Tag: Megawati Soekarnoputri

  • PDIP Berwatak Banteng, Tak Mudah Diinjak-injak Seperti Cacing

    PDIP Berwatak Banteng, Tak Mudah Diinjak-injak Seperti Cacing

    loading…

    Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri wayang semalam suntuk Satyam Eva Jayate: Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2025). Foto: SINDOnews/Felldy Utama

    JAKARTA – Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto membawa pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait kondisi partai yang tahun ini akan melalui banyak tantangan yang disebut vivere pericoloso.

    Hal itu disampaikan Hasto dalam sambutannya di acara wayang semalam suntuk Satyam Eva Jayate: Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam dengan lakon Lahirnya Wisanggeni. Acara digelar di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2025).

    “Beliau (Megawati) mengingatkan bahwa tahun-tahun ini adalah tahun vivere pericoloso, tahun menghadapi berbagai bahaya, tahun menghadapi berbagai rintangan,” ujar Hasto.

    Meski demikian, dia meyakini PDIP tetap bisa melalui vivere pericoloso dengan membentuk kesatupaduan bersama rakyat.

    “Percayalah dengan kesatupaduan bersama rakyat, kita mampu menghadapi vivere pericoloso, tahun menyerempet-nyerempet bahaya ini,” katanya.

    “Kita hadapi dengan keteguhan di dalam ideologi, di dalam konstitusi, di dalam menjaga demokrasi, di dalam menegakkan sistem hukum yang berkeadilan dan sistem meritokrasi dan itulah sejarah-sejarah sekalian,” ungkap Hasto.

    PDIP menjadi partai yang telah melewati berbagai macam ujian, salah satunya seperti peristiwa Kudatuli. Untuk itu, partainya tidak akan mudah untuk diinjak-injak.

    “Kita adalah partai yang berwatak banteng, kita bukan partai yang mudah diinjak-injak seperti cacing,” ucapnya.

    (jon)

  • Soal Pertemuan, Megawati dan Prabowo Bakal Komunikasi Langsung

    Soal Pertemuan, Megawati dan Prabowo Bakal Komunikasi Langsung

    Jakarta (beritajatim.com) – Rencana pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden RI, Prabowo Subianto, semakin santer dibicarakan. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa komunikasi terkait pertemuan penting tersebut akan dilakukan langsung oleh kedua tokoh tersebut.

    Hasto menyampaikan hal ini saat menghadiri acara menonton wayang dalam rangkaian perayaan HUT ke-52 PDIP di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2025) malam. Ia menyebutkan, hubungan baik dan kedekatan ideologis yang terjalin antara Megawati dan Prabowo menjadi landasan kuat untuk mewujudkan pertemuan strategis.

    “Di momentum yang tepat, Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Presiden Prabowo akan langsung berkomunikasi untuk membahas berbagai hal strategis yang berkaitan dengan bangsa dan negara,” ujar Hasto.

    Menurutnya, Megawati telah memberikan arahan agar segala hal terkait pertemuan penting dan strategis diputuskan melalui komunikasi langsung antara dirinya dan Presiden Prabowo.

    Hasto juga menegaskan bahwa jejak sejarah dan akar ideologis antara Megawati dan Prabowo memiliki titik temu yang kuat. Hal inilah yang diyakini dapat menjadi dasar diskusi strategis yang bermanfaat bagi bangsa.

    “Pertemuan ini tidak hanya mencerminkan hubungan baik antar pemimpin, tetapi juga menjadi ruang diskusi penting demi pengabdian kepada bangsa dan negara,” lanjut Hasto.

    Rencana pertemuan antara Megawati dan Prabowo juga sebelumnya dibenarkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, pada September 2024. Saat itu, Puan menyebutkan bahwa pertemuan ini dirancang untuk membahas berbagai hal penting sebelum pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI pada Oktober 2024.

    “Insya Allah akan bertemu. Banyak hal strategis yang akan dibahas antara Ibu Megawati dan Pak Prabowo,” kata Puan saat itu. [hen/beq]

  • Hasto Tegaskan soal Pertemuan Akan Ditentukan Langsung Megawati dan Prabowo – Page 3

    Hasto Tegaskan soal Pertemuan Akan Ditentukan Langsung Megawati dan Prabowo – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto direncanakan bakal bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, Megawati sudah memberi arahan kepada para kader terkait rencana pertemuan tersebut.

    Hasto menyatakan, hal-hal terkait pertemuan dua tokoh nasional tersebut akan ditentukan langsung oleh Megawati dan berkoordinasi dengan Prabowo.

    “Ya tadi Ibu Megawati Soekarnoputri memberikan arahan, agar hal-hal berkaitan dengan pertemuan yang penting dan strategis itu langsung nanti ditentukan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dalam koordinasi komunikasi dengan Presiden Prabowo,” kata Hasto di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2025).

    Apakah pertemuan nanti sebagai tanda PDIP bakal gabung koalisi, Hasto mengatakan, hal itu sebagai momentum rekonsiliasi nasional.

    Hasto menuturkan, Megawati mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas pelurusan sejarah yang dilakukan pemerintah terhadap Bung Karno.

    “Sehingga hal itu menjadi momentum rekonsiliasi nasional kita sebagai bangsa, untuk saling bekerja sama di dalam posisi politik masing-masing,” ucapnya.

    Hasto melanjutkan, bahwa posisi politik PDIP sebagai penyeimbang untuk membangun demokrasi yang sehat.

    “Termasuk posisi politik dari PDI Perjuangan sebagai penyeimbang melakukan check and balances, untuk membangun demokrasi yang sehat yang bersendikan kedaulatan rakyat itu sendiri,” pungkas Hasto.

     

    Reporter: Muhammad Genantan Saputra

    Merdeka.com

  • Rangkaian HUT Ke-52, PDIP Gelar Wayang Lakon ‘Lahirnya Wisanggeni’ di Sekolah Partai Lenteng Agung – Halaman all

    Rangkaian HUT Ke-52, PDIP Gelar Wayang Lakon ‘Lahirnya Wisanggeni’ di Sekolah Partai Lenteng Agung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam rangkaian peringatan HUT ke-52 Partai, DPP PDI Perjuangan (PDIP) menggelar pertunjukan wayangan ‘Satyam Eva Jayate: Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam’ di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2025) malam.

    Pertunjukan wayang yang rutin digelar DPP PDIP, kali ini menampilkan Lakon: Lahirnya Wisanggeni.

    Adapun yang bertindak sebagai Dalang yakni Ki Amar Pradopo Warseno Slank dan Ki Sri Susilo Thengkleng.

    Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto tampak didampingi Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Adhi Dharmo, Wabendum PDIP Yuke Yurike, dan politikus PDIP Muhammad Guntur Romli saat hadir ke acara wayang tersebut.

    Sementara, Ketua Umum DPP PDIP Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri turut menyaksikan pertunjukan wayang melalui daring.

    Tak hanya pengurus partai, ratusan masyarakat sekitar Sekolah Partai Lenteng Agung turut hadir dalam gelaran wayang tersebut. Mereka begitu antusias untuk menyaksikan gelaran wayang tersebut.

    Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lantunan doa juga dipanjatkan sebelum acara wayangan ini dimulai.

    Dalam sambutan pembuka, Hasto mengungkap pesan Megawati yang mengulas pentingnya makna tema HUT PDIP, Satyam Eva Jayate: Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam.

    “Suatu pesan yang mulia, yang mengandung suatu pelajaran yang sangat penting bahwa berpolitik adalah memperjuangkan peradaban Indonesia agar berdaulat, berdikari, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” kata Hasto.

    Politisi asal Yogyakarta itu menyatakan upaya berpolitik memperjuangkan kedaulatan dan kemandirian seperti dilakukan PDI Perjuangan, seringkali dihadapkan ujian dan gemblengan.

    “Gemblengan-gemblengan tersebut tidak membuat kita surut, justru membuat PDI Perjuangan semakin kokoh dan tegak berdiri,” ujar Hasto..

    Dia melanjutkan Megawati dalam pesannya mengingatkan bahwa PDI Perjuangan pada tahun ini juga bakal melalui banyak tantangan yang disebut Vivere pericoloso.

    “Beliau mengingatkan bahwa tahun-tahun ini adalah tahun vivere pericoloso, tahun menghadapi berbagai bahaya, tahun menghadapi berbagai rintangan,” ujarnya.

    Namun, kata Hasto, PDIP tetap merasa yakin bisa melalui vivere pericoloso dengan membentuk kesatupaduan bersama rakyat.

    “Percayalah, dengan kesatupaduan dengan rakyat, kita mampu menghadapi vivere pericoloso, tahun menyerempet-nyerempet bahaya ini. Kita hadapi dengan keteguan di dalam ideologi, di dalam konstitusi, di dalam menjaga demokrasi, di dalam menegakkan sistem hukum yang berkeadilan dan sistem meritokrasi dan itulah sejarah-jarah sekalian,” ungkapnya.

    Sebab, kata Hasto, PDI Perjuangan menjadi partai yang pernah melewati ujian seperti pernah terjadi pada Kudatuli, 27 Juli 1996.

    “Kita adalah partai yang berwatak banteng Kita bukan partai yang mudah diinjak-injak,” jelas dia.

    Lakon ‘Wisanggeni Lahir’ Gambarkan PDIP

    Hasto juga menekankan bahwa ada teladan dan pelajaran yang bisa direfleksikan dari dua tokoh dalam lakon itu, yakni dari Wisanggeni dan Batara Narada, yang kontekstual dengan kondisi saat ini.

    “Cerita Lahirnya Wisanggeni; Wisanggeni itu artinya racun api; dia menggambarkan seluruh suasana kebatinan PDI Perjuangan. Kita lahir bukan di tengah kasur empuk, tapi di tengah gemblengan sejarah. Justru di tengah gemblengan maha dashyat, hadir dalam sosok bayi yang dibuang di candradimuka, tak hilang dan lenyap, tapi tumbuh menjadi ksatria sakti yang cinta kebenaran dan setia kepada rakyat,” kata Hasto.

    Dia juga menceritakan singkat kisah Lahirnya Wisanggeni, anak dari Arjuna dan Batara Dresanala. Hubungan pasangan ini membuat Dewasrani (anak dari Batara Guru dan Dewi Durga) cemburu. 

    Dewasrani menbujuk Dewi Durga agar bisa memisahkan hubungan Arjuna dan Dresanala. Dengan otoritas Batara Guru, dilakukan pemisahan paksa.

    Batara Narada, dengan kejernihan alam pikir dan moralnya, melakukan protes atas itu. Tapi ambisi kekuasaan Batara Guru sangat brutal hingga memerintahkan agar bayi dalam kandungan Dresanala dipaksa lahir lebih cepat, dan bayinya dibuang ke kawah candradimuka.

    Sang bayi, bernama Wisanggeni, mengalami keajaiban. Bukannya mati, namun pembuangan ke kawah justru menjadikannya sakti mandraguna, dan mampu menegakkan kebenaran dan keadilan.

    Dari kisah itu, Hasto mengatakan ada beberapa pesan.

    Pertama, ketidakadilan bisa terjadi seperti dirasakan oleh Dresanala. Dunia menjadi gelap. Tetapi pada akhirnya keadilan akan datang, karena akhir kisah Wisanggeni lahir adalah Arjuna-Dresanala akhirnya bersatu dengan Wisanggeni.

    “Keadilan akan mencari jalannya sendiri, karenanya kitapun meyakini Satyam Eva Jayate bekerja di dalam diri Dresanala dan Wisanggeni,” kata Hasto. 

    Pesan kedua adalah kesetiaan kepada tugas seperti ditunjukkan Batara Narada. Sang batara itu selalu memperjuangkan kebenaran meski harus kehilangan pangkat dan jabatan. 

    Pesan ketiga adalah bahwa dibalik persoalan kehidupan, kerap kali dimulai dari hal sederhana. Misalnya, bagaimana sikap cemburu dan nafsu kekuasaan memicu kekacauan. 

    “Maka mari kita introspeksi, dengan kritik dan otokritik, kita sadari kelemahan kita, dan memperbaiki secara organisatoris. Sehingga PDI Perjuangan di usia 52 tahun mampu menyerap nilai-nilai ini dan hadir menjadi kekuataan yang berguna bagi negeri ini,” beber Hasto.

    Keempat, belajar dari Wisanggeni, bahwa jalan menjadi ksatria takkan mudah. Dibuang di kawah candradimuka, Wisanggeni bukannya menyerah namun mampu menyerapnya dan menjadikannya makin berilmu. 

    “Maka mari menyerap watak Wisanggeni. Jadikan ujian yang ditujukan ke kita, menjadi energi untuk menguatkan mata batin dan hati, serta semangat kita. Sehingga tidak sia-sia lah Bung Karno mendirikan PNI yang akhirnya menjadi PDI Perjuangan,” pungkas Hasto.

  • Pertemuan Megawati-Prabowo tak berarti pemerintah butuh dukungan

    Pertemuan Megawati-Prabowo tak berarti pemerintah butuh dukungan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    PKB: Pertemuan Megawati-Prabowo tak berarti pemerintah butuh dukungan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 17 Januari 2025 – 19:34 WIB

    Elshinta.com – Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun Ahmad Syamsurijal menilai rencana pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra tak berarti pemerintah masih membutuhkan tambahan dukungan partai politik.

    “Jadi bukan masalah sekarang masih butuh dukungan atau segala apa pun,” kata Cucun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, pertemuan kedua tokoh tersebut sedianya merupakan hal baik yang dapat berdampak pada stabilitas politik di tanah air.

    “Ya, tujuannya kan kalau tokoh nasional bukan masalah itu, yang penting stabil, semua mau dalam posisi apa pun, mungkin Pak Prabowo menghargai yang bertemu antar-tokoh-tokoh negara ini itu adalah hal yang sangat baik,” ujarnya.

    Terlepas dari prinsip check and balances dalam pemerintahan yang demokratis, dia pun menyerahkan sepenuhnya kepada PDIP terkait bergabung tidaknya dengan koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. “Ya, itu kan haknya PDIP,” ucap dia.

    Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Said Abdullah berharap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri segera bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto sebelum partai ini melaksanakan kongres pada April 2025.

    “Sebagai tamu kehormatan pada kongres nanti, tentu sudah sewajarnya didahului oleh pertemuan Ibu Mega dengan Presiden RI Prabowo,” ujar Said dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (16/1).

    Menurut Said, Megawati sudah menegaskan saat pidato pada Hari Ulang Tahun Ke-52 PDI Perjuangan pada tanggal 10 Januari 2025 bahwa hubungannya dengan Prabowo masih dan terus terjalin dengan baik.

    Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut bahwa pertemuan Megawati dengan Prabowo apabila terwujud akan membawa dampak ke seluruh rakyat Indonesia sebab stabilitas politik menjadi dasar dalam mendukung proses pembangunan nasional.

    “Karena itu kalau kemudian ada pertemuan Bu Mega dan Pak Prabowo terjadi, apa pun yang diobrolin maka situasi politik makin kondusif, suasana negara makin bagus sehingga pembangunan akan semakin baik lagi, investasi diharapkan makin kondusif, dan seterusnya,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1).

    Sumber : Antara

  • Melalui Menteri Liu, Presiden China Xi Jinping Sampaikan Salam Hangat untuk Megawati Soekarnoputri – Halaman all

    Melalui Menteri Liu, Presiden China Xi Jinping Sampaikan Salam Hangat untuk Megawati Soekarnoputri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menerima kunjungan Menteri Departemen Hubungan Internasional Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (IDCPC), Liu Jianchao dan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong beserta delegasi di kediamannnya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat (17/1/2025) sore.

    Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah tampak menyambut kedatangan rombongan di teras dan mempersilahkan menuju kediaman Megawati. 

    Menteri Liu Jianchao sempat berhenti dan tertarik dengan lukisan Megawati kecil saat dipangku Ibu Negara Fatmawati dan Presiden Soekarno. 

    Hasto dan Basarah pun menjelaskan soal lukisan tersebut.

    Usai pertemuan, Hasto menjelaskan dialog berlangsung sangat hangat dan membahas banyak hal termasuk kerja sama kedua negara.

    “Menteri Liu tadi menyampaikan soal kerja sama Indonesia dengan Tiongkok. Beliau juga menyampaikan apresiasi dan kontribusi Ibu Megawati dan Presiden Soekarno dalam kerja sama kedua negara. Beliau juga menyampaikan salam hangat dari Presiden Xi Jinping,” ujar Hasto.

    Bagian lain yang dibahas, kata Hasto, soal sejarah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung.

    Dalam percakapan, Menteri Liu juga mengundang Megawati untuk berkunjung ke Provinsi Yunnan di wilayah Tiongkok Selatan.

    “Menurut Ibu Megawati, Provinsi Yunnan jenis makanannya ada kemiripan dengan di Indonesia. Apalagi Provinsi Yunnan berhasil dalam mengentaskan kemiskinan. Ibu Megawati ingin bertemu dengan seorang food vlogger dan youtuber Yunnan yang viral karena kemampuannya memasak dengan menunjukkan cita rasa Yunnan,” urai Hasto. 

    Untuk diketahui, Megawati sangat hobi memasak.

    Atas undangan itu, Hasto mengatakan Megawati merasa suatu kehormatan dan mencari waktu terbaik untuk hadir ke Provinsi Yunnan.

    “Ibu Megawati juga sangat tertarik dengan kemampuan Provinsi Yunnan mengatasi kemiskinan ekstrim,” tambah Hasto.

    Sebelum pertemuan ditutup, Menteri Liu dan Megawati melakukan pertukaran cinderamata dan sesi foto bersama.

  • Untung Rugi Manuver PDIP Pilih Bergabung ke Kabinet Prabowo

    Untung Rugi Manuver PDIP Pilih Bergabung ke Kabinet Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Penetapan Sekretaris PDIP Hasto Kristiyanto mengubah konstelasi politik antara partai berlogo banteng itu dengan koalisi pemerintahan saat ini. Terlebih, adanya wacana pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto terus bergulir.

    Mencuatnya kasus Hasto menimbulkan spekulasi tentang arah politik PDIP untuk mengambil langkah politiknya dengan merapat ke dalam koalisi pemerintahan. Namun, hal itu diprediksi tidak akan terjadi dalam waktu yang singkat.

    Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai masih terlalu mentah untuk mulai meyimpulkan bahwa PDIP akan merapat ke kabinet Presiden Ke-8 RI itu. Mengingat, tidak mudah, baik bagi PDIP maupun bagi Prabowo sendiri.

    Apalagi, kata Ray, PDIP sudah mulai menemukan pola sebagai oposisi ,sehingga apa pun istilah yang saat ini PDIP itu pergunakan, secara teoritik posisi di luar pemerintahan itu adalah posisi oposisi. 

    Menurutnya, semangat dan kerja-kerja oposisi sudah mulai terbentuk bahkan hingga ke bawah. Belum lagi, posisi PDIP yang di luar kekuasaan Prabowo perlahan mulai mendapatkan simpati publik.

    Bahkan, kelompok-kelompok oposisi mulai tidak melihat PDIP sebagai partai asing. Namun, secara perlahan mulai saling mendekat karena kesamaan posisi. Kasus Hasto misalnya, tidak diributkan oleh banyak pihak. Bahkan di kalangan oposisi, kasus itu cenderung dimaknai sebagai politik dari pada penegakan hukum murni.

    “Posisi seperti ini, untuk jangka panjang, khususnya menghadapi pemilu 2029, akan sangat menguntungkan PDIP. Bisa jadi, bila performa mereka di oposisi terus aktif, partai ini akan kembali dominan pada pemilu 2029 yang akan datang,” imbuhnya kepada Bisnis, Jumat (17/1/2025).

    Di sisi lain, Ray menilai dengan masuknya PDIP ke pemerintahan maka dengan sendirinya mengakui Gibran Rakabuming Raka, kader yang belum lama ini dipecat oleh mereka, sebagai wakil presiden.

    “Tentu akan terlihat lucu di mata masyarakat orang yang pernah mereka pecat, kini, mereka dalam satu perahu. Di mana posisi Gibran jauh lebih kuat dan prestius. Kelucuan seperti ini, hanya akan memudarkan citra PDIP di tengah mulai pulihnya kembali citra mereka,” imbuhnya.

    Ray menyebut apabila bergabung pun belum tentu partai dengan dominan warna merah itu mendapatkan posisi atau kursi yang sepadan. Jika hal itu terjadi, maka gabungnya PDIP ke koalisi Prabowo adalah masa depan yang suram.

    Adapun dari segi Prabowo, kata Ray, Kepala Negara akan kesulitan membagi kursi kabinet bagi PDIP. Mau tidak mau, harus ada yang dikurangi atau malah dikeluarkan.

    Alhasil, persaingan internal koalisi akan makin meninggi dan panas. Alih-alih keselaran yang dihadapi oleh pemerintah Prabowo, malah sebaliknya, keriuhan, saling cari posisi dan akibatnya akan dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.

    “Saya tidak yakin, Prabowo berani melakukan hal ini,” tandas Ray.

    Sementara itu, analis Komunikasi Politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengamini apabila semua partai politik (parpol) bergabung dalam kapal Prabowo. Maka, pemerintahan tersebut akan makin tambeng dalam mengelola Negara.

    “PDIP bergabung dengan koalisi Prabowo buat rakyat dan demokrasi tidak menguntungkan. Ya siapa yang mau menerima kritik kalau semua parpol bergabung di pemerintahan,” imbuhnya.

    Di sisi lain Hendri mengatakan bahwa sejauh ini pun tak ada implikasi bagi Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran apabila PDIP melunak dan akhirnya memilih bergabung.

    Justru, dia meyakini langkah ini akan memberikan efek terbalik yakni menjadi bentuk dukungan atau pintu maaf bagi dua kader yang mereka pecat belum lama ini.

    “Jadi, tidak ada implikasi kalau PDIP bergabung ke Jokowi dan Gibran karena Jokowi adalah Presiden Ke-7 RI yang sudah selesai menjabat dan Gibran adalah Wapres seharusnya tidak ada masalah,” pungkas Hendri.

  • Kapan Pertemuan Megawati dan Prabowo Berlangsung? Ini Jawaban PDIP

    Kapan Pertemuan Megawati dan Prabowo Berlangsung? Ini Jawaban PDIP

    Bisnis.com, JAKARTA — PDI Perjuangan (PDIP) mengungkap rencana pertemuan antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto. 

    Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan bakal mengundang Presiden Prabowo Subianto pada perhelatan Kongres VI PDIP, April 2025. Menurutnya, Prabowo akan menjadi tamu kehormatan setelah nantinya bertemu terlebih dahulu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

    “Seperti yang kami tegaskan sebelumnya, bahwa rencananya dalam Kongres PDI Perjuangan, DPP PDI Perjuangan akan mengundang Presiden Prabowo. Sebagai tamu kehormatan pada kongres nanti, tentu sudah sewajarnya didahulu pertemuan Ibu Mega dengan Presiden Prabowo,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Jumat (17/1/2025). 

    Dalam keterangannya, Said memastikan bahwa hubungan antara Megawati dan Prabowo memang terjaga baik. Dia menyebut tidak ada ada hal yang menyebabkan hubungan kedua beliau retak, dan memang telah bersahabat sejak lama.

    Said juga meminta agar rencana pertemuan kedua tokoh itu tidak dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi yang menjerat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, maupun posisi politik partai terhadap pemerintahan saat ini. 

    “Hubungan baik kedua tokoh juga mohon [jangan] diartikan politik dagang sapi, di mana PDI Perjuangan masuk ke dalam pemerintahan. Karakter kedua tokoh tersebut tidak demikian. Jika momentum pertemuan kedua beliau terlaksana, saya yakin Ibu Mega akan bicara tentang politik negara, bagaimana membaca jalan menuju cita cita Indonesia Raya,” kata pria yang menjabat sebagai Ketua Badan Anggaran DPR itu. 

    Di sisi lain, Said menjelaskan bahwa PDIP tidak mengenal kata oposisi kendati berada di luar pemerintahan. Dia menegaskan bahwa Megawati dan PDIP tidak mengenal istilah oposisi dan koalisi dalam sistem politik dan pemerintahan Indonesia. 

    “Jadi posisi PDI Perjuangan akan tetap berada di luar pemerintahan, dan akan menjadi sahabat yang kontruktif bagi pemerintahan Presiden Prabowo. Dan saya kira pilihan posisi seperti ini akan cenderung lebih bisa menjadi sahabat yang tulus. Persahabatan tanpa konsesi,” ucapnya. 

    Adapun, Partai Gerindra sebelumnya telah merespons soal sinyal rencana pertemuan dua ketua umum partai politik itu. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berharap pertemuan antara Megawati dan Prabowo bisa dilakukan akhir Januari 2025. 

    “Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2025). 

  • PDIP: Rencana Pertemuan Megawati-Prabowo Bukan Barter Kasus Hasto

    PDIP: Rencana Pertemuan Megawati-Prabowo Bukan Barter Kasus Hasto

    Bisnis.com, JAKARTA — PDI Perjuangan (PDIP) meminta agar sinyal rencana pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto tidak dikaitkan dengan kontroversi kasus Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

    Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan Megawati secara langsung telah menyampaikan bahwa hubungannya baik dengan Prabowo. Hal yang sama juga diungkapkan oleh petinggi Partai Gerindra, yakni Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad dan Sekjen Ahmad Muzani. 

    Said meminta agar hubungan baik keduanya tidak disimpulkan sebagai sinyal untuk membarter status Hasto yang kini menjadi tersangka kasus dugaan korupsi hingga perintangan penyidikan. 

    “Ibu Mega memang memberi perhatian kepada terhadap hal dialami oleh Mas Hasto sebagai Sekjen DPP PDI Perjuangan. Penegasan itu beliau ungkapkan agar hukum tegak menjadi panglima. Letakkan hukum dalam koridor hukum. Jadi jangan dimaknai pernyataan beliau sebagai bentuk barter dengan apa yang sekarang dialami Mas Hasto. Hal itu tidak ada kaitannya, dan bukan karakter Ibu Mega memperdagangkan hukum,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip Jumat (17/1/2025). 

    Adapun, pernyataan Megawati soal hubungannya dengan Prabowo, terang Said, adalah bentuk harapan agar Ketua Umum Partai Gerindra itu bisa menjadi pemimpin nasional dan pelopor pembangunan hukum.

    Tujuannya, kata dia, agar arah politik hukum Indonesia memberikan sumbangsih bagi perekonomian nasional. 

    Said juga mengatakan bahwa hubugan Megawati dan Prabowo yang terjaga baik selama ini memang fakta. Dia menilai tidak ada hal yang menyebabkan hubungan kedua beliau retak, dan memang telah bersahabat sejak lama.

    Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR dua periode itu lalu meminta doa agar kedua tokoh bisa segera bertemu supaya setidaknya meredakan kegaduhan yang tidak proporsional, terutama dari kalangan pendegung.

    “Doakan pertemuan kedua beliau bisa terlaksana setidaknya sebelum PDI Perjuangan melaksanakan Kongres. Seperti yang kami tegaskan sebelumnya, bahwa rencananya dalam Kongres PDI Perjuangan, DPP PDI Perjuangan akan mengundang Presiden Prabowo. Sebagai tamu kehormatan pada kongres nanti, tentu sudah sewajarnya didahulu pertemuan Ibu Mega dengan Presiden Prabowo,” ucapnya.

    Hubungan Megawati-Prabowo 

    Sebelumnya, pada perayaan HUT ke-52 PDIP, Jumat (10/1/2025), Megawati Soekarnoputri membeberkan hubungannya yang terjaga baik dengan Prabowo meski kini berseberangan. Di tengah kerasnya kritik Megawati ke penegakan hukum hingga berlangsungnya Pilpres dan Pilkada, dia mengaku hubungannya dengan Prabowo baik-baik saja. 

    Megawati juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Prabowo atas responsnya terhadap pencabutan TAP MPRS soal tuduhan keterlibatan Soekarno dalam G30S PKI. Dia memastikan tidak bermusuhan dengan pria yang pernah menjadi calon wakil presiden pendampingnya pada Pilpres 2009 itu. 

    “Saya bilang kan, ‘Eh mas Bowo [panggilan Prabowo], iki aku tak ngomong.’ Iya, tak rungokke pak Prabowo ini, orang mikir saya sama dia itu wah kayak musuhan atau apa. Enggak!,” ungkapnya di pidato yang disampaikan olehnya, Jumat (10/1/2025). 

    Putri dari Presiden Soekarno itu mengungkap pernah menyampaikan ke Prabowo ihwal apa yang dialami partainya belakangan ini. Namun, Megawati tak memerinci kapan komunikasi dimaksud dilakukan.

    “Saya bilang, ‘Mas kita kan boleh dong, saya ketua umum, kamu ketua umum, kalau kamu dibegitukan, melihat anak buah kamu dibegitukan, apa rasanya sebagai ketua umum? Pasti perasaan kita sama’,” kata perempuan yang merupakan Presiden ke-5 RI itu.  

    Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berharap pertemuan antara Megawati dan Prabowo bisa dilakukan akhir Januari 2025. 

    “Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus,” ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2025). 

  • Sulit, Kecuali Beliau Menjauhi Jokowi

    Sulit, Kecuali Beliau Menjauhi Jokowi

    GELORA.CO – Kabar rencana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri kencang dibicarakan publik. 

    Padahal di antara dua sosok itu hingga saat ini tidak ada persoalan.

    Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga, baik pihak Gerindra maupun PDIP, selalu menyatakan hubungan Prabowo dan Megawati baik-baik saja.

    “Bahkan Prabowo beberapa kali menyatakan nasi goreng masakan Megawati enak sekali,” ujarnya, Jumat (17/1/2025). 

    “Megawati juga menyatakan siap untuk memasak lagi nasi goreng khusus buat Prabowo,” imbuh Jamil.

    Jamil menilai, belum bertemunya Prabowo dan Megawati tampaknya karena ada faktor ketiga. 

    Faktor tersebut bisa jadi berkaitan dengan Joko Widodo (Jokowi).

    “Bagi Megawati, Jokowi sudah kartu mati. Karena itu, di mana ada Jokowi, Megawati tidak akan mau bergabung,” ucapnya.

    Dia mengatakan, selama Prabowo dinilai Megawati masih mesra dengan Jokowi, selama itu pula ia akan terus menjauh dengan Prabowo. 

    Megawati juga akan menghindar untuk bertemu Prabowo.

    “Bila Prabowo ingin bisa cepat bertemu Megawati, pilihannya Prabowo harus renggang dulu dengan Jokowi,” katanya. 

    “Setidaknya Megawati tidak lagi menilai Prabowo terlalu mengikuti arah politik Jokowi,” imbuhnya.

    Masalahnya, apakah Prabowo mau merenggangkan hubungannya dengan Jokowi? Inilah yang menjadi masalah selama ini. 

    Prabowo untuk saat ini tampaknya masih sulit menjauh dengan Jokowi.

    “Penyebabnya bisa jadi karena faktor utang budi,” ujarnya. 

    “Prabowo memang sosok yang tahu berterima kasih atas kebaikan orang lain. Hal inilah yang menjadi kendala bagi Prabowo untuk jauh dari Jokowi,” ungkapnya.

    Jamil menyebut, apabila Prabowo memang mau bertemu Megawati, maka pilihannya ia harus bisa menjaga jarak dengan Jokowi. 

    Kalau tidak, pertemuan Prabowo dan Megawati akan terus sebatas wacana.

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, baru-baru ini dia bertemu Megawati.

    Namun, Ketua MPR RI itu tidak mengungkapkan di mana pertemuan itu. 

    Dimuat Tribunnews.com pada Kamis (16/1/2025) Muzani mengungkapkan pertemuan itu dalam rangka persiapan pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. 

     

    Dalam pertemuan itu, Muzani menyebut Megawati menyampaikan sejumlah pesan kepada dirinya. 

    “Ya, ada pesan-pesan lah begitu. Ibu Megawati menyampaikan beberapa pesan,” ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

    Muzani pun menjelaskan pesan yang disampaikan oleh Megawati. 

    Menurutnya, salah satu pesan yang disampaikan Megawati adalah penyampaian rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo.

    Pasalnya, Presiden Prabowo menyetujui surat pimpinan MPR RI yang sudah melakukan pemulihan nama baik Presiden RI ke-1, Soekarno yang juga ayah kandungnya.

    Yakni, tuduhan kepada Bung Karno telah melakukan pengkhianatan terhadap negara dan mendukung pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

    “Pak Presiden Prabowo, segera memulihkan hak-hak Presiden Soekarno dengan gaji, pensiun, dan keuangan. Sehingga Bu Mega menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan menyampaikan, dan saya sampaikan itu kepada Bapak Prabowo,” jelasnya.

    Lagi pula, kata dia, Presiden Prabowo dan Megawati selama ini memiliki hubungan yang baik. Sebab, keduanya memiliki hubungan pribadi yang dekat sejak lama.

    “Hubungan antara Pak Prabowo dengan Ibu Megawati dari awal atau sejak awal adalah hubungan pribadi yang panjang. Hubungan pribadi yang baik. Jauh sebelum Pak Prabowo jadi Presiden, keduanya memiliki hubungan pribadi yang baik. Baik Pak Prabowo ataupun Ibu Mega,” jelasnya.

    Karena itu, Muzani mengatakan saat ini hubungan baik tersebut tetap terjalin meskipun Prabowo sudah menjadi Presiden RI dan belum sempat bertemu.

    “Benar bahwa keduanya belum pernah bertemu, tetapi komunikasinya dilakukan dengan berbagai macam cara yang pesan dari kedua beliau itu sampai.

    “Kemudian itulah yang menyebabkan meskipun PDI Perjuangan secara formal tidak masuk dalam pemerintahan, tetapi kami merasa bersyukur bahwa PDI tidak akan kemana-mana, PDI Perjuangan tetap mensupport, mendukung pemerintahan Prabowo,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Muzani pun meyakini pertemuan antara Megawati dan Prabowo tidak lama lagi akan terjadi pada bulan Januari 2025 ini.

    “Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus,” pungkasnya