Tag: Nasaruddin Umar

  • Menag: Pemerintah Saudi Berikan Banyak Keringanan bagi Jemaah Indonesia

    Menag: Pemerintah Saudi Berikan Banyak Keringanan bagi Jemaah Indonesia

    Bisnis.com, JEDDAH — Posisi sebagai penyumbang jemaah haji terbanyak di dunia, menjadikan Indonesia mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Arab Saudi. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan sebelum operasional penyelenggaran ibadah haji dimulai pun, keringanan terkait kriteria usia jemaah telahdiberikan kepada Indonesia.

    “Banyak keistimewaan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia. Misalnya lansia di atas 90 tahun diizinkan berhaji,” katanya di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025).

    Selain itu, kuota jemaah berusia di atas 70 tahun yang dulunya dipatok hanya 7% kini ditiadakan, diganti dengan ketentuan istithaah alias kemampuan secara fisik, yang dinilai oleh tenaga kesehatan di Tanah Air.

    Selain itu, banyak persoalan teknis sepanjang masa operasional penyelenggaraan ibadah haji dapat diselesaikan dengan kekeluargaan. Misalnya saja, pelayanan berbasis syarikah yang tahun ini diterapkan kepada jemaah, beralih dari berbasis kelompok terbang (kloter) pada tahun lalu. Ketentuan ini awalnya menghadirkan dinamika dengan terpisahnya jemaah dengan anggota keluarga dan/atau pendampingnya.

    Setelah berembuk, Pemerintah Saudi mengizinkan penyatuan kembali anggota keluarga yang terpisah karena berbeda syarikah. Menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Menag juga menyebut Pemerintah Arab Saudi akan turun langsung mengintervensi 8 syarikah yang menangani jemaah Indonesia.

    “Pemerintah Saudi Arabia ingin mengintervensi langsung syarikah-syarikah. Ketika ada masalah di syarikah itu, beliau yang mengarahkan kepentingan kita di sini,” katanya.

    Namun, dia juga menekankan jemaah Indonesia untuk mengutamakan ketertiban dan taat pada aturan yang berlaku demi kemabruran ibadah. Jemaah haji Indonesia tahun ini mencapai 221.000, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

    Sementara itu, hingga penutupan pengurusan visa haji 2025 pada Rabu (28/5/2025), Pemerintah Arab Saudi menerbitkan 1.255.199 visa haji bagi jemaah dari seluruh dunia. Artinya, jemaah Indonesia tahun ini, baik reguler maupun khusus, mencakup 17,60% dari total jemaah seluruh dunia.

    “Harapan presiden bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah. Pak Presiden menegaskan kepada kami supaya jemaah haji kali ini pelayanannya bisa lebih baik lagi,” kata Nasaruddin.

  • Jelang Puncak Haji, Menag Minta Jemaah Doakan Bangsa dan Pejabat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 Mei 2025

    Jelang Puncak Haji, Menag Minta Jemaah Doakan Bangsa dan Pejabat Nasional 30 Mei 2025

    Jelang Puncak Haji, Menag Minta Jemaah Doakan Bangsa dan Pejabat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) RI
    Nasaruddin Umar
    mengajak seluruh jemaah untuk mendoakan bangsa dan
    Presiden Prabowo
    Subianto, jelang puncak
    ibadah haji
    di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
    “Jangan lupa juga mendoakan bangsa Indonesia. Kita doakan Presiden kita Bapak Prabowo bersama aparat-aparat (pejabat) Indonesia,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).
    Nasaruddin meminta jemaah mendoakan agar pemimpin dan pejabat dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, termasuk menepati janji.
    “Agar bisa memberikan pelayanan terbaik, mampu menggapai cita-cita luhur yang telah digariskan pendiri bangsa,” ujar Menag.
    Jelang puncak haji, Nasaruddin berharap semua jemaah menjadi haji yang makbul dan mabrur serta para petugas bisa menjalankan amanah dengan baik.
    Ia menyampaikan, koordinasi antar petugas dan pimpinan kloter harus terus diperkuat.
    “Laporan perkembangan lapangan juga rutin disampaikan kepada Presiden Prabowo,” tuturnya.

    Nasaruddin mengatakan, Prabowo menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak dalam penyelenggaraan haji.
    “Bapak Presiden memberikan apresiasi kepada kita semua atas kerja sama yang sangat baik, baik dari jajaran Kementerian Agama, BPH, maupun seluruh petugas di lapangan,” kata dia.
    Sebelumnya, jemaah haji telah diperingatkan agar tidak memaksakan diri mengejar ibadah sunah jika kondisi fisik tidak memungkinkan.
    “Jangan sampai karena mengejar sunah, jemaah justru kelelahan dan tidak sanggup menjalani wukuf di Arafah. Kita harus utamakan yang wajib,” ujar Nasaruddin.
    Sebagai informasi, operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 Hijriah atau 2025 Masehi kini terpusat di Mekkah Al-Mukarramah.
    Jemaah haji yang sudah berada di Tanah Suci tengah bersiap mengikuti puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
    Sementara itu, proses kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua ke Jeddah lalu Mekkah masih akan berlangsung hingga 31 Mei 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Urai Kepadatan Jemaah saat Puncak Haji, Menag Sebut Saudi Intervensi Langsung 8 Syarikah

    Urai Kepadatan Jemaah saat Puncak Haji, Menag Sebut Saudi Intervensi Langsung 8 Syarikah

    Bisnis.com, JEDDAH — Kementerian Agama RI dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah bersepakat mengenai penanganan jemaah saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Pemerintah Arab Saudi akan mengintervensi langsung 8 syarikah yang melayani jemaah Indonesia tahun ini.

    Dia mengatakan, banyak persoalan teknis sepanjang masa operasional penyelenggaraan ibadah haji dapat diselesaikan dengan kekeluargaan.

    “Pemerintah Saudi Arabia ingin mengintervensi langsung syarikah-syarikah. Ketika ada masalah di syarikah itu, beliau yang mengarahkan kepentingan kita di sini,” kata Nasaruddin usai memimpin rapat dengan Amirulhajj di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025).

    Namun, Nasaruddin juga menekankan bahwa jemaah Indonesia tetap harus menaati aturan yang berlaku demi ketertiban dan kemabruran ibadah. Saat ini, seluruh konsentrasi petugas dan Amirulhajj alias pemimpin Misi Haji Indonesia di Arab Saudi terpusat pada mobilitas jemaah di Arafah dan Mina. Untuk diketahui, akan ada setidaknya 1,2 juta jemaah haji dari seluruh dunia yang memadati Arafah dan Mina pada saat puncak ibadah.

    Jemaah Indonesia sendiri berjumlah 221.000 tahun ini, mencakup 16,19% dari total jemaah haji sejagat. Bagi jemaah lanjut usia (lansia) dan difabel, Kementeriana Agama tahun ini memperkenalkan tiga skema pada saat puncak ibadah di Armuza, yakni safari wukuf, murur, dana tanazul.

    Dengan safari wukuf, jemaah akan diperjalankan dengan kendaraan baik ambulans atau bus, yang melintasi Padang Arafah dan tetap berada di dalam kendaraan selama waktu wukuf berlangsung. Jemaah tidak perlu menempati tenda di Arafah tetapi tetap dapat memenuhi kewajiban wukuf.

    Adapun murur adalah skema yang dilakukan setelah wukuf di Arafah, yaitu dengan melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan dan kemudian langsung menuju Mina.

    Sedangkan konsep tanazul memungkinkan jemaah yang tinggal di hotel dekat area Jamarat atau lokasi lontar jumrah untuk kembali ke hotel setelah melempar Jumrah Aqabah. Dengan demikian, jemaah tidak perlu menempati tenda di Mina tetapi tetap menjalankan kewajiban bermalam sesuai ketentuan.

    “Yang kami takutkan adalah kemacetan, entah itu di Makkah atau Arafah. Namun, lewat manajemen baru dari Pemerintah Arab Saudi, Insya Allah tak akan semacet tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

    Pemerintah Saudi tahun ini hanya menerbitkan 1,2 juta visa haji untuk jemaah seluruh dunia, berkurang dari 1,8 juta pada tahun lalu. Kepadatan di Kompleks Masjidil Haram juga dibatasi dengan diterapkannya kartu Nusuk sebagai paspor perhajian. Hanya jemaah yang memegang kartu Nusuk yang bisa masuk Masjidil Haram dan Armuzna.

    “Dari Jeddah ke Makkah sangat lengang, tidak seperti biasanya. Kompleks Masjidil Haram juga sangat lengang. Hal itu karena hanya pemilik kartu Nusuk yang diizinkan masuk Makkah, termasuk untuk warga Arab Saudi,” kata Nasaruddin.

  • Jelang Haji, Makkah Hadirkan Jalan Anti-Panas Lawan Panas Ekstrem

    Jelang Haji, Makkah Hadirkan Jalan Anti-Panas Lawan Panas Ekstrem

    Jakarta, Beritasatu.com – Ibadah haji tahun ini kembali diwarnai jutaan jemaah yang harus berjuang melawan teriknya matahari di tanah suci. Menyambut kondisi cuaca yang semakin panas, Kota Makkah menghadirkan inovasi jalan-jalan berlapis anti-panas dan jalur pejalan kaki sejuk untuk memberikan kenyamanan lebih bagi para jemaah saat menjalankan ibadah haji.

    Otoritas Jalan Umum Arab Saudi (Roads General Authority/RGA) sudah mengembangkan teknologi pengurang panas sejak 2023. Kini, program jalan sejuk tersebut telah diperluas hingga mencakup 82% area dan lebih dari 84.000 meter persegi di wilayah Arafah. 

    “Dengan material daur ulang lokal yang dipakai, suhu permukaan jalan bisa turun sampai 12 derajat celsius, serta mampu memantulkan sinar matahari pagi hingga 30-40% lebih banyak. Hal ini efektif mengurangi efek “pulau panas” di kota yang biasanya sangat terik,” tulis Curly Tales, Jumat (30/5/2025).

    Untuk menunjang kenyamanan ibadah haji, Makkah juga menyediakan jalur khusus difabel dan lansia menuju Jabal Arafah sepanjang 4.000 meter. Jalur ini dilengkapi permukaan berpendingin dan stabil, sehingga berjalan jadi lebih mudah tanpa terguncang. Tak hanya itu, jalan karet lentur seluas 16.000 meter persegi yang terpasang antara Masjid Namira dan Stasiun Kereta Arafah mampu menyerap benturan, membantu meringankan beban fisik jemaah yang sudah menempuh jarak jauh.

    Kota Makkah juga menanam koridor hijau sepanjang 1.200 meter dengan pepohonan rindang, air mancur, dan sistem pendingin kabut (mist-cooling system) yang menyegarkan. Inisiatif ini sejalan dengan Visi Arab Saudi 2030 yang ingin menciptakan kualitas jalan terbaik dunia sekaligus menekan angka kecelakaan.

    Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan para jemaah haji Indonesia agar lebih waspada menghadapi suhu yang bisa mencapai 50 derajat celsius. Ia menekankan pentingnya menjaga asupan cairan dan menghemat tenaga selama ibadah haji. “Minum lebih banyak dan saving energy, karena ini belum hari-H,” pesannya.

    Para jemaah juga diimbau tidak memaksakan diri melakukan ibadah tambahan seperti arbain di Madinah atau umrah sunah di Masjidil Haram jika kondisi tubuh belum fit.

    Dengan langkah-langkah ini, perjalanan ibadah haji di Makkah kini terasa lebih sejuk dan nyaman secara nyata. Inovasi jalan anti-panas yang diterapkan tidak hanya membantu mengatasi suhu ekstrem, tapi juga menjaga keselamatan dan kenyamanan para tamu Allah dalam melaksanakan ibadah haji tahun ini.

  • Amirul Hajj: Jemaah Fokus Persiapan Wukuf di Arafah

    Amirul Hajj: Jemaah Fokus Persiapan Wukuf di Arafah

    Jeddah (beritajatim.com) – Wukuf di Padang Arafah musim haji tahun ini jatuh pada Kamis (5/6/2025) mendatang. Jemaah haji Indonesia diingatkan fokus persiapan wukuf di Arafah, yang dilanjutkan dengan bermalam di Muzdalifah, lalu melontar jumroh di Mina.

    Amirul Hajj Indonesia Tahun 1446 H/2025 M yang juga Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengimbau jemaah haji Indonesia agar fokus mempersiapkan diri menyambut puncak ibadah haji, yakni wukuf di Arafah. Hal itu disampaikan Amirul Hajj setiba di Bandar Udara (Bandara) Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Kamis (29/5/2025) malam sebagaimana dilansir Kemenag.go.id , Jumat (30/5/2025).

    “Kita selalu ingin-wanti (mengingatkan, Red.), seluruh jemaah haji fokus pada pelaksanaan haji. Jangan sampai kita mengejar sunnah, tapi gagal mendapatkan yang wajib,” ujarnya.

    Dia menambahkan, ada banyak faktor yang menentukan sahnya proses ibadah haji para jemaah. Namun katanya, dari semua faktor itu, ada dua hal penting yang mencakup kesiapan jemaah untuk menjalani semua rukun, wajib, dan sunnah haji dengan taat asas. Yakni kesiapan dalam hal pengetahuan tentang haji dan kondisi fisik.

    Selain itu, ada dua pesan penting yang disampaikan Amirul Hajj kepada seluruh jemaah haji Indonesia. Apa itu? Pertama, memahami syarat dan rukun haji dengan baik. Menurutnya, pelayanan jemaah tidak hanya mencakup logistik seperti konsumsi, transportasi, dan akomodasi, namun juga mencakup pelatihan ibadah yang mendalam.

    “Kalau rukunnya tak terpenuhi, maka ibadahnya bisa tak sah. Ini yang harus kita jaga,” tegasnya.

    Kehadiran Amirul Hajj, katanya, membawa misi penting untuk memastikan seluruh layanan jemaah haji Indonesia berjalan optimal, termasuk aspek pelayanan dan pembinaan ibadah. “Sebelum berangkat, kami sudah melakukan pertemuan internal, briefing kepada anggota Amirul Hajj. Kami tegaskan bahwa pelayanan jemaah bukan hanya logistik dan fasilitas, tapi juga pemahaman mendalam tentang rukun dan syarat ibadah,” ujarnya.

    Hal kedua, jemaah harus menjaga kesehatan dan jangan memaksakan diri. Menag menyoroti pentingnya menjaga kesehatan menjelang wukuf di Arafah.

    Dia mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri menjalankan ibadah sunnah, seperti arbain di Madinah, jika kondisi fisik tak memungkinkan. “Kita harus utamakan yang wajib,” ingatnya.

    Kartu Nusuk

    Sementara itu, hingga Kamis (29/5/2025), Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi mencatat sebanyak 208.181 jemaah haji Indonesia sudah mendapatkan kartu Nusuk.

    Pembagian Kartu Nusuk kepada jemaah haji menjadi kewenangan Syarikah. Tahun ini, Kementerian Agama bekerja sama dengan delapan Syarikah dalam penyediaan layanan jemaah haji: Rifadah, Rawaf Mina, Mashariq Dzahabiyah (Sana Mashariq), Rifad, Mashariq Mutamayyizah (Rakeen Mashariq), Dluyuful Bait, Rehlat wa Manafea, dan MCDC.

    Update dari Kementerian Haji Arab Saudi, saat ini sudah 208.181 jemaah haji Indonesia yang sudah menerima Kartu Nusuk, baik jemaah reguler maupun khusus. Ini setara 96 persen dari 217.147 jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Tanah Suci,” tegas Nasrullah Jasam, di Jeddah, Kamis.

    PPIH Arab Saudi terus berupaya mendorong syarikah melakukan percepatan dalam pendistribusian kartu Nusuk. Sejumlah langkah yang disiapkan, yaitu membuat ruang operasional akselerasi distribusi kartu Nusuk, menunjuk penanggung jawab proses akselerasi distribusi kartu Nusuk pada tingkat sektor dan daker, dan menyiapkan pelaporan digital berbasis kloter.

    “Kita terus minta syarikah agar bisa segera mendistribusikan kartu Nusuk kepada jemaah haji Indonesia yang belum mendapatkan,” katanya. [air]

  • Menag Nasaruddin Minta Jemaah Fokus Persiapan Wukuf di Arafah

    Menag Nasaruddin Minta Jemaah Fokus Persiapan Wukuf di Arafah

    Bisnis.com, JEDDAH — Setibanya di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (29/5/2025) Amirulhajj, Menteri Agama Nasaruddin Umar langsung mengingatkan jemaah haji Indonesia agar fokus mempersiapkan diri menyambut puncak ibadah haji, yakni wukuf di Arafah.

    Dia menegaskan bahwa keberhasilan ibadah haji sangat ditentukan oleh kesiapan jemaah, baik dari sisi pengetahuan maupun kondisi fisik. 

    “Kita selalu wanti-wanti, seluruh jemaah haji kali ini fokusnya kepada pelaksanaan haji. Jangan sampai kita mengejar sunah tapi gagal mendapatkan yang wajib,” kata Nasaruddin. 

    Menag pun menekankan pentingnya pemahaman yang benar terkait syarat dan rukun haji. Menurutnya, pelayanan jemaah tidak hanya menyangkut logistik seperti konsumsi, transportasi, dan akomodasi, tetapi juga mencakup pembinaan ibadah yang mendalam.

    “Boleh jadi makanan, hotel, dan kendaraan kita siapkan dengan baik. Tapi kalau rukunnya tidak dikerjakan atau syarat hajinya tidak terpenuhi, maka ibadahnya bisa tidak sah. Ini yang harus kita jaga,” katanya. 

    Untuk itu, Kementerian Agama memperkuat layanan pembinaan ibadah melalui musytasyar dinni (konsultan ibadah), petugas kloter, serta para pembimbing dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). 

    Nasaruddin menyampaikan bahwa kehadiran Amirulhaj membawa misi penting untuk memastikan seluruh layanan jemaah haji Indonesia berjalan optimal, termasuk aspek pelayanan dan pembinaan ibadah.

    Untuk memastikan seluruh jemaah mendapatkan pelayanan ibadah yang optimal, Kemenag melibatkan sekitar 20 ulama dan pakar keagamaan yang tergabung dalam mustasyar diny. 

    “Mustasyar diny ini sudah datang sebelum Amirulhaj tiba, dan kehadiran mereka sangat efektif dalam membimbing ibadah jemaah,” ujar Nasaruddin.

    Menag juga kembali menyoroti pentingnya menjaga kesehatan menjelang wukuf di Arafah. Ia mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri mengejar ibadah sunah, seperti arbain di Madinah, jika kondisi fisik tidak memungkinkan.

    “Jangan sampai karena mengejar sunah, jemaah justru kelelahan dan tidak sanggup menjalani wukuf di Arafah. Kita harus utamakan yang wajib,” ujarnya.

    Dia juga meminta para petugas agar membantu jemaah membuat prioritas ibadah dengan bijak, serta memastikan mereka mendapatkan informasi dan arahan yang tepat.

    Koordinasi antar petugas dan pimpinan kloter terus diperkuat. Laporan perkembangan lapangan juga rutin disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto. Menurut Menag, Presiden menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak dalam penyelenggaraan haji tahun ini.

    Kedatangan Menag disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdulaziz, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Hilman Latief, Konjen RI Jeddah Yusron B. Ambary, serta jajaran Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. 

    Turut mendampingi Menag, Wakil Menteri Agama sekaligus Naib Amirul Haj Romo Muhammad Syafi’i. Turut menyertai pula beberapa anggota Amirulhaj seperti Muhadjir Effendy, Amirsyah Sanusi Tambunan, Dudung Abdurachman, serta Arifatul Choiri Fauzi.

  • Imbauan Menag Nasaruddin Umar: Cuaca Panas Ekstrem, Jemaah Haji Indonesia Banyak Minum – Page 3

    Imbauan Menag Nasaruddin Umar: Cuaca Panas Ekstrem, Jemaah Haji Indonesia Banyak Minum – Page 3

    Sebelumnya, Otoritas Arab Saudi menyampaikan sejumlah imbauan kepada pemerintah Indonesia terkait persiapan jelang puncak haji yang akan berlangsung di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna). Salah satunya terkait prediksi suhu ekstrem yang bisa mencapai 50 derajat celcius saat pelaksanaan wukuf hingga lempar jumrah.

    Kondisi cuaca tersebut, kata Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, menjadi persoalan serius bagi jemaah haji Indonesia yang berasal dari daerah tropis dengan suhu udara yang rata-rata lebih rendah dari di Makkah.

    Untuk itu, ia berpesan kepada seluruh jemaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan dirinya dengan baik, seperti menjaga asupan cairan tubuh dengan rutin minum.

    Ia mengingatkan, daripada mengejar ibadah sunnah, seperti arbain di Madinah atau umrah sunnah berkali-kali di Masjidil Haram Makkah, sebaiknya jemaah haji Indonesia menyimpan energinya untuk melaksanakan puncak haji.

    “Kita sudah mengimbau kepada jemaah haji kita untuk saving energy untuk hari H-nya haji,” kata Menag dalam jumpa pers di Jakarta jelang keberangkatan ke Arab Saudi, Kamis, 29 Mei 2025.

    Di samping itu, ia juga mengajak jemaah haji Indonesia untuk menjadi contoh bagi jemaah haji dari negara lain. Menurutnya, pemerintah Arab Saudi memberi perhatian khusus kepada jemaah haji Indonesia lantaran jumlahnya mencapai seperlima dari total jemaah haji dunia yang total lebih dari 1,1 juta jemaah haji sudah tiba di Arab Saudi saat ini.

    “Maka, kalau jemaah haji Indonesia bisa tertib, itu bisa dicontoh pergerakan-pergerakan selanjutnya oleh rombongan jemaah haji lain,” sambungnya.

     

  • Cuaca Panas Ekstrem Saat Puncak Haji, Menag Ingatkan Jemaah Perbanyak Minum dan Jaga Energi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Mei 2025

    Cuaca Panas Ekstrem Saat Puncak Haji, Menag Ingatkan Jemaah Perbanyak Minum dan Jaga Energi Nasional 29 Mei 2025

    Cuaca Panas Ekstrem Saat Puncak Haji, Menag Ingatkan Jemaah Perbanyak Minum dan Jaga Energi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    meminta
    jemaah haji
    untuk memperbanyak minum dan menghemat energi karena
    cuaca ekstrem
    yang mencapai 50 derajat Celsius di
    Mekkah
    , Arab Saudi.
    Nasaruddin mengatakan, persoalan cuaca ekstrem ini merupakan salah satu tantangan serius dalam pelaksanaan haji tahun ini.
    “Cuaca sangat ekstrem. Suhu di Saudi Arabia dan di Mekkah sekarang ini sekitar 50 derajat Celsius. Ini satu persoalan tersendiri bagi orang Indonesia,” tutur Nasaruddin saat konferensi pers di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (29/5/2025).
    Karena itu, Nasaruddin mengimbau jemaah haji Indonesia agar melakukan penyesuaian dengan suhu ekstrem tersebut.
    Menag sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal ini meminta jemaah haji menjaga cairan tubuh dan energi selama melakukan ibadah.
    “Diimbau terus-menerus agar selalu memelihara cairan tubuh. Minum lebih banyak dan memelihara,
    saving energy
    ,” tuturnya.
    Jemaah disarankan tidak terlalu memaksakan diri menjalankan ibadah sunah karena berisiko jatuh sakit saat puncak haji.
    “Jangan sampai nanti mengejar sunah, mau arba’in di Madinah, mau memperbanyak umrah di Mekkah, tetapi nanti pada hari-H haji itu kolaps.
    Saving energy
    untuk hari-H haji itu,” ucap Nasaruddin.
    Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief juga telah memperingatkan jemaah haji untuk tidak keluar tenda saat wukuf di Arafah karena cuaca panas mencapai 50 derajat Celsius.
    Selama wukuf di Arafah, jemaah juga telah mendapatkan fasilitas seperti kasur, bantal, selimut, dan AC atau pendingin ruangan.
    “Cuaca saat wukuf di Arafah diperkirakan sangat panas, mencapai kisaran 50 derajat Celsius. Karena itu, jemaah haji diimbau tidak keluar dari tenda saat wukuf di Arafah,” kata Hilman dalam keterangan resmi, Selasa (27/5/2025).
    Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab juga telah berpesan bahwa cuaca panas akan melanda pada saat puncak haji.
    Untuk itu, jemaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus demi terhindar dari
    heatstroke
    dan serangan panas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada! Suhu Haji Bisa Tembus 50 Derajat, Jemaah Diminta Hemat Energi

    Waspada! Suhu Haji Bisa Tembus 50 Derajat, Jemaah Diminta Hemat Energi

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengimbau jemaah haji 2025 Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di Tanah Suci. Suhu diperkirakan dapat mencapai 50 derajat Celsius.

    Dalam keterangan persnya di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Kamis (29/5/2025), Menag meminta jemaah agar menjaga asupan cairan tubuh dan menghemat tenaga. “Minum lebih banyak dan saving energy, karena ini belum hari-H,” ujar Nasaruddin.

    Menag juga mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunah, seperti arbain di Madinah atau umrah sunah di Masjidil Haram, jika kondisi tubuh tidak prima.

    Jemaah Haji Indonesia Diminta Jadi Contoh

    Nasaruddin berharap, jemaah haji Indonesia dapat menunjukkan ketertiban dan kedisiplinan sehingga bisa menjadi teladan bagi jemaah dari negara lain. “Kalau jemaah haji Indonesia tertib, itu bisa dicontoh oleh rombongan negara lain,” jelasnya.

    Hingga 29 Mei 2025, sebanyak 482 kloter jemaah haji Indonesia telah diberangkatkan ke tanah suci. Perinciannya, 180.734 jemaah haji reguler, 105.085 perempuan (55%), 84.649 laki-laki (45%), dan 15.033 jemaah haji khusus.

    Tips Hadapi Suhu Ekstrem Saat Haji

    Sebagai tambahan, berikut beberapa tips praktis yang bisa diterapkan jemaah haji:
    1. Gunakan topi, payung, atau pelindung kepala
    2. Hindari berjalan jauh di bawah terik matahari
    3. Bawa dan konsumsi air mineral secara rutin
    4. Jangan ragu istirahat jika merasa lelah
    5. Hindari ibadah sunnah berlebih bila kondisi tubuh menurun

    Tetap waspada dan utamakan kesehatan, agar ibadah haji dapat dijalankan dengan khusyuk dan aman. Semoga jemaah haji Indonesia diberikan kesehatan dan keselamatan selama prosesi ibadah berlangsung.

  • Ini Daftar Amirul Hajj Musim Haji 2025, Ada Menteri hingga Penasihat Khusus Presiden – Page 3

    Ini Daftar Amirul Hajj Musim Haji 2025, Ada Menteri hingga Penasihat Khusus Presiden – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Agama (Kemrnag) RI membentuk susunan delegasi jemaah haji asal Indonesia atau Amirul Hajj untuk musim haji 2025. Amirul Hajj dipimpin langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar sementara Wamenag Romo Muhammad Syafi’i sebagai Wakil Amirul Hajj.

    “Sesuai dengan undang-undang bahwa Menteri Agama adalah Amirul Hajj, saya sendiri Nasaruddin Umar, Menteri Agama Republik Indonesia. Kemudian, Wakil Amirul Hajj, Romo Muhammad Syafi’i,” kata Nasaruddin, dalam konferensi pers di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Kamis (29/5/2025).

    Pada hari ini, Amirul Hajj terbang ke Saudi untuk memastikan jemaah haji Indonesia mendapatkan pelayanan terbaik.

    “Sesuai UU Nomor 8 Tahun 2019, Amirul Hajj bertugas memimpin misi haji Indonesia dalam melaksanakan tugas diplomasi haji di Arab Saudi selama musim haji,” tutur Nasaruddin.

    “Kita akan bertemu dengan sejumlah otoritas di Arab Saudi untuk mendiskusikan berbagai macam penyelenggaraan haji terutama di masa-masa akan datang,” sambungnya.

    Berikut daftar Amirul Hajj Indonesia pada musim 2025:

    Ketua Amirul Hajj: Nasarudin Umar (Menteri Agama)

    Wakil Ketua Amirul Hajj: Romo Muhammad Syafi’i (Wakil Menteri Agama)

    Sekretaris Amirul Hajj: Arskal Salim (Sesditjen Pendidikan Islam Kemenag)

    Wakil Sekretaris Amirul Hajj: Jojon Novandri (Tenaga Ahli Kemenag)

    Anggota Amirul Hajj dari Kalangan Menteri dan/atau Kepala Badan:

    1. Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi

    2. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifatul Choiri Fauzi

    3. Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Mochamad Irfan Yusuf

    4. Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak

    5. Kepala BPOM Taruna Ikrar

    6. Penasihat Khusus Presiden Urusan Haji Muhadjir Effendy

    7. Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman.

    Anggota Amirul Hajj dari kalangan organisasi Islam:

    1. Sekjen MUI Amirsyah, Sanusi Tambunan

    2. Katib ‘Aam PBNU, Ahmad Said Asrori

    3. Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar

    4. Ketum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) sekaligus Rektor IPB University, Arif Satria.