Tag: Mulyono

  • 1
                    
                        PSI Umumkan Kaesang Jadi Ketum Terpilih
                        Nasional

    1 PSI Umumkan Kaesang Jadi Ketum Terpilih Nasional

    PSI Umumkan Kaesang Jadi Ketum Terpilih
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Partai Solidaritas Indonesia (
    PSI
    ) mengumumkan bahwa
    Kaesang Pangarep
    sebagai ketua umum terpilih partainya.
    Hal ini berdasarkan hasil pemungutan suara secara virtual atau
    e-voting
    yang digelar PSI.
    “Selamat kepada pemenang, Mas Kaesang, yang memperoleh suara 65,28 persen,” kata Ketua Steering Committee PSI Andy Budiman, dalam
    Kongres PSI
    di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).
    Calon ketua umum (caketum) nomor urut 2 itu mendapat perolehan suara sebesar 65,28 persen.
    Lalu, caketum nomor urut 1, Ronald A Sinaga atau Bro Ron, memperoleh 22,23 persen.
    Sementara itu, caketum nomor urut 3, Agus Mulyono, mendapat 12,49 persen.
    “Menetapkan saudara Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PSI periode 2025-2030 dengan perolehan suara 65,28 persen atau 102.868,” ujar dia.
    Diketahui, dalam pemilihan ketum PSI terdapat tiga kandidat yang bersaing memperebutkan posisi pemimpin PSI.
    Selain Kaesang, ada dua kader PSI lain yang bertanding.
    Mereka adalah Ronald A Sinaga atau Bro Ron dan Agus Mulyono. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Singkat, Jelas, Padat, Ini Pesan Jokowi ke Kaesang Jelang Pemilihan Ketua Umum PSI

    Singkat, Jelas, Padat, Ini Pesan Jokowi ke Kaesang Jelang Pemilihan Ketua Umum PSI

    Persaingan di Kongres PSI

    Selain Kaesang Pangarep, dua kandidat lain juga turut berkompetisi dalam Pemilu Raya PSI di Kongres tersebut. Mereka adalah Ronald A Sinaga, yang dikenal dengan panggilan Bro Ron, dan Agus Mulyono Herlambang.

    Pemilihan ini akan menentukan arah serta strategi PSI ke depan, terutama dalam menghadapi kontestasi politik nasional yang akan datang.

    Kongres PSI kali ini menarik perhatian publik secara nasional karena melibatkan nama besar Kaesang, putra dari mantan presiden.

    Namun, di tengah sorotan media, Kaesang tetap terlihat tenang, bersahaja, dan siap menerima hasil apa pun yang muncul dari proses demokrasi ini.

    Gema suara gajah memenuhi Graha Saba Buana, sesaat setelah para kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) selesai menyanyikan lagu mars partai mereka di arena Kongres PSI.

    Begitu lantunan Mars PSI usai, suara gajah yang menyerupai terompet terdengar jelas. Sontak, kader PSI yang hadir dengan mengenakan kemeja putih serempak bersorak dan bertepuk tangan menyambut suara tersebut.

    Pembukaan Kongres PSI juga diawali dengan penayangan video visual seekor gajah bergading panjang yang tengah berjalan. Gajah itu kemudian terlihat seolah menginjak layar, lalu diikuti dengan kemunculan logo PSI yang baru.

    Logo PSI yang semula bergambar tangan memegang bunga mawar merah kini telah berganti wujud menjadi siluet gajah dari samping dengan belalai terangkat ke atas, didominasi kombinasi warna putih, hitam, dan merah.

    Kongres PSI diselenggarakan dengan agenda utama penetapan ketua umum (ketum) yang baru. Selain itu, kongres ini juga menjadi momen untuk melakukan rebranding partai dan memperkenalkan lagu baru.

  • Buka Kongres PSI, Jeffrie Geovanie: Ketua Umum PSI Bukan Pemilik Kekuasaan Tunggal

    Buka Kongres PSI, Jeffrie Geovanie: Ketua Umum PSI Bukan Pemilik Kekuasaan Tunggal

    “Saya ini bukan pengusaha besar, hanya pengusaha biasa di Singapura. Tapi mereka tidak menyerah membujuk saya,” kisahnya, disambut gelak tawa renyah dari para kader yang memenuhi ruangan.

    Salah satu anekdot menarik yang ia bagikan adalah ide awal untuk meminta Presiden Jokowi memilihkan nama dan logo partai. Namun, Jeffrie dengan tegas menolak gagasan tersebut.

    “Saya bilang ke mereka: ‘Memangnya kalian siapa? Pak Jokowi baru dilantik, kalian minta beliau pikirkan logo partai?’ Akhirnya kita putuskan bikin nama dan logo sendiri,” tegasnya, menunjukkan kemandirian PSI sejak dini.

    Kini, sepuluh tahun berselang, PSI telah tumbuh dan dikenal sebagai partai yang mengusung semangat keterbukaan serta partisipasi aktif anak muda.

    Dalam AD/ART terbaru yang disahkan Kongres, struktur Dewan Pembina diperkuat dengan dua nama yang akan ditunjuk langsung oleh Ketua Umum terpilih, menjamin checks and balances.

    “Ketua Umum PSI bukan pemilik kekuasaan tunggal. Dewan Pembina menjadi pengimbang utama. Siapa pun yang menang, kekuasaan itu tak bisa dimonopoli,” pungkas Jeffrie, menekankan pentingnya kolaborasi.

    Ia juga menitipkan pesan persatuan kepada tiga kandidat Ketua Umum PSI—Kaesang Pangarep, Ronald Aristone Sinaga, dan Agus Mulyono Herlambang—agar tetap bersinergi pasca-pemilihan.

    “Yang dua jangan ditinggalkan. PSI dibangun oleh kolaborasi, bukan kompetisi tanpa arah,” pesannya.

    Menyinggung dinamika nasional, Jeffrie mengajak PSI meneladani kedewasaan politik ala Jokowi dan Prabowo.

    “Dua kali dikalahkan, tapi Pak Prabowo duduk di kabinet. Pak Jokowi yang sempat diserang, justru merangkul. Ini soal kedewasaan berdemokrasi,” ujarnya, memberikan contoh nyata.

  • Kaesang Pangarep Pilih Jalan Kaki ke Lokasi Kongres PSI

    Kaesang Pangarep Pilih Jalan Kaki ke Lokasi Kongres PSI

    Bisnis.com, SOLO – Kaesang Pangarep memutuskan untuk jalan kaki ke Graha Saba Buana, Banjarsari, Solo pada Sabtu 19 Juli 2025.

    Sebagaimana diketahui, Kaesang Pangarep merupakan salah satu dari tiga calon Ketua Umum PSI untuk periode 2025-2030.

    Selain Kaesang Pangarep, adapula Ronald A Sinaga, yang akrab disapa Bro Ron, dan Agus Mulyono Herlambang yang juga mencalonkan diri sebagai Ketua Umum.

    Ketiganya tiba di Graha Saba Buana secara bergantian. Kaesang sendiri memutuskan jalan kaki ke tempat Pemilu Raya PSI hari Sabtu 19 Juli 2025 dilaksanakan.

    Sebelum menuju ke tempat acara, adik Gibran Rakabuming Raka ini sowan ke rumah Jokowi untuk meminta doa restu.

    “Harus meminta restu Bapak sama Ibu dulu supaya semua lancar,” kata Kaesang.

    Sebagaimana diketahui, Graha Saba Buana memang hanya berjarak beberapa meter dari kediaman Jokowi.

    Saat menuju lokasi, sejumlah pendukung Kaesang meneriakkan nama Kaesang Pangarep sebagai bentuk dukungan.

    Pemilu Raya PSI dilaksanakan selama dua hari 19-20 Juli 2025.

  • 9
                    
                        Hari Ini PSI Gelar Kongres di Solo, Prabowo-Gibran-Jokowi Bakal Hadir
                        Nasional

    9 Hari Ini PSI Gelar Kongres di Solo, Prabowo-Gibran-Jokowi Bakal Hadir Nasional

    Hari Ini PSI Gelar Kongres di Solo, Prabowo-Gibran-Jokowi Bakal Hadir
    Tim Redaksi
    SURAKARTA, KOMPAS.com
    – Hari ini,
    PSI
    mulai menggelar Kongres selama dua hari. Presiden ke- 8 RI
    Prabowo Subianto
    , Wakil Presiden
    Gibran Rakabuming
    Raka, hingga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (
    Jokowi
    ) bakal hadir.
    Kongres PSI 2025
    hari pertama pada Sabtu (19/7/2025) ini digelar di Gedung Graha Saba Buana, Kecamatan Banjarsari.
    Kemudian hari pamungkas pada Minggu (20/5/2025), Kongres PSI akan digelar di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
    Pantauan
    Kompas.com
    di Graha Saba Buana, calon ketua umum nomor urut 1, Ronald Aristone Sinaga (Bro Ron) tiba ke lokasi acara Kongres sekitar pukul 09.18 WIB.
    Kedatangan Bro Ron disambut para pendukungnya yang memeriahkan dengan dukungan berupa yel-yel serta sejumlah spanduk.
    Usai Bro Ron tiba, ia langsung disambut oleh jajaran DPP PSI.
    Ketua Dewan Pembina PSI Jeffrie Geovanie pun memberikan jaket PSI baru bernuansa warna putih dan hitam kepada Bro Ron.
    Setelahnya, ia masuk ke ruang acara sembari menunggu dua kandidat lainnya datang.
    Forum tertinggi partai itu akan menjadi forum untuk mengumumkan dan menetapkan ketua umum PSI untuk periode berikutnya.
    E-voting Pemilihan Raya PSI untuk memilih Ketum sudah digelar dan sementara ini Kaesang Pangarep unggul.
    Kaesang mengungguli pesaingnya yakni Ronald A Sinaga atau Bro Ron dan Agus Mulyono Herlambang.
     
    Kongres PSI 2025 akan melakukan “rebranding”. PSI yang dulu berlogo mawar warna merah, kini bakal punya logo gajah kepala merah.
    “Logonya apa? Nanti secara formal akan di-launching (diluncurkan) di Kongres ya,” ujar Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (15/7/2025) lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jokowi Soal Logo Baru PSI: Gajah Kuat dan Simbol Ilmu Pengetahuan – Page 3

    Jokowi Soal Logo Baru PSI: Gajah Kuat dan Simbol Ilmu Pengetahuan – Page 3

    Selain soal logo PSI yang baru, Jokowi juga turut membuat pernyataan terkait putra bungsunya, Kaesang Pangarep, yang menjadi salah satu kandidat Ketua Umum PSI.

    “Ya dalam pemilihan, dalam demokrasi kalah dan menang itu biasa,” kata Jokowi.

    Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan nantinya kandidat ketua umum PSI yang unggul dalam pemilu raya harus dihormati. Sedangkan bagi yang kalah untuk tidak putus asa karena masih ada peluang untuk maju lagi dalam pemilu raya PSI mendatang.

    “Jadi siapapun yang menang harus kita hormati, yang kalah nantinya nyoba (maju) lagi,” ujarnya

    Dalam pemilu raya PSI untuk memilih ketua umum secara e-voting, terdapat tiga kandidat, yakni Kaesang Pangarep, Ronald Aristone Sinaga, dan Agus Mulyono Herlambang. Pemilihan secara e-voting telah mulai dilakukan sejak awal pekan lalu.

    Ketua Steering Committee Kongres PSI, Andy Budiman membocorkan terkait hasil sementara perolehan suara Pemilu Raya Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

    Dalam pemilihan melalui proses e-voting itu putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep memimpin perolehan suara dari tiga kandidat ketua umum lain.

    “Sejauh ini kami lihat, datanya sudah cukup signifikan dan kalau saya intip datanya di belakang sekali lagi biar ada unsur kejutan. Kalau saya lihat Mas Kaesang memimpin,” kata Andy Budiman yang juga Plt Ketua Umum PSI usai bertemu Jokowi di Solo, Kamis (17/7/2025).

     

  • Rismon Sianipar Curiga Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Ditekan Tarik Pernyataan Ijazah Jokowi Palsu

    Rismon Sianipar Curiga Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Ditekan Tarik Pernyataan Ijazah Jokowi Palsu

    GELORA.CO -Ahli forensik digital sekaligus penuding ijazah Jokowi, Rismon Hasiholan Sianipar menduga ada tekanan hingga membuat mantan Rektor UGM Prof Sofian Effendi mencabut pernyataan soal riwayat kuliah dan ijazah Jokowi.

    Pencabutan pernyataan disampaikan Prof Sofian dalam sebuah surat bertanda tangan dirinya tertanggal 17 Juli 2025.

    “Jadi kalau pernyataan yang ditarik dari secarik kertas itu, kalau saya ya menginterpretasikan bahwa ada tekanan yang cukup besar yang sampai saat ini belum bisa kita ungkapkan apa itu,” ujar Rismon dikutip dari Youtube Langkah Update, Jumat, 18 Juli 2025.

    Dalam pernyataan sebelumnya Prof Sofian mengaku bahwa Jokowi tidak pernah lulus sebagai sarjana penuh (S1) dari UGM.

    Dalam wawancara bersama Rismon, Prof Sofian menyatakan bahwa Jokowi hanya menyelesaikan program sarjana muda (B.Sc) dan tidak memenuhi syarat untuk ujian skripsi.

    Prof. Sofian juga menyinggung bahwa skripsi yang diklaim milik Jokowi tidak pernah diuji dan tidak memiliki tanda tangan pembimbing, bahkan diduga merupakan hasil contekan pidato ilmiah Prof. Sunardi:

    Dia juga bahkan menyebut bahwa ijazah yang beredar saat ini diduga milik Hari Mulyono, saudara ipar Jokowi yang meninggal pada 2018.

    Rismon tak aneh dengan sikap Prof Sofian yang mencabut pernyataan sehari setelah video wawancaranya diuplod ke Youtube. Di usia lanjut, kata dia, siapapun sangat mudah ditekan.

    “Saya kan pernah punya kakek yang lebih kurang seusia Profesor Sofian Effendi ya. Artinya, secara psikologis itu gampang ditekan, diberikan pressure gitu. Jadi ya beliau bisa saja mengalami tekanan yang cukup besar ya,” tuturnya mengulas.

    Meski begitu Rismon menyesalkan sikap publik yang cenderung mulai mengolok-olok Prof. Sofian Effendi mencabut pernyataannya. 

    “Jadi janganlah cepat kita menuding apalagi yang kita bicarakan ini bukan orang yang sembarangan loh ya. Ini profesor yang banyak dikagumi orang dengan idealismenya. Jangan cepat kita mencibir tanpa mengetahui alasan yang sesungguhnya” demikian Rismon menambahkan.

  • Jokowi Dijadwalkan Isi Diskusi Terbuka di Kongres PSI

    Jokowi Dijadwalkan Isi Diskusi Terbuka di Kongres PSI

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo dijadwalkan mengisi satu sesi diskusi terbuka di arena kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kongres PSI akan berlangsung pada 19—20 Juli 2025.

    Sekretaris Steering Committee PSI Beny Papa mengatakan bahwa Jokowi dijadwalkan akan menggelar diskusi dalam forum terbuka pada Sabtu (19/7/2025) malam.

    “Tanggal 19 Juli malam, Pak Jokowi akan mengisi satu sesi diskusi bersama teman-teman PSI dan itu akan menjadi forum terbuka,” kata Beny yang juga Wakil Ketua Umum DPP PSI dikutip dari situs resmi PSI, Jumat (18/7/2025).

    Jokowi merupakan ayahanda dari Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep yang kembali maju sebagai kandidat ketum PSI pada kongres kali ini.

    Selain Kaesang, calon Ketua Umum PSI periode 2025—2030 yakni Ronald Aristone Sinaga dan Agus Mulyono Herlambang.

    Ketiga kandidat dinyatakan telah memenuhi persyaratan khusus untuk bersaing menjadi ketua umum dengan syarat yakni didukung minimal 5 DPW dan 20 DPD PSI.

    Ronald Sinaga memperoleh nomor urut 1 dalam pemilihan calon ketua umum PSI dengan didukung oleh 6 DPW dan 36 DPD. Kandidat nomor 2 yakni Kaesang Pangarep yang didukung 10 DPW dan 78 DPD. Sementara itu nomor urut 3 yakni Agus Mulyono Herlambang dengan dukungan 6 DPW dan 24 DPD.

    Adapun proses pemungutan suara pemilihan ketum PSI digelar secara online sejak 12 Juli 2025 dengan melibatkan 187.306 anggota PSI yang telah diverifikasi sejak Mei lalu.

    Proses pemilihan akan berlangsung hingga hari ini, Jumat 18 Juli 2025. Kandiat yang meraih suara terbanyak akan ditetapkan sebagai ketua umum terpilih.

    Pada kongres di Solo, PSI bakal merilis logo dan warna baru sebagai bagian dari rebranding kepartaian.

    “Selain pertama kalinya kami melaksanakan satu pemilihan ketua umum secara terbuka, kami juga akan melakukan rebranding partai, penyegaran partai,” katanya.

    Sementara itu, jelang pelaksanaan kongres yang dibuka Sabtu (19/7/2025), Pelaksana harian Ketua Umum PSI Andy Budiman memberikan jaket PSI dengan desain baru kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025).

    Selain Jokowi yang dijadwalkan mengisi satu sesi diskusi terbuka, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dijadwalkan juga akan menghadiri kongres PSI di Solo.

  • Kopral Bagyo Meninggal Dunia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Juli 2025

    Kopral Bagyo Meninggal Dunia Regional 18 Juli 2025

    Kopral Bagyo Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –
     Partika Subagyo Lelono, yang lebih dikenal dengan nama
    Kopral Bagyo
    ,  meninggal dunia pada Kamis (17/7/2025) pukul 14.20 WIB.
    Purna anggota Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Solo itu meninggal dunia di usia 61 tahun di kediamannya yang terletak di Sumpingan, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah.
    Menurut informasi yang diterima Kompas.com, jenazah Kopral Bagyo rencananya akan dimakamkan pada Jumat (18/7/2025) pukul 11.00 WIB di TPU Astanalaya Krembyongan, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari.
    Selama hidupnya, Kopral Bagyo dikenal sebagai sosok yang berani dan aktif dalam aksi-aksi ekstrem.
    Setelah pensiun dari TNI, ia kemudian aktif menjadi sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) di Kota Solo.
    Kepergiannya meninggalkan kesedihan bagi banyak orang, khususnya di komunitas PMI.
    Sumartono Hadinoto, Ketua PMI Solo, membenarkan kabar kepergian almarhum Kopral Bagyo.
     
    Di rumah duka, berlangsung prosesi upacara agama Kristen dihadiri oleh banyak pelayat yang datang untuk mengantarkan kepergian almarhum.
    Kopral Bagyo meninggalkan seorang istri, Windari Murwani Pancaningsih, dan tiga anak yakni Ika Partika Febriani, Gideon Yudho Bangun Partika, serta Nina Christina Kefas Atmannes.
    Selain itu, ia juga memiliki empat orang cucu, yaitu Dhio Pablo Mulyono, Davano Dirga Mulyono, Carlo Bangun Baldovino, dan Franca Christina Baldovino.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dukung Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan soal Jokowi, Dokter Tifa: Untuk Hindari Hal Terburuk

    Dukung Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan soal Jokowi, Dokter Tifa: Untuk Hindari Hal Terburuk

    GELORA.CO – Salah satu alumnus Universitas Gajah Mada (UGM), Tifauzia Tyassuma atau dokter Tiga memahami langkah mangan Rektor UGM Prof Sofian Effendi yang menarik pernyataannya soal skripsi dan ijazah Jokowi

    Hal tersebut, menurut salah satu terlapor kasus penyebaran ijazah palsu Jokowi itu, untuk melindungi prof Sofian dari kemungkinan-kemungkinan terburuk.

    “Apabila seorang hamba telah mencapai batas kemampuannya dalam menegakkan kebenaran, dan tak ada lagi kekuatan yang bisa ia andalkan, maka Allah akan turun tangan—dengan cara-Nya yang misterius namun pasti,” tulis dokter Tifa di X, dikutip pada Jumat (18/7/2025)

    Dokter Tifa menilai, Profesor Sofian Effendi tidak perlu dilibatkan lagi dalam kasus Ijazah 

    “Beliau sudah sepuh, harus kita lindungi dan kita hindarkan dari akhir yang buruk. Misal ada ancaman atas kebijakan beliau di masa lalu dan sebagainya,” katanya

    Pencabutan pernyataan Profesor Sofian Effendi, menurut dokter Tifa, sebagai cara Tuhan untuk menutupi dan melindungi beliau.

    “Cukup satu kali pernyataan jujur beliau yang sudah beredar menjadi data digital abadi, yang tak akan terhapus dengan surat pernyataan dan klarifikasi apapun berikutnya. Itu sudah cukup. Allah selalu bekerja dengan caraNya yang Maha Luarbiasa. Kebenaran itu milikNya,” kata dia

    “Kita semua ini, Roy, Rismon, saya, Eggi, Rizal, Kurnia dkk, hanyalah alatNya. Di tanggal 16 Juli 2025 Profesor Sofian Effendi sudah menjadi alatNya, yang bekerja satu kali saja, tetapi sangat efektif.Pencabutan pernyataan di tanggal 17 Juli 2025, tak ada artinya, ketika Kebenaran sudah dikumandangkan.”

    Diancam dipolisikan

    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002-2007, Prof. Dr. Sofian Effendi memutuskan untuk menarik semua pernyataannya mengenai sosok Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi

    Dia menyebut, pernyataannya itu telah menimbulkan gejolak

    Dia tidak ingin ikut terlibat dalam perdebatan mengenai ijazah Jokowi

    Setelah video itu viral, Sofian mengakui ada goncangan di kampus UGM hingga munculnya bentuk ancaman pelaporan kepada polisi dari pendukung Jokowi.

    Sofian mengatakan dirinya mengetahui ada surat dari kelompok penggemar Jokowi yang diunggah ke media online.

    Link dari media online itu ia dapat dari kirim pesan WhatsApp mantan mahasiswanya.

    “Para pendukung mantan presiden itu, mereka gerah sepertinya karena soal ijazah disebut. Mereka menyebut akan mengadukan saya pada Bareskrim. Maka, saya meminta maaf atas pernyataan saya. Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini, apalagi saya sudah berusia 80 tahun dan keluarga saya juga terganggu,” bebernya.

    Minta ditake down

    Pernyataan dari Prof Sofian menjadi perhatian publik lantaran menyangsikan Jokowi lulus sebagai sarjana S1 Fakultas Kehutanan UGM

    Pernyataan itu disampaikan Prof Sofian dalam sesi wawancara dengan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar yang ditayangkan pada Rabu (16/7/2025

     Percakapan itu kemudian diunggah ke YouTube, Rabu (16/7/2025).

    Kepada wartawan di kediamannya, Sofian membenarkan, Rismon Sianipar, ahli forensik digital dan alumni UGM yang akhir-akhir ini ramai karena mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi dan beberapa alumni UGM lain berkunjung ke rumahnya.

    Mereka mengajak Sofian Effendi untuk melakukan telekonferensi dengan alumni lain yang tinggal di sejumlah kota berbeda membicarakan kebebasan akademik.

    “Mereka hanya bilang, ini kita ngomong-ngomong dengan para alumni dari kota lain. Memang ada mantan murid saya dulu dari Aceh, kemudian Kalimantan yang berhubungan di situ. Itu pembicaraan orang dalam lah,” kata Sofian menjelaskan, Kamis (17/7/2025).

    Sofian mengakui dirinya tidak tahu jika percakapan itu kemudian dibingkai untuk mengomentari isu ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.

    Selama percakapan dengan alumni, ia mengira bahwa obrolan itu berkaitan dengan ruang kebebasan akademik dan hanya diperuntukkan bagi internal, bukan publik.

    “Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan. Saya tidak menyangka akan dipublikasikan seperti itu. Omongan saya tidak pantas untuk diomongkan (ke publik),” beber dia.

    Untuk itu, Sofian meminta maaf kepada semua pihak yang dia sebutkan di dalam video tersebut, tidak terkecuali Rektor UGM saat ini, Prof. Ova Emilia.

    
“Saya tidak ingin diadu dengan Prof. Ova. Itu tidak baik. Bagaimanapun, Saya adalah anggota organisasi UGM,” jelasnya.

    Dalam kesempatan ini, Sofian mengaku keberatan terkait peredaran video tersebut.

    Dia bahkan berencana untuk melayangkan langsung surat keberatan kepada Rismon dan kawan-kawan.

    Sofian meminta, video pembicaraan tentang ijazah Jokowi tersebut bisa ditarik dari peredaran.

    Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk tetap menjaga ketenangan UGM dan mempertahankan ketentraman secara nasional

    Klarifikasi UGM

    Di sisi lain, Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya buka suara terkait pernyataan Rektor UGM periode 2002-2007, Prof. Dr. Sofian Effendi terkait polemik ijazah Jokowi.

    Prof Sofian sempat menduga bahwa Jokowi tidak menyelesaikan pendidikan sarjana lantaran nilai yang buruk

    Dia juga menyebut bahwa skripsi Jokowi tidak pernah disahkan

    Namun, belakangan Prof Sofian menarin pernyataannya

    Pihak UGM pun menyebut bahwa pernyataan dari Prof Sofian tidak benar

    UGM juga menyayangkan sejumlah pihak yang menggiring pernyataan Rektor UGM periode 2002-2007, Prof. Dr. Sofian Effendi menyangsikan status mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), sebagai alumnus UGM dalam sebuah tayangan live streaming di channel YouTube pada Rabu (16/7/2025).

    UGM menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai dengan data akademik resmi yang dimiliki oleh institusi, khususnya dari Fakultas Kehutanan tempat Jokowi menempuh pendidikan.

    Dalam pernyataan resminya, UGM menilai bahwa opini yang disampaikan oleh Sofian Effendi merupakan opini yang keliru dan tidak berdasar.

    “Kami menyayangkan pihak-pihak yang telah menggiring beliau untuk menyampaikan opini yang keliru dan tidak berdasar,” ujar Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, dalam keterangan tertulis, Kamis (17/7/2025).

    Ia juga menambahkan bahwa pernyataan tersebut dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang menjadi risiko pribadi bagi Sofian Effendi.

    UGM menegaskan kembali bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM yang sah.

    Berdasarkan data resmi, Jokowi tercatat sebagai mahasiswa dengan nomor 80/34416/KT/1681 yang memulai studi pada tahun 1980 dan lulus pada 5 November 1985.

    Pihak kampus juga mengingatkan bahwa UGM adalah institusi publik yang tunduk pada peraturan perlindungan data pribadi dan keterbukaan informasi publik.

    Karena itu, data pribadi hanya dapat diungkap atas permintaan resmi dari aparat penegak hukum.

    “UGM tidak terlibat dalam konflik kepentingan antara Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dengan Saudara Joko Widodo,” tegas Sandi.

    Dengan penegasan ini, UGM berharap tidak ada lagi penyebaran informasi yang menyesatkan terkait status akademik Presiden Jokowi.

    Tarik pernyataan

    Seperti diketahui, Prof. Sofian Effendi secara tiba-tiba menarik semua pernyataannya terkait polemik ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

    Melalui pernyataan tertulisnya, dia kini sependapat dengan keterangan yang pernah disampaikan Rektor UGM Prof.Dr.Ova Emilia mengenai status ijazah Jokowi

    “Terkait dengan informasi yang tersebar dari live streaming di kanal YouTube Langkah Update dengan Judul “Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! ljazah Jokowi & Kampus UGM!” pada tanggal 16 Juli 2025 tentang ijazah atas nama Bapak Joko Widodo, saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas,” ungkap Prof Sofian, Kamis (17/7/2025)

    “Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran,” ungkapnya

    Prof Sofian pun meminta maaf kepada semua pihak terkait pernyataannya tersebut 

    “Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut. Demikian pernyataan saya dan saya sangat berharap agar wacana tentang ijazah tersebut dapat diakhiri. Terima kasih,” ungkapnya

    Isi pernyataan sebelumnya

    Seperti diketahui, Prof Sofian menyebut bahwa Joko Widodo bukanlah mahasiswa berprestasi seperti yang disampaikan beberapa orang

    Dia mengungkapkan, nilai Jokowi di semester awal kuliah di Fakultas Kehutanan, bahkan tidak memenuhi syarat untuk melanjutkan ke jenjang S1. 

    Menurutnya, transkip nilai yang dipampang oleh Bareskrim Polri beberapa waktu lalu adalah nilai saat Jokowi mengambil program Sarjana Muda

    Pernyataan itu disampaikan Prof Sofian dalam sesi wawancara dengan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar yang ditayangkan pada Rabu (16/7/2025), Prof Sofian Effendi mengaku sudah mencari informasi dari rekan-rekannya pengampu di Fakultas Kehutanan.

    Dia bercerita, Joko Widodo memang pernah tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM.

    Dia masuk pada tahun 1980.

    “Jadi Jokowi kan masuk pada saat dia lulus SMPP di Solo yang menjadi SMA 6 di Tahun 1985. Jadi, dia itu ada sedikit masalah, masih SMPP kok bisa masuk UGM. Itu ada kontroversi. Ada masalah,” kata Prof Sofian

    Pada 1980, menurut Prof Sofian, Jokowi masuk UGM berbarengan dengan kerabatnya yang bernama Hari Mulyono

    Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara Jokowi dan Hari Mulyono

    Hari Mulyono, saat itu, dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan aktif di berbagai organisasi.

    Secara akademik, nilai Hari Mulyono cukup menjanjikan

    Berbeda dengan Jokowi, menurut Prof Sofian, di dua tahun kuliahnya, nilainya buruk

    “Kemudian, pada waktu tahun 1980 masuk, ada dua orang yang masih bersaudara yang masuk (fakultas) Kehutanan. Satu Hari Mulyono kemudian Joko Widodo. Hari Mulyono ini aktivis, dikenal di kalangan mahasiswa. Dan juga secara akademis dia perform. Dia tahun 1985 lulus. Tapi Jokowi itu menurut informasi dari para profesor dan mantan dekan, Jokowi itu tidak lulus di tahun 1982 di dalam penilaian. Ada empat semester dinilai kira-kira 30 mata kuliah, dia indeks prestasinya tidak mencapai,” terang Prof Sofian

    Transkip nilai di dua tahun pertama itulah yang ditampilkan oleh Bareskrim Polri dalam konferensi pers beberapa waktu lalu

    “Saya lihat di dalam transkip nilai itu juga yang ditampilkan bareskrim, IPKnya itu nggak sampai dua kan. Kalau sistemnya benar, dia tidak lulus atau di DO istilahnya. Hanya boleh sampai sarjana muda,” katanya

    Menurutnya, tidak mungkin seorang mahasiswa sarjana muda bisa melanjutkan ke jenjang S1 ketika nilainya tidak memenuhi syarat.

    Maka, dia pun heran ketika beredar skripsi Jokowi yang seolah-olah dibuat untuk memenuhi syarat untuk lulus S1

    “Jadi (karena nilainya tidak memenuhi) dia belum memenuhi persyaratan melanjutkan ke sarjana dan menulis skripsi. Skripsinya pun sebenarnya adalah contekan dari pidatonya prof Sunardi, salah satu dekan setelah Pak Soemitro. Tidak pernah lulus. Tidak pernah diujikan. Lembar pengesahannya kosong,” ungkapnya

    Karena penasaran, Prof Sofian sempat menanyakan langsung kepada pihak UGM perihal sripsi Jokowi yang beredar itu

    Saya tanya ke petugasnya, ‘mbak ini kok kosong’? Dia bilang iya pak itu sebenarnya nggak diuji. Nggak ada nilainya. Makanya nggak ada tanggal, nggak ada tandatangan dosen penguji,” sebutnya

    Dengan tidak adanya skripsi yang disahkan, Prof Sofian memastikan maka Jokowi tidak mungkin memiliki ijazah s1

    “Kalau dia mengatakan punya ijazah BsC (sarjana muda) mungkin betul lah. Kalau yang ijazah sarjana, nggak punya dia,” kata Prof Sofian

    Di sisi lain, Prof Sofian juga mendengar rumor bahwa Jokowi pernah meminjam ijazah Hari Mulyono untuk kepentingan tertentu

    “Hari Mulyono lulus, kawin dengan adiknya dia, Idayati, punya dua anak. Itu kabarnya dia pinjem ijazahnya Hari Mulyononya ini. Kemudian ijazah ini yang dipalsuin dugaan saya. Jadi itu kejahatan besar itu. Dia kan selalu mengenalkan, bahwa untuk ijazah yang dibawa-bawa oleh dia itu, itu kan bukan foto dia. Itu penipuan besar-besaran itu,” jelasnya

    Di kesempatan sama, Prof Sofian juga memastikan Kasmudjo tidak pernah menjadi pembimbing Jokowi, baik pembimbing akademik apalagi pembimbing skripsi.

    Prof Sofian Effendi lahir 28 Februari 1945. Dia adalah seorang akademisi Indonesia. Sofian pernah menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada dari tahun 2002 sampai 2007.

     Dia adalah Guru Besar Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada.Dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 1999 hingga 2000. Prof Sofian menjabat sebagai Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara pertama sejak 27 November 2014 sampai 3 Oktober 2019.

    Rismon laporkan Jokowi ke polisi

    Rismon Sianipar melaporkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan mantan dosen Universitas Gajah Mada (UGM) Kasmudjo terkait dugaan penyebaran berita bohong

    Laporan dilayangkan ke Mapolda Metro Jaya pada Selasa (15/7/2025)

    “Hari Selasa 15 Juli 2025, saya Rismon Sianipar bersama TIPU UGM melaporkan dugaan penyebaran berita bohong Jokowi dan Kasmudjo tahun 2017 saat Dies Natalis UGM terkait dosen pembimbing skripsi dan akademik,” ungkap Rismon Sianipar dalam video yang dibagikan.

    Rismon menyebut, Jokowi dan Kasmudjo pernah terlibat dalam sebuah dialog saat Jokowi berkunjung ke UGM pada 2017 lalu

    Saat itu, Jokowi beberapa kali menegaskan bahwa Kasmudjo adalah ‘pembimbingnya’ yang galak.

    Jokowi juga menyebut bahwa saat dibimbing Kasmudjo, dia harus bolak-balik memperbaiki skripsinya

    Namun, belum lama ini Kasmudjo sendiri membantah bahwa dirinya adalah pembimbing skripsi Jokowi

    Dia juga membantah sebagai pembimbing akademik Jokowi

    Berkaca dari hal itu, Rismon menganggap bahwa Jokowi diduga telah melakukan kebohongan publik

    “Bahwa di tahun 2017 Pak Jokowi dan pak Kasmudjo di situ berdialaog, ada bimbingan skripsi bolak-balik dan galak segala macam dan publik menyimpulkan bahwa Pak Kasmudjo adalah pembimbing skripsinya, tapi dibantah langsung tahun 2025 oleh Pak Kasmudjo sendiri,” terang Rismon

    Laporan ini sekaligus untuk menguji pihak kepolisian agar menerapkan prinsip persamaan hukum bagi semua warga negara

    “Asas persamaan di depan hukum, maka kami mendesak supaya Polda DIY memproses ini dan memanggil orang-orang yang diduga melakukan kebohongan tersebut. Jadi, tidak ada istilahnya mantan pengusaha, rakyat sipil, itu sama di depan hukum,” katanya

    Laporan ini, kata Rismon, juga untuk menguji kepatuhan hukum Jokowi yang telah melaporkanya ke Mapolda Metro Jaya beberapa waktu lalu

    “Kami dilaporkan oleh Pak jokowi di Polda Metro Jaya, kita datang, kita patuh hukum. Nah, sekarang kita uji apakah pak Jokowi patuh hukum nggak ketika dipanggil Polda DIY,” ungkap Rismon