Tag: Nadia Diposanjoyo

  • Ciri Manusia Egois: Suka Nekat Terobos Busway

    Ciri Manusia Egois: Suka Nekat Terobos Busway

    JAKARTA – Pagi hari di Jakarta. Kala derap langkah, raungan klakson, sinar mentari dan jalannya waktu, seringkali saling berkejaran. Dalih yang terkadang dibuat-buat untuk jadi alasan melanggar aturan.

    Karena takut telat, salip sana-sini memang jadi salah satu pilihan yang harus diambil. Bahkan, tak sedikit pula yang menerobos jalur khusus TransJakarta.

    Tadi pagi, Jumat, 1 November 2019, ada satu sepeda motor yang memasuki jalur busway di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Ternyata, di ujung sana ada polisi yang sedang melakukan penertiban. Tak ingin ditilang, pengendara motor ini berputar balik untuk kembali memasuki jalan raya. 

    Si pengendara motor ini melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga tak bisa mengendalikan kendaraannya saat berpapasan dengan TransJakarta. Pengendara motor langsung oleng dan menabrak bemper depan kanan bus. 

    Bagaimana keadaan pengendara? Dia loncat karena kendaraanya hancur terhimpit bodi bus dan separator jalur. Sikunya memar dan kaki kanan mengalami luka.

    Sementara, bus mengalami kerusakan dengan bemper depan sebelah kanan pecah dan lampu sein depan pecah. Kejadian ini perlu jadi pelajaran semua pengendara. Kendaraan lain yang memasuki busway merupakan pelanggaran hukum.

    Rambu semacam ini bukan untuk panjangan, tapi ditaati (Anto/VOI)

    “Kami menyayangkan sekaligus mengecam tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan pemotor melawan arah masuk jalur busway ataupun masuk jalur busway,” kata Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo dalam keterangan tertulis, Jumat (1/11/2019).

    Nadia bilang, kerugian enggak cuma dirasakan oleh pengemudi motor. Ternyata, akibat kejadian ini, sopir bus TransJakarta tidak diperkenankan untuk bekerja selama satu hari.

    Selain dampak kerugian bagi pihak yang terkait secara langsung, ada pihak lain juga yaitu pelanggan yang sudah menunggu di halte berikutnya. 

    “Pelanggan yang ada di dalam bus juga terganggu karena bus yang sedang tugas harus kembali ke pool dan tidak dapat meneruskan layanan. Akibat dari bus harus kembali ke pool maka seluruh bus di jalur itu akan terlambat dan penumpang yang di dalam bus harus dipindahkan ke bus berikut,” jelas Nadia. 

    Bisa dibayangkan banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh satu orang egois yang melanggar jalur busway dan yang sangat mengherankan tidak belajar dari kejadian kejadian yang sudah pernah terjadi dan viral diberitakan. Untuk itu Nadia mengimbau kepada semua pihak untuk patuhi peraturan lalulintas yang sudah ditentukan, selalu disiplin diri untuk kebaikan semua pihak.

    “Kalau enggak mau buru-buru, manajemen waktu kita yang harus diperbaiki dulu.”

  • Zhongtong, Bus TransJakarta yang Tak Belajar dari Kesalahan Masa Lalu

    Zhongtong, Bus TransJakarta yang Tak Belajar dari Kesalahan Masa Lalu

    JAKARTA – Kasus penayangan video vulgar pada papan iklan elektronik bus TransJakarta merek Zhongtong beberapa hari lalu membuktikan bus asal Cina ini masih bermasalah.

    Bus Zhongtong kembali dioperasikan untuk ke sekian kalinya oleh TransJakarta pada Oktober lalu. Saat itu, sempat timbul kekhawatiran atas kualitas Zhongtong yang melaju di Jakarta karena banyak masalah yang terjadi. 

    Awalnya, salah satu penyedia bus TransJakarta, Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) melakukan pengadaan 66 bus yang dibeli dari perusahaan Zhong Tong Bus Holding pada 2012.

    Tahun 2015, rekam jejak Zhongtong mulai tercatat sebagai merek bus yang buruk. Zhongtong pernah terbakar saat sedang beroperasi di Jalan Gatot Subroto pada Maret 2015.

    Sebelumnya, bus ini pernah terendam banjir selama lebih dari 30 jam di Sunter, Jakarta Utara sehingga harus dibongkar dan diperbaiki kembali oleh APM Zhong Tong.

    Selama pengoperasian, Zhongtong dikabarkan sering mengalami mogok. Sampai akhirnya, Transjakarta menarik 30 unit Zhongtong untuk dikandangkan. 

    Bus ini juga menuai kontroversi karena sempat menjadi objek korupsi. Mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono saat itu dihukum 13 tahun penjara dalam kasus pengadaan bus TransJakarta pada 2012 dan 2013.

    Banyaknya masalah pada bus asal Cina ini membuat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dibuat naik pitam. Sebanyak 30 bus Zhongtong dihentikan pengoperasionalnya. Ia kapok membeli bus Zhongtong untuk pengadaan di masa mendatang. 

    Tak disangka, bus Zhongtong kembali mengaspal pada Oktober lalu. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bilang pengguna transportasi umum di Jakarta terus melonjak tiap tahunnya. Dengan munculnya TransJakarta Zhongtong membantu mengangkut warga DKI dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 

    “Tahun 2017 jumlah penumpang sistem transportasi darat kita itu 300 ribu penumpang per hari, didapat setelah berjalan 13 tahun,” kata Anies, Rabu, 16 Oktober. 

    Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Nadia Diposanjoyo menjelaskan, alasan dioperasikannya kembali bus ini karena merupakan bentuk pelaksanaan dari perjanjian kontrak tahun 2013 yang kemudian tiba di Jakarta pada 2016.

    Operator dari Bus Zhongtong yakni Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) belum menyelesaikan kontraknya. 

    Terlebih, pada Juli 2018, Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) mengeluarkan keputusan agar pihak Transjakarta dapat mengoperasikan bus Zhong Thong berdasarkan kontrak yang belum selesai tersebut. Berdasarkan kontrak yang ada seharusnya bus Zhong Thong yang dioperasikan sebanyak 59 buah.

    “Ini ceritanya adalah pelaksanaan kontrak yang tidak dapat dipenuhi PPD pada waktu itu. Sehingga terbit penalti dan baru bisa dipenuhi sesuai kontraknya pun ini baru sebagian,” kata Nadia. 

    Baru mengaspal kembali selama satu bulan di tahun ini, Zhongtong kembali menoreh rekam jejak buruknya karena menayangkan video tak senonoh dan akhirnya dikandangkan. 

    “Bus ini sedang kami stop operasinya untuk kita lakukan pengecekan semuanya, kami investigasi kenapa itu bisa terjadi,” kata Dirut PT TransJakarta Agung Wicaksono di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis, 14 November. 

    Menurut penjelasan Agung, penayangan video vulgar pada bus Zhongtong dikelola oleh PPD sebagai salah satu operator TransJakarta. 

    Agung bilang, TransJakarta tidak hanya mengoperasikan bus sendiri. Ada bus yang dijalankan operator-operator yang dibayar dan harus memenuhi standar. Kalau tidak memenuhi standar, tentu ada sanksi. 

    “Satu, kalau memang katanya (video itu) iklan, enggak boleh iklan. Iklan harus satu pintu lewat TJ, di kontrak sudah jelas, tidak ada operator (menayangkan) iklan sendiri. Yang kedua, konten harus diperiksa. Harus disetujui,” jelas Agung. 

    “Yang ketiga, katanya bukan iklan. Ini video klip yang dipakai untuk mengecek layar monitor itu. Nah, ini juga jelas salah karena prosedurnya enggak boleh (layar monitor) itu dibiarkan dan diputar pengemudi,” tambah dia.