Tag: Mulyadi

  • 6
                    
                        Dedi Mulyadi Buka Baju Saat Rayakan Persib Juara Liga 1, Warganet: Gubernur Aing Dedi Mercury
                        Bandung

    6 Dedi Mulyadi Buka Baju Saat Rayakan Persib Juara Liga 1, Warganet: Gubernur Aing Dedi Mercury Bandung

    Dedi Mulyadi Buka Baju Saat Rayakan Persib Juara Liga 1, Warganet: Gubernur Aing Dedi Mercury
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat,
    Dedi Mulyadi
    , ikut memeriahkan perayaan
    Persib Bandung
    yang keluar sebagai juara
    Liga 1
    2024/2025 pada Senin (5/5/2025) malam.
    Dalam video yang diterima Kompas.com, mantan Bupati Purwakarta itu meluapkan kebahagiaannya dengan naik ke atas mobil Lexus berwarna putih miliknya sambil mengibaskan bendera bertuliskan Persib.
    Tak sampai di situ saja, aksi nyentrik yang dilakukan oleh ayahanda Ni Hyang itu.
    Dedi bahkan membuka baju dan hanya mengenakan atasan kaus singlet, celana panjang, dan ikat kepala khas Sunda berwarna putih.
    Video yang diunggah di akun Instagram resmi Dedi Mulyadi @dedimulyadi71 itu sontak dibanjiri oleh komentar para warganet dan
    Bobotoh
    alias suporter Persib Bandung.
    Warganet menyukai aksi nyentrik Dedi Mulyadi, bahkan aksinya itu seolah mirip dengan vokalis band legendaris asal Inggris, Queen, Freddie Mercury, yang ikonik dengan kaus singlet putih.
    “Keren gubernur aing kang Dedi Mercury,” tulis akun @ken_to.
    “Dedi mercury,” tulis akun @firda*niah.
    Tak hanya warganet, salah satu penggawa Persib Bandung, yakni Marc Klok, turut berkomentar dan bangga dengan aksi dari Dedi Mulyadi.
    “Luar Biasa!” tulis @marcklok.
    Dalam perayaan kemenangan Persib Bandung, Dedi mengimbau Bobotoh untuk tidak merayakan kemenangan ini secara berlebihan.
    “Euforianya jangan berlebihan, jaga keamanan, jaga ketertiban, jangan sampai ada kecelakaan. Persib juara, Bobotohnya juga harus selamat,” katanya seusai menghadiri kegiatan di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (5/5/2025) malam.
    Dia pun sangat gembira atas keberhasilan tim sepak bola kebanggaan masyarakat Jabar tersebut atas gelar back to back juara Liga 1.
    “Persib juara, Jawa Barat Istimewa,” katanya.
    Diketahui, Persib Bandung memastikan gelar juara Liga 1 berturut-turut setelah pertandingan Persebaya Surabaya vs Persik Kediri di Stadion Brawijaya Kediri berakhir dengan hasil imbang 3-3.
    Hasil tersebut meneguhkan posisi Persib Bandung berada di puncak papan klasemen Liga 1 2024/2025 dengan 64 poin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Natalius Pigai Sebut Kebijakan Dedi Mulyadi Kirim Pelajar ke Barak Militer Tak Melanggar HAM – Page 3

    Natalius Pigai Sebut Kebijakan Dedi Mulyadi Kirim Pelajar ke Barak Militer Tak Melanggar HAM – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim sejumlah pelajar bermasalah ke barak militer. Menanggapi hal itu, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menilai kebijakan tersebut bukanlah hukuman, melainkan bagian dari pendidikan pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab. Jika demikian, kebijakan tersebut tidak menyalahi standard Hak Asasi Manusia.

    “Apa yang dilakukan Pemda Jabar tersebut bukan merupakan Corporal Punishment (hukuman) tetapi bagian dari pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab anak. Maka tentu tidak menyalahi standard Hak Asasi Manusia,” kata Pigai seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025). 

    Hukuman, kata Pigai, merupakan penggunaan kekerasan fisik yang menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada anak. Bentuknya bisa beragam seperti memukul, menampar, atau menggunakan benda keras untuk memukul anak.

    “Ini kontroversial karena dampaknya yang negatif terhadap kesehatan fisik dan mental anak,” wanti Pigai.

    Namun Pigai percaya, tindakan dilakukan Gubernur Jawa Barat bukanlah demikian.

    “Sepanjang pendidikan menyangkut pembinaan mental, karakter dan nilai-nilai kedisiplinan. Maka hal tersebut sesuai dengan prinsip dan standar HAM,” dia menandasi.

    Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap rencana siswa dibina di barak militer bertujuan agar memperoleh pendidikan karakter yang akan bekerja sama dengan TNI dan Polri.

    Adapun menurut Dedi, rencana ini tak akan dijalankan secara serentak, namun bertahap ke daerah yang dianggap rawan.

    “Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap,” kata Dedi.

    Nantinya, menurut Politikus Gerindra itu, para siswa akan mengikuti program itu di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI. Para siswa, kata Dedi Mulyadi, bakal menjalani pendidikan selama 6 bulan di barak militer. Dedi membeberkan kriteria siswa yang bermasalah dan perlu dibina di barak militer.

    “Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main mobile legend, yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore. Ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak sampai. Kan kita semua dulu pernah gitu ya,” beber Dedi.

  • Ogah Ikuti Dedi Mulyadi, Pramono Disebut Belum Punya Kebijakan Baru untuk Siswa Nakal Jakarta

    Ogah Ikuti Dedi Mulyadi, Pramono Disebut Belum Punya Kebijakan Baru untuk Siswa Nakal Jakarta

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta buka suara soal kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memasukan anak nakal ke barak militer.

    Plt Kepala Disdik DKI Jakarta, Sarjoko, bilang, sampai saat ini belum ada rencana pihaknya menerapkan kebijakan serupa.

    “Sementara ini belum ada (rencana masukan anak nakal ke barak),” ucapnya saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin (6/5/2025).

    Sarjoko bilang, Disdik DKI Jakarta dalam setiap pengambilan keputusan selalu berkomunikasi dengan Gubernur Pramono Anung.

    Sampai saat ini pun belum ada arahan dari Pramono terkait kebijakan untuk mengatasi kenakalan remaja ini.

    “Itu menjadi bagian dari evaluasi kita bagaimana nanti kita menentukan arah kebijakan lebih lanjut. Tentu kami juga setiap kebijakan apapun nanti kami laporkan kepada pemimpin dulu,” ujarnya.

    Kebijakan Dedi Mulyadi Enggak Laku Buat Pramono

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung enggan banyak berkomentar soal gebrakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait barak militer untuk pelajar bermasalah.

    Pramono pun menegaskan tak akan meniru cara Dedi Mulyadi dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di ibu kota.

    “Jakarta punya kebijakan tersendiri, terima kasih,” ucapnya singkat saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat (2/5/2025).

    Meski demikian, Pramono tak menjelaskan lebih lanjut terkait program atau kebijakannya untuk mengantisipasi kenakalan remaja di Jakarta.

    Sebagai informasi tambahan, Gubernur Jawa Barat akan memulai uji coba pendidikan untuk pelajar SMA, SMK, MA ini pada awal Mei 2025 ini.

    Ada tiga kategori kenakalan remaja yang akan diprioritaskan mengikuti program ini, yaitu pelajar yang sulit dibina, pelajar yang terindikasi terlibat pergaulan bebas, serta pelajar yang terlibat tindakan kriminal.

    Bahkan, pelajar yang kecanduan game mobile legend juga bisa dimasukan dalam barak militer ala Dedi Mulyadi ini.

    “Tukang main mobile legend, yang kalau malam kemudian bangunnya sore,” ucapnya di Gedung DPR RI, Selasa (29/4/2025) kemarin.

    Menurut rencana, Dedi Mulyadi bakal menggandeng pihak TNI-Polri untuk menjalankan program pendidikan karakter bagi pelajar bermasalah ini.

    Peserta pendidikan militer ini nantinya akan dipilih berdasarkan kesepakatan antara orangtua dengan pihak sekolah.

    “Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal,” kata eks Bupati Purwakarta ini.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pejabat Dinonaktifkan Dugaan Gratifikasi, Bobby: Bersih-bersih, Jangan Curi Lagi
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        5 Mei 2025

    Pejabat Dinonaktifkan Dugaan Gratifikasi, Bobby: Bersih-bersih, Jangan Curi Lagi Medan 5 Mei 2025

    Pejabat Dinonaktifkan Dugaan Gratifikasi, Bobby: Bersih-bersih, Jangan Curi Lagi
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com

    Gubernur Sumatera Utara
    ,
    Bobby Nasution
    , mengomentari penonaktifan seorang
    pejabat inspektorat
    Sumut karena dugaan
    gratifikasi
    .
    Dia mengatakan penonaktifan itu bagian dari program kerjanya untuk bersih-bersih dari pejabat yang korupsi.
    “Dibilang bersih-bersih ya harus karena pemerintah harus bersih,” ujar Bobby saat diwawancarai wartawan di kantornya, Senin (5/5/2025)
    Dia lalu mengingatkan ke jajarannya untuk menjunjung tinggi integritas saat menjalankan pekerjaan.
    “Kita ini harus kerja untuk masyarakat, kita ini sudah digaji, dibayar dapat tunjangan segala macam dari negara dari uang pajak,” kata Bobby.
    “Tentunya jangan mencuri lagi, jangan pungli lagi, baik pungli di internal, instansi, pungli ke masyarakat, jangan lagi,” ucap Bobby.
    Sebelumnya, Kepala Inspektorat Sumut, Sulaiman Harahap, mengatakan pejabat yang dinonaktifkan memiliki jabatan sebagai Inspektur Pembantu Pemprov Sumut.
    Namun, Sulaiman belum mendetailkan identitasnya, begitu juga kapan pejabat itu dinonaktifkan.
    “Jadi, dia dinonaktifkan sementara dalam rangka pemeriksaan dengan ancaman hukuman disiplin berat,” kata Sulaiman saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (3/5/2025).
    Sulaiman mengatakan, persoalan yang membelit pejabat tersebut lantaran diduga menerima gratifikasi, saat melakukan pemeriksaan ASN yang melakukan pelanggaran.
    “Jadi, persoalannya masalah penegakan integritas dalam pelaksanaan pekerjaannya ketika (dia) melakukan pemeriksaan, (ada) dugaan gratifikasi,” ucapnya.
    Namun, Sulaiman juga menjelaskan bentuk gratifikasi karena proses pemeriksaan masih berlanjut. Pihaknya juga kini masih memeriksa sejumlah auditor yang juga diduga terlibat persoalan ini.
    “Ada (juga) beberapa pejabat fungsional dan auditor yang sedang kita diperiksa,” ujarnya.
    Sulaiman juga menegaskan, langkahnya melakukan pemeriksaan sebagai upaya bersih-bersih di internal Inspektorat Sumut demi mendukung tata kelola pemerintahan Pemprov Sumut yang baik.
    Dia kemudian mengultimatum kepada jajarannya untuk terus menjaga integritas dan tidak melakukan pelanggaran.
    “Kami bersihkan supaya mendukung tata kelola pemerintahan yang baik ini, sekaligus kalau ada nanti dari Inspektorat dalam rangka pemeriksaan yang mencoba-coba seperti itu (menerima gratifikasi) jangan dicoba-coba,” ucapnya.
    Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, juga telah menonaktifkan 5 pejabat atas dugaan berbagai persoalan, mulai dari korupsi hingga pencemaran nama baik Bobby.
    Adapun pejabat yang dinonaktifkan ialah Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM), Mulyadi Simatupang.
    Lalu, Kepala Biro Otonomi Daerah Setda Sumut, Harianto Butar-butar, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Ilyas Sitorus, dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, Abdul Haris Lubis.
    Bobby selanjutnya meminta inspektorat memeriksa kelimanya, hingga kini proses pemeriksaan masih berlangsung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanggapan Menteri HAM Soal Dedi Mulyadi Kirim Siswa ke Barak TNI

    Tanggapan Menteri HAM Soal Dedi Mulyadi Kirim Siswa ke Barak TNI

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menyebut kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengirimkan anak-anak bermasalah ke barak militer tidak menyalahi standar HAM. 

    Menurut Pigai, langkah Dedi untuk mengirimkan anak-anak sekolah itu untuk dididik ke barak militer bukan merupakan corporal punishment, atau kekerasan fisik. Pigai menyebut langkah Dedi itu adalah bagian dari pendidikan pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab. 

    “Apa yang dilakukan Pemda Jabar tersebut bukan merupakan Corporal Punishment tetapi bagian dari pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab anak. Maka tentu tidak menyalahi standar Hak Asasi Manusia,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Senin (5/5/2025). 

    Adapun Pigai menjelaskan bahwa corporal punishment merupakan penggunaan kekerasan fisik yang menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada anak sebagai bentuk hukuman atau disiplin. 

    Bentuknya, lanjut Pigai, bisa meliputi tindakan memukul, menampar, atau menggunakan benda keras untuk memukul anak. 

    “Dan ini kontroversial karena dampaknya yang negatif terhadap kesehatan fisik dan mental anak. Terkait hal ini pun masih dalam perdebatan, tapi yang dilakukan oleh Pemda Jabar tentu bukan ini,” jelas Pigai.

    Menurut Pigai, pendidikan yang diterapkan selama menyangkut pembinaan mental, karakter dan nilai maka bakal sesuai dengan prinsip dan standar HAM. 

    Sebelumnya, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi membeberkan alasan mengapa dirinya mengirim siswa bermasalah di Jabar agar dididik di barak militer mulai 2 Mei 2025. Mulanya, dia menyoroti soal kenakalan akut yang dilakukan siswa.

    Mulai dari waktu malamnya digunakan bermain game mobile legend, berkumpul alias nongkrong dengan grup motornya sampai malam, hingga ada kasus siswa SMP melakukan pembunuhan berencana ke kakeknya. 

    Di sisi lain, dia juga menyebut orang tua siswa yang menjadi korban pinjaman daring atau pinjaman online (pinjol), korban bank emok (rentenir), hingga bank keliling. 

    Maka demikian, dia khawatir dalam jangka panjang anak-anak di Jawa Barat akan lemah dan tidak kompetitif, sehingga dia berencana mendidik siswa bermasalah di barak militer. 

    Apalagi, kata dia, saat ini banyak orang tua dan guru yang tak sanggup lagi menghadapi anak-anak yang jika dibiarkan bisa berujung kriminalisasi. 

    “Kan perlu dilakukan tindakan-tindakan yang nyata, terukur dan terencana. Maka, salah satu pilihannya adalah melibatkan TNI/Polri menjadi bagian dari upaya pembinaan mereka,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).

  • Banyak Kritik, Kanwil Kemenham Dukung Pendidikan Militer Ala Dedi Mulyadi

    Banyak Kritik, Kanwil Kemenham Dukung Pendidikan Militer Ala Dedi Mulyadi

    JABAREKSPRES.COM, BANDUNG – Kebijakan pendidikan militer ala Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menuai beragam kritik. Tapi di sisi lain juga ada pihak yang mendukung.

    Salah satunya dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Barat, Hasbullah. Ia menilai program tersebut masih belum ada indikasi pelanggaran HAM.

    Hasbullah menjelaskan, kebijakan yang sudah berjalan itu memang masih banyak perdebatan. Karena memang belum ada kajian mendalam.

    Potensi pelanggaran itu tergantung dari mana melihat. Misalnya masyarakat khawatir saat pendidikan berjalan lalu jika ada siswa yang berbuat salah maka pelajar akan mendapat pukulan. “Tapi apa yang dipublikasi oleh beliau (Dedi Mulyadi.red) saya lihat di Youtube-nya, itu tidak terjadi,” jelasnya.

    Apalagi, lanjut Hasbullah, peserta yang menjalani pendidikan militer itu juga atas persetujuan orang tua. Artinya ada kesanggupan dan keihlasan dari orang tua sebagai wali dari anak tersebut. “Orang tuanya kan ikhlas juga,” tuturnya.

    Hasbullah berpendapat, masalah kenakalan remaja itu memang sudah cukup akut. Peristiwa kekerasan, tawuran hingga aksi kriminal yang dilakukan anak – anak atau remaja adalah fenomena yang memprihatinkan. Namun di sisi lain, belum banyak solusi atau kebijakan jitu.

    “Beliau (Dedi Mulyadi.red) karakternya lebih ke orang yang pragmatis ya. Jadi mungkin sudah jenuh dengan penyelesaian diskusi atau seminar. Jadi ambil kebijakan,” jelasnya.

    Hasbullah malah berharap pihaknya bisa dilibatkan dalam berbagai program Pemprov. Karena tentu banyak juga program yang bersentuhan dengan HAM.

    Sebelumnya, kritik terkait program itu juga mengalir dari berbagai pihak. Misalnya, Guru Besar UPI, Prof. Cecep Darmawan, menyarankan agar kebijakan ini dikaji lebih matang, karena TNI bukan solusi tunggal untuk semua persoalan.

    Lalu Ketua Fraksi PPP Jabar, Zaini Shofari, juga menyarankan optimalisasi peran Guru BK serta opsi pendidikan berbasis pesantren. Termasuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), turut memberikan kritikan terhadap kebijakan orang nomor 1 di Jawa Barat tersebut. Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, mengatakan bahwa kebijakan tersebut perlu ditinjau ulang.(son)

  • Permukiman Terendam Banjir Akibat Pembangunan Tol, Warga Pademangan Unjuk Rasa di Lokasi Proyek

    Permukiman Terendam Banjir Akibat Pembangunan Tol, Warga Pademangan Unjuk Rasa di Lokasi Proyek

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN – Sejumlah warga menggelar aksi unjuk rasa memprotes proyek pembangunan jalan Tol Harbour Road 2 yang dianggap menjadi biang kerok banjirnya permukiman mereka.

    Unjuk rasa dilakukan di lokasi proyek, Jalan R. E. Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara, pada Senin (5/5/2025).

    Mereka menuntut penanganan serius atas genangan air di permukiman yang diduga akibat saluran air tertutup oleh proyek tersebut.

    Puluhan warga membawa poster berisi tuntutan di tengah proyek yang sedang berjalan.

    Menurut warga, genangan mulai terjadi sejak Desember tahun lalu dan hingga kini belum ada penanganan yang memadai.

    “Sudah dari bulan Desember. Kita sudah beberapa kali demo, ke kelurahan, ke camat, ke SDA, Bina Marga, tapi tidak didengar. Saluran air kita ini ditutup proyek, jadi aliran air mandek, banjir semua,” ujar Ketua RT 02 RW 11 Pademangan Barat, Yenni Sulistyo.

    Yenni menjelaskan, genangan terjadi meski tidak turun hujan, dan saat hujan turun, ketinggian air bisa mencapai betis orang dewasa.

    Akibatnya, aktivitas warga terganggu, termasuk anak-anak yang kesulitan berangkat sekolah.

    Genangan air tersebut merendam dua RT, yakni RT 01 dan RT 02 di RW 11 Pademangan Barat.

    Ketinggian air bervariasi hingga 30 sentimeter, dan juga merambah ke sebagian jalur rel kereta api yang berada dekat permukiman.

    Camat Pademangan Didit Mulyadi membenarkan kondisi tersebut.

    Ia menyebut selain tertutupnya saluran air oleh proyek, situasi diperparah oleh kebocoran pipa PAM di lokasi yang sama.

    “Memang ada saluran kita yang tertutup proyek. Selain itu juga ada kebocoran dari pipa PAM. Kami sudah koordinasi dengan pihak proyek tol Harbour Road 2, termasuk CMNP dan kontraktor WIKA. Saat ini petugas SDA, Bina Marga, dan PPSU terus melakukan penyedotan air,” jelas Didit.

    Setidaknya dua pompa air dikerahkan oleh petugas dari Kecamatan Pademangan untuk mengurangi genangan di permukiman tersebut.

    Pihak kecamatan menyatakan akan terus melakukan upaya penanganan sambil menunggu solusi permanen dari pengelola proyek.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Curhatan Siswi Pecandu Miras ke Dedi Mulyadi di Barak Militer, Kerap Dimarahi Ibu Tapi Tak Mempan

    Curhatan Siswi Pecandu Miras ke Dedi Mulyadi di Barak Militer, Kerap Dimarahi Ibu Tapi Tak Mempan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menemui langsung pelajar yang mengikuti pendidikan militer di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Senin (5/5/2025).

    Dedi Mulyadi lalu berbincang dengan salah satu pelajar berjenis kelamin perempuan.

    Kepada Dedi Mulyadi, siswi berkerudung hitam itu mengaku mengikuti pendidikan militer karena kecanduan minuman keras (miras).

    “Ini kenapa neng masalahnya?” ucap Dedi Mulyadi sambil menghampiri siswi yang sedang duduk berbaris di lapangan.

    “Saya kena minum minuman keras,” jawab siswi tersebut.

    Siswi itu lalu bercerita awal mulanya kecanduan minuman keras karena diajak oleh teman-temannya.

    “Diajak sama siapa?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Sama teman-teman, minumya di luaran, minumnya Asoka,” jawab siswi tersebut.

    Siswi SMA itu mengaku sudah tak terhitung berapa kali dirinya minum miras.

    Dengan mengikuti pendidikan militer ala Dedi Mulyadi, bocah tersebut berharap bisa lepas dari kecanduan miras.

    “Sudah berapa kali minum?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Sering, sekarang pengen lepas dari minuman keras,” kata siswi itu.

    Siswi SMA tersebut kemudian bercerita mempunyai group WhastApp dengan jumlah 9 orang. Bersama mereka siswi itu kerap minum miras dan nongkrong hingga dini hari.

    “Punya grup di WhatsApp, namanaya Warsat (warung sesat), isinya ada 9 orang, isinya beda-beda (bukan satu sekolah),” kata siswi tersebut.

    “Pulang ke rumah jam 1 malam, bangun jam 10, jarang sekolah,” imbuhnya.

    Orangtua siswi tersebut bukannya diam saja melihat kelakuan melenceng sang anak, mereka selalu berusaha menasihati dan memarahinya.

    Akan tetapi siswi itu mengaku tak pernah mendengarkan ucapan orangtuanya.

    “Ibu marah, tapi enggak didengerin, karena kecanduan,” kata siswi SMA tersebut.

    Kepada Dedi Mulyadi, ia lalu mengaku awalnya mencoba miras karena merasa kesal dan lelah dengan sikap orangtuanya yang sering kali bertengkar.

    “Apa yang dicari dengan minum itu?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Ketenangan,” jawab siswi SMA tersebut singkat.

    “Ibu ada, bapak ada, tapi kadang orangtua suka berantem,” imbuhnya.

    Siswi tersebut kemudian mengaku merasa betah dan nyaman mengikuti pendidikan militer.

    Dedi Mulyadi lantas berpesan agar siswi SMA itu lebih berhati-hati dalam bergaul.

    Ia berharap setelah selesai menjalani pendidikan militer, siswi tersebut mau mengikuti pelatihan keterampilan yang akan diadakan Pemprov Jawa Barat.

    “Kamu cantik enggak boleh sembarangan,” ucap Dedi Mulyadi.

    Ratusan Pelajar Tiba

    Dedi Mulyadi mengirim ratusan pelajar tingkat SMA dan SMK ke barak militer di Dodik Bela Negara, Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (5/5/2025).

    Dedi mengatakan bahwa, pelajar yang dikirim ke barak militer tersebut memiliki sejumlah latar belakang masalah.

    Mulai dari kecanduan minuman keras, rokok, game online hingga terlibat dalam geng motor.

    “Secara umun ada yang kecanduan minuman, game online, paling banyak kecanduan game online ML (Mobile Legends), kecanduan merokok, ada yang terlibat geng motor,” kata Dedi di lokasi.

    Dedi mengungkapkan, pengiriman pelajar nakal akan terus dilakukan secara berkala.

    Apalagi, permintaan dari orang tua agar anak-anaknya dikirim ke barat militer terus meningkat.

    “Nanti kita bikin gelombang, gelombang pertama misalnya 500, kedua 500, dan terus berkesinambungan dalam setahun tak berhenti.”

    “Banyak sekarang yang berbondong-bondong nitip anaknya,” ungkapnya.

    Dedi menegaskan bahwa, pelajar yang dikirim ke barak tidak akan ditempa dengan standar pendidikan militer.

    Pelajar yang dititipkan di barak militer hanya ditempa soal kedisiplinan hingga pengelolaan mental dan karakter dalam menolak hal-hal negatif.

    “Pertama kedisiplinan, membangun disiplin. Makan, mandi, solat tepat waktu. Itu dulu dikembalikan karena mereka rata-rata tidur jam 4 (dini hari) saya tadi tanya orang tua.”

    “Kita kembalikan jam 8 atau 9, paling malam 10 (malam), sehingga siklus itu kembali.Secara umum mereka itu punya kesadaran bahwa ingin berubah, dan di rumah mereka tidak bisa lagi berubah,” pungkasnya.

    Di lokasi yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, pihaknya menyiapkan kuota untuk 350 pelajar yang akan dikirim ke barak militer.

    “Yang sudah itu ada 201 siswa dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat, kami siapkan untuk gelombang pertama 350. Mereka sudah mendapatkan izin dari orang tua secara lisan dan tertulis,” kata Maman.(TribunJakarta.com/TribunJabar)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Pelajar di Jabar Dilarang Naik Motor ke Sekolah, Ini Alasannya

    Pelajar di Jabar Dilarang Naik Motor ke Sekolah, Ini Alasannya

    Jakarta

    Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengumumkan kebijakan baru saat memperingati Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Rindam III Siliwangi, Jumat (2/5). Dia mengharamkan pelajar setempat pergi ke sekolah naik sepeda motor.

    Selain tak boleh naik sepeda motor, pelajar juga diharamkan membawa ponsel ke sekolah. Sebab, penggunaan perangkat tersebut kerap menimbulkan distraksi dalam kegiatan belajar.

    Sementara untuk larangan membawa motor, kata Dedi, berkaitan erat dengan keselamatan dan kepatuhan terhadap hukum. Dia menegaskan, aturan terkait berlaku untuk semua jenjang sekolah, baik SD, SMP maupun SMA. Dia menganggap, mereka belum cukup umur untuk membawa kendaraan pribadi.

    “Untuk anak SMA itu yang belum cukup umur tidak boleh bawa kendaraan bermotor,” ungkapnya.

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbincang dengan sejumlah siswa saat meninjau program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (5/5/2025). Ratusan siswa SMA/SMK dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat yang memiliki perilaku khusus seperti terlibat tawuran, terafiliasi geng motor, kecanduan permainan daring (game online), mabuk dan perilaku tidak terpuji lainnya menjalani program pendidikan karakter dan kedisiplinan selama 14 hari. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/bar Foto: ANTARA FOTO/ABDAN SYAKURA

    Dedi menjelaskan, larangan siswa membawa sepeda motor ke sekolah harus diberlakukan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

    Dalam aturan itu, dia mengungkap, setiap pengemudi diwajibkan memiliki dokumen seperti SIM dan STNK untuk berkendara di jalan raya. Itulah mengapa, Dedi ingin agar aturan tersebut ditegakkan khususnya untuk kalangan siswa sekolah.

    “Kan itu undang-undang lalu lintas. Selama ini penegakannya tidak bisa berjalan karena ada keraguan tindakan di lapangan,” kata dia.

    Sebelumnya, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana pernah menjelaskan, usia minimal untuk membawa motor pribadi adalah 17 tahun lebih. Sementara di bawah itu, pengendara harus berada di bawah pantauan orang tua.

    “Kewaspadaan dalam mengemudikan motor pada kondisi lalu lintas yang mobile belum ada di pikiran anak-anak, sehingga risiko bahaya terabaikan oleh lebih tingginya faktor ego dan emosi,” ujar Sony kepada detikOto, belum lama ini.

    Itulah mengapa, untuk membuat SIM, seseorang harus berusia 17 tahun. Bukan tanpa alasan, dalam lembar putusan MK soal masa berlaku SIM seumur hidup, usia minimal 17 tahun sebagai syarat pembuatan SIM sudah mempertimbangkan berbagai aspek, salah satunya psikologi.

    Sementara itu, pelajar sekolah di Indonesia rata-rata baru berusia 17 tahun di kelas 3 SMA. Maka, apa yang disampaikan Dedi terdengar masuk akal.

    (sfn/rgr)

  • Respons Usul Dedi Mulyadi, Cak Imin: Vasektomi Tak Boleh Dipaksakan

    Respons Usul Dedi Mulyadi, Cak Imin: Vasektomi Tak Boleh Dipaksakan

    Respons Usul Dedi Mulyadi, Cak Imin: Vasektomi Tak Boleh Dipaksakan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menyatakan, keputusan seseorang melakukan
    vasektomi
    seharusnya dilandaskan kerelaan, bukan paksaan demi mendapatkan bantuan sosial (bansos).
    Hal ini disampaikan
    Cak Imin
    , sapaan akrabnya, merespons usul Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    agar vasektomi dijadikan salah satu syarat untuk mendapatkan bansos.
    “Ya, tidak ada satu pun yang boleh memaksakan vasektomi.
    Vasektomi
    bagian dari hak asasi manusia. Vasektomi itu kerelaan,” kata Cak Imin di Bogor, Senin (5/5/2025).
    Cak Imin menegaskan, tidak ada aturan yang mengatur vasektomi sebagai syarat mendapatkan bansos.
    Ia memastikan, program
    bansos
    harus menjangkau semua warga tak mampu tanpa syarat tambahan yang melanggar hak asasi.
    “Karena itu tidak ada aturan satu pun yang mensyaratkan bansos itu tertentu sebagai vasektomi,” ujar ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa ini.
    Cak Imin pun menegaskan pesan Presiden Prabowo Subianto agar tidak boleh ada warga yang tertinggal untuk mendapatkan bansos.
    “Presiden sudah memerintahkan, tidak boleh ada yang berhak menerima tidak mendapatkan bantuan,” ujar dia.
    Kendati demikian, Cak Imin mengakui bahwa perlu ada kesadaran di tengah publik untuk merencanakan jumlah anak.
    “Karena itu, mari kita lakukan penyadaran pentingnya keluarga berencana,” kata dia.
    Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan agar penerima bansos di Jawa Barat mengikuti program KB, termasuk vasektomi, sebagai syarat utama.
    Ia menilai langkah itu bisa mengendalikan laju kelahiran di kalangan keluarga prasejahtera, sekaligus memastikan distribusi bantuan pemerintah menjadi lebih adil.
    Dedi bilang, kebijakan ini merupakan solusi atas fenomena banyaknya keluarga prasejahtera yang melahirkan melalui operasi caesar dengan biaya sekitar Rp 25 juta per tindakan.
    “Seluruh bantuan pemerintah nanti akan diintegrasikan dengan KB. Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tetapi negara menjamin keluarga itu-itu juga,” kata Dedi, Selasa (29/4/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.