Tag: Morgan

  • Inflasi AS Sesuai Prediksi, Pasar Makin Yakin The Fed Segera Pangkas Suku Bunga

    Inflasi AS Sesuai Prediksi, Pasar Makin Yakin The Fed Segera Pangkas Suku Bunga

    Bisnis.com, JAKARTA — Investor semakin optimistis Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada September 2025, menyusul data inflasi Juli yang sesuai ekspektasi dan sinyal terbatasnya dampak tarif impor Presiden AS Donald Trump terhadap harga barang.

    Berdasarkan data LSEG, pelaku pasar di perdagangan kontrak berjangka suku bunga meningkatkan taruhan pada pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada September. 

    Selain itu, probabilitas pemangkasan naik menjadi 98%, dari sekitar 89% pada awal perdagangan Selasa (12/8/2025) waktu setempat.

    Data inflasi AS periode Juli menunjukkan hasil sesuai ekspektasi, memperkuat keyakinan pelaku pasar bahwa The Fed akan memulai siklus pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya. 

    Ekspektasi tersebut kian menguat setelah laporan ketenagakerjaan Juli melemah, disertai revisi turun tajam pada data pekerjaan Mei dan Juni.

    Andrew Szczurowski, Co-Head Mortgage and Securitized Investment Morgan Stanley Investment Management menyebut, pasar sebelumnya diam-diam mengantisipasi angka inflasi yang lebih panas, tetapi hal tersebut ternyata tidak terjadi. 

    “Jika kita mempertimbangkan mandat ganda The Fed, terlihat bahwa mereka justru lebih meleset pada target ketenagakerjaan ketimbang target inflasi,” katanya dikutip dari Reuters, Rabu (13/8/2025).

    Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun—yang sensitif terhadap perubahan kebijakan moneter—turun usai rilis data, menjadi 3,729% atau sekitar dua basis poin lebih rendah dibandingkan sehari sebelumnya.

    Indeks harga konsumen (CPI) naik 0,2% secara bulanan pada Juli, sesuai perkiraan, dan 2,7% secara tahunan, lebih rendah dari konsensus 2,8%.

    Tanpa memasukkan komponen harga pangan dan energi yang bergejolak, CPI inti naik 0,3% pada Juli—tertinggi sejak Januari—setelah naik 0,2% di Juni. Secara tahunan, CPI inti tumbuh 3,1% pada Juli, naik dari 2,9% di bulan sebelumnya.

    Trump memanfaatkan data CPI yang moderat untuk menegaskan klaimnya bahwa tarif impor tidak membebani konsumen, sekaligus menyindir ekonom Goldman Sachs atas prediksi dampak tarif yang dinilainya keliru.

    Joseph Lavorgna, Penasihat Menteri Keuangan AS Scott Bessent, mengatakan bahwa angka inflasi tersebut menunjukkan eksportir banyak menyerap tarif dengan menurunkan harga.

    “Setiap bulan, kita menunggu inflasi yang tidak pernah muncul. Selama enam bulan berturut-turut, angka inflasi justru lebih rendah dari perkiraan. Artinya, inflasi yang dikhawatirkan itu tidak terjadi,” ujarnya.

    Ekonom PIMCO Tiffany Wilding memperkirakan CPI inti dapat naik hingga puncak 3,4% pada akhir tahun seiring beban tarif mulai diteruskan ke konsumen.

    Sementara itu, Kepala Ekonom AS PGIM Fixed Income Tom Porcelli menambahkan, akan butuh waktu sampai tarif benar-benar berdampak penuh.

    “Ini bukan kenaikan besar dalam satu bulan, melainkan akan muncul bertahap,” tambahnya.

    The Fed akan memantau data inflasi dan ketenagakerjaan Agustus sebelum mengambil keputusan suku bunga pada pertemuan mendatang.

    Adapun sehari sebelumnya, Trump menominasikan ekonom E.J. Antoni sebagai Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menggantikan pejabat sebelumnya yang dipecat 10 hari lalu. Pemecatan dilakukan setelah laporan pasar tenaga kerja yang lemah, dengan Trump menuduh tanpa bukti bahwa data tersebut dimanipulasi.

    Antoni dikenal sebagai kritikus BLS, yang belakangan mendapat sorotan tajam terkait kualitas data yang dinilai semakin menurun.

  • Apple Bangun Pabrik di AS, Nasibnya Langsung Berubah Sekejap

    Apple Bangun Pabrik di AS, Nasibnya Langsung Berubah Sekejap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Komitmen Apple membangun pabrik dan memperbesar investasi di Amerika Serikat (AS) langsung berdampak positif ke raksasa teknologi Cupertino tersebut di pasar saham.

    Saham produsen iPhone tersebut naik 4% dan ditutup di level US$229,35 per lembar pada perdagangan Jumat (8/8), menandai kenaikan mingguan terbesar sejak Juli 2020.

    Lonjakan pekan ini menambah nilai kapitalisasi pasar Apple lebih dari US$400 miliar, sehingga kini mencapai US$3,4 triliun.

    Lonjakan ini terjadi usai CEO Tim Cook tampil bersama Presiden Donald Trump di Gedung Putih, Rabu lalu, untuk mengumumkan rencana investasi jumbo.

    Apple akan menggelontorkan tambahan investasi US$100 miliar dalam empat tahun ke depan untuk belanja pada perusahaan dan komponen buatan AS, termasuk membangun fasilitas produksi chip di negeri Paman Sam.

    Langkah ini disambut hangat Trump. Dalam pertemuan publik tersebut, Trump memastikan Apple akan dibebaskan dari tarif baru yang bisa menggandakan harga chip impor.

    Sebelumnya, investor khawatir kebijakan tarif Trump dapat menggerus profitabilitas Apple hingga lebih dari US$1 miliar pada kuartal ini.

    “Apple dan Tim Cook memberikan masterclass dalam mengelola ketidakpastian setelah berbulan-bulan bayang-bayang tantangan dari tarif,” tulis analis JP Morgan, Samik Chatterjee, yang memberikan rekomendasi overweight untuk saham Apple, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (11/8/2025).

    Pertemuan Cook di Gedung Putih ini terjadi hanya dua minggu setelah Apple melaporkan kinerja keuangan kuartal Juni, di mana pendapatan keseluruhan naik 10% dan penjualan iPhone meningkat 13%.

    Apple pun bertahan sebagai perusahaan paling bernilai ketiga di dunia, di bawah Nvidia dan Microsoft, namun unggul atas Alphabet dan Amazon.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

    Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

    Jakarta

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan olahraga yang dapat mengurangi risiko stroke. Mereka menganjurkan untuk 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang, 75 menit untuk aktivitas berat, atau kombinasi keduanya.

    Sebuah studi baru menemukan bahwa semua tingkat aktivitas fisik, termasuk aktivitas fisik waktu luang (LTPA) dapat mengurangi risiko stroke. Temuan ini menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik waktu luang jauh di bawah ambang batas yang direkomendasikan untuk olahraga, dapat menurunkan risiko stroke sebesar 18 persen dibandingkan dengan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali.

    “Berolahraga 150 menit seminggu dapat mengurangi risiko stroke sebesar 29 persen dan tingkat aktivitas fisik, yang serupa dapat menguranginya sebesar 27 persen,” tulis studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology Neurosurgery & Psychiatry.

    Aktivitas Fisik di Waktu Luang untuk Mengurangi Stroke

    Dikutip dari Medical News Today, studi ini merupakan analisis dari 15 studi yang melibatkan 75.050 partisipan. Karena studi-studi tersebut dilakukan secara independen, analisis ini berupaya menemukan titik temu di antara keduanya.

    Periode tindak lanjut rata-rata adalah 125,7 bulan, plus minus 77,5 bulan. Dalam beberapa studi, luaran untuk tiga tingkat aktivitas dinilai:

    Tidak ada aktivitas fisik.Olahraga di bawah target 150 menit.Memenuhi rekomendasi 150 menit untuk olahraga.

    Dalam studi-studi ini, tingkat di bawah target dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 18 persen, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas.

    Studi lain melibatkan empat atau lima tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah dalam studi-studi ini menunjukkan penurunan risiko stroke yang serupa, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas sama sekali.

    Keterbatasan Studi

    Manfaat dari tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah pun konsisten pada pria dan wanita, serta semua kelompok usia. Meskipun temuannya menjanjikan, para penulis mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

    Di seluruh populasi studi, berbagai faktor membuat penarikan kesimpulan definitif menjadi lebih sulit. Di antaranya adalah metodologi penelitian yang berbeda dan beragamnya ras dan etnis, usia, keseimbangan pria dan wanita, serta lamanya periode tindak lanjut.

    “Sisi negatif dari penelitian ini adalah adanya banyak definisi berbeda tentang aktivitas rendah. Tetapi, hal itu dapat memiliki arti yang berbeda dalam studi yang berbeda,” terang direktur medis Program Jantung Struktural di MemorialCare Heart & Vascular Institute, Saddleback Medical Center, Dr Cheng-Han Chen.

    Seberapa Banyak Aktivitas Fisik yang Sebenarnya Dibutuhkan?

    Dr Chen mencatat bahwa efek aktivitas fisik di waktu luang yang ditemukan dalam penelitian ini tampak signifikan. Ia mengatakan ada banyak cara untuk memenuhi target aktivitas fisik yang direkomendasikan, seperti sesi kecil olahraga dasar yang dilakukan selama seminggu.

    “Berjalan kaki 10 menit di pagi hari dan 10 menit di sore hari. Dan itu sebenarnya 140 menit seminggu,” katanya.

    Selain itu, aktivitas fisik ringan yang dapat menurunkan risiko stroke, seperti:

    Membuka pintu, berjalan selama 5 menit ke satu arah, lalu berbalik dan berjalan pulang selama 5 menit dua kali sehari.Naik turun tangga selama 5 menit beberapa kali sehari.

    “Berapa pun jumlah olahraganya lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali,” tambah Dr Chen.

    Dr Chen juga mengungkapkan hal lain yang dapat membantu menyehatkan jantung dan dapat membantu menurunkan risiko stroke.

    “Jangan merokok, kelola tekanan darah, kelola kolesterol, kelola berat badan, dan kelola gula darah,” sambungnya.

    Dr Jayne Morgan, seorang ahli jantung dan direktur eksekutif Kesehatan dan Pendidikan Masyarakat di Piedmont Healthcare Corporation di Atlanta, juga menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih. Hal ini dapat membantu darah tidak berubah menjadi terlalu kental.

    “Air dapat membuat darah lebih encer dan tidak terlalu kental, sehingga mengurangi risiko stroke,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa membatasi asupan alkohol dapat membantu menjaga tekanan darah tetap sehat,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Pasar Saham Asia Pasifik Beragam Jelang Gencatan Tarif AS-China

    Pasar Saham Asia Pasifik Beragam Jelang Gencatan Tarif AS-China

    Jakarta, Beritasatu.com – Pasar saham Asia Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Senin (11/8/2025) seiring investor menunggu kepastian apakah tenggat 12 Agustus untuk gencatan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China akan diperpanjang.

    Di China, indeks acuan CSI 300 dibuka menguat tipis 0,13%, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,07%. Pergerakan positif ini terjadi di tengah ekspektasi pasar akan adanya perpanjangan gencatan tarif.

    Morgan Stanley dalam risetnya menyebutkan, bursa Hong Kong berpotensi mempertahankan momentum positif hingga akhir musim panas, dengan catatan ada kejelasan lebih lanjut terkait hubungan dagang AS-China dan pengumuman rencana pertumbuhan lima tahun China.

    Di kawasan lain, pasar Korea Selatan dan Australia bergerak variatif. Indeks Kospi dan Kosdaq berkapitalisasi kecil di Korea Selatan terpantau datar, sementara indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,43%. Bank Sentral Australia dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga pada Selasa mendatang.

    Kontrak berjangka S&P/ASX 200 mengindikasikan pembukaan lebih rendah di level 8.768, dibanding penutupan sebelumnya di 8.807,1. 

    Sebaliknya, kontrak berjangka Hang Seng berada di 24.937, mengarah pada pembukaan yang lebih tinggi dibanding penutupan terakhir di 24.858,82. Sementara itu, pasar saham Jepang tutup karena libur nasional.

  • Arah Bursa Saham AS Pekan Depan Dibayangi Data Inflasi AS

    Arah Bursa Saham AS Pekan Depan Dibayangi Data Inflasi AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Laju reli bursa saham Amerika Serikat (AS) akan diuji pekan depan dengan rilis data inflasi terbaru. Sejumlah investor menilai pasar ekuitas berpotensi mengalami koreksi setelah melesat ke rekor tertinggi.

    Melansir Reuters pada Minggu (10/8/2025), indeks acuan S&P 500 pada akhir perdagangan Jumat (8/8/2025) menguat lebih dari 8% sepanjang tahun ini dan berada di ambang level tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, indeks teknologi Nasdaq Composite mencatat rekor baru, memulihkan penurunan yang terjadi usai laporan ketenagakerjaan yang lemah awal bulan ini.

    Sejumlah analis, termasuk dari Deutsche Bank dan Morgan Stanley, memperingatkan potensi koreksi setelah reli hampir tanpa hambatan dalam empat bulan terakhir mendorong valuasi saham ke level mahal secara historis. Periode ini juga memasuki musim yang kerap menjadi jebakan bagi pasar saham.

    Laporan indeks harga konsumen (CPI) AS untuk Juli, yang akan dirilis Selasa (12/8/2025), diperkirakan menjadi pemicu volatilitas. Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

    “Saya rasa pasar sudah berada pada posisi siap terkoreksi. Ada banyak kekhawatiran yang terpendam di bawah permukaan,” ujar Dominic Pappalardo, Chief Multi-Asset Strategist di Morningstar Wealth. 

    Sejak menyentuh titik terendah tahun ini pada April, S&P 500 sudah melonjak 28%. Kekhawatiran investor akan resesi akibat tarif mereda setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan “Liberation Day” bulan itu, meskipun sempat memicu volatilitas ekstrem di pasar.

    Menurut data LSEG Datastream, S&P 500 kini diperdagangkan di level lebih dari 22 kali estimasi laba 12 bulan ke depan, jauh di atas rata-rata jangka panjang 15,8 kali, dan merupakan valuasi tertinggi dalam lebih dari empat tahun terakhir.

    Faktor musiman juga menjadi sorotan. Berdasarkan Stock Trader’s Almanac, dalam 35 tahun terakhir, Agustus dan September menjadi bulan dengan kinerja terburuk bagi S&P 500, dengan penurunan rata-rata masing-masing 0,6% dan 0,8%.

    “Kombinasi data tenaga kerja yang melemah dengan kekhawatiran inflasi akibat tarif bisa menjadi resep untuk terjadinya koreksi, terutama di kuartal III yang secara musiman lemah,” tulis Michael Wilson, Equity Strategist Morgan Stanley. 

    Meski begitu, dia tetap optimistis dalam jangka 12 bulan dan menyebut pihaknya akan membeli di saat harga turun. Survei Reuters memperkirakan CPI Juli naik 2,8% secara tahunan. Investor akan mengamati apakah tarif impor yang diberlakukan Trump memicu kenaikan harga, setelah laporan CPI Juni menunjukkan adanya dampak tarif pada sejumlah barang.

    Taruhan pasar atas pemangkasan suku bunga The Fed menguat setelah data tenaga kerja yang lemah, dengan Fed funds futures menunjukkan peluang lebih dari 90% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada pertemuan September, dan setidaknya dua kali sepanjang tahun ini.

    Namun, skenario itu bisa terganggu jika CPI lebih tinggi dari perkiraan, sehingga membuat The Fed lebih berhati-hati memangkas suku bunga.“Kalau CPI menunjukkan pasar terlalu optimistis, volatilitas bisa meningkat.Tapi jika tidak lebih buruk dari perkiraan, ini bisa memperkuat keyakinan bahwa kita berada di titik balik kebijakan The Fed,” kata Angelo Kourkafas, Senior Investment Strategist di Edward Jones. 

    Prospek kenaikan tarif dan dampak ekonominya terus menjadi bayang-bayang bagi pasar. Meski demikian, indeks saham tetap mencetak rekor tertinggi. Kenaikan tarif impor dari puluhan negara mulai berlaku Kamis (7/8/2025), mendorong bea masuk rata-rata AS ke level tertinggi dalam satu abad. Trump juga mengumumkan rencana pengenaan tarif pada chip semikonduktor dan impor farmasi.

    China berpotensi menghadapi kenaikan tarif baru pada Selasa (12/8/2025) kecuali Trump memperpanjang gencatan dagang yang sudah ada. Matt Rowe, Senior Portfolio Manager di Man Group menyebut, pasar tampaknya mengabaikan potensi dampak negatif dari gesekan ini terhadap ekonomi.“Pasar sudah merasa nyaman dengan tarif seolah-olah itu bukan masalah, padahal menurut saya itu keliru,” ujarnya.

  • Saham Perusahaan Hary Tanoe Masuk Indeks Global MSCI

    Saham Perusahaan Hary Tanoe Masuk Indeks Global MSCI

    Jakarta

    PT MNC Tourism Indonesia Tbk (KPIG) masuk dalam jajaran indeks bergengsi Morgan Stanley Capital International (MSCI). Grup MNC itu masuk dalam kategori Small Cap Indexes yang berlaku mulai penutupan pasar pada 26 Agustus 2025.

    Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama MNC Tourism & Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, menjelaskan masuknya perseroan mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental, kepemilikan aset premium berskala internasional, dan strategi pertumbuhan jangka panjang yang konsisten.

    Adapun KPIG membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 964,0 miliar di semester I 2025, atau tumbuh 25,6% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Saat ini, KPIG juga memiliki aset Tourism & Hospitality di Indonesia, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City.

    “Kami yakin pencapaian ini akan semakin memperkokoh kepercayaan investor global, membuka peluang penetrasi pasar yang lebih luas, serta memperkuat kinerja berkelanjutan Perseroan. MNC Tourism is on the right track to bring Indonesia to the world,” kata Hary Tanoe dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/8/2025).

    Untuk diketahui, terdapat beberapa saham domestik yang masuk dalam kategori Small Cap Indexes MSCI bersamaan dengan KPIG, yakni PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).

    Pada kategori Small Cap Indexes, terdapat dua saham yang hengkang, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF). MSCI sendiri penyedia indeks ekuitas global terkemuka yang menjadi acuan utama bagi para investor, termasuk institusi, manajer investasi, dan individu secara global.

    “Komposisi konstituen untuk Indeks MSCI Global Small Cap yang akan berlaku mulai penutupan pasar pada 26 Agustus 2025,” tulis pengumuman MSCI, Jumat (8/8/2025).

    Lihat juga Video: Akankah MSCI Jadi Sentimen Positif?

    (kil/kil)

  • Gokil, Segini Harga iPhone Jika Dibuat di AS

    Gokil, Segini Harga iPhone Jika Dibuat di AS

    Jakarta

    Gagasan merakit iPhone sepenuhnya di Amerika Serikat mencuat di tengah kebijakan “tarif impor” pemerintahan Donald Trump. Gedung Putih mengklaim AS memiliki tenaga kerja dan sumber daya untuk memproduksi iPhone di dalam negeri.

    Namun dikutip detikINET dari Forbes, para analis yang memahami operasi Apple menilai langkah ini akan sangat mahal dan rumit secara logistik.

    Apple memproduksi lebih dari 80% perangkatnya di China melalui kontraktor seperti Foxconn. Memindahkan ekosistem produksi raksasa ini ke AS membutuhkan waktu, investasi besar, dan stabilitas kebijakan-tanpa jaminan keberhasilan. Salah satu tantangan utama adalah biaya tenaga kerja.

    Di China, pekerja Foxconn dilaporkan berpenghasilan sekitar USD 3,63 (Rp 61 ribu) per jam selama peluncuran iPhone 16, sementara upah minimum di California mencapai USD 16,50 (Rp 277 ribu) per jam. Menurut analis Bank of America Securities, Wamsi Mohan, kesenjangan upah ini bisa menaikkan harga iPhone 16 Pro sebesar 25%, dari USD 1.199 (Rp 20,1 juta) menjadi sekitar USD 1.500 (Rp 25 juta).

    Sementara itu, analis Wedbush, Dan Ives, memprediksi angka lebih ekstrem, dengan harga iPhone buatan AS mencapai USD 3.500 (Rp 58,7 juta). Ia memperkirakan Apple perlu menggelontorkan USD 30 miliar selama tiga tahun hanya untuk memindahkan 10% rantai pasokannya ke AS.

    Selain biaya tenaga kerja, Apple akan menghadapi tarif impor pada komponen utama seperti layar dari Korea Selatan dan prosesor dari TSMC di Taiwan.

    Keterbatasan tenaga kerja terampil di AS juga menjadi hambatan. CEO Apple, Tim Cook, pernah menyatakan kekurangan teknisi di AS sebagai kendala signifikan, berbeda dengan China yang memiliki jumlah tenaga ahli melimpah.

    Sejarah menunjukkan tantangan serupa. Upaya Foxconn membangun pabrik di Wisconsin senilai USD 10 miliar diharapkan dapat menciptakan 13.000 lapangan kerja. Pada akhirnya, pabrik tersebut tidak memproduksi satu pun produk inti Apple, dan beralih ke produksi masker selama pandemi. Hingga saat ini, pabrik tersebut hanya memiliki sekitar 1.454 lapangan kerja, dan fasilitas tersebut bahkan belum 100% siap.

    Ekspansi Apple sebelumnya ke Brasil juga gagal melokalisasi produksi iPhone sepenuhnya. Meskipun pabriknya bernilai USD 12 miliar, Apple masih harus mengimpor sebagian besar komponen dari Asia. Pada tahun 2015, iPhone buatan Brasil harganya hampir dua kali lipat dari iPhone buatan China.

    Meski produksi iPhone massal di AS sulit terwujud, analis Morgan Stanley, Erik Woodring, menilai Apple mungkin akan memproduksi aksesori seperti HomePod atau AirTags skala kecil untuk mendapat keringanan tarif. Apple juga telah menunjukkan komitmen investasi di AS, termasuk USD 500 miliar untuk proyek seperti produksi server AI di Houston dan komponen semikonduktor di Arizona bersama TSMC.

    Namun, memindahkan seluruh rantai pasokan iPhone ke AS dinilai sebagai misi hampir mustahil. “Akan memakan waktu bertahun-tahun, jika memungkinkan,” ujar Mohan seperti dikutip dari CNBC.

    Strategi Apple tampaknya tetap berfokus pada negosiasi dengan pemerintahan Trump, seperti yang berhasil dilakukan pada 2019 saat memproduksi Mac Pro di Texas, untuk menjaga harga kompetitif dan menghindari tarif besar-besaran.

    Dengan semua tantangan ini, konsumen di Negeri Paman Sam mungkin harus bersiap membayar jauh lebih mahal untuk iPhone “Made in USA”-jika itu pernah terwujud.

    (afr/afr)

  • Bukti Baru Orang China Lebih Pintar dari Ahli Eropa, Dunia Geger

    Bukti Baru Orang China Lebih Pintar dari Ahli Eropa, Dunia Geger

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan dibuat geger setelah sebuah studi terbaru mengungkap bahwa buku katalog bintang tertua di dunia ternyata berasal dari China dan usianya lebih dari 2.300 tahun. Penemuan ini berpotensi menggeser posisi karya astronom Yunani Hipparchus yang sebelumnya dianggap tertua.

    Penelitian pracetak ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Chinese National Astronomical Observatories, yang menganalisis naskah kuno berjudul Star Manual of Master Shi menggunakan teknologi pemrosesan citra digital berbasis kecerdasan buatan (AI).

    Dengan teknik bernama Generalized Hough Transform, tim dapat memetakan kembali posisi bintang dan menyesuaikannya dengan pergerakan alami langit malam akibat pergeseran sumbu Bumi selama ribuan tahun.

    Hasilnya cukup mengejutkan. Naskah tersebut ternyata berasal dari tahun 355 SM, atau sekitar 250 tahun lebih tua dari perkiraan sebelumnya.

    “Saya rasa ini cukup meyakinkan,” ujar David Pankenier, profesor emeritus bidang astronomi China di Lehigh University, dikutip dari Live Science, Jumat (1/8/2025).

    Ia menambahkan bahwa penemuan ini menguatkan penelitian lama, termasuk karya Joseph Needham yang meneliti sains dan teknologi kuno Tiongkok.

    Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Star Manual of Master Shi sempat diperbarui sekitar tahun 125 Masehi, meski beberapa revisinya dianggap tidak akurat. Hal ini menjelaskan mengapa terdapat ketidaksesuaian antara beberapa posisi bintang dalam naskah tersebut.

    Namun, tak semua ilmuwan sependapat soal penelitian ini. Daniel Morgan, sejarawan dari Pusat Penelitian Peradaban Asia Timur di Prancis, yang menyebut bahwa manuskrip ini kemungkinan berasal dari sekitar tahun 103 SM, bersamaan dengan munculnya penggunaan sistem koordinat bola dan penciptaan bola armilar, alat astronomi berbentuk cincin logam yang menggambarkan lintang, bujur, dan lintasan rasi bintang.

    “Kalau kita pertimbangkan bahwa mungkin instrumen awalnya meleset satu derajat, semua data astronominya justru selaras dengan konteks manusianya,” ujarnya.

    Penemuan ini menjadi sorotan karena terkait erat dengan kebanggaan nasional. Sebab selama 300 tahun terakhir, klaim siapa yang pertama membuat alat ilmiah menjadi semacam perlombaan antarperadaban.

    Ia menambahkan bahwa selama abad ke-20, ilmuwan Eropa sempat meremehkan kemampuan astronom China kuno, meski catatan mereka terbukti sangat akurat.

    Terlepas dari perdebatan mengenai siapa yang pertama, peneliti sepakat bahwa naskah Star Manual of Master Shi merupakan salah satu warisan penting dalam sejarah astronomi dunia.

    Studi pracetak ini sekarang sedang dalam proses review di jurnal Research in Astronomy and Astrophysics.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Morgan dan MV Agusta Edisi Terbatas Masuk Indonesia!

    Morgan dan MV Agusta Edisi Terbatas Masuk Indonesia!

    Jakarta

    Mobil langka Morgan Midsummer dan motor edisi terbatas MV Agusta Superveloce 1000 Serie Oro resmi hadir di Indonesia, masing-masing hanya diproduksi 50 dan 500 unit di seluruh dunia.

    Kedua kendaraan itu dimasukkan oleh TDA Luxury Toys, beroperasi sebagai authorized dealer Morgan Motor Company, Koenigsegg, dan MV Agusta di Indonesia.

    “Kebanggaan besar bagi kami, karena dapat mempersembahkan dua ikon otomotif langka: Superveloce 1000 Serie Oro dari MV Agusta, motor limited edition dengan hanya 500 unit di dunia, dan Morgan Midsummer, yang jumlahnya cuma 50 unit di dunia,” kata William Tjandra, President Director TDA Luxury Toys dikutip dari keterangan resminya, Senin (4/8/2025).

    Morgan Midsummer merupakan hasil kolaborasi antara Morgan Motor Company dan rumah desain legendaris asal Italia, Pininfarina S.p.A.

    Morgan Midsummer mengusung gaya barchetta, – dua tempat duduk tanpa kaca depan. Lebih lanjut, mobil ini menjadi salah satu “fuoriserie” dari Pininfarina, mobil yang dirancang dan dibangun secara khusus, jumlahnya sangat terbatas.

    Morgan Midsummer dan MV Agusta Superveloce 1000 Serie Oro Foto: Dok. TDA Luxury Toys

    Setiap lekuk bodi Morgan Midsummer dibentuk secara manual dari aluminium, melibatkan lebih dari 250 jam pengerjaan tangan. Di balik desain retro-nya, Midsummer mengusung teknologi performa tinggi. Mobil ini memakai mesin 3.0L inline-6 turbocharged BMW B58, serupa dengan yang digunakan pada Morgan Plus Six. Output tenaganya mencapai sekitar 335-340 hp, dipadukan dengan transmisi otomatis 8-percepatan ZF.

    Superveloce 1000 Serie Oro adalah edisi spesial yang hanya diproduksi sebanyak 500 unit di seluruh dunia.

    Motor ini terinspirasi desain dari motor balap MV Agusta era 1970-an, dipadukan dengan teknologi superbike masa kini. Desain fairing aerodinamis, winglet dari serat karbon, dan knalpot empat lubang underseat menjadi ciri khas yang langsung membedakannya di jalan.

    Di balik tampilannya yang klasik, motor ini mengusung jantung mekanis brutal: mesin 4-silinder segaris 998 cc yang mampu menghasilkan tenaga hingga 208 hp pada 13.000 rpm dan torsi 116,5 Nm. Dengan bantuan kit balap, output bisa meningkat hingga 212 hp.

    Motor ini dipadukan dengan transmisi 6-percepatan quickshifter EAS 4.0. Akselerasinya bisa melesat dari 0-100 km/jam hanya dalam 3,1 detik, dengan top speed lebih dari 300 km/jam.

    Selain dua kendaraan legendaris tersebut, TDA Luxury Toys juga menampilkan dua model unggulan lainnya: Morgan PlusFour, – roadster klasik modern dan MV Agusta Enduro Veloce, – motor adventure modern pabrikan Italia dengan kapasitas mesin 931 cc.

    Morgan PlusFour Foto: Dok. TDA Luxury Toys

    TDA Luxury Toys belum memberikan harga dari Morgan Midsummer dan Superveloce 1000 Serie Oro dari MV Agusta. Naumn untuk Morgan PlusFour estimasinya 125.500 poundsterling (sekitar Rp 2,7 miliaran dan MV Agusta Enduro Veloce sekitar 59 ribu Euro (Rp 1,1 miliaran).

    (riar/din)

  • Album Stray Kids Jadi Penjualan Terlaris di Amerika Serikat Tahun Ini!

    Album Stray Kids Jadi Penjualan Terlaris di Amerika Serikat Tahun Ini!

    JAKARTA – Artis K-pop sudah mendominasi global tidak hanya secara digital, namun juga fisik. Hal itu terbukti dengan lima grup K-pop yang berhasil menjual album mereka di Amerika Serikat.

    Luminate atau Nielsen Music merilis data dari Billboard yang menunjukkan daftar penjualan album fisik terlaris di Amerika Serikat selama paruh pertama tahun 2025. Seluruh penjualan dihitung dari 3 Januari hingga 3 Juli lalu.

    Peringkat pertama dipimpin oleh The Weeknd yang merilis Hurry Up Tomorrow sebanyak 163 ribu keping. Urutan kedua disusul dengan album spesial dari Stray Kids, 合 (HOP) menjadi album K-pop terlaris dengan 149 ribu keping.

    Pada peringkat ketiga, ada ENHYPEN dengan album terbaru mereka yaitu DESIRE: UNLEASH yang terjual sebanyak 145 ribu keping. Mereka baru merilis album ini sebulan sebelum masa perhitungan selesai.

    Kemudian ada ATEEZ dengan album GOLDEN HOUR: Part. 3 yang turut dirilis berdekatan dengan ENHYPEN dan meraup 116 ribu keping.

    Grup SEVENTEEN dengan album HAPPY BURSTDAY juga berada di peringkat ketujuh dengan 79 ribu keping yang terjual.

    Selain keempat grup, ada LE SSERAFIM yang berada di peringkat ke-9 dengan album HOT yang terjual 73 ribu keping yang terjual di Amerika Serikat.

    Lima artis K-pop yang berada di daftar membuktikan bahwa minat publik terhadap album fisik masih meningkat. Mereka juga bersaing dengan para musisi global yang mengukuhkan status mereka di mata dunia.

    Berikut peringkat penjualan album terlaris di Amerika Serikat untuk paruh pertama tahun 2025:

    The Weeknd – Hurry Up Tomorrow (163.000)Stray Kids – 合 (HOP) (149.000)ENHYPEN – DESIRE: UNLEASH (145.000)ATEEZ – GOLDEN HOUR: Part. 3 (116.000)Sabrina Carpenter – Short n’ Sweet (93.000)Lady Gaga – MAYHEM (83.000)SEVENTEEN – HAPPY BURSTDAY (79.000)Kendrick Lamar – GNX (75.000)LE SSERAFIM – HOT (73.000)Morgan Wallen – I’m the Problem (71.000)