Tag: Muzdalifah

  • Tantangan Prabowo Turunkan Biaya Haji hingga Lebih Murah dari Malaysia…

    Tantangan Prabowo Turunkan Biaya Haji hingga Lebih Murah dari Malaysia…

    Tantangan Prabowo Turunkan Biaya Haji hingga Lebih Murah dari Malaysia…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI
    Prabowo Subianto
    ingin agar
    biaya haji
    untuk tahun depan bisa diturunkan lagi.
    Tantangan berat pun menanti jajarannya yang mengurus haji, khususnya Badan Penyelenggara (BP) Haji.
    “Kita berjuang keras untuk menurunkan biaya haji semurah-murah yang kita mampu,” ujar Prabowo, di Terminal 2F Khusus Haji dan Umrah Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (4/5/2025).
    “Jadi, saya minta Menteri Agama, Kepala Badan Haji, Menteri Agama, tentunya dibantu Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji untuk koordinasi sebaik-baiknya, duduk bersama dan mencari solusi-solusi untuk mengurangi biaya haji,” sambung dia.
    Prabowo secara khusus meminta agar Garuda Indonesia melakukan efisiensi terhadap hal-hal yang tidak perlu.
    Sebab, kata dia, dengan efisiensi, maka biaya transportasi bisa semakin turun.
    “Dan itu yang kita harus capai sekarang alhamdulillah menurunkan biaya haji Rp 4 juta yang sudah dirasakan oleh jemaah haji tahun ini 203.000, tapi Rp 4 juta saya minta dikurangi lagi, karena saya belum puas. Kita harus yang termurah yang bisa kita capai,” ujar dia.
    Sementara itu, Prabowo mendorong agar biaya haji Indonesia bisa lebih murah dari Malaysia.
    “Kalau bisa lebih murah dari Malaysia. Saya kira bisa kira-kira Pak Kepala Badan? Ya siap, Menteri Agama? Insya Allah. Ditonton loh ini,” imbuh Prabowo.
     
    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, jika ingin berpikir secara logika, maka seharusnya jemaah haji 2025 membayar mahal untuk beribadah di Tanah Suci.
    “Kalau kita mau berekspektasi, mau berpikiran logika, maka seharusnya jemaah haji tahun ini bayar mahal, apalagi kan bantuan BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) itu berkurang,” ujar Nasaruddin.
    Nasaruddin mengungkapkan, faktor utama yang menyebabkan biaya haji mahal adalah karena durasi jemaah tinggal di Arab Saudi.
    Dalam satu hari saja, kata dia, pemerintah bisa menggelontorkan Rp 50 miliar.
    Maka dari itu, Nasaruddin berpikir bahwa durasi hari jemaah berada di Tanah Suci bisa dikurangi untuk menghemat biayanya.
    “Kalau kita bisa menghemat lima hari, berapa itu? 4 kali 5, Rp 200 miliar. Belum lagi yang lain. Jadi, saya kira teknologi itu juga akan mempermudah,” ucap dia
    “Ini pun juga kalau kita lihat bandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, ini sudah jauh lebih murah setiap jemaah haji itu berkurang sekitar Rp 4 juta,” sambung Nasaruddin.
    Nasaruddin mengungkit kondisi pajak di Arab yang sedang meningkat saat ini.
    Kemudian, dia mengingatkan, dollar AS juga sedang menguat, sehingga biaya haji seharusnya lebih mahal.
    “Tapi tetap jemaah haji itu diperhitungkan seperti apa adanya. Kenapa kok bisa bayarnya lebih murah? Itu karena kita melakukan penghematan-penghematan di berbagai tempat,” imbuhnya.
     
    Kementerian Agama
    (Kemenag) menyampaikan, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) 1446 H atau 2025 M turun karena ada total efisiensi komponen operasional layanan umum dari hasil negosiasi dengan Arab Saudi mencapai Rp 600 miliar.
    Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, efisiensi tersebut membuat biaya haji yang ditanggung jemaah turun menjadi Rp 55,4 juta.
    “Efisiensi juga bisa dilakukan pada komponen operasional layanan umum dalam negeri dan luar negeri. Total efisiensi ini mencapai Rp 600 miliar,” kata Hilman, dalam keterangannya, Selasa (7/1/2025).
    Selain soal layanan, Kemenag juga berhasil melakukan efisiensi terhadap berbagai komponen, baik akomodasi (hotel), konsumsi, maupun biaya layanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).
    “Seperti saya sampaikan, efisiensinya cukup signifikan karena keberhasilan dalam proses negosiasi,” ujar dia.
    Dalam Panja BPIH, usulan awal Kemenag dibahas kembali dengan mendasarkan pada realisasi anggaran penyelenggaraan haji 2024.
    “Jadi, usulan biaya haji tahun ini angkanya lebih dekat dengan realisasi haji 2024. Ini nanti akan kami optimalkan dalam proses negosiasi penyediaan layanan tahun ini,” kata Hilman.
    Wakil Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan tugas berat yang menanti dirinya usai Presiden Prabowo Subianto memerintahkan agar biaya haji diturunkan lagi.
    Dahnil mengaku akan mencari biaya yang masih bisa diefisiensikan, tanpa perlu mengurangi kualitas pelayanannya.
     
    “Itu memang yang salah satu disampaikan Presiden sejak awal makanya istilah Presiden telusuri komponen
    cost
    mulai dari transportasi, mulai dari konsumsi, akomodasi,” ujar Dahnil.
    “Tentu tugas berat kami di 2026 adalah telusuri
    cost
    pembentuk biaya haji, supaya bisa dikurangi, terutama yang menyebabkan inefisiensi, tetapi tidak mengurangi pelayanan,” sambung dia.
    Dahnil membeberkan, biaya katering dan transportasi sebenarnya masih bisa ditekan lagi.
    Apalagi, pesawat yang dicarter untuk mengantarkan jemaah haji ke Tanah Suci bakal pulang dalam keadaan kosong alias tanpa penumpang.
    “Jadi itu
    cost
    dibiayai jemaah. Maka kita mau dorong skema supaya misalnya pulangnya misalnya Garuda atau Saudi Airlines pulangnya tidak kosong. Salah satunya kerja sama dengan sektor pariwisata di Saudi, karena warga setempat biasanya ketika musim haji mereka keluar, mereka berwisata. Skema-skema itu yang kita bicarakan supaya bisa menekan biaya pesawat,” imbuh Dahnil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Skema Murur dan Tanazul Bagi Jemaah Haji Lansia, Apa Itu?

    Skema Murur dan Tanazul Bagi Jemaah Haji Lansia, Apa Itu?

    Dijelaskan bahwa skema murur akan dilaksanakan di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, jemaah dengan skema ini akan melewati Muzdalifah tanpa turun dari bus dan langsung menuju Mina. 

    “Para jemaah akan diberangkatkan dari Arafah setelah melaksanakan salat Maghrib. Dengan begitu, perjalanan menuju Mina menjadi lebih efisien karena di Muzdalifah tanpa turun dari bus,” katanya.

    Sementara itu, skema tanazul memberikan opsi bagi jemaah yang tinggal di hotel dekat area Jamarat untuk kembali ke hotel mereka setelah melempar jumrah aqabah, tanpa harus menempati tenda di Mina. 

    “Dengan demikian, jemaah tidak perlu menempati tenda di Mina, namun tetap menjalankan kewajiban bermalam sesuai ketentuan,” kata Fikri.

    Ia berpesan kepada seluruh petugas haji untuk terus menyosialisasikan kedua skema ini sebagai salah satu kemudahan yang dihadirkan pemerintah bagi jemaah Indonesia.

    Selain skema baru, perhatian juga diberikan pada peningkatan layanan. Informasi dari pimpinan Komisi VIII memastikan bahwa katering untuk jemaah bercita rasa Indonesia. 

    Menu akan bervariasi selama 10 hari pertama, bahkan resepnya dikirim langsung dari Indonesia, membuat jemaah merasa senang dengan masakan yang familiar.

    Fasilitas bus sholawat yang beroperasi 24 jam dengan sopir asal Indonesia juga sudah disiapkan, diharapkan membuat jemaah lebih nyaman dalam mobilitas mereka di Tanah Suci.

  • Dear Jemaah Haji RI, Kartu Nusuk Jangan Sampai Hilang-Tertinggal Ya

    Dear Jemaah Haji RI, Kartu Nusuk Jangan Sampai Hilang-Tertinggal Ya

    Jakarta

    Jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Madinah, Arab Saudi, telah diberikan Kartu Nusuk. Kartu tersebut wajib selalu dibawa oleh jemaah haji RI selama beraktivitas di Saudi.

    Dikutip dari keterangan Media Center Haji 2025, Sabtu (3/5/2025), distribusi perdana Kartu Nusuk telah dilakukan sejak Jumat (2/5) malam. Pembagian kartu dilakukan oleh pihak syarikah atau perusahaan yang melayani jemaah haji RI.

    Jemaah dari embarkasi Jakarta (JKG 1), menjadi yang pertama menerima Kartu Nusuk. Kepala Daerah Kerja Madinah, M. Luthfi Makki, mengatakan Kartu Nusuk wajib dibawa dan jangan sampai hilang.

    “Kartu ini wajib dibawa. Jangan sampai hilang. Proses penggantiannya panjang dan harus melalui sistem e-Hajj serta konfirmasi ke syarikah,” ujarnya.

    Foto: Pembagian Kartu Nusuk (dok. Media Center Haji)

    Kartu Nusuk bukan sekadar tanda pengenal, namun juga kartu akses masuk menuju seluruh layanan haji, mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga akses ke kawasan utama ibadah seperti Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

    Tanpa kartu ini, jemaah tidak bisa ikut puncak ibadah haji. Kartu ini berwarna putih dan cokelat serta dilengkapi nama, foto, nomor visa, jenis visa, barcode, hingga nama hotel dan nomor kamar jemaah.

    “Kartu ini semacam ‘paspor digital’ selama ibadah haji. Semua layanan terhubung dengan kartu ini. Ini sistem kontrol sekaligus perlindungan terhadap jemaah,” ujarnya.

    Foto: Pembagian Kartu Nusuk (dok. Media Center Haji)

    Kementerian Agama RI menyebut sistem Nusuk menjadi instrumen penting untuk menertibkan pelaksanaan haji. Pada musim haji 2024 lalu, ribuan jemaah ilegal harus dievakuasi karena tidak terdaftar resmi.

    “Ini bukan sekadar formalitas. Tanpa kartu Nusuk, jemaah tidak bisa masuk ke area Armuzna. Maka tolong dijaga baik-baik,” tutup Makki.

    (haf/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • BPKH Limited Kirim 475 Ton Bumbu Nusantara ke Arab Saudi

    BPKH Limited Kirim 475 Ton Bumbu Nusantara ke Arab Saudi

    Jakarta

    Di tengah padatnya prosesi ibadah haji dan sengatan panas Makkah, kotak nasi hangat bercita rasa Nusantara menjadi pelipur rindu bagi jemaah Indonesia. BPKH Limited, anak usaha Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), menghadirkan semur, rendang, dan nasi goreng ke Tanah Suci menjadi kenyataan.

    “Setiap kotak nasi yang dimakan jemaah adalah bentuk nyata dari misi kami: mengembalikan keberkahan haji kembali ke bangsa Indonesia,” ujar Mudir BPKH Limited, Sidiq Haryono dalam keterangannya, dikutip Kamis (1/5/2025).

    Bukan sekadar bisnis, BPKH Limited ingin menyuguhkan pengalaman emosional dalam bentuk kuliner. Kehadiran makanan khas Indonesia dianggap sebagai solusi logistik yang strategis, terutama saat puncak haji 2024 yang diwarnai kemacetan ekstrem di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

    “Bagi kami, makanan siap saji bukan sekadar alternatif. Ini adalah solusi logistik. Saat jalan ditutup, makanan Indonesia tetap sampai ke tangan jemaah,” ucap Sidiq.

    Untuk musim haji tahun ini, langkah besar kembali diambil. Sebanyak 475 ton bumbu khas Indonesia dikirim ke Arab Saudi. Proses seleksi ketat sejak November 2024 menetapkan tujuh produsen terbaik untuk menyediakan 22 jenis bumbu, mulai dari rendang hingga balado.

    Setiap bumbu dikurasi dengan cermat agar cita rasa tetap autentik, meski menempuh perjalanan ribuan kilometer. Proyek ini melibatkan kolaborasi erat dengan Kementerian Agama, Konsulat Jenderal RI, serta syarikah lokal Arab Saudi.

    “Dengan makanan yang lebih sesuai dengan lidah mereka, stamina dan semangat jemaah dalam menjalankan ibadah haji diharapkan tetap terjaga,” tutup Sidiq.

    Inisiatif ini menjadi simbol bahwa di balik ibadah besar, sentuhan kecil seperti makanan rumahan bisa menjadi kekuatan yang tak kalah penting.

    (rrd/rir)

  • 300 Hotel di Mekkah dan Madinah Siap Sambut Jemaah Haji 2025
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 April 2025

    300 Hotel di Mekkah dan Madinah Siap Sambut Jemaah Haji 2025 Nasional 29 April 2025

    300 Hotel di Mekkah dan Madinah Siap Sambut Jemaah Haji 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Agama (
    Kemenag
    ) menyiapkan total 300 hotel di
    Mekkah
    dan
    Madinah
    , Arab Saudi, sebagai tempat tinggal
    jemaah haji
    1446 Hijriah.
    Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis M Hanafi menuturkan, 205 hotel di Mekkah dan 95 hotel di Madinah siap menyambut jemaah haji asal Indonesia yang akan diberangkatkan pada 2 Mei 2025.
    “Jadi akan ada 203.320 jemaah haji reguler yang akan kita layani di 300 hotel yang ada di Mekkah dan Madinah,” kata Muchlis dalam keterangan resmi, Selasa (29/4/2025).
    Untuk hotel di Mekkah, jaraknya maksimum 4,5 kilometer. Sementara di Madinah, semua hotel berada di wilayah Markaziyah.
    Jarak ini bertujuan untuk memudahkan jemaah haji dalam melakukan ibadah di Masjidil Haram.
    Bukan hanya akomodasi tempat tinggal, Kemenag juga menyediakan layanan transportasi di tiga area.
    “Pertama, transportasi antar kota perhajian yang melayani rute Madinah hingga Mekkah, kemudian rute Jeddah ke Mekkah, Mekkah ke Jeddah, dan Mekkah ke Madinah,” jelasnya.
    Terdapat juga bus shalawat yang akan mengantar dan menjemput jemaah dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya.
    Kemudian, tersedia pula transportasi saat puncak proses ibadah haji di Arafah ke Muzdalifah ke Mina (Armina).
    Sesuai arahan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, Muchlis memastikan seluruh layanan jemaah haji di Tanah Suci telah siap.
    “Sejauh ini kesiapan penyelenggaraan ibadah haji, khususnya di Arab Saudi, sudah siap. Sesuai arahan Menteri Agama,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jadwal Lengkap Haji 2025, Gelombang I dan II Kapan Mulai Berangkat?

    Jadwal Lengkap Haji 2025, Gelombang I dan II Kapan Mulai Berangkat?

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) secara resmi mengumumkan jadwal lengkap pelaksanaan ibadah haji tahun 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.

    Pengumuman ini menjadi angin segar bagi ratusan ribu calon jemaah yang telah mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

    Berdasarkan informasi resmi dari Kemenag, embarkasi jemaah haji Indonesia akan dimulai pada awal Mei 2025, menandai dimulainya perjalanan spiritual yang akan membawa mereka ke kota suci Makkah dan Madinah.

    Jadwal keberangkatan dan pemulangan jemaah haji tahun ini dibagi menjadi dua gelombang, dengan rincian waktu yang telah ditetapkan untuk memastikan kelancaran proses ibadah.

    Gelombang I: Madinah Al-Munawwarah Sebagai Tujuan Awal

    Gelombang pertama keberangkatan jemaah haji Indonesia dijadwalkan akan dimulai pada 2 Mei 2025 (4 Zulkaidah 1446 H).

    Pada tanggal ini, para calon jemaah akan mulai diterbangkan dari berbagai embarkasi di Tanah Air menuju Kota Madinah Al-Munawwarah.

    Madinah menjadi tujuan awal bagi jemaah gelombang pertama untuk melaksanakan ibadah Arbain, yaitu salat berjamaah sebanyak 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi, serta berziarah ke makam Rasulullah SAW dan tempat-tempat bersejarah lainnya.

    Proses pemberangkatan jemaah haji gelombang pertama dari Tanah Air ke Madinah akan berlangsung hingga 16 Mei 2025 (18 Zulkaidah 1446 H).

    Setelah menyelesaikan ibadah di Madinah, jemaah gelombang pertama akan mulai diberangkatkan menuju Makkah Al-Mukarramah pada 11 Mei 2025 (13 Zulkaidah 1446 H).

    Perpindahan jemaah dari Madinah ke Makkah ini akan terus berlangsung hingga 25 Mei 2025 (27 Zulkaidah 1446 H), menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

    Sementara itu, pemberangkatan jemaah haji gelombang kedua akan dimulai pada 17 Mei 2025 (19 Zulkaidah 1446 H).

    Berbeda dengan gelombang pertama, jemaah pada gelombang kedua akan langsung diterbangkan menuju Bandara Internasional King Abdulaziz (KAAIA) di Jeddah, yang merupakan pintu gerbang utama menuju Kota Makkah.

    Pemberangkatan jemaah haji gelombang kedua dari Tanah Air ke Jeddah akan berlangsung hingga 31 Mei 2025 (4 Zulhijjah 1446 H).

    Tanggal 31 Mei 2025 juga menjadi batas akhir (closing date) bagi kedatangan seluruh jemaah haji di Jeddah, yaitu pukul 24.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

    Jemaah haji asal Kabupaten Bandung mengikuti pembukaan bimbingan manasik haji massal II tingkat Kabupaten Bandung 2025 di Masjid Al Fathu Soreang, Sabtu (19/4/2025).

    Setelah tiba di Makkah, jemaah gelombang kedua akan langsung mempersiapkan diri untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji.

    Puncak Ibadah Haji: Arafah, Muzdalifah, dan Mina

    Setelah seluruh jemaah haji dari berbagai belahan dunia berkumpul di Makkah, puncak ibadah haji akan dimulai dengan pemberangkatan jemaah dari Makkah menuju Arafah pada 4 Juni 2025 (8 Zulhijjah 1446 H).

    Di Padang Arafah, seluruh jemaah akan melaksanakan wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa, yang merupakan rukun inti dari ibadah haji.

    Wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada 5 Juni 2025 (9 Zulhijjah 1446 H), yang juga bertepatan dengan Hari Arafah.

    Setelah matahari terbenam, jemaah akan bergerak menuju Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (bermalam) dan mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina.

    Pada 6 Juni 2025 (10 Zulhijjah 1446 H), yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, jemaah akan bergerak menuju Mina untuk melaksanakan lempar jumrah Aqabah, menyembelih hewan kurban (bagi yang wajib), dan bertahalul (mencukur rambut sebagai tanda berakhirnya ihram awal).

    Rangkaian ibadah di Mina akan dilanjutkan dengan Hari Tasyrik, yaitu tanggal 7, 8, dan 9 Juni 2025 (11, 12, dan 13 Zulhijjah 1446 H). Pada hari-hari tersebut, jemaah akan melaksanakan lempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah.

    Jemaah yang mengambil Nafar Awal (meninggalkan Mina lebih awal) akan kembali ke Makkah pada tanggal 8 Juni setelah melempar jumrah pada tanggal 11 dan 12 Zulhijjah.

    Sementara itu, jemaah yang mengambil Nafar Tsani (meninggalkan Mina lebih lambat) akan tetap di Mina hingga tanggal 9 Juni untuk melempar seluruh jumrah pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah.

    Masa Pemulangan Jemaah Haji ke Tanah Air

    Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji di Makkah dan sekitarnya, jemaah haji Indonesia akan mulai dipulangkan ke Tanah Air.

    Pemulangan jemaah haji gelombang pertama dari Makkah melalui Bandara Jeddah akan dimulai pada 11 Juni 2025 (15 Zulhijjah 1446 H). Kedatangan jemaah haji gelombang pertama di Tanah Air juga akan dimulai pada tanggal yang sama.

    Akhir pemulangan jemaah haji gelombang pertama dari Makkah melalui Jeddah dijadwalkan pada 25 Juni 2025 (29 Zulhijjah 1446 H).

    Sementara itu, jemaah haji gelombang kedua akan mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah pada 18 Juni 2025 (22 Zulhijjah 1446 H).

    Di Madinah, jemaah gelombang kedua akan melaksanakan ibadah Arbain sebelum akhirnya dipulangkan ke Tanah Air melalui Bandara Madinah.

    Calon jemaah haji asal tiga kabupaten Sumedang, Subang dan Majalengka tengah mengikuti pelatihan dan pengarahan dari Menteri Agama RI melaluo daring di Bandara Kertajati, Sabtu (19/4/2025).

    Awal pemulangan jemaah haji gelombang kedua dari Madinah ke Tanah Air dijadwalkan pada 26 Juni 2025 (1 Muharram 1447 H), yang juga bertepatan dengan Tahun Baru 1447 Hijriah.

    Akhir pemberangkatan jemaah haji gelombang kedua dari Makkah ke Madinah adalah pada 2 Juli 2025 (7 Muharram 1447 H), dan akhir pemulangan jemaah haji gelombang kedua dari Madinah ke Tanah Air adalah pada 10 Juli 2025 (15 Muharram 1447 H).

    Kedatangan terakhir jemaah haji gelombang kedua di Tanah Air dijadwalkan pada 11 Juli 2025 (16 Muharram 1447 H).

    Persiapan dan Imbauan bagi Calon Jemaah Haji

    Dengan diumumkannya jadwal lengkap ibadah haji 2025, Kemenag mengimbau kepada seluruh calon jemaah haji untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

    Persiapan tidak hanya meliputi aspek fisik dan finansial, tetapi juga pemahaman tentang manasik haji serta menjaga kesehatan selama berada di Tanah Suci.

    Calon jemaah juga diimbau untuk terus memantau informasi resmi dari Kemenag dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) terkait perkembangan informasi haji dan mengikuti bimbingan manasik yang diselenggarakan.

    Kesiapan yang matang akan membantu jemaah dalam melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan khusyuk.

    Antisipasi dan Peningkatan Layanan Haji 2025

    Belajar dari pelaksanaan ibadah haji tahun-tahun sebelumnya, Kemenag terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji Indonesia.

    Koordinasi dengan berbagai pihak terkait di Arab Saudi terus dilakukan untuk memastikan kelancaran proses keberangkatan, akomodasi, transportasi, hingga pelayanan kesehatan bagi jemaah.

    Pemanfaatan teknologi juga menjadi salah satu fokus dalam peningkatan layanan haji, mulai dari sistem pendaftaran, informasi keberangkatan, hingga pendampingan ibadah melalui aplikasi.

    Diharapkan, dengan persiapan yang matang dan peningkatan layanan yang berkelanjutan, pelaksanaan ibadah haji tahun 2025 dapat berjalan lebih baik dan memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi seluruh jemaah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Calon Petugas Haji Gelar Simulasi, Bersiap Sambut-Layani Jemaah di Saudi

    Calon Petugas Haji Gelar Simulasi, Bersiap Sambut-Layani Jemaah di Saudi

    Jakarta

    Calon Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun 2025 terus melakukan persiapan melayani jemaah haji. Kementerian Agama (Kemenag) pun menggelar simulasi penyambutan hingga pelayanan jemaah di Arab Saudi.

    Simulasi digelar sebagai rangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek) PPIH di Asrama Haji Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Pusat, Sabtu (19/4/2025). Sebagai informasi, Indonesia mendapat kuota 221.000 jemaah haji untuk tahun ini.

    Jumlah itu terdiri dari 203.320 jemaah reguler yang dilayani Kemenag. Kemenag pun telah menyiapkan sekitar 2.210 petugas untuk melayani jemaah selama di Saudi.

    Para petugas terbagi lagi di berbagai tugas dan fungsi, mulai akomodasi, bimbingan ibadah, konsumsi, transportasi hingga media center haji. Para calon petugas haji telah mengikuti bimtek sejak Senin (14/4) dan akan berakhir Minggu (20/4).

    Simulasi petugas haji 2025 Foto: Haris Fadil/detikcom

    Skema-skema itu disiapkan untuk jemaah haji Indonesia yang mengalami sakit, lanjut usia dan disabilitas. Dalam safari wukuf, jemaah yang sakit, lansia dan berisiko tinggi akan dibawa ke Arafah untuk wukuf secukupnya di atas kendaraan lalu dibawa kembali ke hotel transit.

    Skema berikutnya ialah murur atau melintas di Muzdalifah. Kemenag menargetkan ada 25% jemaah haji yang mengikuti murur tahun ini.

    Simulasi petugas haji 2025 Foto: Haris Fadil/detikcom

    Tanazul akan diikuti sekitar 37 ribu jemaah. Mereka yang mengikuti tanazul akan diinapkan di hotel terdekat dengan Jamarat atau lokasi melempar jumrah. Mereka akan menginap di hotel dan dibawa ke Jamarat saat hendak melempar jumrah pada hari tasrik.

    “Petugas yang di Mina dan jemaah yang mabit di Mina akan lempar jumrah dari lantai 3,” ujar Kolonel Harun Alrasyid selaku fasilitator dalam Bimtek PPIH.

    Dia mengatakan petugas dan jemaah yang mabit dan hendak melempar jumrah akan melewati terowongan dan jalanan menanjak untuk menuju lantai 3. Pada 10 Zulhijah, jemaah akan melempar jumrah Aqobah.

    Kemudian, jemaah haji akan melempar jumrah Ula, Wustha dan Aqobah pada 11, 12 dan 13 Zulhijah. Petugas haji bakal ditempatkan di sejumlah area melempar jumrah untuk membantu jemaah.

    “Yang 10 Zulhijah jemaah begitu keluar menuju Aqobah, tujuh kali lempar, selesai kembali lagi menuju tenda Mina,” ujarnya.

    Simulasi juga digelar terkait situasi di tiga daerah kerja (Daker), yakni Bandara, Makkah dan Madinah. Simulasi di Daker Bandara berfokus pada proses penyambutan jemaah saat tiba di Bandara Madinah dan Jeddah hingga masuk bus menuju hotel.

    Simulasi penyambutan jemaah di Madinah dan Makkah terdiri dari penyambutan jemaah saat tiba dengan bus, masuk ke hotel, makan, menjalankan ibadah, hingga persiapan dari penginapan menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina. Jemaah di Madinah, yang merupakan jemaah gelombang pertama, akan melakukan salat di Masjid Nabawi dan ziarah makam Rasulullah lebih dulu.

    Jemaah dari Madinah akan bergerak ke Makkah menjelang puncak haji. Sementara, jemaah di Makkah yang datang pada gelombang kedua akan langsung menjalani umrah wajib di Masjidil Haram. Jemaah akan kembali ke hotel setelah umrah dan berakvitas di Makkah sambil menunggu puncak haji.

    Kemenag bertekad memberi pelayanan terbaik bagi jemaah dan menjadikan ibadah haji ramah untuk jemaah lansia serta disabilitas. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menegaskan haji ramah lansia dan disabilitas bukan sekadar tagline.

    “Kita friendly untuk lansia dan disabilitas tetap kita dorong ya semangat dari layanan itu,” ucap Hilman pada Kamis (17/4).

    (haf/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mudahkan Jemaah Lansia, Kemenag Terapkan Murur dan Tanazul Saat Haji 2025
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 April 2025

    Mudahkan Jemaah Lansia, Kemenag Terapkan Murur dan Tanazul Saat Haji 2025 Nasional 19 April 2025

    Mudahkan Jemaah Lansia, Kemenag Terapkan Murur dan Tanazul Saat Haji 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Agama (
    Kemenag
    ) menerapkan
    Murur
    dan
    Tanazul
    pada penyelenggaraan Ibadah
    Haji 1446 Hijriah
    atau tahun 2025 dengan tujuan untuk memudahkan jemaah haji lansia.
    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, penerapan Murur kembali dilakukan tahun ini. Jemaah haji tidak perlu turun dari bus saat tiba di Muzdalifah.
    “Persoalannya (sulit) cari bus di mana karena gelap. Jadi dimungkinkan tinggal di mobil. Dianalogikan itu sama dengan almabit di Muzdalifah,” ucap Nasaruddin saat ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (19/4/2025).
    Ia menilai, penerapan Murur ini memudahkan para lansia yang tidak perlu untuk turun dari bus di Muzdalifah.
    “Terutama untuk para lansia. Maka itu tetap di bus, jadi ini ditolerir, dan juga secara fikih tidak ada masalah,” imbuh dia.
    Selain Murur, Kemenag juga menerapkan Tanazul. Dengan ini, jemaah haji tidak harus menginap di tenda di Mina yang jaraknya cukup jauh.
    “Tapi itu bisa nginap di hotel, karena jarak menuju ke kemah mereka itu lebih jauh kadang-kadang daripada pergi ke hotel mereka. Perjalanan 1 kilometer atau 1,5 kilometer sudah sampai di hotelnya,” ucapnya.
    Kendati demikian, Nasaruddin menyampaikan bahwa penerapan Tanazul ini peruntukkannya hanya untuk jemaah-jemaah haji prioritas.
    “Tidak semuanya harus Tanazul. Kami mungkin hanya (memilih) kurang lebih 40 sampai 50 ribu jemaah, kami akan lihat siapa yang prioritas, itu yang akan melakukan Tanazul,” jelas dia.
    Sebagai informasi, tahun ini Indonesia mendapat 221.000 kuota, terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.
    Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag telah menerbitkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1446 Hijriah.
    Jemaah haji Indonesia dijadwalkan akan mulai masuk asrama haji pada 1 Mei 2025.
    Sehari berikutnya, jemaah haji reguler asal Indonesia secara bertahap akan mulai diberangkatkan ke Tanah Suci dari embarkasi masing-masing.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menag Terapkan Murur dan Tanazul pada Haji 2025

    Menag Terapkan Murur dan Tanazul pada Haji 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengumumkan skema murur dan tanazul secara resmi akan diterapkan dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025, khususnya untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi bagi jamaah lanjut usia dan disabilitas.

    “Tahun ini kita perkenalkan secara resmi. Kita melakukan apa yang disebut dengan murur dan juga tanazul,” ujar Menag saat menghadiri acara Bimbingan Manasik Haji Nasional di Asrama Haji, Jakarta Timur, Sabtu (19/4/2025) dikutip dari Antara.

    Apa Itu Murur dan Tanazul?

    Murur merupakan skema pergerakan jamaah haji dari Arafah yang langsung melintasi Muzdalifah tanpa turun, untuk kemudian menuju Mina. Prosedur ini bertujuan mempersingkat waktu dan mempermudah mobilisasi, terutama bagi jamaah prioritas. Skema ini telah diuji coba secara sistematis pada haji 2024 dan terbukti efektif mempercepat proses pergerakan dari Muzdalifah ke Mina.

    Sementara itu, tanazul memberikan opsi kepada jemaah agar tidak wajib menginap di tenda Mina jika lokasi hotel mereka lebih dekat dari lokasi kemah.

    “Kalau ke hotel, hanya satu sampai 1,5 kilometer. Lebih nyaman juga untuk istirahat dibandingkan tidur di tenda,” jelas Nasaruddin.

    Namun demikian, tidak semua jemaah akan mengikuti skema ini. Pemerintah hanya mengalokasikan skema tanazul untuk sekitar 40.000 hingga 50.000 jemaah, yang diprioritaskan untuk lansia dan penyandang disabilitas.

    Menag menegaskan pelayanan ibadah haji 2025 akan terus ditingkatkan dari berbagai aspek, termasuk makanan, akomodasi, hingga transportasi.

    Dari segi katering, Kementerian Agama berupaya menyesuaikan menu makanan dengan selera jemaah Indonesia.

    “Kami belajar dari kekurangan tahun lalu. Mudah-mudahan pelayanan makanan tahun ini jauh lebih baik,” katanya.

    Terkait transportasi darat, menag menyebutkan ada sejumlah opsi strategis dalam penyediaan bus antar-jemput jamaah, termasuk antisipasi terhadap hotel yang jaraknya lebih dari 4 kilometer dari Masjidil Haram.

    “Memang ada hotel yang sedikit jauh, tetapi masih di bawah 4,5 kilometer. Semua sudah kami antisipasi,” tambahnya.

    Sementara itu, untuk transportasi udara, ia memastikan maskapai yang digunakan telah memenuhi standar internasional, baik dari sisi keselamatan maupun kenyamanan jemaah. “Kami hanya bekerja sama dengan maskapai yang memiliki sertifikasi dan kualitas terbaik secara internasional untuk ibadah haji 2025,” tandasnya.

  • DPR Sebut 100% Lebih Calon Jemaah Sudah Melunasi Biaya Haji

    DPR Sebut 100% Lebih Calon Jemaah Sudah Melunasi Biaya Haji

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mengatakan kuota Haji 2025 sudah terisi penuh, bahkan jemaah Haji yang sudah melakukan pelunasan biaya melebihi ambang batas kuota.

    Dia merincikan kuota Haji 20205 sebanyak 221.000 jemaah yang terdiri dari 203.320 Haji reguler dan 17.680 Haji khusus. Meskipun kuota jemaah Haji reguler hanya 203.320 orang, tetapi yang sudah melunasi biaya Haji ada 215.000 orang.

    Legislator PKB ini melanjutkan, bagi jemaah Haji yang sudah melunasi biaya dan belum bisa berangkat tahun ini maka akan menjadi jemaah Haji cadangan.

    “Mereka siap menjadi jemaah Haji cadangan. Tentu, mereka akan diproyeksikan dan didahulukan untuk berangkat Ibdan Haji tahun depan. Jadi, baik yang reguler maupun yang khusus sudah terpakai semua. Dengan catatan tidak melanggar hak orang lain yang berangkat,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (18/4/2025).

    Lebih jauh, Marwan memastikan bahwa persiapan Haji di Tanah Air baik dari sisi jemaah maupun infrastruktur di embarkasi sudah siap. Selanjutnya, pihaknya akan memastikan persiapan di Arab Saudi.

    Terutama, lanjutnya, Komisi VII DPR mendirong pemerintah untuk menyelesaikan persoalan di Mina, karena sekitar 203 ribu jemaah reguler akan berada di area Mina yang kecil. Menurut hitungan, setiap jemaah nanti hanya akan memiliki ruang sebesar 0,8 meter saja.

    “Duduk saja sulit. Maka kita memberikan dorongan, skema tanazul, maksudnya tanazul ini jemaah tidak bermalam di tenda Mina, tapi bermalam di hotel masing-masing. Bermalam di hotel masing-masing ini tetap menjadi tanggung jawab syarikah [Perusahaan]. Syarikah ini pelayan yang memberikan layanan kepada jemaah haji Indonesia,” bebernya.

    Selain skema tanazul, ujarnya, ada usulan lainnya yaitu murur. Artinya jemaah tidak turun dari bus di Muzdalifah dan akan bermalam di bus ke Mina. Nantinya, mereka tidak bermalam di tenda Mina, tetapi langsung melontar jumrah.

    “Dari Jamarot turun ke hotel, itu jaraknya sekitar 1,5 km. Dan mereka di situ menginap di hotel. Tentu lebih nyaman, lebih lapang, dan konsumsi ditanggung syarikah, bukan ditanggung masing-masing,” pungkasnya.