Tag: Napoleon Bonaparte

  • Museum Louvre Dibobol, Pencuri Gasak Mahkota dalam 4 Menit

    Museum Louvre Dibobol, Pencuri Gasak Mahkota dalam 4 Menit

    Jakarta

    Dalam aksi yang hanya berlangsung beberapa menit pada Minggu (19/10) pagi di museum paling ramai di dunia, Louvre, sekelompok pencuri menggunakan basket lift untuk naik ke dinding luar. Mereka membongkar jendela, menghancurkan kotak kaca pajangan, lalu kabur membawa perhiasan tak ternilai dari era Napoleon, menurut keterangan pejabat setempat.

    Perampokan ini terjadi sekitar 30 menit setelah museum dibuka, saat pengunjung sudah mulai masuk. Aksi ini menjadi salah satu pencurian museum paling mencolok dalam ingatan publik, dan terjadi di tengah keluhan staf tentang kepadatan pengunjung dan kurangnya petugas keamanan.

    Lokasi pencurian hanya berjarak 250 meter dari lukisan Mona Lisa. Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati menyebut aksi ini sebagai “operasi profesional selama empat menit.”

    Salah satu benda yang dicuri, mahkota kekaisaran milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, yang dihiasi lebih dari 1.300 berlian, ditemukan rusak di luar museum.

    Foto-foto dari lokasi menunjukkan turis kebingungan diarahkan keluar dari piramida kaca dan halaman museum, sementara polisi menutup jalan-jalan di sekitar Sungai Seine.

    Lift yang digunakan pencuri, dibawa sendiri dan kemudian disingkirkan, menjadi titik masuk mereka. Pengamat menyebut ini sebagai celah keamanan yang mencolok: bagaimana alat berat bisa dibawa ke museum tanpa terdeteksi.

    Museum yang sudah kewalahan

    Sekitar pukul 09.30 pagi, beberapa pelaku membobol jendela dengan alat pemotong kaca dan langsung menuju kotak pajangan. Menteri Dalam Negeri Prancis Laurent Nunez mengatakan mereka masuk dari sisi sungai menggunakan lift keranjang untuk mencapai galeri tempat koleksi kerajaan dipajang.

    Para pencuri menghancurkan dua kotak pajangan dan kabur menggunakan sepeda motor. Tidak ada korban luka. Alarm berbunyi membuat petugas Louvre segera datang ke lokasi, memaksa pelaku melarikan diri, tetapi barang-barang berharga sudah raib.

    Menurut pejabat, delapan benda berhasil dicuri: mahkota safir, kalung, dan satu anting dari set milik ratu abad ke-19 Marie-Amelie dan Hortense; kalung serta anting zamrud milik Permaisuri Marie-Louise, istri kedua Napoleon Bonaparte; bros berbentuk wadah relikwi; mahkota Permaisuri Eugenie; dan bros besar berbentuk pita miliknya, bagian dari satu set perhiasan kekaisaran abad ke-19 yang sangat berharga.

    “Itu perampokan besar,” kata Nunez. Ia menambahkan bahwa sistem keamanan Louvre sebenarnya sudah diperkuat dalam beberapa tahun terakhir dan akan ditingkatkan lagi melalui rencana renovasi besar-besaran. Peningkatan itu mencakup pemasangan kamera generasi baru, sistem deteksi perimeter, dan ruang kontrol keamanan yang lebih modern. Namun, para pengamat menilai semua itu datang terlambat.

    Louvre ditutup sepanjang hari Minggu (19/10) untuk penyelidikan forensik. Polisi menutup gerbang, mengosongkan halaman, dan menutup jalan-jalan di sekitar Sungai Seine.

    Pencurian di siang hari saat museum beroperasi sangat jarang. Melakukan hal semacam itu di Louvre ketika pengunjung sedang berada di dalam menjadikannya salah satu perampokan paling beranidi Eropa dalam beberapa dekade terakhir, setidaknya sejak kasus pencurian di museum Green Vault Dresden pada 2019.

    Kasus ini juga menyoroti masalah lama yang belum terselesaikan di Louvre, yaitu lonjakan jumlah pengunjung dan kekurangan staf. Pada Juni lalu, museum sempat menunda pembukaan karena aksi mogok staf yang menuntut penanganan serius terhadap kepadatan pengunjung dan minimnya tenaga kerja. Serikat pekerja menilai pariwisata massal membuat pengawasan lemah karena terlalu sedikit petugas untuk mengawasi banyak ruangan, apalagi di area pertemuan antara zona renovasi, jalur logistik, dan arus wisatawan.

    Keamanan di sekitar karya-karya terkenal tetap sangat ketat. Mona Lisa disimpan di balik kaca antipeluru dalam kotak berpendingin udara. Namun, pencurian kali ini memperlihatkan bahwa perlindungan tidak merata di seluruh museum yang memiliki lebih dari 33.000 koleksi.

    Kasus ini menjadi pukulan baru bagi Louvre

    “Bagaimana bisa mereka naik lift ke jendela dan mencuri perhiasan di siang hari?” ujar Magali Cunel, seorang guru dari Lyon. “Sulit dipercaya museum sebesar ini punya celah keamanan seperti itu.”

    Louvre memang punya sejarah panjang pencurian dan upaya perampokan. Yang paling terkenal terjadi pada 1911 ketika Mona Lisa dicuri oleh Vincenzo Peruggia dan baru ditemukan dua tahun kemudian di Florence. Pada 1956, seorang pengunjung melempar batu ke arah lukisan itu dan merusak cat di dekat siku kirinya, membuat museum kemudian menempatkannya di balik kaca pelindung.

    Kini bekas istana kerajaan itu menjadi rumah bagi sejumlah mahakarya peradaban dunia: Mona Lisa karya Leonardo da Vinci, patung Venus de Milo, Winged Victory of Samothrace di tangga Daru, ukiran hukum Code of Hammurabi, Liberty Leading the People karya Delacroix, dan The Raft of the Medusa karya Gericault. Koleksi dari Mesopotamia, Mesir, dunia klasik, hingga para maestro Eropa ini menarik hingga 30.000 pengunjung setiap hari. Saat ini penyidik menyisir koridor berlapis emas itu mencari petunjuk.

    Pemeriksaan oleh tim forensik

    Tim forensik kini memeriksa lokasi pencurian dan akses-akses di sekitarnya sambil melakukan pendataan penuh terhadap koleksi, kata pihak berwenang. Barang yang dicuri disebut memiliki nilai sejarah yang tidak bisa dihitung dengan uang.

    Kemungkinan barang-barang itu sulit ditemukan kembali. “Kecil sekali kemungkinan perhiasan ini akan terlihat lagi,” kata Tobias Kormind, Direktur Pelaksana 77 Diamonds. “Kelompok profesional biasanya akan membongkar dan memotong ulang batu-batu besar yang mudah dikenali agar tidak terlacak sehingga asal-usulnya benar-benar hilang.”

    Beberapa hal masih belum terjawab, termasuk berapa banyak orang yang terlibat dan apakah mereka mendapat bantuan dari dalam. Menurut laporan media Prancis, pelaku berjumlah empat orang: dua berpakaian seperti pekerja konstruksi dengan rompi kuning di atas lift, dan dua lainnya menunggu di skuter. Pihak berwenang belum memberi komentar resmi.

    Penyidik kini memeriksa rekaman CCTV dari sayap Denon dan sisi tepi sungai, meneliti basket lift yang digunakan untuk mencapai galeri, dan mewawancarai staf yang sedang bertugas ketika museum dibuka.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara

    Editor: Hani Anggraini

    Simak juga Video ‘Kesaksian Pemandu Tur soal Situasi Usai Pencuri Bobol Museum Louvre’:

    (ita/ita)

  • Parcok dari Tahun 2000 Bukan 2020

    Parcok dari Tahun 2000 Bukan 2020

    GELORA.CO –  – Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Napoleon menyebut Polri bukan ‘Parcok’ alias Partai Coklat, sehingga harus diselamatkan dari kepentingan politik praktis.

    Dirinya mengkritik kondisi internal Korps Bhayangkara yang dinilai sudah kehilangan independensi sebab terlalu dekat dengan kekuasaan politik.

    “Polri itu bukan Parcok. Siapa yang tidak suka dengan statemen ini berarti dia Parcok atau yang membuat Parcok,” kata dia, Rabu, 7 Oktober 2025.

    Dia menyebut fenomena ‘Parcok’ bukan hal baru. Namun, lanjutnya, sudah mendarah daging sejak dua dekade lalu.

    Napoleon mengatakan istilah Parcok muncul buntut penilaian publik kalau Polri berafiliasi dengan partai politik demi dapat keuntungan dari pemerintah. Menurutnya persepsi itu berakar dari perilaku sebagian pimpinan Polri yang menjual independensi institusi untuk kepentingan kekuasaan.

    “Parcok ini dimulai dari sekitar tahun 2000-an, bukan 2020. Karena ada pimpinan-pimpinan Polri waktu itu yang menggadaikan institusi besar ini kepada kepentingan partai tertentu. Turun ke Kapolri berikutnya, dan hari ini pun kita lihat itu,” katanya.

    Sebelumnya diberitakan, eks Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Inspektur Jenderal (Purn) Napoleon Bonaparte, melontarkan kritik pedas terhadap Korps Bhayangkara. Ia menilai, reformasi Polri selama ini tak akan pernah berhasil jika tidak dimulai dari pucuk pimpinan.

    “Reformasi polisi ini bagus, tetapi harus dari puncak, dari atas,” kata dia, Rabu, 8 Oktober 2025.

    Napoleon menyoroti sistem kepemimpinan Polri yang dinilainya terlalu sentralistik. Ia bahkan tak segan menyebut bahwa kekuasaan Kapolri bak tak terbantahkan di dalam institusi.

    “Kita tahulah di Polri itu ‘Tuhan’ nya ada dua. Allah sama Kapolri,” ucap Napoleon.

  • Jenderal Fachrul Razi Klaim Punya Ratusan Bukti Jokowi Terlibat Korupsi, KPK Berani Usut?

    Jenderal Fachrul Razi Klaim Punya Ratusan Bukti Jokowi Terlibat Korupsi, KPK Berani Usut?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ratusan massa yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Lintas Aliansi Adili Koruptor (Gladiator) turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 2 Oktober 2025 untuk mendesak agar Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ditangkap dan diadili atas berbagai tuduhan kasus tindak pidana korupsi.

    Sejumlah tokoh politik nasional ikut dalam aksi geruduk KPK tersebut. Mereka selama ini memang dikenal lantang bertolak belakang dengan Jokowi. Diantaranya, mantan Wakil Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara.

    Kemudian hadir pula Kolonel (Purn) Sugeng Waras, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo, politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Beathor Suryadi, dan Irjen (Purn) Napoleon Bonaparte.

    Mantan Wakil Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi dalam orasinya menyebut hukum di Indonesia benar-benar hancur selama Jokowi berkuasa 10 tahun lamanya.

    Oleh karenanya, ia mendukung pemerintahan Prabowo Subianto untuk melakukan bersih-bersih agar Indonesia segera bangkit.

    “Oleh karena itu kita semua punya tekad yang sama, mendukung Bapak Prabowo untuk membangun pemerintahan yang bersih itu guna Indonesia dapat bangkit kembali setelah betul-betul dihancurkan selama era Bapak Jokowi,” tegas Fachrul Razi.

  • Nabi Musa Bisa Membelah Laut Merah, Begini Penjelasan Ilmiahnya

    Nabi Musa Bisa Membelah Laut Merah, Begini Penjelasan Ilmiahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah menjadi salah satu mukjizat paling terkenal dalam Alkitab. Peristiwa yang diyakini terjadi sekitar 3.500 tahun lalu itu digambarkan sebagai penyelamatan besar bangsa Israel dari kejaran pasukan Firaun.

    Namun, penelitian ilmiah modern mencoba memberi penjelasan berbeda. Mereka bahkan menyebutkan bahwa peristiwa tersebut mungkin saja tidak membutuhkan campur tangan kuasa Tuhan sama sekali.

    Sejumlah ilmuwan meyakini mukjizat tersebut bisa dijelaskan melalui kombinasi cuaca ekstrem dan kondisi geologi yang menguntungkan.

    Pemodelan komputer menunjukkan bahwa hembusan angin kencang sekitar 100 km/jam dari arah tertentu mampu membuka jalur selebar 5 kilometer di laut dangkal. Begitu angin mereda, air akan kembali dengan deras menyerupai tsunami, menelan pasukan Firaun yang mengejar.

    Carl Drews, oseanografer dari National Center for Atmospheric Research, menjelaskan bahwa fenomena ini merupakan perpaduan antara alam dan ketepatan waktu.

    Menurut kisah Alkitab, setelah tujuh tulah di Mesir, Musa memimpin bangsa Israel keluar menuju padang gurun untuk mencari tanah yang dijanjikan.

    Namun, mereka terjebak di antara pasukan Firaun yang mengejar di satu sisi dan luasnya Laut Merah di sisi lain.

    Setelah menunggu semalam, Musa dikisahkan mengulurkan tangannya hingga laut terbelah, menciptakan jalur kering dengan dinding air di kedua sisi.

    Peristiwa ini diyakini terjadi di Teluk Aqaba, salah satu bagian Laut Merah yang paling lebar dan dalam.

    Perairan ini memiliki lebar hingga 25 km, kedalaman rata-rata 900 meter, dan titik terdalam hampir 1.850 meter.

    Dalam riset arkeologi modern menunjukkan lokasi berbeda. Jika Musa benar-benar menyeberangi bagian dari Laut Merah modern, kemungkinan besar peristiwa itu terjadi di Teluk Suez.

    Perairan panjang dan sempit ini memisahkan Mesir bagian barat dengan Semenanjung Sinai di timur. Lebih penting lagi, Teluk Suez hanya memiliki kedalaman rata-rata 20-30 meter dan dasar yang relatif datar, sehingga penyeberangan lebih masuk akal.

    Seperti yang terjadi pada 1789, Napoleon Bonaparte pernah memimpin pasukan berkuda menyeberangi bagian Teluk Suez saat air surut.

    Namun, seperti pasukan Firaun, prajurit Napoleon hampir tersapu ketika pasang setinggi 3 meter tiba-tiba kembali memenuhi jalur itu.

    Menurut Dr. Bruce Parker, mantan kepala ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration, Musa bisa saja menggunakan pengetahuannya tentang pasang surut untuk melarikan diri.

    “Musa pernah tinggal di padang gurun sekitar wilayah itu, ia tahu lokasi kafilah menyeberang saat air surut. Ia juga paham langit malam serta metode kuno untuk memprediksi pasang surut, berdasarkan posisi bulan dan fase purnamanya,” kata Parker dalam tulisannya di Wall Street Journal.

    Sementara itu, pasukan Firaun yang terbiasa dengan Sungai Nil yang tak berpasang surut, tidak mengetahui bahaya itu-hingga akhirnya mereka terjebak ketika air pasang kembali dengan cepat.

    Bagi sejumlah ilmuwan, penyebutan angin kencang adalah kunci untuk memahami bagaimana Musa menyeberangi Laut Merah.

    Profesor Nathan Paldor, pakar oseanografi dari Hebrew University of Jerusalem, menjelaskan ketika angin kuat bertiup ke selatan dari kepala teluk selama sekitar sehari, air terdorong ke laut, sehingga dasar yang semula terendam menjadi terbuka.

    Perhitungan Profesor Paldor menunjukkan bahwa angin berkecepatan 65-70 km/jam dari barat laut dapat membuka jalur bagi bangsa Israel.

    Jika angin seperti itu bertiup semalaman, ia bisa mendorong air surut hingga 1,6 km, menurunkan permukaan laut sekitar 3 meter, dan memungkinkan orang menyeberang di punggungan bawah laut.

    Meskipun penjelasan ilmiah terdengar masuk akal, Drews menegaskan bahwa sebagai seorang Kristen, ia tetap meyakini kisah tersebut sarat dengan keajaiban.

    “Bagi saya pribadi, sebagai seorang Lutheran, saya selalu percaya bahwa iman dan sains dapat berjalan beriringan. Sudah sepatutnya seorang ilmuwan menelaah aspek-aspek alamiah dari kisah ini,” ujarnya.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lokasi Pulau Paling Terpencil di Bumi, Ternyata Simpan Sejarah Kelam

    Lokasi Pulau Paling Terpencil di Bumi, Ternyata Simpan Sejarah Kelam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dari banyaknya daratan, terdapat beberapa tempat yang terpencil di dunia. Salah satunya adalah Saint Helena yang ternyata menyimpan sejarah kelam sebagai tempat pengasingan untuk panglima militer dan kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte.

    Napoleon merupakan orang yang pernah menaklukkan hampir seluruh wilayah Eropa. Termasuk Belanda yang kemudian menjajah Indonesia selama lebih dari 300 tahun.

    Saint Helena sendiri terletak cukup jauh di tengah Atlantik Selatan. Sebelum 2017, butuh waktu enam hari dengan kapal laut dari Afrika Selatan untuk menuju lokasi tersebut.

    Namun kini, penerbangan langsung dari Afrika Selatan telah dibuka. Anda perlu 6 jam untuk bisa menuju Saint Helena.

    Pulau tersebut berada 800 meter dari permukaan laut. Udaranya sangat segar dengan tambahan sensasi rasa asin dari Atlantik Selatan.

    Bahkan Charles Darwin diketahui memuji Saint Helena. Dia yang sampai di sana tahun 1836 menyebut lokasi itu sangat luar biasa.

    Saint Helena juga dipenuhi banyak flora dan fauna. Pulau seluas San Fransisco itu memiliki 500 spesies flora dan fauna endemik.

    Lokasinya berada di episentrum kawasan lindung laut seluas 445 kilometer persegi. Perairan Saint Helena menjadi rumah bagi sejumlah hewan yakni penyu hijau, ikan pari setan, hiu martil dan tempat migrasi paus bungkuk.

    Bahkan Anda bisa saja melihat segerombolan lumba-lumba tutul pantropis dan hiu paus yang berenang di dekat Saint Helena.

    “Dari November hingga Maret, pulau kami mengalami salah satu fenomena yang langka, sekumpulan hiu paus jantan dan betina dewasa,” kata manajer proyek konservasi laut di Saint Helena National Trust, Kenickie Andrews, dikutip dari Vogue.

    Fenomena itu menawarkan kesempatan banyak peneliti melakukan studi untuk perilaku para spesies. Bukan hanya itu, mereka dapat mempelajari potensi mengembakbiakkan para hewan.

    Para peneliti memiliki kesempatan pula untuk mengembangkan ekowisata. Namun dengan kehati-hatian dan tidak ada sentuhan manusia, jarak aman dan waktu interaksi yang terbatas.

    Sementara itu, Saint Helena hanya dihuni 4.000 orang saja. Mereka berupaya memenuhi kebutuhan makanannya sendiri dengan menanam sayuran atau pohon buah.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sanctuary Lereng Tambora, Rumah Terakhir Rusa Timor yang Makin Tersisih

    Sanctuary Lereng Tambora, Rumah Terakhir Rusa Timor yang Makin Tersisih

    Pusat Pelestarian Satwa atau Sanctuary Rusa Timor selesai dibangun pada awal tahun 2021. Di sini bisa dilihat satwa ikonik Rusa Timor (Cervus timorensis) yang dikelola oleh Taman Nasional (TN) Tambora.

    Dengan luas areal sekitar 50 hektare, sanctuary ini terluas di Indonesia. Memiliki area pengelolaan dengan berbagai sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung yang bagus.

    Rusa Timor bukan hewan baru yang didatangkan ke Tambora. Hewan ini merupakan hewan endemik yang mendiami sejak zaman dulu.

    Rusa Timor menjadi saksi gunung Tambora yang letusannya pada 1815 menjadi salah satu penyebab kekalahan Napoleon Bonaparte dalam pertempuran Waterloo.

    Kalau dulu, keberadaannya seperti hewan ternak karena sangat mudah dijumpai karena populasinya banyak dan tersebar di Tambora dan sekitarnya. Namun sekarang nasibnya mengkhawatirkan, jumlahnya sangat sedikit akibat perburuan liar, pembukaan lahan baru untuk permukiman dan perladangan.

    “Sanctuary memiliki luas kandang kira-kira 2 hektar yang dilengkapi dengan kantor pengelola, tempat ibadah dan empat unit penginapan, salah satunya kamar VIP,” ujar Kepala TN Tambora, Abdul Aziz Bakry, Rabu (23/07/2025).

    Guest house ini disewakan kepada pengunjung Sanctuary atau pendaki Tambora. Harganya, kamar yang biasa tarif per malam Rp150 ribu, sementara VIP 200 ribu rupiah per malam.

    Selain menyewakan kamar, pengelola Sanctuary juga mengenakan tarif tiket masuk kepada tamu sebesar Rp.10 ribu. Selanjutnya untuk yang memiliki kendaraan juga dikenai tarif parkir, mobil 10 ribu dan motor 5 ribu rupiah.

    “Pendapatan-pendapatan di atas merupakan penerimaan negara dari pos Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP,” jelas Aziz.

  • Fakta Pulau Paling Terpencil di Bumi, Pernah Dihuni Pemimpin Dunia

    Fakta Pulau Paling Terpencil di Bumi, Pernah Dihuni Pemimpin Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saint Helena dikenal sebagai tempat Napoleon Bonaparte, panglima terkenal asal Perancis, diasingkan dan kemudian meninggal. Lebih dari itu, Saint Helena merupakan pulau paling terpencil di dunia.

    Letaknya mencapai 2.000 kilometer dari Afrika atau hampir setengahnya menuju Brasil. Butuh perjalanan panjang jika ingin menuju Saint Helena.

    Sebelum 2017, Saint Helena bisa dikunjungi menggunakan kapal laut selama enam hari dari Afrika Selatan. Setidaknya kini pulau tersebut bisa diakses menggunakan peenrbangan enam jam dari lokasi yang sama.

    Saint Helena yang berada 800 meter dari permukaan laut. Udaranya sangat segar dengan tambahan sensasi rasa asin dari Atlantik Selatan.

    Ternyata Saint Helena merupakan tempat yang sangat luar biasa. Itu yang diucapkan Charles Darwin saat sampai di pantainya tahun 1836.

    Vogue mencatat pulau sebesar San Fransisco merupakan tempat bagi lebih dari 500 spesies flora dan fauna endemik atau 25 kali lebih banyak per kilometer persegi dari kepulauan Galapagos.

    Selain itu, lokasinya berada di episentrum kawasan lindung laut seluas 445 kilometer persegi. Perairan Saint Helena jadi rumah untuk penyu hijau, ikan pari setan, hiu martil, dan tempat migrasi bagi paus bungkuk.

    Bahkan dengan mudah menemukan segerombolan lumba-lumba tutul pantropis dan hiu paus di sana.

    “Dari November hingga Maret, pulau kami mengalami salah satu fenomena yang langka, sekumpulan hiu paus jantan dan betina dewasa,” kata manajer proyek konservasi laut di Saint Helena National Trust, Kenickie Andrews, dikutip dari Vogue, Kamis (3/7/2025).

    Fenomena itu, dia mengatakan menawarkan kesempatan para peneliti untuk mempelajari perilaku spesies tersebut. Termasuk potensi untuk mengembakbiakan para hewan.

    Belum lagi kesempatan untuk mengembangkan ekowisata. Dengan catatan, semua dilakukan dengan kehati-hatian dan tidak ada sentuhan, jarak aman dan waktu interaksi yang terbatas.

    Sementara itu, Saint Helena yang berisi 4.000 orang berupaya memenuhi makanannya sendiri. Sebagian besar rumah dilaporkan menanam sayuran atau pohon buah dalam taman kecil.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tidak Ada Raja, Kami Lawan Tirani

    Tidak Ada Raja, Kami Lawan Tirani

    PIKIRAN RAKYAT – Pada Hari Presiden AS yang diperingati setiap Senin ketiga di bulan Februari atau 17 Februari 2025 waktu setempat, ribuan pengunjuk rasa menentang sebagian besar agenda Presiden Trump.

    Para pengunjuk rasa itu turun ke jalan di seluruh Amerika Serikat, menjuluki Trump sebagai “raja” pada Hari Presiden atas upayanya memberhentikan ribuan pekerja federal dan memecat jaksa penuntut dan pengawas independen dalam pemerintahan federal.

    Pada hari Sabtu, Trump mengisyaratkan di media sosial bahwa ia tidak akan mengindahkan kekhawatiran bahwa tindakannya yang besar-besaran dapat melanggar hukum, dengan mengunggah petikan kalimat yang sering dikaitkan dengan Napoleon Bonaparte, ia mengatakan bahwa mereka yang menyelamatkan negaranya tidak melanggar hukum apa pun.

    “Tidak ada raja, tidak ada mahkota, kami tidak akan mundur,” teriak mereka yang berkumpul beberapa ratus kaki dari Gedung DPR AS di National Mall di Washington.

    Penentangan terhadap Trump

    Banyak pengunjuk rasa yang menentang agenda Trump memeluk simbol-simbol patriotisme, mengibarkan bendera dan mengenakan anting-anting berbentuk hati dan beanie yang dihiasi dengan bendera AS. Para anggota kelompok a cappella menyanyikan lagu kebangsaan di dekat Capitol Reflecting Pool.

    “Itu lagu kebangsaan kita. Itu bendera kita. Itu milik kita,” kata Shawn Morris, presiden Gay Men’s Chorus of Washington, D.C.

    Morris mengatakan dia sangat terganggu oleh langkah Trump untuk mengeluarkan orang transgender dari militer dan menghapus penyebutan mereka dari situs web pemerintah federal. Dia menyatakan kekhawatiran bahwa perlindungan untuk pernikahan sesama jenis dapat terancam selanjutnya.

    “Tidak ada yang lebih patriotik daripada melawan tirani,” kata Kat Duesterhaus, yang melakukan perjalanan dari Miami untuk bergabung dengan protes di Washington.

    “Kita di sini karena kita adalah patriot,” lanjutnya.

    Krisis Konstitusional

    Kaitlin Robertson, seorang peserta protes yang melakukan pekerjaan advokasi untuk korban kekerasan dalam rumah tangga, membawa bendera Amerika yang terbalik dan mengatakan negara itu berada dalam “krisis konstitusional,” sebuah istilah yang menurut beberapa pakar hukum sesuai dengan ruang lingkup pernyataan otoritas eksekutif pemerintahan Trump dalam menghadapi tantangan hukum.

    “Itu adalah simbol kesusahan,” katanya tentang bendera terbalik, yang juga diadopsi oleh para pendukung Trump dalam upayanya untuk membatalkan pemilihan 2020 yang kalah.

    Kelompok utama yang mengorganisasi protes tersebut mengidentifikasi dirinya sebagai gerakan 50501, sebuah upaya akar rumput untuk melawan apa yang mereka lihat sebagai keterlaluan Trump pada masa jabatan kedua dalam membentuk kembali pemerintahan.

    Pelampiasan Rasa Frustrasi

    Sarah Parker, direktur eksekutif organisasi anggota 50501, Voices of Florida, mengatakan protes nasional tersebut dipicu oleh sebuah unggahan di Reddit. Unggahan tersebut mendapat perhatian karena semakin banyak orang yang mencari cara untuk melampiaskan rasa frustrasi mereka terhadap pemerintahan Trump.

    Kekhawatiran terhadap agenda Trump di antara para pengunjuk rasa beragam, termasuk kebijakan luar negerinya. Joseph Schiarizzi, seorang pengunjuk rasa yang memegang bendera NATO dan menggambarkan dirinya sebagai penganut paham libertarian, mengatakan pemerintahan Trump telah berusaha untuk membubarkan dan menyabotase aliansi militer dengan menenangkan Rusia terkait Ukraina.

    Unjuk rasa serupa dengan berbagai ukuran dan nama, beberapa disebut sebagai “Bukan Hari Presiden Saya” dan yang lainnya disebut “Hari Tanpa Raja,” terjadi di seluruh negeri, termasuk di Union Square di New York; kantor pos di Nantucket, di Massachusetts; Gedung Federal Poff di Roanoke, Va.; dan Gedung DPR Negara Bagian California di Sacramento.

    Departemen Kepolisian Sacramento memperkirakan jumlah massa di Gedung DPR sekitar 1.200 hingga 1.500 orang.

    Di New York, ribuan orang berbaris dari Union Square ke Washington Square Park pada Senin sore. Di bawah lengkungan itu, mereka mengibarkan bendera Amerika dan plakat-plakat tulisan tangan seperti “Hentikan Kudeta” dan “Tidak Ada Raja Miliarder,” yang merujuk pada peran miliarder teknologi Elon Musk dalam upaya Trump untuk mengecilkan dan membangun kembali tenaga kerja federal.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 5 Sejarah Dunia yang Masih Jadi Perdebatan

    5 Sejarah Dunia yang Masih Jadi Perdebatan

    Liputan6.com, Yogyakarta – Apa yang sebenarnya terjadi ketika bangsa Viking pertama kali menginjakkan kaki di Amerika Utara? Apakah para pekerja piramida benar-benar budak? Mari kita telusuri kebenaran di balik 5 mitos sejarah yang paling populer dan mengubah cara Anda memandang masa lalu.

    Napoleon Bonaparte pernah berkata bahwa sejarah adalah versi masa lalu yang disepakati orang sekarang. Akan tetapi banyak versi sejarah yang kita terima ternyata tidak akurat. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima sejarah dunia yang masih jadi perdebatan:

    1. Columbus Menemukan Amerika

    Penemuan arkeologis di L’Anse aux Meadows, Newfoundland, Kanada, telah mengubah pemahaman kita tentang sejarah penemuan benua Amerika. Situs yang ditemukan pada tahun 1960 ini memberikan bukti konkret bahwa bangsa Viking telah mencapai Amerika Utara hampir 500 tahun sebelum pelayaran Christopher Columbus.

    Para arkeolog menemukan bahwa penduduk asli Amerika telah mendiami benua tersebut selama ribuan tahun, jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa. Peradaban mereka berkembang dengan kompleksitas dan keunikannya sendiri, membangun kota-kota, mengembangkan sistem pertanian, dan menciptakan jejaring perdagangan yang luas.

    Bangsa Viking, di bawah kepemimpinan Leif Erikson, tiba di Amerika Utara sekitar tahun 1000 Masehi. Mereka mendirikan pemukiman di L’Anse aux Meadows, yang kini menjadi situs bersejarah di provinsi Newfoundland dan Labrador, Kanada.

    2. Bumi Datar

    Pemahaman bahwa Bumi berbentuk bulat ternyata memiliki sejarah yang jauh lebih tua dari yang banyak orang ketahui. Para ilmuwan Yunani kuno telah mengemukakan teori ini berabad-abad sebelum era modern, berdasarkan pengamatan ilmiah yang cermat.

    Pythagoras, matematikawan Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM, adalah salah satu ilmuwan pertama yang menyatakan Bumi berbentuk bulat. Teorinya kemudian diperkuat oleh Aristoteles pada abad ke-4 SM melalui pengamatan sistematis terhadap fenomena gerhana bulan.

    Aristoteles mengamati bahwa bayangan Bumi yang jatuh di permukaan Bulan saat gerhana selalu berbentuk lingkaran. Ia menyadari bahwa hanya benda berbentuk bola yang akan selalu menghasilkan bayangan lingkaran, tidak peduli dari sudut mana cahaya menyinarinya.

    Pemahaman ini semakin berkembang pada masa Ptolemaeus di abad ke-2 Masehi. Ptolemaeus, seorang astronom, matematikawan, dan ahli geografi dari Alexandria, Mesir, menciptakan peta-peta dunia yang menggambarkan Bumi sebagai bola. Peta-peta ini menjadi rujukan standar selama berabad-abad di era pertengahan.

    Karya Ptolemaeus yang paling terkenal, Geographia, tidak hanya menggambarkan Bumi sebagai bola tetapi juga mencakup sistem koordinat dengan garis lintang dan bujur yang mirip dengan yang kita gunakan saat ini. Meskipun perhitungannya tidak seakurat pengukuran modern, prinsip-prinsip dasarnya tetap relevan.

    Para ilmuwan Yunani kuno bahkan berhasil menghitung keliling Bumi dengan tingkat akurasi yang mengagumkan. Eratosthenes, pada abad ke-3 SM, menggunakan pengukuran bayangan di dua kota berbeda untuk menghitung keliling Bumi, menghasilkan estimasi yang hanya berbeda sekitar 15% dari nilai yang kita ketahui saat ini.

    3. Piramida Dibangun oleh Budak

    Penemuan pemakaman pekerja di dekat Piramida Giza telah mengubah pemahaman kita tentang siapa yang membangun monumen ikonik ini. Berbeda dengan gambaran populer tentang budak yang tersiksa, bukti arkeologis menunjukkan bahwa para pembangun piramida adalah pekerja terampil yang mendapat perlakuan baik.

    Penemuan arkeologi terbaru mengungkapkan fakta menarik tentang kehidupan para pekerja yang membangun piramida-piramida megah di Mesir Kuno. Berbeda dengan anggapan sebelumnya yang sering menggambarkan mereka sebagai budak yang dipaksa bekerja keras dalam kondisi yang sangat buruk, bukti-bukti menunjukkan bahwa para pekerja ini ternyata mendapat perlakuan yang jauh lebih baik.

    Mereka menikmati makanan bergizi yang mencakup daging, memiliki tempat tinggal yang layak untuk ukuran zaman itu, serta mendapatkan perawatan medis ketika mengalami cedera akibat pekerjaan. Bahkan, setelah meninggal dunia, mereka dimakamkan dengan hormat di dekat piramida yang mereka bangun, menunjukkan penghargaan yang tinggi atas kontribusi mereka.

     

  • Kenapa Mobil di Indonesia Pakai Setir Kanan? Ternyata Ini Sejarahnya

    Kenapa Mobil di Indonesia Pakai Setir Kanan? Ternyata Ini Sejarahnya

    Jakarta

    Indonesia termasuk negara yang menggunakan sistem setir mobil kanan dan mengemudi di jalur kiri. Di dunia, hanya sekitar 35 persen negara yang menggunakan sistem ini, termasuk Inggris, Jepang, dan kebanyakan negara Asia Tenggara.

    Sementara mayoritas negara di dunia, termasuk hampir seluruh Eropa menggunakan sistem setir kiri dan mengemudi di jalur kanan. Ternyata ada sejarah mengenai hal ini.

    Simak penjelasan mengenai sejarah mengapa mobil di Indonesia pakai setir kanan dan mengemudi di jalur kiri, lengkap dengan daftar negara yang menggunakan aturan serupa.

    Sejarah Mobil di Indonesia Pakai Setir Kanan

    Sejarah penggunaan setir mobil kanan dan mengemudi di jalur kiri berkaitan dengan sejarah dunia di masa lampau. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak.

    Berikut ini sejarah yang akan menjelaskan alasan kenapa menganut sistem setir mobil kanan dan mengemudi di jalur kiri.

    1. Mengikuti Aturan Negara yang Menjajah

    Sudah menjadi hal umum jika negara yang dijajah harus mengikuti aturan yang dibuat negara penjajah. Seperti halnya sistem setir di kanan dan jalur kiri adalah warisan dari bangsa kolonial yang pernah datang ke Indonesia, terutama Inggris.

    2. Tangan Kanan Ksatria Berkuda Memegang Pedang

    Dikutip dari Historic UK, aturan ini berkaitan dengan kebiasaan ksatria berkuda yang memegang pedang dengan tangan kanan karena kebanyakan tidak kidal. Ketika berada di jalan dan menemui bahaya dari arah sebaliknya, maka mereka akan lebih mudah menggunakan pedangnya.

    Aturan lalu lintas ini bahkan diresmikan pada 1300 M ketika Paus Bonifasius VIII mengatur agar semua peziarah yang datang ke Roma harus berada di jalur kiri.

    3. Napoleon Mengubah Aturan

    Dilansir dari National Motor Museum, Prancis awalnya juga menganut sistem jalur kiri. Para bangsawan yang melintas dengan keretanya di jalur kiri, sering memaksa orang miskin berada di sisi kanan. Namun Revolusi Prancis pada 1789 dan adanya deklarasi hak asasi manusia pada 1791, mengubah semuanya.

    Banyak bangsawan yang kemudian berada di jalur kanan agar tidak menarik perhatian. Berada di jalur kanan juga sebagai perlawanan kepada dekrit Paus sebelumnya.

    Di bawah Napoleon Bonaparte, Prancis berhasil menaklukkan berbagai negara dan memperluas aturan berada di jalur kanan untuk menghindari kemacetan selama manuver militer.

    Aturan ini lama-kelamaan juga diterapkan di berbagai negara, termasuk Belanda yang baru mengubah aturan pada 1795. Sementara Inggris masih tetap menggunakan aturan lamanya.

    4. Indonesia Tetap Pakai Jalur Kiri dan Setir Kanan

    Indonesia tidak ikut berpindah ke jalur kanan, meski lama dijajah Belanda. Berdasarkan World Population Review, Indonesia masih mengikuti kebiasaan Inggris karena jalan raya di Indonesia dibuat oleh Inggris.

    Hal tersebut juga sejalan dengan Jepang, meski hanya menduduki Indonesia 3,5 tahun. Sementara rel kereta api dibangun oleh Belanda, sehingga kebanyakan kereta menggunakan sisi kanan ketika berada di jalur ganda.

    Daftar Negara yang Pakai Setir Mobil di Kanan

    Berdasarkan situs World Standards, ada sekitar 81 negara yang menggunakan setir mobil kanan dan berada di jalur kiri. Selain negara-negara ini, menggunakan jalur kanan dan setir mobil kiri.

    Berikut daftar negara yang dimaksud termasuk Indonesia:

    Afrika SelatanAnguillaAntigua dan BarbudaAustraliaBahamaBangladeshBarbadosBermudaBhutanBotswanaBritania Raya (Inggris)BruneiDominikaEswatiniFijiGrenadaGuernseyGuyanaHong KongIndiaIndonesiaInggrisIrlandia (Eire)Irlandia UtaraJamaikaJepangJerseyKenyaKepulauan CaymanKepulauan Channel (Guernsey & Jersey)Kepulauan Cocos (Keeling)Kepulauan CookKepulauan FalklandKepulauan PitcairnKepulauan SolomonKepulauan Turks dan CaicosKepulauan Virgin (Amerika Serikat)Kepulauan Virgin (Inggris)KiribatiLesothoMakauMaladewaMalawiMalaysiaMaltaMauritiusMontserratMozambikNamibiaNauruNepalNiuePakistanPapua NuginiPulau ManPulau NatalPulau NorfolkSaint HelenaSaint Kitts dan Nevis (secara resmi Federasi Saint Christopher dan Nevis)Saint LuciaSaint Vincent dan GrenadinesSamoaSelandia BaruSeychellesSingapuraSiprusSiprus Utara (tidak diakui, negara yang dideklarasikan sendiri)SkotlandiaSri LankaSuriname (Suriname)TanzaniaThailandTimor Leste (Timor-Leste)TokelauTongaTrinidad dan TobagoTuvaluUgandaWalesZambiaZimbabwe.

    Demikian tadi informasi mengenai alasan mengapa Indonesia menggunakan setir mobil kanan dan jalur kiri berdasarkan sejarah dunia.

    (row/row)