Tag: Muharram

  • BWI ingatkan masyarakat bijak gunakan media sosial 

    BWI ingatkan masyarakat bijak gunakan media sosial 

    Jakarta (ANTARA) – Juru bicara Barisan Waras Indonesia (BWI) Muharram Yamlean mengingatkan pentingnya literasi digital agar masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial.

    “Literasi digital sangat penting sebagai upaya edukasi kepada masyarakat agar tetap bijak dalam menggunakan media sosial,” kata Muharram dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, pada akhir Agustus 2025 telah terjadi aksi yang menimbulkan kerugian materi cukup besar, baik di daerah maupun di Jakarta. Situasi itu pun dinilai sebagai dampak dari informasi yang simpang siur, bahkan hoaks yang beredar di masyarakat.

    “Boleh saja kita menyampaikan informasi ke ruang publik, tetapi setiap informasi yang dikeluarkan harus benar-benar diverifikasi. Pastikan akurat dan bisa dipercaya. Jika tidak, dampaknya bisa memicu keresahan, bahkan konflik di tengah masyarakat,” kata Muharram dalam diskusi publik bertajuk “Bahaya Disinformasi Influencer Bagi Persatuan Bangsa” di Jakarta Pusat.

    Selain di Jakarta, dia juga mencontohkan peristiwa di Nepal yang dipicu oleh disinformasi. Oleh karena itu, Indonesia harus belajar dari kejadian tersebut agar tidak terulang di tanah air.

    Lebih lanjut, dia mengajak segenap masyarakat dan “influencer” (pemengaruh) agar lebih bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi.

    “Informasi yang salah itu berbahaya, bisa memicu perpecahan. Masyarakat harus berani berhenti pada dirinya sendiri jika menerima informasi yang tidak benar. Jangan diteruskan, karena itu sama saja ikut menyebarkan hoaks,” ujar Muharram.

    Di sisi lain, BWI berharap agar diskusi publik semacam itu tidak digelar sekali saja, melainkan terus dilanjutkan sebagai ruang edukasi bersama.

    “Pesan kami sederhana, tetaplah waras dalam bermedia sosial. Mari sama-sama menjaga ketentraman dan persatuan bangsa dengan cara menyebarkan informasi yang sehat dan bermanfaat,” tegas Muharram.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Program RTLH di Pamekasan Sasar Wali Siswa Sekolah Rakyat

    Program RTLH di Pamekasan Sasar Wali Siswa Sekolah Rakyat

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pembangunan rumah tidak layak huni atau RTLH melalui program Bantuan Simultan Perumahan Swadaya (BSPS) 2025 di Pamekasan, menyasar wali siswa dari program Sekolah Rakyat (SR) di wilayah setempat.

    Berbeda dengan program BSPS pada tahun sebelumnya yang menyasar masyarakat dari kalangan kurang mampu, serta masyarakat yang memiliki tempat tinggal dengan katagori tidak (kurang) layak huni dijadikan sebagai sasaran program.

    “Program penerima bantuan perbaikan rumah tidak layak huni kali ini, diprioritaskan kepada wali atau orang tua siswa dari program Sekolah Rakyat,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Pamekasan, Muharram, Selasa (16/9/2025).

    Namun untuk realisasi tahun ini, para wali siswa SMP 29 Pamekasan, menjadi prioritas sasaran program. “Jadi untuk tahun ini yang diprioritaskan adalah orang tua siswa Sekolah Rakyat, dan program bantuan ini merupakan program pendukung atau penopang program SR yang memang dicanangkan langsung oleh Presiden melalui Kementerian Sosial,” ungkapnya.

    “Saat ini program bantuan ini sudah memasuki tahap verifikasi lapangan yang dilakukan oleh petugas pendamping PKH (Program Keluarga Harapan). Untuk data calon penerima bantuan, kami langsung berkolaborasi dengan pihak sekolah rakyat di Pamekasan,” jelasnya.

    Melalui program tersebut, para penerima nantinya akan mendapatkan bantuan dari pemerintah, masing-masing rumah sebesar Rp 20 juta. “Nilai bantuan program BSPS tahun ini sebesar Rp 17,5 juta untuk bahan bangunan, serta sebesar 2,5 juta untuk upah tukang. Total bantuan per rumah sebesar Rp 20 juta,” pungkasnya. [pin/but]

  • Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Lengkap dengan Bacaan Niatnya

    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Lengkap dengan Bacaan Niatnya

    Jakarta: Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunah yang dilakukan pada pertengahan bulan-bulan qamariyah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15. Berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh September 2025 yang juga bertepatan dengan bulan Muharram 1447 Hijriah.

    Setiap bulan dalam kalender hijriah memiliki momen ibadah sunah yang istimewa. Salah satunya adalah puasa ayyamul bidh, yaitu puasa tiga hari pada pertengahan bulan hijriah saat bulan purnama tampak terang. Amalan ini kerap menjadi perhatian umat Islam karena keutamaannya yang besar, bahkan disamakan dengan puasa sepanjang tahun.

    Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh?
    Secara bahasa, ayyamul bidh berarti “hari-hari putih”. Istilah ini merujuk pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender hijriah, saat bulan purnama terlihat paling terang.

    Puasa Ayyamul Bidh dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh pahala yang besar. Dalam hadits riwayat An-Nasa’i dari Ibnu Abbas, beliau berkata:

    “Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat sering tidak makan (berpuasa) pada hari yang malamnya cerah, baik sedang berada di rumah atau berpergian.” (HR. An-Nasa’i)
    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025
    Berdasarkan kalender hijriah 1447 H, puasa ayyamul bidh September 2025
    bertepatan dengan:

    Tanggal 13 Rabiul Awal 1447 H: Sabtu, 6 September 2025
    Tanggal 14 Rabiul Awal 1447 H: Minggu, 7 September 2025
    Tanggal 15 Rabiul Awal 1447 H: Senin, 8 September 2025

    Dengan begitu, umat Islam dapat meniatkan diri untuk berpuasa tiga hari tersebut sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. 
     

     

    Niat Puasa Ayyamul Bidh
    Sama seperti puasa sunah lainnya, niat puasa ayyamul bidh cukup dilakukan dalam hati. Namun, umat Islam juga bisa melafalkan niat dengan bacaan berikut:

    نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ البَيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
     

    Latin: Nawaitu shauma ayyāmil bīḍhi sunnatan lillāhi ta‘ālā

    Artinya: “Saya niat berpuasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah Ta‘ala.”

    Niat ini dapat dibaca pada malam hari sebelum berpuasa atau ketika sahur, selama belum masuk waktu subuh.
    Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
    Puasa ini memiliki beberapa keutamaan, antara lain:

    Mendapat pahala seperti berpuasa sepanjang tahun 
    Melatih kesabaran dan pengendalian diri
    Menyucikan jiwa  

    Puasa ayyamul bidh September 2025 dapat menjadi amalan sunah yang ringan namun penuh keberkahan. Dengan melaksanakannya, umat Islam tidak hanya meraih pahala, tetapi juga mendapatkan manfaat rohani dan jasmani.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunah yang dilakukan pada pertengahan bulan-bulan qamariyah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15. Berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh September 2025 yang juga bertepatan dengan bulan Muharram 1447 Hijriah.
     
    Setiap bulan dalam kalender hijriah memiliki momen ibadah sunah yang istimewa. Salah satunya adalah puasa ayyamul bidh, yaitu puasa tiga hari pada pertengahan bulan hijriah saat bulan purnama tampak terang. Amalan ini kerap menjadi perhatian umat Islam karena keutamaannya yang besar, bahkan disamakan dengan puasa sepanjang tahun.

    Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh?
    Secara bahasa, ayyamul bidh berarti “hari-hari putih”. Istilah ini merujuk pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam kalender hijriah, saat bulan purnama terlihat paling terang.
     
    Puasa Ayyamul Bidh dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh pahala yang besar. Dalam hadits riwayat An-Nasa’i dari Ibnu Abbas, beliau berkata:

    “Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat sering tidak makan (berpuasa) pada hari yang malamnya cerah, baik sedang berada di rumah atau berpergian.” (HR. An-Nasa’i)

    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025
    Berdasarkan kalender hijriah 1447 H, puasa ayyamul bidh September 2025
    bertepatan dengan:
     
    Tanggal 13 Rabiul Awal 1447 H: Sabtu, 6 September 2025
    Tanggal 14 Rabiul Awal 1447 H: Minggu, 7 September 2025
    Tanggal 15 Rabiul Awal 1447 H: Senin, 8 September 2025
     

    Dengan begitu, umat Islam dapat meniatkan diri untuk berpuasa tiga hari tersebut sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW. 
     

     

    Niat Puasa Ayyamul Bidh
    Sama seperti puasa sunah lainnya, niat puasa ayyamul bidh cukup dilakukan dalam hati. Namun, umat Islam juga bisa melafalkan niat dengan bacaan berikut:
     
    نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ البَيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
     
     
    Latin: Nawaitu shauma ayyāmil bīḍhi sunnatan lillāhi ta‘ālā
     
    Artinya: “Saya niat berpuasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah Ta‘ala.”
     
    Niat ini dapat dibaca pada malam hari sebelum berpuasa atau ketika sahur, selama belum masuk waktu subuh.
    Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
    Puasa ini memiliki beberapa keutamaan, antara lain:

    Mendapat pahala seperti berpuasa sepanjang tahun 
    Melatih kesabaran dan pengendalian diri
    Menyucikan jiwa  

    Puasa ayyamul bidh September 2025 dapat menjadi amalan sunah yang ringan namun penuh keberkahan. Dengan melaksanakannya, umat Islam tidak hanya meraih pahala, tetapi juga mendapatkan manfaat rohani dan jasmani.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Urutan dan Nama-nama Bulan Hijirah: Panduan Lengkap Kalender Islam

    Urutan dan Nama-nama Bulan Hijirah: Panduan Lengkap Kalender Islam

    Jakarta: Kalender Hijriah atau kalender Islam digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk menentukan waktu ibadah, puasa, dan hari-hari penting keagamaan. Kalender ini berbasis peredaran bulan mengelilingi bumi, berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis matahari.

    Dilansir dari laman Muhammadiyah, setelah wafatnya Rasulullah Saw pada abad ke-7 M para Sahabat Nabi menjadikan sistem kalender Hijriyah ini sebagai pedoman yang mereka patuhi dengan sungguh-sungguh.
    Penamaan Hijriah
    Penanaman Hijriyah atau Hijriah ini mempunyai makna mendalam. Nama tersebut diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. 

    Hijrah ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menandai perpindahan Nabi Saw dan para sahabatnya ke Madinah untuk membentuk sebuah negara Islam yang baru. Keputusan untuk menggunakan hijrah sebagai titik awal era dalam perhitungan tahun Hijriyah adalah hasil dari pertimbangan dan kesepakatan para sahabat setelah wafatnya Nabi Muhammad.
    Muharram Sebagai Bulan Pertama
    Awalnya ada yang yang mengusulkan Ramadan sebagai bulan pertama kalender Hijriah. Namun akhirnya para sahabat dengan bulat setuju untuk memulai tahun dengan bulan Muharram.

    Nama dan Urutan Bulan Kalender Hijriah
    Kalender Hijriah terdiri dari 12 bulan, yang urutannya sebagai berikut:

    Muharram
    Bulan pertama dalam penanggalan Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan haram (bulan mulia) dalam Islam, yang memiliki makna tersendiri karena merupakan permulaan tahun dan waktu untuk meningkatkan spiritualitas.

    Bulan ini disebut juga “Syahrullah” (bulan milik Allah) dan banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi di dalamnya, seperti diselamatkannya Nabi Musa dari Firaun dan Nabi Nuh dari banjir bandang.
    Safar
    Bulan kedua dalam kalender Hijriah, yang namanya berasal dari kata Arab “shifr” atau “safar” yang berarti “kosong” atau “sepi”, merujuk pada kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah yang meninggalkan rumah saat bepergian.

    Bulan ini adalah waktu penting bagi umat Islam untuk memperkuat iman, berdoa memohon perlindungan, dan melakukan amalan sholeh sebagai bentuk tawakal kepada Allah SWT.
    Rabi’ul Awal
    Bulan ketiga dalam kalender Hijriyah dan dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang diperingati sebagai Maulid Nabi. Bulan ini memiliki nilai istimewa bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan ibadah seperti berpuasa, bershalawat, bersedekah, dan memperingati Maulid Nabi.

    Rabi’ul Akhir
    Bulan keempat dalam kalender Hijriah, dinamai “musim semi terakhir” karena berkaitan dengan musim semi di Jazirah Arab dan merupakan bagian dari periode dua bulan yang subur itu, yaitu Rabiul Awal dan Rabiul Akhir.

    Bulan ini penting karena banyak terjadi peristiwa bersejarah dalam Islam, seperti turunnya Surat Al-Hasyr, kemenangan umat Muslim dalam beberapa peperangan, dan wafatnya beberapa sahabat serta ulama besar.
     

     

    Jumadil Awal
    Bulan kelima dalam kalender Hijriah, yang namanya berasal dari kata “jumada” (kering atau beku) dan “awal” (pertama), merujuk pada musim kemarau atau dingin yang terjadi saat nama tersebut diberikan di Arab pra-Islam.

    Bulan ini adalah bulan yang penting dalam sejarah Islam, ditandai dengan peristiwa pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah, Perjanjian Hudaibiyah, dan pengutusan Khalid ibn al-Walid ke Najran.
    Jumadil Akhir
    Bulan keenam dalam kalender Hijriah, yang mengikuti bulan Jumadil Awal. Nama “Jumadil” berasal dari bahasa Arab yang berarti “beku” atau “kering,” dan “akhir” berarti “terakhir”. Nama ini diberikan karena pada saat penamaan, Jazirah Arab mengalami musim dingin dan kondisi air cenderung membeku.

    Bulan ini juga menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan terjadinya Perang Mu’tah.
    Rajab
    Bulan ketujuh dalam kalender Hijriah, salah satu dari empat bulan haram (bulan yang dimuliakan) dalam Islam, dan menjadi momentum penting untuk memperbanyak ibadah seperti puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an.

    Bulan ini juga menandai peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab, serta berfungsi sebagai persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
    Sya’ban
    Bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, yang terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan ini penuh keberkahan dan memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam karena merupakan waktu penting bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan.

    Di bulan Sya’ban, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti puasa sunnah, dan bulan ini juga dikenal sebagai waktu diangkatnya catatan amal manusia kepada Allah SWT.
    Ramadan
    Bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, yang sangat penting bagi umat Muslim. Di bulan ini, Allah SWT mewajibkan puasa, melipatgandakan pahala setiap ibadah, membukakan pintu surga, menutup pintu neraka, dan membelenggu setan.

    Selain itu, Ramadan adalah bulan turunnya Al-Qur’an pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW, serta bulan di mana malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan terjadi.
    Syawal
    Bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah, bertepatan setelah bulan Ramadhan, dan diawali dengan perayaan Idul Fitri. Secara bahasa, “Syawal” berarti “peningkatan” atau “ketinggian”, melambangkan semangat umat Islam untuk meningkatkan iman dan ibadah setelah Ramadhan.

    Bulan ini juga dikenal dengan amalan sunnah seperti puasa Syawal enam hari, memperbanyak sedekah, dan menjaga silaturahmi.
    Dzulqa’dah
    Bulan kesebelas dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan haram (mulia) dalam Islam, bersama Muharram, Rajab, dan Dzulhijjah. Bulan ini memiliki keistimewaan karena pada masa pra-Islam, bangsa Arab menghentikan peperangan dan bersiap untuk menunaikan haji, sehingga sering disebut sebagai bulan “duduk” atau “berhenti”.

    Dzulhijjah
    Bulan kedua belas dan terakhir dalam kalender Islam (Hijriah) yang sangat istimewa karena termasuk bulan haram dan merupakan waktu pelaksanaan ibadah haji dan perayaan Idul Adha.

    Bulan ini memiliki keutamaan 10 hari pertamanya, di mana segala amal saleh sangat dicintai Allah, serta menjadi waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan seperti puasa, tahlil, tasbih, dan tahmid.
    Perbedaan Kalender Hijriah dan Masehi

    Hijriah: Berbasis lunar, 12 bulan, total 354–355 hari per tahun.

    Masehi: Berbasis solar, 12 bulan, total 365–366 hari per tahun.

    Karena kalender Hijriah lebih pendek sekitar 10–12 hari dibanding kalender Masehi, tanggal-tanggal penting Islam, seperti Ramadan atau Idul Fitri, bergeser setiap tahun jika dilihat dari kalender Masehi.

    Mengetahui urutan bulan Hijriah penting bagi umat Muslim untuk menandai hari-hari ibadah dan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Kalender ini tidak hanya menjadi pedoman ibadah, tetapi juga pengingat sejarah perjalanan umat Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Kalender Hijriah atau kalender Islam digunakan oleh umat Muslim di seluruh dunia untuk menentukan waktu ibadah, puasa, dan hari-hari penting keagamaan. Kalender ini berbasis peredaran bulan mengelilingi bumi, berbeda dengan kalender Masehi yang berbasis matahari.
     
    Dilansir dari laman Muhammadiyah, setelah wafatnya Rasulullah Saw pada abad ke-7 M para Sahabat Nabi menjadikan sistem kalender Hijriyah ini sebagai pedoman yang mereka patuhi dengan sungguh-sungguh.
    Penamaan Hijriah
    Penanaman Hijriyah atau Hijriah ini mempunyai makna mendalam. Nama tersebut diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. 
     
    Hijrah ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menandai perpindahan Nabi Saw dan para sahabatnya ke Madinah untuk membentuk sebuah negara Islam yang baru. Keputusan untuk menggunakan hijrah sebagai titik awal era dalam perhitungan tahun Hijriyah adalah hasil dari pertimbangan dan kesepakatan para sahabat setelah wafatnya Nabi Muhammad.
    Muharram Sebagai Bulan Pertama
    Awalnya ada yang yang mengusulkan Ramadan sebagai bulan pertama kalender Hijriah. Namun akhirnya para sahabat dengan bulat setuju untuk memulai tahun dengan bulan Muharram.

    Nama dan Urutan Bulan Kalender Hijriah
    Kalender Hijriah terdiri dari 12 bulan, yang urutannya sebagai berikut:

    Muharram

    Bulan pertama dalam penanggalan Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan haram (bulan mulia) dalam Islam, yang memiliki makna tersendiri karena merupakan permulaan tahun dan waktu untuk meningkatkan spiritualitas.

    Bulan ini disebut juga “Syahrullah” (bulan milik Allah) dan banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi di dalamnya, seperti diselamatkannya Nabi Musa dari Firaun dan Nabi Nuh dari banjir bandang.

    Safar

    Bulan kedua dalam kalender Hijriah, yang namanya berasal dari kata Arab “shifr” atau “safar” yang berarti “kosong” atau “sepi”, merujuk pada kebiasaan masyarakat Arab Jahiliyah yang meninggalkan rumah saat bepergian.
     
    Bulan ini adalah waktu penting bagi umat Islam untuk memperkuat iman, berdoa memohon perlindungan, dan melakukan amalan sholeh sebagai bentuk tawakal kepada Allah SWT.

    Rabi’ul Awal

    Bulan ketiga dalam kalender Hijriyah dan dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang diperingati sebagai Maulid Nabi. Bulan ini memiliki nilai istimewa bagi umat Islam untuk memperbanyak amalan ibadah seperti berpuasa, bershalawat, bersedekah, dan memperingati Maulid Nabi.

    Rabi’ul Akhir

    Bulan keempat dalam kalender Hijriah, dinamai “musim semi terakhir” karena berkaitan dengan musim semi di Jazirah Arab dan merupakan bagian dari periode dua bulan yang subur itu, yaitu Rabiul Awal dan Rabiul Akhir.
     
    Bulan ini penting karena banyak terjadi peristiwa bersejarah dalam Islam, seperti turunnya Surat Al-Hasyr, kemenangan umat Muslim dalam beberapa peperangan, dan wafatnya beberapa sahabat serta ulama besar.
     

     

    Jumadil Awal

    Bulan kelima dalam kalender Hijriah, yang namanya berasal dari kata “jumada” (kering atau beku) dan “awal” (pertama), merujuk pada musim kemarau atau dingin yang terjadi saat nama tersebut diberikan di Arab pra-Islam.
     
    Bulan ini adalah bulan yang penting dalam sejarah Islam, ditandai dengan peristiwa pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah, Perjanjian Hudaibiyah, dan pengutusan Khalid ibn al-Walid ke Najran.

    Jumadil Akhir

    Bulan keenam dalam kalender Hijriah, yang mengikuti bulan Jumadil Awal. Nama “Jumadil” berasal dari bahasa Arab yang berarti “beku” atau “kering,” dan “akhir” berarti “terakhir”. Nama ini diberikan karena pada saat penamaan, Jazirah Arab mengalami musim dingin dan kondisi air cenderung membeku.
     
    Bulan ini juga menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan terjadinya Perang Mu’tah.

    Rajab

    Bulan ketujuh dalam kalender Hijriah, salah satu dari empat bulan haram (bulan yang dimuliakan) dalam Islam, dan menjadi momentum penting untuk memperbanyak ibadah seperti puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an.
     
    Bulan ini juga menandai peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab, serta berfungsi sebagai persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

    Sya’ban

    Bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, yang terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan ini penuh keberkahan dan memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam karena merupakan waktu penting bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan.
     
    Di bulan Sya’ban, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti puasa sunnah, dan bulan ini juga dikenal sebagai waktu diangkatnya catatan amal manusia kepada Allah SWT.

    Ramadan

    Bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, yang sangat penting bagi umat Muslim. Di bulan ini, Allah SWT mewajibkan puasa, melipatgandakan pahala setiap ibadah, membukakan pintu surga, menutup pintu neraka, dan membelenggu setan.
     
    Selain itu, Ramadan adalah bulan turunnya Al-Qur’an pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW, serta bulan di mana malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan terjadi.

    Syawal

    Bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah, bertepatan setelah bulan Ramadhan, dan diawali dengan perayaan Idul Fitri. Secara bahasa, “Syawal” berarti “peningkatan” atau “ketinggian”, melambangkan semangat umat Islam untuk meningkatkan iman dan ibadah setelah Ramadhan.
     
    Bulan ini juga dikenal dengan amalan sunnah seperti puasa Syawal enam hari, memperbanyak sedekah, dan menjaga silaturahmi.

    Dzulqa’dah

    Bulan kesebelas dalam kalender Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan haram (mulia) dalam Islam, bersama Muharram, Rajab, dan Dzulhijjah. Bulan ini memiliki keistimewaan karena pada masa pra-Islam, bangsa Arab menghentikan peperangan dan bersiap untuk menunaikan haji, sehingga sering disebut sebagai bulan “duduk” atau “berhenti”.

    Dzulhijjah

    Bulan kedua belas dan terakhir dalam kalender Islam (Hijriah) yang sangat istimewa karena termasuk bulan haram dan merupakan waktu pelaksanaan ibadah haji dan perayaan Idul Adha.
     
    Bulan ini memiliki keutamaan 10 hari pertamanya, di mana segala amal saleh sangat dicintai Allah, serta menjadi waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan seperti puasa, tahlil, tasbih, dan tahmid.
    Perbedaan Kalender Hijriah dan Masehi

    Hijriah: Berbasis lunar, 12 bulan, total 354–355 hari per tahun.
     
    Masehi: Berbasis solar, 12 bulan, total 365–366 hari per tahun.
     
    Karena kalender Hijriah lebih pendek sekitar 10–12 hari dibanding kalender Masehi, tanggal-tanggal penting Islam, seperti Ramadan atau Idul Fitri, bergeser setiap tahun jika dilihat dari kalender Masehi.
     
    Mengetahui urutan bulan Hijriah penting bagi umat Muslim untuk menandai hari-hari ibadah dan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Kalender ini tidak hanya menjadi pedoman ibadah, tetapi juga pengingat sejarah perjalanan umat Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW.
     
    (Sheva Asyraful Fali)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • Kepulauan Seribu perkuat UPZ himpun zakat dan sedekah

    Kepulauan Seribu perkuat UPZ himpun zakat dan sedekah

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu memperkuat Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) di agar mampu mengumpulkan lebih banyak zakat, infak dan sedekah yang tujuannya untuk pemberdayaan masyarakat dan membantu warga yang membutuhkan.

    “Kita harus semangat kita meningkatkan UPZ yang ada di Kepulauan Seribu,” kata Wakil Bupati Kepulauan Seribu, Aceng Zaini saat membuka “Festival Muharram Kepulauan Seribu” di Jakarta, Selasa.

    Ia mengingatkan pentingnya semangat kolaborasi dalam memperkuat UPZ di wilayah kepulauan.

    Aceng juga menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus hadir di tengah masyarakat melalui kegiatan keagamaan dan sosial seperti ini.

    “Kami hadir bersama seluruh perangkat daerah untuk memastikan kesejahteraan warga, terutama anak-anak yatim dan guru-guru pengajian, bisa lebih terjamin,” kata dia.

    Wakil Ketua Bidang I Baznas-Bazis Provinsi DKI Jakarta, KH Nur Alam Bachtir berharap seluruh masjid di Kepulauan Seribu memiliki UPZ resmi.

    “Kami berharap semua masjid di Kepulauan Seribu punya UPZ. Dengan adanya SK resmi, pengelolaan zakat bisa lebih optimal dan bahkan bisa mendapat tambahan dana program,” kata dia.

    Ia mencontohkan di Pulau Pari, ada dana bantuan rehab masjid senilai Rp25 juta. Ia juga menekankan pentingnya kreativitas dan kolaborasi masyarakat dalam menggali potensi lokal.

    “Kerja itu bukan hanya fisik, tapi juga akal. Kita harus berpikir bagaimana potensi-potensi di Kepulauan Seribu bisa digerakkan untuk kesejahteraan bersama,” kata dia.

    Koordinator Baznas-Bazis Kabupaten Kepulauan Seribu, Lukman Nurhakim menjelaskan, pihaknya hari ini menyerahkan SK Unit Pengumpul Zakat kepada 9 dari 12 masjid di wilayah ini.

    “Ini penting agar masjid bisa menghimpun dan menyalurkan ZIS secara resmi dan tepat sasaran,” kata dia.

    Ia menjelaskan, dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang dikumpulkan tidak hanya berasal dari masyarakat umum, tetapi juga dari para pejabat, ASN dan jajaran UKPD di lingkungan Pemkab Kepulauan Seribu.

    Menurut dia, zakat yang ditunaikan para pemimpin dan pejabat kita menjadi salah satu sumber kebaikan yang kembali untuk masyarakat.

    Selain itu, pihaknya menyalurkan bantuan kepada 71 anak yatim dan 10 guru ngaji yang berasal dari wilayah Pulau Tidung dan sekitarnya. Masing-masing penerima mendapat bantuan sebesar Rp500.000.

    “Semoga semua amal ini mendapat keberkahan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bukan Cuma Satu, Bumi Zaman Dulu Punya Enam Bulan

    Bukan Cuma Satu, Bumi Zaman Dulu Punya Enam Bulan

    Jakarta

    Jika kalian mengira Bumi hanya memiliki satu Bulan, mari dipikirkan ulang. Para peneliti telah mengungkapkan bahwa planet kita mungkin sebenarnya memiliki satu set lengkap Bulan yang mengorbit Bumi pada suatu waktu.

    Sebuah studi baru menemukan bahwa Bumi memiliki sedikitnya enam ‘bulan mini’ yang mengorbit secara teratur, sebagian besarnya merupakan bagian kecil dari Bulan yang saat ini kita lihat di langit setiap malam.

    Sekelompok peneliti dari AS, Italia, Jerman, Finlandia, dan Swedia, mengatakan satelit-satelit kecil ini umumnya berdiameter sekitar 1,8 meter dan terbentuk oleh asteroid yang menabrak permukaan Bulan.

    Tabrakan tersebut pada dasarnya melontarkan sejumlah debu dan serpihan Bulan, dengan beberapa di antaranya cukup besar untuk melayang dan tertarik ke medan gravitasi Bumi.

    Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pecahan Bulan ini, yang dikenal sebagai ‘lunar ejecta’, dapat bergerak ke orbit yang cukup stabil, dan tetap berada di dekat Bumi selama bertahun-tahun.

    Minimoon biasanya hanya berada di orbit Bumi dalam waktu singkat sebelum lepas atau, dalam kasus langka, menghantam planet kita atau Bulan.

    Sering kali, objek-objek yang terikat sementara (TBO) ini terlepas dari Bumi dan tertarik ke gravitasi Matahari, dan mereka akan tetap berada di sana untuk waktu yang lama, sementara potongan-potongan Bulan yang baru terlepas untuk menggantikannya.

    “Ini seperti dansa persegi, di mana pasangan berganti secara teratur dan terkadang meninggalkan lantai dansa untuk sementara waktu,” kata Robert Jedicke, seorang peneliti di Hawaii University, dikutip dari Daily Mail.

    “Mengingat 18% TBO juga dapat diklasifikasikan sebagai minimoon, hasil nominal kami menunjukkan bahwa seharusnya ada sekitar 6,5 minimoon yang diameternya lebih besar dari 1 m di sistem Bumi-Bulan pada suatu waktu,” tulis para peneliti dalam laporan baru mereka.

    Studi baru ini dapat menjungkirbalikkan keyakinan para ilmuwan bahwa bulan mini yang diam-diam mengelilingi Bumi semuanya berasal dari sabuk asteroid Tata Surya.

    Sebuah studi tahun 2018 menunjukkan sebagian besar TBO berasal dari wilayah jauh yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Namun, temuan baru yang diterbitkan dalam Icarus mengamati dua bulan mini yang baru ditemukan, Kamo’oalewa dan 2024 PT5, yang keduanya tampaknya memiliki tanda-tanda sebagai pecahan Bulan.

    Secara khusus, Kamo’oalewa, yang ditemukan pada 2016 oleh teleskop Pan-STARRS1 di Hawaii, ditemukan memantulkan cahaya dengan cara yang sangat cocok dengan komposisi permukaan Bulan.

    Minimoon besar, yang berdiameter antara 39-99 meter, juga memiliki komposisi batuan yang sama dengan Bulan, kaya akan silikat.

    Ini sangat berbeda dari asteroid pada umumnya, yang sering kali mengandung mineral dan logam berbeda dari yang ditemukan di Bulan.

    Jedicke mengatakan bahwa 2024 PT5, yang ditemukan memasuki orbit Bumi pada 7 Agustus 2024, telah menunjukkan karakteristik mirip Bulan yang sama.

    Tahun lalu, 2024 PT5 dijuluki ‘bulan kedua’ sementara Bumi karena ukuran dan keberadaannya yang begitu dekat dengan planet kita.

    Para astronom mengumpulkan data mengenai asteroid yang diduga sebagai objek tersebut saat mengitari Bumi, yang menyebabkan para astronom menduga bahwa asteroid itu mungkin merupakan bongkahan Bulan kita.

    Teori utama mengenai pembentukan Bulan, disebut ‘hipotesis tumbukan raksasa’, berteori bahwa Bulan sebenarnya adalah bongkahan Bumi yang sangat besar dan mengorbit.

    Menurut teori ini, planet kita bertabrakan dengan planet seukuran Mars sekitar empat miliar tahun lalu, dan ini memicu ledakan material dari Bumi yang melesat ke luar angkasa dan akhirnya mengembun membentuk Bulan.

    Jika hipotesis tumbukan raksasa dan analisis asal usul 2024 PT5 benar, itu berarti Bulan sejati kita adalah induk dari bulan mini ini, dan Bumi adalah ibarat ‘kakek neneknya’.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Mitos atau Fakta: Nikah di Bulan Muharram Bikin Sial?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (rns/rns)

  • Bupati Abdya Safaruddin Punya Jabatan Baru, Targetnya Kolaborasi Aceh-Pusat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Juli 2025

    Bupati Abdya Safaruddin Punya Jabatan Baru, Targetnya Kolaborasi Aceh-Pusat Regional 17 Juli 2025

    Bupati Abdya Safaruddin Punya Jabatan Baru, Targetnya Kolaborasi Aceh-Pusat
    Tim Redaksi
    ACEH BARAT DAYA, KOMPAS.com

    Bupati Aceh
    Barat Daya (Abdya),
    Safaruddin
    , ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Aceh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (
    Apkasi
    ) untuk periode 2025-2030.
    Penunjukan tersebut berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) VI Apkasi Tahun 2025. Para Bupati dan Wali Kota yang tergabung dalam Dewan Pengurus Apkasi 2025-2030 dikukuhkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri di Puri Agung, Grand Sahid Jaya Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2025).
    “Kita ditunjuk sebagai Korwil Aceh Apkasi periode 2025-2030. Selain saya, ada juga beberapa Bupati lainnya dari Aceh yang masuk dalam Dewan Pengurus,” kata Safaruddin saat dihubungi
    Kompas.com
    melalui telepon.
    Ia menjelaskan, Apkasi periode 2025-2030 dipimpin oleh Bupati Lahat, Bursah Zarnubi, sebagai ketua umum, dan Bupati Bandung, Dadang Supriatna, sebagai ketua harian.
    Adapun sejumlah kepala daerah dari Aceh yang juga masuk dalam kepengurusan, di antaranya Bupati Simeulue, Mohammad Nasrun Mikaris, sebagai Ketua Bidang Imigrasi dan Pemasyarakatan; Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan (TRK), sebagai Ketua Bidang Pertanian; dan Bupati Aceh Besar, Muharram Idris (Syech Muharram), sebagai Sekretaris Bidang Pengentasan Kemiskinan.
    Safaruddin menyebutkan, penunjukan dirinya sebagai Korwil Aceh menjadi momen untuk meningkatkan kolaborasi antarkabupaten/kota di Aceh dalam rangka memajukan daerah.
    “Tentunya kita berharap ke depan dapat menjalin kerja sama yang lebih baik dengan pemerintah pusat dan daerah lain demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujarnya.
    Ia juga mengajak seluruh Bupati dan Wali Kota di Aceh untuk bersama-sama membawa perubahan yang lebih baik bagi daerah masing-masing, terutama dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
    “Seperti halnya inovasi dalam tata kelola pemerintahan, khususnya pelayanan publik yang lebih baik lagi bagi masyarakat, serta memperkuat posisi Aceh dalam kancah nasional melalui peran Apkasi,” ucap Safaruddin.
    “Mari sama-sama kita memperlihatkan ke nasional bagaimana kolaborasi antar kabupaten/kota di Aceh, dan sinergitas antara Pemerintah Provinsi dan juga Pusat,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MTXLSMART Tebar Kebaikan Muharram, dari Santunan hingga Dukungan untuk Anak-anak Panti Asuhan – Page 3

    MTXLSMART Tebar Kebaikan Muharram, dari Santunan hingga Dukungan untuk Anak-anak Panti Asuhan – Page 3

    Tak hanya fokus pada kegiatan massal, MTXLSMART juga menjangkau anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Pada 4 Juli 2025, XLSMART mengunjungi Panti Asuhan Putri Tunas Harapan Aisyiyah di Pontianak dan menyalurkan bantuan berupa kebutuhan pokok.

    Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran direksi XLSMART, yaitu Direktur & Chief Commercial Officer-Consumer David Arcelus Oses, Chief Integration Officer Sanjay Vaghasia, Chief Human Capital Officer Mochamad Hira Kurnia, dan Chief Marketing Smartfren Officer Sukaca Purwokardjono. Inisiatif ini menjadi bagian dari program ‘XLSMART Berbagi’ yang rutin dilakukan untuk memberikan dukungan langsung kepada masyarakat di wilayah operasional perusahaan.

    Sementara itu, Ketua MTXLSMART, Yanuar Tirta Kumaya menambahkan, “Alhamdulillah, acara Khitanan Massal ini berjalan lancar berkat dukungan berbagai pihak. Keberhasilan setiap agenda Gebyar Muharram 1447 H ini adalah bukti nyata kolaborasi dan kepedulian segenap karyawan dan manajemen XLSMART terhadap sesama. Semoga kebaikan yang kita tanam di bulan Muharram ini menjadi berkah bagi kita semua dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi mereka yang membutuhkan. Majelis Taklim XLSMART juga ingin menciptakan budaya karyawan untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan memberikan kebaikan lebih banyak untuk masyarakat Indonesia.”

    Sebagai informasi, dana yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan Gebyar Muharram 1447 H #GebyarBerbagi dan #BersamaDiMuharram ini adalah hasil pengumpulan dana zakat dan sedekah manajemen serta karyawan XLSMART. Dana ini dikumpulkan rutin setiap bulan dan dikelola oleh MTXLSMART untuk disalurkan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat.

    Selain program berbagi dengan anak yatim duafa. MTXLSMART juga sudah rutin menyalurkan program kegiatan berbagi yang dilakukan sejak tahun-tahun sebelumnya. Misalnya saja dengan membantu masyarakat di berbagai daerah seperti membangun jembatan, sumber air, sumber listrik, pengadaan depot air, donor darah, bedah rumah, bangun jalan, hingga membangun masjid. 

  • Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?

    Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?

    Jakarta

    Sound horeg ditetapkan masuk dalam fatwa haram oleh Forum Satu Muharram 1447 Hijriah Pondok Pesantren (Ponpes) Besuk, Kabupaten Pasuruan. Aktivitas sound horeg dicap haram lantaran mengganggu masyarakat. Sementara dari sudut pandang transportasi, apakah sound horeg yang umumnya dibawa truk, menyalahi aturan dimensi dan muatan (Over Dimension Over Loading) yang ditetapkan pemerintah?

    Pengamat transportasi Djoko Setijowarno, keberadaan truk pembawa sound horeg yang acapkali memiliki kelebihan dimensi sebenarnya masih bisa dimaklumi. Apalagi truk sound horeg biasanya hanya melewati jalanan di desa-desa. Namun dalam perkembangannya, tradisi sound horeg ini malah membawa hal negatif lebih banyak ketimbang hal positifnya. Bahkan tak jarang, properti warga dan pemerintah desa dirusak hanya demi supaya truk sound horeg yang berdimensi jumbo itu bisa lewat.

    “Sampai ada fatwa haram (sound horeg) dari Ponpes di Jawa Timur, itu kan artinya (sound horeg) sudah dianggap sebagai hal yang berlebihan juga memprihatinkan. Misal, rumah masyarakat, jembatan, sampai gapura, itu dirusak demi truk sound horeg yang berdimensi besar itu bisa lewat. Belum lagi suara yang dihasilkan sound horeg tentu juga akan mengganggu warga yang punya anak kecil dan warga yang sedang sakit,” bilang Djoko melalui sambungan telepon kepada detikOto, Senin (14/7/2025).

    Djoko pun menilai, tren sound horeg ini hanya memanfaatkan situasi masyarakat yang butuh hiburan. “Ini hanya memanfaatkan situasi masyarakat kita yang sedang butuh hiburan untuk menghilangkan stres dan sebagainya. Terlepas dari itu, kalau (truk-truk sound horeg) itu di jalan umum sebenarnya ya nggak boleh lewat ya,” bilang Djoko.

    Ilustrasi truk sound horeg Foto: ANTARA FOTO /Irfan Sumanjaya

    Diberitakan detikJatim sebelumnya, fatwa haram untuk sound horeg itu dikeluarkan oleh Forum Satu Muharam 1447 Hijriah Pondok Pesantren (Ponpes) Besuk, Kabupaten Pasuruan. Fatwa ini dikeluarkan melalui forum Bahtsul Masail yang digelar bertepatan tahun baru Islam pekan lalu.

    Pengasuh Ponpes Besuk KH Muhibbul Aman Aly menegaskan keputusan tersebut bukan semata-mata karena bisingnya suara, melainkan karena konteks dan dampak sosial yang melekat pada praktik sound horeg itu sendiri.

    “Kami putuskan perumusan dengan tidak hanya mempertimbangkan aspek dampak suara, tapi juga mempertimbangkan mulazimnya disebut dengan sound horeg bukan sound system,” ujar Kiai Muhib, dikutip dari Instagram @ajir_ubaidillah, Senin (30/6/2025).

    “Kalau begitu, maka hukumnya lepas dari tafsir itu sudah, di mana pun tempatnya dilaksanakan, mengganggu atau tidak mengganggu, maka hukumnya adalah haram,” lanjutnya.

    Menurut Kiai Muhib, tanpa larangan dari pemerintah pun, hasil Bahtsul Masail tetap memutuskan sound horeg haram hukumnya.

    “Ada atau tidak ada larangan pemerintah, sehingga hukum (haram) itu berdiri sendiri sudah, bisa dipahami nggih?” tambahnya.

    (lua/din)

  • Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Hari Ini: Arab, Latin, dan Artinya

    Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Hari Ini: Arab, Latin, dan Artinya

    Jakarta: Doa buka puasa ayyamul bidh Juli 2025 atau Muharram 1447 Hijriah bisa dibaca saat adzan magrib berkumandang. Berikut bacaannya dalam Arab, latin, dan artinya.

    Puasa ayyamul bidh atau disebut juga puasa hari-hari putih dilakukan pada hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriah. Disebutkan dalam Kitab Umdatul Qari’ Syahr Shahih Bukhari dan diriwayatkan Ibnu Abbas RA, puasa ini berkaitan dengan kisah Nabi Adam AS. Suatu ketika tubuh Nabi Adam menghitam karena terbakar matahari. Lalu Allah SWT memerintahkan berpuasa tiga hari. Setelahnya, tubuh Nabi Adam kembali putih bersih atas izin Allah. 
     
    Puasa ayyamul bidh ini dilaksanakan seperti puasa sunah lain, yakni makan sahur, membaca niat puasa ayyamul bidh. Kemudian menahan diri dari yang membatalkan puasa dari Subuh hingga azan Maghrib berkumandang, lalu berbuka.
    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh bulan Juli 2025 

    Puasa ayyamul bidh bulan Juli 2025 dimulai pada Rabu, 9 Juli. Merujuk dari kalender yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh pada bulan Juli 2025 secara lengkap.

    – 13 Muharram 1447 H: Rabu, 9 Juli 2025
    – 14 Muharram 1447 H: Kami, 10 Juli 2025
    – 15 Muharram 1447 H: Jumat, 11 Juli 2025
     

     

    Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh bulan Juli 2025 
    Hari ini merupakan hari ke-3 atau hari terakhir puasa ayyamul bidh bulan Juli 2025/Muharram 1447 H. Saat azan Maghrib nanti tiba jangan lupa untuk membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu supaya diberikan kenikmatan dan pahala dari Allah SWT. Berikut doa buka puasa ayyamul bidh:

    Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya-allah ta’ala
     
    Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu lah aku berpuasa, atas rezeki-Mu lah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan [semoga] pahala telah ditetapkan. Insya Allah.”
    Keutamaan Membaca Doa Saat Berbuka Puasa
    Membaca doa ketika berbuka puasa merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda:
     
    “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa itu, ketika dia berbuka, doanya tidak tertolak.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan al-Tirmidzi).

    Jakarta: Doa buka puasa ayyamul bidh Juli 2025 atau Muharram 1447 Hijriah bisa dibaca saat adzan magrib berkumandang. Berikut bacaannya dalam Arab, latin, dan artinya.
     
    Puasa ayyamul bidh atau disebut juga puasa hari-hari putih dilakukan pada hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriah. Disebutkan dalam Kitab Umdatul Qari’ Syahr Shahih Bukhari dan diriwayatkan Ibnu Abbas RA, puasa ini berkaitan dengan kisah Nabi Adam AS. Suatu ketika tubuh Nabi Adam menghitam karena terbakar matahari. Lalu Allah SWT memerintahkan berpuasa tiga hari. Setelahnya, tubuh Nabi Adam kembali putih bersih atas izin Allah. 
     
    Puasa ayyamul bidh ini dilaksanakan seperti puasa sunah lain, yakni makan sahur, membaca niat puasa ayyamul bidh. Kemudian menahan diri dari yang membatalkan puasa dari Subuh hingga azan Maghrib berkumandang, lalu berbuka.
    Jadwal Puasa Ayyamul Bidh bulan Juli 2025 

    Puasa ayyamul bidh bulan Juli 2025 dimulai pada Rabu, 9 Juli. Merujuk dari kalender yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI berikut jadwal puasa Ayyamul Bidh pada bulan Juli 2025 secara lengkap.
     
    – 13 Muharram 1447 H: Rabu, 9 Juli 2025
    – 14 Muharram 1447 H: Kami, 10 Juli 2025
    – 15 Muharram 1447 H: Jumat, 11 Juli 2025
     

     

    Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh bulan Juli 2025 
    Hari ini merupakan hari ke-3 atau hari terakhir puasa ayyamul bidh bulan Juli 2025/Muharram 1447 H. Saat azan Maghrib nanti tiba jangan lupa untuk membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu supaya diberikan kenikmatan dan pahala dari Allah SWT. Berikut doa buka puasa ayyamul bidh:

    Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika aftartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya-allah ta’ala
     
    Artinya: “Ya Allah, untuk-Mu lah aku berpuasa, atas rezeki-Mu lah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan [semoga] pahala telah ditetapkan. Insya Allah.”

    Keutamaan Membaca Doa Saat Berbuka Puasa
    Membaca doa ketika berbuka puasa merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda:
     
    “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa itu, ketika dia berbuka, doanya tidak tertolak.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan al-Tirmidzi).

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)