Tag: Mulyadi

  • Danantara Bakal Ikut Danai Revitalisasi 20.000 Ha Tambak Senilai Rp26 Triliun

    Danantara Bakal Ikut Danai Revitalisasi 20.000 Ha Tambak Senilai Rp26 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut, Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia akan berinvestasi pada program revitalisasi 20.000 hektare tambak di empat kabupaten di Jawa Barat.

    Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan, untuk merevitalisasi 20.000 hektare di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu, dibutuhkan investasi sekitar Rp26 triliun. 

    “Perkiraan investasi menurut kita kira-kira sekitar Rp26 triliun,” kata Trenggono ketika ditemui di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    Trenggono menyebut, Danantara akan masuk untuk membiayai revitalisasi 20.000 hektare tambak di keempat kabupaten di Jawa Barat itu.

    “Investasi dari Danantara,” ujar Trenggono.

    Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Tb Haeru Rahayu mengatakan, untuk pelaksanaan program tahap awal seperti pembersihan lahan, akan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yakni sekitar Rp8 miliar-Rp10 miliar. 

    “Rp8 miliar-Rp10 miliar dari APBN [untuk tahap awal],” ujar Tb.

    Untuk diketahui, KKP mulai tahun ini akan merevitalisasi 78.000 hektare tambak kurang produktif di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Program ini dilakukan dalam rangka menggenjot produksi perikanan untuk mendukung ketahanan pangan serta pemenuhan gizi masyarakat, melalui protein ikan.

    Program ini dilaksanakan secara bertahap dimulai dari Provinsi Jawa Barat. Pengembangan tahap pertama akan menyasar 20.413 hektare tambak yang berada di lahan milik pemerintah di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.

    Guna mempercepat implementasi revitalisasi tambak Pantura, KKP dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan tentang sinergi pengelolaan kelautan dan perikanan berbasis ekonomi biru di Provinsi Jawa Barat. 

    Nota Kesepakatan ini telah ditandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Gubernur Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    Selain itu, ditandatangani juga Nota Kesepakatan antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya KKP dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu tentang sinergi perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan perikanan budi daya di empat kabupaten tersebut.

    Pemerintah mengharapkan, pembangunan revitalisasi tambak di empat kabupaten ini dapat meningkatkan produktivitas lahan tambak yang sebelumnya tidak produktif menjadi area budi daya perikanan bernilai tinggi dan berkelanjutan.

  • Bareng Dedi Mulyadi, Menteri Trenggono Benahi 20 Ribu Ha Tambak di Pantura Jawa Barat – Page 3

    Bareng Dedi Mulyadi, Menteri Trenggono Benahi 20 Ribu Ha Tambak di Pantura Jawa Barat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Pemerintah Jawa Barat resmi menandatangani nota kesepakatan (Memorandum of Understanding/MoU) terkait revitalisasi tambak kurang produktif di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat pada Rabu, 25 Juni 2025.

    MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

    MenKP Trenggono mengungkapkan bahwa penandatangan ini menjadi langkah penting dimulainya revitalisasi tambak di Pantura, yang nantinya akan menjadi salah satu titik proyek strategis nasional untuk peningkatan ekonomi biru.

    Pada tahap awal, revitalisasi akan menyasar 20.413 hektare tambak di empat kabupaten, yaitu Bekasi (8.188 Ha), Karawang (6.979 Ha), Subang (2.369 Ha), dan Indramayu (2.875 Ha).

    “Di Jawa Barat akan direvitalisasi 20 ribu hektare yang akan menyerap tenaga kerja lebih dari 100 ribu orang, dan yang berdedikasi langsung adalah tidak kurang dari 40 ribu orang,” ungkap Trenggono dalam pidatonya di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (25/6/2025).

    “Untuk Jawa Barat, saya punya keyakinan kita akan bisa membenahi ini dengan baik,” ucapnya.

    Trenggono pun menyoroti lima komoditas utama sumber daya laut Indonesia bernilai tinggi, yaitu nila salin, kepiting, rumput laut, udang, dan lobster.

    Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya perubahan fokus masyarakat terhadap laut. Tak hanya sebagai sumber ekonomi, laut juga menjadi sumber kehidupan masyarakat yang harus dijaga.

    “Laut merupakan kekayaan alam Indonesia yang paling besar. Tetapi sampai hari ini, fokus berpikir kita masih di darat. Masih berputar cari rejeki di darat dan hampir melepaskan laut yang luas,” ujar Dedi.

    Untuk dua tahun ke depan, Dedi menargetkan agar tidak ada lagi bangunan liar di bantaran sungai dan pendangkalan muara akibat sedimentasi.

     

  • Sudah Bisik-Bisik ke Dedi Mulyadi, KKP Bakal Bangun Kampung Nelayan di Pantura Jawa Barat – Page 3

    Sudah Bisik-Bisik ke Dedi Mulyadi, KKP Bakal Bangun Kampung Nelayan di Pantura Jawa Barat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana untuk membangun kampung nelayan di wilayah pantai selatan dan pantai utara Jawa Barat.

    Kabar itu diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono pada Rabu (25/6). Ia mengaku telah berdiskusi dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terkait rencana pembangunan kampung nelayan tersebut.

    Trenggono mengatakan, pembangunan kampung nelayan menjadi salah satu langkah pemerintah mengoptimalkan budi daya sumber daya laut di wilayah Pantura.

    “Tadi sudah bisik-bisik dengan Pak Gubernur (Dedi Mulyadi), kota ingin bangun kampung nelayan di pantai selatan dan juga di pantai utara,” ungkap Trenggono di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    “Revitalisasi menjadi sebuah kegiatan yang sangat penting untuk budidaya. Bayangkan Pantura itu sudah lebih dari 30 tahun kondisinya rusak,” terangnya.

    Trenggono menambahkan, pihaknya juga tengah menjajaki peluang investasi yang dapat mendukung revitalisasi wilayah pesisir Pantura.

    Tidak hanya yang lima di sini yang akan kita turunkan investasi yang besar. Tapi juga daerah-daerah pesisir di selatan dan pesisir di pantai utara.

    Seperti diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan pembangunan 100 Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) untuk tahun 2025.

    Beberapa waktu lalu, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya KKP, Trian Yunanda mengungkapkan bahwa pembangunan 100 KNMP tersebut akan rampung dalam kurun waktu empat bulan.

    “100 lokasi dari asumsi tim kami dalam waktu empat bulan dengan perencanaan betul-betul matang. Proses seleksi ini secara paralel kita penyiapan pra-desaign,” kata Trian, dalam kegiatan Morning Sea-Kampung Nelayan Modern’, di kantor KKP, Jakarta, Senin (16/6).

     

  • KKP-Pemprov Jabar Bakal Revitalisasi 20 Ha Tambak di Pantura

    KKP-Pemprov Jabar Bakal Revitalisasi 20 Ha Tambak di Pantura

    Jakarta

    Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono menandatangani nota kesepakatan (MoU) dengan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi hari ini. Penandatanganan ini terkait sinergi perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan perikanan budidaya dalam rangka mendukung revitalisasi tambak di Pantai Utara Jawa (Pantura).

    Rencana revitalisasi tambak Pantura yang akan dilaksanakan hingga dua tahun ke depan, dengan total calon tambak seluas 78.550 hektar (Ha). Tahun ini, pemerintah mengejar revitalisasi luasan lahan tambak 20.413,25 Ha di empat kabupaten Jawa Barat, yakni Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. Dari total lahan ini, di Bekasi terdapat calon tambak seluas 8.188,49 Ha, di Karawang seluas 6.979,51 Ha, di Subang seluas 2.369,76 Ha, dan di Indramayu seluas 2.875,48 Ha yang sebagian besar milik negara dan masuk dalam rencana calon tambak yang akan direvitalisasi.

    MKP Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan program tersebut dapat membuka lapangan kerja lebih dari 100 ribu tenaga kerja. Selain itu, dengan program tersebut berpotensi menciptakan industri baru.

    Selain menandatangani dengan Gubernur Jabar, KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga menandatangani nota kesepakatan dengan Bupati Bekasi, Bupati Subang, Bupati Karawang, serta Bupati Indramayu.

    “20 ribu hektare ini akan menyerap tenaga kerja lebih dari 100 ribu orang yang dedicated langsung sudah tidak kurang dari 40 ribu orang. Dan itu harus bisa dipenuhi dari masyarakat Jawa Barat. Itulah tadi kita sudah tanda tangan dengan 5 Bupati di Jawa Barat,” kata Trenggono saat acara Penandatangan MoU di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    Sementara itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan revitalisasi tambak di empat kabupaten di Jabar seperti secercah harapan bagi masyarakat Jabar. Sebab, program tersebut dapat mengatasi garis pantai yang selama ini telah abrasi. Nantinya, di sana akan diubah menjadi area budidaya.

    Menurut Dedi Mulyadi, budidaya tidak hanya mengembangkan ikan saja. Namun, juga membangun ekosistem pantai serta dapat membuka lapangan kerja hingga 120 ribu tenaga kerja.

    “Kemudian anak-anak muda yang dididik secara baik bagaimana mengembangkan budidaya yang berdasarkan hitungannya tadi hampir 120 ribu tenaga kerja, ditunjang oleh sistem transportasi laut dan transportasi darat yang terkoneksi, jaringan informasi yang terkoneksi, sarana pendidikan yang saya tekankan tadi, sekolah-sekolah kelautan atau SMA yang memiliki kelas khusus kelautan,” kata Dedi.

    Dedi menerangkan melalui program tersebut, masyarakat dapat melihat hamparan pantai yang indah ke depannya. Dia pun optimistis di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan MKP Sakti Wahyu Trenggono dapat mengerek pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor kelautan dan perikanan.

    “Saya yakin di era kepemimpinan Pak Prabowo Subianto dan di era kepemimpinan Bapak Menteri KKP, kita bisa melihat hamparan pantai dari Babelan, Pakis, Jaya, sampai dengan Blanakan, sampai dengan Eretan, adalah hamparan garis pantai yang indah dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang memadai. Disinilah kita memulai, hari ini kita memulai menanda tangani dan saya ucapkan terima kasih,” imbuh Dedi.

    (rea/rrd)

  • 8
                    
                        Sosok Darkiman, Warga Bekasi yang Siram Dedi Mulyadi, Alasan Penyiraman Terkuak
                        Bandung

    8 Sosok Darkiman, Warga Bekasi yang Siram Dedi Mulyadi, Alasan Penyiraman Terkuak Bandung

    Sosok Darkiman, Warga Bekasi yang Siram Dedi Mulyadi, Alasan Penyiraman Terkuak
    Editor
    SUBANG, KOMPAS.com
    – Sosok pria bernama
    Darkiman
    menjadi sorotan usai terekam kamera menyiram air ke arah Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , saat kunjungan ke Lapangan Wanasari, Kelurahan Sarimukti, Kabupaten
    Bekasi
    , Jumat (20/6/2025) malam.
    Dalam rekaman yang beredar, Darkiman tampak menyiram air hingga tiga kali ke arah Dedi Mulyadi. Namun pertemuan lanjutan antara keduanya justru membuka cerita berbeda.
    Darkiman yang diundang ke kediaman Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang ini mengaku asal Betawi yang bekerja sebagai tukang bangunan. Di Lembur Pakuan ia langsung bersujud dan menyampaikan permohonan maaf.
    “Saya minta tolong, lalu keluarin botol air, lempar sambil bilang ‘Pak tolong, Pak’. Saya minta maaf, itu tindakan saya tidak baik,” ujar Darkiman saat berbincang dengan Dedi Mulyadi, seperti diunggah dalam kanal YouTube milik Dedi.
    Darkiman menjelaskan, aksinya tidak dilandasi niat jahat. Saat itu, ia melihat seorang anak terjepit di tengah kerumunan warga yang berebut ingin bersalaman dengan Dedi.
    “Saya hanya panik dan ingin menolong. Niatnya nolong anak, bukan menyerang,” katanya.

    Ia mengaku sempat khawatir akan diproses hukum atas tindakannya.
    Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi meresponsnya dengan tenang. Ia mengatakan tidak langsung menyadari aksi penyiraman air tersebut.
    “Saya enggak tahu ada yang nyiram atau enggak. Biasa saja, saya hidupnya tidak terlalu curiga, santai saja,” ujar Dedi dikutip dari Tribun Jabar. 
    Menurut Dedi, tindakan Darkiman bukanlah serangan, melainkan bentuk kepedulian terhadap anak kecil. Ia justru menilai Darkiman memiliki niat mulia.
    Dedi juga sempat menanyakan latar belakang Darkiman. Ia mengetahui bahwa pria tersebut telah bercerai, namun tetap membiayai pendidikan anaknya yang kini duduk di kelas 5 SD dan tinggal bersama mantan istri di Cirebon.
    “Hidup mati saya untuk dia,” ucap Darkiman.
    Dapat Hadiah, Bukan karena Jimat
    Dalam pertemuan itu, Dedi memberikan bantuan berupa uang tunai kepada Darkiman. Bantuan tersebut ditujukan untuk biaya pendidikan anak dan kebutuhan istrinya yang kini tengah sakit.
    Dedi menegaskan bahwa bantuan itu bukan karena Darkiman membawa jimat, melainkan karena niat baiknya membantu anak yang kesusahan.
    “Bapak sudah berbuat baik, nyiprat-nyipratin air. Lalu bapak ketemu saya karena bapak orang soleh, kalau enggak soleh enggak ketemu saya,” ujar Dedi sambil berseloroh.
    Sementara itu, Darkiman mengaku membawa dua jimat pemberian gurunya dari Cirebon, yaitu Semar Mesem dan bulu kijang, yang diyakini bisa membantu kelancaran usaha.
    Meski sempat ragu apakah benar-benar dimaafkan, Dedi kembali meyakinkannya dengan candaan khasnya.
    “Bapak pengennya aman atau enggak aman? Ya kalau pengen ditahan, ya ditahan. Perbuatan tidak menyenangkan,” kata Dedi disambut tawa.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Darkiman Kuli Bangunan yang Siram Gubernur Jabar Kini Dapat Hadiah, Dedi Mulyadi: Orang Saleh
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Disebut Dungu hingga Mulyono II, Dedi Mulyadi: Dia Sayang Sama Saya
                        Bandung

    1 Disebut Dungu hingga Mulyono II, Dedi Mulyadi: Dia Sayang Sama Saya Bandung

    Disebut Dungu hingga Mulyono II, Dedi Mulyadi: Dia Sayang Sama Saya
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , menyikapi berbagai kritik dan cercaan yang ditujukan kepadanya, termasuk julukan “gubernur konten” hingga ”
    Mulyono
    jilid II”.
    Menurut Dedi, kritik tersebut menunjukkan adanya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap kepemimpinannya.
    Dedi mengaku tidak merasa terganggu dengan cibiran, terutama terkait aktivitasnya yang sering diunggah di media sosial.
    Ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah bekerja demi
    Jawa Barat
    yang lebih baik.
    “Santai saja, jangan bikin ribut kalau ada yang mengkritik. Tanggapi dengan rileks karena dia sayang sama saya,” ucapnya dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Selasa (24/6/2025).
    Lebih lanjut, Dedi menyatakan, tidak keberatan jika dianggap “tolol”, asalkan kebijakan yang diambilnya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Jawa Barat.
    Salah satu langkah yang diambilnya adalah komitmen terhadap tata kelola pemerintahan yang transparan.
    Sejak dilantik, ia mendorong keterbukaan data keuangan daerah, yang dapat diakses publik. Termasuk rincian dana hibah, bantuan sosial, hingga proyek infrastruktur yang menggunakan APBD.
    “Publik bisa melihat dana hibah yang biasanya bancakan itu saya buktikan ke bancakannya dengan SPJ-SPJ yang diragukan itu jadi dana yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak,” katanya.
    Dedi menjelaskan, dana hibah tersebut digunakan untuk membangun sekolah, memperbaiki ruang kelas yang rusak, serta memberikan bantuan beasiswa bagi siswa dari keluarga pra-sejahtera.
    “Saat ini anak-anak yang dianggap miskin jumlahnya 12.600 anak. Saya pengennya jadi 20.000 anak karena belum tentu orang yang tidak terdata itu tidak miskin,” tuturnya.
    Setiap siswa dari keluarga kurang mampu akan menerima bantuan sebesar Rp3,6 juta untuk membeli sepatu, baju seragam, dan perlengkapan sekolah lainnya.
    “Bantuan beasiswa itu juga akan diberikan kepada santri dari keluarga kurang mampu yang ada di Jawa Barat,” ujarnya.
    Selain untuk beasiswa, Dedi menilai dana hibah Pemprov Jabar juga dapat dialokasikan untuk perbaikan jalan provinsi dan akses kesehatan bagi warga kurang mampu.
    Ia berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran di APBD 2025 perubahan guna melunasi utang Pemprov kepada BPJS Kesehatan sebesar Rp334 miliar, sehingga warga kurang mampu dapat tercover oleh layanan BPJS.
    “Dalam perubahan anggaran akan saya masukkan. Jembatan-jembatan gantung sudah mulai dibangun, kemudian juga warga mengeluh dulu kena longsor rumahnya belum diganti. Sekarang perlahan mulai diganti rumahnya walaupun tidak begitu besar,” katanya.
    Dedi menjelaskan, meski kebijakan penggusuran bangunan di bantaran sungai dan tempat lainnya banyak ditentang, pihaknya tetap memberikan solusi kepada warga terdampak.
    “Warga di pinggir jalan melanggar hukum menggunakan tanah negara, di bantaran sungai melanggar hukum membangun rumah. Tapi ketika mereka digusur, saya berikan uang untuk mereka kontrak rumah atau modal usaha di tempat lain. Seluruh rangkaian itu dilakukan untuk kebaikan masyarakat,” tutur dia.
    Bagi mantan Bupati Purwakarta ini, menjadi pemimpin yang baik adalah yang mengutamakan kepentingan banyak orang ketimbang kelompok tertentu.
    “Walaupun mementingkan kepentingan banyak orang mengecewakan sedikit orang, bagi saya menjadi pemimpin yang beragama adalah yang mampu mengelola keuangan negara dengan baik dan digunakan untuk kemakmuran rakyatnya,” pungkas Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Jalan Subang-Pamanukan Rusak Parah, Warga: Gimana Pak Gubernur Jabar, Mau Dibiarkan
                        Regional

    9 Jalan Subang-Pamanukan Rusak Parah, Warga: Gimana Pak Gubernur Jabar, Mau Dibiarkan Regional

    Jalan Subang-Pamanukan Rusak Parah, Warga: Gimana Pak Gubernur Jabar, Mau Dibiarkan
    Editor
    SUBANG, KOMPAS.com
    – Kondisi jalan provinsi yang menghubungkan
    Subang
    dan Pamanukan,
    Jawa Barat
    , dikeluhkan pengguna jalan karena tak kunjung diperbaiki.
    Kerusakan parah yang terjadi sejak berbulan-bulan lalu ini tak hanya menghambat arus lalu lintas, tetapi juga menyebabkan kecelakaan berulang kali.
    Rahman, salah seorang warga yang setiap hari melintasi jalur tersebut, menyebut bahwa
    jalan rusak
    ini sudah sangat membahayakan.
    “Parah banget nih jalan provinsi, gimana nih Pak
    Gubernur Jabar
    (
    Dedi Mulyadi
    ), mau terus dibiarkan? Sudah berbulan-bulan rusak,” ujar Rahman dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (24/6/2025) siang.
    Menurutnya, kerusakan diperparah oleh aktivitas kendaraan proyek yang lalu-lalang membawa material berat menuju kawasan Pelabuhan Patimban.
    “Jalan ini sudah rusak namun terus dilintasi oleh kendaraan besar setiap hari tak mengenal waktu,” tambahnya.
    Tak hanya membuat perjalanan tersendat, lubang jalan yang cukup dalam juga menjadi penyebab utama kecelakaan.
    “Tadi pagi dan kemarin juga ramai viral di medsos, banyak yang jatuh hingga harus dilarikan ke rumah sakit,” ujarnya.
    Hal serupa diungkapkan Noviyanti, karyawan pabrik di Cibogo, yang setiap hari harus bolak-balik melewati jalur tersebut. Ia mengaku waktu tempuh perjalanannya semakin tak menentu.
    “Saya tiap hari pulang pergi Tambakdahan-Subang, selalu terjebak macet hingga menyebabkan saya terlambat kerja maupun pulang kerja karena panjangnya antrean kendaraan saat melintasi titik-titik jalan yang rusak ini,” ungkap Novi.
    Beberapa titik yang disebut paling parah berada di sekitar Alun-alun Pagaden, depan SPBU Wates Binong, dan kawasan Gambarsari. Lubang di jalan tersebut bahkan dikatakan berdiameter lebar dan dalam.
    “Kalau hujan, lubangnya tertutup air dan makin susah dilihat. Mobil bisa nyangkut atau pecah as roda. Kami jadi ekstra hati-hati,” katanya.
    Warga berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Dinas Bina Marga, segera melakukan perbaikan sebelum ada korban jiwa.
    “Jalan ini mobilitas kendaraannya sangat padat, sehingga kerusakan jalan ini sangat menghambat arus lalu lintas, dan sering menimbulkan antrean hingga kemacetan bahkan
    sering terjadi kecelakaan lalu lintas,” ujar Rahman.
    Noviyanti pun mengamini dan menyampaikan permohonan kepada pemerintah.
    “Kami warga masyarakat pengguna jalan provinsi penghubung Subang-Pamanukan memohon ke Pak Gubernur untuk segera turun tangan memperbaiki jalan tersebut,” ujarnya.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Terus Dibiarkan, Kerusakan Jalan Provinsi Penghubung Subang -Pamanukan Makin Mengkhawatirkan
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Bawa Ibu yang Dianiaya Anak Kandung di Bekasi ke RS untuk CT Scan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 Juni 2025

    Dedi Mulyadi Bawa Ibu yang Dianiaya Anak Kandung di Bekasi ke RS untuk CT Scan Megapolitan 23 Juni 2025

    Dedi Mulyadi Bawa Ibu yang Dianiaya Anak Kandung di Bekasi ke RS untuk CT Scan
    Penulis
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    membawa Melani, ibu yang menjadi korban penganiayaan oleh anak kandungnya di
    Bekasi
    , ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan CT scan.
    Hal itu disampaikan Dedi melalui akun Instagram resminya
    @dedimulyadi71
    , dikutip pada Senin (23/6/2025).
    “Minta doanya agar ibunya sehat, karena mengalami pemukulan di kepala. Dan hari ini akan dibawa ke rumah sakit untuk di CT Scan,” kata Dedi.
    Melani mengalami kekerasan fisik dari putranya, MIEC (23), di rumah mereka yang berlokasi di Jalan Irigasi Tertia, Bekasi Timur, Kamis (19/6/2025).
    Penganiayaan bermula saat MIEC meminta meminjam sepeda motor, namun ditolak oleh sang ibu.
    Pelaku kemudian melempar kursi, memukul kepala ibunya lebih dari lima kali menggunakan sandal, menarik kerudung, hingga mengancam dengan pisau.
    Polisi telah menangkap pelaku dan menahannya di Mapolres Metro Bekasi Kota. MIEC dijerat Pasal 44 Ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
    Dalam pertemuan dengan korban dan adik kandungnya, Joko Untung, Dedi juga mengungkap persoalan lain yang melatarbelakangi peristiwa tersebut.
    Permasalahan lainnya yakni rumah Melani yang terancam dilelang oleh bank karena pernah dijaminkan untuk modal usaha anaknya.
    “Insya Allah rumah itu akan saya beli lewat BMI Kota Jakarta Utara, dan akan ditinggali oleh bapak dan ibu sampai kapan pun,” ujar Dedi.
    Setelah mendampingi korban ke rumah sakit, Dedi melanjutkan kunjungan dengan menemui Wali Kota Bekasi untuk membahas penanganan kasus serupa dan perlindungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Viral Video Wali Kota Bekasi Panggil Dedi Mulyadi dengan Sebutan "Raja"
                        Megapolitan

    5 Viral Video Wali Kota Bekasi Panggil Dedi Mulyadi dengan Sebutan "Raja" Megapolitan

    Viral Video Wali Kota Bekasi Panggil Dedi Mulyadi dengan Sebutan “Raja”
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Sebuah video yang memperlihatkan Wali Kota
    Bekasi

    Tri Adhianto
    menyebut Gubernur
    Jawa Barat

    Dedi Mulyadi
    sebagai “raja” viral di media sosial.
    Video tersebut diunggah oleh akun TikTok @yudztrdn dan menampilkan Tri secara terbuka menyebut Dedi sebagai raja saat memimpin rapat bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
    Dalam video itu, Tri awalnya menyoroti agenda rapat yang digelar bawahannya terkait program
    corporate social responsibility
    (CSR).
    “Semua rapat, SKPD, setuju untuk tidak setuju. Padahal orang ngasih CSR. Peninggian jembatan kan, yaudah kita lihat dulu hasilnya,” ujar Tri, dikutip dari TikTok @yuudztrn, Senin (23/6/2025).
    Tri kemudian mengungkapkan bahwa dirinya rutin melaporkan perkembangan pemerintahan kepada Gubernur Dedi Mulyadi, termasuk ketika menjalankan sejumlah program.
    Pada momen itu, Tri menyebut Dedi sebagai raja di hadapan anak buahnya.
    “Pagi tadi saya lapor ke ‘Raja’. Saya juga lapor ke Pak Wakil (Abdul Harris Bobihoe) ya. Apa pun yang saya lakukan
    insya Allah
    juga akan saya laporkan ke Pak Wakil. Pak Wakil juga akan memberikan
    take and give
    ke saya, supaya kita sama-sama berjuang.”
    Tri juga menyebut Dedi responsif dalam merespons laporan yang ia kirimkan melalui pesan singkat.
    “Raja jam berapa itu, saya laporan jam 05.15 WIB, dia sudah jawab saja,” kata Tri.
    Ia menambahkan, bukan hanya laporan program yang dikirimkan, tetapi juga perkembangan kinerja para lurah di Kota Bekasi.
    “Saya laporan kinerja teman-teman lurah, jadi jangan khawatir teman-teman lurah yang itu, sudah saya laporkan ke ‘Raja’ juga, Pak KDM,” imbuhnya.
    Terpisah, Tri membenarkan dirinya menyebut Dedi sebagai raja. Menurut Tri, panggilan itu adalah bentuk penghormatan kepada sosok Gubernur Jawa Barat tersebut.
    “Ini bentuk penghormatan ke beliau, juga dalam rangka mendekatkan diri. Itu sama dengan saya kepada warga menganggap bro, itu bagian penghormatan kepada beliau,” ujar Tri di Plaza Pemkot Bekasi, Senin (23/6/2025).
    Ia mengatakan, penyebutan serupa juga digunakan oleh wakilnya, Abdul Harris Bobihoe. Menurut Tri, para kepala daerah lain di Jawa Barat pun memanggil Dedi dengan sebutan serupa.
    “Pak Wakil juga sama, di tingkat provinsi juga sama kami seperti ini. Saya yakin tidak ada masalah,” jelas dia.
    Tri membantah penyebutan “Raja” menunjukkan adanya relasi hierarkis. Ia menegaskan, justru hal ini mencerminkan hubungan yang lebih cair antara pimpinan dan kepala daerah.
    “Enggak, justru ini terjadi ada hubungan interaksi antara pemimpin dan juga kami yang ada di level bawah. Hubungannya sudah kayak pertemanan, persahabatan, dan jadi tidak ada sekat di antara kami,” imbuh Tri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Dedi Mulyadi Jemput Ibu yang Dianiaya Anaknya di Bekasi
                        Megapolitan

    8 Dedi Mulyadi Jemput Ibu yang Dianiaya Anaknya di Bekasi Megapolitan

    Dedi Mulyadi Jemput Ibu yang Dianiaya Anaknya di Bekasi
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    menjemput Meilani (46), ibu korban penganiayaan oleh anak kandungnya yang berinisial MI (23), pada Senin (23/6/2025).
    “Tadi pagi sudah dijemput. Saya kira itu adalah bentuk perhatian ya bahwa memang kepala daerah harus begitu,” ujar Wali Kota
    Bekasi
    Tri Adhianto, saat ditemui di Plaza Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Senin.
    Tri mengaku tidak mengetahui secara pasti tujuan penjemputan tersebut. Namun, ia menduga langkah itu dilakukan untuk mendalami penganiayaan sekaligus memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
    “Mungkin lebih bagaimana Pak Gubernur ingin mendalami lebih dalam lagi secara psikologis dan tentu sama dengan seperti saya tentu akan memberikan motivasi semangat kepada seorang ibu yang terluka hatinya,” jelas Tri.
    Tri juga menyampaikan rasa sedih dan marah atas tindakan kekerasan yang dilakukan MI terhadap ibunya.
    “Saya sangat sedih dan marah sebetulnya dengan kondisi yang terjadi,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, seorang pemuda berinisial MI (23) tega menganiaya ibunya sendiri di rumah mereka di Perumahan Irigasi, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
    Aksi penganiayaan tersebut terekam kamera CCTV dan videonya viral di berbagai media sosial.
    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Binsar Hatorangan Sianturi, menjelaskan bahwa insiden itu terjadi di teras rumah korban pada Kamis (19/6/2025) sekitar pukul 12.15 WIB.
    “Saat itu korban (ibu kandung) dan tersangka (anak kandung) sedang berada di teras rumah dengan posisi korban sedang berdiri di belakang pagar rumah, sedangkan tersangka sedang duduk di sebuah bangku depan pintu rumah,” kata Binsar, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (22/6/2025).
    MI saat itu meminta ibunya untuk meminjam sepeda motor milik tetangga agar bisa digunakan untuk keluar rumah. Namun, permintaan itu ditolak oleh sang ibu karena merasa tidak enak jika terus-menerus meminjam kendaraan milik orang lain.
    Ia menyarankan agar anaknya menggunakan sepeda milik keluarga yang tersedia di rumah. Penolakan tersebut memicu kemarahan pelaku. Tersangka langsung melemparkan bangku yang sedang tersangka duduki ke arah korban.
    “Setelah itu tersangka mengambil sebuah sandal dan digenggam oleh tersangka menggunakan tangan kanan, kemudian tersangka mendekati korban dan memukul kepala korban,” ucap dia.
    Aksi kekerasan tidak berhenti sampai di situ. Pelaku kemudian menarik kerudung ibunya. Korban yang kesakitan mencoba bangkit dan menjauh ke area samping rumah. Namun, pelaku justru masuk ke dapur dan mengambil sebilah pisau.
    “Tersangka menunjukkan pisau tersebut ke arah korban yang sedang berada di area samping rumah, kemudian tersangka mengatakan kepada korban, ‘liat ni gua bawa apaan! Gua bakal bunuh adek lu di depan mata lu’,” ungkap Binsar.
    Beruntung, aksi tersebut tidak berlanjut lebih jauh. Beberapa menit kemudian, seorang warga datang bersama dua petugas keamanan kompleks dan langsung mengamankan pelaku.
    “Dari hasil pemeriksaan, terdapat memar di bagian kepala korban dan di bagian pinggang korban. Pelaku sudah kami tangkap dan kami lakukan penahanan,” tegas Binsar.
    Saat ini, pelaku telah ditahan dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Polres Metro Bekasi Kota.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.