Tag: Megawati Soekarnoputri

  • Megawati: Indonesia-Uzbekistan terhubung secara historis-spiritual 

    Megawati: Indonesia-Uzbekistan terhubung secara historis-spiritual 

    Jakarta (ANTARA) – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengatakan Indonesia dan Uzbekistan terhubung secara historis dan spiritual sehingga penting merawat hubungan kedua negara tersebut.

    Hal itu disampaikan Megawati dalam sambutannya saat menghadiri pementasan teater Soekarno-Imam Bukhari yang diselenggarakan Kedutaan Besar Uzbekistan untuk Indonesia, di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4) malam.

    Dalam pidatonya, Megawati mengungkapkan kekagumannya terhadap Uzbekistan, yang menurutnya merupakan negara kaya sejarah peradaban Islam. Ia mengenang kunjungan pertamanya ke negara Asia Tengah itu sebagai pengalaman yang mengesankan.

    “Uzbekistan adalah negara yang kaya akan sejarah peradaban Islam. Ketika saya ke sana untuk pertama kali, saya sangat tidak menyangka, kehidupannya sangat hangat, tempatnya sangat indah,” kata Megawati.

    Ia juga menyoroti kecintaan masyarakat Uzbekistan terhadap alam dan tanaman. Bahkan, ia menyebut telah diminta kembali ke Uzbekistan untuk membantu membangun sebuah taman sebagai simbol persahabatan antara kedua negara.

    “Mereka meminta saya untuk membuat yang namanya sebuah taman, untuk menjadikan taman itu sebagai sebuah peristiwa persahabatan antara Indonesia dengan Uzbekistan,” ujarnya.

    Menurut Megawati, Uzbekistan bukan sekadar negara asing, melainkan bagian dari sejarah spiritual Bangsa Indonesia. Megawati menyinggung jejak Presiden pertama RI Soekarno, yang membangun hubungan erat dengan Uzbekistan.

    “Jejak-jejak dari Presiden pertama Republik Indonesia telah menunjukkan bahwa persahabatan itu tidak terhalang jarak. Uzbekistan memiliki ungkapan serupa, bahwa jika hati kita dekat, jarak bukanlah penghalang,” ucap Megawati.

    Megawati juga mengapresiasi kolaborasi seniman dari kedua negara dalam pertunjukan teater tersebut. Dia menilai seni menjadi jembatan emosional dan sejarah antara Indonesia dan Uzbekistan.

    “Malam ini bukan hanya sebuah pementasan, tetapi juga sebuah jembatan sejarah dan perasaan. Kolaborasi para aktor, pemusik, penulis, dan sutradara dari Indonesia dan Uzbekistan adalah bentuk nyata dari persahabatan yang lahir dari penghormatan dan cinta pada sejarah bersama,” tuturnya.

    Megawati berharap hubungan antara Indonesia dan Uzbekistan terus diperkuat melalui kerja sama budaya, sejarah, dan diplomasi antarbangsa.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Bambang Sutopo Hadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Megawati ajak generasi muda tak melupakan sejarah bangsa

    Megawati ajak generasi muda tak melupakan sejarah bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengajak generasi muda untuk tidak melupakan sejarah bangsanya untuk membangun masa depan.

    Ia menekankan pentingnya memahami masa lalu sebagai pijakan membangun masa depan, merujuk pada pesan Presiden pertama RI Soekarno, yakni “Jas Merah” atau “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”.

    Pernyataan tersebut disampaikan Megawati dalam sambutannya pada pementasan drama musikal Imam Al-Bukhari dan Soekarno yang berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4) malam, sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan budaya Indonesia dan Uzbekistan.

    “Bung Karno menegaskan arti penting sejarah dalam pidatonya pada Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1966. Beliau mengingatkan, jika suatu bangsa lupa akan sejarahnya, maka suatu saat bangsa itu akan tergelincir dan jatuh,” kata Megawati.

    Menurut dia, sejarah bukan sekadar catatan masa lalu, tetapi juga menjadi fondasi nilai dan jati diri sebuah bangsa.

    Dalam konteks itu, Megawati menyoroti keberanian Soekarno saat berkunjung ke Uni Soviet tahun 1956, ketika secara khusus meminta untuk berziarah ke makam Imam Bukhari, ulama besar perawi hadis Nabi Muhammad SAW di tengah situasi politik yang menekan kebebasan beragama.

    “Awalnya permintaan Bung Karno banyak ditentang karena pemerintah komunis Uni Soviet saat itu menekan ekspresi keagamaan. Tetapi Bung Karno bersikeras dengan suara tegas dan hati yang penuh keyakinan. Ia bahkan mengatakan, kalaupun harus naik kereta sendiri, akan tetap pergi,” ujarnya.

    Langkah Bung Karno, lanjut Megawati, bukan hanya membuktikan keberanian pribadi, tetapi juga membuka jalan bagi lahirnya kembali kesadaran terhadap warisan Islam di Asia Tengah. Makam Imam Bukhari yang semula tidak terawat, kini menjadi destinasi ziarah religi penting di Uzbekistan.

    “Kalau Bung Karno tidak berkeinginan mencari makamnya, mungkin hari ini tempat itu masih terkubur dan tidak ada yang datang. Inilah pentingnya sejarah. Karena sejarah bisa menjadi cahaya untuk menerangi jalan kita ke depan,” ucap Megawati.

    Dia berharap generasi muda Indonesia lebih banyak membaca sejarah, termasuk karya dan warisan keilmuan Imam Bukhari, agar tak tercerabut dari akar spiritual dan intelektual bangsa.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Bambang Sutopo Hadi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ganjar Sebut Banyak Kader Ingin Megawati Jadi Ketum PDIP Lagi

    Ganjar Sebut Banyak Kader Ingin Megawati Jadi Ketum PDIP Lagi

    Jakarta

    Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo menyebut banyak kader yang menginginkan Megawati Soekarnoputri kembali menjabat ketum partai. Aspirasi itu muncul seiring agenda Kongres ke-VI PDIP akan digelar pada tahun ini.

    “Kalau tren suara yang dari bawah sih begitu ya (mendorong Megawati jadi ketum lagi),” kata Ganjar usai acara bersama Megawati Soekarnoputri di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4/2025) malam.

    Meski begitu, eks gubernur Jawa Tengah itu menyebut kepastian waktu dan tempat pelaksanaan kongres PDIP masih belum ditetapkan sampai saat ini. Menurut dia, jajaran PDIP tengah mencari hari yang baik untuk menggelar agenda besar partai tersebut.

    “Belum, belum, tapi ya tahun ini lah. Ya pasti nunggu hari baik,” ungkapnya.

    PDIP diketahui akan menggelar kongres pada tahun ini. Kongres PDIP disebut juga akan membahas posisi sekjen dan struktur kepengurusan baru.

    “Ya pasti (bahas Sekjen), di kongres kan harus ada pembaharuan struktur dari tingkat atas sampai bawah ya,” kata Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (25/3).

    (bel/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Megawati: Ilmu, iman, dan keberanian akan selalu menemukan jalannya

    Megawati: Ilmu, iman, dan keberanian akan selalu menemukan jalannya

    Saya sangat yakin bahwa kalau kita benar-benar menjadi manusia seutuhnya, kebenaranlah yang selalu pasti akan menang.

    Jakarta (ANTARA) – Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengemukakan bahwa ilmu, iman, dan keberanian adalah fondasi yang akan selalu menuntun manusia menuju kebenaran yang hakiki.

    Menurut Megawati Soekarnoputri, penting untuk menjunjung tinggi nilai kebenaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    “Saya sangat yakin bahwa kalau kita benar-benar menjadi manusia seutuhnya, kebenaranlah yang selalu pasti akan menang,” kata Megawati usai pertunjukan teater seni musik kerja sama antara Indonesia dan Uzbekistan di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (15/4).

    Megawati menuturkan bahwa keyakinannya itu juga diperkuat oleh ajaran Buddha Gautama yang menyatakan bahwa kebenaran akan selalu menang.

    Ia lantas mengaitkan pesan tersebut dengan kisah spiritual dan keberanian Bung Karno saat mengupayakan ziarah ke makam Imam Bukhari pada tahun 1956 di tengah tekanan ideologis dan pengekangan agama oleh pemerintah Uni Soviet kala itu.

    Keberanian Presiden Soekarno saat itu, kata Megawati, bukan semata tindakan politik, melainkan wujud cinta akan ilmu, spiritualitas, dan sejarah Islam.

    Permintaan Bung Karno untuk mencari dan berziarah ke makam Imam Bukhari, bahkan kemudian membuka kembali kesadaran umat terhadap warisan Islam di Asia Tengah.

    “Permintaan yang kedengarannya sederhana itu adalah bentuk keyakinan spiritual dan kewibawaan politik seorang pemimpin,” ujarnya.

    Megawati juga berbagi pengalamannya saat menziarahi makam Imam Bukhari pada bulan Oktober 2024.

    Saat berdoa di pusara sang ulama besar, Megawati mengaku merasakan getaran spiritual yang mendalam dan membayangkan jejak perjuangan ayahnya.

    Drama musikal yang disutradarai oleh Ahmad Fauzi dari Indonesia dan Valikon Kumarov dari Uzbekistan itu, menurut Megawati, bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan sebuah jembatan sejarah dan perasaan antarbangsa.

    “Semoga kisah Imam Al-Bukhari dan Bung Karno ini menjadi pengingat bahwa ilmu, iman, dan keberanian selalu akan menemukan jalannya,” ucap Megawati.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Megawati Sebut Indonesia-Uzbekistan Terhubung Lewat Bung Karno-Imam Al Bukhari
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        16 April 2025

    Megawati Sebut Indonesia-Uzbekistan Terhubung Lewat Bung Karno-Imam Al Bukhari Nasional 16 April 2025

    Megawati Sebut Indonesia-Uzbekistan Terhubung Lewat Bung Karno-Imam Al Bukhari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden ke-5 RI
    Megawati Soekarnoputri
    menyebut
    Indonesia
    dan
    Uzbekistan
    memiliki keterikatan sejarah yang kuat melalui tokoh besar masing-masing bangsa, yakni Soekarno dan
    Imam Al Bukhari
    .
    Pernyataan itu disampaikan Megawati dalam sambutannya saat menghadiri pertunjukan teater yang mengangkat sejarah Bung Karno dan Imam Bukhari di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4/2025) malam.
    “Dengan penuh rasa bahagia, saya berdiri di hadapan Anda semua dalam sebuah momen yang istimewa ini. Momen yang tidak hanya mempertemukan dua bangsa yang berjauhan secara geografis, Indonesia dan Uzbekistan, tetapi juga mempertemukan dua warisan besar peradaban dua bangsa dalam satu panggung,” ujar Megawati.
    “Yaitu warisan intelektual Islam oleh Imam Bukhari dan warisan kepemimpinan bangsa dan dunia oleh Bung Karno,” imbuh dia.
    Megawati menilai pertunjukan tersebut bukan sekadar karya seni, tetapi juga jembatan sejarah antardua bangsa.
    Sebab, hasil kolaborasi antara seniman Indonesia dan Uzbekistan ini mampu menghidupkan kembali semangat sejarah yang menyatukan kedua negara.
    “Seni dapat menjadi penghubung antara sejarah dan jiwa antarbangsa,” ucap Megawati.
    Dalam pidatonya, Megawati mengenang peristiwa bersejarah pada 1956, ketika Bung Karno melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet.
    Saat itu, Soekarno meminta secara khusus kepada Presiden Uni Soviet agar dapat berziarah ke makam Imam Al Bukhari.
    Permintaan itu sempat menuai penolakan karena pemerintah Uni Soviet saat itu tengah menekan eksistensi keagamaan.
    Namun, Soekarno bersikeras untuk tetap melaksanakan niatnya.
    “Kalaupun harus naik kereta api sendiri, saya akan tetap pergi. Saya akan tetap ziarah ke makam Imam Bukhari,” kata Megawati menirukan ucapan Bung Karno saat itu.
    Megawati mengatakan, niat ziarah Bung Karno adalah wujud dari keyakinan spiritual dan kewibawaan politiknya sebagai pemimpin bangsa.
    Langkah tersebut pun menjadi momentum penting yang mendorong pemerintah Uni Soviet saat itu untuk merawat kembali situs makam Imam Al Bukhari.
    Kini, kompleks ziarah yang terletak sekitar 25 kilometer dari Kota Samarkand, Uzbekistan, telah menjadi destinasi wisata religi yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia.
    “Dari langkah kecil itu lahirlah perubahan besar. Pemerintah Uni Soviet mulai membuka kembali pintu terhadap warisan Islam di Asia Tengah. Imam Bukhari pun kembali hadir dalam kesadaran umat,” ungkap Megawati.
    Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengungkapkan bahwa dirinya diundang kembali ke Uzbekistan untuk meresmikan taman yang akan menjadi simbol persahabatan antara kedua negara.
    “Mereka meminta saya untuk membuat yang namanya sebuah taman, untuk menjadikan taman itu sebagai sebuah peristiwa persahabatan antara Indonesia dengan Uzbekistan,” kata Megawati.
    Ketua Umum PDI-P itu berharap kerja sama antara Indonesia dan Uzbekistan, terutama di bidang budaya dan sejarah, dapat terus diperkuat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ganjar Sebut Banyak Kader PDI-P Berharap Megawati Jadi Ketum Lagi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 April 2025

    Ganjar Sebut Banyak Kader PDI-P Berharap Megawati Jadi Ketum Lagi Nasional 15 April 2025

    Ganjar Sebut Banyak Kader PDI-P Berharap Megawati Jadi Ketum Lagi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua DPP PDI-P
    Ganjar Pranowo
    mengungkapkan banyak kader yang mengharapkan
    Megawati Soekarnoputri
    kembali ditetapkan sebagai ketua umum PDI-P dalam kongres mendatang.
    Hal itu disampaikan Ganjar saat ditanya mengenai kepastian jadwal Kongres ke-VI PDI-P dan juga potensi Megawati kembali dipilih menjadi ketua umum untuk periode selanjutnya.
    “Kalau tren suara yang dari bawah sih begitu yah,” ujar Ganjar saat ditemui di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4/2025) malam.
    Meski begitu, eks gubernur Jawa Tengah itu menegaskan bahwa waktu dan tempat pelaksanaan kongres ke-VI PDI-P belum ditetapkan hingga saat ini.
    Menurut dia, jajaran PDI-P tengah mencari hari yang baik pada 2025 ini untuk melaksanakan agenda besar tersebut.
    “Belum, belum, tapi ya tahun ini lah. Ya pasti nunggu hari baik,” kata Ganjar.
    Senada dengan Ganjar, Ketua DPP PDI-P
    Djarot Saiful Hidayat
    juga menyatakan bahwa jadwal kongres partai belum ditetapkan.
    Namun, mantan gubernur DKI Jakarta itu memastikan bahwa kongres akan tetap dilaksanakan pada 2025.
    “Pelaksanaannya di tahun 2025. Bulannya masih belum gitu ya, nanti akan ditentukan,” ucap Djarot.
    Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menyampaikan pelaksanaan kongres partainya berpotensi mundur dari jadwal awal yang direncanakan, yakni pada April 2025.
    Namun, dia memastikan bahwa pelaksanaan Kongres VI PDI-P tetap dilaksanakan pada 2025 ini dan tidak akan ditunda sampai tahun berikutnya.
    “Bisa saja mundur dari bulan April. Namun, pastinya insya Allah tidak lebih dari tahun 2025,” ujar Puan saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (14/4/2025).
    Menurut Puan, sampai saat ini belum ada penetapan soal waktu dan tempat pelaksanaan kongres PDI-P.
    Sebab, PDI-P merasa tak perlu terburu-buru untuk menetapkan sambil melihat situasi dan kondisi politik di Tanah Air.
    Meski begitu, Ketua DPR RI itu mengeklaim bahwa segala persiapan masih tetap berjalan dan sesuai tahapan perencanaan.
    “Kongres sampai saat ini belum ditentukan akan dilaksanakan kapan, karena melihat situasi dan kondisi yang ada, tentu saja ini tidak perlu dilakukan terburu-buru,” kata Puan.
    “Semuanya on the track, masih bisa dilaksanakan tugas-tugas yang ada di internal PDI Perjuangan, dan semuanya berada dalam kendali ketua umum,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Djarot: Perang tarif AS lebih penting daripada Kongres Ke-6 PDIP

    Djarot: Perang tarif AS lebih penting daripada Kongres Ke-6 PDIP

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat mengatakan fokus utama partainya saat ini tertuju pada isu-isu strategis, termasuk perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara, serta dinamika geopolitik global yang dinilai lebih mendesak.

    Hal ini membuat partai berlambang banteng moncong putih itu belum menetapkan waktu pelaksanaan Kongres Ke-6 PDIP yang semula direncanakan pada April 2025.

    “Kita masih konsentrasi di beberapa hal yang sangat penting, terutama sekarang menghadapi perang tarif dengan AS. Persoalan-persoalan global, geopolitik itu penting,” kata Djarot saat ditemui awak media di Kawasan Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa malam.

    Dia lantas berkata, “Persoalan tentang bagaimana Indonesia mengantisipasi berbagai macam kemungkinan yang terjadi akibat perubahan geopolitik”.

    Djarot juga menegaskan bahwa partainya belum terburu-buru menentukan waktu pelaksanaan Kongres Ke-6 PDIP. Ia hanya menyampaikan bahwa kongres akan tetap dilakukan pada tahun ini.

    Namun, ketika ditanya soal bulan penyelenggaraan, dirinya menjawab bahwa waktunya belum bisa dipastikan.

    “Bulannya masih belum, nanti akan ditentukan,” ujarnya.

    Diketahui, Kongres PDIP yang digelar lima tahunan mestinya digelar pada 2024 setelah Kongres ke-5 atau yang terakhir pada 2019. Lantaran padatnya agenda nasional seiring Pemilu 2024, pelaksanaan Kongres PDIP ke-6 pun ditunda dan dijadwalkan digelar pada April 2025.

    Rencana Kongres PDIP digelar April tersebut disampaikan Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3). Dia mengatakan kongres partainya akan dilaksanakan selepas Ramadan 1446 Hijriah atau setelah Lebaran 2025.

    “Sekarang kan masih dalam masa puasa, bulan puasa, jadi kami selesaikan dulu ibadah puasa dan lebaran. Kemudian setelah itu baru kami akan melaksanakan rapat untuk memutuskan kapan dilaksanakan kongres yang akan datang,” kata Puan.

    Dua pekan berselang, Puan kembali mengonfirmasi bahwa kesiapan pelaksanaan Kongres PDIP baru akan diumumkan setelah lebaran. Menurut dia, masih ada sejumlah pembahasan di internal partai. Putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ini mengatakan kongres menjadi musyawarah terbesar partai. Pembahasannya mencakup pembaruan struktur.

    “Tunggu nanti. Lebaran dulu setelah itu dirapatkan,” kata Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3).

    Kendati demikian, sampai saat ini Kongres Ke-6 PDIP tak kunjung dilaksanakan. Juru bicara PDIP Guntur Romli mengatakan partainya belum memastikan pelaksanaan kongres apakah akan berlangsung pada April 2025.

    Dia mengaku hingga saat ini belum ada keputusan waktu dan tempat pelaksanaan kongres tersebut. PDIP juga belum melaksanakan rapat pleno untuk membahas pelaksanaan kongres tersebut.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Megawati hadiri teater seni musik Imam Al-Bukhari-Soekarno di GKJ

    Megawati hadiri teater seni musik Imam Al-Bukhari-Soekarno di GKJ

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menghadiri pertunjukan teater seni musik kerja sama antara Indonesia dan Uzbekistan di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa malam.

    Di mana, pertunjukan ini menyoroti sejarah Presiden Pertama RI Ir. Soekarno atau Bung Karno dengan Imam Bukhari seorang ahli hadis asal Uzbekistan di puncak Perang Dingin.

    Digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, pertunjukan teater seni musik turut dihadiri sejumlah menteri, anggota DPR RI hingga budayawan.

    Tampak hadir diantaranya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon; Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.

    Lalu, Ketua DPP PDIP sekaligus putra Megawati, M. Prananda Prabowo dan Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

    Jajaran Ketua DPP PDIP yang terlihat hadir yakni Ganjar Pranowo, Deddy Sitorus, Djarot Saiful Hidayat, Bintang Puspayoga hingga Ronny Talapessy. Elite PDIP seperti Guntur Romli, Andika Perkasa hingga Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Bonnie Triyana.

    Adik kandung Megawati, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekanoputra juga terlihat hadir di lokasi.

    Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, dan sejumlah budayawan tanah air seperti Butet Kartaredjasa, terlihat turut menyaksikan pertunjukan ini.

    Pertunjukan ini juga turut di hadiri oleh perwakilan Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia dan para seniman tanah air dan masyarakat.

    Ratusan penonton pun tampak antusias ingin menyaksikan pertunjukan tersebut.

    Sebelum dimulainya pertunjukan, Megawati menyempatkan berbincang ringan dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di ruang tunggu.

    Tak hanya itu, Megawati turut mengajak Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia, Oybek Eshono dan Wakil Gubernur Wilayah Samarkand, Rustam Kobilov untuk berbincang santai.

    Sekira pukul 20.15 WIB, Megawati bersama rombongan pun masuk ke dalam Gedung Kesenian Jakarta untuk menyaksikan pertunjukan teater seni musik tersebut.

    Pertunjukan teater ini dibuka dengan pertunjukan musik khas Uzbekistan dan penampilan 5 orang pemain teater yang memukau.

    Megawati tampak duduk dengan menantunya Nancy Prananda dan putranya M. Prananda Prabowo di ruang pertunjukan.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pengakuan Anggota DPRD Sumut seusai Video Cekik Pramugari Viral, Hendak Bantu Bapak Tua di Pesawat – Halaman all

    Pengakuan Anggota DPRD Sumut seusai Video Cekik Pramugari Viral, Hendak Bantu Bapak Tua di Pesawat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sosok anggota DPRD Sumatra Utara (Sumut), Megawati Zebua menjadi sorotan setelah videonya adu mulut dengan pramugari Wings Air viral di media sosial.

    Pihak Wings Air akan melaporkan Mega karena melakukan tindak kekerasan dengan mencekik pramugari.

    Mega membantah melakukan kekerasan fisik ke pramugari dan mengaku hanya meminta pramugari untuk geser.

    “Mungkin video viral itu yang  mengatakan  mencekik itu tidak ada sama sekali tidak pernah mau mencekik orang saya hanya mau menyuruh pramugari geser agar penumpang yang lain bisa masuk pada saat itu,” paparnya, Selasa (15/4/2025).

    Menurut Mega, narasi dalam video yang beredar di media sosial melenceng jauh dari fakta di lapangan.

    Mega menghampiri pramugari untuk memintanya membantu bapak-bapak.

    “Saya bilang ke pramugari, tolong lah dibantu, bapak ini kan tua tidak tau apa-apa itu aja. Tapi itu ada yang video saya dari belakang sedang mencekik, padahal demi Tuhan saya tidak ada perasaan mau mencelakakan orang,” tandasnya.

    Ia menjelaskan tas yang dipermasalahkan bukan miliknya melainkan punya bapak-bapak yang hendak transit ke Padang.

    “Saat itu saya hanya mau membantu bapak tua yang tidak ingin bagasinya eh barang atau tasnya di bagasikan,” imbuhnya.

    Berdasarkan kesaksian bapak tersebut, waktu tunggu bagasi mencapai satu jam sehingga tas dimasukkan kabin.

    “Bukan, tas saya sudah dibagasikan. Ini tas bapak tua itu,” pungkasnya.

    Kata Pihak Wings Air

    Coorporate Communication Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan insiden itu terjadi di pesawat Wings Air nomor penerbangan IW 1267 rute Gunung Sitoli-Nias, Minggu (13/4/2025). 

    Cekcok berawal ketika Mega tak terima kopernya diletakkan di kargo pesawat, meski sudah berlabel bagasi.

    “Seorang pelanggan inisial Mega membawa koper yang telah berlabel bagasi tercatat ke dalam kabin pesawat.”

    “Sesuai prosedur keselamatan dan standar operasional, awak kabin (pramugari) mengarahkan koper tersebut untuk dimasukkan ke bagasi kargo bagian belakang,” bebernya, Selasa (15/4/2025), dikutip dari TribunMedan.com.

    Saat ditegur, Mega tak menunjukkan sikap kooperatif sehingga berujung adu mulut.

    “Menolak instruksi, berusaha melepas label bagasi, dan tidak mengikuti arahan awak kabin meski telah dijelaskan secara persuasif,” imbuhnya.

    Ia membenarkan adanya kekerasan fisik yang dialami pramugari.

    “Tindakan ini segera dilaporkan kepada Pilot in Command (PIC) dan selanjutnya kepada petugas ramp tim operasional darat yang menangani kesiapan pesawat dan keselamatan penumpang di bandar udara.”

    “Pihak ramp segera berkoordinasi dengan AVSEC (Aviation Security), dan pelanggan tersebut diturunkan dari pesawat untuk penanganan lebih lanjut,” lanjutnya.

    Pihak Wings Air akan menempuh jalur hukum dalam insiden ini.

    Diketahui, Mega saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Sumut Komisi A.

    Pada Pileg 2024 kemarin, wanita 47 tahun ini maju dari dapil Sumatra Utara VIII meliputi Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Barat, dan Kota Gunugnsitoli.

    Dengan perolehan 19.883 suara, Mega menjadi anggota DPRD Sumut periode kedua.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Beberkan Kronologi Cekcok dengan Pramugari Wings Air, Mega: Itu Koper Bapak Tua, Saya Hanya Membantu

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Anisa)

  • Kongres PDIP Berpotensi Mundur, Ahok dan Puan Maharani Berikan Penjelasan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 April 2025

    Kongres PDIP Berpotensi Mundur, Ahok dan Puan Maharani Berikan Penjelasan Regional 15 April 2025

    Kongres PDIP Berpotensi Mundur, Ahok dan Puan Maharani Berikan Penjelasan
    Tim Redaksi
    MAGELANG, KOMPAS.com –
    Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama, atau yang akrab disapa
    Ahok
    , mengungkapkan bahwa kongres ke-6 partai berlambang banteng moncong putih tersebut berpotensi mundur dari jadwal yang sebelumnya direncanakan.
    Kongres yang awalnya dijadwalkan berlangsung setelah Lebaran pada April 2025 kini masih dalam ketidakpastian.
    Ahok menjelaskan, keputusan mengenai jadwal kongres sepenuhnya berada di tangan Ketua Umum PDIP
    Megawati Soekarnoputri
    .
    “Sudah dua minggu belum ketemu Ibu (Megawati),” ungkapnya saat ditemui di Vihara Griya Vipasana Avalokitesvara Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Selasa (15/4/2025).
    Dia menambahkan, rapat pleno DPP terakhir hanya memunculkan rencana kongres pada April 2025, tanpa kepastian tanggal pelaksanaan.
    “Cuman, kami nggak tahu tanggal diadakannya,” pungkasnya.
    Ketua DPP PDIP
    Puan Maharani
    mengonfirmasi bahwa pelaksanaan kongres memang berpotensi mundur dari jadwal awal.
    “Bisa saja mundur dari bulan April. Namun pastinya Insya Allah tidak lebih dari tahun 2025,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (14/4/2025).
    Puan menegaskan, hingga saat ini belum ada penetapan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan kongres.
    PDIP merasa tidak perlu terburu-buru dalam menetapkan jadwal sambil memantau situasi politik di Tanah Air.
    “Kongres sampai saat ini belum ditentukan akan dilaksanakan kapan, karena melihat situasi dan kondisi yang ada, tentu saja ini tidak perlu dilakukan terburu-buru,” kata Puan.
    Sebagai informasi, PDIP telah mempersiapkan kongres partai yang dijadwalkan berlangsung tahun ini.
    Megawati bahkan telah mengumpulkan kader PDI-P di kediamannya pada Kamis (13/3/2025).
    Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, menyatakan bahwa pertemuan tersebut membahas soal kongres dan pentingnya masukan dari kader untuk memperkaya acara tersebut.
    “Karena kita mau kongres kan, jadi perlu banyak masukan untuk memperkaya nanti kongres kita. Itu saja,” kata Deddy.
    Sebelumnya, Puan juga menyampaikan bahwa PDIP sempat merencanakan kongres pada April 2025.
    Namun, rencana tersebut belum dibahas lebih lanjut karena berbagai pertimbangan.
    “Memang waktu itu kami pernah menyampaikan akan dilaksanakan pada bulan April, namun sekarang kan masih dalam masa puasa, bulan puasa, jadi kita selesaikan dulu ibadah puasa, kita menuju Lebaran,” ucap Puan pada Selasa (11/3/2025).
    “Kemudian, setelah itu, baru kami DPP partai tentu saja dengan ketua umum akan melaksanakan rapat untuk memutuskan kapan dilaksanakan kongres yang akan datang,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.