Tag: Mayang

  • PMI Jember Normalkan 11 Sumur Warga yang Terdampak Banjir

    PMI Jember Normalkan 11 Sumur Warga yang Terdampak Banjir

    Jember (beritajatim.com) – Palang Merah Indonesia (PMI) menormalkan sebelas sumur milik warga di Kecamatan Pakusari dan Kaliwates, dengan menggunakan mesin pompa air kapasitas besar, Rabu (17/12/2025).

    Sumur-sumur terdampak banjir yang terjadi pada Senin (15/12/2025). PMI Jember mengerahkan sepuluh personel yang mengerjakan normalisasi di empat sumur di Kecamatan Pakusari dan enam sumur di Kelurahan Kepatihan, Kaliwates.

    “Kegiatan ini untuk membantu warga terdampak bencana banjir yang terjadi di jember senin kemarin,” kata Imam Muslim, Kepala Markas PMI Jember yang memimpin langsung Tim Wash PMI Jember.

    Tim PMI menguras air sumur yang tercemar dan membersihkan dinding sumur. “Lalu kami beri kaporit untuk sterilisasi bakteri sehingga air kembali layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Imam.

    Ketua PMI Kabupaten Jember Zainollah berupaya secepat mungkin mengembalikan fungsi sumur warga. “Air bersih adalah kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda, terutama setelah rumah-rumah mereka terdampak genangan,” katanya.

    Pembersihan sumur merupakan prioritas utama pasca banjir untuk mencegah munculnya penyakit berbasis air seperti diare dan penyakit kulit.

    Berdasarkan keterangan resmi BPBD Jember, Hujan ringan – sedang hingga lebat disertai angin di wilayah kabupaten Jember pada Senin kemarin mulai pukul 11.00 WIB dan mengakibatkan luapan air hujan di beberapa sungai meluber seperti Sungai Kalijompo, Sungai Rembangan, Sungai Mayang, Sungai Gila, Sungai Bedadung, Sungai Dinoyo, dari luapan Aliran Sungai Bedadung di pemukiman rumah warga. Hujan juga menyebabkan terjadinya longsor dan pohon tumbang. [wir/beq]

  • Pemerintah Siapkan Dana Rp 233 M Untuk Satu Sekolah Garuda, Siap Beroperasi Juni 2026
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Desember 2025

    Pemerintah Siapkan Dana Rp 233 M Untuk Satu Sekolah Garuda, Siap Beroperasi Juni 2026 Regional 8 Desember 2025

    Pemerintah Siapkan Dana Rp 233 M Untuk Satu Sekolah Garuda, Siap Beroperasi Juni 2026
    Tim Redaksi
    MAKASSAR, KOMPAS.com
    – Pemerintah menyiapkan dana sekitar Rp 233 miliar untuk pembangunan satu sekolah garuda, program pendidikan unggulan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan lulusan mampu bersaing global.
    Selain pembangunan fisik, pemerintah juga menyiapkan 700–1.000 beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi ternama di dunia.
    Direktur Jenderal Sains dan Teknologi (Saintek) Ahmad Najib Burhani mengatakan
    sekolah garuda
    pertama mulai beroperasi Juni 2026 di empat lokasi: Kabupaten Soe (NTT), Desa Mayang (Belitung Timur), Kabupaten Bulungan (Kalimantan Utara), dan Konawe Selatan (Sulawesi Tenggara).
    “Itu yang sudah mulai kita konstruksi dan selesai Insya Allah nanti itu bulan Juni dipakai untuk siswa-siswa baru tahun 2026,” ujarnya di Makassar, Senin (8/12/2025).
    Najib menyebut pemerintah juga menargetkan tujuh sekolah baru dibangun pada 2026 dan beroperasi 2027, di antaranya di Rejang Lebong, Mempawah, Manokwari, NTB, Lampung, Aceh, dan Katingan.
    Najib menjelaskan kurikulum sekolah garuda menggabungkan empat kurikulum nasional dan pengayaan global untuk mendukung penerimaan mahasiswa ke kampus terbaik dunia. Seluruh siswa akan diasramakan sebagai bagian kurikulum karakter dan kebangsaan.
    “Yang ini kebangsaan itu agak mirip nanti modifikasi dari yang sekarang diterapkan misalnya di Pradita, di Tarunan Nusantara, dan sebagainya,” katanya.
    Ia menyebut 80 persen siswa sekolah garuda diproyeksikan memperoleh beasiswa studi S1 ke kampus internasional.
    “Mereka itu akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa S1 ke perguruan tinggi terbaik dunia,” ungkapnya.
    Pada 2025 pemerintah sudah memberi beasiswa S1 kepada 403 siswa dari berbagai sekolah.
    “Tahun depan Insya Allah sekitar 700 sampai 1000 beasiswa untuk S1,” sambungnya.
    Saat ini pemerintah mempersiapkan rekrutmen dan pemutasian guru untuk sekolah garuda.
    “Separuh rekrutmen yang sebagian itu mutasi, sebagian itu adalah pemindahan atau penugasan dari beberapa tempat itu untuk di sekolah Garuda,” ujarnya.
    Menurut Najib, kriteria guru dan kepala sekolah salah satunya kemampuan bahasa Inggris.
    “Kalau kepala sekolahnya itu memiliki pengalaman untuk memimpin kepala sekolah. Untuk gurunya itu ada tuvel kalau gak salah 7 atau 6,” jelasnya.
    Rekrutmen siswa juga disiapkan melalui tes bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika.
    “Ini adalah bagian dari upaya memeratakan pembangunan, meningkatkan literasi, numerasi di berbagai daerah,” katanya.
    Najib menyebut sekolah garuda terbagi dua: sekolah garuda baru yang dibangun dari nol dan sekolah garuda transformasi yang merupakan sekolah unggulan yang ditingkatkan.
    Biaya pembangunan satu sekolah garuda baru mencapai Rp 233 miliar, sementara sekolah garuda transformasi akan didukung melalui pendanaan pengayaan dan penguatan kapasitas.
    “Itu ada beberapa anggarannya macam-macam yang berkaitan dengan persiapannya,” terangnya.
    Di Sulawesi, sekolah garuda baru saat ini dibangun di Konawe Selatan. Namun pemerintah merencanakan dua lokasi di Sulsel, salah satunya di Desa Puca, Kecamatan Tompbulu, Maros.
    Najib menegaskan prioritas pembangunan bergantung pada tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
    Daerah dengan IPM tinggi menjadi prioritas kedua, kecuali jika daerah IPM rendah lambat mengajukan usulan.
    “Kepri dan Sulsel itu yang lebih tinggi dari beberapa daerah yang lain. Itu bisa masuk kalau umpamanya, tidak cepat daerah-daerah yang lain itu memberikan usulannya,” ujarnya.
    Menurutnya pemerintah tetap memprioritaskan daerah membutuhkan terlebih dahulu.
    “Kalau umpamanya sudah penuh, itu mungkin kalau umpamanya ada daerah-daerah yang sangat membutuhkan yang menjadi prioritas itu akan didahulukan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani… Regional 5 Desember 2025

    Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani…
    Penulis
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Sebuah gubuk di ujung bukit Dusun Baban Timur, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, menjadi saksi bisu atas cinta sepasang lansia, Saniman (65) dan istrinya, Gira (68).
    Sabtu (29/11/2025) pagi nan tenang, tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com merasakan secara langsung bentuk cinta di tengah keterpurukan ekonomi itu.
    Meski tidak sama, wujud cinta mereka mengingatkan kita pada kisah Habibie-Ainun yang setia di usia senja.
    Bangunan semipermanen tempat Saniman dan Gira tinggal, berdinding gedhek, beratap seng, dan berlantai tanah.
    Letaknya persis di atas salah satu bukit di mana lahannya milik Perum Perhutani. Di kiri dan kanannya terdapat lembah sedalam sekitar 300 meter.
    Atap dan dinding dipenuhi lubang. Cahaya seolah dipersilakan masuk menerangi seisi rumah yang hanya memiliki dua lampu LED redup.
    Saat itu pagi baru menampakkan sinarnya. Matahari perlahan menyibak awan yang masih menggantung di Gunung Raung, menciptakan cahaya lembut menembus sela-sela pepohonan.
    Keheningan pecah saat Saniman mulai menceritakan kisah hidupnya bersama Gira.
    “Kami tinggal di sini sudah sejak 1997,” kata Saniman.
    Di sampingnya, Gira sedang terbaring. Kedua kakinya tak lagi mampu digerakkan setelah penyakit stroke merenggut kesehatannya.
    “Dua tahun lalu, kedua kakinya sakit, enggak bisa digerakkan,” kata Saniman.
    Sejak hari itu pula, Saniman menjadi segalanya bagi Gira: Suami, perawat, sekaligus penopang hidup. Di situlah cinta semakin menemukan wujudnya.
    Pertemuan Saniman dan Gira
    Saniman dan Gira sebenarnya lupa kapan pertama kali bertemu. Sepertinya sekitar empat dekade lalu. Hal yang mereka ingat saat itu keduanya bekerja sebagai buruh lepas perkebunan PTPN.
    Gira kala itu baru berpisah dengan suami pertamanya.
    “Begitu tahu dia sudah berpisah, di situlah kami dekat,” kenang Saniman.
    Gira memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya, yakni Nur yang telah meninggal dan Saleh yang kini hidup di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
    Tak butuh waktu lama, keduanya pun menikah. Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Mustofa yang kini tinggal di Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember.
    “Orangnya baik sekali. Makanya saya mau (menikah),” ujar Gira.
    Awalnya, mereka tinggal di Dusun Silosanen. Tetapi sekitar 1997, keduanya memutuskan berhenti bekerja sebagai buruh lepas dan pergi ke atas bukit tempat ia tinggal sekarang.
    Rencananya, mereka mau mengubah nasib dengan menggarap lahan warga. Tetapi, takdir berkata lain. Kemiskinan terus menjerat keduanya hingga saat ini.
    Karena Gira sakit dan tidak bisa beraktivitas, Saniman lah yang jadi penopangnya sehari-hari. Setiap pagi, Saniman bangun pukul 04.00 WIB.
    Membersihkan rumah adalah rutinitas pertamanya. Setelah itu, ia berjalan kaki menuruni jalan setapak sejauh 200 meter menuju mata air.
    Rasa cintanya ke Gira membuat kekuatannya berkali lipat menempuh kontur berbukit selama sekitar 15 menit. Air itu Saniman gunakan untuk memasak hingga membersihkan tubuh Gira.
    Kemudian, Saniman memasak di dapur terbuka berdinding seng hijau tua dan bambu, dengan tungku batu bata dan kayu bakar yang bersandar tak rapi.
    Jika ada minyak, Saniman menggoreng tahu, tempe, atau ikan tongkol. Tetapi jika tidak, tempe dibakar, dan tahu dimakan mentah.
    “Biasanya jam 06.00 WIB sudah saya suapkan,” ujar Saniman sembari menoleh ke istrinya. Gira membalas tatapan Saniman dengan senyum.
    Persediaan beras di rumahnya sangat terbatas, hanya cukup untuk beberapa hari.
    Biasanya, ia membeli beras untuk empat hari ke depan, dan itu harus disisihkan dari pendapatan harian yang tidak menentu.
    “Beras ada biasanya cukup sampai empat atau lima hari,” kata Saniman.
    Saat Saniman harus bekerja sebagai buruh serabutan, membersihkan lahan orang dengan upah Rp 50.000 sehari, Gira terpaksa ditinggal seorang diri di rumah.
    Saniman membelikan radio sebagai hiburan sang istri.
    Bila tidak ada pekerjaan, ia mencari rumput untuk dijual, dibayar Rp 35.000 untuk dua karung penuh.
    “Jadi satu karung itu dibayar Rp 15.000,” kata Saniman.
    Anak-anak Saniman jarang datang, karena hidup mereka juga tak berkecukupan.
    Saniman sendiri hanya menerima bantuan pemerintah satu kali, yakni Rp 500.000 dari BLT Kesra. Namun ia tak ingat tahun pastinya bantuan itu diterima.
    Sebagian dari uang tersebut digunakan untuk pengobatan sang istri. Setiap kali berobat, Saniman harus membayar ojek Rp 50.000 pulang-pergi, ditambah biaya dokter Rp 50.000.
    Meski hidup miskin, Saniman bertekad terus merawat sang istri. Ia menyebut, sang istri adalah satu-satunya orang yang ia miliki dan cintai di usia senja ini.
    “Kita saling menghibur saja,” ujar Saniman.
    Gira pun merasa bersyukur memiliki pasangan hidup seperti Saniman yang pekerja keras dan setia. Ia rela menghabiskan sisa usia bersama Saniman.
    Dari Baban Timur ke kenangan Habibie–Ainun
    Di tengah segala keterbatasan ekonomi, cinta Saniman dan Gira tetap tumbuh dan bertahan, nyaris dengan cara yang sama seperti kisah legendaris Habibie dan Ainun.
    Cinta yang sejatinya tidak lahir dari kemewahan, melainkan dari kesediaan untuk saling menjaga dalam suka maupun duka. Kesetiaan menjadi benang merah di antara kedua kisah itu.
    Bila Habibie menemukan kebahagiaan dalam setiap secangkir kopi buatan Ainun, sebagaimana kisah yang diutarakan banyak orang dekatnya, maka di bukit sunyi Baban Timur, cinta itu hadir dalam bentuk segelas air yang dibawa Saniman setiap pagi.
    Tidak ada aroma kopi hangat, tidak ada meja makan megah, hanya air dari mata air bukit yang ditempuh dengan langkah renta, tetapi ketulusannya sama besar.
    Tak ada gemerlap kamera, tak ada penghargaan, dan tak ada sejarah besar yang menuliskan nama mereka.
    Tetapi di gubuk yang hampir roboh itu, cinta Saniman dan Gira menjadi sekuat cinta Habibie dan Ainun, cinta yang bertahan bukan karena keadaan mudah, melainkan karena keadaan sulit.
    Artikel ini merupakan bagian dari perjalanan tim Ekspedisi Nusaraya Kompas.com di Kabupaten Jember, mulai dari 27 November hingga 2 Desember. Klik ini untuk mengikuti seluruh rangkaian perjalanan kami.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketika batik menginspirasi kebangkitkan ikon Gandaria

    Ketika batik menginspirasi kebangkitkan ikon Gandaria

    Jakarta (ANTARA) – Gandaria dalam konteks DKI Jakarta memang tertuju pada sebuah kelurahan di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, yang dulunya banyak ditumbuhi pohon gandaria (Bouea macrophylla Griff). Nama pohon tropis tersebut diabadikan sebagai nama wilayah.

    Namun itu masa lalu, karena sekarang tak lagi banyak pohon gandaria yang ditemukan di sana. Hanya tersisa gandaria sebagai nama wilayah.

    Walau begitu, ada seorang perajin batik yang hidup di sana dan menghidupkan motif-motif khas Jakarta, khususnya buah gandaria di bawah label Batik Gandaria. Belakangan, usaha batik ini memotivasi pemangku kepentingan setempat untuk membudidayakan gandaria.

    Nur Yaom nama sang perajin batik itu. Wanita asli Betawi yang sebenarnya sudah berusia senja namun tampak awet muda ini sudah mengenal dunia batik sejak kecil, karena ibundanya seorang perajin batik.

    Berbekal pengetahuan yang diwariskan dari sang ibu serta pelatihan yang didapatkannya, Nur memulai usaha batik tulis dan cap pada tahun 2012. Dia mencoba peruntungan mengangkat motif-motif khas Betawi seperti tanjidor, ondel-ondel, lalu kuliner seperti kembang goyang, selendang mayang, dan bir peletok.

    Semakin lama motif yang dia hadirkan ke dalam kain batik semakin banyak, seperti motif flora tapak dara, nona makan sirih, bunga telang, hingga buah gandaria. Motif buah gandaria punya arti khusus bagi Nur karena mengingatkannya pada kenangan saat tempat tinggalnya masih ditumbuhi banyak pohon gandaria.

    Bila dihitung, total motif yang dia gambar pada kain batik sudah sekitar 50 jenis. Hasratnya masih menggebu untuk terus menggambar motif-motif khas Jakarta lainnya. Setiap tiga bulan, dia berharap bisa menggambar motif baru.

    Dalam satu kain batik, dia menggambar lebih dari satu motif, namun tetap mengedepankan rumus padu padan fesyen sehingga tetap sedap dipandang mata. Motif ondel-ondel misalnya, dia padankan dengan motif tanjidor, yang keduanya sama-sama merupakan karya budaya Jakarta dan sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WTTb) Indonesia.

    Nur kemudian merancang berbagai produk fesyen dari kain batik karyanya seperti vest (rompi atau pakaian tanpa lengan) reversibel alias bolak-balik dan outer (luaran baju) berlengan.

    Apabila ada sisa kain, dia kreasikan menjadi aksesoris seperti gantungan kunci, dompet sehingga tak ada kain yang terbuang.

    Batik Betawi sebenarnya identik dengan warna-warna cerah, yang merupakan ciri khas batik pesisiran yang tumbuh di wilayah pesisir atau pantai utara Jawa seperti Pekalongan, Cirebon, Lasem, Tuban, dan Madura. Motif batik pun pun biasanya bebas, natural, dan sering bergambar flora dan fauna.

    Walau begitu, tak ada larangan keluar dari ciri tersebut. Saat ini, batik Betawi karya Nur mengikuti tren warna dan permintaan masyarakat. Karenanya, warna-warna kalem dihadirkan, begitu juga dengan variasi mode yang mengikuti selera pasar.

    Ini mengamini harapan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang ingin desain batik bisa lebih segar dan semakin dekat dengan gaya hidup modern anak bangsa.

    Kendati mengikuti selera pasar, namun Nur mempertahankan teknik batik tulis dan cap. Dia dulu sempat dibantu 10 orang. Namun setelah pandemi COVID-19 jumlah pegawainya menyusut menjadi tiga. Pengerjaan batik pun dilakukan di rumah masing-masing ketiga pegawainya.

    Produk yang sudah jadi kemudian dikumpulkan di galeri yang lokasinya berada di Jalan Bahari Raya, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan. Busana batik karyanya dibanderol berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp3,5 juta, bergantung pada motif dan jenis batiknya, cap atau tulis.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gerakan Pangan di Meranti Riau, Polisi Salurkan 98 Ton Beras Murah

    Gerakan Pangan di Meranti Riau, Polisi Salurkan 98 Ton Beras Murah

    Meranti

    Polres Kepulauan Meranti, Polda Riau, bersama Perum Bulog menggelar gerakan pangan murah (GPM) dalam rangka menjaga stabilitas harga pangan dan membantu masyarakat memperoleh harga beras yang terjangkau. Sebanyak 98 ton beras disalurkan kepada masyarakat.

    Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Aldi Alfa Faroqi mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk nyata kepedulian Polri bersama Bulog dalam mendukung pemerintah menjaga stabilitas harga serta memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

    “Melalui Gerakan Pangan Murah ini, kami ingin menunjukkan bahwa Polri hadir tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membantu masyarakat di bidang ekonomi, terutama dalam ketersediaan bahan pokok,” ujar AKBP Aldi, Senin (27/10/2025).

    Kapolres menjelaskan, di Kecamatan Tebingtinggi Barat, kegiatan GPM dipimpin Kapolsek Iptu Iskandar Nopianto bersama personel Polsek. Sebanyak 22 ton beras SPHP atau 4.400 karung disalurkan ke 11 desa, antara lain Tanjung Peranap, Maini, Mantiasa, Kundur, Tanjung Darul Takzim, Tanjung, Gogok Darussalam, Batang Malas, Alai, Alai Selatan, dan Mekong.

    Seluruh stok beras habis terjual pada hari yang sama, menandakan tingginya antusiasme masyarakat terhadap program pangan murah yang digagas Polres Kepulauan Meranti.

    Di wilayah Polsek Merbau, kegiatan GPM dipimpin Kapolsek AKP Jimmy Andre SH MH bersama personel dan Bhabinkamtibmas. Sebanyak 30 ton beras SPHP atau 6.000 karung disalurkan kepada masyarakat di dua kecamatan, yakni Merbau dan Tasik Putri Puyu.

    Penyaluran dilakukan di sejumlah desa, seperti Meranti Bunting, Pelantai, Mekar Sari, Teluk Belitung, Bagan Melibur, Mengkopot, Mayang Sari, Mengkirau, Tanjung Kulim, dan Sungai Anak Kamal.

    Kegiatan serupa juga dilaksanakan di Kecamatan Rangsang Barat. Kapolsek Ipda Ahmad Fauzi Menara bersama para Bhabinkamtibmas menyalurkan 15 ton beras SPHP atau 3.000 karung ke tujuh desa, yakni Bokor, Sialang Pasung, Bantar, Permai, Anak Setatah, Telaga Baru, dan Melai. Seluruh stok beras habis terjual pada hari yang sama.

    (mea/dhn)

  • Pemkab OKU Timur bangun gerai Koperasi Merah Putih

    Pemkab OKU Timur bangun gerai Koperasi Merah Putih

    Gerai Koperasi Merah Putih (KMP) dibangun untuk memperkuat ketahanan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa

    Martapura (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan membangun gerai pergudangan dan kelengkapan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Negeri Ratu, Kecamatan Bunga Mayang.

    “Saya menyampaikan rasa syukur karena OKU Timur menjadi salah satu titik fokus utama pembangunan dalam program ini,” kata Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah di Martapura, Sumsel, Sabtu.

    Dia mengatakan, Gerai Koperasi Merah Putih (KMP) dibangun untuk memperkuat ketahanan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.

    Dalam program ini, kata dia, pemerintah pusat menargetkan membangun 80.000 unit Gerai Pergudangan dan Kelengkapan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia.

    “Di Kabupaten OKU sendiri pembangunan gerai KMP dipusatkan di Desa Negeri Ratu, Kecamatan Bunga Mayang,” katanya.

    Dia menjelaskan, pembangunan gerai koperasi lengkap dengan fasilitas pergudangan ini bertujuan untuk menampung produk lokal, memperluas jaringan pemasaran, menyediakan pelatihan kewirausahaan, serta menciptakan lapangan kerja baru.

    Menurutnya, Koperasi Merah Putih akan menjadi instrumen strategis pembangunan ekonomi rakyat, terutama di desa dan wilayah perbatasan yang bukan hanya sekadar tempat usaha, tetapi juga pusat pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat.

    Ia berharap, kehadiran Koperasi Merah Putih dapat memberikan dampak langsung bagi perekonomian desa, khususnya dalam membuka peluang usaha bagi UMKM dan kelompok ekonomi produktif di OKU Timur.

    “Pemkab OKU Timur akan terus mendukung pengembangan koperasi sebagai pilar ekonomi daerah,” tegasnya.

    Pewarta: Edo Purmana
    Editor: Sambas
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kata Ibu-ibu di Jambi Soal Menu MBG Rp 10.000 Bisa Pakai Ayam dan Telur…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Oktober 2025

    Kata Ibu-ibu di Jambi Soal Menu MBG Rp 10.000 Bisa Pakai Ayam dan Telur… Regional 18 Oktober 2025

    Kata Ibu-ibu di Jambi Soal Menu MBG Rp 10.000 Bisa Pakai Ayam dan Telur…
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.COM
    – Sejumlah ibu rumah tangga di Kota Jambi menyebut uang Rp10 ribu tidak cukup untuk memenuhi ayam dan telur di menu Makan Bergizi Gratis (MBG) seperti yang diungkapkan Presiden Prabowo Subianto.
    Melalui Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang, Prabowo mengeklaim sudah menghitung secara langsung dan menyebut uang Rp10 ribu per porsi dapat digunakan untuk memasukkan telur dan ayam di MBG.
    Menanggapi hal itu, Yuli, seorang IRT di Kota Jambi, menyebut hal tersebut tidak masuk akal.
    Sebagai ibu yang memiliki satu anak dan terbiasa mengelola dapur, untuk memenuhi menu satu kali makan (per porsi), minimal diperlukan Rp15 ribu.
    “Ya gak masuk akal lah itu, kalau cuman ayam dan telur saja mungkin iya. Tetapi kalau mau lengkap, ada nasi, sayur, sambal, apalagi harus ada buah, ya gak cukup,” kata Yuli saat diwawancarai di kediamannya, Jumat (17/10/2025).
    Bahkan, kata Yuli, itu belum termasuk dengan bumbu-bumbu lainnya.
    “Jadi kalau Rp10 ribu, kayanya gak mungkin. Karena kita harus hitung bumbu dan lainnya,” tambahnya.
    Hal serupa juga diungkapkan oleh Santi, seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik warung makan yang berada di kawasan Mayang, Kota Jambi.
    Menurutnya, dengan harga ayam yang saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram, tidak memungkinkan uang Rp10 ribu bisa digunakan untuk memasukkan ayam dan telur dalam menu MBG.
    Santi merinci bahwa satu kilogram ayam, jika dalam porsi potongan normal, hanya bisa diolah menjadi 12 potong.
    “Gak mungkin itu, ayam saja sekarang sudah Rp40 ribu. Kalau dipotong-potong, cuman bisa 12 potong (bagian) saja,” tambahnya.
    Bagi Santi, yang setiap hari memasak untuk orang banyak, uang Rp10 ribu hanya bisa diolah untuk menu telur dadar dan ditambah sambal.
    “Kalau untuk telur dadar tambah sambal seuprit (secuil/sedikit), uang Rp10 ribu mungkin cukup,” tambahnya.
    Namun, kata Santi, uang Rp10 ribu bisa saja digunakan untuk ayam dan telur, tetapi ukurannya yang diperkecil dan diolah dengan cara yang berbeda.
    “Mungkin kalau kita potong kecil, tetapi kecil sekali ya, kemudian diolah jadi ayam krispi, terus telurnya separuh saja, bisa. Tetapi itu sangat minim sekali,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nyaman Dapat, Canggihnya Berasa Punya Asisten

    Nyaman Dapat, Canggihnya Berasa Punya Asisten

    Jakarta

    Touring dari Kota Mataram menuju Mandalika menjadi arena uji ketangguhan New Honda ADV160 RoadSync. Agenda ini sekaligus jadi pembuktian ADV160 RoadSync menjadi motor spesial lantaran punya asisten, sehingga tidak kehilangan fokus di jalan.

    Tim redaksi detikcom, mengikuti agenda touring yang digelar PT Astra Honda Motor (AHM) sejauh 138 kilometer dari Kota Mataram menuju Mandalika, Sabtu (4/10/2025). Rute yang ditawarkan cukup untuk pengujian karakter ADV160; melintasi jalur pesisir, hingga perbukitan khas Lombok.

    Sejak awal perjalanan, ADV160 langsung menunjukkan karakter sejatinya sebagai “The SUV Pride” di segmen skutik premium. Desain barunya, terutama pada leg shield yang kini lebih gagah dan modern, memancarkan aura lebih maskulin.

    Nyaman di Setiap KilometerTouring ADV 160 RoadSync di Lombok. Foto: dok. Astra Honda Motor (AHM)

    Posisi berkendara terasa ergonomis dan rileks, suspensinya bekerja lembut namun tetap kokoh di medan bergelombang.

    Handling ringan tapi stabil membuat ADV160 mudah dikendalikan saat melewati tikungan tajam atau jalur menanjak. Ruang kaki luas memberi keleluasaan ekstra selama perjalanan panjang, sementara windscreen dua posisi efektif menahan terpaan angin.

    Honda masih menawarkan segitiga ergonomi berkendara oke untuk perjalanan jauh bersama ADV 160. Tim redaksi detikcom yang ikut menguji kali ini masih nyaman mengikuti agenda touring.

    Ketika melintasi jalur Gilimas – Eyat Mayang – Sekotong, tim redaksi detikcom menikmati sensasi berkendara yang menyenangkan. Honda ADV 160 melaju lincah di antara jalur pesisir dengan latar laut biru di sisi kanan jalan – pengalaman touring yang tak hanya seru, tapi juga memanjakan mata.

    Memasuki kawasan Tugu Persaudaraan Bikers di dataran tinggi Lombok Barat, jalan menanjak dan berliku bukanlah halangan. Mesin eSP+ 160cc ADV160 terasa bertenaga dan responsif, didukung sistem pengereman ABS yang memberi rasa aman saat deselerasi di medan ekstrem.

    ADV 160 dengan mudah melibas spot ini. Yang menarik lagi, sekilas pantai Barat Lombok juga bisa dinikmati dari atas bukit.

    Perjalanan dilanjutkan menuju titik finish di kawasan Mandalika. Kondisi jalan kurang mulus disertai tanjakan, turunan. Berkat dukungan fitur HSTC, tim detikcom tetap tak kesulitan berakselerasi dengan aman dan stabil dalam medan tersebut. Performa ADV 160 membuat kami terasa percaya diri.

    Perjalanan jauh tidak akan lengkap tanpa fitur pendukung yang memadai. Beruntungnya, New ADV 160 memahami betul kebutuhan ini. Bagasi under seat-nya. Dengan kapasitas super lega, 30 liter, tim redaksi detikcom tak perlu pusing memikirkan barang bawaan. Jas hujan, tas kecil, topi-semuanya muat dan aman tersimpan di sana.

    Ketika daya ponsel mulai menipis, motor ini langsung menawarkan solusi modern. Tak perlu lagi adaptor besar, karena ADV 160 sudah menyediakan power outlet USB Type-C yang siap siaga mengisi daya.

    Teknologi Canggih: Honda RoadSync, Teman Touring TerbaikIlustrasi Roadsync Honda New ADV 160 dipamerkan dalam IMOS 2025 yang berlangsung di ICE BSD City, Tangerang. Foto: Andhika Prasetia

    Kejutan terbaik ada pada Honda RoadSync. Fitur ini bukan sekadar pelengkap, melainkan co-pilot digital sejati. Ponsel terintegrasi dengan motor, memungkinkan kami mengakses navigasi dan notifikasi penting lainnya tanpa harus repot menyentuh gawai. Benar-benar membuat touring terasa lebih aman dan menyenangkan!

    Sistem konektivitas cerdas yang menjadikan touring lebih praktis dan menyenangkan. Cukup dengan menghubungkan ponsel melalui Bluetooth ke aplikasi Honda RoadSync, pengendara bisa menikmati berbagai fitur tanpa perlu menyentuh smartphone.

    Berdasarkan pengalaman tim detikcom, pengendara bisa tetap terhubung, mendengarkan musik, bahkan cek navigasi langsung di panel meter.

    Navigasi peta tampil langsung di layar speedometer digital, sementara pesan, panggilan, dan musik dapat diakses melalui tombol di handle bar.

    Melalui Honda RoadSync, kami dapat tetap mengakses beragam fitur smartphone tanpa harus menyentuh atau membuka perangkatnya, sehingga tetap fokus berkendara.

    Berdasarkan pengetesan tim redaksi detikcom. Semua fungsi ini berjalan mulus dan intuitif, memastikan fokus berkendara Anda tidak terganggu sedikit pun. Inilah yang menjadikan RoadSync benar-benar teman touring yang efektif dan cerdas.

    (pur/lth)

  • 10 karya budaya Jakarta direkomendasikan jadi Warisan Budaya Takbenda

    10 karya budaya Jakarta direkomendasikan jadi Warisan Budaya Takbenda

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merekomendasikan sebanyak 10 karya budaya asal DKI Jakarta untuk ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTb) Tahun 2025 sebagai bagian dari perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa.

    Kepala Bidang Perlindungan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Linda Enriany di Jakarta, Senin, mengonfirmasi ke-10 karya budaya tersebut, yakni Teknik Pembuatan Tehyan Betawi, Geplak Betawi, Timus Betawi dan Putu Mayang Betawi.

    Selain itu Bekakak Ayam Betawi, Buleng, Jampe Betawi, Mangkeng, Rebana Ketimpring dan Tari Enjot-Enjotan.

    “10 warisan budaya tersebut sudah direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai WBTb Indonesia oleh Tim Ahli WBTb. Keputusan penetapan menunggu SK Menteri Kebudayaan RI,” kata dia.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengajukan karya budaya tersebut karena sebagian besar karya dalam kondisi masih bertahan dan terancam punah namun masih hidup di masyarakat.

    Suasana sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Sidang diadakan sejak 5 Oktober hingga 10 Oktober 2025 di Jakarta. (ANTARA/Instagram/@disbuddki)

    Karena itu, kata dia, pengusulan sebagai WBTb ini menjadi upaya perlindungan untuk menjaga agar karya budaya tersebut tidak punah.

    “Selain itu, penetapan ini juga menjadi dasar kami untuk dapat lebih mengembangkan dan memanfaatkan karya budaya tersebut secara masif,” ujar Linda.

    Adapun rekomendasi karya budaya DKI Jakarta ini disampaikan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 5-10 Oktober 2025 yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan.

    Sidang penetapan tersebut menjadi momen penting bagi pelestarian dan pengakuan budaya Betawi serta Jakarta. Penetapan ini merupakan apresiasi atas kekayaan budaya daerah yang terus dijaga, diwariskan dan dikembangkan oleh masyarakat.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dugaan Malapraktik, Keluarga: Setelah Disuntik Obat Alergi, Pasien Demam Tinggi dan Anak dalam Kandungan Meninggal
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Oktober 2025

    Dugaan Malapraktik, Keluarga: Setelah Disuntik Obat Alergi, Pasien Demam Tinggi dan Anak dalam Kandungan Meninggal Regional 3 Oktober 2025

    Dugaan Malapraktik, Keluarga: Setelah Disuntik Obat Alergi, Pasien Demam Tinggi dan Anak dalam Kandungan Meninggal
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com
    – Keluarga korban, Mayang Fadillah, menuntut Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Annisa untuk bertanggung jawab atas dugaan malapraktik yang dilakukan seorang dokter umum.
    Korban, yang diketahui bernama NP, warga Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, mengalami demam tinggi dan kehilangan anaknya yang meninggal dalam kandungan setelah disuntik obat alergi oleh dokter tersebut.
    “Setelah beberapa jam disuntik obat alergi, korban mengalami demam tinggi berhari-hari,” kata Mayang melalui sambungan telepon, Jumat (3/10/2025).
    Ia menduga demam tinggi yang dialami pasien disebabkan efek samping dari obat alergi yang disuntikkan tanpa observasi dan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penanganan pasien di rumah sakit.
    Kondisi NP yang sedang hamil tua semakin memburuk, dengan keluhan alergi parah berupa gatal, bengkak, dan sesak napas.
    Ia pergi ke rumah sakit untuk mengatasi gejala alergi tersebut. Namun, setelah menerima suntikan obat alergi, demamnya justru semakin parah.
    “Kami ke rumah sakit dan diperiksa dokter kandungan, anak korban dinyatakan meninggal,” ungkap Mayang.
    NP mengalami alergi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 21.00 WIB, dengan kondisi yang semakin memburuk.
    Setibanya di RSIA Annisa, yang dimiliki oleh Wali Kota Jambi, Maulana, korban ditangani dokter umum.
    “Ketika disuntik, kami sudah ragu karena takut bahaya untuk anak dalam kandungan,” kata Mayang.
    Namun, dokter umum meyakinkan bahwa obat yang diberikan aman untuk ibu hamil.
    Keluarga merasa janggal karena tindakan penyuntikan obat dilakukan tanpa observasi yang memadai.
    Meskipun dokter umum tampak serius menggunakan ponsel, keluarga mengira ia sedang berkonsultasi dengan dokter kandungan.
    Namun, setelah anak korban meninggal, dokter kandungan menyatakan bahwa ia tidak pernah dilibatkan dalam konsultasi terkait penyuntikan obat alergi tersebut.
    “Rupanya tidak ada koordinasi. Tapi karena pasien kondisinya sudah sesak napas dan dokter umum itu meyakinkan, maka kami pasrah,” kata Mayang.
    Pasien bahkan disarankan untuk pulang oleh dokter, padahal kondisinya tidak memungkinkan untuk rawat jalan.
    Beberapa jam setelah pulang, NP mengalami demam tinggi yang terus berlanjut.
    “Kami masih berpikir positif, mungkin itu efek obat. Tapi demam terus berlanjut di hari berikutnya, bahkan denyut jantung anak dalam kandungan melemah,” ungkap Mayang.
    Pada Rabu (1/10), NP merasakan bahwa gerakan bayi di dalam kandungan telah berhenti.
    Suaminya segera membawa NP ke dokter praktik kandungan di kawasan Kebun Kopi yang juga berpraktik di RSIA Annisa.
    “Dua kali korban di USG, detak jantung bayi tetap tidak ada,” kata Mayang.
    Saat keluarga menyampaikan kondisi tersebut kepada dokter kandungan RSIA Annisa, dokter hanya diam dan mengaku tidak pernah berkoordinasi dengan dokter umum yang menyuntikkan obat alergi.
    Setelah dilakukan operasi sesar oleh dokter spesialis kandungan, keluarga NP berusaha menghubungi dokter umum berinisial D untuk menanyakan tentang obat yang disuntikkan, tetapi tidak mendapatkan respons.
    Setelah janin dikeluarkan, kondisi jenazah bayi tampak melepuh dan terlilit tali pusar.
    “Kami sudah ikhlas, tapi kami berharap ada tanggung jawab dari dokter dan rumah sakit,” kata Mayang, yang mengalami trauma mendalam akibat kehilangan tersebut.
    Pemilik RSIA Annisa, Wali Kota Jambi Maulana, menyampaikan duka yang mendalam dan berjanji akan melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
    “Akan kita telusuri. Kami turut sedih dan berduka,” tutup Maulana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.