Tag: Muhammad Iqbal

  • Video: Kursi Menteri BUMN Kosong, Peran Danantara Jadi Sorotan

    Video: Kursi Menteri BUMN Kosong, Peran Danantara Jadi Sorotan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kekosongan posisi Menteri BUMN memunculkan berbagai spekulasi politik. Sejumlah nama mulai mencuat untuk mengisi kekosongan tersebut.

    Jika menteri definitif ditunjuk, hampir pasti akan ada pelantikan ulang, Di sisi lain, peran Kementerian BUMN juga ikut diperdebatkan. Dengan keberadaan Danantara yang kini mengelola mayoritas aset perusahaan pelat merah, muncul pertanyaan apakah kementerian tetap memiliki fungsi strategis atau hanya sebatas koordinasi?

    Selengkapnya saksikan dialog Shafinaz Nachiar bersama Managing Editor CNBC Indonesia Ayyi Achmad Hidayah dan Muhammad Iqbal di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (18/09/2025).

  • Akademisi Universitas Jember: Narasi Pembubaran DPR adalah Sesat dan Menyesatkan

    Akademisi Universitas Jember: Narasi Pembubaran DPR adalah Sesat dan Menyesatkan

    Jember (beritajatim.com) – Narasi pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mengemuka di sejumlah aksi unjuk rasa akhir-akhir ini sesungguhnya mematikan demokrasi. Lembaga parlemen tetap diperlukan dalam sistem demokratis.

    “Narasi itu sebetulnya dalam sudut pandang konstitusi negara hukum maupun komunikasi politik adalah sebuah narasi yang sesat dan menyesatkan,” kata Muhammad Iqbal, doktor ilmu komunikasi politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (6/9/2025).

    Presiden Soekarno pernah membubarkan konstituante saat berkuasa melalui dekrit 5 Juli 1959. “Dampaknya sistem demokrasi kita jatuh ke dalam jurang otokrasi, yakni sistem otoritarian yang dipimpin oleh pemimpin sentralistik dan diktator,” kata Iqbal.

    Undang-Undang Dasar melindungi trias politika. “Dalam pasal 7C, bahkan presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Konstitusi hasil amandemen belajar dari pembubaran konstituante melalui mekanisme dekrit presiden,” kata Iqbal.

    Iqbal menyadari, sistem demokrasi memiliki kelemahan dan kendala.”Namun dengan berbagai macam kelemahan dan kendalanya, demokrasi masih pilihan yang terbaik sebagai jalan tengah, di antara sistem tirani di satu pihak dan sistem anarki di lain pihak,” katanya.

    Anarkisme, menurut Iqbal, tidak memiliki aturan sama sekali. “Sedangkan tirani adalah sebuah sistem yang bajunya bisa seolah-olah demokrasi, tetapi dijalankan dengan sistem otokrasi, dengan otoritarian dan sangat diktator,” katanya.

    Iqbal melihat kelompok pemuja anarkisme dan pemuja tirani tengah berupaya mengambil kesempatan dan memiliki agenda terselubung untuk menunggangi aksi unjuk rasa mahasiswa.

    Bubarnya parlemen hanya akan memunculkan pemerintahan yang otoriter. “Jadi jangan sampai masyarakat sipil, gerakan mahasiswa, dan kelompok-kelompok rakyat terprovokasi atau termakan oleh jebakan kelompok-kelompok yang sejatinya bukan pecinta demokrasi, tetapi pemuja anarki atau pemuja tirani,” kata Iqbal.

    Iqbal percaya unjuk rasa demonstrasi dan kritik yang disampaikan masyarakat sipil masih murni. “Hanya kemampuan berkonsolidasi dan menjaga soliditas yang berbeda di setiap zaman,” katanya.

    Kendati menolak narasi pembubaran DPR, Iqbal setuju untuk mengevaluasi total parlemen. “Sudah seharusnya partai politik sebagai institusi demokrasi yang menempatkan orang-orangnya di parlemen harus mereformasi diri,” katanya. Hal ini harus menjadi komitmen bersama.

    Iqbal juga meminta evaluasi total oleh Presiden Prabowo terhadap semua struktur dan sistem institusional yang menciptakan jurang ketimpangan sosial, ketimpangan ekonomi, dan ketidakadilan akibat tidak tegaknya supremasi hukum. “Kalau itu tidak dilakukan, saya kira Presiden bukan lagi menjadi harapan untuk memecahkan krisis, tapi justru menjadi bagian dari krisis kepercayaan,” katanya. [wir]

  • Pengamat Unej paparkan solusi atasi krisis kepercayaan rakyat

    Pengamat Unej paparkan solusi atasi krisis kepercayaan rakyat

    “Mengembalikan kepercayaan publik terhadap parlemen bisa dilakukan melalui pelaksanaan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan secara maksimal karena selama ini terkesan tumpul,”

    Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Pengamat politik Universitas Jember (Unej) Dr Muhammad Iqbal memaparkan beberapa solusi untuk mengatasi krisis kepercayaan masyarakat terhadap DPR, pemerintah dan aparat kepolisian terkait dengan gejolak masyarakat yang berujung pada anarkis dan penjarahan beberapa waktu lalu.

    “Mengembalikan kepercayaan publik terhadap parlemen bisa dilakukan melalui pelaksanaan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan secara maksimal karena selama ini terkesan tumpul,” katanya di Jember, Rabu.

    Dalam hal legislasi, lanjut dia, sudah seharusnya seluruh produk undang-undang yang memang berpihak kepada kepentingan publik harus segera disahkan karena masyarakat butuh keadilan, supremasi hukum, dan kepastian pemberantasan korupsi hingga akarnya, sehingga RUU Perampasan Aset harus segera disahkan.

    “Parlemen dan pemerintah harus memastikan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menjamin kebebasan berekspresi dan melakukan kritik, sehingga tidak boleh lagi ada pasal yang menyudutkan, mendiskriminasi, dan mengkriminalisasi rakyat,” ucap pakar komunikasi politik itu.

    Ia menjelaskan partai politik harus melakukan reformasi total terhadap anggotanya yang duduk di parlemen karena dengan hanya pemecatan terhadap Ahmad Sahroni, Eko Patrio dan Uya Kuya belum cukup untuk mengembalikan krisis kepercayaan masyarakat.

    “Terkait defisit krisis kepercayaan rakyat, Presiden Prabowo harus memastikan dan menjamin semua aksi unjuk rasa atau demonstrasi masyarakat, bebas dari kekerasan aparat yang represif,” katanya.

    Jangan sampai atas nama mengatasi anarkisme, semua aksi massa dipukul rata dengan kekerasan represif karena sudah saatnya profesionalitas aparat keamanan mulai dari intelijen sampai petugas di lapangan bekerja demi melindungi dan menjamin kebebasan berekspresi rakyat tanpa represif.

    “Celah dan gerak kelompok provokator sudah seharusnya secara profesional mampu dideteksi secara canggih dan tidak merugikan aksi massa yang murni menuntut keadilan dan supremasi hukum,” ujarnya.

    Ia berharap Presiden Prabowo dapat merekalibrasi tujuan kemerdekaan dan agenda reformasi total yang dinilai sudah melenceng dari arah haluan bernegara dan reformasi.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini Resep Mengembalikan Kepercayaan Publik kepada DPR dan Pemerintah

    Ini Resep Mengembalikan Kepercayaan Publik kepada DPR dan Pemerintah

    Jember (beritajatim.com) – Kepercayaan publik kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tengah anjlok. Namun ada resep untuk mengembalikan kepercayaan tersebut.

    “Situasi krisis seperti sekarang adalah akumulasi dari krisis kepercayaan akibat seluruh kebijakan pemerintah yang ternyata lebih banyak menjadi beban,” kata Muhammad Iqbal, doktor ilmu komunikasi ;politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (2/9/2025).

    “Ditambah tingkah polah wakil rakyat yang flexing atau pamer kemewahan dan ditampilkan dengan sangat arogan. Ketika dikritik justru malah makin menghina, makin menista, dan malah menantang akumulasi kemarahan dan kemuakan ini. Sehingga situasi-situasi yang penuh kekacauan tak terhindarkan lagi,” kata Iqbal.

    Partai Nasional Demokrat dan Partai Amanat Nasional memutuskan untuk menonaktifkan legislator masing-masing yang dianggap bermasalah oleh masyarakat, antara lain Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya.

    “Bahasa lugasnya adalah memecat sebetulnya. Itu bagus dan itu sudah satu bentuk keteladanan, sikap politik yang sudah seharusnya. Namun dari kacamata rakyat ini tidak cukup, karena dianggap sebagai sebuah gimick dalam jangka waktu yang sangat sementara dan instan,” kata Iqbal.

    Mengembalikan kepercayaan publik terhadap parlemen, menurut Iqbal, justru bisa dilakukan melalui pelaksanaan fungsi legislasi, penganggaran, dan pengawasan.

    “Dalam hal legislasi, sudah seharusnya seluruh produk undang-undang yang memang pro kepentingan publik disegerakan. Publik butuh keadilan, publik butuh supremasi hukum, publik butuh kepastian bahwa pemberantasan korupsi itu sudah harus sampai ke akarnya. Maka RUU Perampasan Aset harus segera disahkan,” kata Iqbal.

    Muhammad Balya Firjaun Barlaman, Wakil Bupati Jember 2021-2025 dan pengasuh Pondok Pesantren As-Siddiqi Putra, juga berpendapat, proses pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset harus dimulai. “Walaupun belum bisa langsung sempurna, tetapi sudah ada niatan dan semangat untuk menegakkan hukum,” katanya.

    “Hukum itu buta. Tidak melihat siapa-siapa, karena itu kan simbolnya mata ditutup. Tidak tahu siapa yang salah pokoknya hukum tetap harus tegak. Saya kira semua orang menerima konsep ini,” kata Firjaun.

    Selain itu, lanjut Iqbal, parlemen dan pemerintah harus memastikan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menjamin kebebasan berekspresi dan melakukan kritik. “Tidak boleh lagi ada pasal yang menyudutkan, mendiskriminasi, dan mengkriminalisasi rakyat,” katanya.

    Menurut Iqbal, resep berikutnya adalah memastikan alokasi 20 persen anggaran pendidikan dilaksanakan dengan konsisten dan benar.

    “Transparansi dan akuntabilitas roda pembangunan pemerintahan Prabowo harus dikawal, seperti berbagai macam kebijakan yang menentang atau membelokkan prinsip desentralisasi. Misalnya soal pengurangan dana transfer ke daerah yang membuat pemerintah daerah kelimpungan dan babak belur,” kata Iqbal.

    Iqbal mengingatkan, kemarahan rakyat saat ini juga tak lepas dari kondisi daerah masing-masing. “Jalan rusak, sekolah ambruk, jembatan ambrol, lalu tidak ada lagi dana infrastruktur atas nama politik pemangkasan anggaran atau efisiensi di pusat. Parlemennya diam dan malah ditampilkan ‘joget-joget dan arogan’,” katanya.

    Seharusnya, kata Iqbal, seluruh proses penganggaran harus dilakukan secara partisipatif, deliberatif, dan melalui tanggap saran publik. “Selama ini nyaris menara gading untuk bisa disentuh oleh kelompok-kelompok masyarakat, kelompok-kelompok akademisi, para ahli, sehingga semuanya tidak dipertimbangkan,” katanya.

    Sementara itu untuk pemerintah, Iqbal menyarankan, dilakukannya rekalibrasi tujuan kemerdekaan dan agenda reformasi total. “Apa reformasi total yang dimaksud? Yang pertama tentu adalah dwifungsi militer harus dicabut. Yang terjadi hari ini justru multifungsi dan bahkan cenderung mengarah kepada timokrasi,” katanya.

    Agenda kedua, kata Iqbal, adalah pemberian otonomi daerah atau desentralisasi yang seluas-luasnya. “Yang terjadi sekarang malah sentralisasi, terutama sejak 1 Januari 2025 saat ada pemangkasan anggaran,” kata Iqbal.

    Iqbal melihat pemerintah pusat dengan tenang mengurangi porsi desentralisasi karena tidak ada protes dari kepala-kepala daerah. “Dianggap kepala daerah tunduk, kepala daerah enggak protes, berarti bisa dilanjutkan,” katanya.

    “Normalisasi pelanggaran prinsip-prinsip konstitusi dan agenda reformasi ini sangat tidak bagus. Rakyat saya kira sudah sangat cerdas untuk mengetahui hal ini. Sama sekali keliru total kalau ada pihak-pihak yang mengatakan amarah, amuk frustrasi sosial ini ada yang menunggangi, ada yang mendalangi,” kata Iqbal.

    “Rakyat sudah sangat tahu bahwa ini semua akibat kebijakan pemerintah pusat sendiri. Jangan mengamputasi prinsip-prinsip keotonomian daerah, kembalikan ke arah agenda reformasi total,” kata Iqbal.

    Langkah jangka pendek yang harus dilakukan Presiden Prabowo Subianto, menurut Iqbal, adalah memberhentikan Kepala Kepolisian RI Sigit Lisyto Prabowo dan Penglima TNI Agus Subiyanto, serta mendukung Undang-Undang Perampasan Aset.

    “Kalau tiga itu dilakukan, rakyat saya kira akan bisa ditenangkan, dalam kapasitas untuk menginginkan kepemimpinan yang bisa dipercaya. Kalau itu tidak dilakukan, saya yakin rakyat masih susah untuk percaya,” kata Iqbal. [wir]

  • Video: Unjuk Rasa Berujung Ricuh,Fasilitas Umum Jadi Korban Amuk Massa

    Video: Unjuk Rasa Berujung Ricuh,Fasilitas Umum Jadi Korban Amuk Massa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Unjuk rasa yang berlangsung ricuh pada pekan lalu, menyisakan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum yang turut menjadi sasaran amuk massa.

    Simak Liputan Jurnalis CNBC Indonesia Crysania Suhartanto dan Juru Kamera Muhammad Iqbal selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Senin 01/09/2025) berikut ini.

  • Kondisi rumah Menkeu Sri Mulyani

    Kondisi rumah Menkeu Sri Mulyani

    Minggu, 31 Agustus 2025 13:27 WIB

    Personel TNI berjaga di rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berantakan usai didatangi massa tidak dikenal di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (31/8/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz

    Personel TNI berjaga di rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berantakan usai didatangi massa tidak dikenal di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (31/8/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz

    Pekerja mengumpulkan barang yang dikeluarkan dari rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani oleh massa tidak dikenal di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (31/8/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video: Sesar Aktif Mengintai, Ekonomi dan Masyarakat Harus Siap

    Video: Sesar Aktif Mengintai, Ekonomi dan Masyarakat Harus Siap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Publik digemparkan dengan gempa bumi yang mengguncang Bekasi dan terasa di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Depok, Cikarang serta Purwakarta. Redaksi CNBC Indonesia menyoroti soal kesiapan masyarakat hingga sistem peringatan dalam menghadapi gempa yang sering terjadi.

    Selengkapnya saksikan dialog Andi Shalini bersama Managing Editor CNBC Indonesia Suhendra dan Muhammad Iqbal di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (21/08/2025).

  • Komplek Parlemen Senayan dipercantik jelang Sidang Tahunan

    Komplek Parlemen Senayan dipercantik jelang Sidang Tahunan

    Minggu, 3 Agustus 2025 16:02 WIB

    Pekerja mengecat ulang fasilitas di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (3/7/2025). Jelang sidang tahunan MPR, Sidang Bersama DPR dan DPR RI, sejumlah fasilitas yang ada di Gedung DPR/MPR RI mulai dipercantik. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/bar

    Pekerja mengecat ulang fasilitas di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (3/7/2025). Jelang sidang tahunan MPR, Sidang Bersama DPR dan DPR RI, sejumlah fasilitas yang ada di Gedung DPR/MPR RI mulai dipercantik. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/bar

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kunjungi Desa Sade, Gibran Borong Kain Tenun Buatan Warga
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Agustus 2025

    Kunjungi Desa Sade, Gibran Borong Kain Tenun Buatan Warga Nasional 2 Agustus 2025

    Kunjungi Desa Sade, Gibran Borong Kain Tenun Buatan Warga
    Tim Redaksi
    LOMBOK, KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia,
    Gibran Rakabuming Raka
    , mengunjungi desa adat
    Suku Sasak
    di
    Dusun Sade
    , Rembitan, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (2/8/2025).
    Dalam kunjungannya ini, ia didampingi Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal dan langsung berkeliling untuk melihat produk hasil kerajinan tangan warga setempat.
    Tampak warga menjual hasil kerajinannya di depan rumah mereka. Hampir setiap rumah menjual beragam kerajinan yang mayoritasnya adalah
    kain tenun
    .
    Tak cuma berkeliling kawasan Dusun Sade, Gibran juga memborong sejumlah produk kerajinan, mulai dari kain batik khas NTB, kain tenun, gelang kain, gelang akar, serta gelang batu.
    Sembari melihat hasil kerajinan tangan warga, ia juga berbincang dengan penjual.
    Saat sedang melihat toko kerajinan aksesori, terdengar Gibran bertanya kepada seorang perempuan yang merupakan penjualnya.
    “Jual aksesori apa saja, Bu?” tanya Gibran. “Ini ada gelang, kalung, sama ikat rambut,” kata ibu tersebut.
    Gibran juga bertanya kepada ibu tersebut soal banyaknya turis yang berkunjung.
    “Banyak yang beli, Bu, kalau turis-turis ke sini,” tanya Gibran lagi.
    “Banyak, Pak, turis bule juga banyak,” katanya.
    Adapun Dusun Sade adalah kawasan budaya otentik Suku Sasak yang rumah warganya masih terbuat dari bahan alami seperti tanah liat, bambu, dan atap ilalang.
    Desa ini juga menjual produk kain tenun dan beragam atribut alami lainnya.
    Usai memborong
    UMKM
    di Dusun Sade, Gibran juga disambut dengan penampilan tradisi Parasean atau pertarungan adat antara dua pria dengan menggunakan rotan yang berbentuk pedang dan perisai.
    Selain itu, Gibran juga diajak mengunjungi Pohon Cinta, salah satu titik wisata ikonik yang menjadi bagian dari paket wisata edukatif bagi para pengunjung.
    Melalui kunjungan ini, Gibran menegaskan komitmennya untuk terus menyerap aspirasi masyarakat serta memperkuat sektor pariwisata berbasis budaya dan pemberdayaan UMKM.
    Ia berharap, sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal dapat mewujudkan pemerataan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Gibran Diajak Foto Turis Asal Prancis di Desa Sade NTB
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Agustus 2025

    Momen Gibran Diajak Foto Turis Asal Prancis di Desa Sade NTB Nasional 2 Agustus 2025

    Momen Gibran Diajak Foto Turis Asal Prancis di Desa Sade NTB
    Tim Redaksi
    LOMBOK, KOMPAS.com
    – Momen unik terjadi saat Wakil Presiden RI
    Gibran Rakabuming Raka
    diminta berfoto bersama oleh
    turis mancanegara
    saat berkunjung ke
    Desa Sade
    , Rembitan, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (2/8/2025).
    Saat meninjau hasil kerajinan warga Desa Adat Suku Sasak, Gibran bertemu dengan pasangan turis asal Prancis, Philippe dan Elizabeth Tretiack.
    Gibran dan Philippe sempat terlihat mengobrol bersama dengan menggunakan bahasa Inggris.
    Percakapan mereka tak begitu terdengar jelas, namun Gibran berpesan agar
    turis asing
    itu menikmati waktunya di Indonesia.
    Sebelum mereka berpisah, Philippe terlihat meminta waktu untuk berfoto bersama Gibran. “Can I take a picture with you (Bolehkah aku mengambil gambar bersama Anda)?” tuturnya.
    Gibran mengiyakan ajakan itu. Kemudian, Philippe terlihat mengeluarkan ponselnya.
    Akan tetapi, Elizabeth lebih dahulu mengeluarkan ponsel dari tasnya untuk berfoto.
    Staf dari Gibran pun membantu mengambil gambar. Lalu, Elizabeth langsung berpose di samping Philippe. Mereka pun berfoto bersama dan bersalaman sebelum akhirnya berpisah.
    Sebagai informasi, Desa Sade telah dikenal sebagai desa wisata sejak 1982, dan diakui secara resmi oleh Kementerian Pariwisata pada tahun 1993.
    Berdasarkan informasi yang diterimanya, jumlah wisatawan meningkat pesat saat musim liburan, dengan didominasi oleh turis mancanegara asal Spanyol, Italia, Belanda, dan Prancis.
    Adapun dalam kunjungannya ke Desa Sade, ia didampingi Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal.
    Gibran juga membeli sejumlah produk UMKM, di antaranya kain tenun, songket, hingga sejumlah aksesori yang terbuat dari hasil kerajinan warga setempat.
    Eks Wali Kota Solo ini pun menyempatkan diri menyapa para perajin tenun yang sedang memintal benang kapas menjadi kain-kain tradisional khas, seperti songke, ragi genap, dan tampu kemalu.
    Karya-karya ini menjadi andalan masyarakat Sade dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
    Melalui kunjungan ini, Wapres menegaskan komitmennya untuk terus menyerap aspirasi masyarakat serta memperkuat sektor
    pariwisata berbasis budaya
    dan pemberdayaan UMKM.
    Ia berharap sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal dapat mewujudkan pemerataan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.