Tag: Mulyono

  • Pansus BUMD DPRD Jatim Beri Tenggat Dua Hari ke PT JGU Lengkapi Laporan Keuangan

    Pansus BUMD DPRD Jatim Beri Tenggat Dua Hari ke PT JGU Lengkapi Laporan Keuangan

    Batu (beritajatim.com) – Ketua Pansus BUMD DPRD Jawa Timur, dr. Agung Mulyono, meminta manajemen PT Jatim Graha Utama (JGU) segera melengkapi laporan kinerja dan keuangan perusahaan. Permintaan ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat Pansus BUMD DPRD Jatim di Balai Kota Batu, Rabu (17/12/2025) malam.

    “Kami memberi tenggat waktu dua hari agar seluruh laporan kinerja dan keuangan dilengkapi. Bicaranya harus by data, supaya terukur untuk bahan rekomendasi,” tegas Agung, ditulis Kamis (18/12/2025).

    Rapat perdana Pansus BUMD tersebut dipimpin langsung Agung Mulyono bersama Wakil Ketua Nasih Aschol. Agenda rapat dibuka Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf dan Wakil Ketua Sri Wahyuni, serta dihadiri sejumlah anggota Pansus.

    “Data yang disampaikan belum kami periksa secara utuh bersama tenaga ahli, sehingga kami belum bisa mendalami revenue, profit, dan potret keuangan BUMD secara menyeluruh,” ujar Agung.

    Agung menilai paparan manajemen JGU dan tiga anak perusahaannya masih bersifat normatif dan berorientasi rencana ke depan. Kondisi tersebut membuat Pansus belum dapat menyusun rekomendasi yang presisi.

    “Paparan yang disampaikan masih umum dan belum ditopang data terukur, padahal Pansus membutuhkan dasar objektif untuk evaluasi,” katanya.

    Dalam forum tersebut, Agung juga mempertanyakan kebijakan rumah sakit milik Pemprov Jatim yang memilih pihak swasta dalam pengelolaan limbah B3. Pansus meminta penjelasan yang berbasis data terkait kualitas layanan, harga, dan efektivitas.

    “Kami minta jawaban yang objektif dari sisi kualitas, harga, dan pelayanan, bukan sekadar penjelasan umum,” ucapnya.

    Karena Direktur Utama JGU berhalangan hadir akibat kondisi kesehatan dan materi belum lengkap, Pansus sepakat menunda pendalaman rapat ke agenda berikutnya. Penundaan dilakukan agar pembahasan berjalan komprehensif.

    “Pansus ini dibentuk bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk memperbaiki kinerja BUMD secara menyeluruh agar mampu meningkatkan PAD Jawa Timur,” kata Agung.

    Wakil Ketua Pansus, Nasih Aschol, menyampaikan rapat kali ini belum dapat ditarik kesimpulan akhir. Namun, sejumlah catatan awal telah disiapkan untuk pendalaman lanjutan.

    “Karena data masih minim, kesimpulan belum bisa diambil, tetapi ada poin-poin penting yang akan kami dalami pada rapat berikutnya,” pungkas Nasih. [asg/kun]

  • Tembok Perumahan Griya Shanta Kota Malang Diruntuhkan Sejumlah Warga

    Tembok Perumahan Griya Shanta Kota Malang Diruntuhkan Sejumlah Warga

    Malang(beritajatim.com) – Sejumlah warga meruntuhkan tembok Perumahan Griya Shanta, Kota Malang pada Kamis (18/12/2025) sekitar pukul 11.00 siang.

    Tembok ini sebelumnya akan dibongkar oleh Pemkot Malang sebagai pembuka jalur alternatif namun mendapat penolakan dari warga setempat beberapa waktu lalu.

    Kepala Satpol PP Kota Malang, Heru Mulyono memastikan, pembongkaran itu bukan dilakukan oleh Pemkot Malang. Mereka tidak tahu menahu sebelumnya. Dia memastikan lembongkaran itu di luar kewenangan Pemkot Malang.

    “Kami pun baru tahu setelah ada laporan dari teman-teman tadi,” kata Heru.

    Sementara itu, pengurus RT 02 Perumahan Griya Shanta, Edi Sutrisno mengaku warga hanya bisa pasrah saat pembongkaran dilakukan. Warga memilih jalur hukum dengan melaporkan ke Polresta Malang Kota atas tindakan pembongkaran ini.

    “Dan masalah tembok ini juga sudah kita laporkan di Polres dan sudah diproses ada 6 warga yang kita proses, dipanggil. Karena ini sudah diproses hukum, saya mohon maaf mewakili warga melarang warga untuk dibiarkan saja. Dibiarkan karena sudah proses hukum,” kata Edi.

    Warga menduga kelompok orang yang membongkar bagian dari aliansi yang juga demo di Balai Kota Malang pada Kamis (18/12/2025) pagi. Terkait aliansi dari mana dia mengaku tidak mengetahui.

    “Aliansi apa saya tidak tahu. Mestinya polisi kan sudah mendapat laporan, mendapat pemberitahuan untuk aliansi untuk demo. Mestinya kan juga datang, tapi faktanya enggak datang. Bahkan polisi ada di sini tadi juga tidak ada respon,” ujar Edi. (luc/ted)

  • Rapat Perdana Pansus BUMD DPRD Jatim Soroti JGU: Minim Data dan Paparan Normatif!

    Rapat Perdana Pansus BUMD DPRD Jatim Soroti JGU: Minim Data dan Paparan Normatif!

    Surabaya (beritajatim.com) – Panitia Khusus (Pansus) BUMD DPRD Jawa Timur kembali menegaskan sikap kritisnya terhadap kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

    Kali ini, sorotan diarahkan kepada PT Jatim Graha Utama (JGU) dan tiga anak perusahaannya dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Balai Kota Batu, Rabu (17/12/2025).

    Rapat dipimpin Ketua Pansus BUMD DPRD Jatim dr. Agung Mulyono didampingi Wakil Ketua Pansus Nasih Aschal. Hadir membuka rapat Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf bersama Wakil Ketua DPRD Jatim Sri Wahyuni, serta sejumlah anggota Pansus BUMD.

    Sejumlah anggota Pansus tampak mengikuti jalannya rapat, di antaranya Sri Untari Bisowarno, Abdul Qodir, Erick Komala, M. Jairi Irawan, Hadi Setiawan, Fuad Bernardi, Pranaya Yudha Mahardika, Abdul Halim, Iwan Zunaih dan Yordan Batara Goa.

    Dalam forum tersebut, dr. Agung Mulyono menyampaikan kritik cukup tajam. Ia menilai paparan yang disampaikan manajemen JGU belum ditopang data yang lengkap dan terukur, sehingga Pansus belum bisa melakukan pendalaman secara substansial.

    “Ini rapat perdana, memang kami masih banyak mendengarkan. Tapi harus saya sampaikan, data yang disampaikan JGU belum lengkap. Tenaga ahli kami sudah mengecek sejak tadi malam. Tanpa data yang utuh, kami tidak bisa bicara lebih jauh soal revenue, profit, maupun potret keuangan BUMD,” tegas dokter Agung.

    Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim itu menyebut, paparan yang disampaikan masih bersifat normatif dan cenderung janji ke depan. Karena itu, Pansus memberi tenggat waktu dua hari agar seluruh laporan kinerja dan keuangan dilengkapi.

    “Yang kami minta sederhana, laporan itu potret nyata dari masing-masing perusahaan. Bicaranya harus by data, supaya terukur. Kalau hanya normatif, nanti begini, nanti begitu, itu tidak cukup untuk bahan rekomendasi Pansus,” ujarnya.

    Dokter Agung juga menyoroti sejumlah persoalan strategis, salah satunya soal anak usaha JGU yang bergerak di pengelolaan limbah B3. Ia mempertanyakan mengapa rumah sakit milik Pemprov Jawa Timur justru banyak memilih pihak swasta.

    “Pertanyaannya sederhana, why? Kenapa rumah sakit yang notabene satu ekosistem dengan Pemprov tidak memilih BUMD? Apakah kualitasnya, harganya, atau pelayanannya? Ini justru harus jadi bahan koreksi internal, dan itu semua harus dijawab dengan data objektif, termasuk dari sisi pengguna eksternal,” katanya.

    Karena Direktur Utama JGU disebut sedang sakit dan paparan belum maksimal, Pansus sepakat menunda pendalaman rapat ke agenda berikutnya. Meski demikian, Agung menegaskan Pansus BUMD dibentuk bukan untuk mencari kesalahan, melainkan memperbaiki kinerja BUMD secara menyeluruh.

    “Pansus BUMD ini belum pernah ada sebelumnya. Tujuan kami jelas, memperbaiki performa BUMD Jawa Timur. Kalau kinerjanya bagus, revenue naik, ujungnya PAD Jawa Timur juga naik. Ini masih awal, jadi santai saja, tapi datanya harus lengkap,” tandasnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua Pansus BUMD DPRD Jatim Nasih Aschal menegaskan bahwa rapat kali ini belum bisa ditarik kesimpulan karena minimnya data yang disampaikan.

    “Secara kesimpulan memang belum bisa hari ini, karena datanya belum menyeluruh. Tapi sudah ada beberapa catatan penting yang nanti akan kami dalami dalam pembahasan berikutnya,” ujar Nasih. (tok/ted)

  • Daihatsu Bicara Peluang LCGC Hybrid

    Daihatsu Bicara Peluang LCGC Hybrid

    Jakarta

    Tren kendaraan elektrifikasi di Indonesia masih punya potensi melebar ke segmen pembeli mobil pertama. Setelah segmen SUV dan MPV mulai diramaikan oleh teknologi hybrid, kini publik menanti kapan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) akan mengadopsi teknologi serupa. Daihatsu, sebagai salah satu pemain utama di segmen LCGC, akhirnya angkat bicara.

    Marketing & Customer Relation Division Head PT Astra International – Daihatsu Sales Operation,Tri Mulyono, mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan studi mendalam terkait penerapan teknologi hybrid pada LCGC.

    Menurut Tri, karakteristik konsumen di Indonesia, terutama di segmen LCGC, sangat sensitif terhadap harga. Aspek keterjangkauan (affordability) masih menjadi prioritas nomor satu sebelum memutuskan membeli kendaraan.

    “Tentunya kalau dengan studi yang kami lakukan di mana pasti dari konsumen itu menginginkan sesuatu yang affordable. Pasti itu akan menjadi sesuatu yang menjadi pola pikir pertama,” ujar Tri di Bitung, Sulawesi Utara, belum lama ini.

    Ia menambahkan bahwa nilai ekonomis sebuah kendaraan tidak hanya dilihat dari harga beli, tetapi juga biaya operasional sehari-hari.

    “Bahwa ujung-ujungnya adalah yang affordable price. Baik dari sisi konsumsinya, perawatannya. Tentunya menurut saya itu akan sangat menarik,” lanjutnya.

    Teknologi hybrid memang menawarkan efisiensi bahan bakar yang jauh lebih baik dibandingkan mesin konvensional (Internal Combustion Engine/ICE). Hal ini diakui Daihatsu sebagai daya tarik bagi konsumen di masa depan. Namun, tantangan terbesarnya adalah biaya riset dan produksi yang tidak murah.

    “Tetapi kalau dengan hasil studi yang kami miliki seperti itu dan teknologi yang ditawarkan di mana dengan teknologi itu bisa memberikan efisiensi yang lebih baik, tentunya pasti juga ada ke arah sana kebutuhannya,” jelas Tri.

    Meski peluang itu terbuka lebar, Tri menekankan bahwa pengembangan teknologi ini memerlukan perhitungan matang agar harga jualnya tetap masuk akal bagi kantong masyarakat Indonesia.

    “Tetapi kan kembali lagi, teknologi ini butuh pengembangan dan juga pasti ada studi juga terkait dengan kelayakannya. Karena untuk mengembangkan sesuatu kan pasti ada cost-nya yang tidak kecil,” tambahnya.

    Pihak pabrikan masih memantau perkembangan teknologi dan kesiapan pasar.

    “Untuk pembeli sebagai katakanlah hal yang utama dipikirkan. Tetapi tentunya teknologi ini kan juga pasti akan terus berkembang. Jadi menurut saya tidak menutup kemungkinan untuk ke arah sana. Tetapi kembali lagi, waktunya akan kapan? Itu yang mungkin juga menjadi pertimbangan,” pungkasnya

    Hingga saat ini, lini LCGC Daihatsu seperti Ayla dan Sigra masih menjadi tulang punggung penjualan mereka di Indonesia. Kehadiran varian hybrid tentu akan menjadi babak baru bagi persaingan mobil hemat energi di tanah air.

    Penjualan wholesales (distribusi pabrik ke dealer) sepanjang Januari-November, segmen LCGC tembus 112.151 unit dari total 710.084 unit. Artinya LCGC mengambil pangsa pasar 15,79 persen.

    Di sisi lain penjualan mobil hybrid saat ini menyumbang 57.311 unit dari total penjualan nasional. Saat ini belum ada mobil hybrid yang menyentuh segmen first car buyer di kelas LCGC.

    (riar/dry)

  • Penjualan Menyusut, Daihatsu Yakin Pemerintah Tak Tinggal Diam

    Penjualan Menyusut, Daihatsu Yakin Pemerintah Tak Tinggal Diam

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia mengalami penyusutan. Penjualan retail (distribusi dealer ke konsumen) turun hingga 8 persen sepanjang Januari-November 2025. Daihatsu meyakini pemerintah tidak akan tinggal diam menghadapi situasi ini.

    “Ya, kami sebagai pelaku di otomotif pasti meyakini bahwa pemerintah juga pasti paham bahwa sektor otomotif itu memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Indonesia yang tidak kecil,” kata Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono.

    “Sehingga kami yakin pemerintah pun pasti memonitor apa yang terjadi dengan penurunan pasar otomotif yang hampir 8-10 persen turun. Itu juga pasti menjadi pertimbangan dari pemerintah,” tambahnya lagi.

    Adanya insentif dipercaya bisa kembali menggairahkan pasar otomotif yang lagi lesu. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tak ada insentif buat industri otomotif tahun depan. Di lain pihak, Menteri Perindustrian bilang akan memperjuangkan agar industri otomotif dapat insentif lagi karena kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Diharapkan pemerintah dapat membantu keberlangsungan industri yang turut jadi penggerak roda ekonomi negara ini.

    “Dan rasanya dengan wacana yang saat ini beredar, rasanya kami juga ya wait and see, menunggu apa yang memang bisa dilakukan. Dan kami yakin bahwa apa yang akan diberikan ini pasti sudah dengan segala pertimbangan yang dimiliki oleh pemerintah,” ungkap Tri.

    Melihat turunnya permintaan mobil baru di Tanah Air, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan. Sebelumnya, penjualan mobil di Indonesia ditargetkan tembus 900 ribu unit/tahun selama 2025. Namun, Gaikindo akhirnya melakukan perubahan angka menjadi 780 ribu unit/tahun.

    Penurunan target ini mengindikasikan bahwa industri telah memperkirakan tantangan yang lebih berat ke depan. Tri Mulyono menambahkan, dengan prediksi pasar yang ada, dan juga fenomena berakhirnya diskon opsen di akhir tahun ini, ia yakin pemerintah tidak akan berpangku tangan.

    Industri otomotif saat ini berada dalam posisi yang mengharapkan uluran tangan kebijakan dari pemerintah demi membantu keberlangsungan industri yang padat karya dan berkontribusi besar pada perekonomian nasional.

    “Rasanya pun dengan prediksi yang ada, dengan fenomena berakhirnya diskon opsen yang akhir tahun ini rasanya juga pemerintah menurut saya tidak tinggal diam,” kata Tri.

    (riar/dry)

  • LCGC Diserbu Mobil Listrik Murah, Daihatsu Bilang Begini

    LCGC Diserbu Mobil Listrik Murah, Daihatsu Bilang Begini

    Jakarta

    Mobil listrik di bawah Rp 200 juta kian masif di pasar otomotif Indonesia. Namun, di tengah gempuran model-model bertenaga baterai ini, Daihatsu masih optimistis segmen Low Cost Green Car (LCGC) tetap menjadi raja di hati para pembeli mobil pertama.

    Umumnya, profil konsumen yang baru pertama kali memiliki mobil memiliki pertimbangan yang sangat spesifik dan didasarkan pada perhitungan yang matang, terutama soal biaya jangka panjang.

    Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation, Tri Mulyono, mengungkapkan keputusan membeli mobil pertama didominasi oleh beberapa faktor kunci.

    “Pembeli mobil pertama itu ketika membeli mobil itu pasti akan mempertimbangkan dengan harga, value kendaraannya seperti apa. Lalu perawatan kendaraannya bagaimana,” ujar Tri Mulyono.

    Model LCGC berujung pada satu kesimpulan: biaya yang terjangkau. Bukan hanya harga beli awal, tetapi juga biaya operasional harian. Kekhawatiran soal perawatan dan ketersediaan suku cadang juga menjadi fokus utama.

    “Lalu juga berikutnya kaitan dengan perawatan kendaraan. Apakah mudah untuk mendapatkan jaringan after sales-nya,” tambahnya.

    Daihatsu memiliki jaringan bengkel yang luas dan mudah dijangkau. Hal ini menjadi nilai plus yang sulit disaingi oleh model-model baru.

    Terakhir, soal resale value. Faktor ini bahkan sudah dipikirkan konsumen Indonesia jauh-jauh hari sebelum membeli mobil.

    “Dan yang berikutnya yang juga menjadi pertimbangan terakhir adalah after sales-nya bagaimana. After sales dalam arti adalah resale value-nya bagaimana. Untuk konsumen pembeli mobil pertama ini menjadi sangat dominan. Belum beli sudah memikirkan menjual segala macam,” tegas Tri.

    Dengan profil konsumen yang sangat sensitif terhadap biaya dan resale value ini, Tri Mulyono meyakini segmen LCGC masih kokoh. Namun, Daihatsu tidak menutup mata terhadap fenomena mobil listrik murah.

    “Dengan profil customer yang seperti ini, kami masih meyakini bahwa untuk di segmen pembeli mobil pertama masih cukup kuat dengan profil yang seperti ini. Sehingga tentunya dengan maraknya tadi mobil yang dengan berteknologi yang sudah lebih advance, dengan harganya yang terjangkau,” papar Tri.

    Meski demikian, Daihatsu akan terus memonitor apakah ada pergeseran (shifting) pola pikir dari konsumen ini. Hal ini karena ada satu variabel penting yang belum bisa dibuktikan oleh mobil-mobil teknologi advance, – termasuk mobil listrik murah) saat ini, yaitu nilai jual kembali.

    “Karena kalau berbicara yang mudah resale value ini kan tidak bisa diidentifikasi dari sekarang. Pasti nanti mungkin setahun dua tahun baru bisa baru asumsinya ini terbukti atau tidak. Jadi memang menurut saya ini pasti proses yang pasti akan kita monitor bersama,” tutup Tri Mulyono.

    Dulu, ada belasan ribu mobil LCGC yang terdistribusi secara wholesales, kini hanya sekitar 8.000-an unit per bulannya. Misalnya pada periode November 2025, total penjualan lima model mobil LCGC itu hanya mencapai 8.879 unit. Jumlahnya turun tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh 8.945 unit.

    Pengamat Otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Yannes Pasaribu mengungkap mobil listrik di bawah Rp 200 juta seperti Atto 1 memang hadir dengan desain yang lebih segar nan futuristik. Di segmen mobil listrik, dengan harga di bawah Rp 200 juta, jarak tempuhnya juga sudah lumayan jauh.

    “Keunggulan fitur ini bisa menarik konsumen muda yang awalnya ingin membeli LCGC karena dana terbatas khususnya bagi mereka yang mencari value for money,” kata Yannes beberapa waktu lalu.

    Meski begitu, segmen LCGC tak serta merta langsung menghilang. Menurut Yannes, LCGC justru bakalan jadi primadona di daerah-daerah seiring dengan adanya pergeseran tren tersebut.

    “Sehingga bagi konsumen yang butuh mobil siap pakai tanpa ketergantungan pengisian serta mereka yang memikirkan resale value,” terang Yannes.

    (riar/dry)

  • 70% Konsumen Daihatsu Datang dari Pembeli Mobil Pertama

    70% Konsumen Daihatsu Datang dari Pembeli Mobil Pertama

    Jakarta

    Daihatsu menjadi ‘gerbang masuk’ bagi mayoritas warga Indonesia yang masuk ke dunia roda empat.

    Data internal PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengungkapkan sekitar 70 persen dari total penjualan mereka setiap bulannya disumbang oleh pembeli mobil pertama alias first time buyer.

    Hal ini diungkapkan oleh Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation,Tri Mulyono, angka 70 persen ini menjadi penegasan citra Daihatsu sangat kuat di mata konsumen yang baru pertama kali memiliki mobil.

    “Ya, kebetulan kalau di Daihatsu memang secara persentase 70% pembeli kami adalah pembeli mobil yang pertama,” kata Tri Mulyono ditemui di Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (13/12/2025).

    “Artinya pembeli mobil pertama itu kami identifikasi dari database yang kami miliki. Selama ini setiap kali terjadi pembelian selalu kami me-recheck apakah ini sudah ada di database kami atau belum. Nah ternyata dalam setiap bulannya kurang lebih 70% adalah selalu nama customer yang baru,” jelas dia.

    Lebih rinci, 30 persen pembeli mobil Daihatsu adalah pengusaha. Kemudian selanjutnya berstatus karyawan.

    “Secara umum sebenarnya kalau dengan okupansi yang ada sebenarnya lebih terdatanya bahwa secara proporsi 30% adalah wira usaha,” ungkap Tri.

    “Tetapi bidangnya beragam. Lalu porsi berikutnya adalah karyawan. Tetapi memang tidak bisa spesifik ini swasta ataupun ASN,” tambahnya lagi.

    Dengan strategi yang fokus pada pembeli mobil pertama dan didukung oleh segmen niaga yang solid, Daihatsu sukses menempati posisi ke-2 dalam klasemen merek terlaris roda empat di Indonesia.

    Pada bulan November 2025, Daihatsu membukukan kinerja penjualan ritel yang positif. Tercatat penjualan mencapai angka 12.750 unit, menunjukkan kenaikan sebesar 5% dibanding bulan Oktober lalu sebanyak 12.196 unit. Realisasi penjualan bulan ini sekaligus jadi capaian ritel tertinggi Daihatsu sepanjang semester dua di tahun ini.

    Penjualan ini didukung model-model Daihatsu dari tiga segmen utama yang meliputi, commercial low dengan model Gran Max Series, LCGC (Low Cost Green Car) dengan model Sigra dan Ayla, serta segmen SUV Medium dengan model Terios. Model-model tersebut berkontribusi sekitar 92% dari total penjualan Daihatsu di bulan ini dengan kenaikan juga sebesar 5% dibandingkan bulan Oktober 2025.

    Pada segmen commercial low, model Gran Max Pick Up catatkan penjualan sebanyak 4.468 unit dan Gran Max Mini Bus sebesar 2.519 unit. Model Gran Max Series tersebut mencatat kontribusi sekitar 55%, serta menunjukkan peningkatan 2% dibandingkan bulan sebelumnya. Pencapaian Gran Max Series pada November juga menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2025.

    Untuk Segmen LCGC (Low Cost Green Car), model Sigra dan Ayla mencatat penjualan total sebesar 3.394 unit. Secara keseluruhan, kedua model LCGC tersebut menyumbang 27% terhadap total penjualan Daihatsu. Tidak hanya itu, segmen ini juga menunjukkan peningkatan sebesar 9% dibandingkan bulan lalu.

    Kinerja segmen SUV Medium juga turut mengalami peningkatan, dimana model Terios mencatat penjualan 1.327 unit, menyumbang 10% dari total penjualan Daihatsu. Capaian ini menandai pertumbuhan sebesar 14% dibandingkan bulan sebelumnya.

    (riar/dry)

  • 5 Bulan Meluncur, Segini Banyak Pemesanan Daihatsu Rocky Hybrid

    5 Bulan Meluncur, Segini Banyak Pemesanan Daihatsu Rocky Hybrid

    Jakarta

    Daihatsu Rocky Hybrid sudah lima bulan meluncur di Indonesia. Mobil hybrid yang dijual tak sampai Rp 300 juta itu, berapa banyak surat pemesanan kendaraannya?

    “Karena secara nasional kami bukukan baru 500 untuk SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) Rocky Hybrid,” kata Tri Mulyono selaku Marketing & Customer Relation Division Head PT Astra International – Daihatsu Sales Operation di Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (13/12/2025).

    Tri menjelaskan angka pemesanan (SPK) Rocky Hybrid didominasi oleh aktivitas pameran otomotif. Banyak konsumen yang tertarik beli setelah menjajal langsung mobil tersebut.

    “Secara distribusi ini banyak di-trigger-nya dari aktivitas auto show yang kami lakukan. Kebetulan auto show-nya kan memang dari mulai GIIAS Jakarta, lalu GIIAS Regional, lalu juga kemarin ada GJAW gitu ya. Jadi memang masih terkonsentrasinya di kota-kota yang kita ada event,” kata Tri.

    “Tetapi memang tidak menutup kemungkinan kami juga memiliki demand dari orang-orang yang memang belum melihat tetapi mau berpesan. Tetapi ini kan sifatnya sangat sedikit lah. Umumnya datangnya adalah ketika kita melakukan event secara offline,” jelas Tri.

    Rocky Hybrid mulai didistribusikan secara parsial ke dealer. Mobil itu masih diimpor utuh dari Jepang. Pengiriman perdana baru dilakukan di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) pada November lalu. Pengiriman perdana itu untuk pemesan awal dari bulan Juli.

    “Orang melihat langsung unitnya melakukan test drive gitu. Saat ini kita baru delivery pertama kemarin pada saat di GJAW untuk customer yang sudah memesan dari bulan Juli yang lalu di GIIAS Jakarta. Untuk distribusi ke outlet kami masih parsial sampai saat ini,” jelas Tri.

    Sebagai catatan, Daihatsu Rocky Hybrid meluncur di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025. Kendaraan tersebut sempat dibanderol Rp 293 jutaan, sebelum akhirnya naik menjadi Rp 299 jutaan. Nominal itu berstatus on the road Jakarta.

    Rocky Hybrid dibekali mesin 1.2 liter yang dikawinkan transmisi khusus hybrid transaxle. Pembekalan tersebut membuat mobil mampu menghasilkan tenaga maksimum 106 PS dan torsi 170 Nm.

    Kendaraan hibrida itu mampu melaju dari 0-100 km/jam hanya dalam 10,36 detik. Efisiensi bahan bakarnya mencapai 28 km/l (WLTC) atau 34,8 km/l (JC08 Jepang), dengan emisi hanya 83 g CO₂/km. Sementara baterainya lithium-ion berkapasitas 0,74 kWh untuk menggerakkan motor listrik.

    (riar/lua)

  • Performa Penjualan Daihatsu di Sulawesi Utara, Ini Juaranya

    Performa Penjualan Daihatsu di Sulawesi Utara, Ini Juaranya

    Bitung

    Daihatsu Kumpul Sahabat berlangsung di Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (13/12/2025). Kota penghasil ikan Cakalang terbesar di Indonesia ini punya potensi pasar yang menjanjikan.

    “Daihatsu sebagai pelaku otomotif melihat kota Bitung ini memiliki potensi yang baik. Dalam hal otomotif roda empat, Bitung memberikan kontribusi termasuk tertinggi keempat dari sekitar 15 kota kabupaten yang ada di Sulawesi Utara,” ujar Domestic Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor, Budi Mahendra di di lokasi acara Lapangan Satrol Lantamal VIII, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu (13/12/2025).

    “Kami juga di sini mengapresiasi atas kepercayaan masyarakat Sulawesi Utara dan Bitung, karena kalau kita lihat performa Daihatsu di Bitung sangat baik sekali,” ujar dia.

    “Sampai saat ini, di Bitung, Daihatsu berada di posisi nomor dua. Dengan market share, sekitar 29 persen. Ini lebih tinggi daripada secara nasional walaupun Daihatsu nomor dua, market share (nasional ya 16,9 persen year to date,” tambahnya lagi.

    Tri Mulyono selaku Marketing & Customer Relation Division Head PT Astra International – Daihatsu Sales Operation menjelaskan lebih lanjut, Daihatsu Granmax komersial ringan menempati urutan teratas penjualan mobil Daihatsu.

    Foto: Dok. Daihatsu

    “Kalau di Manado, Bitung itu kebetulan 28% itu Granmax pick up,” ujar Tri dalam kesempatan yang sama.

    Profil konsumen di Sulawesi Utara sangat cocok dengan Daihatsu yang menyasar first buyer. Hal ini tercermin dari data penjualan di wilayah Manado dan Bitung.

    “Lalu 24% nya Sigra, 22% nya baru Ayla. Lalu dilanjutkan dengan Terios 11%,” kata dia.

    “Sisanya berbagi dengan model-model yang lain. Ya, 28% karena memang secara nature-nya disini kan banyak hasil bumi. Mulai dari perkebunan, lalu juga perikanan gitu ya.”

    “Jadi memang kebutuhan terkait dengan sarana pengangkutan yang size-nya low. Ini memang Granmax pikap mendapatkan apresiasi yang cukup baik. Jadi setiap bulannya kami 28% dari penjualan kami di Manado, Bitung itu didapatkan dari Granmax pikap,” jelas Tri.

    (riar/lth)

  • Hendri Satrio: Setelah Purbaya, KDM Kesalip Lagi Gubernur Aceh

    Hendri Satrio: Setelah Purbaya, KDM Kesalip Lagi Gubernur Aceh

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Politik Hendri Satrio menyebut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM disalip Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem.

    “Kliatannya KDM kesalip lagi, kesalip Gubernur Aceh, Mualem,” tulis Hendri dikutip dari unggahannya di X, Kamis (11/12/2025).

    Itu, kata dia, bukan pertama kalinya. Sebelumnya, KDM juga kesalip Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa,

    “Setelah sebelumnya kesalip Purbaya, ya gak? ya gak? ya gak?” ujarnya.

    Hendri tak menjelaskan konteks pernyataannya. Hanya saja, sebelumnya KDM menjadi tokoh politik yang mengemuka di ruang digital.

    KDM kerap viral di media sosial dan banyak diliput media. Karena aksinya yang dianggap dengan rakyat.

    Dia bahkan dianggap sebagai Mulyono selanjutnya. Merujuk pada Presiden ke-7 Jokowi yang sebelumnya juga dianggap sebagai politisi yang dekat dengan rakyat dengan gaya blusukannya.

    Belakangan, pejabat publik yang muncul dengan narasi positif di ruang digital datang dengan nama Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya dikenal dengan sosok yang lugas.

    Baru-baru ini, terutama sejak banjir dan longsor di Sumatera, Gubernur Aceh Mualem mendapat banyak sorotan dari media. Pernyataannya juga viral di media sosial.

    Mualem digambarkan sebagai sosok yang memperjuangkan masyarakat. Terutama warga Aceh.
    (Arya/Fajar)