Tag: Nasaruddin Umar

  • Momen Langka Menag Nasaruddin Mengusap Makam Paus Fransiskus

    Momen Langka Menag Nasaruddin Mengusap Makam Paus Fransiskus

    GELORA.CO -Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berziarah ke makam Paus Fransiskus di Basilika St. Maria Maggiore, Roma, Italia, Senin, 27 Oktober 2025 waktu setempat.

    Setelah ke makam Paus Fransiskus, Menag bersama Dubes LBBP RI untuk Takhta Suci, Michael Trias Kuncahyono melanjutkan ziarah ke Basilika St. Petrus, Vatikan. Menag bahkan diizinkan mendekat ke makam dan meletakkan rosario warna biru-hijau di pusara.

    “Saya sangat bersyukur dan terharu bersama Pak Dubes diperbolehkan mendekat ke makam, bahkan mengusapnya,” kata Menag dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 29 Oktober 2025.

    Selama ini tidak semua orang diperbolehkan mendekat ke nisan Paus Fransiskus, bahkan bagi seorang kardinal sekalipun. Paus Fransiskus sendiri dikenal sebagai sahabat Menag Nasaruddin. 

    Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar pernah menerima langsung kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, Jakarta. Keduanya juga menandatangani Deklarasi Istiqlal pada 5 September 2024.

    Adapun keberadaan Menag di Roma dalam rangka menghadiri pertemuan internasional untuk perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’ Egidio. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Wapres ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla.

  • Hadiri Forum Perdamaian Dunia, Menag Bahas Warisan Paus Fransiskus

    Hadiri Forum Perdamaian Dunia, Menag Bahas Warisan Paus Fransiskus

    Roma: Menteri Agama Republik Indonesia sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A, menghadiri pembukaan Pertemuan Internasional untuk Perdamaian Dunia (International Meeting for Peace) yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio (La Comunità di Sant’Egidio) di Auditorium Parco della Musica, Roma, Minggu, 26 Oktober 2025 waktu setempat.

    Dalam acara pembukaan yang berlangsung khidmat tersebut, Nasaruddin duduk berdampingan dengan Presiden Italia, Sergio Mattarella dan Ratu Belgia, Mathilde bersama sejumlah pemimpin dunia dan tokoh lainnya. Kehadiran Menag Nasaruddin dalam forum tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang aktif berkontribusi dalam  dialog lintas iman dan perdamaian global.

    Forum tahun ini mengusung tema “Daring Peace” atau “Berani Mewujudkan Perdamaian,” dan mempertemukan para pemimpin dunia, akademisi, serta tokoh kemanusiaan dari berbagai negara. International Meeting for Peace dikenal sebagai salah satu forum global paling bergengsi, dan dihadiri oleh lebih dari 10.000 peserta dari seluruh dunia, untuk menyerukan perdamaian dan kesejahteraan.
     

    Sejumlah tokoh yang hadir sebagai pembicara dalam pembukaan antara lain, Presiden Republik Italia, Sergio Mattarella; Ratu Belgia, Her Majesty Mathilde; Kardinal, Sekretaris Negara Takhta Suci, Vatikan, Pietro Parolin; Grand Syeikh Al-Azhar, Mesir, Ahmed Al-Tayyeb; Penyintas bom atom Hiroshima (Hibakusha), Kondo Koko; Presiden Conference of European Rabbis, Pinchas Goldschmidt; dan Sosiolog, Universitas California Berkeley, Spanyol, Manuel Castells.

    Nasaruddin dijadwalkan akan berbicara di Forum bertema “Remembering Pope Francis” (Mengenang Paus Fransiskus) pada Senin sore, 27 Oktober 2025. Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin akan menyampaikan warisan nilai kemanusiaan Paus Fransiskus yang tetap relevan dalam memperkuat dialog lintas iman serta solidaritas global.

    Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin memiliki hubungan yang sangat dekat dengan sosok Paus Fransiskus. Pada September 2024, Indonesia dan Masjid Istiqlal mendapat kehormatan menjadi salah satu tujuan kunjungan terakhir mendiang Paus sebelum wafat. Keduanya menandatangani Deklarasi Istiqlal, komitmen bersama untuk mengadvokasi kemanusiaan, memperkuat dialog antaragama, serta menjaga kelestarian lingkungan.

    Nasaruddin menilai pesan kemanusiaan Paus sejalan dengan filosofi Bhinneka Tunggal Ika, bahwa keberagaman adalah kekuatan pemersatu umat manusia. Di Indonesia, semangat toleransi itu diwujudkan secara nyata melalui Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.

    International Meeting for Peace akan ditutup dengan Upacara Perdamaian (Peace Ceremony) di Koloseum Roma yang dihadiri langsung oleh Sri Paus Leo XIV. Sebagai tokoh agama yang kerap mengedepankan dialog dan empati lintas iman, Nasaruddin membawa pesan perdamaian sejati hanya dapat lahir dari keterbukaan, penghormatan, dan kemanusiaan universal.

    Melalui partisipasinya di forum Sant’Egidio, Indonesia kembali menempatkan diri di barisan terdepan upaya global untuk membangun peradaban dunia yang damai, berkeadaban, dan berlandaskan spiritualitas kemanusiaan.

    Roma: Menteri Agama Republik Indonesia sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A, menghadiri pembukaan Pertemuan Internasional untuk Perdamaian Dunia (International Meeting for Peace) yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio (La Comunità di Sant’Egidio) di Auditorium Parco della Musica, Roma, Minggu, 26 Oktober 2025 waktu setempat.
     
    Dalam acara pembukaan yang berlangsung khidmat tersebut, Nasaruddin duduk berdampingan dengan Presiden Italia, Sergio Mattarella dan Ratu Belgia, Mathilde bersama sejumlah pemimpin dunia dan tokoh lainnya. Kehadiran Menag Nasaruddin dalam forum tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang aktif berkontribusi dalam  dialog lintas iman dan perdamaian global.
     
    Forum tahun ini mengusung tema “Daring Peace” atau “Berani Mewujudkan Perdamaian,” dan mempertemukan para pemimpin dunia, akademisi, serta tokoh kemanusiaan dari berbagai negara. International Meeting for Peace dikenal sebagai salah satu forum global paling bergengsi, dan dihadiri oleh lebih dari 10.000 peserta dari seluruh dunia, untuk menyerukan perdamaian dan kesejahteraan.
     

    Sejumlah tokoh yang hadir sebagai pembicara dalam pembukaan antara lain, Presiden Republik Italia, Sergio Mattarella; Ratu Belgia, Her Majesty Mathilde; Kardinal, Sekretaris Negara Takhta Suci, Vatikan, Pietro Parolin; Grand Syeikh Al-Azhar, Mesir, Ahmed Al-Tayyeb; Penyintas bom atom Hiroshima (Hibakusha), Kondo Koko; Presiden Conference of European Rabbis, Pinchas Goldschmidt; dan Sosiolog, Universitas California Berkeley, Spanyol, Manuel Castells.

    Nasaruddin dijadwalkan akan berbicara di Forum bertema “Remembering Pope Francis” (Mengenang Paus Fransiskus) pada Senin sore, 27 Oktober 2025. Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin akan menyampaikan warisan nilai kemanusiaan Paus Fransiskus yang tetap relevan dalam memperkuat dialog lintas iman serta solidaritas global.
     
    Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin memiliki hubungan yang sangat dekat dengan sosok Paus Fransiskus. Pada September 2024, Indonesia dan Masjid Istiqlal mendapat kehormatan menjadi salah satu tujuan kunjungan terakhir mendiang Paus sebelum wafat. Keduanya menandatangani Deklarasi Istiqlal, komitmen bersama untuk mengadvokasi kemanusiaan, memperkuat dialog antaragama, serta menjaga kelestarian lingkungan.
     
    Nasaruddin menilai pesan kemanusiaan Paus sejalan dengan filosofi Bhinneka Tunggal Ika, bahwa keberagaman adalah kekuatan pemersatu umat manusia. Di Indonesia, semangat toleransi itu diwujudkan secara nyata melalui Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
     
    International Meeting for Peace akan ditutup dengan Upacara Perdamaian (Peace Ceremony) di Koloseum Roma yang dihadiri langsung oleh Sri Paus Leo XIV. Sebagai tokoh agama yang kerap mengedepankan dialog dan empati lintas iman, Nasaruddin membawa pesan perdamaian sejati hanya dapat lahir dari keterbukaan, penghormatan, dan kemanusiaan universal.
     
    Melalui partisipasinya di forum Sant’Egidio, Indonesia kembali menempatkan diri di barisan terdepan upaya global untuk membangun peradaban dunia yang damai, berkeadaban, dan berlandaskan spiritualitas kemanusiaan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)

  • Menteri Agama Indonesia Ziarah ke Makam Paus Fransiskus

    Menteri Agama Indonesia Ziarah ke Makam Paus Fransiskus

    Bisnis.com, ROMA — Menteri Agama Nasaruddin Umar berziarah ke makam Paus Fransiskus, di Basilika St. Maria Maggiore, Roma dan dilanjutkan ke Basilika St. Petrus, Vatikan.

    Nasaruddin didampingi Dubes LBBP RI Michael Trias Kuncahyono. Adapun kedatangan Nasaruddin untuk pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’ Egidio. Pertemuan ini juga dihadiri Wapres RI  ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla.

    Di Basilika St. Maria Maggiore, Menteri Agama mendapat izin khusus untuk bisa mendekat ke makam. Bahkan, meletakkan rosario warna biru-hijau, di pusara. Tidak semua orang,  menurut petugas jaga bahkan seorang kardinal pun, diperkenankan mendekat ke nisan Paus Fransiskus. Tetapi, Menteri Agama dan Dubes RI untuk Takhta, diperbolehkan mendekat dan menyentuh pusaranya.

    Sementara para peziarah, harus puas berdiri dalam antrean sekitar dua meter dari makam. Makam itu sangat sederhana; dalam sebuah “ruang masuk ke dinding” dan hanya bertuliskan “Franciscus.” Tidak ada pertanda lain, kecuali salib.

    “Saya sangat bersyukur dan terharu, bersama Pak Dubes, diperbolehkan mendekat k makam. Bahkan mengusapnya,” kata Menteri Nasaruddin Umar penuh haru.

    Paus Fransiskus yang berpulang pada tanggal 21 April 2025, adalah sahabat Menteri Agama Nasaruddin Umar. Hubungan mereka bukan sekadar diplomatik. Keduanya menjalin hubungan personal yang kuat. 

    Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar pernah menerima langsung kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, Jakarta. Di tempat itu, mereka menandatangani Deklarasi Istiqlal, pada 5 September 2024. 

    Ketika Paus Fransiskus bertemu Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan para pemimpin agama yang lain, seperti mengulang sejarah peristiwa di Abu Dhabi. Di kota itu Paus Fransiskus bertemu Imam Besar Al Azhar, Cairo, Mesir, Ahmed el-Tayed. Di kota itu mereka menandatangani Document on Human Fraternity for World Peace and Common Coexistence atau Dokumen Abu Dhabi.

    Melihat dan merasakan tanggapan masyarakat Indonesia saat itu, di Masjid Istiqlal Paus Fransiskus mengatakan, “Sono felice di trovarmi qui, nella piu grande Moschea dell’Asia, insieme a tutti voi. Saluto il Grande Imam e lo ringrazio per le parole che mi ha rivolto…. Saya senang berada di sini, di masjid terbesar di Asia Tenggara, bersama Anda semua…..

    Pada waktu itu, Paus Fransiskus juga mengunjungi Terowongan Silaturahim. Terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral St. Maria Asumpta itu dibangun atas gagasan Nasaruddin Umar yang saat itu menjabat sebagai Imam Besar, jabatan yang masih diemban hingga saat ini.

    Kata Paus saat berada di mulut Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan kompleks Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, “Tugas kita, membantu semua orang melewati terowongan menuju terang.” 

    Terowongan Silaturahim itu adalah simbol yang bermakna, dua tempat ibadah agung tidak hanya berhadapan tapi juga berhubungan. Memberikan pengalaman persaudaraan, ziarah, berjalan bersama menuju Allah dengan saling mengasihi, bersaudara.

    Maka inilah terowongan lambang persaudaraan…lewat terowongan umat beriman berjalan, bertemu sebagai saudara, dan berjalan bersama menuju terang.

    Basilika St. Petrus

    Menteri Agama juga mengunjungi Basilika Santo Petrus, Vatikan. Basilika St. Petrus adalah basilika utama Gereja Katolik Roma. Sejarah Basilika Santo Petrus ini, panjang.

    Pembangunan dimulai pada abad ke-4 ketika Kaisar Konstantinus memutuskan untuk membangun sebuah basilika tempat Rasul Petrus dimakamkan. Pembangunan basilika tersebut selesai pada tahun 329. Gereja ini digunakan untuk perayaan Misa, sebagai pemakaman beratap, dan sebagai ruang  pemakaman para  paus (di bawah basilika). 

    Pada tahun 1506, Paus Julius II memulai pembangunan basilika baru (yangg sekarang berdiri) untuk menggantikan basilika yang sudah ada, dengan menugaskan arsitek utama zaman Renaisans Donato Bramante. Lalu dilanjutkan seniman agung zaman itu: Rafael Sanzio,  Michelangelo dan Bernini.

    Di tengah  ratusan peziarah Yubelium, Menteri Nasaruddin Umar menikmati dan mengagumi keindahan basilika dengan fresko-fresko dan patung-patung yang sangat indah. Dia mendapat penjelasan  tentang berbagai hal mengenai Basilika St. Maria Maggiore dari Basilika St. Petrus, Dubes RI untuk Takhta Suci.

  • Menag Nasaruddin Umar Hadiri Pembukaan Forum Perdamaian Dunia di Roma

    Menag Nasaruddin Umar Hadiri Pembukaan Forum Perdamaian Dunia di Roma

    Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menghadiri pembukaan Pertemuan Internasional untuk Perdamaian Dunia (International Meeting for Peace) yang digelar oleh Komunitas Sant’Egidio (La Comunità di Sant’Egidio) di Auditorium Parco della Musica, Roma, Minggu, 26 Oktober 2025.
     
    Dalam acara tersebut, Menag Nasaruddin duduk berdampingan dengan Presiden Italia, Sergio Mattarella dan Ratu Belgia, Mathilde bersama sejumlah pemimpin dunia dan tokoh lainnya.
     
    Kehadiran Menag dalam forum tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang aktif berkontribusi dalam dialog lintas iman dan perdamaian global.
     
    Forum tahun ini mengusung tema “Daring Peace” atau “Berani Mewujudkan Perdamaian,” dan mempertemukan para pemimpin dunia, akademisi, serta tokoh kemanusiaan dari berbagai negara. Lebih dari 10.000 peserta hadir untuk menyerukan pesan perdamaian dan kesejahteraan dunia.
     
    Sementara itu, sejumlah tokoh terkemuka yang hadir sebagai pembicara di sesi pembukaan antara lain Presiden Italia Sergio Mattarella, Ratu Belgia Mathilde, Kardinal Pietro Parolin (Sekretaris Negara Takhta Suci Vatikan), Grand Syeikh Al-Azhar Ahmed Al-Tayyeb, penyintas bom atom Hiroshima Kondo Koko, Presiden Conference of European Rabbis Pinchas Goldschmidt, serta sosiolog Manuel Castells dari Universitas California Berkeley.

     
    Menag Nasaruddin dijadwalkan berbicara pada sesi bertema “Remembering Pope Francis” pada Senin, 27 Oktober sore waktu Roma. Nasaruddin akan menyampaikan warisan nilai kemanusiaan Paus Fransiskus yang tetap relevan dalam memperkuat dialog lintas iman serta solidaritas global.
     
    Menag Nasaruddin menilai pesan kemanusiaan Paus sejalan dengan filosofi Bhinneka Tunggal Ika, bahwa keberagaman adalah kekuatan pemersatu umat manusia. Di Indonesia, semangat toleransi itu diwujudkan secara nyata melalui Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
     
    International Meeting for Peace akan ditutup dengan Upacara Perdamaian (Peace Ceremony) di Koloseum Roma yang dihadiri langsung oleh Sri Paus Leo XIV. Sebagai tokoh agama yang kerap mengedepankan dialog dan empati lintas iman, Nasaruddin membawa pesan bahwa perdamaian sejati hanya dapat lahir dari keterbukaan, penghormatan, dan kemanusiaan universal.

    Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menghadiri pembukaan Pertemuan Internasional untuk Perdamaian Dunia (International Meeting for Peace) yang digelar oleh Komunitas Sant’Egidio (La Comunità di Sant’Egidio) di Auditorium Parco della Musica, Roma, Minggu, 26 Oktober 2025.
     
    Dalam acara tersebut, Menag Nasaruddin duduk berdampingan dengan Presiden Italia, Sergio Mattarella dan Ratu Belgia, Mathilde bersama sejumlah pemimpin dunia dan tokoh lainnya.
     
    Kehadiran Menag dalam forum tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang aktif berkontribusi dalam dialog lintas iman dan perdamaian global.
     
    Forum tahun ini mengusung tema “Daring Peace” atau “Berani Mewujudkan Perdamaian,” dan mempertemukan para pemimpin dunia, akademisi, serta tokoh kemanusiaan dari berbagai negara. Lebih dari 10.000 peserta hadir untuk menyerukan pesan perdamaian dan kesejahteraan dunia.
     
    Sementara itu, sejumlah tokoh terkemuka yang hadir sebagai pembicara di sesi pembukaan antara lain Presiden Italia Sergio Mattarella, Ratu Belgia Mathilde, Kardinal Pietro Parolin (Sekretaris Negara Takhta Suci Vatikan), Grand Syeikh Al-Azhar Ahmed Al-Tayyeb, penyintas bom atom Hiroshima Kondo Koko, Presiden Conference of European Rabbis Pinchas Goldschmidt, serta sosiolog Manuel Castells dari Universitas California Berkeley.
     

     
    Menag Nasaruddin dijadwalkan berbicara pada sesi bertema “Remembering Pope Francis” pada Senin, 27 Oktober sore waktu Roma. Nasaruddin akan menyampaikan warisan nilai kemanusiaan Paus Fransiskus yang tetap relevan dalam memperkuat dialog lintas iman serta solidaritas global.
     
    Menag Nasaruddin menilai pesan kemanusiaan Paus sejalan dengan filosofi Bhinneka Tunggal Ika, bahwa keberagaman adalah kekuatan pemersatu umat manusia. Di Indonesia, semangat toleransi itu diwujudkan secara nyata melalui Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
     
    International Meeting for Peace akan ditutup dengan Upacara Perdamaian (Peace Ceremony) di Koloseum Roma yang dihadiri langsung oleh Sri Paus Leo XIV. Sebagai tokoh agama yang kerap mengedepankan dialog dan empati lintas iman, Nasaruddin membawa pesan bahwa perdamaian sejati hanya dapat lahir dari keterbukaan, penghormatan, dan kemanusiaan universal.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Ancam Gorok Leher Orang, Ulama Minta Menag Pecat Ainul Yakin

    Ancam Gorok Leher Orang, Ulama Minta Menag Pecat Ainul Yakin

    GELORA.CO – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mendesak kepada Menteri Agama Nasaruddin Umar untuk segera memecat Muhammad Ainul Yakin sebagai Staf Ahli Menteri Agama.

    “Saya kira atas nama moralitas dan tanggung jawab serta stabilitas nasional, Prof Nasaruddin patut mencopot yang bersangkutan,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Sabtu (25/10/2025).

    Menurutnya, apa pun dalih yang dijadikan alasan di balik pengucapan konten Banser Gorok pegawai Trans 7 dalam aksi yang dilakukan GP Ansor DKI Jakarta di menara Trans Corp beberapa waktu lalu sangat tak bisa dibenarkan.

    “Apapun alasannya sangat tidak bisa dibenarkan, kita jangan menormalisasi ucapan-ucapan teror semacam itu,” ujarnya.

    Dalam dunia tradisi pesantren, para santri selalu diajarkan berucap yang baik dan bermanfaat. Ketika seorang yang mengklaim sebagai santri dan kader Nahdliyyin, mana seseorang harus bisa menjaga perbuatan dan lisannya bukan sekadar menjaga diri, tapi menjaga marwah kelompok dan organisasi.

    “Terkadang rusaknya wajah santri dan NU tidak selalu diakibatkan oleh pihak luar, tak jarang justru disebarkan oleh kelakuan orang yang mengaku santri dan kader NU,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan bahwa Ketua PW GP Ansor DKI Jakarta Muhammad Ainul Yakin memimpin demonstrasi di gedung Trans TV buntut konten program Xpose Unsensored.

    Dalam materi orasinya, Ainul Yakin menyampaikan refleksi bahwa Republik Indonesia berdiri karena adanya peran Banser dan Ansor Nahdlatul Ulama (NU) di dalamnya. Bahkan banyak kader mereka yang gugur dalam upaya menjaga NKRI.

    “Saudara-saudara Trans TV yang masih muda-muda, kalian ingat saja sejarah. Sudah ribuan anak Ansor dan Banser tewas memperjuangkan republik ini. Kalian ada karena adanya Nahdlatul Ulama,” kata Ainul Yakin dalam orasinya pada hari Kamis, 16 Oktober 2025.

    Namun orasi lanjutannya adalah ancaman kepada karyawan Trans 7, agar jangan sampai ada kader Banser dan Ansor NU yang memilih untuk menggorok leher mereka karena kemarahan mereka setelah kiai dan ulama NU dihinakan.

    “Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian seperti anak Banser menggorok PKI,” ucapnya sembari disambut setuju oleh peserta aksi.

    “Halal darah kalian apabila kalian mengolok-olok ulama nahdlatul ulama,” sambungnya.

  • Menag Sebut Pondok Pesantren adalah Mutiara yang Terpendam, Mengapa?

    Menag Sebut Pondok Pesantren adalah Mutiara yang Terpendam, Mengapa?

    Menag Sebut Pondok Pesantren adalah Mutiara yang Terpendam, Mengapa?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan bahwa Pondok Pesantren (Ponpes) adalah mutiara terpendam karena banyak bakat yang dihasilkan para santri.
    “Pondok pesantren itu adalah mutiara yang terpendam, yang kita harus gali, dan InsyaAllah mudah-mudahan pondok pesantren akan berkontribusi besar kepada negeri ini,” ucap Nasaruddin dalam agenda Hari Santri Nasional, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (24/10/2025).
    Nasaruddin mengungkapkan, sejumlah santri pernah mengikuti pertandingan ketangkasan kuda sambil memanah.
    “Ternyata sudah memiliki piala internasional, juara dunia, perempuan juga ada. Jadi ketangkasan balapan kuda tapi sambil memanah tepat sasaran mengalahkan Eropa, Rusia, Asia Selatan,” tuturnya.
    Selain itu, kata Nasaruddin, alumni pondok pesantren juga ada yang menjadi dokter, insinyur, bahkan diplomat yang bertugas di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
    “Ada juga dari seni kesenian, orkestra, pondok pesantren itu memiliki orkestra sendiri yang belum dimiliki oleh sekolah-sekolah lain. Ada band putri, ada keterampilan penulisan, penelitian,” ucapnya.
    “Banyak lagi prestasi, ada yang penulis cerpen, dan cerpennya sudah dibukukan, diterbitkan oleh para penerbit,” sambungnya.
    Dengan pencapaian itu, Menag menyebut bahwa pondok pesantren terbukti memiliki keunggulan dan mengabdikan diri bagi bangsa.
    “Selama ini memang diam-diam pondok pesantren telah melakukan banyak hal. Dengan adanya perhatian khusus pemerintah, tentu nilai pengabdian pondok pesantren akan lebih terasa di masyarakat,” tandas Nasaruddin.
    Diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia.
    “Dalam kesempatan ini saya menyampaikan, saya merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren,” ujar Prabowo memberi sambutan dalam agenda Hari Santri Nasional, melalui tayangan video, Jumat.
    Menurut Prabowo, santri bukan hanya penjaga moral, tetapi anak bangsa yang menguasai bidang ilmu agama dan dunia.
    “Santri bukan hanya penjaga moral tapi juga pelopor yang menguasai ilmu agama dan dunia yang berakhlak dan berdaya saing,” ucapnya.
    Prabowo menyebut, pemberian restu dibentuknya Ditjen Pesantren menunjukkan prioritas strategis pemerintah untuk semakin memperhatikan, melindungi, dan memperkuat posisi pesantren di Indonesia.
    “Untuk meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren, dengan semangat hari santri, kita teguhkan kembali tekad untuk mengawal kemerdekaan Indonesia menuju peradaban dunia yang semakin berkeadilan dan berakhlak,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Peringatan Hari Santri Nasional, Bupati Banyuwangi: Santri Penjaga Kemerdekaan dan Penggerak Kemajuan

    Peringatan Hari Santri Nasional, Bupati Banyuwangi: Santri Penjaga Kemerdekaan dan Penggerak Kemajuan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Kabupaten Banyuwangi berlangsung meriah dan penuh makna. Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren mengikuti upacara HSN yang dipimpin langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Halaman Kantor Bupati Banyuwangi, Selasa (22/10/2025).

    Upacara berlangsung dengan khidmat dan dihadiri jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi, antara lain Wakil Bupati Mujiono, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, Ketua MUI Kyai H. Muhaimin Asmuni, serta sejumlah pimpinan organisasi keagamaan seperti PCNU, Muhammadiyah, LDII, Al Irsyad, Muslimat, Fatayat, Aisyiyah, dan FKUB.

    Dalam kesempatan tersebut, Pemkab Banyuwangi menyerahkan insentif kepada 14.241 guru ngaji se-Banyuwangi sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka dalam mendidik generasi muda. Selain itu, berbagai penghargaan juga diberikan kepada para pemenang Festival Anak Sholeh 2025 yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional tahun ini.

    Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan, santri memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejak masa pra-kemerdekaan, pesantren menjadi pusat pendidikan dan pengkaderan tokoh-tokoh bangsa yang berperan penting dalam menjaga kedaulatan serta membangun moral masyarakat.

    “Hari Santri tahun 2025 mengusung tema ‘Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia’. Ini tema yang sangat tepat. Mencerminkan tekad dan peran santri sebagai penjaga kemerdekaan sekaligus penggerak kemajuan,” kata Ipuk saat membacakan sambutan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar.

    Menurut Ipuk, pesantren di Banyuwangi telah berperan aktif tidak hanya dalam pembentukan karakter spiritual, tetapi juga dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Pemerintah daerah terus memperkuat dukungan terhadap pendidikan keagamaan dan kemandirian santri melalui berbagai kebijakan afirmatif.

    “Banyuwangi berkomitmen menghadirkan kebijakan yang berpihak pada pendidikan keagamaan dan penguatan karakter santri. Kami memiliki program beasiswa santri, pengembangan pondok pesantren produktif, serta dukungan terhadap kegiatan keagamaan,” ujarnya.

    Ia menambahkan, Pemkab juga memberikan golden ticket bagi para penghafal Al-Qur’an agar dapat memilih sekolah dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tanpa melalui seleksi tambahan. “Pemerintah daerah juga mendorong sinergi antara pesantren dan dunia usaha melalui program santripreneur dan pesantren digital, agar santri tidak hanya mandiri secara spiritual tetapi juga ekonomi,” imbuh Ipuk.

    Rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional di Banyuwangi tahun ini juga diisi dengan berbagai agenda kolaboratif antara Pemkab dan Nahdlatul Ulama, seperti olimpiade kompetisi aswaja online, bakti sosial, hingga ziarah muassis. Puncak peringatan akan ditandai dengan Banyuwangi Bersholawat, sebuah momentum kebersamaan yang merefleksikan semangat religius dan nasionalisme masyarakat Banyuwangi. [alr/beq]

  • Hari Santri, Prabowo Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren

    Hari Santri, Prabowo Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di lingkungan Kementerian Agama, bertepatan dengan Hari Santri 2025 yang jaruh pada Rabu (22/10/2025).

    Sebelumnya, usul pembentukan Ditjen Pesantren sudah berlangsung sejak 2019 yakni pada era Menag Lukman Hakim Saifuddin.
    Usulan Kemenag ke Kemenpan dan RB kembali diajukan pada 2021 dan 2023 pada era Menag Yaqut Cholil Qoumas. Terakhir, usulan itu kembali diajukan ke Kemenpan dan RB pada 2024, di era Menag Nasaruddin Umar.

    Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menyampaikan lebih detil terkait terbitnya izin prakarsa pembentukan Ditjen Pesantren.

    “Saya baru saja menerima kabar dari Kementerian Sekretariat Negara tentang terbitnya Persetujuan Izin Prakarsa Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden Tentang Perubahan atas Perpres Nomor 152 Tahun 2024 tentang Kementerian Agama,” ujar Wamenag, Rabu (22/10/2025).

    Melalui surat nomor B-617/M/D-1/HK.03.00/10/2025 tertanggal 21 Oktober 2025, Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memerintahkan agar segera dibentuk Ditjen Pesantren di lingkungan Kementerian Agama.

    Romo Syafi’i menambahkan, kehadiran Ditjen Pesantren akan memperkuat fungsi pesantren dalam tiga ranah utama yakni pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

    “Semoga dengan adanya Ditjen ini, pesantren ke depan dapat semakin berdaya dan berkontribusi besar bagi bangsa,” katanya.

    Sementara itu, Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan, Ditjen Pesantren ini nantinya akan melakukan konsolidasi pondok pesantren secara nasional. Selama ini, mungkin ada pesantren yang belum terdata atau belum terjangkau bantuan pemerintah.

    “Dengan adanya Ditjen, hal-hal tersebut bisa tertangani dengan lebih baik karena ada perangkat kerja yang lebih luas dan sistem yang lebih terkoordinasi,” jelas Menag.

    Menag menegaskan bahwa keberadaan Ditjen Pesantren akan membantu pemerintah memastikan seluruh pesantren dapat menjalankan peran strategisnya dengan baik.

    “Dengan Ditjen ini, kita bisa memantau seluruh pesantren dalam arti positif. Pemerintah ingin memastikan semua pesantren benar-benar menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat secara optimal,” jelasnya.

    Menurutnya, kehadiran Ditjen Pesantren juga akan memperkuat kontribusi Kemenag dalam menciptakan kerukunan umat, sekaligus membangun generasi santri yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia.

    “Harapan kita, Hari Santri menjadi momentum kebangkitan semangat santri untuk menjawab tantangan zaman,” ujar Menag.

    Ke depan, lanjut Menag, sistem pendataan dan sertifikasi pesantren akan diintensifkan agar data menjadi lebih valid dan pelaksanaan program semakin tertib.

    “Selama ini sertifikasi sudah berjalan, tapi ke depan akan lebih diperkuat agar data pesantren semakin valid dan program-program pembinaannya lebih tepat sasaran,” katanya.

  • Kemenag Bentuk Ditjen Pesantren, Tugas Perdananya Konsolidasi Administrasi Ponpes
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 Oktober 2025

    Kemenag Bentuk Ditjen Pesantren, Tugas Perdananya Konsolidasi Administrasi Ponpes Nasional 22 Oktober 2025

    Kemenag Bentuk Ditjen Pesantren, Tugas Perdananya Konsolidasi Administrasi Ponpes
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan, tugas awal Direktorat Jenderal Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) yang akan dibentuk adalah konsolidasi administrasi pondok pesantren yang sudah berdiri di Indonesia.
    “Konsolidasi pondok pesantren, pondok pesantren selama ini mungkin administrasinya belum terorganisir secara nasional,” ujar Nasaruddin saat ditemui di Kantor Kemenag RI, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).
    Nasaruddin meyakini, pembentukan Ditjen Pesantren bakal membuat masalah tersebut bisa ditangani dengan baik.
    Konsolidasi administrasi ini juga menjadi pintu pembuka bagi pondok pesantren yang belum mendapat bantuan dari pemerintah.
    “Dengan adanya Dirjen nanti, punya perangkat yang lebih luas, Insya Allah kita nanti akan memberikan perhatian semuanya,” kata Nasaruddin.
    Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi’i mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan pembentukan Ditjen Pesantren di Kemenag.
    Bapak Presiden melalui Mensesneg memerintahkan untuk segera mendirikan Dirjen Pesantren di Kementerian Agama Republik Indonesia,” ujar Syafi’i.
    Ia menyebutkan, perintah tersebut telah diterbitkan melalui surat nomor B-617/M/D-1/HK.03.00/10/2025 tanggal 21 Oktober 2025.
    “Jadi dengan surat ini saya ingin menyatakan bahwa Presiden telah menyetujui untuk segera dibentuknya Dirjen Pesantren di lingkungan Kemenag untuk lebih bisa memberikan perhatian baik secara personel maupun pendanaan, dan tentu program untuk pemerintah lebih hadir untuk melayani perkembangan pesantren,” kata Syafi’i.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Hadiah Hari Santri, Prabowo Perintahkan Bentuk Ditjen Pesantren di Kemenag
                        Nasional

    10 Hadiah Hari Santri, Prabowo Perintahkan Bentuk Ditjen Pesantren di Kemenag Nasional

    Hadiah Hari Santri, Prabowo Perintahkan Bentuk Ditjen Pesantren di Kemenag
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kementerian Agama RI untuk membentuk Direktorat Jenderal Pesantren.
    Wakil Menteri Agama RI Muhammad Syafi’i mengaku telah mendapatkan informasi dari Kementerian Sekretariat Negara terkait perintah tersebut.
    “Bapak Presiden melalui Mensesneg memerintahkan untuk segera mendirikan Dirjen Pesantren di Kementerian Agama Republik Indonesia,” ujar Syafi’i  seusai Apel Peringatan Hari Santri 2025 di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).
    Dia menjelaskan, perintah tersebut telah diterbitkan melalui surat nomor B-617/M/D-1/HK.03.00/10/2025 tanggal 21 Oktober 2025.
    “Jadi dengan surat ini saya ingin menyatakan bahwa Presiden telah menyetujui untuk segera dibentuknya Dirjen Pesantren di lingkungan Kemenag untuk lebih bisa memberikan perhatian baik secara personel maupun pendanaan, dan tentu program untuk pemerintah lebih hadir untuk melayani perkembangan pesantren,” kata Syafi’i.
    Di tempat yang sama, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, sempat menyinggung terkait pembentukan Dirjen Pesantren tersebut dalam amanatnya saat Apel Peringatan Hari Santri 2025.
    “Mudah-mudahan Bapak Presiden Prabowo memberikan hadiah pada hari santri ini dalam bentuk penandatanganan Kepres (pembentukan) Dirjen ini. Tentu ini hal yang membahagiakan untuk kita semua,” kata Nasaruddin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.