Tag: Merza Fachys

  • Sinyal Darurat Dikebut, Satria & Starlink Dikerahkan Pulihkan Internet Sumatera

    Sinyal Darurat Dikebut, Satria & Starlink Dikerahkan Pulihkan Internet Sumatera

    Medan

    Guna mempercepat pemulihan akses telekomunikasi yang terdampak banjir bandang di sejumlah wilayah Sumatera, pemerintah bersama operator menambah layanan berbasis satelit untuk memastikan konektivitas di lokasi bencana tetap tersedia.

    Direktur Utama Bakti Komdigi, Fadhilah Mathar, memaparkan bahwa pihaknya telah menambah titik akses internet di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) menjadi 14 lokasi dari sebelumnya 10 titik.

    “Hari ini kita sudah menyediakan sampai 14 lokasi. Memang ada lokasi yang belum bisa kita tempuh karena ada jalan yang putus. Alhamdulillah, kita dibantu oleh Basarnas, TNI, dan BNPB bisa memobilisasi ke lokasi-lokasi tersebut yang sangat membantu kami penyediaan backup akses internet,” ujar Fadhilah di Balai Monitoring Komdigi Medan, Senin (1/12/2025).

    Layanan internet berbasis satelit Starlink milik SpaceX juga turut membantu penyediaan konektivitas kepada pemerintah dengan memberikan 32 unit perangkat, termasuk dukungan genset untuk menghidupkan perangkat tersebut di lapangan.

    “Dan sekarang sudah mulai on air di beberapa tempat, termasuk misalnya di Tapanuli Tengah, antara lain di SMA dan juga posko-posko BNPB,” ucapnya.

    Ia menambahkan, kebutuhan titik baru masih terus berkembang. “Selain itu, kami harapkan apabila nanti di lokasi-lokasi penambahan baru karena per hari ini usulan dari BNPB, Pemda, maupun Kemendagri itu 139 lokasi. Nanti setelah ini kita koordinasi kembali untuk penyediaan backup berupa WiFi di lokasi-lokasi tersebut,” tutur perempuan yang disapa Indah ini.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menjelaskan bahwa pengerahan akses internet satelit menjadi langkah kolaboratif untuk menjaga akses telekomunikasi di tengah belum pulihnya infrastruktur darat.

    “Memang saat ini kita sangat mengandalkan Satria dan Starlink ya untuk memenuhi kebutuhan emergensi dalam masa kritis ini, artinya di mana dalam persiapan untuk recovery keseluruhannya,” pungkas Wayan.

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memimpin rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

    Berdasarkan pantau detikINET yang berada di lokasi ada pimpinan penyelenggara telekomunikasi, yakni Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys, dan Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.

    (afr/afr)

  • Update Pemulihan Jaringan Telco Pasca Banjir Bandang Sumatera

    Update Pemulihan Jaringan Telco Pasca Banjir Bandang Sumatera

    Medan

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaporkan perkembangan terbaru upaya pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pasca banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan hilangnya sinyal internet di berbagai wilayah.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menjelaskan bahwa jumlah base transceiver station (BTS) terdampak terus bergerak dinamis sejak kejadian bencana. Ia memaparkan perkembangan harian berdasarkan laporan langsung dari operator seluler.

    Menurut Wayan, pada 29 November 2025, terdapat 1.756 BTS yang terdampak. Jumlah itu melonjak pada 30 November 2025 menjadi 2.349 BTS, atau naik 593 titik.

    “Dan kemudian hari ini meningkat lagi 455, menjadi 2.804,” ujar Wayan di Balai Monitoring (Balmon) Komdigi Medan, Senin (1/12/2025).

    Update jaringan telekomunikasi di tiga provinsi sebagai berikut:

    Aceh

    • Semula: 1.608 BTS down
    • Per 1 Desember 2025: naik 361 BTS, menjadi 1.969 BTS
    Aceh menjadi wilayah dengan kenaikan tertinggi. Penyebab utamanya adalah ketidaktersediaan pasokan listrik dan terbatasnya bahan bakar untuk genset.

    Sumatera Utara

    • Semula: 667 BTS down
    • Naik 14 BTS, menjadi 681 BTS
    Gangguan mayoritas disebabkan masalah power, meski beberapa titik transmisi telah membaik.

    Sumatera Barat

    • Semula: 74 BTS down
    • Naik 80 BTS, menjadi 154 BTS
    Wilayah ini sebelumnya relatif stabil, namun kembali mengalami lonjakan gangguan.

    Komdigi memastikan monitoring dilakukan sejak 26 November hingga cut-off pukul 24.00 malam ini, sembari terus berkoordinasi dengan operator seluler untuk mempercepat pemulihan layanan telekomunikasi di wilayah terdampak.

    Pada kesempatan ini, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memimpin rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

    Berdasarkan pantau detikINET yang berada di lokasi ada pimpinan penyelenggara telekomunikasi, yakni Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys, dan Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.

    (agt/fyk)

  • Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar

    Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar

    Medan

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memimpin langsung rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi dampak banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Rapat tersebut berlangsung di Balai Monitoring (Balmon) Medan, Senin (1/12/2025). Menkomdigi didampingi Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Utama Bakti Komdigi Fadhilah Mathar.

    Berdasarkan pantau detikINET yang berada di lokasi, ada pimpinan penyelenggara telekomunikasi, yakni Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys, dan Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.

    “Kami ingin sampaikan bahwa sejak dari awal, fokus dari Kementerian Komdigi bersama-sama dengan para operator adalah satu, yaitu mempercepat pemulihan akses telekomunikasi di seluruh wilayah terdampak, agar masyarakat dapat menghubungi keluarganya, menerima informasi resmi, dan juga mengakses layanan-layanan darurat,” ujar Meutya saat membuka rapat koordinasi.

    Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar. Foto: Agus Tri Haryanto

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memantau bahwa akibat banjir dan tanah longsor di tiga provinsi Sumatera ini, telah memutuskan akses telekomunikasi, termasuk sinyal internet.

    Berdasarkan data per tanggal 25 November, kerusakan jumlah base transceiver station (BTS) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat secara total mencapai 1.310 BTS.

    “Lalu, di tanggal 28 November naik ke 2.400-an. Lalu tim pemerintah maupun juga operator seluler berhasil menghidupkan kembali sampai 707 titik BTS, namun demikian karena ada gangguan listrik di hari berikutnya ini juga ada tambahan BTS yang terdampak,” tutur Meutya.

    Situasi tersebut yang kini sedang diatasi Komdigi bersama operator seluler agar dapat menghidupkan kembali akses telekomunikasi di wilayah yang terdampak bencana.

    “Pada prinsipnya, per hari ini kita masih memiliki tantangan-tantangan yang insya Allah dengan kerja bersama, maka dari itu kita perlu melakukan rakor, ini bisa kita lakukan percepatan-percepatan,” ucapnya menambahkan.

    (agt/fyk)

  • XLSMART Mulai Terapkan Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition

    XLSMART Mulai Terapkan Registrasi SIM Card Pakai Face Recognition

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XLSMART Telecom Sejahtera telah mengimplementasikan registrasi SIM Card dengan pengenalan wajah (face recognition). Layanan tersebut masih bersifat opsional bagi pelanggan, sejalan dengan regulasi yang berlaku saat ini. 

    Direktur and Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys mengatakan melalui sistem biometrik yang terhubung dengan database kependudukan nasional, proses verifikasi dilakukan secara otomatis untuk memastikan akurasi data. 

    “Inisiatif ini merupakan bentuk dukungan XLSMART terhadap program pemerintah dalam mempercepat transformasi digital nasional, sekaligus meningkatkan keamanan data pelanggan,” kata Merza dalam keterangan resmi dikutip pada Rabu (1/10/2025). 

    Merza mengatakan XLSMART berharap regulasi resmi terkait registrasi biometrik dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dapat segera dirilis, sehingga implementasi ini dapat berjalan lebih terarah, konsisten, dan memberikan kepastian bagi seluruh pelaku industri.

    “Dengan penerapan ini, XLSMART memperkuat standar KYC [Know Your Customer] di industri, mempercepat proses registrasi, meningkatkan akurasi, serta meminimalkan risiko penipuan identitas dan penyalahgunaan data,” tandas Merza. 

    Untuk pelanggan XL dan AXIS dapat memanfaatkan layanan ini melalui situs registrasi.xl.co.id, sementara untuk pelanggan SMARTFREN dapat mengakses melalui http://smartfren.com/activation. 

    Sebelumnya, Komdigi menargetkan aturan penggunaan teknologi biometrik, termasuk pengenalan wajah, untuk registrasi kartu e-SIM dapat mulai diterapkan tahun ini. 

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan pihaknya tengah menyusun regulasi turunan berupa Peraturan Menteri yang akan menjadi payung hukum penerapan teknologi tersebut.  

    “Sedang kami susun Peraturan Menterinya, kita target tahun ini mulailah ya,” kata Edwin ditemui di sela acara Veeam Media Briefing di Jakarta pada Kamis (25/9/2025). 

    Edwin menekankan kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk e-SIM, melainkan juga akan diperluas ke seluruh jenis kartu SIM. 

    “Sekarang kan e—SIM saja, nanti semuanya,” imbuhnya.  

    Menurutnya, langkah ini penting untuk mencegah maraknya penipuan (scam) yang kerap memanfaatkan data palsu saat pembukaan nomor seluler baru.

  • XLSMART Terapkan Registrasi Kartu SIM dengan Teknologi Biometrik

    XLSMART Terapkan Registrasi Kartu SIM dengan Teknologi Biometrik

    Jakarta, CNBC Indonesia XLSMART melakukan pengetesan implementasi registrasi kartu SIM XLSMART yang meliputi XL, AXIS dan SMARTFREN dengan menggunakan teknologi biometrik pengenalan wajah atau face recognition. Acara ini diselenggarakan di XL Center XLSMART Tower, Jakarta, Selasa (29/9/2025).

    Dalam acara tersebut turut hadir sejumlah tokoh seperti, Ketua Tim Monitoring & Evaluasi Penyelenggara Jaringan dan Jasa serta Perlindungan Pengguna Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Sumini, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Edwin Hidayat Abdullah. Hadir juga Direktur & Chief Regulatory Officer XLSMART, Merza Fachys dan Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O.Baasir.

    XLSMART menyebut layanan registrasi SIM Card dengan face recognition ini masih bersifat opsional bagi pelanggan, sejalan dengan regulasi yang berlaku saat ini. Melalui sistem biometrik yang terhubung dengan database kependudukan nasional, proses verifikasi dilakukan secara otomatis untuk memastikan akurasi data.

    Inisiatif tersebut menjadi salah satu dukungan XLSMART terhadap program pemerintah dalam mempercepat transformasi digital nasional sekaligus meningkatkan keamanan data pelanggan. Untuk itu, XLSMART berharap regulasi resmi terkait registrasi biometrik dari Komdigi dapat segera diterbitkan. Pada akhirnya, implementasi ini dapat berjalan lebih terarah, konsisten, dan memberikan kepastian bagi seluruh pelaku industri.

    Lebih jauh, kebijakan registrasi kartu SIM dengan menggunakan teknologi biometrik ini sendiri diterapkan oleh pemerintah melalui Komdigi. Hal ini sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menjaga ruang digital Indonesia tetap aman, bersih, dan bertanggung jawab, di tengah pesatnya pertumbuhan pengguna layanan komunikasi.

    Perlu diingat, para pelanggan XL dan AXIS dapat memanfaatkan layanan ini melalui situs resmi, sedangkan untuk pelanggan SMARTFREN dapat mengakses melalui link ini. Melalui penerapan ini, XLSMART terus berupaya memperkuat standar Know Your Customer (KYC) di industri, mempercepat proses registrasi, meningkatkan akurasi, serta meminimalkan risiko penipuan identitas dan penyalahgunaan data.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Internet RI Susah Ngebut, WhatsApp-Netflix Cs Wajib Tanggung Jawab

    Internet RI Susah Ngebut, WhatsApp-Netflix Cs Wajib Tanggung Jawab

    Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menegaskan perlunya regulasi yang lebih adil bagi penyedia layanan Over the Top (OTT), seperti Netflix, WhatsApp, YouTube, Spotify dan lainnya.

    Menurut ATSI, selama satu dekade terakhir industri telekomunikasi nasional kehilangan sebagian besar potensi bisnisnya kepada pemain OTT global.

    Ketua Umum ATSI Dian Siswarini mengatakan industri telekomunikasi tidak berkembang sesuai harapan karena sebagian besar “kue” bisnis diserap oleh penyedia layanan digital.

    “Kue kita tuh, atau our lunch time itu banyak diambil oleh pemain lain, yang tadinya adalah pemain IT atau internet, dan masuk ke ranah telekomunikasi,” ujar Dian dalam acara konferensi pers Rapat Umum Anggota ATSI di Jakarta, Senin (29/9/2025).

    Menurut dia, ke depannya yang harus diusulkan supaya industri tumbuh lebih baik adalah adanya keadilan di “tempat bermain” atau playing ground bagi para toperator telekomunikasi dan juga pemain-pemain lainnya.

    “Terutama pada para pemain OTT tentunya. Karena tadi kalau saya sebutkan ada yang eating our lunch itu adalah kebanyakan adalah pemain OTT,” kata Dian.

    Dian menekankan bahwa operator telekomunikasi menghadapi regulatory charges yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

    Sementara itu, beban serupa belum diberlakukan kepada pemain OTT yang juga memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi untuk memberikan layanan ke masyarakat.

    “Kalau tidak memiliki yield yang reasonable, itu mungkin akan sulit bagi kami untuk memberikan layanan internet yang baik. Jadi itu yang harus dipahami oleh semua pemangku kepentingan dalam industri telekomunikasi,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal ATSI, Merza Fachys, menilai perlu ada review aturan agar beban dan manfaat di ekosistem digital terbagi secara proporsional.

    “Jadi jangan kebalik, mereka [OTT] yang menanggung beban besar menerima manfaat kecil, mereka yang menanggung beban kecil justru menerima manfaat yang jauh lebih besar. Nah inilah review yang harus kita lakukan,” ujar Merza.

    Merza menegaskan regulasi yang ada saat ini sudah tidak relevan karena dibuat ketika pelaku industri masih terbatas.

    “Karena apa? Karena hal-hal yang diatur ini, ini aturan-aturannya pada saat industri ini masih belum seperti sekarang. Di saat seluruh beban dan manfaat berada di satu pelaku yang sama,” terang Merza. “Sekarang enggak pelakunya udah banyak, tapi bebannya ngumpul di satu tempat. Inilah yang kita akan lakukan.” pungkasnya.

    ATSI berharap agar pemerintah segera melakukan penyesuaian regulasi agar tercipta level playing field yang adil antara operator dan OTT, sehingga industri telekomunikasi dan digital Indonesia dapat berkembang lebih sehat dan berkelanjutan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dirut Telkom Dian Siswarini Jadi Ketum ATSI 2025-2029

    Dirut Telkom Dian Siswarini Jadi Ketum ATSI 2025-2029

    Jakarta

    Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) resmi mengumumkan pengurus baru dalam Rapat Umum Anggota 2025 (RUA ATSI 2025). Bersamaan dengan itu, mereka turut mengungkapkan komitmennya untuk mendorong transformasi digital di Indonesia.

    “Sebagai ketua umum ATSI yang baru, saya ingin tetap membawa aksi ini menjadi penggerak utama ekosistem digital Indonesia,” kata Ketua Umum ATSI yang baru, Dian Siswarini, dalam acara Konferensi Pers RUA ATSI 2025, di The Westin, Jakarta, Senin (29/9/2025).

    Dian yang adalah Direktur Utama Telkom mengatakan akan terus berkolaborasi dengan pemerintah dan industri untuk bisa mewujudkan hal tersebut. Ia menekankan, ingin memastikan seluruh masyarakat di Tanah Air bisa merasakan kemajuan teknologi digital.

    “Saya yakin, melalui kemitraan yang kuat dengan regulator dan semua pemangku kepentingan lainnya, ATSI akan mempromosikan tercipta iklim usaha yang adil dan penerapan teknologi terkini, misalnya 5G, Articifial Intelligence, dan juga IOT,” ujar Dian.

    Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O. Baasir, menambahkan, bahwa telekomunikasi bukan hanya tentang konektivitas, tapi juga pilar ketahanan nasional. Menurutnya, selama pandemi Covid-19, sektor telekomunikasi menjadi tulang punggung aktivitas masyarakat, sebab memastikan keberlangsungan hidup jutaan orang.

    “Ke depan, konvergensi, baik jaringan seluler, fiber, maupun satelit, akan tetap menjadi fokus strategi kami, untuk memperkuat infrastruktur digital yang memberi manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah menuju bangsa yang berdaulat dan sejahtera secara digital,” ujar Marwan.

    Berikut pengurus baru ATSI periode 2025-2029:

    Pengurus ATSIKetua Umum: Dian Siswarini, Direktur Utama, PT Telkom IndonesiaWakil Ketua Umum: Reski Damayanti, Chief Legal & Regulatory Officer, Indosat Ooredoo HutchisonBendahara: Daru Mulyawan, Direktur, TelkomselSekretaris Jenderal: Merza Fachys, Direktur, XLSMARTDirektur Eksekutif: Marwan O. BaasirDewan Pengawas ATSIKetua: Muhammad Buldansyah, Direktur, Indosat Ooredoo HutchisonAnggota: Jeremiah Ratadhi, Direktur, XLSMARTAnggota: Nugroho, Direktur Utama, TelkomselAnggota: Honesti Basyir, Direktur, PT Telkom Indonesia

    (hps/fay)

  • Dian Siswarini Terpilih Sebagai Ketua Umum ATSI 2025-2029, Reski Damayanti Waketum

    Dian Siswarini Terpilih Sebagai Ketua Umum ATSI 2025-2029, Reski Damayanti Waketum

    Bisnis.com, JAKARTA — Seluruh operator seluler Indonesia sepakat menunjuk Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Dian Siswarini sebagai ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) 2025-2029. Dian menggantikan Ririek Adriansyah.

    Rapat Umum Anggota (RUA) ATSI juga mengangkat Chief Legal & Regulatory Officer PT Indosat Tbk. Reski Damayanti sebagai Wakil Ketua Umum.

    Kemudian Director & Chief Regulatory PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) Merza Fachys sebagai Sekretaris Jenderal. Adapun posisi bendahara diisi oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkomsel Daru Mulyawan.

    Dalam sambutannya, Dian mengatakan di bawah kepemimpinannya ATSI akan menjadi penggerak utama ekosistem digital Indonesia. ATSI juga berkomitmen untuk mendukung visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun Indonesia yang lebih maju dari sisi teknologi.

    “Serta mampu beradaptasi di era kemajuan digital secara global. ATSI juga akan terus berkolaborasi dengan pemerintah dan industri untuk mendorong peningkatan infrastruktur digital dan inovasi digital dalam upaya meningkatkan kesejahteraan digital,” kata Dian di Jakarta, Senin (29/9/2025).

    Dian juga meyakini bahwa kemitraan yang kuat dengan regulator dan semua pemangku kepentingan lainnya akan mempercepat digitalisasi di Tanah Air.

    ATSI juga akan mempromosikan dan mendorong terciptanya iklim usaha yang adil dan penerapan teknologi terkini misalnya 5G, artificial intelligence, dan juga internet of things (IoT) untuk mendukung pemerintah Indonesia.

    Sebelumnya, ATSI menili kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff sebesar 32% yang diterapkan Amerika Serikat (AS) berpeluang menaikkan nilai tawar Indonesia dalam pengembangan 5G. Penetrasi teknologi baru tersebut bakal makin kencang. 

    Kebijakan tarif Trump hanya memberatkan ekspor komoditas Indonesia, tidak dengan sektor teknologi, termasuk 5G. 

    ATSI menilai kebijakan Trump justru berpeluang membuat penetrasi 5G makin berkembang. 

    Negara-negara yang awalnya mengirimkan perangkat 5G ke AS, akan menjadikan Indonesia sebagai pasar alternatif, yang kemudian berpotensi membuat nilai tawar Indonesia naik. 

    Indonesia berpeluang mendapatkan perangkat 5G dengan harga yang relatif lebih terjangkau.

    Laporan terbaru Global System for Mobile Communications Association (GSMA) memperkirakan penetrasi 5G Indonesia masih berkisar 3% pada 2024. 

    Penetrasi tersebut diharapkan dapat meningkat menjadi 32% pada 2030 dengan dukungan berbagai kebijakan, termasuk ekosistem yang makin matang. 

  • Video: Biaya Regulasi Mahal Hambat Investasi Infrastruktur Digital RI

    Video: Biaya Regulasi Mahal Hambat Investasi Infrastruktur Digital RI

    Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Ketua MASTEL, Merza Fachys mengungkapkan pentingnya peran semua pihak termasuk operator telekomunikasi hingga penyedia layanan over-the-top (OTT) dalam membangun infrastruktur telekomunikasi digital yang menjangkau seluruh wilayah Tanah Air.

    Dalam upaya mendorong investasi dan pembangunan infrastruktur digital di RI, dibutuhkan dukungan pemerintah terkait kemudahan perizinan yang tidak menghambat termasuk biaya regulasi (regulatory charge) yang masih tinggi.

    Seperti apa upaya yang diperlukan RI untuk meningkatkan investasi sektor telekomunikasi digital RI? Bagaimana juga dampak konsolidasi industri telekomunikasi RI? Selengkapnya simak dialog Sarah Ariantie dengan Wakil Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Merza Fachys dalam Profit, CNBC Indonesia (Kamis, 04/09/2025)

  • Video: Alasan Mastel Minta WhatsApp Cs Bangun Infrastruktur Digital

    Video: Alasan Mastel Minta WhatsApp Cs Bangun Infrastruktur Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia- Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mendorong peran penyelenggara layanan telekomunikasi dengan penyedia layanan over-the-top (OTT) seperti WhatsApp untuk ikut membangun infrastruktur digital hingga pelosok Indonesia.

    Wakil Ketua MASTEL, Merza Fachys menyebutkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi (digital) terus bertambah seiring dengan terus naiknya jumlah pengguna dan trafik data.

    MASTEL mendorong investasi infrastruktur digital yang sarat teknologi agar dapat menjangkau pelanggan dan wilayah yang lebih luas hingga wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Hal ini penting untuk mewujudkan perluasan ekonomi digital di Indonesia. Oleh karena itu Mastel meminta penguatan aturan yang mampu mendorong pemerataan tugas dan kewajiban dalam pembangunan infrastruktur digital RI.

    Seperti apa upaya yang diperlukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur digital? Selengkapnya simak dialog Sarah Ariantie dengan Wakil Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Merza Fachys dalam Profit, CNBC Indonesia (Kamis, 04/09/2025)