Tag: Muhammad Ridho

  • Pria di Muara Baru Tak Pulang 2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas Mengambang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Januari 2025

    Pria di Muara Baru Tak Pulang 2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas Mengambang Megapolitan 5 Januari 2025

    Pria di Muara Baru Tak Pulang 2 Hari Sebelum Ditemukan Tewas Mengambang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pria berinisial P (29) dilaporkan tak pulang selama dua hari sebelum akhirnya ditemukan tewas mengambang di kawasan Jalan Tuna, Pelabuhan
    Muara Baru
    , Jakarta Utara, Jumat (3/1/2024).
    “Iya, benar (enggak pulang) dari tanggal 1 Januari 2025,” ujar Muhammad Ridho (19), tetangga depan rumah korban, saat dikonfirmasi, Minggu (4/1/2025).
    Ridho mengungkapkan, terakhir kali korban berpamitan kepada keluarganya untuk bekerja sebagai
    broker
    ikan. Awalnya, keluarga korban tidak terlalu khawatir meskipun P tak kunjung pulang.
    “Enggak terlalu panik, karena kan dia biasa bekerja,” ungkap Ridho.
    Namun, setelah dua hari tak ada kabar, pihak keluarga mulai mencari keberadaan P.

    Nyariin
    sampai
    mutar-mutar
    ,” tutur Ridho.
    Mayat P ditemukan oleh seorang nelayan yang sedang mencari ikan sekitar pukul 09.42 WIB di sekitar pom bensin di Jalan Tuna.
    Korban ditemukan dalam kondisi utuh dengan pakaian lengkap, tetapi tubuhnya sudah membengkak.
    Awalnya, P diduga meninggal akibat kecelakaan, namun hasil otopsi menunjukkan dugaan adanya tindak kekerasan.
    “Ada luka seperti ditusuk di bagian rusuk,” terang Ridho.
    Hingga kini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini untuk memastikan penyebab kematian korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga temukan jasad pria mengambang di Pelabuhan  Muara Baru

    Warga temukan jasad pria mengambang di Pelabuhan Muara Baru

    Usai perahunya menepi, nelayan dan warga tak berani mengangkat jasad P ke daratan

    Jakarta (ANTARA) – Warga menemukan jasad pria berinisial P (29) dengan kondisi mengambang di belakang pompa bensin yang berada di Jalan Tuna, Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Jumat.

    “Jasad pria berinisial P pertama kali ditemukan oleh nelayan yang tengah mencari ikan sekitar pukul 09.42 WIB,” kata salah seorang saksi bernama Muhammad Ridho (19) di Jakarta, Jumat.

    Ia mengatakan saat pertama kali melihat mayat itu, nelayan yang sedang mencari ikan terkejut dan berteriak meminta pertolongan warga sekitar.

    Menurut dia nelayan itu langsung berteriak meminta pertolongan warga sekitar dan dirinya berusaha menarik mayat P dengan perahunya ke ujung daratan.

    Usai perahunya menepi, nelayan dan warga tak berani mengangkat jasad P ke daratan.

    “Kata Pak Polisi enggak boleh diangkat sama siapa-siapa. Harus tunggu tim evakuasi,” katanya.

    Saat ditemukan, mayat P sudah dalam kondisi kaku tapi kondisinya masih utuh.

    “Mayatnya sudah terbujur kaku dan masih utuh,” kata dia.

    Mayat tersebut sudah dievakuasi oleh pihak kepolisian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait penyebab kematian.

    Sebelumnya nelayan tersebut mengira mayat P adalah sampah yang mengambang dan ternyata saat didekati jasad seorang pria.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Profil 2 Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, Ada Cawagub Termuda

    Profil 2 Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, Ada Cawagub Termuda

    Bisnis.com, JAKARTA – KPU Provinsi Lampung telah menetapkan dua nama pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur dalam pilkada 2024.

    Pasangan calon itu yakni Arinal Zunaidi dan Sutono (nomor urut 1) diusung oleh partai PDIP melawan Mirhani Djausal dan Jihan Nurlaela (nomor urut 2) diusung oleh partai PAN, PSI, Demokrat, Nasdem, PKS, PKB, Buruh, Golkar dan Gerindra.

    1. Ir. ARINAL DJUNAIDI

    Dilansir dari Antara, Arinal Djunaidi adalah mantan Gubernur Lampung periode 2019-2024.

    Arinal lahir di Tanjungkarang, Lampung pada tanggal 17 Juni 1956. Ia berasal dari keluarga petani di Kabupaten Way Kanan. Ayahnya berasal dari Negara Batin dan ibunya berasal dari Negeri Besar.

    Arinal mengenyam pendidikan di SD Negeri 17 Kampung Sawah Bandar Lampung (1964–1970), SMP Negeri 2 Bandar Lampung (1970–1971), dan Sekolah Pertanian Menengah Atas Tanjung Karang (1971–1975, kini SMK PP Negeri Lampung).

    Arinal kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan berkuliah di Fakultas Pertanian Universitas Lampung (UNILA) dan meraih gelar Sarjana Pertanian pada tahun 1981.

    Pada tahun 2023 lalu, ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa bidang ilmu ekonomi dari Unila. Semasa berkuliah dan sesudah lulus, Arinal aktif mengikuti sejumlah organisasi.

    Dia tercatat menjadi pengurus Dewan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung (1978–1981), Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung (1978–1980), Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Lampung (1981–1982), Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Lampung (1982–1984), Komisaris Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia Lampung (1983–1985), Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Lampung dua periode sejak 1985 hingga 1991, dan Sekretaris Umum Persatuan Insinyur Indonesia Lampung dua periode sejak 1995 hingga 2002.

    Arinal memulai kariernya di bidang birokrasi pada tahun 1986 sebagai Kepala Seksi Penyuluhan di Dinas Pertanian Kotamadya Bandar Lampung.

    Empat tahun berselang, ia mendapat promosi menjadi Kepala Seksi Penyuluhan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung.

    Pada tahun 1994, dia dipindahkan menjadi Kepala Seksi Pengembangan Agribisnis di dinas yang sama.

    Lalu, di tahun 1999, Arinal diangkat sebagai Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Metro.

    Tiga tahun kemudian, nama instansi tersebut berubah menjadi Dinas Pertanian. Pada tahun 2005, ia mendapatkan promosi menjadi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.

    Antara 2010 hingga 2014, ia berpindah-pindah jabatan setiap tahunnya di Sekretariat Daerah Provinsi Lampung, mulai dari Asisten Pembangunan (2010), Asisten Kesejahteraan (2011), Asisten Pemerintahan (2012), hingga kembali menjadi Asisten Kesejahteraan pada tahun 2013.

    Pada 17 Juli 2014, dia diangkat menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Lampung oleh Gubernur Muhammad Ridho Ficardo.

    Arinal kemudian pensiun sebagai pegawai negeri sipil dan sekretaris daerah pada 30 Juni 2016. Setelah pensiun, ia menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya (Golkar) pada 2017.