Ponorogo (beritajatim.com) – Perayaan Grebeg Suro 2025 bakal kembali digelar meriah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menyiapkan 31 event budaya dan hiburan. Rentetan acara berlangsung selama sebulan penuh. Momen ini sekaligus menyambut datangnya 1 Muharram 1447 Hijriah atau 1 Suro 1959 dalam penanggalan Jawa (Tahun Ehe, Windu Kuntara, Lambang Kala Gumbrek).
Namun di balik kemeriahan itu, anggaran daerah yang dikucurkan sangat minim. Pemkab setempat hanya mengalokasikan Rp350 juta dari APBD. Padahal total kebutuhan anggaran Grebeg Suro mencapai Rp 5,7 miliar.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa budget minim untuk penyelenggaraan event tahunan itu, bukan pihaknya pelit anggaran. Namun, dirinya ingin mendorong kreativitas dan kemandirian dalam menggelar event besar, salah satunya perayaan Grebeg Suro ini.
“Ini bukan karena kami pelit anggaran. Tapi karena kami ingin mendorong kreativitas dan kemandirian dalam menggelar event besar,” ungkap Bupati Sugiri Sancoko, Senin (16/6/2025).
Untuk menutup selisih anggaran, pemkab menggandeng pihak ketiga. Event Organizer Penjaga Bumi dari Bandung ditunjuk untuk mendampingi pelaksanaan teknis. Sumber dana tambahan diharapkan berasal dari sponsor, tiket masuk, dan berbagai dukungan lain.
Kang Giri sapaan akrab Bupati Sugiri Sancoko menekankan bahwa kualitas tidak boleh turun. Walau bermodal kecil, panggung tetap harus megah. Sajian pun harus lebih hebat dari sebelumnya. Grebeg Suro 2025 ditargetkan lebih menggelegar dari tahun-tahun sebelumnya.
“Harus lebih dahsyat dari sebelumnya. Murah, kreatif, tapi tetap memukau dan meriah,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Judha Slamet Sarwo Edi menyebut ada banyak inovasi tahun ini. Beberapa event lama dikurangi atau dihapus. Sebagai gantinya, sejumlah lomba baru dihadirkan untuk menarik generasi muda.
Di antara program baru tersebut ialah lomba basket dan lomba lukis. Judha menilai, kedua lomba itu akan membuka ruang partisipasi lebih luas. Sementara dua event tetap menjadi daya tarik utama. Yakni Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXX dan Festival Reog Remaja (FRR) XXI.
“Dua event itu tetap jadi magnet utama. Tapi EO kemungkinan akan menambah sentuhan baru sebagai variasi tontonan,” jelas Judha.
Dengan kombinasi semangat budaya dan inovasi anggaran, Pemkab Ponorogo berusaha membuktikan sesuatu. Bahwa kearifan lokal tetap bisa bersinar tanpa bergantung penuh pada APBD. Grebeg Suro 2025 tak hanya soal tradisi, tapi juga keberanian berpikir kreatif. [end/aje]


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5113691/original/004255800_1738229077-1738209025747_apa-arti-malam-satu-suro.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3457538/original/038165100_1621227090-13092.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5220776/original/064522500_1747292155-WhatsApp_Image_2025-05-15_at_13.45.06.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5235351/original/028068300_1748417646-WhatsApp_Image_2025-05-28_at_10.21.11__1_.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)