Tag: Merza Fachys

  • Ini Bos Baru XLSmart, Perusahaan Gabungan XL dan Smartfren

    Ini Bos Baru XLSmart, Perusahaan Gabungan XL dan Smartfren

    Jakarta, CNBC Indonesia – XLSmart, perusahaan gabungan XL Axiata dan Smartfren, mengumumkan jajaran direksi. Rajeev Sethi diusulkan menjadi CEO Designate dalam perusahaan tersebut.

    Dewan Direksi yang baru sebagian besar berasal dari perusahaan-perusahaan yang sudah ada dengan pengalaman yang tepat dan relevan. Dengan penunjukan ini, kami yakin bahwa XLSmart siap untuk memimpin dalam menawarkan pengalaman pelanggan yang lebih baik, solusi inovatif, dan teknologi mutakhir kepada basis pengguna kami yang terus berkembang,” ujar Vivek Sood, Group Chief Executive Officer dari Axiata Group, dalam pengumumannya.

    Sethi sebelum menempati posisi CEO di Robi Axiata, operator seluler milik Axiata di Bangladesh.

    Chairman Sinar Mas Technology, Franky Oesman Widjaja mengatakan direksi akan berfokus pada penyamaan tujuan. Direksi akan fokus pada penyelarasan tujuan, memastikan kelangsungan operasional, dan memenuhi janji yang dibuat kepada klien dan pemangku kepentingan utama lainnya,” katanya.

    Dalam susunan tersebut, Merza Fachys yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur Smartfren, didapuk menjadi Director & Chief Regulatory Officer XLSmart.

    I Gede Darmayusa diusulkan menjadi Kepala Integrasi dan Integrasi Jaringan Sementara. Dia memimpin tim itu untuk mengembangkan rencana integrasi dan transisi untuk XL Smart.

    Dia diketahui pernah menjabat sebagai Chief Technology Officer XL Axiata. Darmayusa juga diketahui telah mengundurkan diri dari XL per tanggal 7 Januari 2025 dan efektif saat aksi merger dinyatakan efektif.

    Berikut susunan direksi XLSmart:

    President Director & Chief Executive Officer Rajeev Sethi
    Director & Chief Financial Officer Antony Susilo
    Director & Chief Technology Officer Shurish Subbramaniam
    Director & Chief Commercial Officer David Arcelus Oses
    Director & Chief Regulatory Officer Merza Fachys
    Director & Chief Information Officer Yessie D. Yosetya
    Director & Chief Enterprise and Strategic Relationships Andrijanto Muljono
    Director & Chief Strategy and Home Feiruz Ikhwan
    Director & Chief Human Resources Officer Jeremiah Ratadhi

    (dem/dem)

  • Beredar Susunan Direksi XLSmart, Hasil Merger XL Axiata-Smartfren

    Beredar Susunan Direksi XLSmart, Hasil Merger XL Axiata-Smartfren

    Jakarta

    Susunan direksi XLSmart, operator hasil merger XL Axiata dan Smartfren, beredar luas. Dari foto yang menyebar itu tampak jajaran petinggi jabatan dari kedua operator seluler berdampingan.

    Pada foto yang sama terlihat ada Merza Fachys yang sebelumnya menjabat President Director Smartfren yang diapit oleh David Arcelus Oses dan Yessy D. Yosetya dari XL Axiata.

    Ada juga sosok dari Axiata Group yang didapuk sebagai President Director & CEO Rajeev Sethi. Ia merupakan CEO Robi Axiata Bangladesh, anak usaha Axiata. Selain itu, ada pula Andrijanto Muljono yang sebelumnya menjadi Chief Commercial Officer Smartfren dan Feiruz Ikhwan dari Direksi XL Axiata.

    Dalam pertemuan yang belum diketahui kapan berlangsungnya itu, juga terungkap susunan direksi XLSmart, sebagai berikut ini:

    Dewan Komisaris XLSmart

    Krisnan CahyaSean QuekViviek SoodDavid Robert DeanNik Rizal Kamil

    Dewan Direksi XLSmart

    President Director & CEO: Rajeev SethiDirector & Chief Financial Officer: Antony SusiloDirector & Chief Technology Officer: Shurish SubbamaniamDirector & Chief Commercial Officer: David Arcelus OsesDirector & Chief Regulatory Officer: Merza FachysDirector & Chief Information Officer: Yessy D. YosetyaDirector & Chief Enterprises and Strategic Relationship: Adrijanto MuljonoDirector & Chief Strategy and Home: Feiruz IkhwanDirector & Chief Human Resources Officer: Jeremiah Ratadhi

    Terkait informasi tersebut, baik XL Axiata dan Smartfren belum mengonfirmasi kebenarannya. Sebab, susunan direksi XLSmart merupakan ranah dari para pemegang saham masing-masing perusahaan.

    “Pemilihan susunan direksi mergeco (XLSmart) tersebut merupakan kewenangan dan hasil kesepakatan bersama antar pemegang saham (Axiata dan Sinarmas),” ungkap Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata, Reza Mirza kepada detikINET, Jumat (10/1/2025).

    Adapun, Smartfren sampai berita ini ditayangkan belum memberikan komentarnya.

    Sebelumnya, proses merger XL Axiata dan Smartfren ini begitu ramai di lingkungan internal hingga mantan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengundurkan diri. Tak lama berselang jajaran direksinya turut menyusul, Abhijit Navakelar, dan terbaru Rico Usthavia Frans dan I Gede Darmayusa.

    Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) belum memberikan respons persetujuan terhadap merger XL Axiata dan Smartfren yang melahirkan operator seluler baru bernama XLSmart.

    (agt/fyk)

  • Beredar Foto Direksi Smartfren dan XL dalam Satu Barisan, Presdir: Rajeev Sethi

    Beredar Foto Direksi Smartfren dan XL dalam Satu Barisan, Presdir: Rajeev Sethi

    Bisnis.com, JAKARTA – Bocor sebuah foto yang memperlihatkan jajaran direksi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berdiri bersama dalam satu barisan. Tidak hanya itu, di belakang barisan terdapat tulisan semacam struktur organisasi. 

    Foto yang bocor pada Kamis (9/1/2024) itu memperlihatkan Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys bersama dengan Direktur Keuangan Anthony Susilo berdiri dalam satu barisan dengan Direktur XL Axiata Yessie Dianty Yosetya dan Direktur David Arcelus Oses serta beberapa orang lainnya. 

    Tidak hanya itu, di belakang mereka terdapat sebuah layar yang memperlihatkan tulisan seperti struktur organisasi dengan urutan sebagai berikut: 

    Presdir & CEO – Rajev Seethi, 

    Director & CFO – Antony Susilo

    Director & CTO – Shurish Subbramaniam 

    Director & Chief Commercial Officer David A. Oses

    Director & Cheif Regulatory Officer Merza Fachys 

    Bisnis mencoba mengonfirmasi mengenai foto dan struktur organisasi tersebut kepada Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto.

    Konfirmasi terkait korelasi foto dengan merger XL Axiata dan Smartfren. Henry menjawab masih mendalami. “Sedang dicheck,” kata Henry kepada Bisnis, Kamis (9/1/2024). 

    Sekadar informasi, Rajeev Sethi merupakan CEO dari Robi Axiata Bangladesh. Dia menjabat di Robi Axiata sejak 2022. Rajeev pernah berkarier sebagai nakhoda Ooredoo Myanmar pada 2019.

    Sementara itu, Shurish Subbramaniam saat ini menjabat sebagai Direktur Teknologi dan Jaringan Smartfren. 

    Foto jajaran direksi Smartfren dan XL Axiata dalam satu barisan/sumber: IstimewaPerbesar

    Diberitakan sebelumnya,  PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Tel mengumumkan penggabungan usaha (merger) dengan nilai mencapai Rp104 triliun. Penggabungan ini akan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (“XLSmart”). 

    Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood mengatakan merger ini menggabungkan dua entitas yang akan saling melengkapi dalam melayani pangsa pasar telekomunikasi Indonesia. 

    XLSmart akan memiliki skala, kekuatan finansial, dan keahlian yang mampu mendorong investasi infrastruktur digital, memperluas jangkauan layanan, dan mendorong inovasi bagi pelanggan, sekaligus menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.

    “Merger ini merupakan langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi digital yang tangguh. Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,” kata Vivek dikutip Rabu (11/12/2024). 

  • Komdigi Tertibkan 112 RT/RW Net Ilegal Sepanjang 2024, Mayoritas di Pulau Jawa

    Komdigi Tertibkan 112 RT/RW Net Ilegal Sepanjang 2024, Mayoritas di Pulau Jawa

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menertibkan 112 penyedia jasa layanan RT/RW Net ilegal selama sepanjang 2024.

    RT/RW Net ilegal merupakan praktik jual kembali jasa internet tanpa izin pemerintah dan penyedia jasa internet resmi. Disebut RT/RW Net karena tersebut kerap terjadi di lingkungan RT dan RW dalam skala kecil, tetapi banyak. 

    Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Komdigi, Wayan Toni Supriyanto menyampaikan selama 2024 pihaknya menerima pengaduan adanya 239 kegiatan penyediaan layanan internet ilegal. 

    Wayan mengatakan, dari 239 aduan yang diterima oleh pihaknya, ditemukan bahwa 112 penyedia layanan internet yang dijalankan secara ilegal.

    “Tim Penertiban Ditjen PPI telah menindaklanjuti informasi tersebut dan menemukan 112 diantaranya merupakan kegiatan penyediaan layanan internet ilegal dan kemudian ditindaklanjuti,” kata Wayan kepada Bisnis, Selasa (31/12/2024).

    Di sisi lain, Wayan mengatakan dari 239 aduan tersebut pihaknya juga menemukan 127 penyedia layanan internet merupakan kegiatan jual kembali jasa akses internet yang bekerjasama dengan Internet Service Provider atau penyelenggara jasa internet (ISP) berizin. 

    Adapun, Wayan yang saat ini juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Ekosistem Digital mengatakan dari 112 penyedia layanan yang ditindak, lebih dari 50% berada di pulau Jawa.

    “Dari 112 penyedia layanan internet ilegal tersebar di Pulau Jawa 97 dan luar Jawa 15,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Wayan menyampaikan untuk tahun depan atau 2025 pihaknya masih akan menertibkan praktik RT/RW Net ilegal yang ada di tanah air.

    Salah satunya dengan menggencarkan sosialisasi dan mendorong pihak-pihak yang ingin menyediakan layanan internet di wilayah yang belum terlayani dapat bekerjasama dengan Penyelenggara ISP berizin. 

    Kerja sama ini dapat dilakukan dengan cara skema jual kembali sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 

    “Dimana untuk menjadi penyedia jual kembali jasa telekomunikasi persyaratannya mudah dan proses perizinannya cepat dilakukan secara daring melalui Sistem Online Single Submission (OSS),” ucap Wayan.

    Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) atau Smartfren menilai maraknya RT/RW Net menjadi salah satu penyebab turunnya pelanggan FREN pada 2024. Di sisi lain, perusahaan juga menghadapi persaingan industri yang makin ketat. S

    Adapun, dalam paparan laporan kuartal III/2024 menunjukan jumlah pelanggan Smartfren mencapai 35,9 juta pelanggan. Jumlah ini turun 1,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya berada pada angka 36,4 juta pelanggan.

    Selain pelanggan, FREN juga mencatat adanya penurunan pendapatan pada kuartal III/2024. Smartfren hanya meraup pendapatan sebesar Rp8,5 triliun turun dibanding periode sama tahun sebelumnya yang berada pada Rp8,6 miliar.

    Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan turunnya angka pelanggan pada semester III/2024 secara tahunan dikarenakan banyaknya tekanan yang terjadi.

    Merza menuturkan salah satu faktor yang membuat jumlah pelanggan turun karena menjamurnya RT/RW Net di masyarakat saat ini.

    RT/RW Net adalah jaringan internet lokal yang dibangun oleh warga setempat untuk memberikan akses internet kepada pengguna di lingkungannya

    “Soal satunya, ya RT/RW Net makin banyak di mana-mana dan persaingan makin berat,” kata Merza saat ditemui di kantornya, Jumat (20/12/2024).

  • PPN 12% untuk Barang Mewah Berlaku Besok, Tarif Tol hingga Internet Terdampak?

    PPN 12% untuk Barang Mewah Berlaku Besok, Tarif Tol hingga Internet Terdampak?

    Bisnis.com, JAKARTA -Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan penetapan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% berlaku pada esok hari, Rabu, 1 Januari 2025. Sejumlah harga barang dan jasa mengalami kenaikan, tol hingga paket internet termasuk?

    “Oleh karena itu seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya dan sudah berkoordinasi dengan DPR bahwa hari ini memutuskan kenaikan PPN dari 11% ke 12% hanya dikenakan kepada barang dan jasa mewah,” kata Prabowo kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan, Selasa (31/12/2024). 

    Sebelumnya, pada 24 Desember 2024, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Miftachul Munir menuturkan, umumnya kenaikan tarif PPN tak memiliki implikasi yang berarti pada sektor konstruksi.

    Sejalan dengan hal itu, Munir mengakui bahwa isu mengenai kenaikan PPN itu belum menjadi prioritas pembahasan pemerintah dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

    Namun demikian, Munir tidak menutup kemungkinan kenaikan PPN bakal berdampak pada kenaikan tarif tol yang bakal ditanggung oleh para pengguna jalan nantinya. Khususnya pada jalan tol yang saat ini masih dalam tahap konstruksi.

    Akan tetapi, bila kenaikannya dipandang tidak signifikan, Munir berharap hal itu dapat ditanggung oleh BUJT saja tanpa harus dilimpahkan bebannya pada masyarakat.

    “Dampak penerapan PPN 12% sendiri seperti apa gitu ya, rasanya sih kalau PPN itu biasanya kita sesuaikan [tarif tol]. Ya konsekuensinya kalau memang sangat signifikan [dampaknya] akan berpengaruh ke tarif, tapi kalau tidak signifikan ya otomatis berarti ada kenaikan tadi itu menjadi risiko badan usaha,” ujarnya.

    Kendaraan melewati jalan tolPerbesar

    Pemerintah berencana merealisasikan kenaikan PPN sebagai amanat Undang-Undang (UU) No. 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

    Sebagai pengingat, Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang (UU) No. 7/2021 menetapkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% atau dari 11% menjadi 12% pada 2025. Aturan ini sebelumnya juga menjadi dasar kenaikan PPN dari 10% menjadi 11% pada April 2022 lalu.

    Sementara itu PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. mendukung dan akan mengikuti kebijakan pemerintah terkait dengan PPN 12%.  

    Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menuturkan apabila terjadi kenaikan PPN 12%, maka hal tersebut akan berdampak ke industri telekomunikasi. Menurutnya, FREN akan mengikuti peraturan pemerintah.

    “Semua peraturan kami ikuti, tidak bisa dibantah. Semua kenaikan harga di pasar pasti ada gejolak dulu,” ujar Merza, di Jakarta, Jumat (20/12/2024).

    Dia melanjutkan penyesuaian harga terhadap produk-produk FREN akan dilakukan setelahnya. Merza menuturkan FREN akan menyesuaikan harga produk mereka secara bertahap seiring dengan kenaikan PPN menjadi 12%.

    “Penyesuaian harga nanti [dilakukan], enggak langsung, pelan-pelan,” tutur Merza.

    Dua emiten telekomunikasi lainnya yaitu PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menyampaikan akan mendukung kebijakan pemerintah.

    Head External Communications XL Axiata Henry Wijayanto menuturkan XL Axiata akan mengikuti aturan pemerintah mengenai peningkatan PPN menjadi 12% tersebut.

  • Video: Bocoran Bos Smartfren Soal “Bisnis Baru” XLSmart Usai Merger

    Video: Bocoran Bos Smartfren Soal “Bisnis Baru” XLSmart Usai Merger

    Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys optimistis terhadap aksi korporasi Sinar Mas dan Axiata Group Berhad terkait penggabungan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).

    Merza Fachys mengatakan rencana penyelesaian kesepakatan ini akan berlangsung 3-4 bulan mendatang dan saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan launching XLSmart pada 2025. Diharapkan proses integrasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berjalan lancar baik terkait integrasi jaringan, organisasi hingga prasarana pendukung dan memastikan bisnis baru dapat bersaing di pasar telekomunikasi.

    Seperti apa rencana bisnis baru XLSmart setelah merger? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Merza Fachys dalam Profit, CNBC Indonesia (Selasa, 24/12/2024)

  • Usai Merger XL Axiata-Smartfren, Bagaimana Jaringan Internet Indonesia ke Depannya?

    Usai Merger XL Axiata-Smartfren, Bagaimana Jaringan Internet Indonesia ke Depannya?

    Jakarta

    Merger XL Axiata dan Smartfren menjadi XLSmart membuat jumlah operator seluler eksisting Indonesia saat ini tinggal tiga. Bagaimana persaingan industri seluler dalam negeri ke depannya?

    Sebagai informasi, operator seluler yang beroperasi sekarang terdiri dari Indosat Ooredoo Hutchison yang notabene juga perusahaan gabungan antara Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia, kemudian Telkomsel, dan XLSmart.

    Pengamat telekomunikasi ITB Ridwan Effendi, mengatakan kompetisi para operator seluler ke depannya akan berbasis kualitas layanan.

    “Masyarakat akan lebih tertarik ke operator yang mempunyai kualitas layanan yang lebih baik, masalah harga layanan akan menjadi nomor dua,” ujar Ridwan saat dihubungi detikINET, Selasa (24/12/2024).

    Dengan operator seluler yang semakin sedikit, Ridwan memandang churn dari pelanggan akan sangat terasa oleh penyedia telekomunikasi tersebut.

    “Oleh karena itu, pastinya operator akan berlomba memperbaiki kualitas layanan untuk menjaga customer-nya,” ucapnya.

    Disampaikannya, regulator dalam hal ini harus lebih jeli dalam pengawasan di lapangan. Sebab, jika tidak diawasi dengan seksma dikhawatirkan akan terjadi persaingan tidak sehat.

    “Regulator dalam hal ini harus lebih jeli dalam pengawasan di lapangan, jangan sampai terjadi persaingan yang tidak sehat, seperti oligopoli di mana operator bersepakat menentukan harga layanan secara bersama atau misalnya kesepakatan pembagian wilayah usaha. Walaupun begitu, sebaran wilayah layanan bisa saja terjadi secara natural,” tuturnya.

    “Jangan sampai pula ada promosi di bawah harga produksi yang berkepanjangan tidak terbatas waktu sehingga bisa mematikan operator lain,” sambung mantan Komisoner BRTI ini.

    Ridwan menilai dengan operator seluler yang menyisakan tiga perusahaan, seharusnya industri telekomunikasi dalam negeri akan semakin sehat karena semua operator mendapatkan potensi sumber daya frekuensi yang terbatas.

    “Misalnya yang cukup dan kurang lebih sama di antara ketiganya,” imbuhnya.

    Merger antara XL Axiata dengan Smartfren telah disepakati dengan nilai mencapai Rp 104 triliun. Dari merger tersebut nantinya akan dihasilkan sebuah entitas baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk, atau singkatnya, XLSmart.

    Adapun saat ini, pihak XL dan Smartfren masih menunggu hasil evaluasi dari Komdigi. Proses evaluasi ini, menurutnya, sangat bergantung pada seberapa detail diskusi yang akan dilakukan Komdigi dengan tim business plan dari kedua operator.

    “Nah ini semua akan tergantung kepada se-detail apa Komdigi akan berdiskusi dengan tim dari business plan,” pungkas President Director Smartfren Merza Fachys.

    (agt/rns)

  • Video: Merger Dengan XL, Bos Smartfren Jamin Tak Ada PHK & Beri Bonus

    Video: Merger Dengan XL, Bos Smartfren Jamin Tak Ada PHK & Beri Bonus

    Jakarta, CNBC Indonesia- PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)dan PT Smart Telecom (SmartTel) resmi menyepakati untuk melaksanakan merger dengan nilai gabungan pra-sinergi mencapai lebih dari USD 6,5 miliar atau setara Rp 104 triliun.

    Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Merza Fachys mengatakan pada 11 Desember 2024 telah ditandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Sinar Mas dan Axiata Group Berhad terkait penggabungan XL dan Smartfren menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).

    Proses merger ini diperkirakan selesai dalam 3 hingga 4 bulan mendatang, dimana proses merger ini mengusung prinsip lift and shift. Merza menjamin bahwa seluruh karyawan Smartfren akan diangkat dan dibawa ke entitas baru XLSmart tanpa ada penurunan status dan dipastikan kesempatan berkarya dan berkarir di XLSmart semakin baik, bahkan akan ada bonus istimewa

    Selain itu juga dipastikan ‘no loss policy’ dimana tak ada yang dirugikan terkait hak yang akan diterima karyawan saat bergabung ke dalam entitas baru.

    Seperti apa rencana merger XL-Smartfren? Bagaimana dampaknya ke karyawan? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Merza Fachys dalam Profit, CNBC Indonesia (Selasa, 24/12/2024)

  • Pascamerger, XL (EXCL) Harapkan Dapat Optimalkan Seluruh Spektrum

    Pascamerger, XL (EXCL) Harapkan Dapat Optimalkan Seluruh Spektrum

    Bisnis.com, JAKARTA – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengharapkan dapat mengoptimalkan seluruh spektrum pasca merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Tel.

    Diketahui, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart), entitas hasil merger XL Axiata dan Smartfren, diperkirakan mengoperasikan spektrum frekuensi sebesar 152 MHz untuk melayani 94,5 juta pelanggan. 

    Spektrum frekuensi tersebut berasal dari 90 MHz milik XL Axiata (15 MHz/900 MHz, 45 MHz/1800 MHz, dan 30 MHz/2100 MHz) dan 62 MHz milik Smartfren (22 MHz/850 MHz dan 40 MHz/ 2300 MHz). Jumlah tersebut masih berpotensi berubah karena harus melalui perhitungan terlebih dahulu oleh regulator Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). 

    Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan, pihaknya mengharapkan bisa memanfaatkan spektrum yang ada setelah merger kedua perusahaan ini terjadi.

    “Dalam rangka mendukung inisiatif kami untuk mempercepat digitalisasi dan VID 2045, kami berharap semua spektrum yang telah ada dapat kami manfaatkan secara optimal,” kata Henry kepada Bisnis, Senin (23/12/2024).

    Meski begitu, XL kata Henry tetap membuka ruang untuk berdiskusi lebih lanjut dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Apalagi, Komdigi merupakan pemegang kewenangan terkait dengan penggunaan spektrum frekuensi jaringan yang ada.

    “Kami sangat terbuka untuk berdiskusi dengan Komdigi untuk mendapatkan solusi dalam upaya ini, mengingat kewenangan Komdigi yang berkaitan dengan penggunaan spektrum frekuensi,” ujar Henry.

    Smartfren (FREN) Berserah ke Komdigi

    Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan keputusan pengembalian spektrum menjadi wewenang Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), termasuk spektrum pascamerger. 

    “Spektrum ini sepenuhnya adalah kewenangan Menteri Komdigi. Jadi tidak ada satu regulasi yang mengatakan harus dikembalikan atau boleh tidak dikembalikan atau apapun,” kata Merza saat ditemui di kantornya, Jumat (20/12/2024).

    Namun, Merza menuturkan nantinya akan ada evaluasi memastikan bahwa spektrum frekuensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal, tidak hanya oleh operator, tetapi juga untuk kepentingan publik. 

    Proses evaluasi akan melibatkan diskusi mendalam antara tim evaluasi Komdigi dan pihak-pihak terkait, termasuk tim dari XL dan Smartfren yang sedang menyusun langkah-langkah strategis sesuai dengan business plan yang diajukan.

    “Kalau memang dirasakan oleh Komdigi sudah sangat optimal dan mungkin tidak ada yang perlu diambil oleh Komdigi. Tapi kalau tidak optimal mungkin secara hitungan kebanyakan pasti akan diambil,” ujarnya.

  • XL Smartfren Merger, Frekuensi Dikembalikan ke Komdigi?

    XL Smartfren Merger, Frekuensi Dikembalikan ke Komdigi?

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) diproyeksikan mengoperasikan spektrum frekuensi selebar 152 MHz atau kurang dari itu. Belajar dari praktik merger Indosat dan Tri, pemerintah menaik kembali spektrum berlebih. 

    Spektrum frekuensi sendiri merupakan nadi bagi bisnis operator seluler. Perusahaan telekomunikasi yang memiliki spektrum frekuensi lebar, dapat menghadirkan layanan internet yang lebih optimal kepada pelanggan, termasuk untuk 5G. 

    PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart), entitas hasil merger XL Axiata dan Smartfren, diperkirakan mengoperasikan spektrum frekuensi sebesar 152 MHz untuk melayani 94,5 juta pelanggan.  

    Spektrum frekuensi tersebut berasal dari 90 MHz milik XL Axiata (15 MHz/900 MHz, 45 MHz/1800 MHz, dan 30 MHz/2100 MHz) dan 62 MHz milik Smartfren (22 MHz/850 MHz dan 40 MHz/ 2300 MHz). Jumlah tersebut masih berpotensi berubah karena harus melalui perhitungan terlebih dahulu oleh regulator Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).  

    Adapun jika dibandingkan dengan perusahaan hasil merger Indosat-Tri Indonesia, Indosat Ooredoo Hutchison yang total menggunakan spektrum frekuensi sebesar 135 MHz, maka jumlah spektrum frekuensi tersebut lebih besar 17 MHz, dengan jumlah pelanggan terlayani XLSmart lebih sedikit. 

    Indosat melayani 98,7 juta pelanggan pada kuartal III/2024, sementara itu XLSmart diperkirakan melayani 94,5 juta pelanggan, dengan perincian XL Axiata melayani 58,6 juta pelanggan dan Smartfren melayani 34,5 juta pelanggan. 

    Warga menelpon di dekat menara telekomunikasi. Aktivitas menelpon dapat terjadi berkat dukungan spektrum frekuensiPerbesar

    Pengamat telekomunikasi memperkirakan Komdigi juga akan melakukan perhitungan ulang spektrum frekuensi untuk perusahaan merger XL Axiata dan Smartfren, seperti yang dilakukan kepada Indosat-Tri. Perhitungan akan menentukan apakah spektrum frekuensi perlu dikembalikan atau tidak. 

    “⁠Frekuensi menjadi domain Menkomdigi untuk mengevaluasi dan menetapkannya apakah perlu dikurangi atau tidak dari perusahaan yang baru ini,” kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi kepada Bisnis, Jumat (20/12/2024). 

    Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan pengalihan spektrum telah diatur dalam UU. no 6/2023 tentang Penetapan Perpu No.2/2022 tentang Cipta Kerja menjadi UU Pasal 33 ayat (6). 

    Dalam peraturan tersebut pemerintah dapat mengambil kembali spektrum frekuensi perusahaan merger XL – Smartfren ataupun mempertahankannya. 

    “Butir b mengenai pengalihan penggunaan spektrum frekuensi radio, maka sudah ada dasar hukum untuk pengalihan frekuensi XL Axiata ataupun sebaliknya ke PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk/XLSmart,” kata Ian. 

    Pasrah 

    Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan keputusan pengembalian spektrum menjadi wewenang Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), termasuk spektrum pascamerger. 

    “Spektrum ini sepenuhnya adalah kewenangan Menteri Komdigi. Jadi tidak ada satu regulasi yang mengatakan harus dikembalikan atau boleh tidak dikembalikan atau apapun,” kata Merza saat ditemui di kantornya, Jumat (20/12/2024).

    Namun, Merza menuturkan nantinya akan ada evaluasi memastikan bahwa spektrum frekuensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal, tidak hanya oleh operator, tetapi juga untuk kepentingan publik. 

    Proses evaluasi akan melibatkan diskusi mendalam antara tim evaluasi Komdigi dan pihak-pihak terkait, termasuk tim dari XL dan Smartfren yang sedang menyusun langkah-langkah strategis sesuai dengan business plan yang diajukan.

    “Kalau memang dirasakan oleh Komdigi sudah sangat optimal dan mungkin tidak ada yang perlu diambil oleh Komdigi. Tapi kalau tidak optimal mungkin secara hitungan kebanyakan pasti akan diambil,” ujarnya.

    Pelanggan Smartfren di geraiPerbesar

    Di sisi lain, Merza menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim surat kepada Komdigi. Dalam surat tersebut terdapat proposal business plan yang mencakup rencana jangka panjang mereka dalam merger ini. 

    “Business plan tersebut menjabarkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam periode 1, 3, hingga 5 tahun ke depan,” ucap Merza.

    Indosat – Tri

    Untuk diketahui, Indosat dan Tri adalah perusahaan telekomunikasi yang terakhir merger di Indonesia. Pada 2022, kedua perusahaan memutuskan bergabung. 

    Setelah merger, spektrum frekuensi Indosat dan Tri Indonesia dikonsolidasikan untuk meningkatkan efisiensi. Konsolidasi ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan spektrum frekuensi, mengurangi duplikasi, dan meningkatkan kualitas layanan. 

    Sebelum melebur, Indosat mengoperasikan pita frekuensi sekitar 95 MHz pada pita frekuensi 850 MHz, 900 MHz, 1,8 GHz, dan 2,1 GHz. Emiten berkode saham ISAT itu kemudian mendapat tambahan 50 MHz dari hasil pengalihan pita frekuensi Tri, maka perusahaan hasil merger Indosat-Tri bakal memiliki total frekuensi hingga 145 MHz. 

    Kemudian setelah melakukan perhitungan, pemerintah meminta Indosat mengembalikan sebagian pita frekuensi, sebesar 10 MHz di spektrum 2,1 GHz. Alhasil, total spektrum yang digunakan menjadi 135 MHz untuk menggelar layanan. 

    Pita frekuensi yang wajib dikembalikan adalah frekuensi yang terletak pada rentang 1.975-1.980 MHz berpasangan dengan pita frekuensi radio pada rentang 2.165-2.170 MHz. Kemudian, bekas frekuenis Tri-Indosat berpindah ke Telkomsel sebagai pemenang lelang.