Tag: Mark

  • Bos ChatGPT Disebut Bohong, Anak Buah Zuckerberg Serang Balik

    Bos ChatGPT Disebut Bohong, Anak Buah Zuckerberg Serang Balik

    Jakarta, CNBC Indonesia – CTO Meta, Andrew Bosworth ikut mengomentari soal kabar Meta yang mencari ahli AI dan berani menggaji mereka hingga US$100 juta (Rp 1,6 triliun). Termasuk menyebut CEO OpenAI Sam Altman tak jujur soal kabar tersebut.

    Belum lama ini dikabarkan Meta giat mencari insinyur dan peneliti AI untuk masuk bekerja di raksasa teknologi tersebut dan menyiapkan gaji besar untuk mereka. Beberapa karyawan dari OpenAI disebut berupaya untuk dibajak oleh Meta.

    Altman juga sempat angkat bicara soal hal ini. Dia mengatakan tawaran Meta tidak mencerminkan budaya yang hebat di perusahaan yang dipimpin oleh CEO Mark Zuckerberg tersebut.

    Beberapa waktu kemudian, hal ini juga dibahas dalam rapat Meta saat sejumlah karyawan menanyakan soal bonus US$100 juta untuk karyawan baru kepada para eksekutif perusahaan.

    Bosworth menyebut Altman tak jujur soal isu tersebut dan mengesankan Meta melakukannya untuk setiap pegawai.

    “Dia memberikan kesan kami melakukan ini untuk setiap orang. Begini, pasarnya memang panas. Namun tidak sepanas itu,” kata Bosworth dikutip dari The Verge, Selasa (1/7/2025).

    Dia juga menuding Altman memberikan penawaran tandingan. Hal itu membuat Altman menciptakan pasar kerja sendiri bagi sejumlah bagian kecil bagi pegawai senior.

    “Itu bukan hal umum terjadi di ruang AI. Dia juga tidak menyebutkan syarat apa saja dari tawaran itu. Ini bukan sebuah bonus masuk, namun semua hal berbeda dari ini,” jelasnya.

    Bukan hanya tak jujur, Bosworth juga menyebut Altman suka melebih-lebihkan pada sesuatu. Menurutnya, hal ini karena ada beberapa pegawai OpenAI yang akhirnya berlabuh ke Meta.

    Keberhasilan Meta mendatangkan talenta berbakat dari OpenAI, Bosworth menambahkan membuat Altman tidak terlalu senang.

    “Sam dikenal suka melebih-lebihkan, dan dalam kasus ini, saya tahu persis mengapa dia melakukannya, karena kami berhasil mendatangkan bakat dari OpenAI. Dia tidak terlalu senang dengan hal itu,” ujarnya.

    Meta Platforms diketahui agresif membajak peneliti OpenAI, perusahaan teknologi di balik aplikasi ChatGPT. Dalam sepekan terakhir, sudah 7 orang pegawai OpenAI pindah ke Meta.

    Meta adalah perusahaan induk dari Facebook, Instragram, dan WhatsApp. Mark Zuckerberg, CEO Meta dan pendiri Facebook, memang punya ambisi besar untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan.

    Laporan The Information yang dikutip Reuters menyatakan empat peneliti OpenAI bernama Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi dan Hongyu Ren telah setuju untuk pindah ke Meta. Sebelumnya, Wall Street Journal mengabarkan bahwa Meta telah merekrut tiga pegawai OpenAi yang bermarkas di Swiss, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai

    Zuckerberg telah menyiapkan daftar insinyur dan peneliti AI untuk masuk ke perusahaannya. Laporan Wall Street Journal menyebutkan dia sendiri yang menghubungi tiap kandidat yang diinginkan, dikutip dari The Guardian, Minggu (29/6/2025).

    Beberapa nama dalam daftar itu berasal dari kampus terkemuka seperti lulusan baru PhD di University of California Berkeley dan Carnegie Melon. Adapula dari beberapa pesaing Meta termasuk OpenAI dan DeepMind dari Google.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ada Lima Risiko Korupsi Sistematis dalam Program MBG

    Ada Lima Risiko Korupsi Sistematis dalam Program MBG

    PIKIRAN RAKYAT – Transparency International Indonesia (TII) merilis laporan yang menyoroti risiko korupsi sistematis dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Dalam laporannya itu, TII mengidentifikasi lima risiko korupsi sistematis dalam program MBG. 

    Pertama, ketiadaan regulasi pelaksana. Hingga pertengahan 2025, MBG masih dijalankan hanya dengan petunjuk teknis internal. Tidak adanya Peraturan Presiden membuat pelaksanaan program tidak memiliki pijakan hukum yang cukup, serta mengaburkan mandat koordinasi lintas sektor.

    Kedua, konflik kepentingan kronis. Penunjukan mitra pelaksana Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilakukan tanpa mekanisme verifikasi terbuka. 

    Berdasarkan laporan TII, beberapa yayasan pengelola diketahui memiliki afiliasi dengan aktor politik, institusi militer dan kepolisian, serta kelompok kekuasaan tertentu. 

    Sebagai contoh, polisi lalu lintas yang seharusnya bertugas menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas justru terlibat dalam distribusi MBG.  Hal ini menciptakan akses preferensial yang merusak prinsip meritokrasi dan netralitas layanan publik.

    Ketiga, pengadaan barang dan jasa (PBJ) yang rawan manipulasi. TII mencatat bahwa PBJ dalam MBG tidak mengindahkan prinsip transparansi. 

    Banyak aktivitas pengadaan dilakukan tanpa dokumentasi terbuka, dan tidak dilengkapi dengan sistem pengawasan berbasis data. Berdasarkan Survei Penilaian Integritas (SPI) KPK, sektor PBJ masih mendominasi kasus suap dan gratifikasi, dan MBG menunjukkan indikasi kuat mengarah ke sana.

    Keempat, lemahnya pengawasan. Hal ini bisa membuka celah bagi praktik mark-up harga, dengan penggunaan bahan pangan berkualitas rendah atau tidak layak konsumsi. 

    Salah satu preseden implementasi MBG adalah siswa keracunan makan siang. Belum lagi, terkait pengawasan terhadap pengadaan barang dan jasa.

    Kelima, meningkatnya risiko kerugian keuangan negara. Dari hasil kajian Corruption Risk Assessment (CRA) program MBG yang menjangkau 82,9 juta penerima manfaat tanpa melakukan prioritas penerima manfaat, berisiko membebani anggaran negara. 

    Kebijakan ini berpotensi mendorong pelebaran defisit anggaran hingga mencapai 3,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti melampaui batas maksimal defisit 3% PDB sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara. Kerugian keuangan negara ini ditaksir mencapai Rp 1,8 miliar per tahun di setiap SPPG.

    Peneliti TII, Agus Sarwono, mengatakan, MBG tampak menjanjikan di atas kertas, tetapi gagal memenuhi prasyarat tata kelola yang sehat.  

    Tingginya kerentanan korupsi dalam program MBG menunjukkan program ini harus dimoratorium segera supaya tidak memperbesar kerugian negara,” ujarnya, Senin, 30 Juni 2025.

    Menurut dia, tanpa koreksi struktural, pelaksanaan MBG dapat menjadi preseden buruk dalam penggunaan program sosial berskala nasional sebagai alat konsolidasi kekuasaan dan pemanfaatan politik anggaran.

    Diperlukan audit berkala terhadap pelaksanaan program MBG, baik dari sisi kinerja maupun keuangan. Audit ini harus dilaporkan secara terbuka kepada publik, dan hasilnya dijadikan dasar perbaikan kebijakan secara periodik. (*)

  • Masalah Besar di Balik Jet Canggih F-35B Inggris Ngadat di India

    Masalah Besar di Balik Jet Canggih F-35B Inggris Ngadat di India

    Jakarta

    Kapal induk HMS Prince of Wales milik Inggris berlabuh di Singapura tapi ada kejanggalan. Kapal itu tiba dengan jumlah jet tempur ganjil, yakni 11 F-35B di deknya. Itu karena satu jet hilang, F-35B Lightning nomor 034 yang rupanya terdampar selama hampir dua minggu di sebuah bandara di India selatan.

    Jet tempur siluman canggih itu terjebak cuaca buruk saat terbang di Samudra Hindia dan minta pendaratan darurat di Bandara Internasional Thiruvananthapuram. F-35B terdampar sejak saat itu karena masalah teknis dan belum beranjak dari lokasinya di area terbuka landasan.

    Dibuat oleh raksasa Amerika Lockheed Martin, F-35B Lightning adalah salah satu jet tempur tercanggih dan penuh teknologi rahasia. Ada rumor Inggris takut jet itu dimata-matai India sehingga dibiarkan di tempat terbuka.

    Pejabat Inggris menyebut tak khawatir tentang spionase dan berterima kasih ke India karena menjaga jet tersebut tetap aman saat menunggu perbaikan tim spesialis yang diterbangkan dari Inggris. Namun, analis menilai makin lama jet itu terdampar, semakin banyak kecurigaan dan mungkin India juga tersinggung.

    Foto medsos menunjukkan jet itu ditempatkan di landasan dengan personel militer India menjaganya sepanjang waktu. Ia diparkir di tempat terbuka dekat terminal domestik dan kadang kena hujan. Diduga ada masalah besar di balik ngadatnya jet itu.

    “Terkejut bahwa tim mekanik penerbangan dengan suku cadang belum diterbangkan untuk memperbaikinya. Pasti masalah lebih besar dari yang kita duga,” kata Nicholas Drummond, mantan perwira Angkatan Darat Inggris yang dikutip detikINET dari Independent.

    Media India ada yang mencurigai jet tersebut tidak dipindahkan ke hanggar tertutup karena Inggris tidak mempercayai India untuk menjaganya tetap aman dan tidak dirusak. Namun Inggris menyatakan bahwa pemindahan itu akan dilakukan jika peralatan dan keahlian yang diperlukan sudah tersedia.

    “Untuk meminimalkan gangguan pada operasi bandara reguler, pesawat akan dipindahkan ke ruang di hanggar setelah peralatan spesialis dan tim teknik Inggris tiba,” kata juru bicara Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

    Mark Martin, pakar penerbangan, mengatakan pesawat tempur yang diparkir di tempat terbuka tidak dapat diutak atik, sehingga meminimalisir kekhawatiran keamanan.

    “F-35B menjadi sorotan publik, kemungkinan besar dinonaktifkan dari dalam dan luar di tempat terbuka karena Inggris memiliki satelit sendiri yang membantu mereka memantau pesawat melalui satelit mereka. Jadi, jika ada yang mendekati ini, Inggris akan menjadi yang pertama mengetahuinya,” katanya.

    Martin juga mencatat perjanjian pertahanan Inggris dengan India berarti kedua negara berkewajiban melindungi aset masing-masing di keadaan seperti itu. “Kemungkinan besar jika pesawat itu dinonaktifkan, Angkatan Udara Kerajaan dapat mengirim C-17 Globemaster atau pesawat angkut berat dan jet itu akan dimuat dan diterbangkan,” paparnya

    Dr. Sameer Patil, direktur di Observer Research Foundation, mengatakan bahaya terbesar kejadian ini adalah saling curiga antara dua sekutu.

    “Hal yang paling saya khawatirkan bukan tentang spionase atau tentang penanganan teknologi rahasia, tapi tentang menciptakan risiko dan ketidakpercayaan antara kedua mitra yang dapat dieksploitasi oleh musuh seperti China dan Iran untuk keuntungan mereka sendiri,” cetus Dr. Patil.

    (fyk/fay)

  • Zuckerberg Umumkan Tim AI Super Dipimpin Bos Genius

    Zuckerberg Umumkan Tim AI Super Dipimpin Bos Genius

    Jakarta

    Bos Meta Mark Zuckerberg, telah membentuk tim super untuk memuluskan ambisinya membuat kecerdasan buatan atau AI tak tertandingi. Ia mengungkap restrukturisasi operasi AI perusahaan saat mengejar apa yang disebutnya kecerdasan super, kecerdasan AI yang diharapkan melebihi manusia.

    Zuck memberi tahu karyawan bahwa Meta Superintelligence Labs yang baru dibentuk akan dinakhodai mantan CEO Scale AI Alexandr Wang. Wang yang berusia 28 tahun itu, bergabung dengan Meta usai Zuckerberg menghabiskan hampir USD 15 miliar untuk 49% saham startup itu.

    “Seiring dengan percepatan kemajuan AI, pengembangan kecerdasan super mulai terlihat,” kata Zuckerberg dalam pesan internal kepada karyawan yang pertama kali diperoleh Bloomberg.

    “Saya yakin ini akan menjadi awal era baru bagi umat manusia, dan saya berkomitmen penuh untuk melakukan apa pun yang diperlukan agar Meta memimpin jalan,” tambahnya, dikutip detikINET dari NY Post.

    Zuckerberg mengatakan Wang, yang akan menjabat sebagai Chief AI Officer, adalah pendiri startup paling mengesankan di generasinya. Wang akan bekerja erat dengan mantan CEO GitHub Nat Friedman, yang akan mengawasi produk AI dan penelitian terapan.

    Kabar ini membuat harga saham Meta meroket. Investor mengirim induk perusahaan Facebook dan Instagram itu ke level tertinggi USD 747,90 sebelum turun ke rekor penutupan USD 738,09 per saham.

    Meta bersaing dengan perusahaan seperti Google dan OpenAI dalam perlombaan mengembangkan AI tingkat lanjut. Zuckerberg lebih menyukai model AI open source yang tersedia untuk umum bagi siapa saja untuk digunakan, sementara Google dan OpenAI memiliki model sumber tertutup.

    Dalam memonya, Zuckerberg mengonfirmasi bahwa Meta telah merekrut lagi empat peneliti OpenAI, yakni Jiahui Yu, Shuchao Bi, Shengjia Zhao, dan Hongyu Ren.

    Peneliti OpenAI Trapit Bansal, kontributor utama untuk model penalaran AI pertama OpenAI o1, juga telah bergabung dengan Meta. Secara total, Zuckerberg mengumumkan 11 perekrutan baru, termasuk mantan karyawan Google dan Anthropic.

    Bos Open AI Sam Altman secara terbuka mengeluh tentang upaya Zuckerberg membajak karyawannya. Ia mengklaim pada sebuah podcast bahwa pendiri Facebook itu telah menawarkan bonus penandatanganan USD 100 juta dalam upaya menarik bakat terbaik OpenAI.

    (fyk/fyk)

  • Kisah Zuckerberg PDKT Pemuda Genius AI dan Rela Kasih Rp 233 T

    Kisah Zuckerberg PDKT Pemuda Genius AI dan Rela Kasih Rp 233 T

    Jakarta

    Baru-baru ini, CEO Meta Mark Zuckerberg resmi merekrut Alexandr Wang, pemuda genius usia 28 tahun pakar AI yang mendirikan startup Scale AI. Wang mengumumkan pada karyawan Scale AI akan meninggalkan perusahaan untuk gabung dengan Meta. Meta rela menyunti investasi USD 14,3 miliar atau sekitar Rp 233 triliun ke Scale AI dan memperoleh 49% saham.

    “Sebagaimana yang mungkin kalian dengar dalam pemberitaan terakhir, peluang sebesar ini kadang disertai harga. Dalam hal ini, harganya adalah kepergianku. Sungguh merupakan kegembiraan terbesar di hidupku melayani sebagai CEO kalian,” tulisnya di memo.

    Scale AI adalah perusahaan anotasi data yang berkantor di San Francisco. Mereka menyediakan layanan pelabelan data dan evaluasi model untuk mengembangkan aplikasi AI.

    Relasi antara Meta dengan Scale AI sudah berlangsung sejak 2019, saat Meta menyewa jasa perusahaan itu. Di 2024, ketika Scale AI mengumpulkan pendanaan USD 1 miliar, Meta termasuk salah satu investornya.

    April 2025, Zuckerberg mulai PDKT dan sering berkomunikasi dengan Wang. Menurut sumber, Zuck mengutarakan keinginan untuk bekerja lebih erat dengan Wang. Sang CEO Meta mengundangnya datang ke rumahnya di Palo Alto dan Lake Tahoe.

    Percakapan antara kedua CEO itu terjadi saat Zuckerberg frustrasi dengan performa Meta untuk bersaing dengan OpenAI, Anthropic, dan Google DeepMind. Model AI buatan Meta, yakni Llama, kurang mampu berkompetisi.

    Agar bangkit, Zuckerberg turun tangan sendiri mengumpulkan bakat AI terbaik serta jika perlu, akuisisi. Kabarnya, Meta baru-baru ini mengadakan pembicaraan untuk akuisisi perusahaan AI Perplexity serta Safe Superintelligence. Diskusi dengan Scale AI tampaknya terjadi bersamaan dengan banyak pembicaraan Meta lainnya.

    Awalnya, Wang menolak permintaan Zuckerberg agar ia bergabung dengan Meta. Menurut sumber, Wang meminta harus ada timbal balik yang sepadan bagi Scale AI. Akhirnya, Meta pun rela mengguyur investasi miliaran dolar pada Scale AI.

    Namun, berita Wang pergi dari Scale AI bikin kaget. “Benar-benar mengejutkan. Saya tak pernah memikirkan ide Alex meninggalkan Scale” kata mantan manajer Scale AI.

    Setelah kesepakatan diumumkan ke publik, Wang berbicara kepada karyawan Scale AI di San Francisco. Dia mendapat tepuk tangan meriah dan terkadang menangis saat berbicara ke karyawan dan mengenang perjuangannya di Scale AI. Dia memulai perusahaan itu saat masih mahasiswa baru.

    Jared Friedman dari Y Combinator, menyebut Wang sukses karena mengumpulkan pegawai terbaik di Scale AI. “Ia membangun tim yang sangat berbakat dan budaya yang intens dengan orang-orang yang mirip dengannya, siswa matematika ilmu komputer luar biasa lainnya,” kata Friedman yang dikutip detikINET dari Fortune.

    (fyk/fay)

  • ChatGPT Ditinggal Ramai-Ramai, Pemiliknya Merasa Kemalingan

    ChatGPT Ditinggal Ramai-Ramai, Pemiliknya Merasa Kemalingan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan pencipta ChatGPT, OpenAI, sedang gelisah karena tiba-tiba banyak ditinggal oleh pegawainya. Pemicunya adalah tawaran upah menggiurkan dari para pesaing, terutama dari Meta.

    Meta dikabarkan menawarkan gaji selangit untuk pekerja yang ahli di bidang kecerdasan buatan. Bahkan, uang pindah yang ditawarkan disebut menembus US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun.

    Dalam beberapa pekan terakhir, tawaran ini dilaporkan sukses menarik paling tidak delapan ahli AI dari OpenAI untuk pindah kerja ke Meta.

    Petinggi OpenAI mulai gelisah menyaksikan tren resign ini. Chie Research Officer OpenAI, Mark Chen, mengaku merasa seperti “rumahnya dibobol maling.”

    “Saya merasa seperti mulas-mulas, seperti ada orang yang membobol rumah dan mencuri sesuatu,” kata Chen dalam pesan di aplikasi Slack yang didapatkan oleh Wired.

    Chen kemudian menyatakan bahwa para petinggi OpenAI, termasuk dirinya dan CEO Sam Altman, sudah punya strategi untuk mencegah eksodus tersebut terjadi. 

    Ia mengaku bahwa para bos di OpenAI kini sangat “proaktif,” “Kami menghitung ulang upah, dan mencari cara kreatif untuk mengidentifikasi dan memberikan penghargaan kepada talenta teratas.”

    Meta Platforms diketahui agresif membajak peneliti OpenAI, perusahaan teknologi di balik aplikasi ChatGPT. Dalam sepekan terakhir, sudah 7 orang pegawai OpenAI pindah ke Meta.

    Meta adalah perusahaan induk dari Facebook, Instragram, dan WhatsApp. Mark Zuckerberg, CEO Meta dan pendiri Facebook, memang punya ambisi besar untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan.

    Laporan The Information yang dikutip Reuters menyatakan empat peneliti OpenAI bernama Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi dan Hongyu Ren telah setuju untuk pindah ke Meta. Sebelumnya, Wall Street Journal mengabarkan bahwa Meta telah merekrut tiga pegawai OpenAi yang bermarkas di Swiss, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai

    Zuckerberg telah menyiapkan daftar insinyur dan peneliti AI untuk masuk ke perusahaannya. Laporan Wall Street Journal menyebutkan dia sendiri yang menghubungi tiap kandidat yang diinginkan, dikutip dari The Guardian, Minggu (29/6/2025).

    Beberapa nama dalam daftar itu berasal dari kampus terkemuka seperti lulusan baru PhD di University of California Berkeley dan Carnegie Melon. Adapula dari beberapa pesaing Meta termasuk OpenAI dan DeepMind dari Google.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ada yang Membobol Rumah Kami

    Ada yang Membobol Rumah Kami

    Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan di balik ChatGPT, OpenAI mengaku tidak akan tinggal diam setelah Meta berhasil merekrut 8 peneliti senior perusahaan dalam sepekan. 

    Perusahaan AI yang berbasis di San Francisco tersebut  akan mengambil langkah cepat. 

    “Saya merasakan firasat yang kuat saat ini, seolah-olah seseorang telah membobol rumah kami dan mencuri sesuatu,” kata Kepala Riset OpenAI Mark Chen dalam memo Slack yang diperoleh Wired dikutip dari laman TechCrunch pada Senin (30/6/2025). 

    Chen menegaskan dirinya bersama CEO Sam Altman dan tim pimpinan lainnya terus menjalin komunikasi intensif dengan para peneliti yang menerima tawaran dari perusahaan lain, termasuk Meta. 

    Upaya tersebut juga dibarengi dengan penyesuaian ulang sistem kompensasi dan pencarian cara-cara kreatif untuk mempertahankan serta mengapresiasi talenta terbaik mereka. 

    Langkah ini menjadi respons serius atas laporan yang menyebutkan setidaknya delapan peneliti telah hengkang ke Meta dalam sepekan terakhir. 

    Bahkan Altman sempat menyindir Meta di sebuah podcast, menyebut perusahaan itu menawarkan bonus  senilai US$100 juta atau Rp1,6 triliun, klaim yang kabarnya dibantah oleh internal Meta.

    Sebelumnya, Meta dikabarkan berhasil merekrut empat peneliti dari OpenAI. Langkah tersebut disebut menjadi bagian dari strategi agresif Meta dalam mengembangkan proyek superintelijensi yang dipimpin langsung oleh CEO Mark Zuckerberg. 

    Menurut laporan The Information yang dikutip Reuters pada Sabtu (28/6/2025) keempat peneliti yang direkrut adalah Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren. 

    Mereka dikabarkan telah menyetujui tawaran untuk bergabung dengan raksasa teknologi tersebut, sebagaimana disampaikan oleh sumber yang mengetahui proses perekrutan ini. 

    Perekrutan ini terjadi hanya beberapa hari setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebut Meta juga berhasil memboyong tiga peneliti AI lainnya dari kantor OpenAI di Zurich, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai. Meta dan OpenAI belum memberikan komentar resmi atas laporan tersebut.

  • Meta Bajak 4 Peneliti OpenAI untuk Gabung Proyek Superintelijen

    Meta Bajak 4 Peneliti OpenAI untuk Gabung Proyek Superintelijen

    Bisnis.com, JAKARTA— Meta Platforms Inc. dikabarkan berhasil merekrut empat peneliti dari OpenAI. Langkah tersebut disebut menjadi bagian dari strategi agresif Meta dalam mengembangkan proyek superintelijen yang dipimpin langsung oleh CEO Mark Zuckerberg. 

    Menurut laporan The Information yang dikutip dari Reuters pada Senin (30/6/2025), keempat peneliti yang direkrut adalah Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren. 

    Mereka dikabarkan telah menyetujui tawaran untuk bergabung dengan raksasa teknologi tersebut, sebagaimana disampaikan oleh sumber yang mengetahui proses perekrutan ini. Perekrutan ini terjadi hanya beberapa hari setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebut Meta juga berhasil memboyong tiga peneliti AI lainnya dari kantor OpenAI di Zurich, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai.

    Meta dan OpenAI belum memberikan komentar resmi atas laporan tersebut. Diberitakan sebelum, CEO OpenAI Sam Altman sempat menyoroti Meta yang mencoba merekrut peneliti AI terbaik perusahaan. 

    Bahkan, dia menyebut, Meta memberikan tawaran lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun per orang. Namun, menurut Altman, strategi agresif tersebut belum membuahkan hasil kala itu. Hal tersebut disampaikan Altman dalam sebuah podcast bersama saudaranya, Jack Altman pada 17 Juni Kemarin.

    Dia menyebut, Meta aktif mencoba merekrut talenta OpenAI untuk bergabung dengan tim superintelligence baru yang dipimpin mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang.

    “[Meta] mulai memberikan tawaran sangat besar kepada banyak anggota tim kami, US$100 juta sebagai bonus penandatanganan, dan lebih dari itu dalam total kompensasi tahunan. Tapi sejauh ini, saya senang tak satu pun dari orang terbaik kami menerimanya,” kata Altman, dikutip dari TechCrunch, Kamis (19/6/2025).

    Altman menilai para pegawai OpenAI memutuskan bertahan karena percaya pada visi dan potensi OpenAI untuk menjadi perusahaan yang lebih unggul dalam mengembangkan artificial general intelligence (AGI). Dia juga menyinggung budaya perusahaan, dengan menyindir bahwa Meta terlalu berfokus pada iming-iming gaji tinggi ketimbang misi jangka panjang, yang menurutnya bisa berdampak pada budaya kerja yang kurang sehat.

    Lebih lanjut, Altman menyebut budaya inovasi yang kuat menjadi salah satu kunci kesuksesan OpenAI. Dia menilai upaya Meta di bidang AI sejauh ini belum memberikan hasil signifikan. 

    “Saya menghormati banyak hal dari Meta, tapi saya tidak menganggap mereka perusahaan yang unggul dalam hal inovasi,” ujarnya.

    Meta sendiri telah mengakuisisi sejumlah nama besar di industri AI, seperti Jack Rae dari Google DeepMind dan Johan Schalkwyk dari Sesame AI. Selain itu, perusahaan juga mengumumkan investasi besar di Scale AI, perusahaan yang sebelumnya dipimpin oleh Alexandr Wang. 

    Namun, tantangan besar masih menanti Meta untuk membangun tim AI unggulan yang dapat bersaing dengan OpenAI, Anthropic, dan Google DeepMind yang saat ini tengah melaju kencang. Di tengah persaingan itu, OpenAI dikabarkan tengah mengembangkan model AI open-source baru yang berpotensi membuat Meta semakin tertinggal.

    Menariknya, Altman juga membocorkan bahwa OpenAI tengah mengeksplorasi kemungkinan menciptakan aplikasi media sosial berbasis AI yang menyajikan konten sesuai preferensi pengguna yang berbeda dari feed algoritmik tradisional seperti di Instagram atau Facebook. 

    Hal ini dipandang sebagai ancaman langsung terhadap dominasi Meta di sektor media sosial.  Di sisi lain, Meta tengah menguji aplikasi sosial berbasis AI melalui platform Meta AI, namun peluncurannya sempat memicu kebingungan setelah sejumlah percakapan pribadi dengan chatbot AI tersebar ke publik.

  • Menguak Kegilaan Zuckerberg Tawari Pakar AI Duit Triliunan

    Menguak Kegilaan Zuckerberg Tawari Pakar AI Duit Triliunan

    Jakarta

    Ambisi besar Mark Zuckerberg di bidang AI atau kecerdasan buatan jadi perbincangan. CEO Meta dan pendiri Facebook itu dilaporkan menghabiskan waktu berbulan-bulan menyusun daftar engineer dan peneliti AI teratas di seluruh dunia, yang berpotensi direkrut.

    Area Silicon Valley disebut ramai dengan perbincangan selama berminggu-minggu tentang upaya CEO Meta untuk menarik bakat AI teratas, termasuk dengan menawarkan paket gaji hingga USD 100 juta atau di kisaran Rp 1,6 triliun bagi pakar AI terbaik.

    Menurut Wall Street Journal, Zuckerberg sendiri yang secara pribadi turun tangan dan menghubungi para kandidat yang dia inginkan.

    Meta, yang memiliki Facebook, Instagram, dan WhatsApp, bersaing di industri AI dengan rival berat seperti OpenAI, Google, Microsoft, dan Amazon. Namun Meta dinilai tertinggal sehingga Zuck pun gemas dan turun tangan.

    Awal bulan ini, Meta membayar USD 14 miliar untuk saham di Scale AI dan merekrut pendirinya, Alexandr Wang yang berusia 28 tahun, sebagai penanggung jawab tim superintelijen. Itu adalah laboratorium internal yang akan fokus pada upaya Meta mengembangkan sistem AI hipotetis yang lebih cerdas dari manusia.

    Orang-orang dalam daftar Zuckerberg termasuk lulusan baru dari program PhD terkemuka di kampus seperti University of California di Berkeley dan Carnegie Mellon. Banyak yang saat ini bekerja di pesaing AI Meta, termasuk OpenAI dan proyek DeepMind Google.

    Grup obrolan WhatsApp yang disebut Recruiting Party dibentuk untuk Zuck dan setidaknya dua eksekutif senior Meta lain guna membicarakan calon karyawan potensial. CEO Meta tersebut juga mencoba mencari kandidat secara pribadi dengan melihat-lihat makalah penelitian.

    Dikutip detikINET dari Guardian, upaya perekrutan langsung Zuckerberg memantik kemarahan CEO OpenAI Sam Altman, yang menyebut rumor bonus penandatanganan dan paket kompensasi yang ditawarkan Zuck sebagai hal yang gila.

    “Saya sangat senang bahwa, setidaknya sejauh ini, tidak ada orang terbaik kami yang memutuskan menerima tawaran itu,” kata Altman saat tampil di podcast Uncapped.

    (fyk/afr)

  • HP Lipat Tertipis dengan Performa Gahar

    HP Lipat Tertipis dengan Performa Gahar

    Jakarta

    Oppo kembali unjuk gigi di pasar handphone lipat lewat peluncuran Find N5, perangkat yang menggabungkan desain ultra tipis, performa flagship, dan inovasi layar tanpa kompromi.

    Diklaim sebagai HP lipat bergaya buku paling ringkas di dunia, Find N5 menantang batas desain konvensional. Dan setelah beberapa minggu pemakaian, rasanya klaim itu bukan sekadar gimmick marketing belaka.

    Dengan ketebalan hanya 8,93 mm saat dilipat dan 4,21 mm saat dibuka, Find N5 terasa seperti gabungan tablet dan ponsel flagship, dalam bentuk yang bisa dilipat dan masuk kantong. Tapi apa benar desain tipis itu bisa bersaing soal ketangguhan dan performa? Simak ulasan singkat berikut ini.

    Desain

    Saat pertama kali memegang Oppo Find N5, kesan “wow” langsung terasa. Dengan ketebalan 8,93 mm saat dilipat, perangkat ini hanya sedikit lebih tebal dibandingkan iPhone 16 Pro Max, namun tetap terasa sangat ringan dengan bobot 229 gram.

    Oppo Find N5 punya ketebalan 4,21 mm saat dibuka. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Ketika dibuka, ketebalan 4,21 mm membuatnya lebih tipis dari iPad Pro 2024, sebuah pencapaian teknik yang luar biasa. Oppo bahkan harus menyesuaikan port USB-C khusus agar muat dalam desain ramping ini.

    Find N5 hadir dalam dua pilihan warna: Cosmic Black dengan lapisan matte yang elegan dan Misty White yang detikINET review. Model ini punya efek menyerupai marmer, memberikan kesan mewah.

    Material bodi menggunakan kombinasi aluminium seri 7000 untuk rangka dan kaca nanokristal untuk layar luar, yang diklaim 20% lebih tahan terhadap benturan dan 10% lebih tahan gores dibandingkan generasi sebelumnya. Engsel Titanium Flexion yang 26% lebih kecil dan 36% lebih kuat dibandingkan Find N3, memberikan transisi mulus saat membuka dan menutup perangkat tanpa celah yang mengganggu.

    Oppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Sertifikasi TÜV Rheinland untuk “Reliable Folding” dan “Minimized Crease” memastikan bahwa lipatan layar hampir tidak terasa, sebuah keunggulan dibandingkan kompetitor. Oppo menyertakan casing kulit dengan flap magnetik untuk melindungi engsel, menambah nilai estetika sekaligus perlindungan.

    Find N5 masih dihiasi cincin kamera di bagian belakang. Namun dibanding Find N3, tonjolan kamera berhasil dipangkas.

    HP ini adalah ponsel lipat pertama dengan sertifikasi IPX6/IPX8/IPX9, membuatnya tahan semprotan air bertekanan tinggi dan direndam di air hingga 1,5meter. Sebuah standar ketahanan baru di dunia ponsel lipat. Pun begitu belum tahan akan debu, jadi baiknya tidak menjatuhkannya ke pantai.

    Pada tombol daya diberikan fitur pemindai sidik jari. Proses pengaturan sederhana, kinerjanya cepat dan responsif.

    Layar

    Oppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Oppo Find N5 menawarkan dua layar LTPO OLED yang luar biasa. Layar dalam berukuran 8,12 inch dengan resolusi 2248 x 2480 piksel (412 ppi), menjadikannya layar terbesar di kelas smartphone lipat bergaya buku.

    Layar luar berukuran 6,62 inch dengan resolusi 2616 x 1140 piksel (431 ppi) memiliki rasio aspek 20.7:9, yang terasa seperti ponsel flagship biasa saat dilipat. Kedua layar mendukung refresh rate adaptif 1-120 Hz, Dolby Vision, HDR10+, dan Ultra HDR, dengan kecerahan puncak masing-masing 2450 nits (layar luar) dan 2.100 nits (layar dalam).

    Layar dalam sangat ideal untuk multitasking, menonton video, atau bermain game, dengan warna yang kaya dan kontras tajam. Film dan konten multimedia terlihat memukau, meskipun di bawah sinar Matahari langsung.

    Oppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Lapisan anti-reflektif pada layar dalam membantu mengurangi silau, tetapi sayangnya tidak tersedia di layar luar. Salah satu keunggulan utama adalah lipatan layar yang sangat minim, hampir tidak terasa saat disentuh, menjadikannya salah satu layar lipat terbaik di pasaran.

    Fitur tambahan seperti dukungan stylus Oppo Pen pada kedua layar (meskipun dijual terpisah dan tidak tersedia secara global) menambah nilai produktivitas, terutama untuk mencatat atau mengedit dokumen.

    Namun, rasio aspek layar dalam yang hampir persegi (9.93:9) mungkin memerlukan penyesuaian untuk aplikasi tertentu, terutama saat menonton video 16:9, yang menghasilkan black bar di sisi layar.

    Find N5 mengusung konfigurasi speaker stereo dengan dua buah speaker yang ditempatkan secara simetris, satu di bagian atas dan satu di bagian bawah perangkat saat dalam kondisi terlipat. Penempatan ini memberikan keseimbangan suara yang baik ketika ponsel digunakan dalam posisi tertutup. Namun, saat ponsel dibuka (unfolded), kedua speaker berada di sisi kiri perangkat, yang sedikit mengurangi pengalaman suara stereo yang ideal.

    Walau demikian, speaker Oppo Find N5 menawarkan kejernihan suara yang cukup mengesankan. Didukung teknologi Dolby Atmos, yang meningkatkan pengalaman audio dengan efek suara yang lebih imersif, terutama saat menonton film atau bermain game.

    Kamera

    Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Sistem kamera Find N5 terdiri dari tiga kamera belakang: 50 MP (utama, f/1.9, OIS), 50 MP (telefoto periskop, 3x optical zoom, f/2.7), dan 8 MP (ultrawide). Kamera selfie masing-masing 8 MP di layar dalam dan luar.

    Dibandingkan pendahulunya, Find N3, resolusi kamera sedikit menurun untuk mengakomodasi desain tipis, tetapi sensor yang lebih besar pada kamera utama dan telefoto menghasilkan gambar yang lebih cerah.

    Kamera utama 50 MP dengan sensor Sony LYT-700 menunjukkan performa yang solid. Dalam kondisi cahaya terang, kamera ini menghasilkan foto dengan detil tajam, warna akurat, dan dynamic range yang baik. Kolaborasi dengan Hasselblad memberikan sentuhan khas pada warna, yang cenderung sedikit lebih vibrant namun tetap realistis tanpa mengubah warna kulit secara berlebihan.

    Kamera periscope telephoto 50 MP dengan zoom optik 3x adalah salah satu keunggulan Oppo Find N5, terutama karena jarang ditemukan pada ponsel lipat. Hasil foto pada zoom 3x menawarkan ketajaman yang baik dengan noise yang minim, bahkan di kondisi cahaya rendah.

    Sementara kamera ultrawide 8 MP masih cukup baik untuk pemandangan luas, dengan dynamic range yang diselamatkan oleh algoritma HDR. Namun, resolusi rendah membuat detail kurang tajam dibandingkan kamera utama dan telephoto. Di kondisi cahaya redup, performa ultrawide menurun drastis, dengan tekstur yang lembut dan noise yang lebih terlihat.

    Berikut contoh beberapa jepretan Oppo Find N5:

    Oppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINETOppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINETOppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINETOppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINETOppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINETOppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Performa

    Oppo Find N5. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Oppo Find N5 ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Elite dipadukan dengan RAM LPDDR5x 16 GB dan penyimpanan UFS 4.0 hingga 1 TB. Chipset ini dirancang khusus untuk perangkat tipis dengan manajemen panas yang lebih baik, dan hasilnya terasa.

    Dalam pengujian, Find N5 menangani tugas berat seperti gaming dan pengeditan video dengan lancar tanpa panas berlebih. Agar lebih afdol, kami melakukan pengujian benchmark. Hasilnya pun mengesankan, berikut skornya:

    Antutu: 2.223.967Geekbench v6 Single-core: 2.885Geekbench v6 Multi-core: 8.069PCMark Work 3.0: 14.975ColorOS 15

    ColorOS 15 di Find N5 menawarkan antarmuka yang bersih, cepat, dan sangat dapat dikustomisasi. Berbasis Android 15, sistem operasi ini dirancang khusus untuk memanfaatkan keunggulan form factor foldable. Antarmukanya terasa responsif dengan animasi yang halus.

    Oppo memberikan sentuhan interaktif pada notifikasi dan kontrol media, membuatnya lebih hidup dan fungsional. Pengguna juga dapat dengan mudah mengatur tata letak layar, tema, font, hingga wallpaper animasi yang memukau, sehingga bisa menyesuaikan gaya pribadi pengguna.

    Oppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Salah satu keunggulan ColorOS 15 di Find N5 adalah kemampuan multitasking yang luar biasa. Ada opsi split-screen, floating windows dan Boundless View yang belum dimiliki perangkat sejenisnya.

    ColorOS 15 di Find N5 menghadirkan serangkaian fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Aplikasi Photos bawaan kini dilengkapi alat pengeditan berbasis AI seperti Enhance Clarity untuk meningkatkan resolusi foto hingga 4K, AI Eraser untuk menghapus objek atau orang dari gambar dengan tiga metode (Smart Lasso, Paint Over, dan Remove People), serta Unblur dan Remove Reflection untuk menyempurnakan foto.

    Find N5 mendukung transkripsi dan terjemahan instan, termasuk mode interpreter ala Galaxy Z Fold 6, di mana ponsel dapat ditekuk sebagian untuk menampilkan terjemahan percakapan dua arah secara real-time. Ini sangat berguna untuk komunikasi lintas bahasa.

    O+ Connect for Mac di Oppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    ColorOS 15 memperkenalkan O+ Connect, fitur yang memungkinkan integrasi mulus antara Find N5 dengan perangkat lain, termasuk iPhone, iPad, dan Mac (mendukung macOS 10.14 ke atas). Dengan aplikasi O+ Connect, pengguna dapat mentransfer file dengan cepat atau bahkan menjalankan remote desktop dari Mac ke Find N5. Fitur ini menjadikan Find N5 salah satu ponsel Android yang paling ramah terhadap ekosistem Apple, meskipun memerlukan aplikasi tambahan di perangkat Apple.

    Baterai

    Inilah sektor yang paling mengejutkan. Dengan bodi setipis ini, Oppo berhasil menyematkan baterai “badak” berkapasitas 5600 mAh.

    Dalam pengujian kami, setelah seharian penuh disiksa dengan streaming, media sosial, dan multitasking, baterai seringkali masih tersisa 20-30% di malam hari. Ini sesuai dengan hasil pengujian menggunakan PC Mark, Find N5 menorehkan nilai 17 jam 58 menit.

    Kehabisan daya? Tenang. Pengisian cepat 80W SuperVOOC mampu mengisi baterai dari 0 hingga 100% dalam waktu kurang dari 40 menit. Ada juga pengisian nirkabel 50W AirVOOC yang tak kalah kencang.

    Opini detikINET

    Oppo Find N5 berhasil membuktikan bahwa desain ultra-tipis pada smartphone lipat bukan sekadar gimmick. Dengan dimensi yang sangat ramping dan bobot ringan, perangkat ini tidak hanya nyaman digunakan, tapi juga membawa nuansa premium yang kuat.

    Material berkualitas, engsel titanium yang kokoh, dan sertifikasi ketahanan air membuat Find N5 tampil meyakinkan dari sisi desain dan durabilitas.

    Oppo Find N5 Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Performa yang ditenagai Snapdragon 8 Elite dan RAM 16 GB menjadikan Find N5 sangat andal untuk berbagai kebutuhan, mulai dari multitasking hingga gaming berat. Kehadiran ColorOS 15 berbasis Android 15 dengan fitur AI dan integrasi ekosistem Apple memperkaya pengalaman pengguna.

    Sektor kamera tetap mumpuni untuk dokumentasi harian. Di sisi lain, baterai 5.600 mAh dan pengisian cepat menjadi salah satu nilai jual utama, menawarkan daya tahan luar biasa dan efisiensi tinggi dalam waktu pengisian.

    Oppo Find N5 adalah pilihan solid bagi pengguna yang menginginkan smartphone lipat dengan desain tipis revolusioner, performa tinggi, dan daya tahan baterai mengesankan.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Lihat Lebih Dekat Desain Tipis HP Lipat OPPO Find N5”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)