Tag: Mulyadi

  • Eks Pemain Sirkus OCI Minta Dukungan Dedi Mulyadi Bongkar Kasus HAM

    Eks Pemain Sirkus OCI Minta Dukungan Dedi Mulyadi Bongkar Kasus HAM

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) berencana menemui Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada Kamis (24/4/2025). Mereka meminta dukungan moral agar proses hukum atas dugaan pelanggaran HAM berat yang mereka alami tak mandek dan tidak diselewengkan.

    Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum eks pemain sirkus OCI, Muhammad Soleh, seusai rapat dengar pendapat umum dengan Komisi III DPR di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

    “Insyaallah besok kami akan menemui KDM (Kang Dedi Mulyadi). Apalagi, Taman Safari Indonesia yang terkait kasus ini berlokasi di Jawa Barat, dan beberapa korban juga ber-KTP Jawa Barat,” ujar Soleh.

    Ia menambahkan bahwa Dedi Mulyadi telah menyatakan kesediaannya untuk bertemu. Menurut Soleh, dukungan moral dari berbagai elemen bangsa sangat dibutuhkan agar kasus dugaan pelanggaran HAM berat yang telah terpendam selama 28 tahun bisa diungkap dan ditindak secara hukum.

    “Beliau sudah menyampaikan kesediaannya untuk bertemu. Maka besok pagi kami ke Bandung untuk meminta dukungan moral, supaya proses hukum kasus ini tidak mandek dan tidak diselewengkan,” tegasnya.

    Soleh menegaskan bahwa apa yang dialami para mantan pemain sirkus OCI sudah masuk kategori pelanggaran HAM berat sesuai Pasal 7 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Oleh karena itu, kata dia, kasus tersebut tidak bisa ditangani melalui mekanisme hukum pidana biasa, melainkan harus melalui pengadilan ad hoc HAM.

    “Tadi kami juga sampaikan ke Komisi III DPR agar dibentuk pengadilan HAM. Karena 60 anak dipisahkan secara paksa, itu sudah termasuk perampasan kemerdekaan dan pelanggaran HAM berat,” jelasnya.

    Menurut Soleh, para korban berharap para pelaku di balik kasus tersebut, yang diduga berasal dari internal OCI, bisa diproses secara hukum dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya. Pasalnya, selama 28 tahun kasus tersebut belum tersentuh penegakan hukum.

    “Kami berterima kasih kepada Komisi III DPR dan pemerintahan baru. Tidak ada pilihan lain, pengadilan HAM harus dibentuk agar sejarah kelam ini tidak terulang kembali,” pungkas Soleh.

  • FOTO Kondisi Bangli Bekas Digusur KDM, Proyek Lanjut Pelebaran Jalan: Kampung Gabus Makin Rapih

    FOTO Kondisi Bangli Bekas Digusur KDM, Proyek Lanjut Pelebaran Jalan: Kampung Gabus Makin Rapih

    Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar

    TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBUN UTARA – Bangunan liar (bangli) di sepanjang Kali Sepak, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi telah rampung digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM).

    Pantauan TribunJakarta.com, bantaran Kali Sepak telah bersih dari bangunan liar serta sedimentasi lumpur dan sampah yang menghambat aliran air.

    Kegiatan penggusuran sudah tidak ada lagi, kini digantikan dengan aktivitas pemasangan turap untuk proyek pelebaran jalan.

    Turap dipasang di sisi utara kali, sejumlah alat berat dan beton ditanam berjajar sepanjang Kali Sepak yang sudah steril dari bangli.

    Kegiatan Proyek pembangunan dikerjakan Pemerintah Kabupaten Bekasi, hal ini tertera pada papan informasi yang dipasang dekat lokasi.

    Pada papan informasi, nama proyek Pelebaran Exit Tol Gabus, waktu pelaksanaan 180 hari dimulai 28 Februari sampai 26 Agustus 2025.

    Proyek pelebaran jalan merupakan kegiatan Pemkab Bekasi melalui Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi.

    Menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) tahun 2025, pelaksana proyek PT Zaki Karya Membangun.

    Teguh warga setempat mengatakan, dia merasa senang dengan progres pembangunan di kampung tempat tinggalnya.

    Setelah Gubernur Jawa Barat KDM menggusur bangli, kegiatan langsung dilanjutkan dengan pelebaran jalan yang dapat mengurangi kemacetan.

    “Seneng si, biar enggak macet, sering macet soalnya kalau pagi, dulu jalanannya berlobang kalau pagi banyak yang kerja, nganter sekolah,” kata Teguh.

    Kampung Gabus juga sekarang jauh lebih enak dipandang, bangunan yang menutupi sepanjang bantaran kali tak lagi menggangu pemandangan.

    “Enak dilihat sekarang mah, udah diurug, lebih bersihan dikit. Kalau dulu banyak sampah sering banjir,” ucap Teguh.

    Foto Kondisi Terkini di Kali Sepak

    Bangli rampung digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM), kegiatan kini dilanjut pelebaran Jalan Raya Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    Bangli rampung digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM), kegiatan kini dilanjut pelebaran Jalan Raya Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    Bangli rampung digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM), kegiatan kini dilanjut pelebaran Jalan Raya Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    Bangli rampung digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM), kegiatan kini dilanjut pelebaran Jalan Raya Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    Bangli rampung digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM), kegiatan kini dilanjut pelebaran Jalan Raya Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    Bangli rampung digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM), kegiatan kini dilanjut pelebaran Jalan Raya Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • VIDEO: Dedi Mulyadi Tegaskan Bakal Memberantas Premanisme!

    VIDEO: Dedi Mulyadi Tegaskan Bakal Memberantas Premanisme!

    VIDEO: Dedi Mulyadi Tegaskan Bakal Memberantas Premanisme!

  • Warga Puas, Gebrakan Dedi Mulyadi Gusur Bangunan Liar Bikin Kampung Gabus Bekasi Lebih Enak Dilihat

    Warga Puas, Gebrakan Dedi Mulyadi Gusur Bangunan Liar Bikin Kampung Gabus Bekasi Lebih Enak Dilihat

    Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar

    TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI – Wajah Kampung Gabus, Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi kian asri setelah bangunan liar di sepanjang bantaran Kali Sepak digusur Kang Dedi Mulyadi (KDM).

    Kebijakan konkret dalam upaya penanggulangan banjir itu direspons positif, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berhasil membuat gebrakan yang membuat warga setempat puas.

    Seperti yang diutarakan warga bernama Raihan, semenjak bangunan liar digusur wajah kampung Gabus jauh lebih baik.

    “Semenjak ada Kang Dedi jadi makin asri, jalanan juga kan digede-gedein,” kata Raihan dijumpai di Gabus, Rabu (23/4/2025).

    Sebelum bangunan liar digusur, kampung tempat tinggalnya kerap dilanda banjir saat hujan lebat mengguyur wilayah setempat.

    “Gampang bangat banjir dulu mah, udah gitu kadang banyak jalan rusak, tapi sekarang jadi digedein, jadi warga Gabus puas si,” ucap Raihan.

    Pantauan TribunJakarta.com, bantaran Kali Sepak telah bersih dari bangunan liar serta sedimentasi lumpur dan sampah yang menghambat aliran air.

    BERSIH DARI BANGUNAN LIAR – Bantaran Kali Sepak di Kampung Gabus, Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi telah bersih dari bangunan liar, kini hanya terlihat progres pemasangan turap. Gebrakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bikin warga puasa, Rabu (23/4/2025).

    Kegiatan penggusuran sudah tidak ada lagi, kini digantikan dengan aktivitas pemasangan turap untuk proyek pelebaran jalan.

    “Udah enggak ada di (kegiatan penggusuran), dari ujung ke ke ujung rata tinggal penggedean jalan aja,” ucapnya.

    Hal yang sama dikatakan Teguh, dia merasa senang dengan progres kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di kampung tempat tinggalnya.

    “Seneng si, biar enggak macet, sering macet soalnya kalau pagi, dulu jalanannya berlobang kalau pagi banyak yang kerja, nganter sekolah,” kata Teguh.

    Kampung Gabus juga sekarang jauh lebih enak dipandang, bangunan yang menutupi sepanjang bantaran kali tak lagi menggangu pemandangan.

    “Enak dilihat sekarang mah, udah diurug, lebih bersihan dikit. Kalau dulu banyak sampah sering banjir,” ucap Teguh.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Diancam Dibunuh Saat Siaran Langsung, Dedi Mulyadi: Ini Risiko Seorang Pemimpin

    Diancam Dibunuh Saat Siaran Langsung, Dedi Mulyadi: Ini Risiko Seorang Pemimpin

    BANDUNG – Ancaman pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang terjadi secara terang-terangan saat siaran langsung di kanal YouTube miliknya pada Senin malam.

    Ancaman itu ditulis berulang kali oleh akun-akun anonim seperti “Wowo” dan “Dedi Mulyadi sesat!” di kolom komentar, dan berlangsung selama sesi live berlangsung. Namun, respons dari pihak Dedi maupun kepolisian dinilai terlalu pasif.

    Saat dimintai keterangan, Dedi hanya menyebut bahwa ancaman itu adalah “risiko seorang pemimpin”, tanpa menunjukkan urgensi untuk melaporkannya ke pihak berwajib.

    Ia menyatakan masih menunggu perkembangan situasi dan belum dapat memastikan apakah akun yang mengancam itu asli atau tidak.

    “Kalau ada ancaman seperti itu, saya anggap sebagai risiko seorang pemimpin,” ujarnya di Bandung. Namun, pernyataan ini justru menimbulkan kekhawatiran akan sikap permisif terhadap potensi kekerasan terhadap pejabat publik.

    Sementara itu, Polda Jawa Barat menyatakan telah memantau komentar yang mengandung unsur pembunuhan, namun belum mengambil tindakan karena belum ada laporan resmi dari korban.

    “Kami siap melakukan penyelidikan apabila ada laporan resmi,” ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan.

    Pernyataan tersebut menuai kritik, karena dalam banyak kasus, ancaman pembunuhan—apalagi terhadap pejabat negara—seharusnya bisa ditindak secara proaktif meski belum dilaporkan oleh korban secara langsung. Apalagi jika bukti digital sudah tersedia secara publik dan dapat diverifikasi dengan mudah oleh tim siber kepolisian.

    Kombes Hendra juga menambahkan bahwa komentar bernada ancaman memang bisa dijerat hukum, tetapi hanya jika ada permintaan dari pelapor. Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak sembarangan berkomentar di ruang digital.

    Ancaman terhadap tokoh publik di era digital bukan pertama kali terjadi. Namun, lemahnya sistem tanggap darurat terhadap kekerasan verbal dan ancaman di media sosial memperlihatkan celah hukum dan teknis yang belum ditangani secara serius oleh negara.

    Ancaman yang disampaikan secara terbuka, berulang, dan dalam siaran langsung seharusnya menjadi sinyal bahaya. Ketidakseriusan penanganan bisa menjadi preseden buruk, seolah memperbolehkan siapa pun mengancam tokoh publik tanpa konsekuensi yang jelas.

  • Ini Janji Dedi Mulyadi ke Istri Pelaku Pembakaran Mobil Polisi di Depok, Warga Sontak Tepuk Tangan

    Ini Janji Dedi Mulyadi ke Istri Pelaku Pembakaran Mobil Polisi di Depok, Warga Sontak Tepuk Tangan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berbincang dengan istri pelaku pembakaran mobil polisi berinisial GR di Jalan Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok.

    “Kemarin ada apa?” tanya Dedi Mulyadi kepada wanita tersebut.

    “Saya enggak tahu Pak, saya enggak ada di situ Pak,” ucap wanita berkaos hijau itu.

    Dengan mata yang berkaca-kaca, wanita tersebut lalu mengaku suaminya ditangkap bersama 4 pelaku pembakaran mobil polisi lainnya.

    Sekedar informasi dalam kasus ini, Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menangkap lima pelaku.

    Empat di antaranya merupakan pengurus ormas berinisial RS, GR alias AR, LA, dan LS. 

    Sedangkan satu pelaku lainnya yaitu warga berinisial ASR.

    “Ada keluarga yang ditangkap enggak?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Ada Pak, suami saya,” ucap wanita tersebut.

    Wanita itu lalu menangis, mengaku memiliki dua orang anak yang masih kecil.

    Setelah sang suami ditangkap, wanita tersebut mengaku tak ada lagi yang mencari nafkah untuk memberi makan anak-anaknya.

    “Anak saya dua pak. Masih kecil-kecil, suamiku tukang parkir Pak,” katanya.

    “Sekarang yang ngasih makan siapa?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Enggak ada Pak,” ucap wanita itu.

    Istri pelaku pembakaran mobil tersebut, lalu menyebut suaminya hanya ikut-ikutan.

    “Kenapa nakal suaminya?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Bukan nakal Pak dia ikut-ikutan doang,” ucap istri pelaku.

    Air mata istri pelaku kembali tumpah mengingat nasib kedua anaknya.

    “Nama suaminya siapa?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Gomar Rumahorbo Pak, sedih kali Pak, siapa yang kasih makan anak-anakku,” kata wanita itu.

    Dedi Mulyadi lalu menegaskan dirinya tak bisa membantu soal permasalahan hukum yang menjerat pelaku pembakaran mobil.

    Namun ia mengaku bersedia membantu anak-anak pelaku pembakaran mobil atas nama kemanusiaan.

    Mendengar janji Dedi Mulyadi, warga yang ada di lokasi kejadian langsung heboh bertepuk tangan.

    “Kalau soal hukum, soal penahan itu urusan polisi, tapi kalau soal urusan makan anak-anak itu urusan kemanuasian, nanti saya bantu untuk makan anak-anak,” ucap Dedi Mulyadi.

    “Terima kasih Pak,” kata istri pelaku seraya mencium tangan Dedi Mulyadi.

    “Anak tidak bersalah, tidak boleh dia kelaparan karena kesalahan bapaknya,” imbuh Dedi Mulyadi.

    Para tersangka kasus pembakaran mobil polisi di Harjamukti, Depok, saat dihadirkan dalam jumpa pers pengungkapan kasus ini di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025). (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

    Adapun peristiwa ini bermula saat tim Satreskrim Polres Metro Depok hendak menangkap Ketua ormas GRIB Harjamukti berinisial TS.

    TS ditangkap terkait kasus penguasaan lahan dan kepemilikan senjata api.

    “Tim gabungan Satreskrim Polres Depok dengan menggunakan tiga unit kendaraan berangkat dari Mapolres Depok menuju ke lokasi di mana tersangka TS sedang berlakukan aktivitas di tempat tersebut,” kata Wira saat merilis kasus ini di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025).

    Saat polisi tiba di lokasi, salah satu anggota ormas mengirimkan pesan di WhatsApp Group (WAG) yang mengabarkan bahwa TS ditangkap.

    “Mengirimkan pesan ke dalam grup Whatsapp yang merupakan grup daripada ormas yang isinya ‘dimohon semuanya, Pak Tiano ditangkap’,” ungkap Wira.

    Anggota ormas lainnya kemudian meminta agar akses jalan keluar dari kampung tersebut ditutup dengan menurunkan portal.

    “Kemudian pada saat empat mobil yang dikendarai oleh tim gabungan dari Satreskrim Polres Depok akan berangkat kembali menuju ke kantor Mapolres Depok, setibanya di gerbang tersebut maka terhalang oleh portal yang ditutup oleh saudara RS maupun saudara RSS,” ujar Dirreskrimum.

    Polisi berusaha membuka portal tersebut, namun simpatisan dari TS langsung menahannya.

    Singkat cerita, satu mobil polisi yang membawa tersangka TS berhasil lolos dan menuju ke Mapolres Metro Depok. Sedangkan tiga mobil lainnya tertahan di tempat kejadian perkara.

    “Jadi ada tiga mobil yang tertinggal dilakukan, dirusak oleh simpatisan serta terdengar suara atau seruan untuk ‘bakar-bakar’, yang dilakukan oleh saudari LA,” tutur Wira.

    Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, pembakaran itu dilakukan atas perintah TS yang sempat melakukan video call dengan sejumlah simpatisannya.

    “Tersangka TS sempat melakukan panggilan video call kepada sodara RS yang disaksikan oleh banyak orang simpatisan yang ada di lokasi, yang intinya bahwa tersangka TS memerintahkan untuk membakar mobil yang tertinggal di dekat portal tersebut,” ungkap Wira.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Dedi Mulyadi Soal Loker BYD: Bener Nggak 18 Ribu?

    Dedi Mulyadi Soal Loker BYD: Bener Nggak 18 Ribu?

    Jakarta

    BYD sedang membangun pabrik di Subang, Jawa Barat. Rencananya fasilitas manufaktur mobil listrik itu bakal menyerap 18 ribu tenaga kerja. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuturkan memanggil pihak perusahaan agar pembangunan bisa dipercepat.

    “BYD sudah lagi progres berjalan tinggal pembebasan tanah. Minggu depan mau kita undang para pihak agar cepat pembebasannya. Karena, katanya 18 ribu. Tapi nanti kita lihat karena angka 18 ribu itu, bener nggak 18 ribu,” kata Dedi, Senin (21/4/2025) dikutip dari detikJabar.

    Dedi bakal meminta penjelasan terkait serapan belasan ribu pekerja tersebut. Sebab banyak pabrikan yang sudah mengandalkan teknologi robot untuk membuat produk.

    Karena itu, Dedi menekankan BYD harus bisa memastikan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan untuk fasilitas produksi di Subang tersebut. Dia punya mengharapkan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pabrik BYD itu berasal dari Subang.

    “Karena teknologinya sudah robot, kalau mobil kan harus kita analisis dulu secara benar dan penyampaiannya 18 ribu. Zamannya AI kan pasti yang mengerjakan mesin-mesin produksi otomotif kan pasti pakai robot,” ungkapnya.

    Sebagai informasi, fasilitas produksi mobil listrik BYD dibangun di area Fase 2 Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Diberitakan detikcom sebelumnya, BYD menggelontorkan investasi hingga Rp 11,7 triliun.

    Rencananya BYD Indonesia akan menambah kapasitas produksi dari yang awalnya 150.000 unit per tahun. Kemudian terbuka untuk pengembangan fasilitas baterai dan kendaraan jenis plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium di awal tahun depan.

    Disebutkan penambahan kapasitas produksi ini rencananya akan menambah total tenaga kerja dari sebelumnya 8.700 orang menjadi 18.814 orang. Pembangunan pabrik ini ditargetkan akan memulai produksi komersialnya pada awal 2026.

    “Prioritas tenaga kerja terampil dari Subang,” tandasnya.

    detikOto pernah mengunjungi pabrik BYD Changzhou, proses pengelasan menggunakan teknologi robot canggih. Komposisi proses otomatisasi di proses pengelasan ini mencapai 95 persen. Dalam satu area welding saja terdapat 447 robot. Totalnya lebih dari 1.000 robot ‘bekerja’ secara presisi di pabrik BYD Changzhou.

    Di pabrik BYD Changzhou, setiap 1 menit lahir satu mobil baru. Pabrik ini bisa menghasilkan 1.200 unit mobil per hari dengan 2 shift jam kerja. Kapasitas produksinya bisa lebih dari 300.000 unit per tahun.

    (riar/dry)

  • Pemprov Jabar Rapatkan Barisan Usai Dedi Mulyadi Terima Teror

    Pemprov Jabar Rapatkan Barisan Usai Dedi Mulyadi Terima Teror

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bakal melakukan konsolidasi internal dalam menyikapi ancaman pembunuhan terhadap Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

    Hal itu diungkapkan Sekda Jabar Herman Suryatman, Rabu (23/4). “Kami di internal akan konsolidasi untuk memastikan semua baik-baik saja,” terangnya.

    Herman melanjutkan, pihaknya juga bakal berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) terkait ancaman tersebut. “Kami koordinasikan dengan APH dengan tim cyber, ini tetap perlu mitigasi,” sambungnya.

    Menurut Herman, aksi itu bisa saja timbul dari sejumlah kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah atau kebijakan yang diambil Gubernur Dedi Mulyadi, pemerintah ada niat baik untuk mensejahterakan masyarakat.

    BACA JUGA: Dana Hibah Jabar Pilih Kasih: Pesantren Dipangkas, Polda dan KONI Tetap Kenceng

    “Kebijakan pemerintah tidak mungkin semua pro. pasti ada kontra, yang penting kami harus mitigasi, kami harus memastikan keamanan Pak Gubernur,” sambungnya.

    Diketahui ancaman itu muncul di Live Chat di Youtube Kang Dedi Mulyadi Senin (21/4) malam. Akun “Wowo dan Dedi Mulyadi sesat” berulang kali mengancam akan membunuh Dedi Mulyadi, termasuk ancaman akan meledakkan rumah, bom bunuh diri dan menculik anaknya.

    Di sisi lain, sejak dilantik sebagai Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi memang telah banyak memberikan gebrakan kebijakan, mulai dari larangan study tour, pembongkaran wisata di Puncak Bogor.

    Kemudian menutup tambang ilegal, hingga pembongkaran bangunan liar di beberapa daerah. Hal itu bisa menuai pro dan kontra di masyarakat.(son)

  • Dedi Mulyadi Dapat Ancaman Pembunuhan, Polda Jabar Turun Tangan!

    Dedi Mulyadi Dapat Ancaman Pembunuhan, Polda Jabar Turun Tangan!

    JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi, saat ini ramai dibincangkan setelah dikabarkan mendapat ancaman pembunuhan oleh orang tidak dikenal (OTK) melalui kolom komentar, saat melakukan siaran langsung di media sosialnya, beberapa waktu lalu.

    Berdasarkan informasi, komentar berisi ancamana kepada orang nomor satu di Jabar ini juga sempat terlihat beberapa kali.

    Menanggapi hal ini, Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) melalui Kabid Humas Kombes Pol Hendra Rochmawan menyampaikan, hingga kini pihaknya belum menerima laporan secara resmi terkait ancaman kepada Dedi Mulyadi tersebut.

    BACA JUGA: Teror di Live Chat, Ancaman Bom dan Penculikan Hantui Dedi Mulyadi

    “Belum ada laporan resmi demikian juga dari khusus beliau (Dedi Mulyadi),” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (23/4).

    Meski belum ada laporan resmi yang disampaikan, Hendra menyebut Tim Cyber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus), telah berkoordinasi dan melakukan monitoring terkait hal tersebut.

    “Polda Jabar (melalui) dir cyber telah koordinasi dan monitoring ancaman tersebut,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, komentar berisi ancamana kepada Dedi Mulyadi tersebut muncul ketika ia tengah melakukan siaran langsung atau live melalui sosial media pribadinya pada 21 April 2025 lalu.

    BACA JUGA: Layangkan 17 Tuntutan, Walhi Desak Dedi Mulyadi Tangani Krisis Lingkungan!

    Terlihat saat tengah melakukan siaran langsung, ada salah satu pengguna sosial media berkomentar bahwa akan melakukan ancaman dengan cara meledakkan diri hingga menyuruh orang untuk melukai Dedi Mulyadi.

    Tak hanya itu, pengguna sosial media tersebut juga akan akan meledakkan rumah Dedi Mulyadi hingga menculik anak bungsunya.(San)

  • Dedi Mulyadi Diancam Dibunuh, Polda Jabar Siap Bantu Lakukan Penyelidikan dan Penyidikan – Halaman all

    Dedi Mulyadi Diancam Dibunuh, Polda Jabar Siap Bantu Lakukan Penyelidikan dan Penyidikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, diancam dibunuh pada Senin (21/4/2025) malam.

    Merespons hal tersebut, Polda Jabar siap membantu orang nomor satu di Jabar itu.

    Dedi Mulyadi diancam dibunuh oleh akun bernama ‘Wowo dan Dedi Mulyadi orang sesat’ yang diketahui lewat siaran langsung kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.

    Akun tersebut, menyampaikan ancamannya melalui kolom komentar live chat.

    Selama 30 menit, akun tersebut, secara terus menerus mengujarkan kebencian.

    “Kalau rencana saya gagal, maka saya akan pergi ke Jabar memakai bom lain yang saya punya, itu bom bunuh diri. Saya akan berlari mencari Dedi, dan jika sudah ketemu, saya akan mendekatinya dan *duarr!!!,” tulis akun tersebut.

    “Tunggu saja nanti 2 bulan lagi saya bener-bener nggak main-main. Saya akan melakukan aksi teror kepada anda dan sekarang saya lagi melakukan proses membuat bom rakitan yang saya isi dengan paku,” tulis akun itu.

    Polda Jabar siap membantu melakukan penyelidikan terkait dugaan ancaman pembunuhan tersebut.

    Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rohmawan, menyatakan bahwa pihaknya siap sedia memonitoring jika ada permintaan pemantauan.

    “Kami Tim Cyber siap bantu beliau (Dedi Mulyadi) selaku pelapor,” ujar Hendra, Selasa (22/4/2025), dikutip dari Kompas.com.

    “Bahkan, bila (Dedi Mulyadi) melaporkan secara resmi, kami lakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap pengancam beliau selaku pelapor,” lanjut dia.

    Hingga kini, dikatakan Kabid Humas Polda Jabar, polisi belum menerima laporan terkait kasus ini.

    Namun, diakuinya Tim Siber Polda Jabar sudah melakukan pendalaman.

    “Belum ada laporan resmi demikian juga dari khusus beliau. Polda Jabar (melalui) Dir Cyber telah koordinasi dan monitoring ancaman tersebut,” kata Kombes Hendra, dilansir Tribunpriangan.com.

    Netizen pun diimbau supaya bijak dalam berkomentar dan menanggapi sebuah informasi.

    Komentar yang bersifat ancaman berisiko dapat berhadapan dengan hukum.

    “Imbauan kepada netizen dalam berkomentar dan menanggapi sebuah berita agar lebih bijaksana dan berperilaku baik karena merupakan ruang publik,” kata dia.

    “Segala komentar yang bersifat ancaman dan hujatan dapat berisiko dilaporkan atau dapat langsung diproses hukum,” pungkasnya.

    Dedi Mulyadi Buka Suara

    Dedi Mulyadi buka bicara membenarkan adanya ancaman yang dilontarkan kepadanya.

    Menurut KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi, ancaman semacam itu merupakan risiko yang harus dilalui oleh pemimpin.

    “Kalau ada ancaman itu, ya risiko bagi seorang pemimpin,” kata Dedi Mulyadi, Senin (21/4/2025), seperti dikutip dari Kompas.com.

    Terkait kasus ini, mantan Bupati Purwakarta ini akan melihat perkembangan situasi ke depan untuk melaporkannya.

    Ia mengaku, kini akan lebih waspada dari biasanya.

    “Kami lihat perkembangannya terlebih dahulu. Namun, apakah akun itu asli atau bukan, nanti kami lihat dan telusuri,” tuturnya.

    “Namun, sekarang saya akan lebih waspada,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunpriangan.com dengan judul Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Diancam Dibunuh, Tim Siber Polda Jabar Lakukan Pelacakan

    (Tribunnews.com/Rakli, Tribunpriangan.com, Kompas.com/Agie Permadi)