Tag: Megawati Soekarnoputri

  • Megawati Soekarnoputri: dengan Bonding, Partai akan Terus Setia pada Jalan Ideologi dan Konstitusi

    Megawati Soekarnoputri: dengan Bonding, Partai akan Terus Setia pada Jalan Ideologi dan Konstitusi

    FAJAR.CO.DI, JAKARTA — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan HUT-nya yang ke-52, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1).

    Pada momen penting ini, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memerintahkan kader partainya bisa bonding atau menyatu dengan rakyat seperti yang diajarkan Proklamator RI, Soekarno atau Bung Karno.

    “Melalui peringatan HUT ke-52 ini, sengaja saya sampaikan tentang pentingnya bonding,” kata Megawati, Jumat.

    Presiden kelima RI itu mengatakan bonding menjadi suatu ikatan lahir dan batin yang bisa menyatukan rakyat dengan pemimpin.

    Menurut dia, rakyat bakal memberikan topangan kekuatan kepada pemimpin yang memberikan arah perjuangan menuju masa depan setelah bonding terbentuk. “Bonding menggambarkan ikatan senasip sepenanggungan,” lanjut Megawati.

    Putri Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno itu mengatakan cita-cita Indonesia Raya bisa terwujud melalui bersatunya ide, gagasan, dan siap berkorban setelah terjadinya bounding. “Mereka yang bounded juga memiliki insisiatif, dan prakarsa baru untuk terus berjuang hingga tercapailah seluruh cita-cita bangsa,” kata dia.

    Megawati juga mengatakan setiap kader PDIP juga perlu bonding satu dengan yang lain, karena bakal membangun spiritualitas juang melalui kerja-kerja ideologis partai.

    “Dengan bonding, maka partai akan terus setia pada jalan ideologi, dan konstitusi. Dengan bonding, partai menganalisis setiap realitas politik dengan saksama, hingga merumuskan jalan solusi masa depan dengan cara yang benar pula,” lanjutnya.

  • Kader PDIP Teriakkan Nama Bahlil di Depan Megawati, Usai Singgung Gelar Doktor Batal

    Kader PDIP Teriakkan Nama Bahlil di Depan Megawati, Usai Singgung Gelar Doktor Batal

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Nama Bahlil Lahadalia yang juga Ketua Umum Partai Golkar, terdengar ramai saat Megawati menyampaikan pidato politik dalam acara HUT ke-52 PDIP. Acara tersebut berlangsung di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Saat itu, Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut menyinggung gelar doktoral yang batal diberikan Universitas Indonesia (UI) kepada Bahlil.

    Megawati mengaku heran dengan batalnya pemberian gelar dari universitas ternama tersebut.

    “Tradisi intelektual itu opo? Supaya jadi orang pintar. Jangan munggu mawon, munggu mawon, opo neh? Nah, betul, planga plongo. Padahal pura-pura ngerti, tapi ga ngerti. Loh, banyak orang kayak begitu sekarang. Aku saja suka jadi gagap-gagap, iki pintar opo ora iki? Ngambil doktornya opo, iku sopo yang doktornya ga jadi, itu sopo yo?” katanya.

    Pertanyaan Megawati soal sosok yang batal mendapatkan gelar doktor itu dijawab kompak oleh para kader PDIP yang hadir. “Bahlil!” jawab para kader PDIP.

    Megawati merasa lucu dengan kejadian pembatalan pemberian gelar itu. Sebab, ia merasa Universitas Indonesia bukan kampus abal-abal.

    “Profesor wae telu, bingung dewek aku. Itu bukannya universitas elek-elek loh,” tegas Megawati.

    Presiden Ke-5 RI itu juga bercerita soal dirinya diminta menjadi pengajar pada salah satu universitas di Rusia. Namun yang menjadi lucu, ia mengaku diminta berbicara soal kecerdasan buatan alias artificial intelligent (AI).

    “Lucu deh, kemarin ini ke Rusia, suruh kasih lecture. Tapi lecture-nya lucu dan yang hadir seluruh rektor se-Rusia dan negara bagian. Yang lucunya, kok saya suruh kasih kuliah urusan AI, artificial Intelligence. Wih keren toh, yo? Tapi kan aku mikir, loh ngopo nggak yang lain? Tapi mintanya itu,” pungkas Megawati. (jpg)

  • Megawati Kembali Kritik KPK: Lho Kenapa Hanya Cari Kroco-kroco?

    Megawati Kembali Kritik KPK: Lho Kenapa Hanya Cari Kroco-kroco?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dinilai tengah membidik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. 

    Megawati berpesan kepada KPK agar tidak hanya menangani kasus-kasus kecil yang remeh temeh. Dia meminta agar lembaga antirasuah berani mengusut kasus-kasus dengan kerugian negara berjumlah triliunan rupiah. 

    “Lho ngopo to, hanya nggoleki (mencari) kroco-kroco. Mbok yang bener-bener, sing jumlahe T T T [triliun] lha endi? Saya lalu dibilang, Ibu Mega mengkritik saja. Lho enggak, orang yang saya bilang itu benar. Saya ingin KPK itu yang benar,” ujar Megawati pada Perayaan HUT ke-52 PDIP, Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025). 

    Presiden ke-5 RI itu lalu kembali menyinggung bahwa KPK dibuat pada zaman pemerintahannya di awal 2000-an. Dia menceritakan sulitnya menciptakan KPK sekitar 20 tahun yang lalu. 

    “Untuk menjadikan KPK itu dipikir gampang? Enggak. Saya aja berantem dulu. Karena itu sifatnya adhoc untuk membantu yang namanya polisi dan kejaksaan karena di dalam menjalankan tugasnya itu tidak maksmal, lho kok sampai sekarang ngono wae?,” paparnya. 

    Adapun pada kesempatan yang sama, Megawati turut menyinggung kasus Hasto Kristiyanto yang saat ini tengah diusut KPK. 

    Hasto dan advokat sekaligus kader PDIP ditetapkan sebagai tersangka pada pengembangan penyidikan kasus suap penetapan anggota DPR 2019-2024. 

    Putri dari Presiden ke-1 Soekarno itu menilai KPK seperti kurang kerjaan dalam mengusut Hasto. “KPK itu saya yang bikin? Mosok gak ada kerjaan lain. Yang dituding, yang diubrek-ubrek hanya Pak Hasto, iku wae. Ayo wartawan tulis itu. Karena kan sebenarnya banyak yang malah udah tersangka. Tapi (KPK) meneng wae (diam saja, red),” ucapnya. 

    Sesuai Prosedur 

    Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto memastikan bahwa proses penegakan hukum terhadap Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto sudah sesuai prosedur.

    Setyo menyatakan bahwa penersangkaan Hasto dalam kasus Harun Masiku selalu diawasi oleh pimpinan KPK. Hasilnya, sepanjang pengawasannya, penyidik lembaga antirasuah itu telah melakukan penegakan hukum dengan benar.

    “Prinsipnya kami pimpinan itu melakukan pengawasan sepanjang sudah dilakukan dengan benar, sudah dilakukan dengan sesuai dengan ini, secara administrasi ada suratnya ada tugasnya dan lain lain,” ujarnya di Mabes Polri, Rabu (8/1/2025).

    Dengan demikian, mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta seluruh pihak agar menunggu hasil dari deputi penindakan KPK dalam membuat terang kasus yang menyeret Hasto tersebut.

    “Intinya tinggal menunggu saja, prosesnya dilakukan oleh kedeputian penindakan yaitu teknisnya, detailnya semuanya dilakukan oleh orang penyidik,” pungkasnya

  • Cap Jempol Darah, PDIP Bandung Dukung Bu Mega jadi Ketum Lagi

    Cap Jempol Darah, PDIP Bandung Dukung Bu Mega jadi Ketum Lagi

    JABAR EKSPRES – Dukungan kepada Megawati Soekarno Putri untuk kembali memimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) terus mengalir. Salah satunya dari para kader dan simpatisan di Kota Bandung.

    Bahkan, para kader sampai cap jempol darah sebagai bentuk kesolidan dukungan itu. Aksi itu dilakukan pada Jumat (10/1/2025).

    Mereka membubuhkan cap jempol darah di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Bandung. Itu juga bagian dari Peringatan HUT ke-52 PDI Perjuangan.

    BACA JUGA:Anggota DPRD Banjar dari PDIP Dilaporkan ke Polisi Karena Nikah Sirih!

    Cap jempol darah diawali Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bandung Andri Gunawan. Dilanjutkan para pengurus dan kader. Nampak juga Dandan Riza Wardana, kader yang sempat bertarung dalam Pilkada Kota Bandung.

    Andri Gunawan menjelaskan, cap jempol darah itu bukan perintah dari pusat. Tapi murni inisiatif dari DPC. “PDI Perjuangan solid dan setia kepada Ibu Ketum kami. Ibu Mega,” tegasnya.

    Andri melanjutkan, cap jempol darah itu pernah dilakukan dalam sejarah perjuangan PDI Perjuangan. Yakni rangkaian peristiwa bersejarah kuda tuli 27 Juli 1996.

    BACA JUGA:Rayakan HUT ke-52, PDI Perjuangan Jabar Potong Tumpeng dan Berikan Santunan

    Menurut Andri, saat ini kondisi partainya juga sedang tidak baik – baik saja. Banyak goncangan jelang kongres. Termasuk di Kota Bandung. “Kalau di Bandung contoh yang nampak adalah spanduk – spanduk yang berisi fitnah dan cemooh,” katanya.

    Andri menegaskan, semangat peristiwa Kuda Tuli itu akan dibawa saat ini. Sehingga para kader akan menghadapi badai dan guncangan dengan tidak gentar. “Jangankan diganggu dengan spanduk, kantor kami dibakar saja akan kami hadapi,” tegasnya.

    Selain cap jempol darah, DPC PDI Perjuangan Kota Bandung juga telah membentuk satgas. Yakni satgas yang akan mengamankan sampai pelaksanaan kongres PDI Perjuangan nanti.(son)

  • Puan: Hubungan Ibu Mega dan Pak Prabowo Sudah Lama, Berjalan Baik

    Puan: Hubungan Ibu Mega dan Pak Prabowo Sudah Lama, Berjalan Baik

    Puan: Hubungan Ibu Mega dan Pak Prabowo Sudah Lama, Berjalan Baik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua DPP PDI-P
    Puan Maharani
    angkat bicara perihal Ketua Umum PDI-P
    Megawati Soekarnoputri
    yang menyinggung Presiden
    Prabowo Subianto
    yang menginginkan nasi goreng buatannya.
    Puan mengatakan, hubungan silaturahmi dan kekeluargaan antara Megawati dan Prabowo berjalan dengan baik selama ini.
    “Hubungan silaturahmi dan kekeluargaan antara Ibu Mega dengan Pak Prabowo sudah berjalan jauh-jauh lama sebelumnya. Jadi hubungan itu tetap berjalan dengan baik,” ujar Puan di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).
    Saat ditanya apakah Prabowo yang kangen nasi goreng Megawati itu pertanda PDI-P segera merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM), Puan meminta agar publik menunggu setelah
    Kongres PDI-P
    .
    Adapun Kongres PDI-P akan berlangsung pada April 2025 mendatang.
    “Kita lihat nanti setelah kongres,” imbuh dia.
    Sebelumnya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengaku belum bisa memasak nasi goreng lagi untuk Presiden Prabowo Subianto.
    Hal ini karena Megawati mengaku tengah pusing karena banyak kader partainya yang tidak terpilih saat Pilkada maupun Pilpres 2024.
    Begitu juga kasus hukum yang menyeret sejumlah kader PDI-P, teranyar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
    “Dah lama, ada yang ngomong ‘Bu, ada yang minta nasi goreng’. Lho, minta bikinin nasi goreng, wong aku wae lagi mumet anak-anakku banyak yang enggak jadi,” kata Megawati dalam pidato politiknya di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        Panda Nababan: Yang Bikin Kacau PDI-P Itu Jokowi
                        Nasional

    8 Panda Nababan: Yang Bikin Kacau PDI-P Itu Jokowi Nasional

    Panda Nababan: Yang Bikin Kacau PDI-P Itu Jokowi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Politikus senior PDI-P
    Panda Nababan
    menyebutkan bahwa kekacauan yang terjadi di partainya merupakan ulah eks kadernya sekaligus Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (
    Jokowi
    ).
    Panda menyampaikan itu usai mengungkap bahwa hubungan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto baik-baik saja.
    “Hubungan pribadi mereka itu baik. Yang bikin kacau ini kan Jokowi,” kata Panda ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).
    Panda menjelaskan bahwa Jokowi sudah tidak jujur kepada Mega karena mendukung Prabowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu.
    Ketidakjujuran itu kemudian dianggap telah menciptakan salah paham di mata publik.
    “Seakan-akan kemudian sentimen tidak mau Prabowo biar maju, gitu lho. Tapi kuncinya, Jokowi tidak terbuka, tidak jujur, mengatakan bahwa dia beralih dari Ganjar ke Prabowo. Itu cikal bakalnya,” terang Panda.
    Sementara itu, Panda memilih tak menjawab gamblang ketika ditanya kemungkinan PDIP merapat ke pemerintahan Prabowo.
    Ia hanya menyampaikan bahwa ke depan PDI-P akan lebih kuat dan solid.
    “Bakal lebih kuat lah, makin solid lah kita. Karena kita terus terang hampir tidak ada perpecahan atau klik-klik di dalam,” katanya.
    Meski begitu, ia kemudian mengungkit pengalaman PDIP berada di luar pemerintahan selama dua periode, yakni pada saat Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat.
    “Iya lho. Dulu dua periode zaman SBY kita di luar, malah kita jadi tambah besar. Dua periode lho SBY. Kita total di luar. Ini pun kalau kita total di luar, tidak punya pengaruh,” katanya.
    “Bukan ceroboh, bukan gegabah ya. Ini berdasarkan empirik apa yang kita alami. Gitu lho. Waktu SBY berkuasa, kita dua periode. Kita enggak di dalam,” tandas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Megawati singgung potensi imperialisme oleh anak bangsa

    Megawati singgung potensi imperialisme oleh anak bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekhawatirannya mengenai potensi kebangkitan imperialisme oleh anak bangsa sendiri.

    Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya dalam perayaan HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat.

    Awalnya, Megawati bercerita soal imperialisme masa Belanda dulu. Ia menyebutkan bahwa Belanda sebenarnya tidak terlibat langsung dalam pemerintahan Indonesia, melainkan hanya melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang kemudian memperkenalkan imperialisme.

    Megawati mengaku sudah mendengar tentang jalur sutra yang menghubungkan timur dan barat. Hal itu menunjukkan betapa kaya dan strategisnya negara Indonesia.

    “Belanda itu tidak masuk dalam pemerintahan loh, yang ada adalah VOC. Tapi karena melibat kekayaan begitu dia ngomong sama pemerintahannya, datanglah imperialisme penjajah. Jangan lupa pula, saya sudah dengar liat ke sana timur. Yang namanya jalur sutera itu benar-benar menunjukkan apa? Mankanya mikir, negara kita ini kaya raya banget dari timur ke barat,” kata Megawati.

    Presiden ke-5 RI ini pun menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus fokus pada upaya untuk memajukan negara, bukan sekadar mementingkan kekayaan individu.

    “Kalian kok mikirnya cuma saya hanya mau kaya, bukan negara akan menjadi kaya. Dengan cara seperti apa? Karena potensinya luar biasa. Apa kita mau jadi imperialisme bagi warga negara kita sendiri? Namanya itu reinkarnasi (imperialisme), ya enggak (boleh dibiarkan) lah. Masa begitu? Jadi harap diingat, apakah hal itu tidak mungkin? Why not?” ujarnya.

    Lebih jauh, Megawati mengingatkan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa lalu jauh lebih mudah karena musuh yang dihadapi adalah penjajah asing.

    Namun, menurut Megawati, tantangan masa kini jauh lebih berat, yaitu menghadapi ancaman yang datang dari dalam negeri.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rayakan HUT ke-52, PDI Perjuangan Jabar Potong Tumpeng dan Berikan Santunan

    Rayakan HUT ke-52, PDI Perjuangan Jabar Potong Tumpeng dan Berikan Santunan

    BANDUNG – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Jawa Barat (Jabar) merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-52 secara sederhana pada Jumat, 10 Januari 2025.

    Rangkaian HUT diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, santunan anak yatim, ziarah ke makam Ki Marhaen, serta membagikan tumpeng kepada warga sekitar Sekretariat DPD PDI Perjuangan Jabar.

    Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Memo Hermawan mengatakan, perayaan ulang tahun dilakukan secara sederhana mengingat kondisi masyarakat saat ini.

    “Sesuai arahan Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri, kami diinstruksikan untuk menggelar acara secara sederhana agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat,” ujarnya.

    Tak hanya pemotongan tumpeng, DPD PDI Perjuangan Jabar juga berkunjung ke sejumlah panti asuhan untuk membagikan tumpeng dan memberikan bantuan. Selain itu, PDI Perjuangan pun memberikan santunan kepada keluarga sesepuh atau senior yang telah membesarkan partai.

    “Kita ingin masyarakat bersama-sama merayakan HUT ke-52 PDI Perjuangan. Kami juga mengunjungi sejumlah panti asuhan untuk membagikan tumpeng juga bantuan,” sebutnya.

    Sebelumnya, para kader mendengarkan pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri secara virtual. Memo mengungkap, dalam arahannya Megawati meminta agar para kader, baik di pusat maupun daerah, untuk tetap solid dan selalu bersama rakyat. “Intinya adalah kita harus solid dan tegak lurus terhadap partai,” tegasnya.

    Acara ini diikuti secara daring oleh kader PDI Perjuangan, simpatisan partai, satgas partai, anak ranting, ranting, PAC, DPC, dan DPD seluruh Indonesia, termasuk seluruh anggota legislatif, kepala daerah dan wakil kepala daerah. (bbs)

  • Megawati Soroti Target Swasembada Pangan Prabowo: Bibitnya dari Mana?

    Megawati Soroti Target Swasembada Pangan Prabowo: Bibitnya dari Mana?

    Jakarta

    Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyoroti target Presiden Prabowo Subianto yang mengejar swasembada pangan. Saat swasembada berhasil diraih Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangannya dari produksi sendiri tanpa perlu impor.

    Target ini nampaknya cukup ambisius dan membuat dirinya sampai ikut menyoroti target tersebut. Apalagi Megawati juga pernah berkutat dengan urusan pangan karena pernah menjadi anggota DPR di komisi yang mengurus pertanian hingga menjadi presiden.

    “Ngomong-ngomong urusan berdiri di kaki sendiri, yang diminta sama Pak Prabowo, swasembada pangan, dan katanya akan bisa di 2028. Lah saya itu kan, orang lupa aku nih pernah jadi di DPR, Wapres, terus terakhir Presiden. Lah saya mikir toh,” ungkap Megawati dalam acara HUT ke 52 PDI Perjuangan yang disiarkan virtual, Jumat (10/1/2025).

    Nah yang jadi kekhawatirannya saat ini adalah apakah Indonesia memiliki stok bibit unggul untuk mendukung target tersebut. Sebab untuk bibit padi saja, saat dia mengecek pusat bibit padi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, pembenihannya belum cukup untuk mendukung produksi besar-besaran.

    Dia mengingatkan jangan sampai untuk urusan bibit saja dipenuhi dengan impor. Swasembada tak akan terwujud bila masih ada yang diimpor.

    “Biji kan mesti ditumbuhkan. Betul apa tidak? Bibit padi itu dari mana untuk memenuhi seluruh kebutuhan? Katanya sudah mau membuat persawahan 1 juta hektare di sana, di Merauke,” sebut Megawati.

    “Nah sekarang saya pergi ke Sukamandi. saya nanya, mana pembenihannya, dari mana bibitnya? Ayo coba mikir yang pintar pintar. Dari impor? Lah salah dong,” lanjutnya.

    Menurutnya sorotan yang dilakukan bukan berarti mengkritik dan tidak sejalan dengan pemerintah. Menurutnya, target swasembada pangan yang dibesut Prabowo perlu didukung karena sesuai dengan cita-cita Presiden Pertama Soekarno yang ingin Indonesia bisa berdiri di kaki sendiri alias Berdikari. Hanya saja bila ada saran yang membangun seharusnya bisa diperhatikan pemerintah.

    “Jangan wartawan bilang Pak Prabowo dikritik saya ngomong begini. Itu nggak lho, kan kenyataan. Saya cuma ingin pak Prabowo sukses, karena sama dengan Bung Karno bilang, Berdikari di bidang ekonomi, termasuk pertanian,” tegas Megawati.

    Megawati lantas mengungkapkan Indonesia harus waspada, karena kondisi krisis mulai mengintai banyak negara. Jangan sampai Indonesia ikut krisis juga dan tidak bisa memberi makan kepada rakyatnya.

    “Kemarin ini aku dengar dari temenku ada di Thailand, ‘Mbak hati-hati, Thailand ini sekarang mau krisis segi ekonomi. Ngko piye di Indonesia?’ ‘Ya mboh lah aku kan ngak di pemerintah lagi.’ Tapi ini kan persoalan bersama lho. Kalau anak negeri nggak bisa dikasih makan mau dikasih opo,” pungkas Megawati.

    (hal/hns)

  • Megawati Dapat Laporan Harga Pupuk Mahal hingga Dioplos

    Megawati Dapat Laporan Harga Pupuk Mahal hingga Dioplos

    Jakarta

    Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyoroti masalah harga pupuk yang mahal hingga dugaan dioplos. Menurutnya, hal-hal seperti ini diadukan langsung oleh masyarakat, khususnya para petani kepadanya.

    Megawati mengaku banyak sekali keluhan dari petani soal harga pupuk yang mahal di tengah masyarakat.

    “Sekarang pertanian, lha saya dikirimi ini keluhan. ‘Ibu kenapa pupuk harganya mahal?’ Saya bilang, aku iki bukannya lagi menteri atau presiden. Tapi kan ibu bisa ngomong, bisa ajari kami, jadi masih banyak yang ingat waktu saya DPR,” cerita Megawati dalam acara HUT ke 52 PDI Perjuangan yang disiarkan virtual, Jumat (10/1/2025).

    Bukan cuma masalah mahalnya harga pupuk, Megawati juga bilang dia mendapatkan laporan bahwa ada pupuk oplosan di tengah masyarakat. Menurutnya ada beberapa petani yang mengeluhkan baru menggunakan pupuk sedikit, namun tanamannya mati.

    Mencermati laporan itu, Megawati menduga ada pupuk-pupuk oplosan di tengah masyarakat dan memberikan kerugian kepada para petani.

    “Kok sekarang malah, pupuk cair itu dioplos, untuk dikurangi. ‘Bu kalau nanam pakai iku, mesti dilihat tulisannya, kan dulu ibu yang ajari, mesti dilihat tulisannya harus segini jangan banyak banyak nanti tanamannya mati. Tapi itu belum dipakai banyak bu baru ukurannya, kok mati?’ Ada cerita begitu,” papar Megawati.

    “Mateng aku bilang, itu pasti dioplos,” tegasnya.

    Dia pun meminta agar semua pihak, khususnya anggota DPR yang seharusnya dekat dengan masyarakat melihat masalah seperti ini langsung ke lapangan.

    “Ayo anggota DPR jangan nyari duit aja turun lah ke akar rumput lihat kayak apa mereka, lihat sekarang harga-harga di lapangan kayak apa,” tegas Megawati.

    (hal/hns)