Tag: Muhammad Farhan

  • Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Menang di TPS Tempat Ridwan Kamil Nyoblos 

    Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan Menang di TPS Tempat Ridwan Kamil Nyoblos 

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG – Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan menang di tempat pemungutan suara (TPS) 23, Kelurahan Ciumbuleuit, Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat tempat Ridwan Kamil nyoblos bersama sang istri.

    Dari total 353 suara sah, pasangan nomor urut 4 ini meraup 188 suara, disusul pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang mendapat 141 suara.

    Sedangkan pasangan Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwitarina dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja kompak mendapat 12 suara.

    Kemudian untuk Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Bandung, pasangan nomor urut 2 Heru Suandharu-Ridwan Dhani Wirianata memang tipis dengan 156 suara.

    Sementara pasangan Muhammad Farhan-Erwin di posisi dengan raihan 154 suara.

    Untuk pasangan nomor urut 1 Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya medapat 11 suara dan pasangan Arfi Rafdialdi-Yeni Iskandar Masoem meraih 26 suara.

    Sebagai informasi tambahan di TPS 23 ini jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 587.

    Namun yang hari ini datang ke TPS dan menggunakan hak polihnya hanya sebanyak 359 orang.

    Dari jumlah itu, surat suara sah 353 dan 6 lainnya tidak sah.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Survei Polsight, Haru Dhani Ungguli Farhan Erwin

    Survei Polsight, Haru Dhani Ungguli Farhan Erwin

    JABAR EKSPRES – Elektabilitas Pasangan Calon (Paslon) Haru Suandharu – R. Dhani Wirianata berhasil mengungguli Paslon Muhammad Farhan – Erwin. Itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Polsight.

    Dalam survei yang dilakukan 17 – 21 November 2024 itu, Paslon Pilwalkot Bandung Nomor urut 2 Haru Dhani mendapat suara 36,58 persen. Perolehan itu menempatkan Haru – Dhani di posisi teratas.

    Sementara pasangan Farhan – Erwin berada di urutan kedua dengan jarak yang cukup tipis. Mereka dapat suara 34,08 persen.

    BACA JUGA: Ekosistem Pembiayaan Peternak Domba yang Diinisiasi OJK Mulai Menunjukkan Hasil

    Di urutan berikutnya adalah paslon Arfi Rafnialdi -Yena Iskandar Ma’soem dengan 12,33 persen. Lalu berikutnya Dandan Riza Wardana -Arif Wijaya dengan 9,50 persen.

    Analis Politik sekaligus Direktur Riset Polsight, Kiki Pratama menuturkan, Sampel dalam survei itu diperoleh melalui metode riset Stratified-Systematic Random Sampling dengan jumlah Sampel 1.200 orang.

    “Sebarannya di semua kecamatan dan kelurahan Kota Bandung,” jelasnya.

    BACA JUGA: Sentra Abiyoso Salurkan Bantuan Untuk 467 Jiwa Korban Banjir Bojong Soang

    Kiki melanjutkan, Margin of Error dalam survei ini ± 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dalam survei tersebut responden disodorkan spesimen surat suara Pilkada Kota Bandung lalu ditanya seandainya pemilihan Walikota Bandung diadakan hari ini pasangan mana yang akan responden pilih. Artinya simulasi dibuat semirip mungkin dengan surat suara nantinya.

    Kiki menambahkan, dalam hal alasan memilih pasangan calon Walikota Bandung, tertinggi adalah karena merasa yakin bahwa pasangan yang mereka pilih tersebut akan mampu menyelesaikan masalah di Kota Bandung.

    “Angkanya 26,31 persen. Jadi masyarakat yakin betul bahwa pasangan yang mereka pilih akan membawa Kota Bandung ke arah yang lebih baik” tutupnya.(son)

  • Farhan Ingin Seni dan Budaya di Kota Bandung Harus Dapat Perhatian Serius!

    Farhan Ingin Seni dan Budaya di Kota Bandung Harus Dapat Perhatian Serius!

    JABAREKSPRES – Keberadaan seni dan budaya di akan menjadi perhatian bagi pasangan Wali Kota Bandung nomer urut 3 Muhammad Farhan – Erwin.

    Menurutnya seni dan budaya harus dijaga kelestariannya. Pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mengembangkan kemajuan seni dan budaya.

    Di Kota Bandung sendiri banyak para pelaku seni dan budaya yang harus diperhatikan. Jika nanti terpilih menjadi Wali Kota, Farhan berjanji akan hadir.

    ‘’Jadi pengembangan kebudayaan dan menyertakan pemanfaatan serta pembinaannya kepada komunitas,” kata Farhan dalam debat kedua Pilwalkot Bandung 2024, Selasa (19/11/2024).

    Dalam aturan tersebut, menurutnya terdapat 10 objek pemajuan kebudayaan yang di dalamnya terdapat 17 sub sektor ekonomi kreatif.

    Farhan mencontohkan salah satu bentuk apresiasinya adalah Bandung Music Council yang sudah dengan baik dalam mengamanatkan aturan tersebut.

    “Untuk itulah maka izinkan kami memberikan apresiasi ke Bandung Music Council yang telah memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para musisi di Kota Bandung. Jadi kesejahteraannya sangat mendasar,” katanya.

    Dari situlah, Farhan pun terpacu untuk lebih memberikan perlindungan di sektor kebudayaan demi kemajuan dan kesejahteraan para pelakunya.

    Salah satunya adalah memberikan perlindungan dengan membantu untuk mendapatkan HAKI. Sedangkan untuk pengembangannya ada yang namanya warisan budaya tak benda.

    Kota Bandung, menurutnya memiliki puluhan warisan budaya tak benda yang harus dilindungi. Salah satunya adalah ulin barong sekeloa yang berada di kawasan Sekeloa.

    “Itu bagus pisan (sangat bagus) dan ini harus dilakukan pemerintah daerah sebagai bentuk perlindungan,” katanya.

    Dengan adanya perlindungan ini, keberadaan budaya tak benda akan menjadi identitas dan warisan budaya agar selalu dilestarikan.

    “Sebetulnya hal itu menjadi sebuah upaya kita untuk menjadikan para pelaku seni budaya terekspos karyanya, dihargai, dan menimbulkan kesejahteraan,” katanya.

    Selain itu, untuk menghargai kebudayaan lokal dan pelakunya, menurut Farhan diperlukan sarana pertunjukkan yang bisa digunakan pegiat sektor tersebut.

    Kota Bandung butuh wadah atau tempat-tempat pagelaran seni dan budaya yang representatif dan memiliki fasilitas yang memadai.

    “Maka saatnya isi semua tempat pertunjukkan ini oleh para seniman dan budayawan Bandung, sehingga semuanya sejahtera dan bahagia,” pungkas Farhan. (yan).

  • Erwin Sebut Kata "Paeh" Dalam Debat Pilkada Kota Bandung, Farhan Kecewa ke Pendukung Paslon Lain
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        20 November 2024

    Erwin Sebut Kata "Paeh" Dalam Debat Pilkada Kota Bandung, Farhan Kecewa ke Pendukung Paslon Lain Bandung 20 November 2024

    Erwin Sebut Kata “Paeh” Dalam Debat Pilkada Kota Bandung, Farhan Kecewa ke Pendukung Paslon Lain
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Calon Wali Kota Bandung nomor urut 3, Muhammad Farhan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap jalannya debat terakhir calon wali kota dan wakil wali kota Bandung 2024 yang berlangsung di Grand Ballroom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, pada Selasa (19/11/2024).
    Kekecewaan Farhan berawal dari teriakan pendukung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bandung lainnya yang meneriakkan kata ‘paeh’ saat calon wakil wali kota Bandung, Erwin, menyampaikan program Universal Health Coverage (UHC) Kota Bandung.
    Farhan menilai, insiden tersebut menunjukkan kurangnya ketegasan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung dalam menegakkan aturan debat.
    “Ya, saya rasa KPU dan Bawaslu akan cukup bijak menyikapi hal itu, karena sesuai dengan ketentuan yang dibacakan dari awal dan juga disampaikan secara tertulis, bahwa pada saat menyampaikan visi dan misi, pendukung paslon, mau paslon mana pun, tidak boleh berteriak atau menyampaikan sesuatu (ketika paslon lain menyampaikan gagasan),” ungkap Farhan pada Selasa malam.
    Farhan juga mengakui bahwa Erwin, sebagai pasangannya, terprovokasi dan mengikuti teriakan dari pendukung calon lain.
    Hal ini membuat Farhan merasa perlu untuk memberikan komentar saat waktu penjelasan Erwin masih tersisa banyak.
    “Sebenarnya tidak saya perbaiki, saya menjelaskan,” jelasnya.
    Farhan berharap
    KPU Kota Bandung
    dapat bersikap adil kepada setiap pasangan calon wali kota dan wakil wali kota dalam Pilkada mendatang.
    “Sudah klir ya, kita lihat saja nantilah bagaimana penegakan peraturan tersebut,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Farhan Ingin Tingkatkan Kesehatan Mental Remaja Kota Bandung Lewat Peran Guru BP dengan Didamping Psikolog

    Farhan Ingin Tingkatkan Kesehatan Mental Remaja Kota Bandung Lewat Peran Guru BP dengan Didamping Psikolog

    JABAREKSPRES – Untuk mengatasi kesehatan mental pada kalangan remaja, Calon Wali Kota Bandung Muhammad Farhan akan memberikan peran lebih luas terhadap keberadaan guru BP di Sekolah.

    Menurutnya, peran guru BP di sekolah memberikan peranan sangat penting untuk mengetahui psikologis anak remaja untuk menanggulangi kesehatan mental.

    ‘’Ini harus dilakukan mengingat cukup tingginya jumlah remaja yang terindikasi mengalami gangguan tersebut.’’ Kata Farhan dalam acara debat terakhir antar calon Wali Kota Bandung yang diselenggarakan oleh KPU, Rabu, (19/11/2024)

    Farham menilai, satu dari empat remaja di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. Maka untuk mengatasi gangguan kesehatan mental ini mari mulai dari sekolah.

    Jika terpilih menjadi wali kota, Farhan akan kembali mendorong fungsi guru BP di Sekolah dengan didukung oleh para psikolog

    “InsyaAlloh kami akan mengirimkan psikolog ke setiap sekolah, mendampingi guru BP, untuk assessment ke muridnya,” kata dia.

    Dengan begitu, murid yang mengalami gangguan kesehatan mental akan diidentifikasi sehingga bisa diketahui dengan baik cara penanganannya.

    “Murid yang curhat, akan diketahui penanganannya. Apakah cukup konseling ke psikolog, atau harus pengobatan ke psikiater,” katanya.

    Dengan begitu, peran guru BP akan strategis dalam penanganan kesehatan mental di kalangan remaja. Sebab, guru BP akan memiliki pendekatan yang bisa diterima anak,” katanya.

    Selain itu, peran orang tua murid juga akan dapat perhatian khusu untuk melakukan peran pembinaan pada anak. Hal ini dilakukan karena kesehatan mental remaja karena memiliki latar belakang masalah dalam keluarga.

    Peran sekolah dalam melakukan pendekatan kepada siswa dan orang tua ini sangat penting agar mengetahui akan permasalahan yang terjadi.

    Untuk itu, peran guru BP dengan pendampingan dari psikolog akan diberikan porsi khusus dalam tata kelola sistem pendidikan di Kota Bandung.

    Farhan juga ingin mengajak kalangan anak-anak dan remaja untuk kembali mengenai permainan tradisional. Cara ini menjadi metode paling ampuh untuk mengatasi kesehatan mental dikalangan remaja.

    “Daripada main hp, game online, mending diajak main kaulinan baheula,” katanya.

    Farhan menambahkan, kesehatan mental akan menyebabkan kehilangan potensi kreatif yang pada akhirnya tidak bisa memberikan kebahagiaan.

  • Farhan ingin Pertumbuhan Ekonomi di Kota Bandung Dirasakan Semua Kalangan

    Farhan ingin Pertumbuhan Ekonomi di Kota Bandung Dirasakan Semua Kalangan

    JABAREKSPRES  – Pasangan Calon Wali Kota Bandung Nomer Urut 3 Muhammad Farhan – Erwin tampil All out dalam sesi debat kedua yang diselanggarakan oleh KPU pada Selasa, (19/11/2024)

    Farhan – Erwin dalam menjawab petanyaan tampil lugas dengan memberikan jawaban yang tepat mengani sasaran dan mendasar.

    Salah satu pertanyaan tersebut mengenai konsep dalam peningkatan pertumbuhan ekonmi. Menurut Farhan dalam pertumbuhan ekonomi harus memiliki konsep berkeadilan.

    Menurut Farhan, Keadilan yang terwujud harus mampu memperhatikan kelompok rentan agar diberdayakan. Sebab selama ini kelompok rentan masih termarginalkan dan kurang mendapat perhatian.

    Keadilan itu harus terwujud dengan memerhatikan kelompok rentan yang juga harus diberdayakan yang diperuntukan bagi kelompok lansia, perempuan, disabilitas, dan anak-anak.

    “Pembangunan harus tumbuh berkeadilan. Inklusivitas kuncinya,” ujar Farhan dalam acara debat terbuka yang dilaksanakan KPU Kota Bandung, Selesa, (19/11/2024).

    Dia mengatakan,  kelompok tersebut harus mendapatkan layanan kesejahteraan sosial, kesehatan dan pendidikan yang memiliki kualitas.

    Menurutnya ruang ini harus dibelikan kepada kelompok rentan agar seluruh warga dapat merasakan pembangunan di Kota Bandung.

    “Kami ingin Bandung menjadi kota yang memberikan ruang bagi semua pihak, tidak boleh ada yang tertinggal,” katanya.

    Farhan juga  ingin mengembalikan Bandung sebagai kota kreatif. Salah satunya dengan merevitalisasi keberadaan Bandung Creative Hub.

    Gedung tersebut nantinya harus menjadi tempat riungan bisnis kreatif (RBK) bagi para generasi muda yang memiliki kretivitas.

    Generasi muda yang ada di Kota Bandung harus diberikan ruang untuk menumbuhkan ide-ide kreatif dan gagasannya. Untuk itu pemerintah akan selalu hadir didalamnya.

    Nantinya, RBK ini akan menjadi inkubator bisnis bagi setiap pelaku ekonomi kreatif yang ada di masyarakat dengan diberikan berbagai pelatihan.

    “Selama 3 bulan mereka akan mendapatkan pelatihan bisnis, manajemen keuangan untuk mematangkan bisnisnya, agar bisa bertemu dengan venture capital kelas dunia,” katanya.

    Pelatihan ini akan diberikan secera intensif agar industri kreatif Bandung terakselerasi sehingga bisa menghasilkan produk yang berkelas internasional.

    “Ini semuanya dalam rangka meningkatkan perekonomian Kota Bandung,” kata Farhan. (yan).

    Wali Kota Bandung, Debat Terbuka, Kota Bandung, Farhan, Erwin,

  • Kampanye di Lapangan Tegalega, Pasangan Farhan-Erwin Bawa Eskavator
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 November 2024

    Kampanye di Lapangan Tegalega, Pasangan Farhan-Erwin Bawa Eskavator Bandung 16 November 2024

    Kampanye di Lapangan Tegalega, Pasangan Farhan-Erwin Bawa Eskavator
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com –
    Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota
    Bandung
    nomor urut 3, Muhammad Farhan-Erwin, menggelar
    kampanye
    rapat umum di Lapangan
    Tegalega
    , Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/11/2024).
    Calon wali kota Muhammad Farhan mengungkapkan kenangan masa kecilnya di Tegalega. Ia menilai kondisi lapangan tersebut kini membutuhkan perbaikan signifikan.
    “Saya menghabiskan masa kecil di Tegalega. SD dan SMP saya juga di sini. Saya sadar Tegalega sekarang harus kembali menjadi episentrum pertumbuhan dan peradaban Kota Bandung,” ujar Farhan.
    Farhan berkomitmen, jika terpilih dalam Pilkada Kota Bandung 2024, ia akan memprioritaskan renovasi dan revitalisasi Lapangan Tegalega menjadi pusat kegiatan masyarakat.
    Sebagai simbol komitmen itu,
    Farhan-Erwin
    menghadirkan alat berat jenis ekskavator saat kampanye.
    “Ini simbol komitmen kami. Alat berat ini menjadi simbol membangun kembali Tegalega bersama-sama,” jelasnya.
    Farhan juga berjanji memberantas pungutan liar (pungli) di Tegalega dan tempat lain di Bandung.
    “Pungli di mana-mana harus diberantas, bukan hanya di Tegalega,” tegasnya.
    Dalam konsepnya, Lapangan Tegalega akan dijadikan pusat kegiatan serbaguna yang menarik bagi masyarakat sekaligus menjadi daya tarik wisata.
    “Tegalega adalah ruang publik yang akan diisi kegiatan budaya, mulai dari olahraga, seni, perdagangan, hingga keagamaan,” tandas Farhan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petani Minta Bupati Jember Mediasi Konflik Pembabatan Kopi

    Petani Minta Bupati Jember Mediasi Konflik Pembabatan Kopi

    Jember (beritajatim.com) – Petani meminta Bupati Hendy Siswanto agar memediasi konflik pembabatan kurang lebih tiga ribu batang pohon kopi robusta varietas baru Milo Pace, yang ditanam di atas lahan tanah kas desa seluas tiga hektare.

    Varietas Milo Pace ditanam dan dikembangkan Hasan Putra bersama petani lainnya dan sudah didaftarkan sebagai kopi dengan indikasi geografis khas Jember. Pembabatan oleh Kepala Desa Muhammad Farhan terjadi pada medio Februari 2024, justru setelah varietas Milo Pace didaftarkan Bupati Hendy ke Direkrotat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

    “Pak Bupati sebagai pemangku kebijakan saja dilecehkan, apalagi kami. Tapi jangan anggap kami diam. Kami akan bergerak. Saya minta tolong ke depan kalau ada masalah seperti ini, tolong segera tindaklanjuti,” kata Ketua Forum Petani Jember Jumantoro, Rabu (27/3/2024).

    Jumantoro mengatakan siap menunggu bupati. “Kalau mau, saya tunggui itu Pak Bupati. Cuma kan tidak etis, karena ada wakil rakyat,” katanya.

    Alananto, kuasa hukum petani, menegaskan, petani kopi di Pace menghormati Bupati Hendy Siswanto. Apalagi pendaftaran varietas ke Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual atas nama bupati.

    “Bupati memiliki kewajiban hukum maupun moral terhadap apa yang terjadi di Desa Pace ini. Karena sampai detik ini, kami menanyakan petani, belum ada tanggapan sama sekali, apa langkah ke depan untuk menyelesaikan permasalahan ini,” kata Alananto.

    Petani ingin tahu langkah bupati. “Tapi kami juga membatasi waktu. Kalau dalam beberapa waktu ke depan tidak ada upaya mediasi atau langkah-langkah yang diambil Bapak Bupati dalam menyelesaikan permasalahan ini, kami tentu tidak bisa membiarkan ini berlarut-larut,” tambah Alananto.

    Sebagai representasi pemerintah, Camat Silo Joni Pelita mengaku sudah berusaha mencegah aksi pembabatan ini begitu Farhan menerbitkan surat peringatan pertama untuk Hasan. Masa sewa lahan Hasan memang berakhir pada Desember 2023.

    Joni mengundang Farhan untuk hadir di ruang kerjanya untuk membicarakan persoalan tersebut. “Saya memang belum bisa mempertemukan Pak Haji Hasan dengan Farhan. Kalau saya mempertemukan mereka, bisa-bisa saya dituduh membela Pak Haji Hasan,” katanya.

    Perselisihan antara Farhan dan Hasan tak lepas dari urusan perbedaan dukungan saat pilkades. Hasan bukan pendukung Farhan. “Ini semua karena politik,” kata Joni.

    Joni juga mendekati tokoh masyarakat untuk meredam konflik. “Ternyata tokoh juga tidak mampu,” katanya.

    Joni menegaskan posisinya netral sebagai camat kepada Farhan. “Kalau tidak ada kopi (di atas lahan yang disewa Hasan), slakan mau diapakan,” katanya.

    Setelah pembabatam, Joni sempat menelepon Farhan. Adu mulut terjadi. “Kalau begini, saya gagal memimpin Anda,” kata Joni saat itu.

    Joni menilai Farhan memang sengaja berniat membabat kopi yang ditanam Hasan. “Muspika tidak diberitahu (sebelum pembabatan). Kalau Muspika tahu, saya bisa blokade kebun itu agar tidak ada yang masuk,” katanya.

    Joni berharap Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jember juga dilibatkan menyelesaikan persoalan di Pace. “Kami tetap bertanggung jawab di wilayah. Tanggung jawab di wilayah berat, katena dinamikanya luar biasa,” katanya.

    Fenomena kepala desa bertindak semaunya bukan fenomena baru. “Persoalan kepala desa memang luar biasa. Pemerintahan desa adalah pemerintahan terendah dalam bingkai NKRI. Tapi dia berani ke atasan. Ini pekerjaan rumah kita bersama untuk membenahi itu. Kenapa kepala desa kok begitu,” kata Joni.

    Sejumlah camat juga pernah mengeluhkan perilaku kepala desa lepada Joni. Joni lantas mengusulkan agar tingkat kepatuhan kades dikaitkan dengan alokasi anggaran di desa tersebut. “Biar ada takutnya. Kalau seperti ini dibiarkan, bupati saja dilawan, apalagi camat. Saya minta data saja sulit. Lain dengan zaman Orde Baru,” katanya.

    DPRD Jember sudah melakukan rapat gabungan Komisi A dan Komisi B di gedung parlemen, Senin (25/3/2024) malam dengan mengundang Dinas TPHP Jember, camat Silo, penyewa, dan kepolisian. Namun Kepala Desa Pace Muhammad Farhan tidak hadir. [wir]

  • Camat Silo Jember Sempat Tak Percaya Kopi Varietas Baru Dibabat

    Camat Silo Jember Sempat Tak Percaya Kopi Varietas Baru Dibabat

    Jember (beritajatim.com) – Joni Pelita, Camat Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, sempat tak percaya kopi varietas baru Milo Pace dibabat oleh Pemerintah Desa Pace pada medio Februari 2024. Pembabatan tersebut dipicu oleh perbedaan dukungan saat pemilihan kepala desa.

    Hasan menyewa tanah kas Desa Pace seluas tiga hektare untuk membudidayakan kopi Milo Pace. Ia sudah menyewa tanah kas desa itu sejak 1998 dan tidak ada masalah selama ini, termasuk dengan Kepala Desa Muhammad Farhan saat awal menjabat.

    Namun pemilihan kepala desa tahun lalu rupanya memecah kongsi Hasan dan Farhan. Hasan sempat memberitahu Joni Pelita soal kemungkinan sewa tanah kas desa tak diperpanjang oleh Pemerintah Desa Pace.

    “Saat hendak pelaksanaan pemilihan kepala desa,Pak Haji Hasan menyampaikan kepada saya, bahwa nanti ketika Pak Farhan menang pilkades, itu (tanah kas desa yang ditanami) kopi tidak akan disewakan dan akan dibabat,” kata Joni, ditulis Rabu (27/3/2024).

    Joni saat itu tidak percaya. “Saya bilang begini: tidak mungkinlah. Masa kopi sebagus itu dibabat,” katanya. Apalagi selama dua periode menjabat kepala desa, hubungan Farhan dengan Hasan baik-baik saja.

    Joni meminta kepada Hasan untuk tidak banyak berkomentar agar suasana tidak memanas. “Saya selalu menyampaikan ke Pak Haji Hasan, nanti kalau dikomentari nanti tambah ramai,” katanya.

    Sebelumnya, Joni juga sempat terkejut karena kopi varietas baru itu tumbuh di atas lahan tanah kas desa. “Kalau tumbuh di lahan tanah kas desa akan riskan,” katanya.

    Setelah memenangi pilkades, menurut Joni, Farhan melayangkan tiga surat peringatan kepada Hasan. “Terakhir pada 28 Desember 2023. Isinya, pengosongan lahan, termasuk gedung kecil untuk istirahat di situ,” katanya.

    Sebelum pembabatan kopi milik Hasan, Joni mendekati Farhan dan sejumlah tokoh masyarakat. Ia juga bertemu Hasan dan Zainal Arifin, petani rekan Hasan, dua hari jelang pemilu. Ia minta mereka mendekati beberapa tokoh masyarakat.

    Joni meminta seorang tokoh agar bekerja sama dengan Hasan untuk mencegah pembabatan. “Kopi itu seharusnya pada 1 Januari 2024 dibabat Pak Farhan, karena 28 Desember 2023 adalah warning terakhir untuk mengosongkan lahan,” kata Joni.

    Joni mencoba melakukan mediasi agar permasalahan itu segera selesai. “Ini ada kopi varietas (baru) yang jadi brand. Saya berupaya menyelamatkan kopi. Tapi saya gagal, karena pada Februari 2024 terjadi pembabatan. Itu pun mau pembabatan tidak memberitahu Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan),” katanya.

    Joni baru tahu setelah mendapat informasi dari Kepolisian Sektor Sempolan. “Pagi itu saya telepon Pak Farhan, tidak bisa. Saya coba telepon perangkat desa lain, juga tidak bisa. Pada saat itu berbarengan ada orang yang mati gantung diri di Desa Harjomulyo. Saya ke sana dulu,” katanya.

    Dari Harjomulyo, Joni langsung meluncur ke Pace untuk mencegah pembabatan. “Tapi ternyata di situ sudah dibabat habis. Akhirnya saya langsung ke balai desa. Karena sudah rusak, kami tak bisa berupaya kembali. Saya berusaha melakukan mediasi ke Pak Farhan, tetap tidak bisa,” katanya.

    Beberapa hari setelah kejadian, Hasan dan Ketua Forum Petani Jember Jumantoro menemui Joni di Pendapa Wahyawibawagraha. “Kebetulan saya ada acara di pendapa. Ada Pak Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Imam Sudarmaji,” kata Joni.

    Dari kronologi peristiwa itu, Joni menyimpulkan, konflik terjadi karena pilkades. Namun budidaya kopi di atas tanah kas desa juga memunculkan pertanyaan. “Tanah kas desa itu sewanya per tahun. Kok ditanami kopi? Kopi ini di peraturan bupati tentang pengelolaan aset desa, maksimal perpanjangan sewanya tiga tahun. Kalau di bawah itu tidak ada masalah, asalkan ada peraturan desanya. Itu peraturan desanya (menyebutkan) satu tahun,” katanya.

    Ini yang menurut Joni tidak sesuai dengan kondisi tanaman. “Kalau satu tahun kan palawija yang umurnya pendek. Saya tidak tahu bagaimana prosesnya ujug-ujug ditanami kopi,” katanya.

    DPRD Jember melakukan rapat gabungan Komisi A dan Komisi B di gedung parlemen, Senin (25/3/2024) malam dengan mengundang Dinas TPHP Jember, camat Silo, penyewa, dan kepolisian. Namun Kepala Desa Pace Muhammad Farhan tidak hadir. [wir]

  • Polisi Belum Terima Laporan Pembabatan Kopi Varietas Baru di Jember

    Polisi Belum Terima Laporan Pembabatan Kopi Varietas Baru di Jember

    Jember (beritajatim.com) – Polisi belum menerima laporan pembabatan pohon kopi varietas baru Milo Pace milik Hasan Putra di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Polisi menekankan pentingnya menjaga stabilitas daerah.

    Kepala Unit Tindak Pidana Tertentu Kepolisian Resor Jember Inspektur Dua Naufal Muttaqin mengatakan, pihaknya melihat kondusivitas keamanan dan hukum. “Pertama, kami sampaikan kepada para petani dan warga untuk bersama menjaga kondusivitas keamanan lingkungan sekitar,” katanya, ditulis Selasa (26/3/2024).

    Naufal menyerukan warga tak melakukan tindakan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. “Dilihat dari permasalahan ini, terkait penebangan tanaman kopi milik Haji Hasan, ada dua langkah yang dapat ditempuh, bisa melalui perdata dan pidana,” katanya.

    Jika terkait tindak pidana, menurut Naufal, setiap orang berhak melaporkan permasalahan yang ada kepada kantor kepolisian terdekat. “Tapi Pak Haji Hasan belum membuat laporan ke kantor polisi. Jadi kami tidak mengambil tindakan,” katanya. Jika hendak menggugat secara perdata, Naufal menyarankan semua aspek legal disiapkan.

    Zainal Arifin, petani di Pace, mengatakan, kurang lebih ada 4.500 pohon kopi Milo Pace yang dikembangkan di atas tanah kas Desa Pace seluas tiga hektare. Setelah tiga tahun masa budidaya, varietas baru kopi Milo Pace yang ditemukan Hasan itu akhirnya berproduksi 1,5 ton. “Dengan harga sangat bagus, Rp 100 ribu per kilogram,” katanya.

    Namun perbedaan politik antara Hasan dan calon petahana Muhammad Farhan, membuat kopi varietas baru yang dibudidayakan itu pun dibabat. “Tanahnya memang tanah kas desa. Tapi apakah kemudian itu hak milik mutlak kepala desa? Kan tidak. Begitu jabatan kades sudah habis, dia tidak menguasai,” kata Zainal.

    Menurut Zainal, kopi tersebut seharusnya bisa dikelola Pemerintah Desa Pace melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Varietas ini kebanggaan Jember. Saya kasihan kepada bupati dan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, karena slogan beliau adalah menjadikan Jember sebagai pusat kopi robusta terbaik di Indonesia. Ini baru berkembang, sudah dimusnahkan,” katanya.

    Zainal tidak tahu bagaimana prosedur hukum seharusnya dijalankan dalam menangani persoalan ini. “Oleh sebab itu, kami langsung ke DPRD Jember untuk mengetahui bagaimana sikap DPRD Jember dan Dinas TPHP terkait pemusnahan varietas ini,” katanya.

    Hasan sudah menyewa tanah kas desa itu sejak 1998. “Awalnya memang bukan menanam kopi, tapi pepaya. Tapi karena ada bantuan tanaman kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, akhirnya kami bermusyawarah dengan kepala desa untuk ditanan di sana,” kata Zainal.

    Petani pun memperpanjang masa sewa setiap tahun sejak masa kepemimpinan Kepala Desa Pace Nur Ahmad, Karyoso, sampai Muhammad Farhan yang menjabat dua periode. “Dalam peraturan di desa, setiap kali masa sewa habis, maka penyewa akan diberi undangan untuk ditanyakan apakah akan memperpanjang masa sewa atau tidak. Ini tidak ada undangan, tahu-tahu ada surat bahwa sewa itu diputus,” kata Zainal.

    Hasan Putra menambahkan, selama ini tidak pernah ada masalah dalam soal sewa lahan tanah kas Desa Pace. Ia juga tak pernah minta keringanan harga sewa. “Malah Pak Karyoso dulu ikut bekerja sama untuk kemajuan desa,” katanya.

    Hasan menyewa tanah kas desa pada masa pemerintahan Farhan sebesar Rp 1,5 juta per hektare setiap tahun. Masa sewa tersebut habis pada Desember 2023, dan oa terlambat memperpanjang masa sewa kurang lebih 1,5 bulan. “Bukan saya tidak mau memperpanjang, tapi karena saya tidak diundang,” katanya.

    Sebelum pohon kopi dibabat, Hasan tidak pernah menerima pemberitahuan dari Pemerintah Desa Pace. “Cuma pemerintah desa merasa keberatan, karena saya di sana bikin pondok di sana. Listrik masuk, jaringan wifi masuk,” katanya.

    Pondok itu dibangun untuk menerima tamu-tamu dari luar daerah yang datang ke Pace untuk melakukan studi banding soal kopi. “Kalau tidak ada pondoknya, mau ditaruh di mana. Apalagi sampai bupati berkunjung ke sana,” kata Hasan.

    Hasan sendiri tidak pernah menginap di pondok tersebut. “Kepentingan saya cuma untuk kunjungan-kunjungan agar agak tenang,” katanya.

    DPRD Jember melakukan rapat gabungan Komisi A dan Komisi B di gedung parlemen, Senin (25/3/2024) malam dengan mengundang Dinas TPHP Jember, camat Silo, penyewa, dan kepolisian. Namun Kepala Desa Pace Muhammad Farhan tidak hadir. [wir]