 2026 dan menjadi pusat kegiatan keagamaan serta pendidikan bagi masyarakat muslim atau Islamic Center.

    “Selama ini, di sini belum ada fasilitas masjid yang besar. Jadi, ini adalah salah satu road to (Masjid Agung-red),” ujar Ryan.

    “Karena kami sedang membangun fasilitas-fasilitas ibadah yang besar, masjid-masjid, termasuk masjid agung. Jadi, ini adalah road to masjid-masjid yang sedang kami bangun,” sambungnya.

    Rencana pembangunan masjid agung ini sempat disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar saat meresmikan pemancangan pembangunan Masjid Al Ikhlas, di PIK 2 pada 7 Maret 2025. 

    Menag pun berharap Masjid Al Ikhlas tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat.

    Ia juga menyatakan bahwa masjid ini merupakan yang keempat di kawasan tersebut, dengan rencana pembangunan Masjid Agung As’adiyah yang lebih besar dan akan berfungsi sebagai Islamic Center dengan kapasitas 5.000 jemaah.

  • Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Lebaran Idulfitri 2025 pada 29 Maret

    Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Lebaran Idulfitri 2025 pada 29 Maret

    Bisnis.com, JAKARTA –  Kementerian Agama akan menggelar sidang penetapan (isbat) awal Syawal 1446 H pada 29 Ramadan yang bertepatan 29 Maret 2025.

    Hal ini ditegaskan oleh Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad saat memimpin Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” jelas Abu Rokhmad dilansir dari laman resmi Kemenag.

    Penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawwal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam.

    Menurut Abu Rokhmad, hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Dalam fatwa itu disebutkan, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

    Secara hisab atau perhitungan astronomi, lanjut Abu Rokhmad, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” tegas Abu Rokhmad.

    Dijeskan Abu Rokhmad, setidaknya ada dua dimensi dari proses pelaksanaan Rukyatul Hilal. Pertama, dimensi ta’abbudi. “Rukyat sejalan sunnah Nabi yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa,” ujarnya.

    “Sunnah ini dipertegas oleh Fatwa MUI bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat,” sambungnya.

    “Ini juga bagian dari Syiar Islam. Ini penting,” katanya lagi.

    Kedua, dimensi pengetahuan. Rukyat merupakan proses konfirnasi atas data-data hisab dan antronomis.

    “Apa yang telah dihitung secara astronomi, kita konfirmasi di lapangan melalui rukyat,” sebut Abu Rokhmad.

    “Sebagaimana awal Ramadan, kita akan gunakan alat yang canggih dalam proses rukyat,” sambungnya.

    Proses Rukyatul Hilal rencana akan dilalukan di 33 titik. Menurut Abu Rokhmad, ada satu titik rukyatul hilal di setiap provinsi, kecuali Bali.

    “Di provinsi Bali dalam suasana Nyepi. Sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati,” tandasnya.

    Abu Rokhmad menambahkan, proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib. Kemenag mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Diundang juga perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

    Sidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutup. Hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
     

  • Menag Nasaruddin: Kerukunan Umat Kunci Kembangkan Potensi Bangsa

    Menag Nasaruddin: Kerukunan Umat Kunci Kembangkan Potensi Bangsa

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan, kerukunan umat beragama merupakan syarat penting dalam mengembangkan potensi bangsa. Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi tanpa persatuan dan solidaritas, potensi tersebut tidak akan dapat dimanfaatkan secara optimal.

    “Harus berbanding lurus antara potensi bangsa, keindahan bangsa, tetapi pada saat yang bersamaan adalah kerukunan itu sendiri. Tanpa kerukunan, tidak ada artinya apapun kekayaan itu. Karena itu, perpaduan antara kerukunan, solidaritas, dan juga penggalian potensi, potensi kekayaan bangsa, itu harus dimanfaatkan,” ujar Menag Nasaruddin, di Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

    Selain menekankan pentingnya kerukunan, Nasaruddin juga mengajak masyarakat untuk menanamkan semangat kebangsaan di tengah keberagaman. Ia menekankan, setiap warga negara, terlepas dari agamanya, harus memiliki rasa cinta terhadap Indonesia.

    “Jadi bagaimana mendidik seorang muslim 100%, tetapi juga Indonesia 100%. Katolik 100%, Indonesia juga 100%. Jangan mempertentangkan antara keagamaan dan kebangsaan. Sebab itu bisa menjadi masalah dalam kehidupan berbangsa,” jelas Nasaruddin.

    Dengan semangat persatuan, Nasaruddin meyakini Indonesia bisa fokus mengelola potensi yang dimiliki guna mengatasi berbagai permasalahan sosial, termasuk kemiskinan.

    Dalam kesempatan yang sama, Menag Nasaruddin juga menyoroti pentingnya pengelolaan potensi bangsa secara adil. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan memberantas korupsi.

    “Kita sangat yakin apabila potensi di Indonesia dikelola secara adil, maka seharusnya tidak ada orang miskin di Indonesia. Maka itu, kita harus mendukung Presiden Prabowo memberantas korupsi yang menggerus potensi bangsa,” jelas Menag Nasaruddin.