Tag: Muhammad Fajrin Rasyid

  • Begini Cara BUMN Bersaing Rekrut Pegawai dengan Startup

    Begini Cara BUMN Bersaing Rekrut Pegawai dengan Startup

    Jakarta, CNBC Indonesia – Talenta digital jadi sangat penting untuk BUMN. Setidaknya sumber daya manusia itu bisa meningkatkan kapabilitas bagi perusahaan berpelat merah.

    Salah satunya kebutuhan teknologi hingga membangun inovasi perusahaan sendiri tanpa bantuan pihak ketiga. Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid mengatakan tak menutup kemungkinan membutuhkan pihak lain, karena melihat strategi dan prioritas setiap perusahaan.

    “Karena enggak mungkin juga apa namanya semua kebutuhan IT itu dikembangkan oleh internal juga begitu. Tapi benar bahwa nggak boleh semuanya tergantung oleh vendor juga gitu kan. Jadi harus punya capability,” jelas Fajrin kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/1/2025).

    Untuk itu talenta digital sangat penting. Bahkan Fordigi, forum digital yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan BUMN, juga menganggap ini sesuatu yang harus dikembangkan.

    Talenta digital menjadi salah satu bidang dari lima bidang di Fordigi. Dengan tujuannya mengembangkan kapabilitas secara internal.

    “Bidang pertama itu terkait dengan talenta digital which is tujuannya untuk mengembangkan apa namanya capability internally di situ gitu ya. Kemudian agak nyambung juga bidang ketiga itu namanya teknologi gitu ya, bagaimana kita bisa aware terhadap teknologi-teknologi baru. Jadi biasanya kerjaan bidang ketiga ini bikin workshop, bikin seminar gitu ya,” kata Fajrin.

    Program pelatihan hingga pendataan juga dilakukan Fordigi terkait talenta ini. Jadi diharapkan perusahaan yang masih awam soal teknologi bisa memberikan perhatian khusus serta mengimplementasikan langsung pada perusahaannya.

    Fajrin mengatakan yang bisa ditawarkan BUMN untuk para talenta bukan sebatas penghasilan, melainkan juga dampak yang bisa dibuat oleh mereka. Banyak BUMN yang membuat produk atau layanan yang memiliki dampak besar pada masyarakat.

    BUMN juga bisa memberikan talenta digital job security atau kestabilan karier yang tidak bisa ditawarkan oleh startup yang menawarkan gaji fantastis.

    Misalnya aplikasi Peduli Lindungi yang dikembangkan Telkom. Platform yang dibuat saat pandemi itu, bisa berdampak agar Covid-19 tidak menyebar berdasarkan penggunaan teknologi.

    “Itu kan bagaimana kemudian intinya teknologi itu mendukung program pemerintah yang impactful,” ungkapnya.

    (dem/dem)

  • Telkom Ngebut Garap AI 2025, Bos Digital Ungkap Rencananya

    Telkom Ngebut Garap AI 2025, Bos Digital Ungkap Rencananya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkom masuk ke bisnis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada segala lininya. Mulai dari data center hingga memiliki produk aplikasi berbasis AI.

    “Ya jadi sebenarnya kalau bicara soal AI itu end-to-end ya,” kata Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/1/2025).

    Untuk data center, dia mengatakan Telkom juga sudah siap berbasis AI. Jadi perusahaan yang sudah memiliki GPU bisa menggunakan data center milik Telkom.

    Selain itu Telkom juga memiliki layanan GPU. Selain tempat, perusahaan juga bisa memanfaatkan layanan server yang ditawarkan kepada pihak lain.

    “Nah servernya ini yang kemudian bisa disewa oleh pihak-pihak lain gitu kan. Yang misalnya perusahaan besar, saya pengin, saya gak mau beli server sendiri, capex gitu ya, saya pengin sewa aja deh, sewa GPU gitu ya. Kayak cloud lah, tapi ini untuk AI gitu kan. Nah itu bisa GPU as a service,” jelasnya.

    Terakhir adalah melalui produk. Telkom memiliki Bigbox.ai, untuk perusahaan bisa membuat layanan berbasis AI di platform tersebut.

    “Misalnya ada perusahaan pengin bikin chatbot, perusahaan pengin bikin layanan AI misalnya untuk yang juga cukup banyak itu terkait dengan misalnya video analytics atau video detection ya. Misalnya orang punya CCTV gitu kan. Kita juga sudah punya layanan AI untuk bisa mendeteksi misalnya layanan CCTV ini, misalnya contohnya di tempat umum lah ya, misalkan di mal gitu. Dia bisa ngeliat, oke berapa orang masuk keluar mal itu, misalnya dipasang di pintu gitu,” kata Fajrin.

    Sementara itu, dia menjelaskan AI sendiri merupakan cara memastikan atau meningkatkan efisiensi saat berinvestasi pada sesuatu. Ini bisa diterapkan baik secara internal maupun eksternal.

    Di internal, AI diharapkan bisa membuat efisiensi pada pengeluaran perusahaan. Sedangkan secara eksternal adalah membuat AI menjadi layanan yang dijual untuk pihak lain.

    “Dan di tahun 2024 itu skalanya sudah ratusan miliar ya. Memang dibandingkan dengan total revenue telekom seratus ribu triliun ya mungkin masih kecil porsinya gitu,” ungkap dia.

    (dem/dem)

  • Bukalapak Resmi Akhiri Layanan Marketplace, Pengguna Bisa Belanja hingga 9 Februari 2024

    Bukalapak Resmi Akhiri Layanan Marketplace, Pengguna Bisa Belanja hingga 9 Februari 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Bukalapak sebagai salah satu e-commerce di Indonesia mengumumkan secara resmi penutupan layanan marketplace, pada Selasa (7/1/2025).

    Bukalapak memutuskan untuk menutup layanan marketplace sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan pasar dan tren digital yang terus berkembang.

    Selain menyatakan tutup secara resmi sebagai e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk mengumumkan bahwa fokus mereka akan beralih sepenuhnya ke penjualan produk virtual, seperti pulsa dan token listrik yang dianggap lebih relevan dan menguntungkan di era digital saat ini.

    Keputusan ini juga didasarkan pada analisis bisnis yang mendalam, dengan tujuan meningkatkan profitabilitas dan menjaga keberlanjutan bisnis jangka panjang.

    Meski begitu, pengguna Bukalapak masih bisa melakukan pemesan produk fisik hingga 9 Februari 2025 dengan batas akhir penambahan produk pada 1 Februari 2025.

    Sementara itu, semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 akan dibatalkan otomatis, dan dana akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.

    Sejarah Marketplace Bukalapak

    Bukalapak didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid di sebuah rumah kos di Bandung pada 10 Januari 2010.

    Diketahui tujuan awal dibentuknya Bukalapak, yakni untuk memberikan wadah bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia agar dapat bertransaksi secara online.

    Eksistensi Bukalapak sebagai e-commerce mulai dikenal luas saat tren sepeda lipat dan fixed-gear meningkat, dan menjadikan platform ini banyak digunakan sebagai sarana jual beli sepeda dan aksesorisnya.

    Seiring waktu, Bukalapak menarik perhatian investor, termasuk Batavia Incubator dan GREE Ventures. Pada 2017, Bukalapak meraih status unicorn setelah mendapatkan pendanaan besar, dengan nilai transaksi yang meningkat secara signifikan.

    Pada Agustus 2021, penjualan saham Bukalapak pada masyarakat umum (Initial Public Offering/IPO) menjadi yang terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia, hingga berhasil mengumpulkan sebanyak Rp 21,9 triliun.

    Namun, persaingan ketat dengan platform lain seperti Shopee dan Tokopedia memaksa Bukalapak melakukan restrukturisasi. CEO Achmad Zaky digantikan oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin pada 2019.

    Meskipun mengalami tantangan, Bukalapak mencoba terus berkomitmen untuk mendukung pelapak dan memperluas layanan.

    Walau pada akhirnya, Bukalapak memutuskan untuk menghentikan operasi marketplace pada Januari 2025 demi fokus pada produk virtual.

  • Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..

    Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..

    Logo Bukalapak. Foto: Istimewa

    Bukalapak tutup layanan marketplace, persaingan usaha atau..
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Rabu, 08 Januari 2025 – 18:06 WIB

    Elshinta.com – Salah satu e-commerce di Indonesia, Bukalapak resmi menutup layanan marketplace pada, Selasa (7/1/2025). Penjualan produk fisik seperti barang elektronik, gadget, busana, dan sebagainya diganti dengan hanya menjual produk virtual seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya. Hal ini disampaikan manajamen Bukalapak melalui blog resminya.

    “E-Commerce di Indonesia masih cukup kuat, terlepas dari Bukalapak yang menutup layanannya di bidang marketplace, ” ungkap Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda dalam wawancara di Radio Elshinta, Rabu (8/1/2025).

    “Ini adalah buah dari persaingan yang ketat. Bisa dilihat beberapa tahun terakhir mereka tidak bisa bersaing dengan E-Commerce lainnya dalam hal menyediakan lapak bagi penjual. Statement Bukalapak dalam beberapa tahun terakhir mereka fokus pada offline commerce atau mitra Bukalapak. Hal ini saya lihat menjadi tanda Bukalapak tidak bisa bertahan di tengah persaingan E-Commerce di Indonesia yang ketat, ” tambah Nailul Huda.

    Nailul juga menjelaskan, di dalam persaingan E-Commerce, Bukalapak seperti ‘hidup segan menutup pun tak mau’. Seakan mereka menjadi zombie, mereka ada tapi tidak digunakan. Yang mengakibatkan penjual malas berdagang di Bukalapak. Karena mereka tidak mendapat insentif.

    “Sementara pelanggan membutuhkan harga yang bersaing, butuh promo dan lain sebagainya, hingga menyebabkan Bukalapak semakin sepi dan kalah bersaing dengan E-Commerce lain,” kata Nailul memberikan catatan.

    Sebelum Bukalapak, pada tahun 2023 E-Commerce JD.ID pun menutup layanannya di Indonesia. Menurut Nailul, apa yang terjadi pada Bukalapak mirip dengan apa yang dialami JD.ID.

    “Mereka kekurangan pendanaan juga. Ketika itu JD.ID menyasar luxury consumer dengan tagline “Pasti Original”. Namun di platform lain juga menyediakan fitur untuk memastikan barang original. Sehingga dua E-Commerce itu tidak mampu bersaing dalam inovasi dan tidak bakar duit, ” jelas Nailul.

    Bukalapak yang menutup layanan marketplace, bisa menjadi peringatan untuk E-Commerce lainnya.

    “Namun bagi E-Commerce yang sekarang berada paling atas seperti Shopee dan Tokopedia kondisi ini justru menguntungkan bagi mereka karena kompetitor berkurang. Dan mereka bisa lebih menonjolkan diri sebagai E-Commerce yang sedang diminati. Tetapi ini perlu diwaspadai E-Commerce lain dan harus memicu mereka untuk terus berinovasi,” papar Nailul Huda.

    Bukalapak merupakan salah satu E-Commerce atau perusahaan perdagangan elektronik di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid sebagai lokapasar untuk memfasilitasi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

    Bukalapak pernah menjadi salah satu E-Commerce  terbesar di Indonesia dan masuk ke dalam jajaran startup unicorn. Penawaran umum perdana (IPO) pertamanya di Bursa Efek Indonesia pada 2021 menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, yakni sebesar USD 1,5 miliar.

     

    Penulis: Dwi Iswanto/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • Bukalapak Tutup Marketplace, Pengamat Singgung Manajemen Baru Kurang Agresif Saingi Kompetitor  – Halaman all

    Bukalapak Tutup Marketplace, Pengamat Singgung Manajemen Baru Kurang Agresif Saingi Kompetitor  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi berpendapat, penutupan layanan marketplace di e-commerce Bukalapak imbas kurang agresifnya inovasi dari manajemen.

    Hal tersebut merespons perubahan layanan Bukalapak dari sebelumnya menjual produk marketplace menjadi layanan penjualan produk-produk virtual.

    “Tapi memang Bukalapak sejak terjadi perubahan pimpinan, ini kan nampaknya kehilangan pamor juga Bukalapak,” ujar Heru saat dihubungi Tribunnews, Rabu (8/1/2025).

    “Karena betapapun manajemen yang baru ini kemudian tidak seagresif mungkin ya, seagresif sebelumnya. Sehingga memang posisi dari Bukalapak juga terpinggir,” imbuhnya menegaskan.

    Heru menyebut, pamor Bukalapak ini memang masih dibawah dua platform e-commerce lain yang sudah besar yakni Shopee dan Tokopedia. Sehingga dia menilai, langkah perubahan layanan ini sebagai strategi Bukalapak dalam mempertahankan eksistensi di industri start-up.

    “Dan ya dengan perubahan strategi ini ya mungkin bisa kita lihat nanti apakah ini berhasil atau tidak,” jelasnya.

    Ditutupnya bisnis marketplace di platform perdagangan online-nya mulai Selasa, 7 Januari 2025 membuat skala bisnis Bukalapak menjadi mengecil.

    Ini karena perusahaan yang didirikan oleh Achmad Zaky tersebut tidak lagi memfasilitasi para pelapak atau pemilik toko online menjual produk fisik mereka di Bukalapak.

    Selanjutnya, perusahaan akan fokus memperdagangkan produk-produk virtual/digital seperti token listrik, pulsa prabayar serta memfasilitasi pembayaran online para penggunanya.

    Persaingan di bisnis marketplace yang ketat serta lesunya perekonomian dan daya beli masyarakat diduga menjadi pemilik keputusan manajemen Bukalapak menutup layanan marketplace di platformnya.

    Dalam pemberitahuan resmi yang diunggah di blog Bukalapak, mereka menyatakan menghentikan operasional penjualan produk fisik seperti barang elektronik, gadget, busana, dan sebagainya di marketplace Bukalapak.

    Strategi ini mereka ambil sebagai transformasi untuk fokus pada produk virtual (seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya).

    “Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada produk virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di Marketplace Bukalapak,” tulis Bukalapak di blognya.

    Pendiri Bukalapak 

    Adapun Bukalapak didirikan oleh entrepreneur muda Achmad Zaky pada 10 Januari 2010 bersama rekannya Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. 

    Ia memulai bisnis e-commerce ini setelah istrinya kesulitan menemukan barang yang ingin dibelinya. Di perusahaan ini Achmad Zaky duduk sebagai Chief Executive Officer (CEO).

    Achmad Zaky mundur dari jabatan CEO Bukalapak pada 6 Januari 2020. Posisinya saat itu digantikan oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin, sahabatnya yang lulusan MIT dan Stanford. 

    Achmad Zaky tetap menjadi pendiri, penasihat, dan mentor tech startup di Bukalapak. Posisi CEO Bukalapak kemudian digantikan oleh Willix Halim sejak 2022.

    Willix Halim resmi ditunjuk menjadi Direktur Utama/CEO PT Bukalapak.com, Tbk (BUKA) menggantikan posisi Rachmat Kaimuddin yang mengundurkan diri karena melanjutkan karirnya untuk mengabdi kepada negara. 

    Penunjukan Willix Halim disetujui oleh Jajaran Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham Perseroan yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (16/2/2022).

    Pria kelahiran Medan 15 November 1987 ini mulai bergabung dengan Bukalapak sejak tahun 2016. Posisinya sebelumnya di Bukalapak adalah mengemban tugas sebagai Chief Operating Officer (COO).

    Pria berusia 34 tahun tersebut, juga menjadi salah satu tokoh penting dalam pertumbuhan bisnis Bukalapak. Adapun kontribusi Willix Halim yakni memajukan bisnis Bukalapak hingga menjadi perusahaan Unicorn.

     

  • Sejarah Bukalapak dari Awal Berdiri Hingga Jadi Unicorn, Kini Tutup Marketplace

    Sejarah Bukalapak dari Awal Berdiri Hingga Jadi Unicorn, Kini Tutup Marketplace

    Jakarta, Beritasatu.com – Bukalapak didirikan pada 10 Januari 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhammad Fajrin Rasyid, telah mencatat perjalanan panjang yang penuh inovasi di dunia digital Indonesia. Bermula sebagai platform marketplace yang mendukung UMKM, Bukalapak berkembang pesat menjadi unicorn pertama Indonesia yang melantai di bursa saham.

    Namun, persaingan yang semakin ketat dan tantangan pasar membuat Bukalapak memutuskan untuk bertransformasi, mengalihkan fokus dari marketplace ke pemberdayaan UMKM melalui solusi teknologi, warung digital, dan layanan lainnya.

    Berikut kisah perjalanan Bukalapak dari awal hingga transformasi besar yang dijalani:

    Awal Berdiri

    Bukalapak didirikan pada 10 Januari 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhammad Fajrin Rasyid. Platform ini dimulai sebagai marketplace online yang bertujuan membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia memasarkan produk mereka secara online. Awalnya, Bukalapak beroperasi dari sebuah rumah sederhana dengan visi mendukung pedagang kecil agar menjangkau konsumen lebih luas.

    Lini Waktu Perjalanan Bukalapak

    2010: Peluncuran website Bukalapak pertama

    Sebanyak 6.500 pelapak bergabung dengan total 17.000 pengguna.

    2011: Status sebagai PT

    Bukalapak telah memiliki lima karyawan dan mengelola 20.000 pelapak dengan total 50.000 pengguna. Pada 9 September 2011, Bukalapak resmi menjadi Perseroan Terbatas (PT).

    2012: Meraup untung lewat bisnis teknologi

    Buka Komunitas merangkul 50.000 pelapak. Komunitas ini menjadi wadah untuk berbagi informasi sukses berjualan online. Area Komunitas Bukalapak mencakup Depok, Bekasi, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

    2013: Menggapai transaksi Rp 15 miliar per bulan

    Lebih dari 80.000 pelapak tersatukan, dengan 400.000 barang tersedia dan total 360.000 pengguna Bukalapak.

    2014: Peluncuran aplikasi Bukalapak

    Bukalapak meluncurkan aplikasi belanja online versi Android, melayani 800.000 pengguna dan memfasilitasi 250.000 pelapak.

    2015: Memayungi 250 talenta, mengayomi 500.000 pelapak

    Kantor pusat Bukalapak berpindah ke Plaza City View, Kemang. Pada tahun yang sama, Bukalapak berhasil mencatat 2 juta transaksi dalam sehari saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).

    2016: Bergerak bersama Bekraf

    Bukalapak meluncurkan program “Pahlawan” untuk memberdayakan pelapak di seluruh Indonesia. Perusahaan juga bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) untuk mendorong potensi kreatif di Indonesia.

    2017: Menjadi Unicorn Indonesia

    Sebanyak 2,4 juta pelapak terdaftar di Bukalapak. Pada tahun ini, Bukalapak membangun ekosistem warung digital bernama Mitra Bukalapak.

    2018: Harbolnas Bukalapak

    Harbolnas disertai drama action yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan disutradarai oleh Timo Tjahjanto berhasil mencatat 5 juta transaksi dalam satu hari.

    Perkembangan dan Inovasi (2019-2023)

    2019: Achmad Zaky mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Fokus bisnis diperluas ke sektor offline melalui program Mitra Bukalapak.2021: Bukalapak melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia, mengumpulkan lebih dari Rp 21,9 triliun. Bukalapak menjadi unicorn pertama di Indonesia yang melantai di bursa saham.

    Penurunan Popularitas Marketplace

    Persaingan yang ketat dengan Shopee, Tokopedia, dan Lazada membuat Bukalapak kesulitan mempertahankan pangsa pasar. Akibatnya, perusahaan mulai mengalihkan fokus ke layanan lain seperti Mitra Bukalapak, fintech, dan logistik.

    Penutupan Marketplace dan Transformasi Bisnis

    Pada Januari 2024, Bukalapak mengumumkan penutupan operasional marketplace mereka untuk fokus pada pengembangan ekosistem UMKM, warung digital, dan solusi teknologi lainnya. Bukalapak tetap beroperasi sebagai perusahaan teknologi yang mendukung pemberdayaan pelaku usaha kecil di Indonesia.

    Bukalapak memulai perjalanannya sebagai marketplace yang inovatif, tumbuh menjadi unicorn, dan akhirnya bertransformasi menjadi perusahaan teknologi yang berfokus pada UMKM. Meski menghadapi tantangan dalam persaingan e-commerce, Bukalapak tetap berkontribusi bagi ekonomi digital Indonesia melalui layanan seperti Mitra Bukalapak dan solusi pemberdayaan lainnya.

  • Bukalapak Tutup Marketplace, Pengamat Singgung Manajemen Baru Kurang Agresif Saingi Kompetitor  – Halaman all

    Lika-liku Bukalapak, 15 Tahun Beroperasi Kini Tutup Marketplace – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Situs e-commerce Bukalapak ramai diperbincangkan setelah merebaknya kabar penutupan layanan marketplace-nya pada Selasa (7/1/2025), setelah 15 tahun menjadi tempat dagang online bagi para pelapak.

    Bukalapak kini memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan produk fisik dan beralih sepenuhnya pada penjualan produk virtual, seperti pulsa prabayar, token listrik, dan layanan lainnya.

    Sebelumnya, penjualan juga mencakup berbagai produk fisik seperti gadget, elektronik, busana, dan sebagainya.

    Lantas bagaimana lika-liku Bukalapak selama ini?

    Didirikan 2010

    Platform penjualan digital ini didirikan oleh entrepreneur muda Achmad Zaky pada 10 Januari 2010 bersama rekannya Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. 

    Bisnis e-commerce ini terinspirasi dari istrinya yang kesulitan menemukan barang yang ingin dibeli.

    Di perusahaan ini Achmad Zaky duduk sebagai Chief Executive Officer (CEO).

    Pada tahun 6 Januari 2020, Achmad Zaky mundur dari jabatan CEO Bukalapak.

    Meski demikian, Achmad Zaky tetap menjadi pendiri, penasihat, dan mentor tech startup di Bukalapak.

    Posisinya lalu digantikan oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin, sahabatnya yang lulusan MIT dan Stanford. 

    Di pertengahan jalan, Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri karena melanjutkan karirnya untuk mengabdi kepada negara.

    Lalu pada 2022, posisi CEO Bukalapak kemudian digantikan oleh Willix Halim.

    Dalam naungannya, bisnis Bukalapak pun berubah menjadi perusahaan Unicorn.

    Semangat mereka tetap sama yakni untuk mendukung para pelaku UMKM, terutama warung kecil di berbagai kota di seluruh Indonesia.

    Di bawah perusahaan PT Buka Mitra Indonesia, anak usaha dari PT Bukalapak.com, Tbk, Mitra Bukalapak bertujuan untuk mendukung dan memperluas bisnis masyarakat, khususnya usaha kecil mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    Setidaknya, situs ini dirancang untuk membantu menambah penghasilan mereka.

    Fokus utama situs ini adalah membantu warung, kios tradisional, dan agen individu agar tetap kompetitif dalam era perdagangan digital melalui model bisnis O2O (online to offline).

    Sempat Akuisisi iPrice

    Bukalapak tercatat pernah mengakuisisi iPrice, platform pembanding harga di Asia Tenggara pada Selasa (4/4/2023).

    Willix Halim mengabarkan bahwa Bukalapak menginvestasikan jumlah modal yang cukup untuk membeli saham iPrice Group.

    Akuisisi ini sengaja dilakukan setelah perkembangan e-commerce khususnya di sektor seperti gaming dan elektronik di wilayah Asia Tenggara selama satu dekade terakhir mengalami perkembangan yang pesat.

    Trend tersebut yang kemudian mendorong Bukalapak untuk mengalihkan fokus bisnisnya.

    Dari yang tadinya head-to-head dengan marketplace lain, kini akan fokus membangun target pasarnya sendiri.

    Bersama iPrice,Bukalapak akan bertransformasi agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen di kawasan Asia Tenggara lewat penawaran serta diskon.

    iPrice diharapkan dapat membantu Bukalapak untuk membuka banyak peluang usaha baru, sehingga perusahaan e-commerce itu dapat menguasai pasar lebih cepat.

    Tutup Marketplace 2025

    Bukalapak akhirnya mengumumkan penutupan khusus layanan marketplace-nya pada Selasa (7/1/2025).

    Bukalapak kini memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan produk fisik seperti Aksesoris Rumah, Elektronik, Evoucher, Fashion Anak, Fashion Pria, Fashion Wanita, Food, Games, Handphone Hobi & Koleksi, Industrial, Kamera, Kesehatan Komputer, Logam Mulia, Luxury Media Mobil, Part & Aksesoris, Motor Olahraga, Perawatan & Kecantikan, Perawatan Rumah Tangga, Personal Care, Rumah Tangga, Sepeda, Tiket & Voucher, Vape.

    Namun, Bukalapak tetap membuka layanan non fisik seperti Pulsa Prabayar, Paket Data, Token Listrik, Listrik Pascabayar.

    Dalam keterangan resmi yang dirilis di blog Bukalapak, perusahaan menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk meningkatkan fokus pada layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan digital konsumen di masa depan.

    Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual.

    Bukalapak ingin meningkatkan fokus pada layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan digital konsumen di masa depan.

    Saham

    Saham Bukalapak runtuh usai mengeluarkan pemberitahuan akan penutupan layanan marketplace.

    Saham Bukalapak dibuka Rp 119 per saham, turun dari penutupan pada hari sebelumnya sebesar Rp 122 per saham.

    Per 11.00 WIB, saham Bukalapak terpantau semakin merosot ke Rp 117 per saham.

    Pada perdagangan sesi I, harga saham Bukalapak sempat turun sampai Rp 113 per saham.

    Kapitalisasi pasar Bukalapak saat ini Rp 11,96 triliun.

    (Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Namira Yunia Lestanti/Seno Tri Sulistiyono/ Dennis Destryawan/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz)(Kompas.com)

  • Kolaborasi Pemerintah, Startup dan BUMN Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi – Halaman all

    Kolaborasi Pemerintah, Startup dan BUMN Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – MDI Ventures dan Telkom Indonesia kembali menyelenggarakan acara tahunan “Next Billion Ecosystem Festival” (Nex-BE Fest) 2024.

    Memasuki tahun kelima, acara yang mengusung tema Bridging Digital Inclusivity & Sustainable Growth through Synergy Collaboration tersebut mempertemukan lebih dari 50 startup dengan 50+ perusahaan BUMN, serta entitas Telkom Group.

    Melalui business matching yang diselenggarakan, bertujuan untuk menjajaki potensi kolaborasi dalam mendukung inklusi digital dan pertumbuhan berkelanjutan.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, menyampaikan dengan kolaborasi strategis antara pemerintah, startup dan BUMN akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital.

    “Kami berupaya memastikan bahwa ekonomi digital tidak hanya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang yang merata, mengurangi kesenjangan digital dan mendekatkan kita pada visi Indonesia Emas 2045,” tutur Nezar dalam keterangan, Jumat (6/12/2024).

    Tahun ini, diharapkan tersebut dapat menciptakan sinergi bisnis senilai Rp 4 triliun. Selain itu, setidaknya ada 7 MoU antara startup dan BUMN yang ditandatangani dalam acara ini.

    Direktur Digital Business Telkom Indonesia Fajrin Rasyid, mengatakan Telkom sebagai perusahaan digital telco di Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mempercepat digitalisasi ekosistem dengan tetap berfokus pada penciptaan dampak berkelanjutan.

    “Kami melihat Nex-BE Fest sebagai salah satu inisiatif strategis yang dapat membuka berbagai peluang baru untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas dan menghubungkan inovasi-inovasi yang dihadirkan startup dengan BUMN. Acara ini juga turut memperkuat posisi Telkom sebagai enabler digitalisasi, memfasilitasi transfer teknologi, memperluas adopsi solusi digital secara nasional,” ucap Fajrin.

    Penyelenggaraan Nex-BE Fest tahun 2024 juga dibarengi dengan peluncuran Impact Report 2024 bertajuk “Empowering Progress for Greater Impact” oleh Telkom dan MDI Ventures.

    Impact Report merupakan laporan tahunan yang memaparkan dampak nyata yang dihasilkan oleh startup portofolio MDI di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, aquaculture dan juga fintech, dalam upaya pengurangan emisi karbon pada rantai operasional startup.

    Beberapa startup yang tercakup dalam Impact Report ini diantaranya adalah Amartha, Julo, Delos, Paxel, SwipeRX, Aruna, Qoala dan Cermati.

    CEO MDI Ventures Donald Wihardja, menyebut peluncuran Impact Report 2024 menggambarkan komitmen MDI dalam mendorong kemajuan berkelanjutan melalui inovasi teknologi dan kolaborasi strategis.

    “Peluncuran Impact Report 2024 diharapkan menjadi titik balik penting dalam menunjukkan bagaimana bisnis dan teknologi dapat menjadi kekuatan untuk perubahan positif, serta adanya peningkatan pemahaman publik tentang dampak sosial dan lingkungan dari inovasi teknologi,” ujar Donald.

    Sejak diadakan pertama kalinya di tahun 2019, Nex BE Fest telah mencatatkan cumulative synergy value atau nilai sinergi kumulatif sekitar Rp 12 triliun atau setara 780 juta dolar AS.

    Jumlah pesertanya meningkat sebesar 3,2 kali lipat, pertemuan bisnis meningkat sebesar 5,4 kali lipat dan nilai sinergi yang dihasilkan juga ikut meningkat 2,7 kali lipat dari awal penyelenggaraannya.

  • Telkom (TLKM) Bidik Nilai Sinergi Rp4,3 Triliun di Next-Be Fest 2024, Naik 26%

    Telkom (TLKM) Bidik Nilai Sinergi Rp4,3 Triliun di Next-Be Fest 2024, Naik 26%

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Metra Digital Investama (MDI Ventures) menargetkan nilai sinergi Rp4,3 triliun pada Next-Be Fest 2024, atau naik 26% dibandingkan dengan agenda yang sama tahun lalu.

    Pada tahun ini, Next Be-Fest 2024 mengusung tema “Bridging Digital Inclusivity & Sustainable Growth through Synergy Collaboration”. 

    Dalam agenda ini akan mempertemukan lebih dari 50 startup portofolio MDI Ventures dengan lebih dari 50 perusahaan BUMN dan entitas Telkom Group untuk dapat saling mengeksplorasi potensi dan kolaborasi bisnis.

    “Tentunya target kami kira-kira growing dari Rp3,4 triliun yang tahun lalu, menjadi Rp4,3 triliun kira-kira di tahun ini,” kata CEO MDI Ventures Donald Wihardja di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

    Sementara itu untuk tahun depan, lanjut Donald, perusahaan menargetkan tumbuh 20% year on year, sehingga menyentuh nilai sinergi Rp5,5 triliun pada Next-Be Fest 2025. 

    Pertumbuhan tersebut didorong oleh potensi eksplorasi bisnis yang masih luas di sektor teknologi.

    Di sisi lain, Direktur Digital Business Telkom Indonesia, Fajrin Rasyid mengatakan bahwa Nex-BE Fest adalah salah satu inisiatif strategis yang dapat membuka berbagai peluang baru untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas.

    Selain itu, acara ini juga menjadi penghubung antara inovasi-inovasi yang dihadirkan startup dengan BUMN. 

    “Acara ini juga turut memperkuat posisi Telkom sebagai enabler digitalisasi, memfasilitasi transfer teknologi, memperluas adopsi solusi digital secara nasional,” ujarnya.

    Nex-BE Fest 2024 didukung oleh CloudMile, Google Cloud, BTN, dan Telkomsigma, memiliki agenda utama acara tahunan ini adalah business matchmaking, dimana para startup peserta dapat mempresentasikan solusi digital yang dimiliki guna memenuhi kebutuhan BUMN sekaligus mengeksplorasi potensi kolaborasi yang lebih luas.

    Pada gelaran Nex-BE Fest 2024 juga terdapat 7 MoU antara startup dan BUMN yang ditandatangani untuk menandai berbagai sinergi baru yang tercipta dalam sektor digitalisasi.

    Tidak sampai situ, Next Be-Fest 2024 juga terdapat sesi penghargaan bagi startup dan enterprise yang mampu menghasilkan pertumbuhan dan nilai sinergi tertinggi yang berdampak nyata terhadap ekosistem digital nasional.

  • Pegadaian Lahirkan Generasi Emas Melalui The Gade Sociopreneur

    Pegadaian Lahirkan Generasi Emas Melalui The Gade Sociopreneur

    Jakarta

    PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dengan menggelar penganugerahan The Gade Sociopreneurship Challenge (TGSC) 2024 di Ballroom The Gade Tower, Jakarta.

    Dalam sambutannya, Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan PT Pegadaian Eka Pebriansyah menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Melalui The Gade Sociopreneurship Challenge, Pegadaian ingin memberi ruang kepada anak muda untuk berkontribusi lebih dari sekadar ide.

    “Kami ingin mereka menciptakan solusi nyata yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan, sekaligus menguatkan ekosistem kewirausahaan sosial di Indonesia,” jelas Eka, dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12/2024).

    Acara ini menjadi puncak dari serangkaian perjalanan panjang yang diikuti oleh ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia, mencerminkan semangat yang penuh dedikasi dalam menciptakan perubahan sosial. Turut hadir dalam acara ini Muhammad Fajrin Rasyid, Ketua Bidang Pengembangan Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) yang memberikan apresiasi atas inisiatif Pegadaian dalam mendorong wirausaha sosial berbasis keberlanjutan.

    Dengan mengusung tema ‘Young Generation Innovations Towards a Sustainable Future’, TGSC 2024 hadir sebagai wadah bagi generasi muda untuk menunjukkan kepedulian dan kreativitasnya dalam menghadapi tantangan sosial dan lingkungan melalui wirausaha sosial. Selama lebih dari tiga bulan, kompetisi ini berhasil menarik 810 tim dengan total 2.400 mahasiswa yang berasal dari 104 perguruan tinggi, tersebar di 23 provinsi dan 60 kota/kabupaten.

    Setelah melalui beberapa tahap seleksi, terpilihlah 10 tim terbaik yang diundang untuk mengikuti final di Jakarta. Setelah pitching presentasi proposal dan exhibition, ditentukan 3 tim terbaik, yakni Tim Econella dari Universitas Indonesia sebagai Juara 1, Tim Minatara dari Universitas Gadjah Mada sebagai Juara 2, dan Tim Sparkle dari Universitas Hasanuddin sebagai Juara 3. Mereka tidak hanya menunjukkan keunggulan inovasi, tetapi juga komitmen nyata terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

    Pada kesempatan yang sama, para finalis diberi kesempatan untuk memperkenalkan produk inovatifnya kepada para tamu undangan yang hadir, termasuk para mitra strategis PT Pegadaian. Dari proyek berbasis teknologi hingga inovasi yang mengedepankan pemberdayaan komunitas lokal, setiap karya yang dipamerkan membawa pesan kuat tentang masa depan berkelanjutan yang dapat diciptakan melalui kolaborasi.

    Sebelumnya, 10 tim finalis terpilih telah melalui sesi virtual camp, sebuah program mentoring intensif yang dirancang untuk memperkuat kapasitas mereka dalam wirausaha sosial. Dengan bimbingan dari para ahli, mereka belajar tentang strategi pemasaran, pengelolaan bisnis, hingga cara membangun keberlanjutan jangka panjang.

    Komitmen PT Pegadaian tidak berhenti pada penghargaan ini. Para pemenang juga mendapatkan dukungan melalui pendanaan usaha dan program mentoring untuk memastikan ide-ide mereka dapat diimplementasikan dengan maksimal.

    Langkah ini sejalan dengan misi PT Pegadaian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan inklusi keuangan di Indonesia.

    TGSC menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan. Dengan kreativitas dan semangat mereka, visi masa depan yang berkelanjutan kini semakin nyata. Informasi lebih lanjut mengenai The Gade Sociopreneurship Challenge dapat diakses melalui akun Instagram @pegadaian_id dan @tjslpegadaian.

    (prf/ega)