Tag: Megawati Soekarnoputri

  • Iduladha Bukan Hanya Soal Ritual Kurban

    Iduladha Bukan Hanya Soal Ritual Kurban

    JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkap makna Hari Raya Iduladha yang diperingati seluruh umat muslim pada hari ini. Menurut Puan, esensi Iduladha bukan hanya sebatas melakukan kurban atau penyembelihan hewan.

    “Iduladha bukan hanya soal ritual ibadah kurban. Lebih dari itu, ini adalah refleksi tentang bagaimana kita harus berani berkorban demi kepentingan yang lebih besar, berbagi kepada sesama, menumbuhkan keikhlasan,” kata Puan di Jakarta, Jumat 6 Juni.

    Menurut putri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu, Iduladha mengajarkan masyarakat untuk peduli kepada sesama, khususnya bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan.

    “Iduladha juga memberikan teladan tentang semangat gotong royong dan memperkuat empati sosial antar sesama. Bagi yang memiliki kelapangan rezeki, inilah saat yang tepat untuk berbagi dan memperkuat persaudaraan,” tutur Puan.

    Ia melanjutkan, semangat Iduladha juga bisa menjadi energi kolektif bagi seluruh penyelenggara negara untuk selalu memperjuangkan kebutuhan rakyat. Khususnya, kata Puan, bagi mereka yang hidup dalam kesulitan dan keterbatasan.

    “Pengorbanan sejati adalah ketika kita menempatkan rakyat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Itulah hakikat kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan,” ujarnya.

    Di satu sisi, Puan berharap momentum kurban menjadi sarana untuk memberdayakan peternak lokal yang bertujuan untuk menguatkan perekonomian. Hal ini pun menjadi salah satu bentuk gotong royong sosial sebagai ciri khas warga negara Indonesia.

    “Semoga kurban yang kita tunaikan tahun ini tidak hanya menjadi amal ibadah, tetapi juga menjadi kontribusi nyata dalam membangun ketahanan sosial dan ekonomi rakyat kecil,” ungkap Puan.

    Atas dasar itu, Puan mengajak seluruh masyarakat menjadikan Idul Adha sebagai momen reflektif untuk memperkuat rasa kemanusiaan dan solidaritas sosial.

    “Mari kita jadikan Iduladha sebagai momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kebangsaan: bahwa dalam setiap langkah dan keputusan, rakyat harus selalu menjadi yang utama,” tutupnya.

    Hari ini, Puan melaksanakan salat Idualdha 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Sebelum salat Id dimulai, Puan sempat menunggu di ruang holding bersama Presiden Prabowo Subianto, para menteri, dan pejabat lainnya.

  • Kemarin, Prabowo undang timnas hingga peta politik usai Dasco temui PDIP

    Kemarin, Prabowo undang timnas hingga peta politik usai Dasco temui PDIP

    Jakarta (ANTARA) – ​​​​​​Berbagai peristiwa politik kemarin yang menjadi sorotan, di antaranya Presiden Prabowo Subianto mengundang para pemain tim nasional sepak bola Indonesia ke kediamannya hingga peta politik usai Ketua Harian Gerindra temui petinggi PDIP.

    Berikut rangkuman ANTARA untuk berita politik kemarin yang menarik untuk kembali dibaca:

    Prabowo undang Ole Romeny cs hingga Patrick Kluivert makan siang di kediaman pribadi

    Presiden Prabowo Subianto mengundang para pemain Tim Nasional (Timnas) Sepak bola Indonesia mulai dari Ole Romeny, Jay Idzes, Justin Hubner hingga sang pelatih Patrick Kluivert makan siang di kediaman pribadi di Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Jumat.

    Pemain Timnas tiba di Kertanegara sekitar pukul 13.20 WIB dengan menggunakan bus merah bertuliskan Indonesia dan lambang PSSI.

    Saat tiba, satu per satu pemain yang mengenakan jaket dan training merah mulai keluar dari bus, diawali kapten timnas Jay Idzes, Ole Romeny, Justin Hubner, Joey Pelupessy, Marselino Ferdinan hingga Ricky Kambuaya.

    Baca selengkapnya di sini.

    Arus Bawah Prabowo apresiasi pemerintah tangani isu tambang Raja Ampat

    Relawan Arus Bawah Prabowo (ABP) mengapresiasi respons cepat yang ditunjukkan oleh Pemerintah dalam menangani polemik terkait dengan dugaan aktivitas pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya.

    Sekretaris Jenderal ABP Ary Nugroho menilai langkah cepat itu sebagai bentuk kepedulian dan keseriusan Pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan serta merespons aspirasi masyarakat.

    “Ini menunjukkan keberpihakan pada kelestarian lingkungan dan aspirasi rakyat. Raja Ampat adalah aset bangsa yang harus kita jaga bersama,” ujar Ary dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini.

    Erick Thohir: Bantuan Pemerintah untuk sepak bola nasional luar biasa

    Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menyebut bahwa bantuan Pemerintah untuk sepak bola nasional luar biasa.

    Erick, saat wawancara cegat di kediaman pribadi Presiden Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Pemerintah telah memberikan bantuan sekitar Rp200 miliar per tahun untuk mendukung sepak bola di Indonesia.

    “Pemerintah sudah bantu sepak bola nasional hampir 200 miliar per tahun. Jadi itu angka yang luar biasa,” ucap Erick di pelataran depan kediaman pribadi Presiden Prabowo selepas acara jamuan makan siang bersama Timnas Sepak Bola Indonesia.

    Baca selengkapnya di sini.

    Menteri Kebudayaan sebut Gua purba di Indonesia terancam tambang

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut gua-gua purba yang tersebar di berbagai daerah Indonesia terancam aktivitas tambang di sekitar situs-situs bersejarah tersebut.

    Oleh karena itu, Fadli melanjutkan Kementerian Kebudayaan saat ini mengkaji sekaligus memetakan gua-gua purba yang kelestariannnya terancam oleh aktivitas tambang, termasuk yang ada di Sulawesi dan Kalimantan.

    “Di Kalimantan, ada penambangan-penambangan itu yang mengancam gua-gua purba yang di dalamnya ada lukisan-lukisan purba yang umurnya puluhan ribu tahun. (Tambang, red.) ini juga sangat membahayakan,” kata Fadli menjawab pertanyaan wartawan pada sela-sela kegiatannya saat dia ditemui di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini.

    Analis: Peta politik PDIP masih sama usai Dasco bertemu Megawati

    Analis komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio (Hensa) menilai arah peta politik PDI Perjuangan masih akan tetap mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di luar kabinet, usai pertemuan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

    Dia menilai pertemuan tersebut tak ubahnya upaya Presiden Prabowo untuk merangkul semua elemen, di samping menyampaikan pesan khusus Prabowo kepada Megawati.

    “Menurut saya masih sama saja, mendukung pemerintahan Pak Prabowo tidak harus masuk ke kabinet,” kata Adi kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

  • 10
                    
                        Pesan Rahasia Antara Prabowo dan Megawati, Sinyal PDIP Merapat?
                        Nasional

    10 Pesan Rahasia Antara Prabowo dan Megawati, Sinyal PDIP Merapat? Nasional

    Pesan Rahasia Antara Prabowo dan Megawati, Sinyal PDIP Merapat?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo
    Subianto dan Presiden ke-5 RI
    Megawati
    Soekarnoputri saling berbagi pesan rahasia.
    Pesan keduanya tersebut disampaikan melalui Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dan Menteri Sektretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi ketika menyambangi kediaman Megawati beberapa waktu lalu.
    Dasco yang juga Ketua Harian Partai Gerindra itu mengaku bahwa silaturahminya ke rumah Megawati diutus oleh Prabowo sekaligus untuk menyampaikan pesan.
    “Ya, kami memang diutus menyampaikan beberapa hal dan pesan yang sudah disampaikan,” kata Dasco, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/6/2025).
    Meski begitu, Dasco enggan mengungkap isi pesan dari Prabowo kepada Megawati. Menurut dia, pesan itu bersifat rahasia atau konfidensial.
    “Pesan itu enggak boleh disampaikan dong di sini. Konfidensial,” ujar Dasco.
    Di pertemuan itu, menurut Dasco, Megawati banyak memberikan petunjuk dan wejangan terkait nilai-nilai Hari Pancasila dan kemerdekaan bangsa Indonesia.
    Selain itu, Megawati juga menyampakan pesan untuk Prabowo melalui Dasco dan Prasetyo.
    “Dan kami juga membawa pesan balik dari Ibu Megawati kepada Pak Prabowo,” katanya.
    Namun, Dasco lagi-lagi enggan mengungkap pesan yang dititipkan Megawati untuk Prabowo.
    Secara terpisah, Mensesneg Prasetyo Hadi sedikit mengungkap isi pesan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (
    PDIP
    ) kepada Prabowo.
    Menurut Prasetyo, Megawati berpesan agar dirinya menjaga Presiden Prabowo.
    “Jaga kesehatan, jagain Pak Prabowo,” ujar Prasetyo singkat di Stadion Utama Gelora Bung Karrno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/6/2025), dikutip dari
    Antaranews
    .
    Namun, politikus Partai Gerindra ini enggan membeberkan banyak soal isi pesan tersebut.
    Begitu juga dengan Ketua MPR RI sekaligus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani.
    Muzani mengungkapkan bahwa pesan dari Prabowo tersebut mengajak semua pihak untuk tetap kompak.
    “Kompak-kompak selalulah kira-kira (
    pesan Prabowo ke Megawati
    ),” ungkap Muzani, di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Jumat (6/6/2025).
    Namun, Muzani mengaku tidak mengetahui rincian lebih lanjut dari pesan tersebut dan juga tidak mengetahui balasan dari Megawati untuk Prabowo. Sebab, dia belum bertemu dengan Dasco.
    “Belum tahu saya, belum ketemu Pak Dasco,” katanya.
    Merepons pertemuan itu, Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati menilai bahwa hal ini menjadi sinyal keinginan Presiden Prabowo untuk menggandeng PDIP tanpa berpisah jalan dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
    Sebagai informasi, ada isu keretakan antara Megawati dan Jokowi. Isu ini memanas ketika anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bersama Prabowo.
    Hingga kini, PDI-P diketahui menjadi partai pemenang pemilu, tetapi tidak bergabung dengan Kabinet Merah Putih.
    “Betul sekali,” kata Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati saat dihubungi
    Kompas.com
    .
    Menurut Jati, Dasco juga merupakan salah satu orang kepercayaan Prabowo. Oleh karena itu, dia menilai, Prabowo berupaya merangkul semua kalangan.
    Lebih lanjut, Jati menepis anggapan bahwa terdapat risiko bagi Prabowo jika melepaskan diri dari bayang-bayang Jokowi.
    Dalam pandangannya, pertemuan Dasco dengan Megawati menjadi upaya menekan potensi gangguan dalam pemerintahan.
    “Lebih pada upaya Prabowo untuk meminimalkan potensi disrupsi,” ujar Jati.
    Selain itu, Jati itu juga menilai, sikap Mega yang menerima Dasco menjadi simbol PDI-P berpeluang bisa diajak mendukung pemerintah.
    Meski demikian, menurut dia, belum bisa dipastikan apakah partai banteng akan bergabung dengan Kabinet Merah Putih.
    Terlebih sampai saat ini, PDI-P tidak kunjung menggelar kongres tahunan.
    “Bisa juga pertemuan kemarin diartikan sebagai bentuk dukungan moril pemerintah untuk penyelenggaraan kongres partai,” kata Jati.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mbak Mega dan PDI-P
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        7 Juni 2025

    Mbak Mega dan PDI-P Nasional 7 Juni 2025

    Mbak Mega dan PDI-P
    Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.
    HARI
    -hari terakhir ini, sudah muncul wacana sosial baru di republik kita: Kongres Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP). Nama
    Megawati Soekarnoputri
    kembali mencuat, sebagai calon unggulan menjadi nakhoda utama partai tersebut.
    Hingga kini, saya masih meyakini, nihil pat gulipat politik, defisit kongkalikong kekuasaan, Mbak Mega, tanpa saingan, akan terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum PDI-P lagi.
    Laju jalan Mbak Mega tak akan tersendat, apalagi terhentikan. Para kader PDI-P tetap setia memperlakukan Mbak Mega sebagai
    founder
    utama partai, yang telah membayar harga begitu besar, termasuk nestapa kehidupan yang dilindas oleh rezim penguasa otoriter.
    Mbak Mega melalui titian cobaan begitu dahsyat, demi partai, demi demokrasi, dan demi keadilan.
    Di situlah sumber legitimasi utama kepemimpinan Mbak Mega di PDI-P. Deraan pengalaman empirik yang begitu pahit dan menindih, dilewatinya tanpa pernah mengeluh dan ingin surut dalam berjuang. Di sinilah ketokohan seorang Mbak Mega.
    Max Weber membuat kategorisasi tipe kepemimpinan: pemimpin kharismatik, pemimpin tradisional dan pemimpin legal-rasional.
    Pemimpin kharismatik adalah pemimpin yang menonjolkan pesona pribadi untuk memberi inspirasi dan motivasi kepada para anggota atau warganya.
    Pemimpin tradisional, kata Weber, adalah pemimpin yang mengutamakan nilai-nilai atau norma-norma tradisi untuk memandu kepemimpinan.
    Sementara kepemimpinan legal-rasional adalah tipe kepemimpinan yang mendasarkan segalanya pada aturan baku yang ada.
    Selama memimpin PDI-P dari awal hingga kini, tipe kepemimpinan Mbak Mega yang amat menonjol adalah kharisma pribadi. Tegas dalam bersikap. Jelas dalam memandu kader-kadernya, ke arah mana hendak dituju.
    Gamblang dalam memaparkan kehendak. Jalan pikirannya mudah dibaca karena apa yang dipikirkan, selalu sejalan dengan apa yang dilakoninya. Tidak lain di bibir, lain di lakon.
    Kharisma pribadinya dalam memimpin, disempurnakan oleh keteguhannya memegang prinsip yang diyakini kebenarannya.
    Pesona pribadi tersebut dilengkapi dengan kemampuannya mengutarakan kehendak dengan idiom-idiom patriotik yang amat mudah dicerna para kader.
    Pola bahasa yang dipakainya adalah bahasa umum yang dipakai oleh semua kalangan. Bukan bahasa yang menunjukkan strata. Bahasanya
    straight to the point
    , tidak berkelok dan melingkar-lingkar. Baginya, bahasa dan diksi adalah cerminan laku.
    Dalam konteks ini, Mbak Mega bukan pemain tonil handal di pentas politik, yang mahir dengan kepura-puraan laku serta diksi yang penuh saru dan dimaksudkan memang untuk menyembunyikan sesuatu.
    Ia gamblang dalam bertutur dan kokoh dalam berprinsip. Di sinilah para kader PDI-P menggantungkan hidupnya. Pas antara kondisi kejiwaan para kader dengan pola kepemimpinan Mbak Mega.
    Kendati tipe kepemimpinan kharismatik yang menonjol dalam diri Mbak Mega, ia juga bisa dikategorikan pemimpin dengan tipe
    legal-ratsional
    yang sangat patuh pada aturan main.
    Coba kita lihat tatkala kadernya sendiri, di suatu saat, dalam rangka memperpanjang kekuasaan, mencoba bermanuver politik untuk mengamandemen Konstitusi.
    Mbak Mega, bersuara lantang: “Jangan mengutak atik Konstitusi untuk kepentingan pribadi.”
    Semua kader tunduk mengikuti keinginannnya. Ia keukeuh untuk mengikuti perintah Konstitusi dan segala aturan main yang ada.
    Di sini jugalah sumber legitimasi kepemimpinan Mbak Mega. Para kader PDI-P patuh pada pemimpinan mereka, karena sang pemimpin juga patuh pada Konstitusi dan segala bentuk aturan main. Ia tidak sekadar memberi perintah, tetapi juga memberi contoh.
    Menelaah lebih jauh gaya kepemimpinan Mbak Mega di PDI-P, saya pun teringat dengan pandangan Herbert Feith.
    Ia mengatakan bahwa Sukarno memimpin dengan gaya
    solidarity making,
    sementara Bung Hatta memimpin dengan gaya
    administrative.
    Gaya
    solidarity making
    adalah gaya kepemimpinan yang selalu membangun rasa persatuan, kekerabatan, dan kerja sama individu dalam kelompok. Gaya seperti ini selalu memberi penekanan pada pertalian kuat antara sesama.
    Gambaran Herbert Feith tentang Sukarno tersebut, nampaknya juga mengalir ke Mbak Mega.
    Like father, like daughter.
    Mbak Mega mampu membaca keinginan dan selera para kadernya di PDI-P, yang sangat fanatik, heroik dan rasa soliditas antarsesama. Ini yang disebut: bertemu buku dan ruas.
    Faktor lain yang sangat menentukan tingkat keterpilihan Mbak Mega dalam
    Kongres PDI-P
    mendatang, adalah peristiwa teranyar yang dialami PDI-P pada Pemilu 2024 lalu.
    Ada kader partai tersebut dielus, diperjuangkan dengan segala harga, meniti karier politik dari bawah hingga ke atas, lalu sang kader hengkang meninggalkan garis partai.
    Tidak sekadar hengkang, tapi menyobek keutuhan partai. Kader yang melakukan itu membawa gerbong dinastinya, yang juga dielus, dan diperjuangkan oleh PDI-P atas perintah Mbak Mega. Semuanya sontak berpaling lalu mengoleng partai.
    Mbak Mega mengelus dada. Kader PDI-P mengelus dada. Air susu dibalas dengan air tuba. Rasa solidaritas dan sepenanggungan antara kader dengan Mbak Mega, menyatu padu ketika itu.
    Mbak Mega tidak memerintahkan membakar, tetapi meminta ketenangan. Tak ada riak yang berkepanjangan, tak ada amuk yang berlarut.
    The show must go on.
    Di situlah kedewasaan Mbak Mega memimpin partainya. Dan ini pulalah yang kelak mengantarnya tetap menjadi Ketua Umum PDI-P.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sekjen Gerindra Beberkan Pesan Prabowo Untuk Megawati – Page 3

    Sekjen Gerindra Beberkan Pesan Prabowo Untuk Megawati – Page 3

    Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco menilai, kehadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di peringatan Hari Lahir Pancasila tidak menjadi sinyal PDIP masuk ke kabinet Prabowo Subianto.

    “Ya saya rasa belum ya, belum ada pembicaraan apa-apa,” kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (4/6/2025).

    Menurut Dasco, terlalu jauh apabila kehadiran Megawati dinilai menjadi sinyal PDIP merapat dalam kabinet, termasuk bergabung dalam koalisi.

    “Saya rasa terlalu jauh dikait-kaitkan dengan hari lahir Pancasila, kemudian dikaitkan dengan koalisi begitu,” ucap Dasco.

    Selain itu, Dasco mengakui, pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka dengan Megawati membawa suasana adem dalam perpolitikan tanah air.

    Diketahui, Gibran dan Megawati menghadiri upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta, Senin (2/6/2025).

    “Kan kalau lihat di situ ada Presiden, ada Bu Mega, ada Wakil Presiden, kan adem suasananya. Ya suasana yang bagus menurut saya,” pungkasnya.

     

     

    Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

  • Ahmad Muzani Tentang Pesan Rahasia Prabowo ke Megawati dan Surat Usul Pemakzulan Gibran

    Ahmad Muzani Tentang Pesan Rahasia Prabowo ke Megawati dan Surat Usul Pemakzulan Gibran

    JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani berbicara tentang pesan Presiden Prabowo Subianto kepada Megawati Soekarnoputri usai melaksanakan salat id di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat, 6 Juni. Selain itu, kepada wartawan, Ahmad Muzani tidak ingin terlalu menanggapi perihal surat usulan pemakzulan Gibran. Ahmad Muzani yang juga menjabat sebagai Ketua MPR RI mengaku belum masuk kantor lantaran persiapan Iduladha. 

  • Jubir PDIP: Kader Ingin Megawati Tetap Jadi Ketum

    Jubir PDIP: Kader Ingin Megawati Tetap Jadi Ketum

    Blitar (beritajatim.com) – Megawati Soekarnoputri baru saja berziarah ke Makam Bung Karno Kota Blitar. Presiden ke-5 Republik Indonesia itu tidak sendiri, ia ditemani oleh para kader PDIP.

    Usai berziarah, juru bicara DPP PDI Perjuangan, Aryo Seno Bagaskoro menegaskan bahwa seluruh kader PDIP tetap menghendaki Megawati Soekarnoputri untuk menjadi ketua umum. Aryo menyebut bahwa pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V, para kader telah sepakat untuk kembali mengusung Megawati sebagai ketua umum.

    “Semua aspirasi kader telah dikristalkan di dalam momen rakernas, tahun lalu diselenggarakan dan seluruh kader menyatakan ingin agar Ibu Megawati Soekarnoputri berkenan kembali menjadi ketua umum,” ucap Aryo, Jumat (6/6/2025).

    Megawati Soekarnoputri berziarah ke Makam Bung Karno Blitar. (Foto: Winanto/beritajatim.com)

    Aryo menegaskan bahwa hingga saat ini keputusan untuk mengusung kembali Megawati sebagai ketua umum PDIP pun masih bulat. Seluruh kader masih satu suara untuk mendukung Presiden ke-5 Republik Indonesia tersebut untuk tetap memimpin PDIP.

    “Dan karena itu lah kemudian Kongres adalah momentum untuk mengawal dan mengesahkan aspirasi kader, sampai sejauh ini masih seperti itu keinginannya,” tegasnya.

    Keinginan seluruh kader ini pun akan terus dikawal hingga Kongres PDIP berlangsung. Meski demikian, Aryo masih enggan untuk membocorkan kapan Kongres PDIP akan dilaksanakan.

    “Itu nanti akan diputuskan di momentum dan timing yang tepat nanti akan disiapkan tanggal dan tempat yang terbaik, yang pasti akan muncul suatu kado bagi tahun 2025 ini,” tandasnya. (owi/but)

  • Said Abdullah Serahkan 2 Ekor Sapi Kurban Megawati untuk Warga Blitar

    Said Abdullah Serahkan 2 Ekor Sapi Kurban Megawati untuk Warga Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah menyerahkan 2 sapi kurban milik Megawati Soekarnoputri ke takmir Masjid Agung Kota Blitar. Rencananya 2 ekor sapi ini akan disembelih dan dagingnya akan dibagikan untuk warga Kota Blitar.

    Diketahui pada hari raya Idul Adha ini Megawati Soekarnoputri berkurban 2 ekor sapi. Masing-masing sapi beratnya yakni 700 kilogram. Kedua ekor sapi kurban ini semuanya diserahkan untuk masyarakat Kota Blitar.

    “Dua ekor sapi itu dari Ibu Megawati, dikurbankan atas nama Bung Karno dan keluarga besar. Disalurkan ke Kota dan Kabupaten Blitar,” ujar Said Abdullah, Jumat (14/6/2025).

    Said Abdullah menjelaskan bahwa hampir setiap tahun Megawati Soekarnoputri selalu berkuban. Namun pada tahun 2025 ini, Megawati mengkhususkan berkurban di Kota Blitar.

    “Tidak pernah satu kali pun pada hari raya kurban ibu (Megawati) lupa untuk berkurban,” tegasnya.

    Secara detail Said Abdullah menyebut total hewan kurban yang disalurkan PDI Perjuangan di Jawa Timur pada Idul Adha tahun ini mencapai 403 ekor sapi. Hewan-hewan kurban tersebut disalurkan ke berbagai pondok pesantren, organisasi kemasyarakatan (ormas), serta tokoh-tokoh masyarakat.

    “Hampir setiap tahun kami menyalurkan kurban ke masyarakat, khususnya di Jawa Timur. Tahun ini totalnya 403 ekor sapi,” tandasnya.

    Said Abdullah menjelaskan bahwa PDIP sebagai partai wong cilik akan selalu ingat kepada kaum-kaum kecil. Sehingga diharapkan hewan kurban yang disembelih pada hari raya Idul Adha ini dapat memberikan manfaat kepada rakyat kecil. (owi/but)

  • PDIP Dinilai Tetap Dukung Prabowo di Luar Kabinet, Ini Alasannya

    PDIP Dinilai Tetap Dukung Prabowo di Luar Kabinet, Ini Alasannya

    Hensa juga mengaitkan posisi politik PDIP saat ini dengan sejarah saat pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di mana PDIP juga berada di luar pemerintahan namun tetap memberi dukungan.

    “Kalaupun ada kader PDI Perjuangan yang masuk ke kabinet itu menurut saya bonus saja. Ini pernah terjadi pada saat Pak Taufik Kiemas menjadi Ketua MPR, zaman SBY,” kata dia.

    Sebelumnya, diketahui Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, mendatangi kediaman Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

    Dasco mengungkapkan bahwa ia datang atas utusan langsung dari Presiden Prabowo untuk menyampaikan pesan khusus.

    “Kami juga membawa pesan balik dari Ibu Megawati kepada Pak Prabowo,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Kamis (5/6).

    Pertemuan itu turut dihadiri Ketua DPR RI yang juga putri Megawati, Puan Maharani, serta petinggi PDIP seperti Yasonna Laoly dan Said Abdullah.

    Momen pertemuan tersebut juga diunggah melalui akun Instagram Dasco dan Prasetyo. Dalam unggahan tersebut, Dasco menuliskan:

    “Saya mendapatkan wejangan dan masukan demi kepentingan bangsa dan negara saat ini di bawah kepemimpinan Pak Prabowo.” (*/ant)

  • Ziarah Megawati ke Makam Ayahanda, Said: Renungkan Kembali Nilai Perjuangan Bung Karno

    Ziarah Megawati ke Makam Ayahanda, Said: Renungkan Kembali Nilai Perjuangan Bung Karno

    Surabaya (beritajatim.com) – Pas di momen peringatan Hari Lahir Presiden pertama RI Ir Soekarno yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1446 H, Jumat (6/6/2025), Ketua Umum PDI Perjuangan, Prof. Dr. (H.C.) Hj Megawati Soekarnoputri melakukan ziarah ke makam Bung Karno di Kota Blitar.

    Megawati tiba di Kompleks Makam Bung Karno, di Kota Blitar, bersama jajaran pengurus DPP PDI Perjuangan, pengurus DPD PDIP Jawa Timur, serta sejumlah kepala daerah dan kader partai dari berbagai daerah. Presiden ke-5 RI itu tampak khusyuk memanjatkan doa di pusara Bung Karno, ayahandanya.

    Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, MH Said Abdullah, menyampaikan, bahwa ziarah ini adalah bentuk penghormatan mendalam kepada Bung Karno yang tidak hanya mewariskan kemerdekaan, tetapi juga nilai-nilai perjuangan yang hidup di dalam jiwa setiap kader PDI Perjuangan.

    “Kami, seluruh kader PDI Perjuangan di Jawa Timur, hadir bersama Ibu Ketua Umum dan jajaran DPP PDI Perjuangan untuk mendoakan almarhum Bung Karno. Tepat di hari lahir beliau yang tahun ini bersamaan dengan Hari Raya Idul Adha, kami tidak hanya berziarah, tapi juga merenungkan kembali nilai-nilai perjuangan yang diwariskan beliau kepada bangsa ini,” terang Said Abdullah.

    Pada hari yang sama, di Pendopo Kabupaten Blitar, keluarga besar Bung Karno juga menyerahkan dua ekor sapi kurban berukuran jumbo, masing-masing seberat satu ton, kepada dua masjid di Blitar. Satu ekor disalurkan ke Masjid Agung Kabupaten Blitar dan satu ekor lainnya ke Masjid di wilayah sekitar makam Bung Karno.

    “Mewakili Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, kami menyalurkan dua ekor sapi kurban masing-masing seberat satu ton. Ini bentuk nyata komitmen sosial dan keteladanan dari beliau Ibu Megawati dalam mengamalkan nilai-nilai pengorbanan, seperti yang diajarkan agama dan juga dicontohkan oleh Bung Karno dalam perjuangannya,” ungkap politisi senior yang juga Ketua Banggar DPR RI itu.

    Dia juga menyampaikan, bahwa penyaluran hewan kurban ini adalah bentuk cinta kasih dari keluarga Bung Karno, terutama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, kepada masyarakat yang selama ini menjadi bagian penting dari sejarah dan perjuangan keluarga besar Proklamator Indonesia tersebut.

    Bagi PDI Perjuangan, imbuh Said Abdullah, Idul Adha bukan sekadar seremoni religius, tetapi juga momentum penting untuk menguatkan komitmen pengabdian kepada rakyat.

    Menurutnya, penyaluran hewan kurban setiap tahun oleh keluarga besar Bung Karno dan struktur PDIP bukanlah hal baru, tetapi tradisi yang terus dijaga sebagai bentuk tanggung jawab moral dan ideologis.

    Sementara, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari Bisorwano mengatakan, rangkaian ziarah Ketua Umum Megawati ini bukan agenda seremonial, tetapi bentuk konkret bagaimana partai memelihara akar sejarahnya.

    “Ziarah ke makam Bung Karno adalah napas ideologis bagi kami. Ini bukan hanya soal mengenang, tetapi menghidupkan nilai-nilai Bung Karno dalam laku politik hari ini. Kami ingin kader di seluruh tingkatan meneladani semangat pengabdian beliau,” terang Untari.

    PDI Perjuangan sebagai partai ideologis, imbuhnya, terus menegaskan diri sebagai partai pelopor yang tak hanya mengejar kekuasaan, tetapi juga menanamkan nilai dan visi kebangsaan dalam setiap langkah politiknya.

    “Ziarah ini juga sebagai pengingat, bahwa tugas kita belum selesai. Indonesia yang dicita-citakan Bung Karno masih harus diperjuangkan. Melalui pendidikan politik, keberpihakan ekonomi, dan solidaritas sosial, kita terus menapaki jalan panjang menuju Indonesia Raya,” pungkas perempuan yang juga Ketua Komisi E DPRD Jatim itu. (tok/but)