Tag: Mulyadi

  • Dedi Mulyadi Wajibkan Penerima Bansos KB Vasektomi, MUI: Itu Haram!

    Dedi Mulyadi Wajibkan Penerima Bansos KB Vasektomi, MUI: Itu Haram!

    JABAR EKSPRES – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat menegaskan, KB vasektomi atau sterilisasi pada pria sangat dilarang atau haram.

    Seperti diungkapkan Ketua MUI Jabar, Rahmat Syafei beberapa waktu lalu. “Tidak boleh bertentangan dengan syariat, pada intinya vasektomi itu haram,” ujarnya, dikutip Sabtu (3/5/2025).

    Hal itu, lanjut dia, sebagaimana Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia IV yang digelar di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 2012 lalu.

    BACA JUGA:Vasektomi jadi Syarat Penerima Bansos, Dedi Mulyadi Kebablasan!

    Selain itu, kata dia, KB vasektomi haram dalam pandangan Islam karena dianggap sebagai tindakan pemandulan yang permanen dan menyalahi syariat Islam.

    Namun demikian, ia juga mengungkapkan bahwa terdapat pengecualian bagi yang memiliki alasan syar’i seperti sakit dan sejenisnya.

    Kemudian, KB vasektomi juga boleh dilakukan jika seoranh pria telah memiliki anak minimal dua, usia minimal 35 tahun, anak terkecil berusia minimal lima tahun, dan mendapatkan persetujuan pasangan (istri).

    Di sisi lain, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga menyebut pihaknya berpedoman pada fatwa MUI tahun 2012 tentang Metode Operasi Pria (MOP) atau kontrasepsi (KB) vasektomi.

    BACA JUGA:Dedi Mulyadi Irit Bicara Soal Banyaknya Kasus Keracunan MBG di Jabar

    “Prinsipnya untuk vasektomi, Kemendukbangga/BKKBN berpedoman pada fatwa MUI tahun 2012,” ujar Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Wahidin kepada media di Jakarta.

    Sebelumnya, KB vasektomi ini menjadi sorotan setelah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan rencana untuk mewajibkan KB pada pria.

    Ini, kata dia, sebagai syarat satu keluarga untuk menerima bermacam bantuan mulai dari beasiswa hingga bantuan sosial lainnya.

    Pernyataan yang disampaikan saat rapat bersama Mensos Saifullah Yusuf itu, diperlukan mengingat banyaknya temuan keluarga prasejahtera yang memiliki banyak anak. Sedangkan kebutuhannya tidak tercukupi.

  • Isu Pelajar Kabur dari Pendidikan di Barak Militer, Ini Penjelasan Lengkap Bupati Purwakarta – Halaman all

    Isu Pelajar Kabur dari Pendidikan di Barak Militer, Ini Penjelasan Lengkap Bupati Purwakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA –  Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein menanggapi terkait isu yang beredar bahwa satu pelajar yang mengikuti pendidikan berkarakter di barak militer melarikan diri.

    Diketahui, 39 ‘pelajar nakal’ dibina di barak militer Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    “Ada-ada aja, ada isu dibilang ada siswa yang kabur dari barak militer. Engga ada, gelombang pertama itu memang cuma 39 orang,” ujar pria yang akrab disapa Om Zein itu, Sabtu (3/5/2025).

    Om Zein kemudian menjelaskan duduk perkara sebenarnya.

    Dari total 40 remaja yang didaftarkan oleh orangtua mereka, hanya 39 yang benar-benar hadir. 

    Satu peserta berinisial MR, yang sempat disebut-sebut sebagai peserta yang ‘kabur’, ternyata tidak pernah hadir sejak hari pertama.

    “Om Zein sudah tanya langsung ke orangtua dan anaknya sendiri. Mereka bilang memang engga jadi ikut. Anak tersebut justru sudah sadar duluan. Katanya dia janji engga bakal bolos sekolah lagi, bakal nurut, jadi anak baik-baik. Ya itu kan bagus, sebelum ikut pembinaan udah insaf,” kata Om Zein.

    Ironisnya, sang ibu justru masih berharap agar anaknya bisa bergabung dalam program tersebut. 

    “Ibunya pengen banget anaknya ikut. Malah ngiri sama anak-anak lain yang ikut. Tapi ya kita engga bisa maksa,” tambahnya.

    Om Zein kembali menekankan bahwa tidak ada satu pun peserta yang melarikan diri.

    “Dari awal 39, dan sampai sekarang tetap 39. Jadi saya tegaskan lagi, tidak ada yang kabur,” ujarnya.

    Pindah kelas

    Saepul Bahri Binzein, menyampaikan, program ini merupakan respons cepat terhadap fenomena kenakalan remaja yang kian mengkhawatirkan. 

    “Kami tidak menunggu payung hukum ketika ada anak-anak yang terancam masa depannya. Orang tua telah menitipkan mereka kepada kami, dan kami percaya TNI dan Polri mampu membina mereka,” ujar Binzein kepada wartawan, Kamis (1/5/2025).

    Dia mengatakan, program ini tidak memutus jalur pendidikan siswa. Mereka hanya pindah lokasi pembelajaran.

    “Kelasnya hanya pindah ke sini di Armed 1 Kostrad, mereka tetap sekolah,” kata Om Zein.

    Ditinjau Dedi Mulyadi

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi kritik terkait pengiriman 39 pelajar SMP ke barak militer guna mengikut pendidikan berkarakter.

    “Saya lihat mereka gembira, makan pun saya cek. Gizi harus cukup. Ini soal masa depan,” kata Dedi Mulyadi saat meninjau pembinaan, Sabtu (3/5/2025).

    Pendidikan berkarakter yang berlangsung di barak militer kerap dianggap negatif oleh sejumlah orang. KDM pun menanggapi munculnya kontroversi seputar program tersebut dengan santai.

     “Saya dari dulu sudah terbiasa dengan tuduhan, nyinyiran, kebencian. Tapi kalau niat kita demi bangsa, jangan pernah menyerah,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyinggung banyaknya orangtua yang kewalahan menghadapi kenakalan anak. 

    “Kalau sudah enggak sanggup, ya harus ada yang menangani. Kami siapkan itu dan bekerja sama dengan TNI. Jangan salah, TNI ini sudah lama melahirkan generasi hebat,” ujarnya.

    Ia mengatakan, program pendidikan ini bukan soal militerisasi. Namun, kata dia, ini tentang membangun karakter, seperti bangun pagi, mandi, shalat Subuh, sarapan, olahraga, dan belajar disiplin hidup. 

    Bahkan, lanjut KDM, cara makan pun diajarkan dengan detail. 

    “Cara pegang sendok, cara duduk, tidak makan sambil ngobrol, itu semua diajarkan oleh tentara. Ini bukan sekadar makan, ini pendidikan etika,” ucap Dedi.

    Penulis: Deanza Falevi

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bupati Purwakarta Bantah Isu Peserta Kabur dari Barak Militer: ‘Tidak Ada yang Melarikan Diri!

  • Bukan Cuma Anak Nakal, Dedi Mulyadi Bakal Kirim Siswa Gemulai ke Barak Militer

    Bukan Cuma Anak Nakal, Dedi Mulyadi Bakal Kirim Siswa Gemulai ke Barak Militer

    GELORA.CO – Bukan cuma anak nakal, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi atau KDM juga membuka kemungkinan akan menggembleng siswa gemulai ala militer.

    Adapun puluhan siswa bermasalah di Jabar sudah mulai dididik di barak militer per tanggal 2 Mei 2025.

    Dedi Mulyadi mengatakan rencana tersebut merupakan pendidikan karakter yang akan mulai dijalankan di beberapa wilayah di Jabar yang dianggap rawan bekerja sama dengan TNI dan Polri.

    “Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu lalu bertahap,” kata dia, Minggu (27/4/2025) lalu.

    Adapun peserta program dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua dengan prioritas pada siswa yang sulit dibina atau terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas maupun tindakan kriminal.

    Terkait siswa gemulai yang akan dimiliterkan, KDM masih membuka kemungkinannya. 

    “Kita satu-satu dulu deh. Memang ada tuh di komentar di media sosial Pak Gubernur anak-anak yang gemulai suruh pendidikan militer biar tegap. Ya bisa saja kayak gitu,” ujar dia.

    Meski demikian, dia lebih memilih untuk fokus dulu dengan anak-anak bermasalah lantaran sudah membuat resah sebelum masuk barak.

    Ketika ditanya terkait bagaimana hubungannya dengan perlindungan anak, KDM mengatakan pendidikan ala militer ini sebenarnya bukanlah hal baru. 

    “Problem-nya apa sih? Dari sisi perlindungan anak kan enggak ada problem. Paskibra dilatih siapa? TNI. Kita juga ada sekolah SMA yang seperti tentara. Taruna Nusantara. Kan pendidikannya semi militer. Jadi bukan hal baru. Apa sih hasil anak-anak Taruna Nusantara? Anak sehat, cerdas, visioner. Walaupun sekolah umum banyak yang visioner tapi ketahanan dan kebugarannya beda,” pungkasnya. (*)

  • Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Soal Barak Militer, Sukarela Ingin Dibina Usai Terlambat Sekolah – Halaman all

    Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Soal Barak Militer, Sukarela Ingin Dibina Usai Terlambat Sekolah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi benar-benar menerapkan kebijakannya mengirim siswa nakal ke barak militer. 

    Bagaimana suasana barak militer untuk pembinaan siswa-siswa nakal yang digagas Gubernur yang biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini?

     

    Simak liputan Tribunnews.com Network. 

     
    Dibina Ala Militer, Siswa Bangun Subuh Dididik Fisik dan Mental

    Sudah tiga hari, suasana barak militer Resimen Armed 1 Sthira Yudha Purwakarta Jawa Barat tampak berbeda. 

    Bukan derap pasukan yang terdengar, tapi lantunan doa dan semangat pelajar yang tengah menjalani hari ketiga pembinaan pendidikan karakter, Sabtu (3/5/2025).

    Sebanyak 39 pelajar SMP ditempa mental, spiritual, dan fisik melalui berbagai materi pembinaan. 

    Dimulai sejak fajar menyingsing, mereka melaksanakan salat Subuh berjamaah, lalu berlanjut dengan materi kerohanian yang menyentuh sisi batin. 

    Setelahnya, fisik mereka diuji dengan olahraga pagi, sebelum menerima pelajaran tentang wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.

    Tak hanya itu, dilihat Tribunjabar.id (Tribunnews.com Network) sejak pukul 10.00 WIB, para pelajar juga mendapatkan pelajaran penting soal budi pekerti dan etika, yang disampaikan langsung oleh anggota TNI. 

    Suasana kelas terasa khidmat, para siswa duduk rapi, menyimak dengan penuh perhatian.

    Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, atau yang akrab disapa Om Zein, menegaskan pentingnya peran TNI dan Polri dalam membantu menangani permasalahan remaja di lingkungan masyarakat. 

    Melalui peran aktif Babinsa dan Bhabinkamtibmas, ia yakin pembinaan seperti ini dapat memberi perubahan nyata bagi generasi muda.

    “Alhamdulillah, tidak ada pelajar yang kabur. Awalnya memang ada 40 pelajar yang direkomendasikan, namun satu di antaranya memutuskan mundur karena sudah berjanji akan berubah dan berperilaku baik,” unjar Om Zein kepada wartawan di lokasi, Sabtu (3/5/2025).

    Ia mengatakan, pada hari ketiga ini, sudah ada sejumlah perubahan positif bagi para anak. Mulai sudah terbiasa dengan bangun pagi hingga fokus untuk belajar.

    “Di hari ketiga ini memang anak-anak sudah menunjukan berbagai hal positif yah, mereka sudah biasa bangun pagi, kemudian ikut salat berjalaah. Terus bisa dilihat mereka juga ikut baris-beberasi dengan rapih juga,” ujarnya.

    Ia menyebutkan, pembinaan ini dirancang bukan sebagai hukuman, tapi sebagai bekal hidup. 

    Para pelajar akan terus menerima berbagai materi dari sejumlah unsur, semua bertujuan membentuk karakter kuat, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.

    Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Ingin Ikut Dibina di Barak Militer

    Kebijakan Dedi Mulyadi yakni memasukkan siswa nakal ke barak militer rupanya mempengaruhi remaja putri di Jawa Barat.

    Tak cuma siswa, kini siswi juga ingin ikut pendidikan militer di barak.

    Hal itu sontak membuat sang Gubernur Jawa Barat tercengang.

    Dalam kunjungannya , KDM tampak mewawancarai seorang remaja putri SMA.

    Remaja tersebut dikumpulkan karena melanggar aturan sekolah.

    “Kamu masalahnya apa?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Terlambat (sekolah),” kata sang remaja putri.

    “Suka bangun siang?” tanya Dedi lagi.

    “Iya (suka tidur malam),” jawab sang remaja.

    “Problemnya susah tidur,” imbuh Dedi.

    Atas kesalahannya, remaja putri itu mengurai keinginannya untuk ikut pendidikan militer yang digagas Dedi Mulyadi.

    Mendengar hal itu, Dedi pun spontan tepuk tangan.

    “Emang mau ikut pelatihan disiplin tentara?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Mau,” jawab sang remaja.

    “Orangtuanya nyerahin, kenapa nyerahin?” tanya Dedi lagi.

    “Aku,” kata remaja itu.

    “Oh atas kesadaran? tepuk tangan,” pungkas Dedi Mulyadi.

    Atas keberanian para siswi untuk ikut pendidikan militer, Dedi Mulyad mengurai apresiasi.

    “Salut !!! Dibina di barak tentara karena keinginan sendiri,” tulis Dedi Mulyadi dalam unggahannya.

    Viral Warga Terkesima Lihat Siswa Nakal Ikuti Pendidikan Militer 

    Detik-detik warga Jawa Barat melongo menyaksikan momen saat siswa nakal dididik ala militer terekam dalam video viral di media sosial.

    Dalam video tersebut warga dibuat tercengang dengan sikap puluhan siswa yang dicap nakal itu.

    Tak terlihat garang atau nakal, puluhan siswa itu justru tertib dan disiplin mengikuti arahan prajurit TNI.

    Mereka bahkan berbaris rapi dan bersemangat saat menjalani pendidikan militer.

    Sambil bernyanyi keras, para siswa yang mengenakan baju latihan bela diri pun berlarian dengan teratur.

    BARAK MILITER SISWA- Pelajar fokus menyimak materi budi pekerti dan etika yang disampaikan oleh anggota TNI dalam program pembinaan karakter di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Sabtu (3/5/2025).

    Menuju ke lapangan, mereka terus fokus mengikuti arahan pemimpin dari prajurit TNI.

    Melihat anak-anak itu tampak disiplin padahal baru dua hari dilatih militer, netizen ikut senang.

    Khalayak mengapresiasi program dari Dedi Mulyadi tersebut.

    “Setuju sama KDM, untuk merubah pola pikir anak2 ini biar lebih terarah,”

    “Lumayan dapat ilmu militer buat bekal daftar TNI polri,”

    “Menuju Indonesia emas di mulai dari provinsi Jabar,”

     

    dan TribunnewsBogor.com dengan judul VIRAL Warga Melongo Lihat Siswa Nakal Dididik Militer, Dedi Mulyadi Syok Remaja Putri Juga Mau Ikut, 

  • Tengok Siswa di Barak Militer, KDM: Kalau Ini Berhasil, Saya Siapkan Konsep untuk Orang Dewasa – Halaman all

    Tengok Siswa di Barak Militer, KDM: Kalau Ini Berhasil, Saya Siapkan Konsep untuk Orang Dewasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi buka suara perihal kebijakannya mengirim siswa nakal ke barak militer.

    Menurutnya, lewat program pendidikan karakter yang melibatkan TNI itu, generasi muda yang dahulu sulit diatur itu kini menjadi pribadi disiplin dan penuh semangat.

    Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi saat meninjau kegiatan di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (3/5/2025).

    “Dulu mereka sulit tidur, sekarang jam 8 malam sudah terlelap. Dulu susah bangun, sekarang jam 4 pagi sudah bangkit,” ucap pria yang akrab disapa KDM itu dengan antusias, dilansir Tribun Jabar.

    KDM mengatakan, program tersebut bukan sekadar pendidikan keras, melainkan terapi kejut.

    Ia menyebut, anak-anak yang terbiasa bolos, tawuran, dan nongkrong sembarangan kini mulai berubah. 

    “Coba lihat tempat nongkrong sekarang, bersih. Anak-anak yang biasanya bolos, enggak kelihatan,” ungkap Dedi Mulyadi.

    Eks Bupati Purwakarta itu menegaskan bahwa efek siswa ditempatkan di barak militer ternyata tak main-main.

    “Kalau disuruh guru, mereka diledek. Tapi begitu ketemu jajaran TNI, langsung nurut. Ada efek kejut di sana,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Dedi berujar bahwa program ini akan dilaksanakan di Bandung, Bekasi, Sumedang dan merambah ke seluruh kabupaten/kota di Jabar. 

    Ia berujar, Subang menjalin kerja sama dengan Lanud Kalijati dan pelatihan ini tak berhenti untuk siswa SMP dan SMA.

    “Sebulan ke depan, kalau ini berhasil, saya akan siapkan konsep untuk orang dewasa, yang suka nongkrong, mabuk, tawuran. Saya akan tangani juga,” ujarnya.

    Bukan hanya menyasar kenakalan, ia menyatakan program ini juga mempersiapkan generasi siap kerja.

    “Saya ingin anak-anak yang baik ini bisa terhubung dengan industri. Kita siapkan pelatihan berpola militer sebelum masuk ke dunia kerja seperti BYD atau industri lainnya,” terangnya.

    Dedi Mulyadi pun menaruh harapan besar dengan program pendidikan karakter ini.

    “Mudah-mudahan anak-anak kita jadi disiplin, terarah, dan punya visi. Ini bukan soal keras, ini soal masa depan,” ucapnya.

    Didukung Anggota DPRD Cirebon

    Di sisi lain, gagasan KDM mengirim siswa nakal ke barak militer juga memperoleh dukungan dari sejumlah pihak, termasuk anggota DPRD Kota Cirebon, Subagja.

    Ia bahkan mengusulkan agar program tersebut ditambah dengan pembinaan melalui olahraga keras seperti tinju.

    “Ya, saya sebagai anggota DPRD Kota Cirebon sangat setuju sekali, karena setiap ada pelaku perang-perang konten yang dilakukan oleh pelajar, tidak ada tindakan tegas dari aparat hukum. Maka saran Kang Dedi itu memang bagus,” ujar Subagja, Sabtu.

    Subagja menilai, selain disiplin ala militer, olahraga keras seperti gulat, boxing, karate dan muay thai juga penting dalam membentuk karakter dan menyalurkan energi anak-anak ke arah positif.

    “Karena olahraga dengan unsur body contact dapat membentuk karakter dan menyalurkan energi anak-anak ke hal positif.”

    “Termasuk saya sendiri sebagai Ketua Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) Kota Cirebon. Kami gratiskan untuk siapa pun yang ingin belajar tinju, asal syaratnya satu yakni salat,” ucapnya.

    Ia juga menyinggung penyebab kenakalan remaja saat ini yang dipicu oleh penyalahgunaan obat-obatan serta kurangnya penegakan hukum terhadap narkoba.

    Oleh sebab itu, menurutnya Pertina Kota Cirebon secara rutin menggelar pertandingan setiap dua bulan demi menarik minat pelajar pada olahraga.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Tengok Siswa di Barak Militer Purwakarta, Sebut Jadi Efek Kejut Siswa Lain.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Deanza Falevi)

  • Potret 2 Siswa SMP di Purwakarta saat Jalani Ujian Akhir Sekolah di Barak Militer – Halaman all

    Potret 2 Siswa SMP di Purwakarta saat Jalani Ujian Akhir Sekolah di Barak Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan siswa SMP di Purwakarta menjalani pendidikan militer di Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    Mereka menjalani program gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal pendidikan militer untuk mengatasi siswa nakal.

    Saat menjalani program ini, ada dua siswa SMP yang duduk menyendiri sambil ditemukan dua prajurit TNI.

    Ternyata, dua siswa SMP tersebut tengah mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS).

    Dua prajurit TNI juga terlihat ikut mengawasi keduanya saat mengerjakan tes.

    Tak hanya itu, keduanya juga diawasi guru masing-masing.

    Mengutip TribunJabar.id, guru-guru lainnya juga hadir, tapi untuk memberikan semangat terhadap pelajar lain yang menjalani program pendisiplinan ini.

    Sementara itu, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri bin Zein menuturkan, program ini dirancang sebagai bentuk pendidikan karakter.

    Para pelajar akan digembleng dengan 60 persen materi pendidikan kedisiplinan.

    Sementaranya sisanya, soal wawasan kebangsaan, cinta tanah air, nilai-nilai kepahlawanan, kerohanian, materi pelajaran, hingga bimbingan konseling dan psikologis.

    “Ini bukan hukuman, tapi pembentukan karakter.”

    “Kami ingin mereka pulang sebagai pribadi yang lebih kuat, lebih disiplin, dan mencintai bangsa,” ucap pria yang akrab dipanggil Om Zein itu.

    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 39 dari 40 siswa sekolah menengan pertama (SMP) bakal menjalani pendidikan ala militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, yang terletak di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Kamis (1/5/2025). 

    Selama 14 hari, mereka akan jalani pembinaan intensif dalam lingkungan militer dengan tujuan membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan akhlak mulia.

    Mengutip TribunJabar.id, para siswa tersebut merupakan peserta program pendidikan karakter khusus yang digagas pemerintah daerah bagi pelajar yang dinilai sulit diatur oleh sekolah dan keluarga.

    Salah satu orang tua siswa, Elly berharap anaknya bisa berubah menjadi lebih baik setelah mengikuti program pendidikan militer ini.

    Ia menyebut, anaknya suka bolos sekolah dan susah dinasehati.

    “Anak saya sering bolos dan susah dinasehatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik,”

    “Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut,” kata Elly.

    Ia menuturkan bahwa telah menyiapkan segala perlengkapan jauh-jauh hari.

    “Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik,” katanya.

    Sementara itu, Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental.

    “Tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak,” ujarnya.

    Ia menuturkan, materi pelatihan ini disusun oleh banyak pihak, seperti TNI, Polri, Pemda, Dinas Sosial, hingga Psikolog Anak.

    “Tentu ini kolaborasi yang baik, semua terlibat untuk memberikan hal yang positif kepada anak,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dua Pelajar SMP Ini Harus Jalani Ujian Akhir Sekolah di Barak Militer, Diawasi Langsung oleh Tentara

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Daenza Falevi)

  • 6
                    
                        Tengok Siswa Nakal ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang…
                        Regional

    6 Tengok Siswa Nakal ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang… Regional

    Tengok Siswa Nakal ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang…
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat,
    Dedi Mulyadi
    , mengungkapkan bahwa hampir semua kabupaten dan kota di Jawa Barat telah siap untuk mengirim siswa nakal ke barak militer.
    Hal ini disampaikan Dedi dalam kunjungannya ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta, pada Sabtu (3/5/2025).
    Dedi menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berlaku untuk tingkat SMP, tetapi juga untuk tingkat SMA.
    “Untuk tingkat SMP di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, dan untuk tingkat SMA sudah berjalan di Bandung, di Rindam,” ujarnya.
    Ia menambahkan, program ini akan dimulai di kota Bekasi pada Senin (5/5/2025), sedangkan di Sumedang dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis (8/5/2025).
    Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, dan Subang juga telah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi, dengan kegiatan di Kabupaten Subang akan berlangsung di Lanud Suryadharma.
    “Hampir semua kabupaten dan kota sudah siap,” kata Dedi Mulyadi.
    Dedi juga menekankan pentingnya kerjasama dengan Lanud Kalijati dalam pelaksanaan program ini.
    Dia menilai bahwa kondisi di barak TNI, khususnya Angkatan Udara, sangat mendukung. “Ini sudah berlangsung di berbagai tempat,” tambahnya.
    Selama kunjungannya, Dedi Mulyadi meninjau langsung kegiatan pendidikan penguatan karakter yang diikuti oleh 39 siswa SMP.
    Ia menyaksikan para siswa yang mengikuti pelatihan baris berbaris serta pemenuhan gizi mereka.
    Dedi mencatat bahwa para siswa tampak bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut, yang menurutnya mungkin tidak akan terjadi jika mereka diajarkan di sekolah.
    “Dulu mereka sulit tidur, sekarang mereka sudah bisa tidur jam 8. Dulu mereka sulit bangun, sekarang sudah bisa bangun jam 5, jam 4. Dulu mereka sulit untuk fokus. Nanti saya cek,” ungkap Dedi Mulyadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Usul Vasektomi Jadi Syarat Bansos, Mensos: Tidak Boleh Memaksa

    Dedi Mulyadi Usul Vasektomi Jadi Syarat Bansos, Mensos: Tidak Boleh Memaksa

    Dedi Mulyadi Usul Vasektomi Jadi Syarat Bansos, Mensos: Tidak Boleh Memaksa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyatakan, vasektomi semestinya tidak dipaksakan untuk menjadi syarat menerima bantuan sosial sebagaimana usul Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    .
     
    Menurut
    Gus Ipul
    , sapaan akrabnya, kebijakan sosial seperti bansos tidak dapat disertai dengan syarat-syarat yang memaksa karena menyentuh ranah hak asasi dan sensitivitas budaya serta agama.
    “Kalau maksa, ya enggak boleh. Itu hanya imbauan sifatnya. Saya lihatnya baru sebatas gagasan saja,” ujar Gus Ipul kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (3/5/2025).
    “Harus dihitung panjang dampaknya dari berbagai sudut pandang,” lanjut dia.
    Gus Ipul menambahkan bahwa program bantuan sosial selama ini diberikan dalam kerangka perlindungan dan jaminan sosial untuk meningkatkan daya hidup kelompok rentan.
    Setiap bantuan juga sudah memiliki kriteria dan penggunaannya ditentukan, seperti untuk ibu hamil, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.
    “Program keluarga berencana (KB) itu sendiri kan sudah lama berjalan, dan itu pun hanya berupa imbauan. Tidak ada unsur paksaan,” kata Gus Ipul mencontohkan.
    Gus Ipul juga mengingatkan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haram terhadap pemaksaan vasektomi sebagai syarat tertentu, yang menjadikannya semakin kompleks jika diterapkan dalam kebijakan publik seperti bansos.
    Ia menyatakan masih perlu waktu untuk mencerna dan mengkaji lebih lanjut usulan Kang Dedi Mulyadi dari berbagai sisi—baik dari perspektif agama, HAM, maupun efektivitas sosial.
    “Saya lihat idenya juga hanya pernyataan gitu aja. Mestinya harus dilandasi dengan dasar-dasar, sudut pandangnya,” kata Gus Ipul.
    “Dari sudut pandang agama, sudut pandang HAM, dan dari sudut pandang manfaatnya. Sudut-sudut pandangnya kan banyak dan harus dipertimbangkan ya,” imbuh dia.
    Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengusulkan agar penerima bansos di Jawa Barat mengikuti program KB, termasuk vasektomi, sebagai syarat utama.
    Ia menilai langkah itu bisa mengendalikan laju kelahiran di kalangan keluarga prasejahtera, sekaligus memastikan distribusi bantuan pemerintah menjadi lebih adil.
    Dedi menilai, kebijakan ini merupakan solusi atas fenomena banyaknya keluarga prasejahtera yang melahirkan melalui operasi caesar dengan biaya sekitar Rp 25 juta per tindakan.
    “Seluruh bantuan pemerintah nanti akan diintegrasikan dengan KB. Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tetapi negara menjamin keluarga itu-itu juga,” kata Dedi dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/4/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Mau Jadikan Vasektomi Syarat Terima Bansos, Komnas HAM: Langgar Hak Privasi

    Dedi Mulyadi Mau Jadikan Vasektomi Syarat Terima Bansos, Komnas HAM: Langgar Hak Privasi

    GELORA.CO – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akan menjadikan vasektomi sebagai syarat bantuan sosial (bansos) bisa melanggar hak privasi.

    Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigito mengatakan, vasektomi adalah bentuk pelanggaran hak privasi jika dilakukan secara paksa, terlebih oleh otoritas pemerintahan.

    “Itu juga privasi ya, vasektomi apa yang dilakukan terhadap tubuh itu bagian dari hak asasi. Jadi sebaiknya tidak dipertukarkan dengan bantuan sosial atau hal-hal lain gitu,” ujar Atnike saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025).

    Atnike menjelaskan, jangankan untuk syarat penerima bantuan sosial.

    Penghukuman pelanggar pidana pun tidak diperbolehkan untuk memberikan hukuman yang bersifat melanggar hak privasi.

    “Penghukuman saja enggak boleh, pidana dengan penghukuman badan yang seperti itu tuh sebetulnya bagian yang ditentang di dalam diskursus hak asasi,” ucapnya.

    “Apalagi itu dipertukarkan dengan bantuan sosial atau itu otoritas tubuh ya. Pemaksaan KB aja itu kan pelanggaran HAM,” ujarnya lagi.

    Diketahui, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengungkapkan rencana kebijakan KB sebagai syarat penerimaan bansos dalam rapat koordinasi bidang kesejahteraan rakyat bertajuk “Gawé Rancagé Pak Kadés jeung Pak Lurah” di Pusdai Jawa Barat, Senin (28/4/2025).

    Acara itu dihadiri Mensos Saifullah Yusuf, Mendes PDT Yandri Susanto, Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

    Dalam rapat tersebut, Dedi mengatakan KB, terlebih KB pria berupa vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP), akan menjadi syarat untuk penerimaan bantuan sosial.

    Hal itu mengingat dari temuannya banyak keluarga prasejahtera ternyata memiliki banyak anak, padahal kebutuhan tidak tercukupi.

    “Pak Menteri, saya tidak tahu kok rata-rata keluarga miskin itu anaknya banyak. Sementara orang kaya susah punya anak. Sampai bayi tabung bayar Rp 2 miliar tetap tidak punya anak,” ucap Dedi.

    “Saya pernah menemukan satu keluarga punya 22 anak, punya 16 anak. Saya di Majalengka bertemu dengan anak-anak yang jualan kue di alun-alun,” lanjutnya.

    “Akhirnya, saya bertemu dengan orang tuanya yang lagi di kontrakan. Bapaknya ada, anaknya jualan kue. Ternyata, sudah punya 10 anak dan ternyata ibunya lagi hamil lagi yang ke-11,” ucap Dedi.

  • Dedi Mulyadi Usul Vasektomi Jadi Syarat Bansos, Mensos: Tidak Boleh Memaksa

    Turunkan Anggaran Iklan Jabar, Dedi Mulyadi: Hari Ini Banyak Dibaca Orang Bandung 3 Mei 2025

    Turunkan Anggaran Iklan Jabar, Dedi Mulyadi: Hari Ini Banyak Dibaca Orang
    Editor
    KOMPAS.com

    Gubernur Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , menegaskan komitmen terhadap kebebasan pers tetap kuat, meskipun anggaran belanja iklan media massa dalam
    APBD
    2025 mengalami penurunan.
    Menurut Dedi Mulyadi, keberpihakan terhadap media tidak harus diukur dari besar kecilnya alokasi dana untuk kerja sama iklan, tetapi juga dari sikap transparan pemerintah dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
    “Apakah berpihak kepada pers itu harus kontrak kerja sama media atau dilihat dari besarnya biaya kontrak dengan media? Kan tidak,” kata Dedi di Rindam III Siliwangi, Jalan Menado, Kota
    Bandung
    , Jumat (2/5/2025).
    Ia menjelaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap media tecermin dari keterbukaan informasi yang disampaikan secara rutin kepada wartawan.
    “Keberpihakan kepada pers adalah ketika gubernurnya memberikan pernyataan-pernyataan yang terbuka kepada media, menjadi konsumsi media, mencerdaskan rakyat,” ucapnya.
    Dedi menegaskan, meski anggaran belanja iklan dipangkas signifikan, hal itu tidak berdampak pada eksistensi berita tentang Jawa Barat.
    Ia bahkan menilai bahwa pemberitaan mengenai
    Jabar
    tetap menonjol secara nasional.
    “Dari Rp 50 miliar menjadi Rp 3 miliar, ini apakah media di Jabar kehilangan sumber berita dan apakah beritanya tidak dibaca orang? Menurut saya, hari ini malah banyak yang dibaca orang,” tutur Dedi.
    Menanggapi sindiran dari Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, yang menyebutnya sebagai “Gubernur Konten”, Dedi meresponsnya.
    Ia menyebut bahwa konten yang ia produksi justru membantu menekan belanja iklan pemerintah secara signifikan.
    “Dan terakhir, tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan Gubernur Konten. Alhamdulillah, dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” ujarnya.
    (Penulis Kontributor Bandung Kompas.com: Faqih Rohman Syafei)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.