Tag: Muzdalifah

  • Menag Sebut Semua Jemaah Melaksanakan Haji, 2 Lansia yang Hilang, Ibadahnya Dibadalkan

    Menag Sebut Semua Jemaah Melaksanakan Haji, 2 Lansia yang Hilang, Ibadahnya Dibadalkan

    Bisnis.com, JEDDAH — Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut hingga fase pemulangan, semua jemaah telah melaksanakan ibadah haji, termasuk dua orang lanjut usia (lansia) yang dibadalkan, atau diwakilkan ibadahnya.

    “Seluruh jemaah haji sudah menunaikan ibadah haji. Tidak ada satu orang pun yang tidak melaksanakan ibadah haji. Ada dua yang hilang, sampai sekarang ini masih dicari ya, tapi itu sudah dibadalkan,” kata Nasaruddin di Kantor Urusan Haji Jeddah, Senin (16/6/2025).

    Dia melanjutkan, petugas badal haji juga sudah mewakilkan ibadah jemaah yang masih dirawat di rumah sakit sampai dengan puncak haji berlangsung di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).

    Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Arrasyid menyebut identitas mereka yang hilang yakni Nurimah dari kelompok terbang 19 Embarkasi Palembang (PLM-19) dan Sukardi bin Jakim dari kloter 79 Embarkasi Surabaya (SUB-79). Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, keduanya masuk gelombang II kedatangan tiba pada 25 Mei 2025 dari Jeddah, Arab Saudi.

    “Ini ada yang terlepas dari kloternya sejak kedatangan dua hari dan tiga hari di Tanah Suci. Terlepas dari rombongan sebelum Armuzna,” kata Harun.

    Menurut informasi orang hilang PPIH, Sukardi terakhir kali terlihat berada di Hotel Tala’ea Al-Khair, Makkah pada 29 Mei 2025. Sementara, Nurimah dilaporkan terlepas dari rombongan saat mengunjungi Masjidil Haram.

    “Ada pendampingnya karena usianya Ibu Nurimah sekitar 80 tahun, dan Bapak Sukardi menurut informasi ke kami itu dia 77 tahun,” sambungnya.

    Harun menerangkan pihak Linjam yang menerima laporan jemaah hilang segera membentuk dua tim pencarian, yakni Tim A dan Tim B. Dua tim itu setiap hari mencari Nurimah dan Sukardi di sekitar Makkah dan Jeddah.

    “Juga ke kantor-kantor polisi di wilayah Makkah. Kami juga koordinasi dengan pihak KJRI. KJRI juga bersama dengan tim kami melakukan pencarian, kemudian berkonsultasi dengan konsul haji di Jeddah serta rekan-rekan kesehatan yang ada di KKHI,” imbuh Harun.

    Rencananya, rombongan Kloter PLM 19 dan SUB 79 kembali ke Tanah Air pada 28 Juni 2025. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada titik terang,” kata dia.

  • Terima Kasih, Petugasnya Luar Biasa

    Terima Kasih, Petugasnya Luar Biasa

    Makkah

    Jemaah haji Indonesia mulai pulang ke Tanah Air. Jemaah pun berterima kasih ke petugas haji karena telah memberi layanan yang baik selama di Arab Saudi.

    “Masyaallah, terima kasih saya mengucapkan terima kasih kepada petugas khususnya karena sudah memfasilitasi kami dengan luar biasa mudah-mudahan menjadi amal saleh,” ujar jemaah kloter JKG 13, Rosi Mariana, di Makkah, Arab Saudi, Minggu (15/6/2025).

    Dia berdoa agar bisa kembali lagi ke Tanah Suci suatu saat nanti. Rosi mengatakan dirinya senang bisa menjadi jemaah haji di tahun 2025.

    “Saya merasa senang sekali menjadi jemaah haji di 2025 ini. Mudah-mudahan apa yang menjadi pengalaman saya khususnya menjadi perubahan besar di hidup saya,” ucapnya.

    Dia menyebut ibadah haji memberikan banyak pengalaman kepada dirinya. Dia merasa momen puncak haji mulai dari wukuf hingga perjalanan dari Muzdalifah ke Mina menjadi yang paling berkesan.

    “Wukuf di Arafah, di situ terjadi gelombang yang sangat lembut antara internal dan eksternal sehingga kita semua khususnya saya mendapat pengalaman luar biasa. Ketika di Muzdalifah di situ saya mengambil keputusan berjalan kaki karena kita sudah melewati waktu subuh, subhanallah alhamdulillah ketika saya keluar disambut syarikah Arab Saudi dan saya diberi fasilitas bus VIP, saya diberi fasilitas yang luar biasa,” ujarnya.

    “Terima kasih untuk petugas haji baik Arab Saudi dan Indonesia yang sudah memfasilitasi kami, luar biasa, mudah-mudahan jadi ladang pahala,” ucapnya.

    Jemaah asal kloter JKG 13 lainnya, Hesyati (58), mengatakan perasaannya berbunga-bunga menjelang pulang ke rumah. Dia mengatakan perasaannya campur aduk menjelang meninggalkan Tanah Suci.

    Jemaah haji Indonesia Foto: Haris Fadil/detikcom

    Dia memberi apresiasi ke petugas yang telah melayani jemaah haji. Dia mengatakan petugas haji telah bekerja dengan baik.

    “Petugasnya sangat luar biasa, apalagi kesehatan,” ucapnya.

    Jemaah haji asal Tangerang, Ahmad Wildan, mengaku bersyukur bisa menuntaskan seluruh rangkaian ibadah haji tahun ini. Dia mengatakan semua yang terjadi di Saudi merupakan bagian dari perjuangan dalam ibadah haji.

    “Segala apa yang sudah kami lewati itu adalah perjuangan dari ibadah haji ini. Mudah-mudahan apa yang sudah kami lewati kami laksanakan dari rangkaian ibadah haji ini, jadi haji yang mabrur,” ujar Wildan.

    Jemaah haji Indonesia Foto: Haris Fadil/detikcom

    Dia berdoa bisa kembali ke Tanah Suci. Wildan mengatakan puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) menjadi momen yang paling berkesan baginya.

    “Semuanya harus siap mentalnya dan di situ lah kita diuji oleh Allah SWT, keikhlasan, kesabaran kita, sehingga ini menjadi sesuatu yang sangat terkesan di hati kami,” ujar Wildan.

    (haf/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Terkait Kekurangan Penyelenggaraan Haji 2025, Menag Sebut Karena Sistem Baru

    Terkait Kekurangan Penyelenggaraan Haji 2025, Menag Sebut Karena Sistem Baru

    Bisnis.com, JEDDAH — Penyelenggaraan ibadah haji 2025 tidak lepas dari hambatan dan kekurangan. Menteri Agama Nasaruddin Umar yang berkesempatan menyapa jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah jelang kepulangan ke Tanah Air, mengatakan sistem baru dengan 8 syarikah terlibat menyebabkan sejumlah penyesuaian dalam pelayanan kepada jemaah. 

    Meski demikian, dia mengapresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan pihak Pemerintah Arab Saudi yang telah memungkinkan hajatan besar penyelenggaraan ibadah haji tahun ini hampir rampung dengan beberapa catatan prestasi. 

    “Memang di awal-awal ada krusial karena kami pakai sistem baru ya. Ada keterlambatan penemuan hotel, tetapi itu teratasi semuanya sih sebetulnya, tidak ada yang sampai terbengkalai, terlantar,” katanya di Bandara Jeddah, Minggu (15/6/2025). 

    Salah satu indikator catatan prestasi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini yakni turunnya jumlah jemaah haji yang wafat. Menurut Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Mingu (15/6/2026) tercatat ada 279 jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci, turun dari akumulasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 461 jiwa. 

    “Alhamdulillah terjadi pengurangan jumlah kematian. Itu juga salah satu indikator yang sangat penting,” katanya. 

    Menag mengajak semua pihak untuk tidak mendramatisasi kekurangan-kekurangan yang terjadi selama penyelenggaraan ibadah haji, melainkan menjadikan hal itu sebagai catatan untuk perbaikan ke depan. 

    Dengan tidak mengecilkan kepentingan jemaah yang terdampak kebijakan sistem baru tahun ini, Menag mengatakan keterlambatan dan kemacetan selalu terjadi setiap tahun pada musim haji di Tanah Suci karena padatnya jemaah dari seluruh dunia. 

    “Jadi yang penting buat kami adalah seluruh jemaah kita itu menyelenggarakan ibadah hajinya. Tidak ada yang tidak terangkut ke Arafah. Tidak ada yang terangkut melalui Muzdalifah. Tidak ada yang tidak ke Mina” katanya. 

    Kini, jemaah haji Indonesia berangsur pulang ke Tanah Air, gelombang pertama melalui Bandara Jeddah, dilanjutkan dengan gelombang kedua melalui Bandara Madinah. Menurut Siskohat, hingga Minggu (15/6/2025) pukul 15:41 Waktu Arab Saudi (WAS) sudah ada 64 kelompok terbang (kloter) dari 525 kloter yang tiba di Indonesia, dengan total 25.011 jemaah. 

  • Timwas DPR: Jangan Jadikan Sabar Jadi Alasan Kelalaian Petugas HajiI – Page 3

    Timwas DPR: Jangan Jadikan Sabar Jadi Alasan Kelalaian Petugas HajiI – Page 3

    Pasca-puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), sebagian jemaah haji masih tinggal di Makkah, Arab Saudi. Masa itu biasanya dimanfaatkan untuk menggenjotkan aktivitas ibadah, padahal kondisi fisik belum sepenuhnya pulih dari menjalani puncak ibadah haji.

    Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatannya, terutama jelang kepulangan. Terlebih, suhu panas ekstrem masih melanda Makkah beberapa waktu terakhir.

    “Cuaca siang hari di Makkah masih mencapai 46 derajat Celcius. Kami mengimbau jemaah untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunah, terutama umrah sunnah berulang kali,” kata Wakil Pengendali Teknis Bidang Media Center Haji (MCH) Akhmad Fauzin dalam konferensi pers di Makkah, Sabtu (14/6/2025).

    Fauzin mengingatkan bahwa aktivitas fisik berlebih dan suhu ekstrem dapat berdampak buruk pada kondisi kesehatan jemaah, terutama lansia, berisiko tinggi, dan mereka yang mengalami kelelahan setelah puncak ibadah haji. Ia pun meminta jemaah lebih bijak mengatur waktu ibadah, termasuk saat akan melaksanakan tawaf wada.

    “Sebaiknya pilih waktu yang lebih sejuk, seperti pagi hari setelah subuh atau malam hari. Jemaah juga diimbau tidak bepergian sendiri, tetap bersama rombongan demi keamanan,” ujar Fauzin.

  • Apresiasi KH Akhmad Said Asrori untuk Petugas Haji 2025: Khidmah Menjadi Amal Saleh

    Apresiasi KH Akhmad Said Asrori untuk Petugas Haji 2025: Khidmah Menjadi Amal Saleh

    Madinah (beritajatim.com) – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan kinerja para petugas haji Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M.

    Ini disampaikan langsung dari Madinah, Kamis (12/6/2025). Dia menilai bahwa kerja para petugas, baik yang sambil menunaikan haji maupun tidak, merupakan bentuk khidmah yang bernilai ibadah.

    “Saya mengapresiasi kepada para petugas yang melaksanakan tugas, baik sambil menunaikan ibadah haji maupun tidak. Petugas yang tidak melaksanakan haji, insya Allah pahalanya sama karena diniati khidmah kepada jemaah haji,” sebut Kyai Said dikutip dari laman resmi Kemenag RI, Sabtu (14/6/2025).

    KH Akhmad Said Asrori tahun ini tercatat sebagai anggota Amirulhaj 1446 H/2025 M. Sebagai bagian dari tim Amirulhaj. Dia mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji bersama jemaah Indonesia, mulai dari wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, hingga mabit dan melontar jumrah di Mina.

    Kehadirannya di lapangan memungkinkan dirinya menyaksikan secara langsung kerja keras petugas haji Indonesia dalam melayani jemaah. “Kita berharap apa yang sudah dilaksanakan betul-betul menjadi amal saleh bagi kita semua,” sambungnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said juga menyampaikan bahwa ibadah haji menyimpan sejuta kisah dari setiap jemaah. Dia mengutip nasihat dari KH Mustofa Bisri. “Satu juta orang haji itu ada satu juta pengalaman, baik yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan. Jadi itu sesuatu yang memang selalu terjadi sejak zaman Rasulullah,” paparnya.

    Kyai Said turut berbagi pengalaman pribadinya saat berhaji pada tahun 2001. Pada masa itu, jemaah Indonesia harus lebih mandiri dalam urusan logistik harian. “Dibandingkan dulu, haji sekarang lebih enak semua. Sekarang semuanya sudah tersedia,” sebutnya.

    Dia berharap seluruh jemaah haji Indonesia, termasuk para petugas yang berkhidmah, memperoleh kemabruran dan segala upaya yang telah dilakukan tercatat sebagai amal saleh. Di akhir pesannya, Kiai Said juga berharap agar penyelenggaraan ibadah haji terus membaik di tahun-tahun mendatang. [suf]

  • Layanan Safari Wukuf Gratis, Tak Ada Pungli

    Layanan Safari Wukuf Gratis, Tak Ada Pungli

    JAKARTA – Petugas safari wukuf, yang merupakan bagian dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Tony Hartanto, menegaskan tidak pungutan liar (pungli) dalam safari wukuf jamaah lanjut usia dan risiko tinggi yang dilakukan oleh petugas haji.

    “Layanan safari wukuf itu gratis, tidak menarik iuran dari jamaah sama sekali,” kata Tony yang merupakan salah satu dokter petugas safari wukuf mengutip Antara.

    Dirinya bersama kawan-kawan yang juga merupakan petugas safari wukuf merasa bersedih dan prihatin, lantaran ada isu pungli yang secara tidak langsung menyinggung petugas lansia.

    Diketahui, petugas safari wukuf memiliki andil yang besar dalam menyukseskan program safari wukuf. Program itu menjadi program unggulan penyelenggaraan haji tahun 2025.

    Sebanyak 120 petugas safari wukuf melayani dan membersamai 477 jamaah lansia, penyandang disabilitas, dan risiko tinggi. Petugas itu terbagi dalam 10 tim. Setiap tim terdiri atas satu dokter, satu perawat, dan sisanya merupakan gabungan dari petugas lansia dan pembimbing ibadah.

    Satgas safari wukuf ini bertugas melayani dan merawat jamaah selama 10 hari, yaitu pada 1–10 Juni 2025 di hotel transit safari wukuf.

    Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar telah menepis adanya isu pungutan liar dalam safari wukuf jemaah lanjut usia dan risiko tinggi yang dilakukan oleh petugas haji.

    “Jadi, isu bahwa ada pungutan dari jamaah oleh petugas itu sama sekali tidak benar. Itjen Kemenag sudah kami turunkan. Kami sudah klarifikasi semua dan kami panggil orangnya juga,” ujar Menag di Makkah, Rabu, 11 Juni.

    Nasaruddin Umar mengatakan bahwa pungutan itu bukan persoalan safari wukuf, melainkan persoalan badal haji dan berkaitan dengan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), bukan petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH).

    Menag menjelaskan bahwa badal haji memang ada paketnya (biaya), mulai dari umrah wajib, Arafah, Muzdalifah, Mina, Jamarat, sampai tawaf ifadah.

    “Jadi, ada biaya yang harus dikeluarkan jamaah jika ingin badal haji dan itu mereka komunikasikan dengan KBIH,” ujar Menag.

    Layanan safari wukuf lansia merupakan fasilitas khusus yang disediakan secara gratis oleh pemerintah.

    Safari wukuf ini memungkinkan jamaah yang tidak mampu secara fisik tetap dapat menjalankan rukun haji, khususnya wukuf di Arafah, dengan difasilitasi armada bus.

  • Kuota Haji Batal Dipotong, Komisi VIII DPR: Harus Dijawab dengan Persiapan Matang

    Kuota Haji Batal Dipotong, Komisi VIII DPR: Harus Dijawab dengan Persiapan Matang

    Kuota Haji Batal Dipotong, Komisi VIII DPR: Harus Dijawab dengan Persiapan Matang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI
    Singgih Januratmoko
    menyambut baik keputusan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang membatalkan rencana pengurangan
    kuota haji
    sebesar 50 persen bagi jemaah asal Indonesia.
    Namun, Singgih meminta pemerintah Indonesia harus merespons ini dengan menyiapkan pemberangkatan ibadah haji yang lebih matang dan optimal.
    “Ini adalah amanah besar yang harus dijawab dengan persiapan yang lebih matang dan optimal. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan,” kata Singgih dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).
    Sebab, wacana pengurangan kuota ini berawal dari hasil evaluasi atas pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi yang dinilai buruk.
    Oleh karenanya, Singgih menekankan bahwa penyelenggaraan haji tahun ini harus menjadi bahan evaluasi menyeluruh guna menyambut 2026 dengan lebih siap.
    “Beberapa kendala yang terjadi tahun ini harus menjadi pelajaran. Target kita adalah menghadirkan pelayanan haji yang semakin prima, aman, nyaman, dan berkesan bagi seluruh jemaah,” ucap dia.
    Politikus Partai Golkar ini memberikan catatan terkait sejumlah hal yang perlu ditingkatkan untuk ibadah haji tahun 2026.
    Pertama, peningkatan koordinasi dan distribusi layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, termasuk fasilitas tenda, sanitasi, dan pergerakan jemaah.
    Kedua, penjaminan standar hotel dan kelancaran transportasi dari penginapan ke lokasi ibadah serta antar-masyair.
    Ketiga, peningkatan kualitas serta ketepatan waktu distribusi makanan sesuai kebutuhan dan preferensi gizi jemaah.
    “Komisi VIII DPR RI, khususnya Fraksi Partai Golkar, berkomitmen penuh untuk mendukung dan mengawasi upaya perbaikan ini. Ibadah haji harus menjadi perjalanan spiritual yang lancar dan penuh keberkahan bagi seluruh jemaah Indonesia,” tegas Singgih.
    Bagi Komisi VIII DPR RI, pembatalan pengurangan kuota itu menjadi angin segar sekaligus menepis kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan bertambahnya antrean jemaah.
    “Kami sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kerajaan Arab Saudi atas kebijakan yang sangat responsif ini. Ini bukti nyata dari eratnya hubungan bilateral dan kerja sama keagamaan antara Indonesia dan Arab Saudi,” lanjutnya.
    Sebelumnya, Wakil Kepala
    Badan Penyelenggara Haji
    (BP Haji) RI Dahnil Anzar memastikan wacana pengurangan kuota haji hingga 50 persen pada musim
    haji 2026
    , batal.
    Dahnil menuturkan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyampaikan keyakinannya terhadap komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan perbaikan dalam tata kelola haji dengan dibentuknya BP Haji.
    “Wacana tersebut berhenti menjadi wacana dan kami yakinkan itu tidak akan terjadi,” tegas Dahnil di Kantor BP Haji Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025) malam.
    Dahnil mengatakan, wacana pemangkasan kuota jemaah haji Indonesia hanya sebagai peringatan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi kepada Kementerian Agama RI yang menjadi penyelenggara haji pada tahun ini.
    “Karena mereka ingin memberikan semacam peringatan. Mereka menilai pelaksanaan haji tahun ini dari Indonesia belum optimal,” tuturnya.
    Oleh sebab itu, wacana tersebut muncul.
    Namun, Dahnil yakin dari hasil diskusi antara BP Haji dengan otoritas Arab Saudi menyatakan bahwa wacana tersebut tidak akan terjadi.
    “Mereka masih punya kepercayaan kepada Indonesia karena Presiden sudah membentuk manajemen baru pengelolaan haji yaitu Badan Penyelenggara Haji,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jemaah Haji Mulai Tiba di Solo, Suhu Tubuh Dicek Ketat Antisipasi MERS-CoV
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Juni 2025

    Jemaah Haji Mulai Tiba di Solo, Suhu Tubuh Dicek Ketat Antisipasi MERS-CoV Regional 13 Juni 2025

    Jemaah Haji Mulai Tiba di Solo, Suhu Tubuh Dicek Ketat Antisipasi MERS-CoV
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –
    Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo, Jawa Tengah memberlakukan pengecekan suhu tubuh kepada jemaah haji setibanya di Tanah Air.
    Pengecekan suhu tubuh dilakukan menggunakan thermal scanner. Alat itu terpasang dipintu masuk Gedung Muzdalifah Asrama Haji Donohudan.
    Begitu jemaah haji masuk gedung, suhu tubuh mereka langsung dapat terlihat melalui alat tersebut.
    Kasubbag Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi, mengatakan parameter tahun ini suhu tubuh jemaah haji saat dicek adalah 37,5 derajat celsius.
    “Pada saat lebih (suhu tubuhnya) maka langsung dipandu oleh petugas kesehatan yang ada di Embarkasi untuk diobservasi di Poliklinik,” kata Gentur di Embarkasi Solo, Jumat (13/6/2025).
    Pengetatan suhu tubuh jemaah haji dari sebelumnya 38 derajat celsius menjadi 37,5 derajat celsius ini karena adanya Virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (
    MERS
    -CoV) yang kembali merebak di
    Arab Saudi
    .
    “Jadi menurut surat edaran dari Kementerian Kesehatan standar minimal untuk suhu tubuh di 37,5 derajat Celsius. Dan ini diterapkan petugas kesehatan di Embarkasi,” ungkap Gentur.
    Diketahui, jemaah haji dari Embarkasi Solo tiba di Tanah Air mulai hari ini, Jumat. Jemaah haji kloter pertama berasal dari Kabupaten Purbalingga.
    Mereka menumpangi pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 6401. Tiba di Bandara Adi Soemarmo, jemaah haji berjumlah 358 orang ini sebagian di antaranya melakukan sujud syukur.
    Seorang jemaah haji, Abdul Sobir, mengaku senang bisa kembali lagi ke Tanah Air setelah melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.
    “Alhamdulillah, senang sanget. Alhamdulillah minta doanya semoga bisa mabrur. Sangat senang bisa kembali ke Tanah Air, Indonesia dengan sehat, bugar dan selamat,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jemaah Haji yang Tak Dapat Makan Usai Armuzna Terima Uang Kompensasi

    Jemaah Haji yang Tak Dapat Makan Usai Armuzna Terima Uang Kompensasi

    Bisnis.com, MAKKAH — Jemaah haji yang tidak mendapat katering makanan di hotel Makkah usai puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), mendapatkan kompensasi uang dari BPKH Limited, anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Arab Saudi yang mengurusi konsumsi jemaah. Sekitar 20.000 jemaah menerima kompensasi uang tunai yang mulai diserahkan di Hotel 614 Makkah, Kamis (12/6/2025).

    Kompensasi yang diberikan senilai 10 riyal Arab Saudi untuk sarapan, 15 riyal untuk makan siang dan 15 riyal untuk makan malam. Jemaah di Hotel 614 mendapat kompensasi karena tidak mendapat makan malam pada 14 Dzulhijah 1446 Hijriah yang bertepatan dengan 10 Juni 2025 atau usai puncak haji.

    Direktur BPKH Limited Imam Nikmatullah menyampaikan permintaan maafnya kepada jemaah sekaligus menjanjikan semua jemaah yang terdampak keterlambatan tersebut akan mendapat ganti rugi.

    “Kami akan bertahap kepada hotel-hotel lain kami akan bagikan langsung kepada jemaah. Namun apabila jemaah tidak ada waktu dan bersiap untuk pulang kami insyaallah akan kirimkan melalui rekening masing-masing,” ujar Imam.

    Imam menyebut BPKH Limited telah berupaya menyalurkan makanan siap saji ke jemaah pada 14 dan 15 Dzulhijah. Pihaknya juga menambah dapur lain sehingga masalah keterlambatan makanan bisa diatasi.

    “Kami sudah melakukan langkah-langkah. Pertama, kami sudah menambah dapur reguler kemarin, sehingga di hari kedua lebih cepat dan tertib,” ujarnya.

    Dia juga menegaskan BPKH Limited akan mengambil langkah hukum terhadap dapur yang bermasalah. Iman pun menyebut ada dua hingga empat dapur yang akan dimintai tanggung jawab dan bakal masuk daftar hitam BPKH Limited. Adapun, total kompensasi yang disiapkan berjumlah sekitar 900.000 riyal hingga 1,5 juta riyal.

    “Tentu akan kami black list kami akan berikan surat peringatan dan juga akan kami minta tangung jawab atas wanprestasi,” ujarnya.

    Kepala Daerah Kerja Makkah PPIH 2025, Ali Machzumi, mengatakan pemberian kompensasi ini dilakukan sesuai perintah Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dia menjamin hak-hak jemaah akan dipenuhi.

    “Ini sesuai dengan arahan Bapak Menteri Agama, Bapak Dirjan PHU untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah haji kita. Kita juga mengapresiasi kepada BPKH Limited yang berkomitmen memberi kompensasi kepada jemaah haji kita,” ucapnya.

  • Suasana Haru Sambut Jemaah Haji Tulungagung

    Suasana Haru Sambut Jemaah Haji Tulungagung

    Tulungagung (beritajatim.com) – Ratusan Jemaah Haji asal Kabupaten Tulungagung tiba hari ini. Jemaah yang tergabung dalam kloter 1 telah dijemut oleh keluarganya di masing-masing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

    Suasana haru terasa saat bus yang ditumpangi jemaah haji masuk areka KBIH. Keluarga yang sudah menunggu kedatangan jemaah haji ini langsung mengerumuni jemaah.

    Salah seorang jemaah haji, M Yusuf Riza mengatakan kloter pertama ini tiba di Debarkasi Surabaya sekitar pukul 10.30 WIB. Kedatangan jemaah tersebut mengalami kemoloran dari jadwal. Hal ini dikarenakan keberangkatan mereka dari Arab Saudi juga molor.

    Meski begitu jemaah tidak mempermasalahkan keterlambatan tersebut. “Saat berangkat dari Arab Saudi memang mengalami keterlambatan dan berimbas ke kedatangan tapi tidak masalah,” ujarnya, Kamis (12/06/2025).

    Meskipun banyak pihak yang menilai pelaksanaan ibadah haji tahun ini cukup rumit, namun hal tersebut dinilai masih cukup normal. Menurut Riza, memang ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Terutama saat berada di Muzdalifah. “Memang mengurus jemaah yang jumlahnya ratusan ribu cukup rumit, tapi secara keseluruhan tidak ada kendala yang berarti,” tuturnya.

    Tahun ini terdapat 872 jemaah haji yang berangkat dari Tulungagung. Mereka tergabung dalam Kloter 1, 2 dan 3. Selain itu terdapat juga tambahan 89 jemaah haji cadangan yang berangkat bersama kloter 45 dan 46. Mereka baru bisa berangkat setelah visa haji keluar. Tahun ini terdapat 1 jemaah haji yang meninggal di Arab Saudi. [nm/ted]