Tag: Mulyadi

  • Dedi Mulyadi Bikin Geger, Gerbang Gedung Sate Diubah Mirip Candi hingga Bakar Kemenyan

    Dedi Mulyadi Bikin Geger, Gerbang Gedung Sate Diubah Mirip Candi hingga Bakar Kemenyan

     

    Liputan6.com, Bandung – Ada yang berbeda saat masuk ke Gedung Sate yang menjadi kantor pemerintahan Provinsi Jabar. Gerbangnya kini berbentuk seperti gapura candi, yang menyerupai peninggalan kerajaan di Indonesia zaman dahulu.

    Terkait hal itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengatakan, pembangunan ulang gerbang Gedung Sate merupakan berdasarkan analisis ahli teknik sipil. Dia pun menegaskan, bahwa rekonstruksi yang dilakukan bukan di bangunan cagar budaya atau heritage.

    “Itu bukan heritage, namanya pagar. Yang kedua disusun berdasarkan analisis yang ahli, orang teknik sipil yang nyusunnya, dari dari sisi nilai itu. Kalau ngomongin peradaban Sunda yang peninggalannya batu itu tinggal candi ya,” kata Dedi di Gedung Sate, dikutip Senin (24/10/2025).

    Dedi mengatakan, gapura serupa candi itu mengadopsi arsitektur kerajaan Cirebon yang memiliki nilai budaya. Menurutnya, arsitektur tersebut juga hampir sama dengan peninggalam kerajaan Mataram dan Majapahit.

    “Nah, gapura itu kan berasal dari nilai-nilai budaya kecirebonan, kecirebonan mengadopsi dari kebudayaan Mataram dan Majapahit, di situ yang disebut dengan Candi Bentar,” jelas Dedi.

    Bukan Cagar Budaya

    Sementara itu, Humas Bandung Heritage Society sekaligus Ahli Cagar Budaya, Tubagus Adhi mengatakan, perubahan Gerbang Gedung Sate tidak salah untuk dilakukan. Sebab menurutnya, gerbang tersebut bukan termasuk bangunan cagar budaya.

    “Enggak ada pagar waktu masa kolonial itu. Sekarang ada pagar, itu penting. Gimana kalau seperti kemarin, yang ada pagar di DPRD aja dibakar,” kata Adhi.

    Adhi menejelaskan, dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, boleh mengembangkan cagar budaya dengan penyesuaian kebutuhan saat ini. Namun, pengembangan cagar budaya tidak boleh menghilangkan nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah bangunan.

    “Pagar itu penting bagi saya, tapi harus memberikan aksesibilitas bagi pejalan kaki termasuk difabel,” kata dia.

    Dia mengatakan, perubahan gerbang Gedung Sate sah untuk dilakukan. Mengingat, arsitektur utama Gedung Sate, J. Gerber merancang gedung yang dominan warna putih itu mengusung konsep arsitektur Art Deco dengan perpaduan tradisional dan kolonial.

    “Desain Gedung Sate itu kan gaya eksentrik ya atau bisa sebut Art Deco,” ucap dia.

    Adhi menilai sentuhan Candi Bentar pada gapura di pintu masuk area Gedung Sate ini menarik, karena menjadi hal baru. Berbeda dengan di Bali, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah yang sudah lebih dulu memberikan sentuhan Candi Bentar.

    “Gapura yang dapat sentuhan Candi Bentar itu keren, karena untuk saya pribadi ada nilai sejarah. Kalau di Bali, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah kan sudah menerapkannya, kalau di sini kan baru,” kata Adhi.

  • Cak Imin Soroti UMKM Sulit Dapat Modal hingga Terpaksa Pakai Pinjol

    Cak Imin Soroti UMKM Sulit Dapat Modal hingga Terpaksa Pakai Pinjol

    Jakarta

    Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyoroti UMKM yang kerap sulit mendapatkan modal. Ia mendorong adanya skema pembiayaan tanpa agunan hingga para UMKM terhindar dari pinjaman online (pinjol).

    Hal ini ia katakan dalam Talkshow Skema Financing untuk Pemberdayaan Masyarakat di Ruang Heritage, Gedung Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025). Cak Imin menekankan urgensi reformasi skema pembiayaan untuk memberdayakan UMKM.

    “Kita tidak punya waktu untuk berjalan lambat. Di luar sana ada jutaan usaha masyarakat sedang berlari mengejar kesempatan hidup yang lebih baik,” kata Cak Imin.

    Lalu, ia juga mengidentifikasi tantangan nyata yang menghambat pemberdayaan, yakni kewajiban agunan yang ketat, literasi keuangan yang terbatas, dan inovasi yang cenderung lambat dari lembaga keuangan formal. Cak Imin menyebut UMKM yang memiliki arus kas bisnis sehat namun tidak memiliki aset sering kali kesulitan mengakses pembiayaan legal di perbankan.

    Akibatnya, kata Cak Imin, layanan pinjol menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat, meskipun membawa risiko bunga yang mencekik dan potensi gagal bayar yang tinggi.

    Lebih lanjut, Cak Imin juga menekankan perlunya inovasi pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif dan pekerja lepas seperti YouTuber, podcaster, dan kreator konten. Alternatif solusi yang ditawarkan mencakup pembiayaan berbasis rekam monetisasi konten yang tercatat oleh platform media sosial, serta skema pembiayaan berbasis Hak Kekayaan Intelektual dan Royalti.

    “Saatnya kita mengambil langkah berani menciptakan terobosan skema pembiayaan mikro yang inklusif,” tegasnya.

    Acara ini juga menghadirkan sesi dialog dengan narasumber di antaranya Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi, Rektor Universitas Teknologi Bandung Muchammad Naseer, dan VP Stakeholder Management PT BSI Greget Kalla Buana. Mereka memaparkan praktik baik, inovasi terkini, serta model kolaborasi pembiayaan pemberdayaan masyarakat dari berbagai sudut pandang.

    (azh/azh)

  • Underpass Citayam Segera Dibangun untuk Atasi Kemacetan Akut Kawasan Tersebut
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Underpass Citayam Segera Dibangun untuk Atasi Kemacetan Akut Kawasan Tersebut Megapolitan 24 November 2025

    Underpass Citayam Segera Dibangun untuk Atasi Kemacetan Akut Kawasan Tersebut
    Penulis

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Kemacetan di kawasan Stasiun Citayam menjadi salah satu titik paling ruwet di Depok dan Bogor, terutama pada jam sibuk pagi hari.
    Situasi ini menunjukkan tekanan mobilitas yang makin tinggi di ruas jalan sempit yang menjadi simpul perjalanan warga kedua wilayah.
    Kondisi tersebut kini mendorong pemerintah daerah menyiapkan pembangunan
    underpass
    sebagai solusi jangka panjang.
    Rencana itu mulai bergerak setelah Pemerintah Kota Depok dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyelaraskan langkah pembebasan lahan dan penyusunan rancangan teknis proyek.
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan pada April 2025 silam, Pemerintah Kota Depok akan melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan
    underpass
    Citayam pada 2026.
    Ia menjelaskan hal itu merupakan tindak lanjut setelah dirinya menginstruksikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk merancang
    detail engineering design
    (DED)
    underpass
    .
    “Kemudian tahun depan pembebasan tanahnya dilakukan oleh Pemkot Depok, tahun depan (2026) Insya Allah
    underpass
    Citayam akan dianggarkan di Provinsi Jawa Barat,” kata Dedi kepada wartawan di Balai Kota Depok, Selasa (29/4/2025).
    Dedi menyebut belum dapat memastikan berapa nilai anggaran yang dibutuhkan.
    “Kan DED-nya dulu, kan saya belum bisa bilang angka, yang angka itu teknis. Nanti salah lagi angkanya, yang penting nanti jadi,” lanjutnya.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, selama 45 menit pada Senin (24/11/2025) pagi memperlihatkan antrean kendaraan yang sudah mengular sejak sebelum pintu perlintasan kereta menuju stasiun dari arah Depok.
    Jalan yang lebarnya hanya sekitar 5–6 meter untuk dua arah dipadati sepeda motor, ojek
    online
    , dan angkot yang berhenti sembarangan untuk menaikkan serta menurunkan penumpang.
    Sebuah angkot berwarna merah terlihat mengetem tepat di pintu masuk Stasiun Citayam dari arah Depok.
    Angkot lain serta sejumlah pengemudi ojek
    online
    mengikuti pola serupa dan mempersempit badan jalan.
    Titik pengeteman juga tampak di dekat pintu rel arah Bogor, sehingga arus kendaraan tersendat karena angkot memakan bahu jalan hingga sekitar satu meter.
    Sesekali terdengar klakson panjang dari pengendara yang kesal. Beberapa di antaranya saling adu klakson dan melontarkan komentar saat berdesakan menyalip.
    Kemacetan mulai sedikit terurai sekitar pukul 08.00 WIB setelah seorang polisi lalu lintas tiba untuk mengatur arus kendaraan, meski sejumlah angkot tetap terlihat mengetem.
    Pembangunan
    underpass
    Citayam disebut menjadi bentuk kooperatif Pemkot Depok dalam mendukung visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Supian Suri–Chandra Rahmansyah untuk meminimalisir kemacetan.
    Rencana pembangunan
    underpass
    ini diharapkan menjadi solusi permanen atas kemacetan berkepanjangan di sekitar Stasiun Citayam, yang selama ini disumbang oleh sempitnya ruas jalan, aktivitas angkot, dan tingginya mobilitas harian warga Depok serta Bogor.
    (Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty | Editor: Abdul Haris Maulana, Larissa Huda )
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Bikin Geger, Gerbang Gedung Sate Diubah Mirip Candi hingga Bakar Kemenyan

    Dedi Mulyadi Ubah Gerbang Gedung Sate Seperti Candi: Itu Bukan Cagar Budaya

    Sementara itu, Humas Bandung Heritage Society sekaligus Ahli Cagar Budaya, Tubagus Adhi mengatakan, perubahan Gerbang Gedung Sate tidak salah untuk dilakukan. Sebab menurutnya, gerbang tersebut bukan termasuk bangunan cagar budaya.

    “Enggak ada pagar waktu masa kolonial itu. Sekarang ada pagar, itu penting. Gimana kalau seperti kemarin, yang ada pagar di DPRD aja dibakar,” kata Adhi.

    Adhi menejelaskan, dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, boleh mengembangkan cagar budaya dengan penyesuaian kebutuhan saat ini. Namun, pengembangan cagar budaya tidak boleh menghilangkan nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah bangunan.

    “Pagar itu penting bagi saya, tapi harus memberikan aksesibilitas bagi pejalan kaki termasuk difabel,” kata dia.

    Dia mengatakan, perubahan gerbang Gedung Sate sah untuk dilakukan. Mengingat, arsitektur utama Gedung Sate, J. Gerber merancang gedung yang dominan warna putih itu mengusung konsep arsitektur Art Deco dengan perpaduan tradisional dan kolonial.

    “Desain Gedung Sate itu kan gaya eksentrik ya atau bisa sebut Art Deco,” ucap dia.

    Adhi menilai sentuhan Candi Bentar pada gapura di pintu masuk area Gedung Sate ini menarik, karena menjadi hal baru. Berbeda dengan di Bali, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah yang sudah lebih dulu memberikan sentuhan Candi Bentar.

    “Gapura yang dapat sentuhan Candi Bentar itu keren, karena untuk saya pribadi ada nilai sejarah. Kalau di Bali, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah kan sudah menerapkannya, kalau di sini kan baru,” kata Adhi.

  • Serahkan Manifesto ke Dedi Mulyadi, Tokoh Jabar Soroti Krisis Sistemik Sunda
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        23 November 2025

    Serahkan Manifesto ke Dedi Mulyadi, Tokoh Jabar Soroti Krisis Sistemik Sunda Bandung 23 November 2025

    Serahkan Manifesto ke Dedi Mulyadi, Tokoh Jabar Soroti Krisis Sistemik Sunda
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    — Majelis Musyawarah Sunda (MMS) menyerahkan Manifesto MMS ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dokumen tersebut merupakan peta jalan pemulihan martabat dan masa depan Tatar Sunda dalam lanskap Indonesia modern.
    Presidium Pinisepuh MMS, Dindin S Maolani menegaskan, tantangan yang dihadapi masyarakat
    Sunda
    sudah melampaui persoalan sektoral.
    “Persoalan Sunda hari ini bukan sekadar daftar keluhan tetapi masalah sistemik yang rumit dan harus diselesaikan melalui kepemimpinan kolektif dan keberanian mengambil keputusan strategis,” ujar Dindin dalam rilisnya, Minggu (23/11/2025). 
    Dindin mengurai fakta ketimpangan fiskal atas kekayaan alam yang terus diekstraksi tanpa imbal balik yang adil, kebudayaan yang terpinggirkan, pendidikan yang tertinggal, hingga rapuhnya ekonomi rakyat.
    Ia juga menyoroti kepemimpinan kolektif yang mulai tumbuh tetapi belum terkonsolidasi.
    Prosesnya mencakup penyusunan Policy Brief, notulensi rapat Pinisepuh, serta kajian Komisi A dan B Panata Pikir sebagai dasar perumusan langkah konkret.
    Dari rangkaian pembahasan, MMS menetapkan empat agenda strategis sebagai arah perjuangan peradaban Sunda ke depan, sekaligus kontribusi pada visi Indonesia Emas 2045.
    Pertama, penguatan jati diri dan kebudayaan sunda. Fokusnya pada Revolusi Pendidikan Karakter Sunda, kebijakan afirmatif bahasa dan toponimi, serta pembentukan Dana Abadi Kebudayaan Sunda Raya.
    Kedua, penataan relasi pusat–daerah, diwujudkan melalui reforma keadilan fiskal, integrasi Sunda Raya dengan konsep Benelux, pencabutan moratorium pemekaran CPDOB secara selektif, dan evaluasi kebijakan strategis nasional di Tatar Sunda.
    Ketiga, pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Berisi audit sistemik terhadap Proyek Strategis Nasional di wilayah Sunda, reforma agraria kultural dan ekonomi rakyat, serta pengembangan Indeks Kesejahteraan Sunda Raya berbasis data presisi.
    Keempat, penguatan sistem kepemimpinan Sunda.
    Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , menekankan pentingnya masyarakat Sunda kembali kepada jati diri sebagai bangsa yang menjunjung alam.
    “Kalau sekarang saya bersihkan pemukiman di bantaran sungai, itu agar muara sungai membaik lagi dan mendukung pemulihan kondisi gunung,” ujarnya.
    Wamendagri Akhmad Wiyagus mengajak masyarakat Sunda untuk menatap ke depan dan memperkuat kerja sama berbasis nilai-nilai luhur.
    Ia menekankan pentingnya spirit silih asah, silih asih, silih asuh sebagai fondasi kebersamaan.
    Di akhir penyampaian, Dindin kembali menyerukan gerakan perubahan bagi masyarakat Sunda.
    “Kami menyerukan kebangkitan Sunda Raya melalui empat agenda perubahan agar tanah ini kembali berdiri bermartabat dengan keadilan fiskal budaya yang mulia kesejahteraan rakyat dan kepemimpinan yang terhormat demi masa depan anak cucu,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dinkes Depok Bakal Cek Kesehatan Sejumlah Anak Kena ISPA Imbas Debu Tanah

    Dinkes Depok Bakal Cek Kesehatan Sejumlah Anak Kena ISPA Imbas Debu Tanah

    Jakarta

    Pemerintah Kota Depok akan mengirim Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengecek sejumlah anak yang kena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Curug, Bojongsari. Pengecekan kesehatan akan dilakukan Senin pekan depan.

    “Iya nanti Pemkot akan mengirim tim dinas kesehatan ke sekolah dan dinas pendidikan untuk melakukan pengecekan. Nanti Senin ada info lagi, bisa langsung ditanyakan juga nanti ke Dinas Pendidikan,” kata Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah kepada wartawan di Bojongsari, Depok, Sabtu (22/11/2025).

    Selain itu, Chandra juga memastikan akan memanggil pihak pengembang perumahan karena diduga debu tersebut berasal dari tanah lapang yang akan dijadikan perumahan di wilayah tersebut.

    “Kemudian nanti kami akan panggil pengembangan perumahan yang memang diduga menjadi penyebab debu yang mencemari udara di wilayah sekitar tersebut,” ungkap Chandra.

    Chandra mengungkapkan pemanggilan akan dilakukan pekan depan. Dia mengatakan pihak pengembang akan ditanyakan perihal munculnya debu yang membuat sejumlah siswa mengalami ISPA.

    “Nah, mungkin minggu depan ini sudah akan kami lakukan pemanggilan untuk pihak-pihak yang diduga menjadi penyebab debu tersebut,” ujar Chandra.

    Sejumlah Anak Kena ISPA

    Seperti diketahui, sejumlah anak di wilayah Curug, Bojongsari, Kota Depok, mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyebab ISPA diduga berasal dari debu tanah lapang untuk perumahan yang berterbangan akibat angin kencang.

    Salah seorang warga, Siti, menjelaskan ISPA yang dialami sejumlah anak ini disebabkan dari debu serta tanah sebuah lapangan yang akan dibangun perumahan. Dia mengatakan tanah lapang itu memiliki ukuran yang luas dan tidak ada penghalang atau pembatas ke kawasan jalan.

    “Memang beberapa ada yang kena ISPA. Itu debu tanah dari lahan yang mau dijadiin perumahan. Iya anak sekolah dekat situ yang beberapa kena, setelah itu diminta buat pake masker semua,” kata Siti saat dijumpai detikcom di sekitar lokasi, Sabtu (22/11).

    Siti menyebut tanah lapang itu telah tergali dalam sehingga ketika angin kencang datang, tanah dan debu itu pun terangkat ke atas hingga ke jalan. Ia mengatakan saat hujan, kondisi normal debu tak berterbangan.

    “Itu yang pas kemarin angin kencang, pohon pada roboh, nah itu naik tanah-tanahnya ke jalan, kebawa angin. Kalo anginnya kencang banget, naik dia tanah-tanahnya sampe ke jalan, kalo biasa mah nggak, apalagi kalo hujan, udah anteng tanahnya ngendep basah,” ujar Siti.

    Dia pun menjelaskan pasca debu dan tanah tersebut mengganggu aktivitas jalan, muncul sejumlah mobil yang melakukan penyiraman. Tanah juga mulai ditanami pepohonan.

    “Sekarang sih hampir setiap hari lah ada mobil yang nyemprotin air ke lahannya supaya tanahnya nggak terbang-terbangan. Terus tanahnya juga mulai ditanemin beberapa pohonan,” ujarnya.

    Warga lainnya, Jamal menjelaskan hal yang serupa. Debu dan tanah di kawasan tersebut, kataya sampai, masuk ke area sekolah tempat anak-anak belajar.

    “Iya yang saya liat sih sekarang pada pake masker, mulai awal dateng sampai pulang,” ungkap Jamal.

    Anak Sekolah Pakai Masker

    Selain itu, sebuah video juga memperlihatkan para siswa sekolah dasar (SD) di Depok mengenakan masker saat kegiatan belajar-mengajar. Mereka mengenakan masker dan mengeluh udara di sana kotor.

    Dari video viral dilihat detikcom, Jumat (21/11/2025), siswa dalam satu kelas kompak menyampaikan mereka terganggu udara kotor di sana hingga meminta bantuan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi dan Wali Kota Depok Supian Suri untuk mengatasi polusi tersebut. Mereka mengaku mengalami sesak napas saat belajar.

    “Pak KDM, Pak Wali Kota, Saya mau minta tolong. Sekolah kami jadi kotor dan napas kami terganggu. Kami sesak napas dan belajar jadi terganggu,” ujar seluruh siswa dalam video tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (dek/dek)

  • Bicara Sejarah hingga Teknologi, Dedi Mulyadi Inspirasi Anak Muda Indramayu
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        22 November 2025

    Bicara Sejarah hingga Teknologi, Dedi Mulyadi Inspirasi Anak Muda Indramayu Bandung 22 November 2025

    Bicara Sejarah hingga Teknologi, Dedi Mulyadi Inspirasi Anak Muda Indramayu
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Suasana di Sekolah Politik Hilal Hilmawan Institute di Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, mendadak ramai, Sabtu (22/11/2025) sore.
    Kabar soal Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    yang akan mengisi materi membuat warga berbondong-bondong datang. Mereka bahkan menunggu dari pinggir jalan untuk menyambut kedatangannya.
    Dedi tiba bersama rombongan sekitar pukul 15.00 WIB. Bupati
    Indramayu
    ,
    Lucky Hakim
    juga terlihat hadir.
    Sementara sejumlah awak media dilarang masuk ke ruang kelas acara tersebut dan hanya diperbolehkan menunggu di luar.
    Di sisi lain, warga yang didominasi ibu-ibu dan anak-anak tetap menunggu hingga acara selesai demi bisa bersalaman dan berfoto dengan Dedi Mulyadi.
    “Kedatangan beliau hari ini atas permintaan beliau sendiri karena saya sering
    update

    sekolah politik
    dan pak Gubernur chat saya ‘nanti saya
    tengokin
    ya’,” kata
    Hilal Hilmawan
    , Anggota DPRD Jabar yang juga pendiri sekolah politik tersebut di lokasi.
    Menurut Hilal, peserta sekolah politik merupakan anak-anak muda dari berbagai latar belakang. Mereka bukan berasal dari kalangan elit politik, namun ingin belajar membangun daerahnya.
    Program ini dirancang untuk membangun jejaring serta menumbuhkan keberanian generasi muda dalam bermimpi. Hilal mengatakan, untuk mencapai kesuksesan tidak hanya dibutuhkan kerja keras, tetapi juga relasi yang kuat.
    “Makanya kita hadirkan juga tokoh-tokoh politik nasional, salah satunya pak Gubernur,” ujarnya.
    Hilal menambahkan, dalam kesempatan itu Dedi Mulyadi memberikan gambaran panjang mengenai perkembangan politik Indonesia, mulai dari era Presiden pertama Soekarno hingga masa kini.
    “Tadi saya sampaikan juga bahwa kita semua memimpikan suatu tatanan di mana tatanan itu yang penuh kedamaian, masyarakatnya sejahtera, alamnya terurus, masyarakat tidak nganggur. Dan saya meyakini kita mulai itu dari sini untuk mewujudkan tatanan tersebut,” kata dia.
    Dedi merespons baik gagasan tersebut. Ia menyampaikan harapan tentang terwujudnya masyarakat yang maju dan melek teknologi tanpa meninggalkan jati diri daerah.
    Menurut Dedi, Indramayu memiliki kekayaan budaya, mulai dari seni tari hingga musik seperti tarling. Kekayaan itu dinilai bisa menjadi identitas daerah yang memiliki nilai ekonomi.
    “Beliau (Dedi Mulyadi) juga menekankan anak muda harus tahu histori dari leluhurnya dalam berkontribusi dan pesan yang pernah leluhur berikan,” terang dia.
    Hilal menegaskan, sekolah politik ini hadir secara gratis atau tanpa dipungut biaya. Kini program tersebut berjalan di angkatan ketujuh.
    Sejumlah tokoh nasional telah hadir memberi materi, mulai dari Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko, mantan Wamen Perdagangan Jerry Sambuaga, Staf Khusus Kepresidenan, Staf Khusus Kemenpora, hingga Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang hadir pada hari ini.
    “Saya pengen tokoh-tokoh politik nasional itu memberikan inspirasi kepada anak-anak muda Indramayu, untuk menjadi orang hebat itu tidak hanya bisa bersantai-santai, sehingga mereka punya gambaran bahwa ke depan begini loh persaingan mereka secara nasional itu seperti ini,” kata Hilal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dinkes Depok Bakal Cek Kesehatan Sejumlah Anak Kena ISPA Imbas Debu Tanah

    Tanah Lapang yang Debunya Bikin Siswa di Depok Sesak Mulai Ditanami Pohon

    Jakarta

    Sejumlah anak di wilayah Curug, Bojongsari, Kota Depok, mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyebab ISPA diduga berasal dari debu dari tanah lapang untuk perumahan yang berterbangan akibat angin kencang.

    Salah seorang warga, Siti, menjelaskan ISPA yang dialami sejumlah anak ini disebabkan dari debu serta tanah sebuah lapangan yang akan dibangun perumahan. Dia mengatakan tanah lapang itu memiliki ukuran yang luas dan tidak ada penghalang atau pembatas ke kawasan jalan.

    “Memang beberapa ada yang kena ISPA. Itu debu tanah dari lahan yang mau dijadiin perumahan. Iya anak sekolah dekat situ yang beberapa kena, setelah itu diminta buat pake masker semua,” kata Siti saat dijumpai detikcom di sekitar lokasi, Sabtu (22/11/2025).

    Siti menyebut tanah lapang itu telah tergali dalam sehingga ketika angin kencang datang, tanah dan debu itu pun terangkat ke atas hingga ke jalan. Ia mengatakan saat hujan, kondisi normal debu tak berterbangan.

    “Itu yang pas kemarin angin kencang, pohon pada roboh, nah itu naik tanah-tanahnya ke jalan, kebawa angin. Kalo anginnya kencang banget, naik dia tanah-tanahnya sampe ke jalan, kalo biasa mah nggak, apalagi kalo hujan, udah anteng tanahnya ngendep basah,” ujar Siti.

    “Sekarang sih hampir setiap hari lah ada mobil yang nyemprotin air ke lahannya supaya tanahnya nggak terbang-terbangan. Terus tanahnya juga mulai ditanemin beberapa pohonan,” ujarnya.

    Warga lainnya, Jamal menjelaskan hal yang serupa. Debu dan tanah di kawasan tersebut, kataya sampai, masuk ke area sekolah tempat anak-anak belajar.

    Anak Sekolah Pakai Masker

    Sebuah video memperlihatkan para siswa sekolah dasar (SD) di Depok mengenakan masker saat kegiatan belajar-mengajar. Mereka mengenakan masker dan mengeluh udara di sana kotor.

    Dari video viral dilihat detikcom, Jumat (21/11/2025), siswa dalam satu kelas kompak menyampaikan mereka terganggu udara kotor di sana hingga meminta bantuan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi dan Wali Kota Depok Supian Suri untuk mengatasi polusi tersebut. Mereka mengaku mengalami sesak napas saat belajar.

    “Pak KDM, Pak Wali Kota, Saya mau minta tolong. Sekolah kami jadi kotor dan napas kami terganggu. Kami sesak napas dan belajar jadi terganggu,” ujar seluruh siswa dalam video tersebut.

    Kabid SD Dinas Pendidikan (Disdik) Depok Zakky Fauzan mengatakan video tersebut dibuat karena adanya dampak infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Beberapa siswa yang terdampak ISPA sudah dalam penanganan medis.

    “Iya (ada keluhan ISPA) ada beberapa. Cuma Pemkot Depok sudah turun dan koordinasi dengan RSUD untuk pelayanan beberapa siswa yang terkena ISPA, itu semua sudah tertangani sih Insyaallah,” ujar Zakky saat dihubungi wartawan, Jumat (21/11/2025).

    Dia mengatakan lurah, camat, dan developer proyek perumahan itu sudah memitigasi debu sekitar lokasi. Damkar juga telah menyemprotkan air untuk meminimalkan debu.

    (dwr/dwr)

  • Sesak Napas akibat Debu Tanah Merah, Siswa SD di Depok Minta Tolong Dedi Mulyadi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 November 2025

    Sesak Napas akibat Debu Tanah Merah, Siswa SD di Depok Minta Tolong Dedi Mulyadi Megapolitan 21 November 2025

    Sesak Napas akibat Debu Tanah Merah, Siswa SD di Depok Minta Tolong Dedi Mulyadi
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Sejumlah siswa SDN Curug 1 Depok meminta tolong Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait permasalahan debu tanah merah yang mengganggu aktivitas belajar mereka.
    Hal ini terlihat pada sebuah video yang direkam di ruang kelas dengan para siswa menggunakan masker dan diunggah hingga viral di media sosial Instagram @sawanganterkini.
    Pada video itu, para siswa terlihat menggunakan seragam olahraga warna merah dan hitam, terduduk di kursi dan meja yang diatur dalam dua barisan.
    “Pak KDM, Pak Wali Kota Depok, saya mau minta tolong. Sekolah kami jadi kotor dan napas kami terganggu. Kami sesak napas dan belajar jadi terganggu,” kutip isi video, Jumat (21/11/2025).
    Salah seorang siswi kelas 6 SDN Curug 1 berinisial F juga mengaku merasa terganggu lantaran
    debu tanah merah
    selalu beterbangan setiap hari di ruang kelas.
    Sejak Kamis (13/11/2025), sekolah mengimbau para murid termasuk dirinya untuk rutin menggunakan masker akibat debu itu.
    “Sudah dari lama berasanya, cuma yang parah kemarinan itu pas pakai masker. Debunya ada di lantai, meja, pokoknya banyak,” ucap F di SDN Curug 1, Jumat.
    Terpisah, Kabid SD Disdik Depok Zakky Fauzan mengkonfirmasi video viral itu yang saat ini sudah mendapat kesepakatan dengan pemilik lahan tanah merah, atau developer PT Graha Perdana Indah.
    “Kalau yang terlapor ke kami ada tiga siswa (alami gejala ISPA), itu informasi yang kami dapat dari komite sekolah dan termasuk anak ketua komitenya yang sempat dirawat,” kata Zakky kepada Kompas.com, Jumat.
    Ketiga siswa sudah menerima perawatan dari puskesmas dah RSUD Depok dan dipastikan sudah kembali mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.
    Sebagai langkah preventif, Disdik Depok memang menginstruksikan para siswa untuk menggunakan masker di sekolah hingga penanganan mitigasi dari dampak debu itu selesai tertangani.
    Pihaknya juga melakukan monitoring rutin, terutama pada siswa yang sedang dalam kondisi fisik lemah agar menerima perhatian lebih sebelum terpapar debu.
    “Kita tetap arahkan jaga kesehatan dan tetap pakai masker. Untuk mereka yang kondisinya lagi kurang fit juga,” kata dia.
    Pada hasil mediasi yang dilakukan Pemerintah Kota Depok dengan PT Graha Perdana Indah, terdapat beberapa poin yang dijanjikan, termasuk penanaman rumput dan memagar area lahan yang bersinggungan dengan Jalan Raya Curug.
    Sedangkan untuk SDN Curug 1, developer akan menebar benih rumput di area belakang sekolah.
    “Untuk sekolah, pemilik lahan akan menutup lobang angin kusen sekolah dengan fiber, memberikan masker untuk siswa, dan menambah honor untuk petugas kebersihan sekolah,” ujar Zakky.
    Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga mengeluhkan munculnya debu tanah merah yang mengotori teras dan dalam rumah di Jalan Raya Curug, Bojongsari, Kota Depok.
    Salah seorang warga bernama Dora menceritakan, asal debu itu dari lahan tanah merah yang berlokasi tepat di depan rumahnya atau di sebelah SDN Curug 1.
    Mulanya, lahan itu merupakan tempat pemakaman umum (TPU) yang kemudian seluruh makam mulai dipindahkan pada tahun 2022. Di sana, terjadi pengerukan dan menyisakan lahan kosong tanah merah.
    “Awalnya kuburan, yang dibabat semua jadi tanah merah kosong dan katanya untuk keperluan komplek,” ucap Dora, Rabu.
    Semenjak itu, debu tanah merah mulai beterbangan dan mengotori teras rumah setiap kali angin kencang.
    Kondisi terparah terjadi selama sepekan terakhir ini, saat debu masuk hingga ke ruang tamu dan dapur.
    “Rumah saya sudah kayak area konstruksi, semuanya penuh debu tanah merah,” tutur Dora.
    Senada, warga lain bernama Syifa juga mengalami kondisi serupa ketika melihat mobil, teras, dan jemuran bajunya penuh dengan debu merah.
    Debu ini juga membuat kualitas udara lingkungan rumahnya memburuk dan mendorong Syifa untuk melarang anaknya keluar rumah sementara waktu.
    “Kalau saya lebih ke gatal, karena kan saya alergi debu terus saya ngerasa ini tuh pas pake baju,” terang Syifa.
    Akibatnya, Syifa dan keluarga harus bekerja ekstra untuk rutin mencuci ulang setiap barang dan area rumah yang terkena debu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Dedi Mulyadi Sebut Kiper Muda Bandung Rizki Nur Fadhila Bukan Korban TPPO di Kamboja
                        Bandung

    10 Dedi Mulyadi Sebut Kiper Muda Bandung Rizki Nur Fadhila Bukan Korban TPPO di Kamboja Bandung

    Dedi Mulyadi Sebut Kiper Muda Bandung Rizki Nur Fadhila Bukan Korban TPPO di Kamboja
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com – 
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Rizki Nur Fadhila, penjaga gawang asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bukan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja.
    Dedi mengatakan, Rizki bekerja di salah satu perusahaan di Kamboja. Namun, ia diduga tidak betah sehingga memilih pulang.
    “Dan saya sampaikan Rizki bukan korban TPPO atau perdagangan orang. Dia bekerja biasa di sebuah perusahaan di Kamboja dan dimungkinkan, saya kalimatnya dimungkinkan, dia itu tidak betah di tempat kerjanya dan akhirnya ingin pulang ke Indonesia,” ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Kamis (20/11/2025).
    Mantan Bupati Purwakarta itu mengungkapkan bahwa pemuda Bandung tersebut saat ini dalam kondisi aman dan telah berada di KBRI.
    Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berkoordinasi dengan Polda Jabar untuk menyiapkan proses pemulangan Rizki ke Indonesia.
    “Kami malam berkoordinasi dengan Kapolda Jabar akan melakukan pemulangan ke Indonesia Ke Jawa Barat dan ke Kabupaten Bandung,” tuturnya.
    Berkaca pada kasus ini, Dedi mengingatkan calon pekerja migran agar mempersiapkan mental sebelum memutuskan bekerja di luar negeri.
    “Dan saya sampaikan ya pada siapa pun yang ingin bekerja di luar negeri, siapkan mental Anda dengan baik. Kalau kira-kira tidak memiliki mental kuat, sebaiknya tidak usah bekerja di luar negeri karena pada akhirnya akan merepotkan orangtuanya juga dan merepotkan banyak orang,” ujar Dedi.
    Sebelumnya diberitakan, Rizki Nur Fadhilah, pemuda asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diduga menjadi korban TPPO dan dibawa ke Kamboja untuk bekerja dalam modus penipuan melalui platform percintaan.
    Pemuda tersebut awalnya memberi tahu keluarga bahwa ia hendak mengikuti seleksi untuk bisa merumput bersama salah satu tim sepak bola, PSMS Medan, di Medan, Sumatera Utara.
    Rizki kemudian dibawa terlebih dahulu ke Jakarta, lalu ke Medan, sebelum akhirnya diterbangkan ke Malaysia dan Kamboja.
    Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung, Dadang Komara, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan itu pada 7 November 2025.
    Menindaklanjuti hal itu, pihaknya mengirimkan surat kepada Kepala BP3MI Jawa Barat pada 10 November 2025.
    Hingga kemudian Rizki ditemukan dan dibawa ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.