Tag: Muzdalifah

  • Jelang Puncak Haji 2025, Jemaah Indonesia Diminta Jaga Stamina

    Jelang Puncak Haji 2025, Jemaah Indonesia Diminta Jaga Stamina

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah mengimbau jemaah calon haji Indonesia untuk menjaga kondisi fisik dan mempersiapkan perlengkapan ibadah menjelang puncak haji yang akan dilaksanakan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

    Sekretaris Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Arfi Hatim menekankan, pentingnya istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi. Ia juga mengingatkan agar jemaah menyiapkan kebutuhan pribadi sejak malam sebelumnya.

    “Jaga stamina, istirahat yang cukup, dan konsumsi makanan sehat yang sudah tersedia,” kata Arfi di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025).

    Beberapa perlengkapan yang disarankan oleh Kemenag untuk dibawa ke Armuzna antara lain, pakaian ihram, identitas diri (kartu Nusuk), dan obat-obatan pribadi. Selain itu, masker dan pelindung panas, buku doa dan Al-Qur’an, peralatan komunikasi (ponsel dan power bank), dan bekal air minum dan makanan ringan

    “Ikuti arahan petugas kloter dan sektor, jangan panik karena pemberangkatan dilakukan secara bertahap,” tambah Arfi.

    Petugas haji juga akan selalu mendampingi jemaah guna memastikan pelaksanaan ibadah berlangsung tertib, aman, dan khusyuk.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar turut mengingatkan agar jemaah tidak terlalu fokus pada ibadah sunah hingga melalaikan yang wajib. “Kita selalu wanti-wanti, seluruh jamaah haji kali ini fokusnya kepada pelaksanaan haji. Jangan sampai kita mengejar sunah tapi gagal mendapatkan yang wajib,” ujarnya.

    Menurut Nasaruddin, pemahaman tentang rukun dan syarat haji sangat penting agar ibadah yang dijalani sah dan diterima. Ia juga menegaskan kelengkapan logistik seperti akomodasi dan makanan tidak cukup bila ibadah tidak dilandasi dengan ilmu dan kesiapan mental.

    “Kalau rukunnya tidak dikerjakan atau syarat hajinya tidak terpenuhi, maka ibadahnya bisa tidak sah. Ini yang harus kita jaga,” tuturnya.

  • BPKH Limited Bidik Jadi Syarikah Penyedia Layanan Haji

    BPKH Limited Bidik Jadi Syarikah Penyedia Layanan Haji

    Bisnis.com, JEDDAH — BPKH Limited, anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Arab Saudi membidik untuk menjadi syarikah penyedia layanan haji bagi jemaah Indonesia. Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, diketahui berubah menjadi berbasis syarikah dari awalnya berbasis kelompok terbang (kloter).

    Ada 8 syarikah yang tahun ini ditunjuk untuk memberikan pelayanan kepada jemaah Indonesia. Mereka di antaranya Rifadah, Rawaf Mina, Mashariq Dzahabiyah atau Sana Mashariq, Rifad, Mashariq Mutamayyizah atau Rakeen Mashariq, Dluyuful Bait, Rehlat wa Manafea, dan MCDC.

    Direktur BPKH Limited Iman Nikmatullah mengatakan tahun ini Pemerintah Arab Saudi masih mewajibkan perusahaan lokal yang menjadi penyedia layanan haji. Namun demikian, dengan iklim investasi di Saudi yang semakin terbuka, tidak menutup kemungkinan BPKH Limited untuk menjadi salah satu syarikah yang melayani jemaah Indonesia ke depan.

    “Tahun depan [kami] akan menjadi perusahaan terbuka, akan membeli sahamnya syarikah. Kami sudah banyak berinteraksi dengan syarikah,” kata Iman, berbincang dengan Bisnus.com di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (28/5/2025).

    Bahkan Iman menyebut, sebelum Pemerintah Indonesia menetapkan 8 syarikah yang akan melayani 203.320 jemaah Indonesia tahun ini, pihaknya telah melakukan pendekatan kepada sejumlah syarikah.

    “Kami juga membantu menjualkan produk makanan siap saji Wong Solo ke syarikah-syarikah. Alhamdulillah hampir semua syarikah pakai produk Indonesia di Masyair [Arafah, Muzdalifah, Mina/Armuzna],” jelas Iman.

    BPKH Limited, sebelumnya, mengantongi registrasi komersial dari Kementerian Perdagangan Arab Saudi pada 16 Maret 2023, dan kini menjadi perpanjangan tangan BPKH dalam investasi di Saudi.

    Pada musim haji tahun ini, BPKH Limited menjembatani pengadaan 475 ton pasta bumbu khas Indonesia yang digunakan di seluruh dapur katering untuk jemaah di Makkah dan Madinah. Jumlah itu melonjak dari hanya 76 ton pada 2024.

    Selain itu, BPKH Limited juga mengelola sekitar 121 area komersial di 205 hotel jemaah Indonesia di Makkah pada musim haji 2025. Seluruh keuntungan dari kegiatan ekonomi itu akan kembali mengalir ke jemaah dalam bentuk manfaat dana haji.

  • Jelang Armuzna, Makanan Kotak untuk Jemaah Haji Diganti Siap Saji

    Jelang Armuzna, Makanan Kotak untuk Jemaah Haji Diganti Siap Saji

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang prosesi utama ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah, dilanjutkan ke Muzdalifah dan Mina (Armuzna), distribusi makanan kotak di hotel untuk jemaah haji dihentikan sementara dan digantikan dengan makanan siap saji (ready to eat) yang dibagikan bertahap kepada jemaah.

    Sekretaris Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Arfi Hatim menyampaikan,  jelang Armuzna, kota Makkah akan padat dan sulit untuk mendistribusi makanan.

    Untuk memastikan kebutuhan konsumsi jemaah tetap terpenuhi selama masa terbatas ini, PPIH telah menyiapkan makanan siap saji yang sudah dipastikan cukup gizi, higienis, dan praktis. Makanan tersebut juga disesuaikan dengan selera jemaah haji Indonesia.

    Hatim menambahkan, makanan siap saji ini bisa langsung dikonsumsi. Untuk nasi, sebaiknya direndam air selama 5-10 menit agar lebih lembut, sedangkan lauk dapat langsung dimakan tanpa dipanaskan.

    “Kami ingatkan begitu kemasan dibuka, makanan harus segera dikonsumsi. Tidak boleh disisakan untuk dimakan berikutnya. Hal ini demi menjaga kualitas makanan,” kata Hatim dalam keterangan resminya, Sabtu (31/5/2025).

    Jemaah akan mulai bergerak menuju Arafah pada Rabu (4/6/2025). Hatim mengingatkan jemaah untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Ia juga mengajak seluruh jemaah untuk menyambut puncak haji dengan penuh ketenangan dan keikhlasan.

  • Jelang Puncak Haji, Layanan Bus Selawat Dihentikan Sementara

    Jelang Puncak Haji, Layanan Bus Selawat Dihentikan Sementara

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang puncak ibadah haji pada 9 Zulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengumumkan penghentian sementara layanan bus selawat. Penghentian ini mulai berlaku pada Minggu, 1 Juni 2025 pukul 12.00 WAS.

    Menurut Sekretaris Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Arfi Hatim, layanan bus dihentikan karena seluruh armada akan ditarik oleh otoritas Arab Saudi untuk digunakan saat prosesi utama haji, yaitu wukuf di Arafah, dilanjutkan ke Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

    “Layanan bus selawat akan kembali beroperasi pada Selasa, 14 Zulhijjah 1446 H atau 10 Juni 2025, pukul 00.00 dini hari WAS,” terang Arfi Hatim dalam keterangan resminya, Sabtu (31/5/2025).

    Dengan tidak beroperasinya bus selawat, Arfi mengimbau jemaah untuk memperbanyak ibadah di hotel dan mempersiapkan diri menyambut puncak haji.

    “Kami sangat memahami keinginan jemaah untuk tetap memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Namun, pada masa jeda layanan ini, kami mohon jemaah tetap beribadah di hotel masing-masing. Fokus pada persiapan puncak ibadah haji yang akan tiba lima hari mendatang. Isi hari-hari dengan ibadah yang minim tenaga, tetapi maksimal pahala, seperti berzikir, membaca Al-Qur’an, atau memperdalam ilmu manasik dan makna ibadah haji yang kita lakukan,” pesan Arfi.

  • Visa Haji Furada Gagal Terbit, Biro Travel Semarang Rugi Rp 5 Miliar

    Visa Haji Furada Gagal Terbit, Biro Travel Semarang Rugi Rp 5 Miliar

    Semarang, Beritasatu.com – Keputusan Pemerintah Arab Saudi yang tidak menerbitkan visa haji furada tahun ini mengakibatkan kerugian besar bagi calon jemaah dan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK), dengan nilai kerugian mencapai miliaran rupiah.

    General Manager Travel Fatimah Zahra Firdaus Mohammad Adam mengungkapkan, pihaknya telah memesan tiket pesawat, hotel, serta layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina untuk jemaah furada, dengan asumsi visa akan terbit seperti tahun-tahun sebelumnya.

    Namun, sebanyak 37 calon jemaah dari travel tersebut dipastikan gagal berangkat karena visa tak kunjung keluar hingga tenggat waktu terakhir, meski berbagai upaya telah dilakukan hingga detik-detik menjelang keberangkatan.

    “Kami sudah menunggu hingga subuh tadi pagi, berharap visa keluar di saat-saat terakhir. Namun, qadarullah, visa tidak terbit juga,” ujar Firdaus pada Sabtu (31/5/2025).

    Akibat kegagalan penerbitan visa ini, pihak travel mengalami kerugian hingga Rp 5 miliar. Seluruh biaya untuk tiket, akomodasi, dan transportasi telah dibayarkan dan sebagian besar tidak dapat dikembalikan.

    “Kerugian kami hampir mencapai Rp 5 miliar. Tiket, hotel, dan bus semuanya sudah dibayar. Sayangnya, sebagian besar tidak bisa diselamatkan,” jelasnya.

    Firdaus memastikan bahwa uang muka (DP) dari para jemaah akan dikembalikan secara penuh tanpa potongan. Ia juga menyarankan masyarakat untuk mempertimbangkan jalur haji khusus daripada mengandalkan visa furoda yang tidak menjamin kepastian keberangkatan.

    “Visa furada itu hanya nama jenis visa. Bukan berarti fasilitasnya VIP. Justru maktabnya lebih jauh dibandingkan haji khusus. Kami anjurkan masyarakat tidak terlalu berharap pada jalur furada karena proses dan kepastian keberangkatannya tidak bisa dijamin setiap tahun,” tegasnya.

    Sebaliknya, ia menambahkan bahwa fasilitas untuk jemaah haji khusus tahun ini meningkat signifikan. Travel Fatimah Zahra bekerja sama dengan penyedia layanan Sarikan MCBC untuk menyediakan maktab VIP yang menawarkan jarak lebih dekat ke lokasi-lokasi utama ibadah serta pelayanan yang lebih nyaman.

    Untuk tahun ini, biaya haji khusus dimulai dari US$ 16.950 atau Rp 276,1 juta dengan uang pendaftaran awal sebesar US$ 4.500 atau Rp 73,3 juta. Meski masa tunggunya mencapai sekitar tujuh tahun, kepastian keberangkatan lebih terjamin dibandingkan jalur furada.

    Meski menghadapi kerugian besar, Firdaus menegaskan bahwa pihaknya tidak kapok. Ia menyebut bahwa kejadian serupa pernah terjadi pada 2022, tetapi saat itu visa masih sempat terbit satu hari sebelum keberangkatan.

    “Ini adalah risiko bisnis. Kalau ingin untung, kita juga harus siap menanggung kerugian,” pungkasnya.

  • Bagaimana Hukumnya Mengikuti Murur dan Tanazul bagi Jemaah Haji?

    Bagaimana Hukumnya Mengikuti Murur dan Tanazul bagi Jemaah Haji?

    Makkah

    Kementerian Agama (Kemenag) menerapkan skema murur dan tanazul tahun ini. Lalu, bagaimana aturan atau hukum mengikuti skema yang membuat jemaah haji tak harus mabit di Muzdalifah dan Mina itu?

    Sebagai informasi, skema murur telah diterapkan sejak tahun 2024 untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah. Area Muzdalifah yang terbatas membuat pemerintah memutuskan menerapkan skema murur bagi jemaah haji lanjut usia (lansia), disabilitas dan risiko tinggi.

    Mustasyar Diny PPIH, KH M Ulinnuha, mengatakan skema murur dan tanazul ini dibolehkan dalam fikih haji. Sehingga, katanya, ibadah haji tetap sah.

    Jemaah haji yang diikutkan skema murur akan dibawa menggunakan bus dari Arafah langsung menuju Mina. Jemaah hanya melewati Muzdalifah tanpa turun dari bus dan langsung dibawa ke Mina.

    Ulinnuha mengatakan mabit di Muzdalifah memang merupakan bagian dari wajib haji. Namun, jemaah dengan uzur fisik, lansia, atau alasan syar’i lainnya dibolehkan tidak bermalam di Muzdalifah.

    “Dalam riwayat sahih, sejumlah sahabat yang bertugas memberi makan, menggembala, atau kaum perempuan yang khawatir mengalami haid lebih awal, diberi izin oleh Nabi Muhammad SAW untuk tidak mabit di Muzdalifah,” jelas Ulinnuha di Makkah, Jumat (30/5/2025).

    “Salah satu fatwa dari ulama Mesir menyebutkan bahwa murur dibolehkan karena mustahil bagi jutaan jemaah menempati Muzdalifah dalam waktu bersamaan. Ini menjadi dasar PPIH menerapkannya secara selektif, khususnya bagi jemaah lansia, disabilitas, dan yang uzur,” ujarnya.

    Kemenag menargetkan ada 50 ribu jemaah haji diikutkan skema murur. Kemenag berharap hal ini akan mengurangi kepadatan di Muzdalifah sehingga mempermudah pergerakan jemaah ke Mina.

    “Tanazul juga mengikuti pendapat Mazhab Hanafi yang menyatakan bahwa mabit di Mina hukumnya sunah. Maka jemaah yang memilih langsung kembali ke hotel tidak terkena dam dan hajinya tetap sah,” ujar Ulinnuha.

    Kemenag menyebut 30.000 jemaah, terutama yang tinggal di hotel-hotel sektor Syisyah dan Raudhah, akan mengikuti tanazul. Mereka yang mengikuti tanazul tak akan kembali ke tenda di Mina usai lempar jumrah tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah.

    “Semoga semua rangkaian ibadah haji tahun ini berjalan lancar. Mari kita jaga niat, kesehatan, dan kekhusyukan, serta memohon kepada Allah agar dikaruniai haji yang mabrur,” ujar Ulinnuha.

    Jemaah haji akan bergerak ke Arafah mulai 8 Zulhijah atau bertepatan Rabu, 4 Juni. Wukuf sendiri bakal berlangsung pada 9 Zulhijah atau bertepatan Kamis, 5 Juni.

    (haf/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menag: Pemerintah Saudi Berikan Banyak Keringanan bagi Jemaah Indonesia

    Menag: Pemerintah Saudi Berikan Banyak Keringanan bagi Jemaah Indonesia

    Bisnis.com, JEDDAH — Posisi sebagai penyumbang jemaah haji terbanyak di dunia, menjadikan Indonesia mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Arab Saudi. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan sebelum operasional penyelenggaran ibadah haji dimulai pun, keringanan terkait kriteria usia jemaah telahdiberikan kepada Indonesia.

    “Banyak keistimewaan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia. Misalnya lansia di atas 90 tahun diizinkan berhaji,” katanya di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025).

    Selain itu, kuota jemaah berusia di atas 70 tahun yang dulunya dipatok hanya 7% kini ditiadakan, diganti dengan ketentuan istithaah alias kemampuan secara fisik, yang dinilai oleh tenaga kesehatan di Tanah Air.

    Selain itu, banyak persoalan teknis sepanjang masa operasional penyelenggaraan ibadah haji dapat diselesaikan dengan kekeluargaan. Misalnya saja, pelayanan berbasis syarikah yang tahun ini diterapkan kepada jemaah, beralih dari berbasis kelompok terbang (kloter) pada tahun lalu. Ketentuan ini awalnya menghadirkan dinamika dengan terpisahnya jemaah dengan anggota keluarga dan/atau pendampingnya.

    Setelah berembuk, Pemerintah Saudi mengizinkan penyatuan kembali anggota keluarga yang terpisah karena berbeda syarikah. Menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Menag juga menyebut Pemerintah Arab Saudi akan turun langsung mengintervensi 8 syarikah yang menangani jemaah Indonesia.

    “Pemerintah Saudi Arabia ingin mengintervensi langsung syarikah-syarikah. Ketika ada masalah di syarikah itu, beliau yang mengarahkan kepentingan kita di sini,” katanya.

    Namun, dia juga menekankan jemaah Indonesia untuk mengutamakan ketertiban dan taat pada aturan yang berlaku demi kemabruran ibadah. Jemaah haji Indonesia tahun ini mencapai 221.000, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

    Sementara itu, hingga penutupan pengurusan visa haji 2025 pada Rabu (28/5/2025), Pemerintah Arab Saudi menerbitkan 1.255.199 visa haji bagi jemaah dari seluruh dunia. Artinya, jemaah Indonesia tahun ini, baik reguler maupun khusus, mencakup 17,60% dari total jemaah seluruh dunia.

    “Harapan presiden bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah. Pak Presiden menegaskan kepada kami supaya jemaah haji kali ini pelayanannya bisa lebih baik lagi,” kata Nasaruddin.

  • Jelang Puncak Haji, Menag Minta Jemaah Doakan Bangsa dan Pejabat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 Mei 2025

    Jelang Puncak Haji, Menag Minta Jemaah Doakan Bangsa dan Pejabat Nasional 30 Mei 2025

    Jelang Puncak Haji, Menag Minta Jemaah Doakan Bangsa dan Pejabat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) RI
    Nasaruddin Umar
    mengajak seluruh jemaah untuk mendoakan bangsa dan
    Presiden Prabowo
    Subianto, jelang puncak
    ibadah haji
    di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
    “Jangan lupa juga mendoakan bangsa Indonesia. Kita doakan Presiden kita Bapak Prabowo bersama aparat-aparat (pejabat) Indonesia,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Jumat (30/5/2025).
    Nasaruddin meminta jemaah mendoakan agar pemimpin dan pejabat dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, termasuk menepati janji.
    “Agar bisa memberikan pelayanan terbaik, mampu menggapai cita-cita luhur yang telah digariskan pendiri bangsa,” ujar Menag.
    Jelang puncak haji, Nasaruddin berharap semua jemaah menjadi haji yang makbul dan mabrur serta para petugas bisa menjalankan amanah dengan baik.
    Ia menyampaikan, koordinasi antar petugas dan pimpinan kloter harus terus diperkuat.
    “Laporan perkembangan lapangan juga rutin disampaikan kepada Presiden Prabowo,” tuturnya.

    Nasaruddin mengatakan, Prabowo menyampaikan apresiasi atas kerja keras semua pihak dalam penyelenggaraan haji.
    “Bapak Presiden memberikan apresiasi kepada kita semua atas kerja sama yang sangat baik, baik dari jajaran Kementerian Agama, BPH, maupun seluruh petugas di lapangan,” kata dia.
    Sebelumnya, jemaah haji telah diperingatkan agar tidak memaksakan diri mengejar ibadah sunah jika kondisi fisik tidak memungkinkan.
    “Jangan sampai karena mengejar sunah, jemaah justru kelelahan dan tidak sanggup menjalani wukuf di Arafah. Kita harus utamakan yang wajib,” ujar Nasaruddin.
    Sebagai informasi, operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 Hijriah atau 2025 Masehi kini terpusat di Mekkah Al-Mukarramah.
    Jemaah haji yang sudah berada di Tanah Suci tengah bersiap mengikuti puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
    Sementara itu, proses kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua ke Jeddah lalu Mekkah masih akan berlangsung hingga 31 Mei 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Urai Kepadatan Jemaah saat Puncak Haji, Menag Sebut Saudi Intervensi Langsung 8 Syarikah

    Urai Kepadatan Jemaah saat Puncak Haji, Menag Sebut Saudi Intervensi Langsung 8 Syarikah

    Bisnis.com, JEDDAH — Kementerian Agama RI dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah bersepakat mengenai penanganan jemaah saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Pemerintah Arab Saudi akan mengintervensi langsung 8 syarikah yang melayani jemaah Indonesia tahun ini.

    Dia mengatakan, banyak persoalan teknis sepanjang masa operasional penyelenggaraan ibadah haji dapat diselesaikan dengan kekeluargaan.

    “Pemerintah Saudi Arabia ingin mengintervensi langsung syarikah-syarikah. Ketika ada masalah di syarikah itu, beliau yang mengarahkan kepentingan kita di sini,” kata Nasaruddin usai memimpin rapat dengan Amirulhajj di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025).

    Namun, Nasaruddin juga menekankan bahwa jemaah Indonesia tetap harus menaati aturan yang berlaku demi ketertiban dan kemabruran ibadah. Saat ini, seluruh konsentrasi petugas dan Amirulhajj alias pemimpin Misi Haji Indonesia di Arab Saudi terpusat pada mobilitas jemaah di Arafah dan Mina. Untuk diketahui, akan ada setidaknya 1,2 juta jemaah haji dari seluruh dunia yang memadati Arafah dan Mina pada saat puncak ibadah.

    Jemaah Indonesia sendiri berjumlah 221.000 tahun ini, mencakup 16,19% dari total jemaah haji sejagat. Bagi jemaah lanjut usia (lansia) dan difabel, Kementeriana Agama tahun ini memperkenalkan tiga skema pada saat puncak ibadah di Armuza, yakni safari wukuf, murur, dana tanazul.

    Dengan safari wukuf, jemaah akan diperjalankan dengan kendaraan baik ambulans atau bus, yang melintasi Padang Arafah dan tetap berada di dalam kendaraan selama waktu wukuf berlangsung. Jemaah tidak perlu menempati tenda di Arafah tetapi tetap dapat memenuhi kewajiban wukuf.

    Adapun murur adalah skema yang dilakukan setelah wukuf di Arafah, yaitu dengan melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan dan kemudian langsung menuju Mina.

    Sedangkan konsep tanazul memungkinkan jemaah yang tinggal di hotel dekat area Jamarat atau lokasi lontar jumrah untuk kembali ke hotel setelah melempar Jumrah Aqabah. Dengan demikian, jemaah tidak perlu menempati tenda di Mina tetapi tetap menjalankan kewajiban bermalam sesuai ketentuan.

    “Yang kami takutkan adalah kemacetan, entah itu di Makkah atau Arafah. Namun, lewat manajemen baru dari Pemerintah Arab Saudi, Insya Allah tak akan semacet tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

    Pemerintah Saudi tahun ini hanya menerbitkan 1,2 juta visa haji untuk jemaah seluruh dunia, berkurang dari 1,8 juta pada tahun lalu. Kepadatan di Kompleks Masjidil Haram juga dibatasi dengan diterapkannya kartu Nusuk sebagai paspor perhajian. Hanya jemaah yang memegang kartu Nusuk yang bisa masuk Masjidil Haram dan Armuzna.

    “Dari Jeddah ke Makkah sangat lengang, tidak seperti biasanya. Kompleks Masjidil Haram juga sangat lengang. Hal itu karena hanya pemilik kartu Nusuk yang diizinkan masuk Makkah, termasuk untuk warga Arab Saudi,” kata Nasaruddin.

  • Heat Stroke Saat Puncak Haji, Begini Pertolongan Pertama yang Tepat

    Heat Stroke Saat Puncak Haji, Begini Pertolongan Pertama yang Tepat

    Bisnis.com, JEDDAH — Sengatan panas atau heat stroke mengintai jemaah haji saat puncak ibadaj di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

    Anggota Amirulhajj sekaligus Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar menjelaskan heat stroke adalah kondisi dimana pembuluh darah melebar akibat cuaca ekstrem, sehingga menyebabkan turunnya tekanan darah. Biasanya, orang yang terserang heat stroke akan merasa pusing, mual, hingga tak sadarkan diri.

    Sebagai pertolongan pertama, Taruna menyarankan jemaah yang terserang heat stroke untuk dibawa ke tempat yang lebih sejuk dan diberi cairan.

    “Pertama, dibaringkan di tempat yang agak sejuk, yang kedua, dikasih udara yang lebih segar, dan ketiga kalau masih sadar dikasih air minum lebih banyak, dan terakhir bisa dipijitin punggungnya atau kakinya, itu bisa menambah untuk memacu sistem syaraf kita untuk merangsang sistem pembuluh darah kita untuk aktif lagi,” kataTaruna ditemui di Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Jeddah, Jumat (30/5/2025).

    Imbauan untuk mewaspadai sengatan panas berkaitan dengan perkiraan cuaca di Armuzna hingga 50 derajat Celcius pada saat pelaksanaan wukuf di Arafah. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Pemeritah Arab Saudi sebelumnya telah mengimbau jemaah untuk tidak keluar tenda di Arafah dan Mina pada pukul 10:00 hingga 16:00.

    Sementara itu, tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk mencegah heat stroke yakni dengan banyak minum air putih, segera istirahat ketika tubuh terserang gejala heat stroke, dan lebih banyak beraktivitas luar ruang di malam hari.

    “Dengan banyak minum itu, pelebaran pembuluh darah diikuti dengan pertambahan volume darah. Karena airnya bertambah, dan itu menyebabkan sebuah keseimbangan dlm tubuh kita sehingga heat stroke bisa dicegah,” jelasnya.

    Menurut ramalan cuaca National Center for Meteorology Arab Saudi, suhu udara di Armuzna saat pelaksanaan wukuf pada 4 Juni 2025 atau 9 Dzulhijjah 1446 H akan mencapai 40 Derajat Celcius, dan akan meningkat menjadi 43 derajat Celcius pada 5 Juni 2025 atau 10 Dzulhijjah 1446 H.

    “Kedua, kalau ternyata ada perasaan pusing, pening, lebih bagus istirahat saja dulu, di bayangan pohon atau gedung. Kemudian yang ketiga, jika ada riwayat heat stroke sebaiknya melakukan umrah atau aktivitas pada malam hari, karena pada malam hari suhu pasti menurun,” ujar Taruna.

    Sementara itu, operasional penyelenggaraan ibadah haji memasuki hari ke-30, dan akan segera mencapai masa akhir kedatangan jemaah haji reguler gelombang II pada 31 Mei 2025.

    Pergerakan dan aktivitas jemaah saat ini terkonsentrasi di Makkah. Jemaah calon haji akan digerakkan menuju Arafah pada 4 Juni 2025, untuk kemudian melaksanakan wukuf keesokan harinya, Kamis 5 Juni 2025.

    Hingga Jumat (30/5/2025) pukul 16:30 WAS, sudah sebanyak 199.030 jemaah haji Indonesia tiba di Tanah Suci, yang terbagi ke dalam 513 kelompok terbang (kloter).

    Jumlah jemaah tersebut mencakup 97,89% dari total rencana kedatangan sebesr 203.320 jemaah. Adapun, dari jumlah tersebut, 191.918 jemaah telah tiba di Makkah, dan 1.183 lainnya sedang dalam perjalanan.