Tag: Narendra Modi

  • Donald Trump Berharap Konflik India-Pakistan Berakhir dengan Sangat Cepat, Ketegangan yang Memalukan – Halaman all

    Donald Trump Berharap Konflik India-Pakistan Berakhir dengan Sangat Cepat, Ketegangan yang Memalukan – Halaman all

    Donald Trump Berharap Konflik India-Pakistan Berakhir dengan Sangat Cepat, Ketegangan Memalukan

    TRIBUNNEWS.COM- Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa bahwa ia berharap bentrokan antara India dan Pakistan yang bersenjata nuklir berakhir “sangat cepat,” setelah pasukan New Delhi melancarkan serangan dan Islamabad bersumpah akan melakukan pembalasan.

    “Sangat disayangkan, kami baru saja mendengarnya,” kata Donald Trump di Gedung Putih, setelah pemerintah India mengatakan telah menyerang “kamp teroris” di wilayah tetangga baratnya menyusul serangan mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India.

    “Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan masa lalu. Mereka telah berjuang selama beberapa dekade dan abad, jika Anda benar-benar memikirkannya,” tambahnya.

    India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga perang besar sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947. 

    Keduanya mengklaim Kashmir secara penuh tetapi mengelola wilayah terpisah di wilayah yang disengketakan tersebut.

    “Saya hanya berharap ini segera berakhir,” kata Trump.

    India secara luas diperkirakan akan menanggapi secara militer sejak orang-orang bersenjata menembak mati 26 orang di Kashmir yang dikelola India.

    New Delhi menyalahkan militan yang katanya berasal dari kelompok Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan, organisasi teroris yang ditetapkan PBB.

    Militer Pakistan mengatakan serangan India menargetkan tiga lokasi di Kashmir yang dikelola Pakistan dan dua lokasi di provinsi Punjab, provinsi terpadat di negara itu.

    Islamabad mengatakan bahwa tiga warga sipil, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan India.

    Serangan India terjadi beberapa jam setelah Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan seruan baru untuk tenang.

    “Kami terus mendesak Pakistan dan India untuk bekerja menuju resolusi yang bertanggung jawab yang menjaga perdamaian jangka panjang dan stabilitas regional di Asia Selatan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce kepada wartawan.

    Pernyataan tersebut muncul setelah Perdana Menteri India Narendra Modi memperingatkan akan menghentikan aliran air melintasi perbatasan setelah serangan Kashmir.

     

     

     

    Trump: Ketegangan India dan Pakistan Hal yang Memalukan

    Presiden AS Donald Trump menggambarkan ketegangan terbaru antara India dan Pakistan sebagai “suatu hal yang memalukan” dan menyatakan harapan agar ketegangan antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu berakhir “dengan sangat cepat.”

    Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa ketika ditanya tentang reaksinya terhadap serangan antara India dan Pakistan, Trump berkata: “Ini memalukan. Kami baru mendengarnya saat kami memasuki pintu Oval.”

    “Saya kira orang-orang tahu sesuatu akan terjadi berdasarkan sedikit kejadian di masa lalu. Mereka telah berjuang untuk waktu yang lama. Anda tahu, mereka telah berjuang selama beberapa dekade dan abad, sebenarnya, jika Anda benar-benar memikirkannya,” katanya.

    “Saya hanya berharap ini segera berakhir,” imbuhnya.

    Beberapa menit sebelum konferensi pers di Gedung Putih, militer India mengatakan pihaknya melancarkan serangan di bawah apa yang dijulukinya “Operasi Sindoor,” yang menargetkan lokasi di Pakistan dan Jammu Kashmir yang dikelola Pakistan.

    Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara terkait serangan bulan lalu terhadap resor wisata Pahalgam di Kashmir yang dikelola India.

     

    SUMBER: AFP, ANADOLU AJANSI

  • India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan – Halaman all

    India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan – Halaman all

    India Mengebom Pakistan Setelah Serangan Teror, Tak Lama Berselang, Pakistan Membalas Serangan

    TRIBUNNEWS.COM- India melancarkan serangan udara terhadap Pakistan pada Selasa (6/5/2025) malam dan Rabu (7/5/2025) dini hari, membawa kedua negara bersenjata nuklir itu ke ambang perang.

    Kementerian Pertahanan India mengumumkan pihaknya telah melakukan serangan terhadap sembilan lokasi di seluruh negeri, dua minggu setelah militan bersenjata membunuh 26 turis di Kashmir yang dikelola India.

    Islamabad berjanji akan menanggapi apa yang disebutnya sebagai serangan “pengecut dan memalukan” yang dilancarkan oleh pesawat-pesawat di wilayah udara India.

    “Saya tegaskan: Pakistan akan menanggapi ini di waktu dan tempat yang dipilihnya sendiri. Provokasi keji ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” kata juru bicara militer.

    “Pakistan sepenuhnya memiliki hak untuk menanggapi dengan tegas tindakan perang yang dipaksakan oleh India ini, dan tanggapan tegas sedang diberikan.”

    Militer Pakistan mengatakan rudal India menghantam dua kota di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan, Kotli dan Muzaffarabad, serta sebuah masjid di kota Bahawalpur di provinsi Punjab. Pakistan mengklaim delapan warga sipil tewas dan 35 orang terluka.

    Namun, pernyataan dari militer India yang mengumumkan peluncuran Operasi Sindoor, yang merujuk pada bubuk merah yang dikenakan oleh wanita Hindu yang sudah menikah, mengatakan: “Tindakan kami terfokus, terukur, dan tidak bersifat eskalatif. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang menjadi sasaran.”

    PTV, layanan media pemerintah, melaporkan bahwa tentara Pakistan telah menembak jatuh dua jet India, mengutip sumber keamanan. Delhi belum menanggapi klaim tersebut pada Selasa malam.

    Presiden Donald Trump mengatakan ia berharap pertempuran akan segera berakhir ketika ia ditanya tentang serangan di Ruang Oval.

    India menuduh Pakistan mendalangi serangan teror Kashmir, salah satu serangan terburuk yang dialami negara itu dalam beberapa dekade.

    Islamabad membantah terlibat, sementara para pejabat mengatakan Delhi belum memberikan bukti apa pun atas keterlibatannya.

    Kedua negara bersenjata nuklir ini telah berperang beberapa kali memperebutkan Kashmir, yang dibagi selama Pemisahan tahun 1947.

    Serangan India menghantam masjid Subhanullah di Bahawalpur, yang diklaim intelijen India sebagai markas besar Jaish-e-Mohamed, kelompok teror yang bermarkas di Pakistan yang telah melakukan serangan di Kashmir.

    Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan ledakan besar berwarna oranye yang menerangi malam sementara para penonton menyaksikannya dari pinggir jalan. Para pejabat Pakistan mengklaim seorang anak tewas dalam serangan itu.

    Daerah pedesaan dekat Muzaffarabad yang pernah digunakan oleh Lashkar-e-Taiba, kelompok teror di balik serangan tahun 2008 yang menewaskan 166 orang juga menjadi sasaran.

    Badan mata-mata Pakistan yang kuat, Inter-Services Intelligence (ISI), membantu mengatur pembantaian yang menghancurkan itu, menurut interogasi dalang Pakistan-Amerika, David Headley.

    Negara ini telah memelihara hubungan dekat dengan kelompok teror yang menarget India, terkadang menyalurkan para pejuang melintasi perbatasan ke Kashmir yang dikelola India. 

    Namun, Bapak Sharif menolak klaim Delhi bahwa Islamabad berada di balik serangan Pahalgam dan menyerukan “penyelidikan yang netral”. 

    Serangan rudal India terjadi pada hari yang sama ketika Narendra Modi, Perdana Menteri India, mengumumkan penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Inggris. 

    Amerika Serikat juga semakin dekat dengan Delhi dalam beberapa bulan terakhir, dengan JD Vance, wakil residen, berkunjung menjelang kesepakatan tarif potensial. 

    Ketegangan di kawasan tersebut meningkat sejak serangan teror Kashmir pada tanggal 22 April, dengan Delhi mengumumkan berakhirnya partisipasinya dalam perjanjian air Indus tahun 1960, yang mengatur aliran sungai Indus antara kedua negara. 

    Sebelum pemogokan, Bapak Modi mengatakan bahwa “air India akan digunakan untuk kepentingan India” dan keputusan tersebut tidak akan dibatalkan.

    India terakhir kali melancarkan serangan udara melintasi perbatasan Pakistan pada tahun 2019, menghantam apa yang digambarkannya sebagai kamp pelatihan teror di Balakot setelah militan menewaskan 40 tentara India. 

    Putaran pertempuran ini mungkin lebih sulit dikendalikan, karena lebih banyak lokasi yang menjadi sasaran di Pakistan. 

    Para pejabat India mengatakan kepada The Telegraph dalam beberapa hari terakhir bahwa negara itu masih sangat trauma dengan serangan Mumbai dan merasa keseimbangan keamanan perlu dinilai ulang untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. 

    Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengatakan pada Selasa malam: “Kami akan memberikan respons yang jauh lebih hebat daripada serangan mereka sendiri. Mereka tidak hanya menyerang warga sipil, tetapi mereka melakukannya dari wilayah udara mereka sendiri.” 

    Mark Rutte, Sekretaris Jenderal PBB, meminta kedua pihak untuk menahan diri. “Dunia tidak mampu menanggung konfrontasi militer antara India dan Pakistan,” katanya. 

    Sadanand Dhume, seorang peneliti di lembaga pemikir American Enterprise Institute (AEI), mengatakan bahwa konflik yang meletus ini berpotensi meningkat melampaui aksi saling balas pada tahun 2019. 

    “Pada tahun 2019 dan 2025, India secara eksplisit mengisyaratkan pengekangan diri. Pesannya kepada Pakistan dan dunia: Kami harus melakukan sesuatu, tetapi kami tidak ingin ini menjadi tidak terkendali. Perbedaannya: Pada tahun 2019 Pakistan ikut bermain. Mereka melancarkan serangan balasan simbolis, menunjukkan kemurahan hati dengan memulangkan pilot MiG-21 India yang ditembak jatuh, dan tidak melakukan eskalasi lebih lanjut,” tulisnya di X. 

    Masjid Hancur di Wilayah Kashmir yang Dikelola Pakistan

    Beredar foto-foto sebuah masjid di Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan, yang dihancurkan oleh serangan India yang melukai sedikitnya seorang anak.

    Sisa puing-puing masjid terlihat di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

    Seorang tentara berjaga di atap masjid yang hancur di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.

    Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan masjid di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

     

    Pesawat tak dikenal jatuh di Kashmir

    Sebuah pesawat terbang jatuh di gedung sekolah dekat kota utama Kashmir yang dikelola India, AP melaporkan.

    Jet tersebut, yang asal usulnya tidak diketahui, jatuh pada Rabu pagi di desa Wuyan dekat Srinigar, ibu kota yang indah di wilayah Jammu dan Kashmir.

    Foto-foto di lokasi kejadian menunjukkan pesawat itu pecah menjadi beberapa bagian.

    Kecelakaan itu dilaporkan menyebabkan kebakaran besar yang memerlukan waktu beberapa jam bagi petugas pemadam kebakaran untuk memadamkannya.

    Jumlah korban tidak diketahui.

     

    Berikutnya Apa yang Akan Terjadi?

    Tak lama setelah melancarkan serangan militer terhadap sembilan lokasi di Pakistan, India menyatakan bahwa “keadilan telah ditegakkan”.

    Negara itu memilih membalas dendam menyusul pembantaian turis India di Kashmir pada bulan April oleh teroris, dan mereka menyalahkan Islamabad.

    Saat dunia dengan cemas menyaksikan bentrokan tersebut, pertanyaannya tetap: seberapa jauh eskalasi ini akan berlangsung dan mungkinkah ini merupakan perang antara dua musuh bebuyutan yang memiliki senjata nuklir?

    Dari semua pesan militer yang disampaikan Delhi, bahasa yang digunakannya dengan hati-hati tidak mengarah pada konflik terbuka yang tak terkendali, tetapi pada sejarah aksi saling balas dan konfrontasi yang terkendali.

     

    Sekolah ditutup di beberapa wilayah di India dan Pakistan

    Sekolah akan ditutup pada hari Rabu di beberapa wilayah di India dan Pakistan, BBC melaporkan.

    Pakistan telah menutup sekolah-sekolah di ibu kota Islamabad dan provinsi Punjab, dan otoritas di Kashmir yang dikelola India telah menutup semua lembaga pendidikan di lima wilayah.

     

     

    Tiga warga sipil India tewas, kata militer India

    Tiga warga sipil India tewas akibat penembakan Pakistan di Kashmir, klaim tentara India.

    Hal ini menambah jumlah korban tewas warga sipil menjadi 11 orang sejak konflik meningkat pada hari Selasa. Delapan orang lainnya di Pakistan, termasuk sedikitnya satu anak, tewas.

     

     

    Pakistan: ‘Balasan sudah dimulai’

    Pembalasan Pakistan terhadap serangan India “telah dimulai”, kata menteri pertahanan negara itu.

    Khawaja Muhammad Asif mengatakan kepada AFP: “Balasan sudah dimulai. Kami tidak akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan masalah ini.”

    Tuan Asif juga menuduh Narendra Modi, Perdana Menteri India, menyerang Pakistan untuk “menopang” popularitasnya.

    Sebelumnya, Pakistan menyatakan akan membalas serangan itu, kata menteri kepada BBC

    Seorang menteri Pakistan mengatakan kepada BBC bahwa India telah “melewati batas kami” dan mengatakan Pakistan akan membalas.

    Attaullah Tarar, menteri informasi Pakistan, bereaksi terhadap berita bahwa India melancarkan serangan udara terhadap Pakistan.

    Menteri tersebut mengisyaratkan bahwa Pakistan akan menanggapi serangan India, yang disebutnya sebagai “agresi yang tidak dapat dibenarkan” dan “agresi yang benar-benar buta”. 

    Tarar berkata: “Kami tentu akan membalas. Respons kami adalah melalui darat dan udara.”

     

     

    India kehilangan lima pesawat, kata militer Pakistan

    Pakistan telah menembak jatuh lima pesawat India, kata juru bicara militer Pakistan.

    Juru bicara itu mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada pesawat Pakistan yang hilang pada malam pertempuran itu, yang menyebabkan kedua belah pihak saling tembak di sepanjang garis kontrol yang memisahkan kedua negara.

    Menteri Informasi Pakistan sebelumnya mengklaim bahwa tentara negara itu menembak jatuh tiga jet India dan satu pesawat tak berawak.

    Telegraph tidak dapat memverifikasi klaim tersebut secara independen.

     

     

     

    SUMBER: TELEGRAPH

  • Panas! PM Modi Ancam Akan Setop Aliran Air India ke Pakistan

    Panas! PM Modi Ancam Akan Setop Aliran Air India ke Pakistan

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengatakan bahwa air dari India yang pernah mengalir melintasi perbatasan akan dihentikan. Pernyataan Modi beberapa hari setelah menangguhkan perjanjian air utama dengan musuh bebuyutannya Pakistan.

    “Dulu air India mengalir ke luar, sekarang akan mengalir untuk India”, kata Modi dalam pidatonya di New Delhi dilansir AFP, Rabu (7/5/2025).

    “Air India akan dihentikan untuk kepentingan India, dan akan digunakan untuk India.”

    Pakistan telah memperingatkan bahwa merusak sungai-sungainya akan dianggap sebagai “tindakan perang”.

    Modi tidak menyebutkan Islamabad secara khusus, tetapi pidatonya disampaikan setelah New Delhi menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang telah berusia 65 tahun, perjanjian mengatur air sangat penting bagi Pakistan yang gersang untuk konsumsi dan pertanian.

    New Delhi menyalahkan Islamabad karena mendukung serangan mematikan terhadap wisatawan di wilayah India di Kashmir yang disengketakan bulan lalu, yang memicu serangkaian ancaman sengit dan tindakan diplomatik balasan.

    Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (5/5) mengatakan hubungan antara Pakistan dan India telah mencapai “titik didih”, memperingatkan bahwa “sekarang adalah saatnya untuk menahan diri secara maksimal dan mundur dari ambang” perang.

    Islamabad pada Selasa (6/5) menuduh India mengubah aliran Sungai Chenab, salah satu dari tiga sungai yang berada di bawah kendali Pakistan menurut perjanjian yang sekarang ditangguhkan.

    Punjab, yang berbatasan dengan India dan merupakan rumah bagi hampir setengah dari 240 juta warga Pakistan, adalah pusat pertanian negara itu, dan “dampak mayoritas akan terasa di daerah-daerah yang memiliki lebih sedikit rute air alternatif,” Pirzada memperingatkan.

    “Suatu hari aliran sungai normal dan hari berikutnya sangat berkurang,” Pirzada menambahkan.

    Di Kashmir yang dikelola Pakistan, sejumlah besar air dari India dilaporkan diubah pada tanggal 26 April, menurut Institut Jinnah, sebuah lembaga pemikir yang dipimpin oleh mantan menteri perubahan iklim Pakistan.

    “Ini dilakukan agar kita tidak dapat memanfaatkan air,” Pirzada menambahkan.

    Sungai Indus adalah salah satu sungai terpanjang di Asia, yang melintasi garis demarkasi yang sangat sensitif antara India dan Pakistan di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim–wilayah Himalaya yang diklaim sepenuhnya oleh kedua negara.

    Modi, seorang nasionalis Hindu, telah mengancam akan menggunakan air sebagai senjata pada tahun 2016 setelah sebuah serangan di Kashmir yang dikelola India.

    “Darah dan air tidak dapat mengalir bersama,” katanya saat itu.

    Tetapi India juga merupakan negara hilir China–yang mengendalikan hulu sungai Tibet di Brahmaputra, sungai besar yang menjadi kunci timur laut India, dan kemudian mengalir ke Bangladesh.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pakistan Uji Coba Rudal Kedua di Tengah Sengketa Wilayah Kashmir – Halaman all

    Pakistan Uji Coba Rudal Kedua di Tengah Sengketa Wilayah Kashmir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Pakistan pada Senin (5/5/2025) melakukan uji coba rudal kedua dalam dua hari terakhir.

    Peluncuran rudal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan India terkait sengketa wilayah Kashmir.

    Rudal yang diuji kali ini memiliki jangkauan sejauh 120 kilometer, Al Arabiya melaporkan.

    Menurut Pakistan, peluncuran ini bertujuan untuk menguji kesiapan operasional dan memvalidasi sistem navigasi serta akurasi rudal yang ditingkatkan.

    Sebelumnya pada Sabtu (3/5/2025), Pakistan juga menguji coba rudal permukaan-ke-permukaan dengan jangkauan 450 kilometer.

    Lokasi pasti kedua uji coba tersebut tidak diungkapkan.

    “Peluncuran latihan yang sukses itu dengan jelas menunjukkan bahwa pertahanan Pakistan berada di tangan yang kuat,” kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

    Ia juga mengaku puas dengan kesiapan penuh militer Pakistan untuk menghadapi situasi apa pun.

    Ketegangan antara Pakistan dan India meningkat tajam setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 22 April lalu, yang menewaskan 26 orang.

    New Delhi menuduh Islamabad berada di balik serangan tersebut.

    Namun, Pakistan membantah keterlibatan dan menyerukan penyelidikan independen.

    Perdana Menteri India Narendra Modi pun mengeluarkan pernyataan tegas dengan memberikan “kebebasan operasional penuh” kepada militer India untuk merespons serangan itu.

    Sebagai respons, Islamabad memperingatkan akan menanggapi dengan kekerasan jika terjadi agresi dari India.

    Selama lebih dari seminggu terakhir, India dan Pakistan dikabarkan terlibat baku tembak setiap malam.

    Peristiwa itu terjadi di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang merupakan perbatasan de facto kedua negara di wilayah Kashmir, menurut sumber pertahanan India.

    Situasi di lapangan pun makin mencekam.

    Di wilayah Pakistan, latihan darurat dilakukan di lapangan terbuka, sekolah agama ditutup, dan warga diminta menimbun makanan serta obat-obatan.

    Sementara di Kashmir yang dikuasai India, operasi pencarian besar-besaran terhadap pelaku penembakan terus dilakukan.

    Warga yang tinggal dekat perbatasan memilih mengungsi atau berlindung di bunker karena takut konflik pecah.

    Akibat eskalasi ini, Perdana Menteri Sharif bahkan menunda kunjungan resminya ke Malaysia yang dijadwalkan Jumat lalu.

    Hal ini dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Senin (5/5/2025).

    Ia menambahkan bahwa Sharif berharap kunjungan tersebut dapat dilakukan akhir tahun ini.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi berada di Islamabad pada hari yang sama dalam rangka kunjungan resmi.

    “Pakistan menyampaikan kasusnya kepada negara-negara sahabat,” ujar Menteri Informasi Attaullah Tarar kepada wartawan saat berkunjung ke Kashmir yang dikuasai Pakistan, dikutip AFP.

    Kashmir merupakan wilayah yang dihuni oleh mayoritas Muslim.

    Kashmir punya populasi sekitar 15 juta orang.

    Kashmir diklaim sepenuhnya oleh baik India maupun Pakistan, namun terbagi dalam penguasaan masing-masing.

    Kedua negara telah berperang beberapa kali terkait wilayah ini.

    Kini masyarakat internasional mendesak agar ketegangan segera diredakan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Awas Perang Nuklir! India Resmi Putus Sumber Aliran Air Pakistan

    Awas Perang Nuklir! India Resmi Putus Sumber Aliran Air Pakistan

    Jakarta, CNBC Indonesia – India telah mulai membatasi pasokan air yang mengalir dari wilayahnya ke negara tetangga Pakistan, Minggu (5/5/2025). Hal ini terjadi setelah kedua negara kekuatan nuklir itu berada dalam ketegangan yang tinggi akibat serangan di Kashmir dua pekan lalu yang menewaskan 26 turis.

    Kantor berita terbesar di India, PTI, mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa aliran air menuju Pakistan di sejumlah bendungan India telah diputus. Salah satu bendungan tersebut berada di wilayah Jammu dan Kashmir, yang sebetulnya telah lama menjadi titik nyala antara New Delhi dan Islamabad.

    “India telah memblokir aliran air melalui Bendungan Baglihar di Sungai Chenab, dan berencana melakukan hal yang sama di Bendungan Kishanganga di Sungai Jhelum di utara wilayah Jammu dan Kashmir,” tutur sumber itu yang juga dikutip Russia Today.

    Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah India mengatakan ada unsur-unsur Pakistan yang terkait dengan serangan pada tanggal 22 April di resor pegunungan Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 orang turis. 

    Kejadian itu adalah serangan paling mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India dalam lebih dari dua dekade. Perdana Menteri India Narendra Modi telah berjanji untuk mengejar para penyerang.

    Sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas nama Front Perlawanan (TRF), yang diyakini sebagai cabang dari Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun Islamabad telah membantah terkait dengan kelompok itu dan menyerukan penyelidikan yang netral.

    Beberapa waktu lalu Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Attaullah Tarar mengatakan Islamabad memiliki “informasi intelijen yang kredibel” bahwa India bermaksud untuk melancarkan serangan militer dalam waktu dekat. Hal ini memulai babak baru terkait persaingan kedua negara itu dalam menguasai wilayah Kashmir.

    Wacana yang sama juga disuarakan Duta Besar Pakistan untuk Rusia, Muhammad Khalid Jamali. Menurutnya, serangan terhadap sumber air Pakistan akan dibalas dengan kekuatan penuh.

    “Setiap upaya untuk merebut air di daerah hilir sungai, atau menghentikannya, atau mengalihkannya, akan menjadi tindakan perang terhadap Pakistan dan akan ditanggapi dengan… spektrum kekuatan penuh,” tandasnya.

    (tps/tps)

  • 2 Raksasa Nuklir Asia Adu Kekuatan di Laut Arab, Perang Sudah Dekat?

    2 Raksasa Nuklir Asia Adu Kekuatan di Laut Arab, Perang Sudah Dekat?

    Jakarta, CNBC Indonesia – India dan Pakistan memamerkan kekuatan Angkatan Laut keduanya. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara dua raksasa nuklir itu pasca penembakan yang menewaskan 26 warga India di wilayah Pahalgam, Kashmir.

    Angkatan Laut India telah mengeluarkan empat pemberitahuan penembakan untuk latihan senjata aktif di lepas pantai Gujarat, Kamis (1/4/2025). Peluncuran itu terjadi hanya 85 mil laut dari tempat Pakistan mengadakan latihan Angkatan Laut di Laut Arab.

    “Menurut sumber pertahanan, kapal perang dalam keadaan siaga tinggi, dengan beberapa penembakan antikapal dan antipesawat baru-baru ini dilakukan untuk menunjukkan kesiapan tempur dan mencegah potensi ancaman di wilayah tersebut,” lapor kantor berita ANI dikutip Newsweek.

    Latihan militer baru-baru ini menyoroti kemampuan militer India, yang secara signifikan melampaui Pakistan dalam hal ukuran armada, teknologi kapal perang, dan jangkauan pengawasan maritim. Angkatan Laut India telah melakukan beberapa uji coba rudal angkatan laut baru-baru ini dan mengunggah gambar di media sosial.

    Analis intelijen sumber terbuka Damien Symon di sisi lain mengklaim bahwa Pakistan telah mengeluarkan pemberitahuan lebih lanjut tentang penembakan di Laut Arab dalam latihan yang sedang berlangsung. Namun, tidak dirinci terkait model rudal apa yang diluncurkan Negeri Ali Jinnah itu.

    Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah India mengatakan ada unsur-unsur Pakistan yang terkait dengan serangan pada tanggal 22 April di resor pegunungan Pahalgam yang menewaskan 26 orang turis.

    Kejadian itu adalah serangan paling mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India dalam lebih dari dua dekade, dan Perdana Menteri India Narendra Modi telah berjanji untuk mengejar para penyerang.

    Sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas nama Front Perlawanan (TRF), yang diyakini sebagai cabang dari Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun Islamabad telah membantah terlibat dalam apa yang terjadi dan menyerukan penyelidikan yang netral.

    Hal ini pun telah memicu ketegangan baru. Beberapa waktu lalu Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Attaullah Tarar mengatakan Islamabad memiliki “informasi intelijen yang kredibel” bahwa India bermaksud untuk melancarkan serangan militer dalam waktu dekat.

    (tps)

  • PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan

    GELORA.CO – Menteri Penerangan Pakistan Attaullah Tarar mengonfirmasi bahwa mereka mendapat informasi intelijen bahwa India sedang bersiap melancarkan serangan militer terhadap negaranya dalam beberapa jam mendatang. Peringatan ini di tengah seruan Amerika dan Arab untuk tenang. 

    Dalam rekaman pidato yang disiarkan di televisi pemerintah pada Rabu, menteri Pakistan memperingatkan konsekuensi dari eskalasi India di wilayah tersebut. Agence France-Presse mengutip seorang pejabat senior yang mengatakan bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi telah memberikan “kebebasan penuh” kepada militer untuk bertindak dalam menanggapi serangan apa pun selama pertemuan tertutup pada Selasa. 

    Namun Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menegaskan negaranya tidak akan melancarkan serangan.

    Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat pada tanggal 22 April setelah orang-orang bersenjata menembaki wisatawan di distrik Pahlgam di Jammu dan Kashmir (di bawah kendali India), menewaskan 26 orang dan melukai lainnya. 

    Para pejabat India mengatakan para penyerang berasal dari Pakistan, sementara Islamabad menuduh India melancarkan kampanye disinformasi terhadap mereka. Serangan tersebut bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden AS J.D. Vance dan keluarganya ke India, di mana mereka bertemu dengan Perdana Menteri India. 

    Pasca serangan tersebut, kedua negara bertetangga tersebut mengambil tindakan timbal balik, termasuk menurunkan hubungan diplomatik dan militer, membatalkan visa, dan tindakan lainnya.

    Pemerintah India mengumumkan penutupan wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan Pakistan, beberapa hari setelah Islamabad melarang maskapai penerbangan India terbang di atas wilayahnya. Pemberitahuan kepada penerbang yang dikeluarkan oleh pemerintah India menyatakan bahwa larangan terhadap pesawat Pakistan akan berlaku mulai 30 April hingga 23 Mei.

    Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menuduh India terlibat dalam apa yang disebutnya “provokasi” dan “mencari eskalasi.” Sharif mendesak Amerika Serikat, dalam panggilan yang diterimanya dari Menteri Luar Negeri Marco Rubio, untuk menekan India agar “mengurangi retorikanya dan bertindak secara bertanggung jawab.” 

    Kantor Perdana Menteri mengatakan Sharif menyatakan penyesalannya atas pilihan India untuk “menggunakan air sebagai senjata” dan menekankan bahwa Perjanjian Perairan Indus tidak mengizinkan India untuk secara sepihak mengingkari kewajibannya. 

    Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mencatat panggilan Menteri Luar Negeri dengan Perdana Menteri Pakistan, di mana ia “berbicara tentang perlunya mengutuk serangan teroris tanggal 22 April di Pahlgam” di Kashmir yang dikelola India. Bruce menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa Rubio “mendesak para pejabat Pakistan untuk bekerja sama dalam melakukan penyelidikan atas serangan tidak masuk akal ini.” Dalam panggilan terpisah dengan Menteri Luar Negeri India, Rubio juga mendorong New Delhi untuk bekerja sama dengan Islamabad untuk meredam ketegangan dan menjaga perdamaian di Asia Selatan. []

  • Panas, Giliran India Tutup Wilayah Udaranya Bagi Pesawat Pakistan

    Panas, Giliran India Tutup Wilayah Udaranya Bagi Pesawat Pakistan

    Jakarta

    Pemerintah India menutup wilayah udaranya untuk pesawat Pakistan mulai hari Rabu (30/4) waktu setempat. Ini dilakukan setelah pemerintah Pakistan melarang pesawat India terbang melintasi wilayah udaranya.

    Ini terjadi seiring hubungan antara kedua negara yang memiliki senjata nuklir itu memburuk usai serangan pada 22 April, yang menewaskan 26 turis di wilayah Kashmir yang disengketakan.

    New Delhi menuduh Islamabad mendukung serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir terhadap warga sipil di Kashmir tersebut.

    Islamabad telah menolak tuduhan tersebut. Usai serangan tersebut, kedua negara telah saling tembak-menembak di Kashmir, mengusir warga negara, dan memerintahkan penutupan perbatasan.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (1/5/2025), otoritas Pakistan sebelumnya telah menutup wilayah udaranya untuk pesawat India pada 24 April, sementara India mengambil tindakan serupa pada Rabu (30/4) malam waktu setempat. Menurut pemberitahuan pemerintah India, larangan tersebut berlaku hingga 23 Mei mendatang.

    Pemberitahuan kepada operator udara tersebut menyebutkan bahwa wilayah udara India tidak tersedia untuk pesawat Pakistan yang terdaftar atau disewa — “termasuk penerbangan militer”.

    Sementara itu, Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar menyatakan pada Rabu (30/4), bahwa India diduga tengah merencanakan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan. Ia mengklaim informasi tersebut berasal dari sumber “intelijen yang dianggap kredibel.”

    Menteri Pakistan itu menuduh bahwa India berencana menggunakan serangan terhadap warga sipil di Pahalgam, Kashmir sebagai alasan untuk melakukan aksi militer lebih lanjut terhadap Pakistan.

    “Pakistan memiliki informasi intelijen yang dapat dipercaya bahwa India berniat melakukan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan, dengan alasan tuduhan palsu terkait insiden di Pahalgam,” tulis Tarar di media sosial X.

    Pernyataan ini disampaikan setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Selasa (29/4), dilaporkan telah memberikan izin penuh kepada militer India untuk merespons serangan mematikan di Kashmir. Modi disebut membebaskan militer untuk menentukan sendiri cara dan waktu yang tepat dalam merespons serangan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menteri Pakistan: India Akan Menyerang Pakistan dalam 24 hingga 36 Jam Mendatang – Halaman all

    Menteri Pakistan: India Akan Menyerang Pakistan dalam 24 hingga 36 Jam Mendatang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar mengklaim India akan menyerang Pakistan dalam waktu dekat.

    “Pakistan punya (informasi) intelijen kredibel bahwa India berniat melancarkan aksi militer terhadap Pakistan dalam 24 hingga 26 jam yang akan datang,” ujar Tarar di media sosial X hari Rabu, (30/4/2025).

    Sayangnya, Tarar tidak menyodorkan bukti untuk mendukung klaimnya itu.

    Hubungan Pakistan dengan India memanas setelah kasus serangan oleh militan bersenjata di Kashmir yang menewaskan 25 warga India dan satu warga Nepal sepekan kemarin.

    India menuding Pakistan terlibat dalam serangan itu. Di sisi lain, Pakistan membantahnya dan menawarkan penyelidikan kasus itu secara netral.

    Le Monde melaporkan serangan itu merupakan serangan paling mematikan terhadap warga sipil India sejak kasus serangan di Kota Mumbai pada tahun 2008 yang menewaskan 175 orang.

    Adapun saat ini sebagian daerah Kashmir dikontrol oleh India, dan sebagian lainnya oleh Pakistan dan Tiongkok. India dan Pakistan sama-sama mengklaim memiliki Kashmir secara penuh.

    KONFLIK KASHMIR – Tangkapan layar X ANI (ANI News) memperlihatkan anggota komunitas Gujjar dan Bakarwal mengadakan protes atas serangan di Pahalgam, Kashmir pada 27 April 2025. Serangan mematikan di Kashmir memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi India dan Pakistan (Tangkapan layar X ANI)

    Dikutip dari CNN, dua negara berkekuatan nuklir itu pernah berperang selama tiga tahun untuk memperebutkan Kashmir.

    Saat ini Garis Kontrol memisahkan Kashmir yang dikontrol India dengan Kashmir yang dikontrol Pakistan.

    Serangan di Kashmir memicu kemarahan besar di India. Perdana Menteri India Narendra Modi ditekan agar membalas serangan itu.

    India sebenarnya mengambil sejumlah tindakan, termasuk menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang ditandatangani tahun 1960.

    Aksi India itu membuat Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif amat geram.

    Dia memperingatkan bahwa upaya apa pun yang bertujuan untuk menghentikan aliran air milik Pakistan menurut Perjanjian Perairan Indus akan dianggap sebagai aksi perang. Upaya seperti itu akan dibalas Pakistan dengan kekuatan penuh.

    India pernah melancarkan serangan udara di Pakistan tahun 2019 setelah ada serangan oleh paramiliter di Kashmir yang dikontrol India. Serangan itu adalah yang pertama kalinya sejak perang di antara keduanya tahun 1971.

    Serangan terbaru di Kashmir memicu kekhawatiran bahwa kali ini India mungkin juga akan menempuh cara yang sama.

    Dalam pidatonya pekan lalu Modi sudah berjanji akan mengejar para pelaku hingga ke ujung dunia. Di sisi lain, Tarat mengatakan setiap “petualangan militer” India akan dibalas.

    AS dan Tiongkok Minta Pakistan-India Tenangkan Diri

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubia mengimbau India dan Pakistan agar menenangkan diri.

    “Kami menghubungi kedua belah pihak dan tentunya meminta mereka untuk memanaskan situasi,” kata juru bicara Kemenlu AS Tammy Bruce pada hari Selasa.

    Saat ini India menjadi rekan penting bagi AS karena AS membutuhkannya untuk menekan pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Seperti India, Pakistan juga dianggap sebagai rekan penting AS.

    Tiongkok mengambil langkah serupa dengan AS. Negara Asia Timur itu meminta India dan Pakistan menahan diri.

    Tiongkok turut mengklaim sebagian wilayah Kashmir. Dalam beberapa tahun belakangan hubungan Tiongkok dengan Pakistan makin erat.

    Pekan lalu Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berbicara dengan Wakil Perdana Menteri Pakistan dan Menteri Luar Negeri Pakistan. Wang menyebut konflik Pakistan-India akan memunculkan risiko terhadap keamanan regional.

    (Tribunnews.com/ Febri Prasetyo) 

  • Pakistan Klaim Ada Bukti India Siapkan Serangan, Ancam Respons Tegas

    Pakistan Klaim Ada Bukti India Siapkan Serangan, Ancam Respons Tegas

    Islamabad

    Pakistan mengatakan pihaknya memiliki bukti “intelijen yang kredibel” soal India merencanakan serangan militer dalam waktu dekat, terkait serangan mematikan baru-baru ini di Kashmir. Islamabad menegaskan akan memberikan “respons yang tegas” terhadap serangan apa pun dari New Delhi.

    Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran akan meningkatnya konflik buntut serangan bersenjata yang menewaskan 26 orang di area wisata Pahalgam, Kashmir, pada 22 April lalu. India menuduh Pakistan menuduh aksi penyerangan itu, yang langsung dibantah oleh Islamabad.

    “Pakistan memiliki informasi intelijen yang kredibel bahwa India bermaksud melancarkan serangan militer dalam waktu 24 jam hingga 36 jam ke depan dengan menggunakan insiden Pahalgam sebagai dalih palsu,” ucap Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, seperti dilansir AFP, Rabu (30/4/2025).

    “Setiap tindakan agresi akan ditanggapi dengan respons yang tegas. India akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi serius di kawasan itu” tegasnya.

    Pernyataan Tarar ini disampaikan pada Rabu (30/4) dini hari, sesaat sebelum pukul 02.00 waktu setempat, setelah Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menggelar rapat tertutup sehari sebelumnya dengan jajaran pejabat militer dan keamanan negara tersebut.

    Perkembangan situasi ini terjadi saat negara-negara di seluruh dunia, mulai dari China hingga Amerika Serikat (AS), menyatakan kekhawatiran mendalam atas semakin meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India yang bertetangga dan sama-sama memiliki senjata nuklir.

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    Militer India pada Selasa (29/4) mengatakan tentaranya telah berulang kali terlibat baku tembak dengan pasukan Pakistan di sepanjang Garis Kontrol (LoC), perbatasan de-facto di perbatasan Kashmir yang menjadi sengketa.

    Militer Pakistan tidak mengonfirmasi baku tembak itu, namun radio pemerintah di Islamabad melaporkan bahwa pasukan mereka telah menembak jatuh drone mata-mata India di Kashmir. Disebutkan bahwa drone itu telah melanggar wilayah udaranya.

    Tidak dijelaskan kapan insiden itu terjadi, dan belum ada komentar resmi dari New Delhi.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini