Tag: Megawati Soekarnoputri

  • 3.000 Kader PDIP Solo Berikan Cap Jempol Darah, Dukung Megawati Jadi Ketum 2025-2030

    3.000 Kader PDIP Solo Berikan Cap Jempol Darah, Dukung Megawati Jadi Ketum 2025-2030

    Solo, Beritasatu.com – Sebanyak 3.000 kader PDI Perjuangan (PDIP) di Kota Solo memberikan cap jempol darah sebagai bentuk dukungan kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Aksi ini sekaligus menunjukkan kesiapan mereka melawan pihak-pihak yang dianggap berusaha mengganggu jalannya kongres partai berlambang moncong putih tersebut.

    Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memimpin aksi simbolis ini dengan terlebih dahulu memberikan cap jempol darahnya. Satu per satu kader kemudian melakukan hal serupa menggunakan jarum sekali pakai yang disiapkan petugas kesehatan.

    Cap jempol darah ini diberikan pada kain spanduk putih bertuliskan “Ibu Megawati Ketum 2025/2030.” Selain itu, tersedia dua spanduk lainnya sebagai media cap jempol darah para kader.

    Dalam keterangannya kepada media, Rudy, sapaan akrab FX Hadi Rudyatmo, menyebut aksi ini sebagai bentuk militansi, loyalitas, dan kedisiplinan kader PDIP di Kota Solo kepada partai dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

    “Ini merupakan bukti kader PDIP di Kota Solo adalah kader yang militan, loyal, dan disiplin. Dalam rangka memperingati HUT ke-52 PDIP, kami menggelar upacara sederhana sekaligus menunjukkan dukungan penuh agar Ibu Megawati kembali memimpin PDIP pada Kongres 2025,” ujarnya.

    Rudy menambahkan, aksi cap jempol darah ini juga menunjukkan kesiapan kader PDIP Kota Solo melawan segala upaya yang dianggap mengganggu jalannya kongres partai.

    “Aksi ini membuktikan pengorbanan darah adalah hal yang biasa bagi kami. Kami siap berjuang hingga titik darah penghabisan untuk melawan siapa pun yang mengganggu jalannya kongres,” tegasnya.

    Saat ditanya mengenai indikasi gangguan terhadap penyelenggaraan Kongres PDIP 2025, Rudy menyatakan aksi ini merupakan respons terhadap potensi ancaman tersebut.

    “Kami tahu ada pihak-pihak yang ingin mengganggu PDIP. Karena itu, dengan cap jempol darah ini, kami tunjukkan militansi, loyalitas, dan kedisiplinan kader PDIP Kota Solo, sekaligus mendukung Mbak Mega sebagai ketua umum. Kami akan melawan siapa pun yang berusaha mengganggu,” jelas Rudy.

    Lebih lanjut, Rudy menegaskan hasil konsolidasi partai dari tingkat anak ranting hingga DPC menunjukkan dukungan penuh terhadap Megawati untuk kembali menjabat sebagai ketua umum PDIP periode 2025-2030.

    “Hasil komunikasi dan koordinasi dengan PAC, ranting, hingga anak ranting menunjukkan kesepakatan bulat. Semua kader siap mendukung Ibu Megawati Soekarnoputri kembali memimpin PDIP,” pungkas Rudy.

  • Megawati Menangis karena Presiden Prabowo Pulihkan Nama Baik Soekarno

    Megawati Menangis karena Presiden Prabowo Pulihkan Nama Baik Soekarno

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan rasa haru dan terima kasih kepada Presiden ke-8, Prabowo Subianto, atas langkahnya dalam memulihkan nama baik Presiden ke-1 Soekarno.

    “Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia. Terima kasih, Pak Prabowo Subianto, atas respons terhadap MPR RI untuk memulihkan nama baik Bung Karno sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia,” ujar Megawati dalam pidato politiknya di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Megawati juga menegaskan dengan keputusan MPR yang memulihkan nama baik Soekarno, tuduhan terhadap Bung Karno terkait Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI) kini resmi gugur.

    “Hari ini sangat istimewa. Setelah bertahun-tahun berjuang dengan penuh kesabaran, akhirnya atas kehendak Allah SWT, keputusan Tap MPRS tentang pencabutan kekuasaan negara dari Presiden Soekarno tidak lagi berlaku. Tuduhan Bung Karno mendukung G30S/PKI batal demi hukum,” jelas Megawati.

    Sebelumnya, mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo, menyatakan pimpinan MPR berkomitmen untuk terus mengawal pemulihan nama baik Bung Karno. Hal ini mencakup penghapusan ketidakadilan hukum yang muncul dari penafsiran terhadap Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967.

    Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet, juga menegaskan pihaknya akan memastikan pemulihan hak-hak Bung Karno sebagai warga negara dan Presiden Pertama Republik Indonesia.

    MPR secara resmi mencabut Ketetapan (Tap) MPR Nomor 33 Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno. Surat resmi mengenai pencabutan ini diserahkan oleh Bamsoet kepada pihak keluarga Bung Karno pada 9 September 2024.

    “TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 telah dinyatakan tidak berlaku lagi,” ungkap Bamsoet.

  • Megawati Cerita Tunjuk Pramono Maju di Pilkada Jakarta: Mukanya Merah, Hampir Nangis

    Megawati Cerita Tunjuk Pramono Maju di Pilkada Jakarta: Mukanya Merah, Hampir Nangis

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai PDI-Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bercerita Pramono Anung hampir menangis saat ditunjuk untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta. 

    Megawati bahkan sempat memperagakan momen penunjukan tersebut di tengah pidato di HUT ke-52 PDIP yang digelar di  Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    “Saya hanya bilang gini. “Pramono Anung”, dia duduk disini. “Saya Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDI Perjuangan. Saya minta kamu untuk calon DKI”. Gitu. Tanya sama dia kalau bohong,” tutur Megawati. 

    Menurut Mega, muka Pramono langsung memerah. Mantan Sekretaris Kabinet tersebut sempat menolak arahan dari Megawati. Sedangkan Megawati sendiri menepis penolakan tersebut. 

    “Saya enggak mau, ini perintah ketua umum. Gitu. Udah gitu [Pramono] kayak mau nangis. Aku bilang “keluar-keluar. Sana telpon istrimu”,” ujarnya. 

    Setelah menelfon istrinya, kata Mega, Pramono kembali lagi pada Megawati. Pasalnya, Istri Pramono Anung, Endang Nugrahani (Hani), meminta agar Pramono menuruti perintah Ketua Umum. 

    “Hani Bilang, “Loh kalau itu perintah ibu, kamu mesti nurut”. Hore, Jadi dia, jadi dia,” tutur Mega sambil tersenyum. 

    Adapun Megawati kemudian bercerita alasan dibalik pemasangan Pramono dengan Rano Karno (Si Doel). “Udah gitu sama si Rano, si Doel itu. Aku pikir, siasat apa nih yang enggak dilihat tuh, yang sama suka ganggu-ganggu gue. Oh iya, saya kan kenal sama banyak orang Betawi. Si Doel aja udah, gua jadiin,” pungkasnya.

  • Megawati Sentil Pihak yang Ingin Jadi Ketum PDIP: Gile!

    Megawati Sentil Pihak yang Ingin Jadi Ketum PDIP: Gile!

    GELORA.CO – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merespons permintaan kader yang menginginkan dirinya kembali menjadi Ketua Umum PDIP periode 2025-2030. 

    Megawati pun berkelakar dirinya enggan memenuhi permintaan itu jika para kader tidak solid dan tidak memiliki semangat yang sama. 

    Namun ia mengatakan bahwa kalau ia tak mau ditetapkan lagi sebagai ketua umum, ada pihak yang diam-diam mengincar posisinya.

    “Katanya minta saya Ketua Umum lagi, Ketum lagi tapi, nek anak buahku ngene wae, emoh. (Kalau anak buah saya seperti ini, nggak mau),” ujar Megawati dalam pidato politiknya dalam perayaan HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Jumat, 10 Januari 2025. 

    “Tapi terus ada yang kepingin (jadi ketum PDIP), gile!” imbuh Megawati sambil tertawa.

    Presiden ke-5 RI ini pun menanyakan kepada para jajaran DPP Partai yang hadir di lokasi HUT ke-52 PDIP. 

    “Mau nggak sama yang kepengen itu?” tanya Megawati.

    “Tidak,” jawab para elite PDIP.

    “Hayo, gitu aja ada yang di sana nggak ngomong, berarti dia mau, gila dah,” demikian Megawati.

  • Banyak Ujian Jelang Kongres PDIP, Megawati: Sudah Biasa Sejak Orba

    Banyak Ujian Jelang Kongres PDIP, Megawati: Sudah Biasa Sejak Orba

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa partainya tengah menghadapi ujian jelang Kongres VI PDIP, April 2025 mendatang.

    Menurut Megawati, tahun-tahun menjelang Kongres PDIP ini merupakan tahun yang menyerempet bahaya. Dia menggunakan frasa Italia yang sebelumnya kerap digunakan Presiden ke-1 RI Soekarno ‘vivere pericoloso’ atau hidup dalam bahaya.

    Menurutnya, kondisi serupa sudah kerap dialami sejak zaman Orde Baru (Orba).

    “Tahun menyerempet bahaya berbagai ujian menjelang Kongres ke-VI nanti sudah mulai nampak. Dan hal tersebut sudah biasa kita hadapi sejak zaman Orba,” ucapnya di Perayaan HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Menurut Presiden ke-5 itu, apa yang dialami PDIP saat ini sebagai senam politik. Megawati pun menyebut telah menyiapkan ‘jurus’ untuk menghadapi berbagari rintangan jelang Kongres.

    “Terkadang senam itu kalau perlu.. kalau senam kan teratur. Nah tapi kalau udah pencak silat gak boleh ketahuan dong mana mau diginikan gitu. Makanya saya bilang saya kenal jawara. Mau tau ini saya?,” ucapnya.

    Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut peringatan HUT ke-52 PDIP sekaligus menjadi konsolidasi menuju Kongres Partai yang akan digelar tahun ini.

    Agendanya yakni untuk mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP masa bakti 2025-2030 sesuai dengan Rekomendasi Rakernas V dan merumuskan Sikap Politik Partai serta program dan konstitusi Partai.

    “Karena itulah peringatan HUT menyatu dengan persiapan Kongres Partai,” pungkas Hasto melalui siaran pers.

  • Megawati Sebut Ada yang Ingin Jadi Ketua Umum PDIP: Gile

    Megawati Sebut Ada yang Ingin Jadi Ketua Umum PDIP: Gile

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung adanya pihak yang ingin menjadi ketua umum PDIP saat menyampaikan pidato politik HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025). Hanya saja Megawati tidak merinci dengan jelas dan detail pihak yang dimaksud.

    “Terus ada yang kepengin (jadi ketum PDIP), ha-ha, gile,” kata Megawati sambil tertawa.

    Megawati lalu menanyakan kepada para jajaran DPP PDIP yang hadir di lokasi HUT ke-52, apakah setuju dengan pihak tersebut.

    “Mau enggak sama yang kepengin itu?” tanya Megawati.

    “Tidak,” jawab para elite PDIP.

    “Hayo, gitu saja ada yang di sana enggak ngomong, berarti dia mau, gila dah,” sambung Megawati.

    Hal tersebut disampaikan Megawati saat menyinggung permintaan para kader PDIP yang menginginkan dirinya kembali menjadi ketua umum PDIP periode 2025-2030. Megawati pun berkelakar dirinya enggan memenuhi permintaan itu jika para kader tidak solid dan tidak memiliki semangat yang sama.

    Hanya saja, kata dia, jika dirinya tidak mau ditetapkan lagi sebagai ketua umum, maka ada pihak yang diam-diam mengincar posisinya.

    “Katanya minta saya ketua umum lagi. Ketum lagi, tetapi, nek anak buahku ngene wae, emoh. (Kalau anak buah saya seperti ini, enggak mau),” ungkap Megawati.

    Megawati mengakui jelang kongres ke-VI PDIP muncul sejumlah ujian, termasuk ada pihak yang menyasar kursi ketua umum partai berlambang kepala banteng itu. Megawati pun menyinggung istilah Italia vivere pericoloso atau hidup yang menyerempet bahaya.

    Namun, Megawati mengingatkan PDI Perjuangan telah terbiasa melewati sejumlah ujian sejak zaman Orde Baru.

    “Berbagai ujian menjelang kongres ke-VI itu sudah mulai terlihat. Hal tersebut sudah biasa kita hadapi sejak zaman Orde Baru,” kata Megawati.

    Megawati pun menilai, apa yang terjadi saat ini diibaratkan sebagai senam politik yaitu senam yang beraturan dan berirama. Namun, ketua Dewan Pengarah BRIN ini mengibaratkan politik sebagai pencak silat.

    “Terkadang senam itu kalau perlu, kalau senam kan teratur, satu, dua, tiga, empat. Gito toh, tetapi kalau sudah pencak silat enggak boleh ketahuan dong, yang mana mau diginikan,” pungkas Megawati sambil menunjukan gerakan silat.

  • Cerita Megawati Usung Pramono-Doel di Pilkada Jakarta: Gue Tunjukin Silatnya

    Cerita Megawati Usung Pramono-Doel di Pilkada Jakarta: Gue Tunjukin Silatnya

    loading…

    Pramono Anung-Rano Karno ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta. Foto/SINDOnews/Arif Julianto

    JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menceritakan pilihannya mengusung Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) di Pilkada Jakarta. Megawati girang karena jagoannya itu menang.

    Awalnya, Megawati dengan bangga menyatakan PDIP tetap menjadi nomor 1 di perpolitikan Indonesia. “PDI Perjuangan itu sampai hari ini tidak ada yang bisa mengalahkan. Horeee…,” kata Megawati disambut tepuk tangan dan senyum pengurus PDIP yang hadir di acara HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Megawati lantas menceritakan keputusannya mencalonkan Pram-Doel di Pilkada Jakarta. “Coba, siapa nyangka, padahal waktu itu nangis, mau marah. Waduh, Jakarta nih, ya. Gile nih Jakarta. Terus aku mikir, gue tunjukin silatnya saya,” kata Megawati.

    Ibunda dari Puan Maharani itu lantas menyinggung pilkada di beberapa daerah seperti Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara.

    “Aku cuma mikir, kalau nanti saya bener-benar main silat banget, terus kalau ada apa-apa, piye?” kata Megawati.

    Presiden ke-5 RI itu mengatakan, meski ada di beberapa provinsi yang calonnya kalah, tetapi di tingkat bawah yakni kabupaten/kota, jagoan PDIP menang. “Itulah yang membuat kita masih number one,” ujarnya.

    Ibunda dari Prananda Prabowo ini lantas kembali bicara soal Pilkada Jakarta. Menurutnya, Pramono Anung tadinya nangis-nangis tidak mau diusung. “Kayak ini Pak Pram iku tadinya nangis-nangis. Saya keren lho kalau memerintahkan, keren saya,” kata Megawati.

    Megawati kemudian menceritakan apa yang dikatakannya kepada Pramono Anung yang kala itu duduk di depannya. “Saya Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan. Saya minta kamu untuk Calon DKI,” kata Megawati.

  • Megawati Cerita Sempat Colek Sri Mulyani soal Uang Pensiun Bung Karno

    Megawati Cerita Sempat Colek Sri Mulyani soal Uang Pensiun Bung Karno

    Jakarta

    Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bercerita dirinya sempat bertanya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal nasib sisa gaji hingga pensiunan Presiden pertama, Soekarno. Seperti diketahui sosok proklamator itu memang merupakan ayah dari Megawati.

    Sebagai anak, Megawati pernah mencolek Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal nasib gaji pensiunan ayahnya apakah masih ada di kas negara. Sebab keluarganya tak pernah mengambil hak tersebut, apalagi sejak ayahnya namanya tercoreng karena Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967.

    Dalam Tap MPRS itu, Soekarno disebut mengkhianati negara dan kekuasaannya sebagai presiden dicabut. Tap MPRS itu baru-baru ini dicabut pada akhir 2024 dan nama baik Soekarno pulih.

    “Bayangkan Mbak Sri Mulyani lho itu Menteri Keuangan. Saya tanya baik-baik, sebenarnya Bung Karno pernah ada nggak sih mbak namanya, gajinya, atau pensiunnya,” cerita Megawati saat memberikan pidato dalam acara HUT ke 52 PDI Perjuangan yang disiarkan virtual, Jumat (10/1/2025).

    Sri Mulyani disebut kaget karena uang gaji dan pensiunan Soekarno masih berada di kas negara dan belum diberikan. Megawati juga kaget karena keluarganya tak pernah mengurus uang tersebut.

    “Terus Mbak Sri ‘hah Mbak lho kok tenan?’ Emang durung dikei?’ (Beneran? Emang belum diberikan?) ‘Ya aku dewe yo bingung nok’ (Saya juga bingung),” kata Megawati menirukan percakapannya dengan Sri Mulyani.

    Bahkan, Megawati sempat mengira uang itu sudah tidak ada dan diambil orang, ternyata masih ada di kas negara. “Saya pikir ada diambil orang apa opo? Ternyata nggak, indah ya Republik Indonesia ini,” pungkasnya.

    (hal/ara)

  • Megawati Kaget Kader PDIP Tanda Tangan Darah: Saya Nggak Nyuruh Lho

    Megawati Kaget Kader PDIP Tanda Tangan Darah: Saya Nggak Nyuruh Lho

    Jakarta

    Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bicara pentingnya ikatan (bonding) bagi bangsa. Dia mencontohkan bonding antara dirinya dengan kader PDIP.

    Megawati awalnya mengatakan tantangan atau penindasan dapat dihadapi dengan persatuan rakyat dan pemimpin. Dia mengatakan proses menyatu dengan rakyat itu merupakan bonding.

    “Proses menyatu dengan rakyat ini lah, ini yang saya pusing untuk menerjemahkan dengan baik pada bahasa Indonesia, yang saya sebut sebagai bonding,” ujar Megawati dalam HUT PDIP ke-52 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Dia mengatakan bonding akan membuat orang saling terikat lahir batin meski tinggal berjauhan. Dia kemudian bercerita soal kader PDIP di Nabire, Papua Tengah, membuat tanda tangan darah untuk membela dirinya.

    “Jadi udah lahir batin. Biar ada di ujung sono. Seperti saya kan kaget, tahu-tahu lihat di media ibu-ibu dari Nabire, wong saya nggak pernah nyuruh-nyuruh, nanti dipikir saya yang nyuruh. mereka kan itu tanda tangan pakai darah. Loh saya bilang kok nggak ada yang ngasih tahu sama saya ya. Jangan coba ganggu mama, kalau di timur saya dipanggil mama, mama Mega maka akan berhadapan dengan kita,” ujar Megawati.

    Megawati kemudian bercerita tentang peristiwa Kudatuli. Dia mengatakan masih ada 23 orang masih hilang sejak peristiwa itu terjadi 27 Juli 1996 lalu.

    “Bonding menggambarkan ikatan senasib sepenanggungan. Seperti yang saya ceritakan, saya sama yang di Nabire itu paling kan cuma dadah dadah, Zoom atau apalah. Loh kok tahu-tahu keluar kok gitu. Saya sampai tanya sama Hasto, siapa yang nyuruh kayak gitu-gitu. Saya nggak nyuruh loh. (Dijawab Hasto) ‘Loh itu maunya sendiri bu’. Ya bilang jangan gitu dong, nanti dipikir kita mau melawan Pemerintah Republik Indonesia,” ujar Presiden ke-5 RI ini.

    Megawati mengatakan bonding menyatu dengan cita-cita Indonesia raya. Dia mengatakan orang yang sudah terikat akan bergerak bersama mewujudkan cita-cita bangsa.

    (dwr/haf)

  • HUT PDIP Diwarnai Tangis Megawati, Sindir KPK Hingga KIM, Siapa yang Mau Rebut Kursi Ketua Umum? – Halaman all

    HUT PDIP Diwarnai Tangis Megawati, Sindir KPK Hingga KIM, Siapa yang Mau Rebut Kursi Ketua Umum? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat (10/1/2025) siang.

    Sejumlah momen mewarnai perayaan HUT ke-52 PDIP tersebut, mulai dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menangis, menyindir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga Koalisi Indonesia Maju (KIM).

    Berikut ini Tribunnews.com rangkum momen menarik pada perayaan HUT ke-52 PDIP tersebut.

    Megawati Terisak Tangis

    Megawati Soekarnoputri mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Prabowo Subianto saat perayaan HUT PDIP ke-52 tahun.

    Hal itu seusai Presiden Prabowo menyetujui surat pimpinan MPR RI yang sudah melakukan pemulihan nama baik Presiden RI ke-1, Soekarno yang juga ayah kandungnya.

    “Ucapan terimakasih juga saya sampaikan juga kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah merespons surat pimpinan MPR RI terkait tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno sebagai presiden RI pertama,” ujar Megawati dalam pidato sambutannya.

    Megawati juga mengucapkan terima kasih kepada MPR RI yang sudah meluruskan sejarah terkait Soekarno. 

    Yakni, lanjut dia, tuduhan kepada Bung Karno telah melakukan pengkhianatan terhadap negara dan mendukung pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

    “Karena itulah ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya saya sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia dimana pun kalian berada atas pelurusan sejarah Bung Karno tersebut,” ujar Megawati sembari terisak tangis.

    Megawati pun mengingat betul dirinya sempat mencari keberadaan Soekarno ke Sekretariat Negara (Setneg).

    Dia bertanya Soekarno yang dikabarkan ditahan karena dituduh mendukung PKI.

    “Beliau presiden tiba-tiba waktu itu ditahan ditahan gak tau di istana Bogor, ndak ada yang berani jawab. Jadi kami keluarga waktu itu tidak tau status Bung Karno itu aja makanya saya bilang jangan loh orang Indonesia mau berkuasa melakukan hal-hal seperti itu lagi, nunggunya aja keadilannya selama setengah abad lebih,” jelasnya.

    Ia menjelaskan kebijakan pimpinan MPR dan Presiden Prabowo itu harus menjadi momentum rekonsiliasi nasional. Sebaliknya, pihak keluarga Bung Karno pun sudah memaafkan atas perlakuan yang pernah terjadi di masa tersebut.

    “Yang terpenting bagi keluarga dan kaum patriotik pecinta Bung Karno adalah rehabilitasi nama baik Bung Karno sebagai seprang proklamator bangsa penggali pancasila dan bapak bangsa Indonesia,” pungkasnya.

    Sindir KPK

    Megawati Soekarnoputri akhirnya buka suara terkait status tersangka yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

    Diketahui, Hasto menjadi tersangka dalam kasus suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan eks kader PDI-P Harun Masiku.

    Dalam pidatonya di perayaan HUT PDIP hari ini Megawati akhirnya memperikan pernyataannya untuk KPK.

    Megawati menilai bahwa KPK tidak memiliki pekerjaan lain karena menuding Hasto terlibat dalam kasus suap.

    Padahal menurut Megawati, ada banyak tersangka yang lain tapi pemberitaannya tak seramai Hasto.

    “Belum lagi apa coba, oh iya KPK. Aku baru pikir opo ku yo. Loh KPK, masa enggak ada kerjaan lain. Yang dituding yang diubrek-ubrek hanya Pak Hasto iku wae. Ayo wartawan tulis itu.”

    “Karena kan sebenarnya banyak yang sudah tersangka, tapi meneng wae (diam saja),” kata Megawati dalam pidatonya di HUT ke-52 PDI-P di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Lebih lanjut Megawati menilai bahwa KPK memiliki banyak sekali tersangka lain yang belum diproses.

    Namun nyatanya KPK masih belum menetapkan tersangka lain hingga saat ini.

    Megawati juga mengungkap dirinya sampai membaca koran untuk mengetahui apakah KPK sudah menetapkan tersangka lain atau belum.

    “Kalau buka koran, ‘mungkin ada tambahan’ (tersangka). Enggak ada. Tadi saja sebelum ke sini yo ngono, eh kali-kali sopo ngono yang rentep-rentep iku lho, kan akeh.”

    “Entar kalau saya yang ngomong, hehe ini tidak sopan. Masa kalian gitu saja takut? Sebenarnya takut tuh opo? Saya kan sudah ngomong itu ilusi,” ungkap Megawati.

    Megawati Soekarnoputri: Apa Urusannya Aku Mesti Masuk ke KIM

    Megawati Soekarnoputri menyindir pihak yang meminta partai yang dipimpinnya masuk ke dalam koalisi Indonesia maju (KIM).

    Dia menyebut hal itu tidak ada urusannya dengan pihak di luar PDIP.

    Mulanya, Megawati bercerita dirinya banyak dimintai pendapat oleh sejumlah pejabat negara. 

    Namun, mereka tidak mau pertemuannya itu bisa terekspose ke publik.

    “Sekarang aku ditanyai orang, aku tuh bilang saya ini pemerintah bagian mana toh, lah kok kamu datang ke saya toh, urusan hukum, urusan pertanian, betul loh. Diem-diem loh, ngumpet-ngumpet loh,” ujar Megawati saat perayaan HUT PDIP ke-52 tahun.

    Presiden ke-5 RI itu pun mempertanyakan alasan banyaknya pejabat negara yang khawatir untuk bertemu dirinya.

    Apalagi, alasannya mereka takut karena PDIP bukan bagian dari KIM.

    “Loh kok gak ada merdekanya ya, ya mbok dateng ae loh. Karena katanya iya kalau nanti saya dateng ibu kan enggak masuk ke KIM,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Megawati pun mengaku dirinya kesal mendengar alasan tersebut.

    Baginya, tidak ada urusannya pihak di luar PDIP memaksanya untuk masuk ke dalam KIM.

    “Lah apa urusannya aku mesti masuk ke KIM atau saya enggak masuk ke KIM. Gile. Ayo tepuk tangan yang hebat,” ucapnya.

    Rebut Kursi Ketua Umum PDIP

    Megawati Soekarnoputri menyindir ada pihak yang mau merebut kursi Ketua Umum PDIP dari dirinya. 

    Hal itu disinggung saat perayaan HUT ke-52 PDIP.

    Presiden ke-5 RI itu mulanya mengaku saat ini banyak kader PDIP yang memintanya mengisi jabatan Ketua Umum PDIP lagi.

    Karena itu, dia meminta kadernya bersemangat di bawah kepemimpinannya.

    Namun, Megawati pun tidak menampik ada pihak yang ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP.

    Dia mempertanyakan apakah kader mau dipimpin oleh pihak yang ingin merebut posisi pucuk pimpinan PDIP.

    “Katanya minta saya ketua umum lagi tapi anak buahku nek ngene kabeh. Emoh. Wah terus ada yang kepengen wah gile. Mau enggak kalau sama yang kepengen iku? Ayo,” tanya Megawati kepada kader PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat (10/1/2025) siang.

    Kader yang hadir dalam puncak perayaan HUT PDIP pun kompak berteriak tidak mau dipimpin pihak yang mau merebut kursi Ketua Umum PDIP dari Megawati. 

    Di sisi lain, Megawati juga sempat menyindir kader PDIP yang tidak mau mendengarkan omongannya sebagai Ketua Umum PDIP.

    Dia meminta kader yang tidak mau menurut untuk mundur dari kader partai.

    “Ibu itu minta seluruh yang mendengarkan omongan ibu kalau enggak cocok sama PDIP keluar aja gitu gampang bukannya terus plintat plintut aku tuh capek tau engga ngurusin orang plintat plintut,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Megawati mengatakan saat ini ada banyak pilihan parpol yang bisa menjadi pelabuhan kadernya yang tidak mau menurut dengan keputusan PDIP.

    “Udah tegas aja cari partai lain, orang ada berapa ya partai sekarang piro bukan yang KIM aja. Kan ada yang nambah itu piro? 18 iya baru? oh yang baru aja yang masuk yang ikut pemilu sekarang yang baru partai baru piro? 8? iyo lah mbok saiki nang ndi gitu loh. Maksud saya bukan menggurui bikin partai ga gampang loh,” katanya.