Tag: Mochamad Machmud

  • 1
                    
                        Nenek 80 Tahun Diusir dan Rumahnya Dibongkar Paksa Ormas: Bibir dan Hidung sampai Berdarah
                        Surabaya

    1 Nenek 80 Tahun Diusir dan Rumahnya Dibongkar Paksa Ormas: Bibir dan Hidung sampai Berdarah Surabaya

    Nenek 80 Tahun Diusir dan Rumahnya Dibongkar Paksa Ormas: Bibir dan Hidung sampai Berdarah
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Kejadian memilukan menimpa seorang nenek asal Surabaya, Elina Wijayanti (80), yang rumahnya dirobohkan secara paksa oleh puluhan orang.
    Kuasa hukum korban, Wellem Mintarja, menyebut kliennya diusir secara paksa dari rumahnya yang berada di Dukuh Kuwukan, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.
    “Kurang lebih ada 20 sampai 30 orang yang datang dan melakukan pengusiran secara paksa. Ini jelas eksekusi tanpa adanya putusan pengadilan,” kata Wellem, Rabu (24/12/2025).
    Wellem menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi siang hari saat Elina menolak keluar rumah. Nenek lansia tersebut justru ditarik dan diangkat secara paksa oleh empat hingga lima orang demi mengosongkan bangunan. 
    Saat kejadian, di dalam rumah juga terdapat balita berusia 5 tahun, bayi 1,5 bulan, serta ibu dan lansia lainnya.
    “Korban ditarik, diangkat, lalu dikeluarkan dari rumah. Ada saksi dan videonya. Nenek ini sampai bibirnya berdarah,” ungkap Wellem.
    Setelah para penghuni dikeluarkan paksa, rumah tersebut dipalang dan tidak diperbolehkan dimasuki kembali. Beberapa hari kemudian, muncul alat berat yang meratakan bangunan tersebut dengan tanah setelah barang-barang di dalamnya diangkut menggunakan pikap tanpa izin penghuni.
    Elina Widjajanti mengungkapkan perlakuan kasar yang dialaminya saat pengusiran tersebut. Tubuhnya diseret dan diangkat keluar dari rumah yang telah ia huni sejak 2011.
    “Hidung dan bibir saya berdarah, wajah saya juga memar,” tutur Elina.
    Selain mengalami luka fisik, Elina mengaku kehilangan seluruh barang miliknya, termasuk sejumlah sertifikat penting yang diduga ikut raib saat
    pengosongan paksa
    .
    Ia pun menuntut adanya pertanggungjawaban atas hilangnya dokumen dan rusaknya bangunan miliknya.
    “Barang saya hilang semua, ada beberapa sertifikat juga. Ya minta ganti rugi,” kata Elina.
    Pihak kuasa hukum telah melaporkan kejadian ini ke Polda Jawa Timur dengan nomor laporan LP/B/1546/X/2025/SPKT/POLDA JAWA TIMUR terkait dugaan pengeroyokan dan perusakan secara bersama-sama sesuai Pasal 170 KUHP.
    Wellem menegaskan akan melaporkan kasus ini secara bertahap, termasuk dugaan pencurian dokumen dan masuk pekarangan orang tanpa izin.
    Wakil Wali Kota Surabaya Armuji melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait kasus viral nenek Elina.
    Ketua RT setempat, Leo, menerangkan bahwa berdasarkan data di kelurahan hingga Agustus 2025, lahan tersebut masih tercatat atas nama Elisabeth, saudara kandung Elina.
    Di sisi lain, Samuel selaku pihak yang mengaku pembeli mengeklaim telah membeli rumah itu secara sah sejak 2014.
    “Saya sudah beberapa kali menyampaikan ke Bu Elina untuk keluar karena ini sudah rumah yang saya beli, tapi beliaunya tetap enggak percaya. Akhirnya ya mau enggak mau saya lakukan secara paksa,” kata Samuel.
    Samuel juga membantah telah menghilangkan barang-barang keluarga Elina. Ia mengeklaim telah mengirimkan satu mobil pikap berisi barang-barang tersebut kepada salah satu anggota keluarga sebelum pembongkaran dilakukan.
    Setelah mendengarkan keterangan kedua belah pihak, Armuji menyarankan agar perkara ini segera dituntaskan melalui jalur hukum di
    Polda Jatim
    .
    Ia menegaskan bahwa proses eksekusi lahan tidak boleh dilakukan secara sepihak, apalagi dengan melibatkan preman tanpa adanya putusan pengadilan.
    “Tindakan brutal ini kalau sampean pakai bawa-bawa preman, meskipun sampean punya surat sah tetap tindakan sampean bisa dikecam satu Indonesia,” tegas pria yang akrab disapa Cak Ji tersebut.
    Armuji juga meminta pihak kepolisian bertindak tegas terhadap oknum ormas yang terlibat dalam tindakan pengusiran brutal tersebut demi tegaknya keadilan di Kota Surabaya.
    “Oknum seperti ini, tolong organisasi Madas ditindak tegas, laporkan ke kepolisian orang-orang seperti ini biar nanti ada keadilan di sana. Kalau enggak, nanti orang seluruh Indonesia akan mengecam saudara semuanya ini,” kata Armuji.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sidak Rumah Nenek yang Roboh Dibongkar Paksa, Armuji: Tindakan Ini Bisa Dikecam Satu Indonesia
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 Desember 2025

    Sidak Rumah Nenek yang Roboh Dibongkar Paksa, Armuji: Tindakan Ini Bisa Dikecam Satu Indonesia Surabaya 25 Desember 2025

    Sidak Rumah Nenek yang Roboh Dibongkar Paksa, Armuji: Tindakan Ini Bisa Dikecam Satu Indonesia
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait kasus viral seorang nenek, Elina Wijayanti (80), yang rumahnya dirobohkan secara paksa oleh sekelompok orang.
    Dalam video yang beredar, tampak sejumlah orang yang diduga dari organisasi masyarakat (ormas) menyeret paksa Elina keluar dari kediamannya.
    “Ini rumahnya siapa? Ini rumahnya saya, mana suratnya? Saya kan sudah tunjukkan surat saya,” tegas Elina dengan nada marah sebelum dirinya diseret paksa untuk keluar dari rumahnya di Jalan Kuwukan, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.
    Cucu keponakan Elina, Iwan, menjelaskan bahwa pada 4 Agustus 2025 tiba-tiba sekelompok orang datang mengklaim rumah tersebut telah dijual kepada seseorang bernama Samuel. Karena keluarga merasa tidak pernah menjual rumah tersebut, mereka menolak untuk pergi.
    “Terus tanggal 6 Agustus, orang-orang tadi datang lagi, masuk ke rumah secara paksa dan mengusir Bu Elina dan kami semua,” jelas Iwan kepada
    Armuji
    , Rabu (24/12/2025).
    Puncaknya pada 9 Agustus 2025, rumah tersebut dibongkar paksa menggunakan
    excavator
    . Seluruh barang-barang mulai dari pakaian, peralatan dapur, kendaraan, hingga surat berharga dilaporkan hilang dan tidak diketahui keberadaannya pasca-pembongkaran.
    Ketua RT setempat, Leo, menerangkan bahwa berdasarkan data di kelurahan hingga Agustus 2025, lahan tersebut masih tercatat atas nama Elisabeth, saudara kandung Elina. Di sisi lain, Samuel selaku pihak yang mengaku pembeli mengeklaim telah membeli rumah itu secara sah sejak 2014.
    “Saya sudah beberapa kali menyampaikan ke Bu Elina untuk keluar karena ini sudah rumah yang saya beli, tapi beliaunya tetap enggak percaya. Akhirnya ya mau enggak mau saya lakukan secara paksa,” kata Samuel.
    Samuel juga membantah telah menghilangkan barang-barang keluarga Elina. Ia mengeklaim telah mengirimkan satu mobil pikap berisi barang-barang tersebut kepada salah satu anggota keluarga sebelum pembongkaran dilakukan.
    Setelah mendengarkan keterangan kedua belah pihak, Armuji menyarankan agar perkara ini segera dituntaskan melalui jalur hukum di Polda Jatim.
    Ia menegaskan bahwa proses eksekusi lahan tidak boleh dilakukan secara sepihak, apalagi dengan melibatkan preman tanpa adanya putusan pengadilan.
    “Tindakan brutal ini kalau sampean pakai bawa-bawa preman, meskipun sampean punya surat sah tetap tindakan sampean bisa dikecam satu Indonesia,” tegas pria yang akrab disapa Cak Ji tersebut.
    Armuji juga meminta pihak kepolisian bertindak tegas terhadap oknum ormas yang terlibat dalam tindakan pengusiran brutal tersebut demi tegaknya keadilan di Kota Surabaya.
    “Oknum seperti ini, tolong organisasi Madas ditindak tegas, laporkan ke kepolisian orang-orang seperti ini biar nanti ada keadilan di sana. Kalau enggak, nanti orang seluruh Indonesia akan mengecam saudara semuanya ini,” kata Armuji.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cak Ji Dikukuhkan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Kader Dorong Semangat “Jayalengkara” untuk Rakyat

    Cak Ji Dikukuhkan Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Kader Dorong Semangat “Jayalengkara” untuk Rakyat

    Surabaya (beritajatim.com) – Kader PDI Perjuangan Surabaya menyampaikan dukungan penuh atas dikukuhkannya Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya periode 2025–2030.

    Dukungan tersebut dinilai penting untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan soliditas partai di tingkat akar rumput.

    Kader PDI Perjuangan Surabaya, Achmad Hidayat, menyampaikan ucapan selamat dan harapan agar kepemimpinan baru mampu membawa partai semakin dekat dengan rakyat.

    “Selamat atas dikukuhkannya Cak Ji beserta pengurus DPC PDI Perjuangan periode 2025–2030. Semoga diberikan kelancaran dalam mengemban amanah partai,” kata Achmad Hidayat, Senin (22/12/2025).

    Achmad menegaskan bahwa keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merupakan mandat politik yang harus didukung bersama oleh seluruh struktur partai. Menurut dia, loyalitas organisasi menjadi fondasi utama dalam menjaga kekuatan PDI Perjuangan di Surabaya.

    “Keputusan Ibu Ketua Umum harus didukung oleh seluruh PAC, ranting, anak ranting, kader, dan simpatisan PDI Perjuangan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Achmad mengajak seluruh kader untuk melanjutkan semangat “Jayalengkara” sebagai nilai perjuangan partai di tengah masyarakat. Dia menilai semangat tersebut relevan untuk menjawab kebutuhan warga Surabaya melalui kerja-kerja kerakyatan.

    “Semangat Jayalengkara untuk rakyat Surabaya harus terus dihidupkan, dengan mengedepankan kemaslahatan rakyat, musyawarah mufakat, dan gotong royong,” tutur dia.

    Achmad juga berharap tiga pilar partai dapat terus solid dalam mengimplementasikan ajaran Bung Karno. Menurut dia, Pancasila 1 Juni 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi pedoman nyata dalam kerja politik di Surabaya.

    “Tiga pilar partai harus solid untuk mewujudkan gagasan Bung Karno dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.

    Achmad menyampaikan doa agar kepemimpinan di Surabaya berjalan selaras demi kepentingan rakyat. Dia berharap sinergi antarpemimpin mampu membawa PDI Perjuangan semakin kuat di Kota Pahlawan.

    “Saya berdoa supaya Mas Eri Cahyadi, Cak Ji, dan Mas Adi Sutarwijono bisa manunggal untuk Surabaya dan PDI Perjuangan,” tegas Achmad.[asg/ted]

  • Ini Janji Cak Ji Usai Ditunjuk Jadi Ketua DPC PDIP Kota Surabaya

    Ini Janji Cak Ji Usai Ditunjuk Jadi Ketua DPC PDIP Kota Surabaya

    FAJAR.CO.ID, SURABAYA –Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji terpilih sebagai Ketua DPC DPDIP Surabaya periode 2025-2030, dalam Konferensi Cabang (Konfercab) Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya, Minggu (21/12).

    Diketahui, sejak pemberhentian tugas Adi Sutarwijono alias Awi oleh DPP PDIP pada awal Mei 2025 lalu, jabatan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya lowong. Itu artinya, Armuji ditunjuk sebagai ketua setelah sekitar 6 bulan kekosongan jabatan tersebut.

    Usai terpilih sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya, Armuji menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri karena sudah dipercaya memegang amanah tersebut di Kota Surabaya.

    “Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri dan Pak Sekjen, yang telah memberi amanah dan rekomendasi kepada saya untuk memimpin DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya,” tutur Armuji.

    Politikus yang akrab disapa Cak Ji itu berjanji akan menjalankan amanah yang diberikan kepadanya, sesuai dengan pesan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yakni selalu melibatkan rakyat.

    “Kita pegang teguh yang dipesankan Ibu Ketua Umum, mendengarlah, datanglah, dan di mana rakyat yang membutuhkan bantuan, kita tidak segan-segan untuk mengulurkan tangan,” imbuhnya.

    Menurut Armuji, partai politik harus hadir memberi solusi konkret bagi masyarakat. Oleh karena itu, ia meminta seluruh jajaran partai untuk peka, sigap, dan responsif terhadap kebutuhan nyata rakyat.

    Ketika ditanya mengenai tantangan lima tahun ke depan, Cak Ji mengaku optimis PDI Perjuangan Surabaya akan kembali bangkit dan meraih kemenangan di kontes demokrasi mendatang.

  • Cak Ji Resmi Pimpin DPC PDIP Surabaya 2025–2030, Target Kembalikan Kursi dan Perkuat Basis Rakyat

    Cak Ji Resmi Pimpin DPC PDIP Surabaya 2025–2030, Target Kembalikan Kursi dan Perkuat Basis Rakyat

    Surabaya (beritajatim.com) — Wakil Wali Kota Surabaya Armuji atau Cak Ji resmi ditetapkan sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya periode 2025–2030. Penetapan itu diputuskan dalam Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Kota Surabaya di Hotel Shangri-La, Minggu (21/12/2025).

    Usai penetapan, Cak Ji menyampaikan komitmen untuk menjalankan amanah partai dengan tetap berpijak pada kerja-kerja kerakyatan. Dia menegaskan kepercayaan dari pimpinan pusat menjadi tanggung jawab besar yang harus dijalankan secara kolektif bersama seluruh struktur partai.

    “Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri dan Pak Sekjen Hasto yang telah memberikan rekomendasi, kepercayaan, dan amanah kepada saya untuk memimpin DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya,” ujar Armuji.

    Dia menegaskan pesan Ketua Umum agar seluruh kader hadir di tengah masyarakat dan peka terhadap persoalan warga. Menurut dia, struktur partai harus responsif ketika rakyat membutuhkan kehadiran dan bantuan.

    “Yang selalu dipesankan Ibu Ketua Umum, dengarlah dan datanglah ke rakyat. Di mana rakyat membutuhkan bantuan, kita tidak segan mengulurkan tangan,” katanya.

    Menghadapi lima tahun ke depan, Cak Ji optimistis PDI Perjuangan Surabaya tetap solid. Dia menyebut kekuatan partai terletak pada struktur yang kompak dari tingkat anak ranting hingga PAC.

    “Pesan Pak Sekjen, lima tahun ke depan kita optimis karena struktur kita selalu bersama-sama dan bergotong royong untuk masyarakat,” ucapnya.

    Terkait target Pileg 2029, Cak Ji menyatakan tekad mengembalikan kursi yang sempat berkurang. Dia menilai perubahan peta daerah pemilihan menjadi tantangan sekaligus peluang.

    “Kursi kita kemarin turun, ini harus kita rebut kembali. Minimal kembali seperti semula, syukur-syukur bisa tambah,” katanya.

    Saat disinggung peluang maju Pilwali Surabaya, Cak Ji memilih menjawab santai. Dia menegaskan fokus saat ini adalah konsolidasi partai dan penguatan basis suara, terutama dari generasi muda.

    “Pengurus kita banyak anak Gen Z dan milenial. Itu yang akan kita galang terus agar PDI Perjuangan Surabaya kembali menang,” pungkas dia. [asg/beq]

  • Warga Surabaya Lapor ke Armuji soal Dugaan Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 10 Miliar
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        18 Desember 2025

    Warga Surabaya Lapor ke Armuji soal Dugaan Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 10 Miliar Surabaya 18 Desember 2025

    Warga Surabaya Lapor ke Armuji soal Dugaan Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 10 Miliar
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Puluhan warga Surabaya melaporkan dugaan kasus investasi bodong dengan total kerugian sekitar Rp 10 miliar dari 300 korban, kepada Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, di Rumah Aspirasi.
    Salah seorang korban, Imelda Amelia (23), menjelaskan bahwa pertama kali mengenal terduga pelaku TI dari testimoni para customer di salonnya yang juga telah berinvestasi terlebih dahulu.
    “Awalnya saya sempat ragu karena sebelumnya dua tahun lalu juga pernah kena (
    investasi bodong
    ), tapi katanya customerku ini sudah terpercaya banget, aman banget,” ujar Imelda kepada
    Kompas.com
    , Kamis (18/12/2025).
    Dia pun memutuskan untuk bergabung investasi TI pada 7 November 2025, dan dijanjikan uang tersebut akan diinvestasikan ke beberapa perusahaan ternama.
    Pada pembayaran pertama, Imelda menyetorkan Rp 2 juta dan kembali mendapatkan keuntungan Rp 2,35 juta lima hari berikutnya.
    “Awalnya semuanya lancar saja sampai tanggal 27 November (2025) itu enggak dibayar lagi gara-gara ada salah satu korban lain yang kerugiannya sampai Rp 190 juta itu minta uangnya, nah dari situ TI kan kebingungan buat bayarnya,” katanya.
    Akhirnya, pada 27 November 2025, sekitar pukul 19.00, TI mengakui melalui grup WhatsApp (WA) bahwa selama ini perusahaan dan buki-bukti investasinya palsu.
    Perusahaan investasi milik TI yang bernama PT Serasi Berkah Investama merupakan perusahaan fiktif yang alamat, foto gedung, serta logo perusahaannya diambil melalui Pinterest.
    “Di grup WA itu dia bilang sendiri kalau selama ini perusahaan, bukti transfer, dan lainnya itu diambil dari Pinterest, dari nama perusahaan yang asli PT Tri Mega,” ujar Imelda.
    Begitu mengetahui adanya dugaan penipuan, Imelda bersama puluhan korban lainnya bersama-sama mendatangi rumah TI untuk meminta pertanggung jawaban.
    “Akhirnya kita datangi rumahnya dan dia bilang kalau sisa uang yang dia punya hanya ada sekitar Rp 40 juta, itu dibagi ke semua korban yang datang dan saya cuma dapat Rp 850.000,” katanya.
    Imelda sendiri mengungkapkan bahwa dia mengalami kerugian Rp 5,5 juta.
    “Sebenarnya saya sudah ada uang masuk sekitar Rp 12 juta, tapi kalau dikurangi sama keuntungan yang saya dapat, jadi sisa (kerugiannya) sekitar Rp 5,5 juta,” ujarnya.
    Ada sekitar 300 korban lainnya yang berasal dari Surabya, Gresik, Malang, Yogyakarta, hingga Lampung.
    “Bahkan, sewaktu kita ke rumahnya itu ada korban dari Yogyakarta yang bela-belain naik kereta hanya untuk nagih minta uangnya kembali,” kata Imelda.
    Setelah itu, Imelda bersama beberapa korban lainnya melaporkan dugaan penipuan tersebut ke Polda Jatim pada 1 Desember 2025.
    Kini, TI, kedua orang tuanya, serta pacarnya telah berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO).
    “Karena yang kedua kali kita ke sana rumahnya itu sudah kuncian, enggak dibukakan pintu, orangnya sudah kabur, bahkan di depannya ada tulisan kayak ‘jangan menggangu atau nanti akan dilaporkan’,” ujar Imelda.
    Menurut dia, TI juga beberapa kali menantang agar para korban lebih baik memenjarakan dirinya daripada harus mengembalikan uang ganti rugi.
    “Dia itu juga setiap ditagih selalu bilang ‘
    penjarakno ae aku, nek
    dipenjara berarti utangku lunas (penjarakan saja aku, kalau dipenjara berarti hutangku lunas)’,” katanya.
    Imelda mengungkapkan, gaya hidup TI dapat dikatakan cukup mewah, sementara pekerjaannya hanya sebagai
    cleaning service
    .
    “Dia HP-nya Iphone, sepatunya selalu ganti-ganti branded semua, tapi waktu kita datangi rumahnya dia bilang kalau sudah enggak punya uang lagi,” ujarnya.
    Kemudian, para korban pun melaporkan perakara tersebut ke
    Armuji
    pada Selasa, 16 Desember 2025.
    Cak Ji, sapaan akrab Armuji, berkomitmen akan melakukan sidak ke orangtua pelaku. Sebab, keberadaan pelaku sudah tidak diketahui.
    “Ya, nanti kita sidak ke sana, tapi pastikan dulu orang tua pelaku ada disana,” kata Cak Ji.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Konten Armuji Sidak SPBU Rajawali Tuai Pro-Kontra, Praktisi Hukum Surabaya Ingatkan Masalah Etik

    Konten Armuji Sidak SPBU Rajawali Tuai Pro-Kontra, Praktisi Hukum Surabaya Ingatkan Masalah Etik

    Surabaya (beritajatim.com) – Konten Sidak Wakil Walikota (Wawali) Surabaya Armuji di SPBU Rajawali beberapa waktu lalu terus menjadi perbincangan netizen.

    Ada kelompok netizen yang mendukung langkah Armuji dalam melakukan sidak di SPBU Rajawali sebagai bentuk kepedulian pejabat kepada masyarakat.

    Namun, banyak netizen juga berpendapat jika sidak yang dilakukan Armuji hanya pencitraan tanpa menyelesaikan masalah.

    Selain itu, menurut netizen, Armuji dianggap tidak melakukan sidak dengan benar. Saat sidak di SPBU Rajawali, Armuji malah mereview botol berisi cairan hijau yang diklaim sebagai pertalite dari warga yang antri. Bukan memeriksa secara langsung dari selang nozzle pengisian.

    Praktisi hukum asal Surabaya, Firman Rachmanudin mengatakan, keputusan Armuji menjadikan botol berisi cairan hijau pemberian warga sebagai sampel adanya masalah dalam kandungan BBM yang dijual di SPBU Rajawali berpotensi merugikan pihak Pertamina.

    Menurut Firman, harusnya sebagai pejabat publik Armuji bisa menunjukan dan membuktikan jika memang botol berisi cairan hijau yang diulas dalam konten dibeli dari SPBU Rajawali.

    “Dalam konten tersebut, Cak Ji langsung mempercayai laporan warga yang sedang antri di jalur pengisian Pertalite SPBU Rajawali. Padahal, bisa saja Armuji meminta contoh sampel dari mesin nozel langsung saat itu juga supaya tidak menimbulkan kesan dibuat-buat,” kata Firman.

    Praktisi hukum asal Surabaya, Firman Rachmanudin

    Walaupun berpotensi merugikan pihak Pertamina, Founder FK Law Firm itu menjelaskan jika Armuji tidak bisa dipidanakan sesuai dengan Putusan MK nomor 105/PPU-XXII/2024 yang membatasi subjek hukum terkait dengan cemar baik yang hanya merujuk pada orang perseorangan atau individu.

    “Namun secara keperdataan, badan hukum dapat melakukan gugatan sebagaimana diatur dalam pasal 1365 KUHperdata jika akibat pencemaran nama baik itu membuat kerugian secara nyata terhadap badan hukum tersebut seperti SPBU yang merasa dirugikan karena terekspose negatif tanpa adanya suatu proses atau due diligence yang pasti,” imbuh Firman.

    Firman lalu menyoroti peran Armuji saat pembuatan konten tersebut berlangsung. Apakah Armuji sidak ke lokasi sebagai individu (politisi) atau sebagai Wakil Walikota Surabaya.

    Sebab, tugas Armuji sebagai Wakil Walikota tentu sudah diatur di dalam perundang-undangan yang berlaku.

    “Jika datang sebagai seorang Wakil Walikota, potensi pelanggaran etik juga cukup besar. Sebab, sebagaimana aturan hukum tata negara kita dalam UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah telah jelas mengatur sedemikian rupa tugas, wewenang dan fungsi jabatan kepala daerah,”jelas Firman.

    Secara umum Firman mengingatkan agar Armuji mawas diri dan berhati-hati dalam melakukan sidak. Karena, tugas Wakil Walikota sudah tegas dibahas dalam Pasal 66 ayat (1) UU nomor 23 tahun 2014.

    Dalam pasal tersebut tertulis jika tugas Wakil Walikota hanya sebagai pembantu Walikota untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah, mengoordinasikan kegiatan instansi secara vertikal, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah serta tugas lain yang diberikan oleh Wali Kota.

    “Artinya, jika kegiatan-kegiatan Wakil Walikota pada jam dinas itu harus sepengetahuan dan sesuai pendelegasian dari Wali Kota, secara hukum ada secara administratif, Wakil Walikota tidak memiliki kewenangan mandiri,” jelasnya.

    Selain itu, Firman menjelaskan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 94 tahun 2021 serta Kode Etik Penyelenggara Negara UU nomor 28 tahun 1999, Armuji berpotensi melakukan pelanggaran etik atau bisa disebut melampaui kewenangan. Sebagai praktisi hukum muda, Firman mengingatkan agar pihak inspektorat segera memeriksa Armuji untuk mendalami motif serta tujuan sidak tersebut.

    “Inspektorat harus memanggil Armuji untuk menanyakan terkait tujuan sidak tersebut. Apabila memang ada tendensi atau kepentingan pribadi saya kira bisa (Armuji) bisa dijatuhi sanksi,” pungkas Firman.

    Armuji Bantah Sidaknya Settingan

    Sementara itu, Wakil Walikota Surabaya Armuji mengupload video di instagram untuk membantah tudingan netizen adanya pengaturan dan pengkondisian dalam sidak yang ia lakukan di SPBU Rajawali. Dalam videonya, Armuji menjelaskan jika sidak ke SPBU Rajawali berdasarkan pada laporan yang ia terima dari para pengemudi ojek online.

    “Saya kesana (SPBU Rajawali) itu tidak ada settingan atau pengkondisian. Lihat rekam jejak saya. Saya tidak pernah pakai buzzer,” kata Armuji dalam videonya yang berdurasi 4 menit.

    Armuji menjelaskan saat itu sesampainya di SPBU Rajawali, dirinya langsung menuju ke jalur antrian pertalite. Ia menceritakan saat itu mencari koordinator dari SPBU Rajawali. Saat mencari, ia bertemu dengan seorang warga di antrian pengisian pertalite dengan membawa kresek hitam berisi botol yang di dalamnya terdapat cairan hijau. Armuji sendiri tidak mengenal dan mengetahui secara pasti tujuan dari warga tersebut antri di jalur pengisian pertalite.

    “Mungkin orang itu sepeda motornya mbrebet usai beli pertalite sehari sebelum saya sidak. Lalu bensinnya ditap di dalam botol lalu siangnya mungkin mereka ingin komplain. Kebetulan pas ketemu saya,” jelasnya.

    Armuji juga mengapresiasi langkah Pertamina untuk menyediakan bengkel dan mengganti segala kerugian yang dialami konsumen. Namun, ia menyayangkan adanya pihak yang disebut Armuji sebagai buzzer yang menyudutkan.

    “Tujuan saya kesana jelas. Saya membantu para ojol yang merasa dirugikan. Tidak ada tujuan macam-macam terhadap SPBU yang saya tuju. Begitu pun terhadap Pertamina,” jelas Armuji.

    Diketahui, isu sepeda motor mbrebet belakangan menjadi perbincangan masyarakat. Pihak Pertamina sendiri sudah membuat kebijakan dengan menyediakan bengkel rujukan dan mengganti semua kerugian para konsumen dengan syarat bukti pembelian bensin di SPBU resmi. (ang/ted)

  • Konten Armuji Sidak SPBU Rajawali Tuai Pro-Kontra, Praktisi Hukum Surabaya Ingatkan Masalah Etik

    Armuji Akui Pertalite Diklaim Tercampur Etanol Bukan dari SPBU Rajawali Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menjadi sorotan publik setelah membuat konten video sidak di SPBU Rajawali di tengah isu kualitas Pertalite yang disebut-sebut tercampur air atau etanol. Video berdurasi 27 menit itu diunggah di kanal YouTube resmi Armuji pada Kamis (30/10/2025) dan langsung ramai diperbincangkan karena memperlihatkan temuan cairan berwarna hijau yang diklaim sebagai Pertalite bercampur etanol.

    Dalam video tersebut, Armuji tampak mengkritik langkah sidak yang dilakukan Pertamina sebelumnya. Ia menilai sidak Pertamina tidak tepat sasaran.

    “Jadi kalau kemarin Pertamina nyidak, itu bukan pada tempat mereka yang pom bensinnya bermasalah. Ya ndak ketemu. Jadi kalau mau nyidak di tempat yang bermasalah,” ujar Armuji pada menit 15:30 dalam videonya.

    Armuji menjelaskan, pemilihan SPBU Rajawali sebagai lokasi sidak dilakukan karena adanya laporan dari pengemudi ojek online yang mengaku motornya brebet usai membeli Pertalite di tempat tersebut. Ia juga menyebut jarak SPBU Rajawali dengan rumah aspirasi miliknya cukup dekat, sehingga memutuskan turun langsung.

    Sesampainya di SPBU Rajawali, Armuji berbincang dengan petugas untuk menanyakan jadwal pengisian tangki BBM terakhir. Ia kemudian menemui seorang pria paruh baya yang sedang antre di jalur pengisian Pertalite. Pria itu menyerahkan kantong plastik berisi botol air mineral 1,5 liter yang di dalamnya terdapat dua lapisan cairan—bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah bening menyerupai air.

    “Saya beli kemarin sore (Rabu, 29 Oktober 2025). Itu (menunjuk bagian cairan putih) etanol itu,” ujar pria tersebut dalam video.

    Dalam tayangan itu, Armuji menerima botol tersebut dan mengamini pernyataan bahwa cairan di dalamnya merupakan Pertalite bercampur etanol, tanpa membuka tutup botol atau melakukan pemeriksaan langsung terhadap aroma cairan. Klarifikasi kemudian muncul ketika Armuji mengakui bahwa cairan dalam botol itu bukan diambil dari nozel SPBU Rajawali saat sidak berlangsung.

    “Pas di sana (SPBU Rajawali) kebetulan juga ada orang ketemu ngelapor bahwa motornya juga habis mogok gitu loh, brebet. (Orang itu) sama bawa botol cairan pertalite yang ditap itu, gitu loh,” ujar Armuji.

    Aktivis driver online Surabaya, Daniel Lukas Rorong, yang ikut mendampingi sidak Armuji, membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa botol yang muncul dalam video bukan diambil dari mesin pengisian SPBU, melainkan dibawa oleh pengendara lain yang juga sedang antre.

    “Ada satu pengendara yang giliran dia isi, dia menunjukan botol itu (ke Armuji). Kan ketemu bapak itu (pemberi botol) posisinya dia lagi ngantre mau ngisi BBM Pertalite gitu loh,” terang Daniel.

    Menurut Daniel, pengendara itu mengaku mengisi BBM di SPBU Rajawali sehari sebelumnya dan mengalami gangguan mesin motor. Setelah itu, ia menguras tangki motornya dan menampung bahan bakar ke dalam botol untuk menunjukkan kepada pihak SPBU. “Dia ngakunya nuntun dari kantor ke SPBU Rajawali itu. Mungkin kantornya dekat. Perkiraan saya, orang itu ingin mencoba isi lagi dan melapor ke SPBU itu (Rajawali),” jelasnya.

    Daniel juga menegaskan bahwa sidak Armuji bukanlah konten rekayasa. “Jadi kalau settingan enggak lah. Cak Ji di videonya kan juga bilang kalau itu (temuan) di SPBU Rajawali bukan setingan,” ujarnya.

    Manajer Operasional SPBU Rajawali, Budi Susetyo, menyatakan telah berusaha memverifikasi asal-usul botol berisi cairan hijau yang digunakan Armuji saat membuat konten, namun tidak mendapat jawaban dari pemiliknya.

    “Sempat saya tanya beli dimana, tapi tidak dijawab. Setelah itu BBM diserahkan lagi ke orang itu dan orang itu putar ke belakang pergi keluar (SPBU),” jelas Budi.

    Budi memastikan bahwa sebelum Armuji membuat konten, pihak SPBU tidak menerima laporan kendaraan bermasalah akibat bahan bakar. Ia menegaskan seluruh prosedur pemeriksaan bahan bakar telah dilakukan sesuai standar operasional.

    “Prosedur ceklis untuk BBM kan memang sangat ketat sekali. Jadi setiap pagi kita lakukan pengecekan di BBM yang ada di tangki penyimpanan. Ada cek untuk kadar air. Semuanya sudah dilakukan dengan benar,” tegasnya.

    Setelah video sidak Armuji ramai diperbincangkan, Satreskrim Polrestabes Surabaya bergerak melakukan sidak ke lima SPBU, termasuk SPBU Rajawali. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan indikasi kadar air pada bahan bakar yang dijual.

    “Kita masih tunggu hasil laboratorium untuk memastikan,” kata Kanit IV Tipidter Polrestabes Surabaya, AKP Makbul.

    Sementara itu, Pertamina memastikan tetap membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang merasa dirugikan terkait kualitas Pertalite, dengan syarat menyertakan bukti pembelian yang sah untuk diverifikasi lebih lanjut. [ang/beq]

  • 7
                    
                        SPBU Pertamina Rajawali Surabaya Duga Pertalite Dalam Botol Saat Sidak Armuji Dibawa dari Luar
                        Surabaya

    7 SPBU Pertamina Rajawali Surabaya Duga Pertalite Dalam Botol Saat Sidak Armuji Dibawa dari Luar Surabaya

    SPBU Pertamina Rajawali Surabaya Duga Pertalite Dalam Botol Saat Sidak Armuji Dibawa dari Luar
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pihak SPBU Pertamina di Jalan Rajawali, Surabaya menyampaikan bahwa botol berisi Pertalite yang ditunjukkan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan berisi campuran cairan lain itu bukan dari SPBU Pertamina. 
    Sebelumnya, Armuji melakukan sidak ke SPBU Pertamina Rajawali atas banyaknya laporan motor driver ojek
    online
    (ojol) yang mogok dan brebet setelah pengisian BBM Pertalite.
    Dalam sidak tersebut, Armuji sempat menunjukkan botol berisi Pertalite yang diperolehnya dari seorang pengendara yang sedang mengantre BBM.
    Di dalam botol tersebut, terlihat dua zat cair terpisah dengan warna berbeda, yaitu cairan berwarna hijau yang merupakan Pertalite dan cairan berwarna putih yang tidak diketahui.
    Manajer Operasional SPBU Rajawali, Budi Susetyo mengatakan, setelah melakukan pengecekan kamera CCTV seharian, tidak ditemukan pengendara tersebut melakukan pengisian BBM Pertalite di SPBU Rajawali. 
    Ia menduga, BBM Pertalite dalam botol tersebut dibawa dari luar SPBU Pertamina.
    “Kan itu kelihatan di CCTV, saya juga cek seharian enggak ada orang itu melakukan tap Pertalite di sini, jadi itu sampelnya dibawa dari luar,” kata Budi saat ditemui
    Kompas.com,
    Jumat (31/10/2025).
    “Sewaktu saya tanya ‘Belinya di mana?’ Orangnya juga enggak jawab,” ujar dia.
    Ia menuturkan, pengendara itu langsung kabur setelah menunjukkan botol berisi Pertalite kepada Armuji.
    “Terus setelah orangnya nunjukin botol itu ke Cak Ji (sapaan akrabnya), botolnya diambil lagi, terus orangnya langsung kabur, enggak jadi isi bensin di sini,” tuturnya.
    Menurutnya, ada dugaan dua zat cair dalam botol tersebut sengaja dibuat-buat.
    “Dari visualnya kan airnya bening banget, jadi kayak dibuat-buat begitu, dibikin air terus dikasih Pertalite,” ujarnya.
    Sebab, lanjutnya, visual zat etanol juga berwarna putih keruh dan kental bukan bening seperti air.
    “Kalau biasanya yang diprakirakan ada bahan campuran seperti etanol itu kan nanti yang tahu laboratorium. Tapi, bentuknya putih keruh dan kental,” ucapnya.
    Ia juga mengonfirmasi bahwa kerugian dari pengendara motor ojol yang mogok dan brebet setelah pengisian BBM telah mendapatkan penggantian. 

    “Kemarin setelah saya data, terus saya verifikasi untuk dilaporkan ke Pertamina. Ada dua orang yang komplain tapi dua duanya sudah diganti,” ucap dia. 
    Ia mengimbau kepada para pengendara roda dua untuk selalu meminta nota pembayaran setelah melakukan pengisian BBM Pertalite.
    Agar dapat mengajukan komplain di SPBU pengisian terakhir apabila motor mogok dan brebet.
    “Jadi harus ada nota pembayarannya itu untuk bisa mengajukan komplain di SPBU pengisian terakhir kalau memang motornya mogok atau brebet setelah diisi Pertalite,” kata dia.
    SPBU Pertamina Rajawali juga telah bekerja sama dengan empat bengkel Ahass rujukan di Surabaya sebagai bentuk kompensasi masyarakat yang motornya brebet dan mogok tersebut.
    “Jadi setelah nota dikirim, nanti kami kasih surat rujukan ke bengkel yang sudah kami kerja sama sebagai kompensasi perbaikan kalau motor yang mogok atau brebet setelah diisi d isini,” paparnya.
    Budi juga menyatakan bahwa hari ini telah dilakukan pengecekan tangki pendam dan dispenser bahan bakar oleh Polrestabes Surabaya.
    “Tadi dari Polrestabes juga ke sini untuk cek tangki pendam dan dispenser dan didapati semua BBM di sini aman,” ucapnya.
    Menurutnya, setelah kejadian tersebut, terdapat penurunan pembeli BBM Pertalite, meski tidak terlalu signifikan.
    “Ada penurunan pembelian Pertalite, tapi enggak terlalu signifikan. Malah sekarang banyak masyarakat yang ngantre ya untuk beli Pertamax,” kata Budi. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Armuji Akui Dapat Botol Plastik Isi Pertalite dari Warga, Bukan SPBU
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        31 Oktober 2025

    Armuji Akui Dapat Botol Plastik Isi Pertalite dari Warga, Bukan SPBU Surabaya 31 Oktober 2025

    Armuji Akui Dapat Botol Plastik Isi Pertalite dari Warga, Bukan SPBU
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengakui sampel Pertalite bercampur cairan bening yang ditunjukkannya saat inspeksi mendadak, berasal dari warga dan bukan tanki SPBU. 
    Meski begitu, Armuji menyebut hal tersebut hanya kebetulan dan tidak direkayasa. Sebelum diberitakan Armuji melakukan sidak SPBU Pertamina di Jalan Rajawali, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (30/10/2025) kemarin.
    Saat itu, Armuji menunjukkan pertalite yang bercampur dengan cairan berwarna bening. Pertalite itu ada di dalam botol plastik yang diserahkan oleh pengendara yang kebetulan mendatangi SPBU itu.
    Cak Ji -sapaan akrab Armuji, pun tak menyangkal bahwa Pertalite itu bukan dari tanki SPBU, dan buka rekayasa.   
    “Saya itu
    loh
    kemarin berangkat bareng-bareng sama ojol yang lain, terus ketemu di sana bareng-bareng juga, jadi enggak ada yang namanya settingan-settingan.”
    “Saya sama orangnya juga enggak kenal
    kok,
    ” kata Cak Ji saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat (21/10/2025).
    Ia menuturkan bahwa banyak laporan dari
    driver
    ojol yang mengeluhkan motornya
    brebet
    dan mogok usai pengisian BBM pertalite di beberapa lokasi SPBU Pertamina Surabaya.
    “Laporan yang masuk itu kan enggak cuma di satu titik SPBU Rajawali aja, kan ada lima tempat itu yang laporan itu berbeda-beda. Kemarin itu kebetulan kita cari yang terdekat,” jelasnya.
    Menurutnya, apabila memang ada pihak lain yang ingin menjelekkan BBM pertalite dengan merekayasa pertalite yang diberikan kepadanya, seharusnya dapat dilacak melalui nopol kendaraannya.
    “Gini loh, kalau memang ada pihak lain yang menyetting kan bisa aja dilacak lewat nopol dari rekaman CCTV itu dilaporkan saja ke polisi, mudah kan sebenarnya,” terangnya.
    Ia meminta semua pihak untuk melihat hasil sidak itu di akun YouTube-nya.
    “Itu kan fitnah, semuanya ada kok buktinya di video YouTube saya, biarkan saja masyarakat yang menilai,” pungkasnya.
    Dalam sidak itu, supervisor SPBU Pertamina Rajawali, Budi Susetyo berkomitmen akan menyampaikan keluhan tersebut kepada kantor pusat PT Pertamina.
    “Iya nanti kita masukkan laporannya, saya ajukan ke kantor (pusat) Pertamina,” kata Budi saat ditemui Cak Ji.
    Ia juga menerangkan bahwa setiap laporan harus memiliki nota pembelian sebagai bukti aduan.
    “Mekanisme laporan pasti kita terima, tapi pada dasarnya nanti kita minta nota pembeliannya,” tuturnya.
    Diberitakan sebelumnya, BBM jenis pertalite menjadi sorotan setelah banyak motor mengalami brebet usai diisi jenis BBM tersebut di SPBU Pertamina. Pihak Pertamina Patra Niaga telah merespons keluhan itu dan telah membuka posko pengaduan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.