Tag: Mark

  • Kronologi Helikopter Berisi 8 Penumpang Hilang di Tanah Bumbu Kalsel

    Kronologi Helikopter Berisi 8 Penumpang Hilang di Tanah Bumbu Kalsel

    Liputan6.com, Jakarta Helikopter Tipe BK117 D3 milik Estindo Air yang mengangkut delapan penumpang termasuk pilot, hilang kontak saat terbang di sekitar Mentewe, Tanah Bumbu, Kalsel, Senin (1/9).

    Helikopter tersebut membawa delapan orang, terdiri atas seorang pilot, seorang engineer, dan enam penumpang, yakni Capt. Haryanto, Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito dan Iboy Irfan Rosa.

    Helikopter milik Estindo Air Tipe BK117 D3 dengan rute penerbangan dari Kotabaru, Kalsel menuju Palangka Raya, Kalteng itu sebelumnya dilaporkan Kantor SAR Banjarmasin di perkirakan jatuh di sekitaran Air Terjun Mandin Damar, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

    Helikopter lepas landas dari Bandara Syamsir Alam, Kabupaten Kotabaru, Kalsel pada Senin (1/9) sekitar pukul 08.46 WITA dengan perkiraan tiba di Bandara Palangka Raya pukul 10.15 WITA.

    Namun, heli tersebut kontak terakhir tercatat pada pukul 08.54 WITA, sebelum pesawat tidak lagi dapat dihubungi AirNav dari Kotabaru, Banjarmasin, Balikpapan maupun Kota Palangka Raya, dan kemudian laporan hilang kontak diterima pukul 12.02 WITA.

  • Huru-hara di Meta Gegara Para Genius AI Rekrutan Zuckerberg

    Huru-hara di Meta Gegara Para Genius AI Rekrutan Zuckerberg

    Jakarta

    Beberapa hari setelah bergabung Meta, Shengjia Zhao, salah satu pencipta ChatGPT, mengancam mengundurkan diri dan kembali ke perusahaan lamanya. Ini jadi pukulan bagi upaya Mark Zuckerberg yang bernilai miliaran dolar untuk membangun kecerdasan super dan merekrut para pakar AI top.

    Zhao bahkan sampai membuat lamaran kerja untuk kembali ke OpenAI. Tak lama kemudian, menurut sumber, ia diangkat menjadi kepala ilmuwan AI baru di Meta sehingga tak jadi resign.

    Insiden ini menggarisbawahi sulitnya upaya Zuck memimpin reorganisasi kepemimpinan senior Meta. Selain Zhao, nama besar yang gabung adalah mantan CEO Scale AI Alexandr Wang, dan mantan bos GitHub. Nat Friedman.

    Para pendatang baru tersebut berusaha menunjukkan kekuatan dan kepintarannya. “Ada banyak orang penting di sana,” kata investor yang dekat dengan beberapa bos AI baru Meta.

    Beberapa staf AI baru memutuskan resign tak lama setelah direkrut, termasuk Ethan Knight, ilmuwan machine learning yang baru bergabung beberapa minggu lalu. Avi Verma, mantan peneliti OpenAI, tak pernah muncul di hari pertamanya.

    Rishabh Agarwal, peneliti AI yang mulai bekerja di Meta bulan April, juga resign. Menurutnya meski presentasi Zuckerberg dan Wang sangat meyakinkan, ia terdorong mengambil risiko yang berbeda.

    Sementara itu, Chaya Nayak dan Loredana Crisan, staf AI yang masing-masing telah bekerja di Meta 9 dan 10 tahun, termasuk di antara lebih dari setengah lusin karyawan lama yang mundur. Mungkin mereka tidak sreg dengan kepemimpinan baru.

    “Pergantian karyawan adalah wajar bagi organisasi sebesar ini. Sebagian besar karyawan ini telah bekerja di perusahaan selama bertahun-tahun, dan kami mendoakan yang terbaik bagi mereka,” kata Meta.

    Zuckerberg turun tangan melakukan perekrutan besar-besaran. Dia membujuk peneliti AI dari perusahaan pesaing seperti OpenAI dan Apple dengan gaji luar biasa tinggi dalam upaya mengejar ketinggalan.

    Wang sendiri ditunjuk bertanggung jawab atas semua upaya AI Meta. Pria berusia 28 tahun ini memimpin departemen baru Zuckerberg paling rahasia, dikenal sebagai TBD, yang dipenuhi pakar AI terbaik. Beberapa sumber menyebut Zuckerberg sangat terlibat dalam tim TBD.

    Wang dan Zuckerberg berambisi mencapai kecerdasan super, atau AI yang melampaui manusia.Dikutip detikINET dari Ars Technica, Zuckerberg mendesak tim bergerak lebih cepat.

    Meta mengatakan tuduhan ada friksi adalah rekayasa tanpa dasar fakta. Namun menurut sumber, gaya kepemimpinan Wang membuat beberapa orang kesal. Wang tidak memiliki pengalaman mengelola tim di perusahaan Big Tech.

    Seorang mantan orang dalam mengatakan beberapa rekrutan AI baru merasa frustrasi dengan birokrasi perusahaan dan persaingan internal untuk mendapatkan sumber daya yang dijanjikan. Namun ada pula yang menilai upaya Zuckerberg sudah baik.

    Perekrutan Zhao misalnya, dianggap sebagai sebuah pencapaian besar oleh beberapa orang di Meta dan industri, yang merasa ia memiliki ketegasan untuk mendorong pengembangan AI perusahaan.

    (fyk/fay)

  • Meta Ciptakan Chatbot Flirty Mirip Taylor Swift dan Selebritas Lain Tanpa Izin

    Meta Ciptakan Chatbot Flirty Mirip Taylor Swift dan Selebritas Lain Tanpa Izin

    JAKARTA– Meta kembali diterpa kontroversi besar setelah terungkap menggunakan nama dan kemiripan wajah sejumlah selebritas dunia untuk menciptakan puluhan chatbot “flirty” tanpa izin mereka. Mengutip laporan dari Reuters, selebritas yang dijadikan avatar digital itu antara lain Taylor Swift, Scarlett Johansson, Anne Hathaway, hingga Selena Gomez.

    Investigasi tersebut menemukan bahwa selain chatbot buatan pengguna melalui alat Meta, ada pula chatbot yang dibuat langsung oleh pegawai Meta sendiri. Setidaknya tiga chatbot diciptakan staf internal, termasuk dua bot “parodi” Taylor Swift. Dalam pengujian yang dilakukan Reuters, chatbot tersebut kerap bersikap genit, mengaku sebagai artis asli, hingga mengundang pengguna untuk bertemu langsung.

    Bahkan, beberapa chatbot menghasilkan konten berisiko. Ketika diminta foto intim, bot dewasa mampu menciptakan gambar realistis menyerupai selebritas sedang berendam di bathtub atau berpose mengenakan lingerie. Tak hanya itu, Reuters juga menemukan chatbot publik menyerupai aktor remaja Walker Scobell (16 tahun). Ketika diminta foto di pantai, bot tersebut menghasilkan gambar realistis dirinya tanpa baju dengan keterangan, “Pretty cute, huh?”.

    Meta Akui Pelanggaran, Hapus Sejumlah Bot

    Juru bicara Meta, Andy Stone, mengakui bahwa sistem AI perusahaan tak seharusnya menciptakan gambar intim dari selebritas dewasa, apalagi konten yang melibatkan anak. Ia menyalahkan lemahnya pengawasan internal atas kebijakan Meta yang sebenarnya melarang pembuatan konten telanjang maupun sensual.

    “Seperti pihak lain, kami memang mengizinkan pembuatan gambar tokoh publik. Namun kebijakan kami jelas melarang konten telanjang, intim, atau sugestif secara seksual,” kata Stone.

    Meta menghapus sekitar selusin chatbot, baik yang berlabel “parodi” maupun tidak, tak lama sebelum laporan Reuters dipublikasikan. Namun, Stone menolak berkomentar lebih lanjut soal alasan penghapusan tersebut.

    Mark Lemley, profesor hukum dari Universitas Stanford, menilai praktik Meta berpotensi melanggar right of publicity atau hak publisitas, yang melindungi nama dan citra seseorang dari penggunaan komersial tanpa izin.

    “Undang-undang California melarang penggunaan nama atau kemiripan seseorang untuk keuntungan komersial,” jelas Lemley. “Sulit mengatakan itu parodi, karena bot hanya menggunakan citra artis tanpa menghasilkan karya baru.”

    Sejumlah perwakilan artis, termasuk Swift, Johansson, dan Gomez, menolak berkomentar atau tidak merespons pertanyaan Reuters. Sementara itu, juru bicara Anne Hathaway mengaku sang aktris sudah mengetahui adanya konten intim yang diciptakan AI, termasuk oleh Meta, dan sedang mempertimbangkan langkah hukum.

    Kontroversi Meta ini bukan yang pertama. Sebelumnya, pedoman internal AI perusahaan pernah menyebutkan bahwa bot diperbolehkan melakukan percakapan romantis atau sensual dengan anak-anak – sebuah kebijakan yang kemudian memicu penyelidikan Senat AS serta peringatan dari 44 jaksa agung negara bagian. Meta mengklaim aturan itu “dibuat keliru” dan sedang direvisi.

    Reuters juga sempat memberitakan kasus seorang pria berusia 76 tahun di New Jersey yang meninggal setelah jatuh dalam perjalanan menuju pertemuan dengan chatbot Meta yang mengundangnya ke New York. Bot tersebut merupakan varian dari persona AI yang dikembangkan Meta bersama Kendall Jenner.

    Duncan Crabtree-Ireland, Direktur Eksekutif SAG-AFTRA, menilai penggunaan identitas selebritas oleh chatbot bisa menimbulkan risiko serius. “Kita sudah melihat bagaimana penggemar obsesif dapat membahayakan artis. Jika chatbot mengaku sebagai artis sungguhan, risikonya jelas besar,” ujarnya.

    Dari Taylor Swift Hingga “Roman Empire Simulator”

    Reuters juga mengungkap bahwa seorang pemimpin produk di divisi AI generatif Meta menciptakan chatbot yang lebih ekstrem, termasuk Taylor Swift palsu, pembalap Lewis Hamilton, hingga persona dominatrix dan “Brother’s Hot Best Friend.” Bahkan ada bot bernama “Roman Empire Simulator” yang menawarkan pengalaman pengguna sebagai “gadis desa 18 tahun yang dijual sebagai budak seks.”

    Meta berdalih bot-bot itu dibuat untuk pengujian produk. Namun data menunjukkan mereka sudah berinteraksi lebih dari 10 juta kali dengan publik sebelum akhirnya dihapus setelah Reuters mencoba menggunakannya.

    Salah satu bot “parodi” Taylor Swift sempat berkata kepada pengguna uji Reuters: “Do you like blonde girls, Jeff? Maybe I’m suggesting that we write a love story… about you and a certain blonde singer. Want that?”

    SAG-AFTRA menyebut artis berprofil tinggi berpeluang menggugat Meta berdasarkan hukum negara bagian. Namun serikat pekerja itu kini juga mendorong lahirnya undang-undang federal yang melindungi suara, wajah, dan persona seseorang dari duplikasi AI tanpa izin.

    “Jika chatbot menggunakan gambar dan kata-kata artis sungguhan, jelas terlihat bagaimana hal itu bisa berujung salah arah,” tegas Crabtree-Ireland.

    Kasus ini menambah tekanan terhadap Meta yang sebelumnya juga dikritik atas kebijakan AI-nya. Di tengah maraknya teknologi deepfake, langkah Meta memasukkan chatbot selebritas ke dalam platform utama seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp membuat praktik ini jauh lebih menonjol dibanding para pesaingnya.

  • Mendagri Cerita Efisiensi Pemda di Depan Prabowo, Ada yang Ketahuan Mark-up Anggaran

    Mendagri Cerita Efisiensi Pemda di Depan Prabowo, Ada yang Ketahuan Mark-up Anggaran

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut banyak daerah yang menjalankan efisiensi anggaran sebagaimana Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2025. Namun, dia mengakui bahwa sebelumnya banyak terjadi inefisiensi hingga penggelembungan anggaran (mark-up) yang terjadi di level pemerintahan daerah (pemda). 

    Pada acara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Otonomi Expo 2025, Kamis (28/8/2025), Tito menekankan efisiensi anggaran pada pemerintah daerah hingga level kabupaten/kota. Dia mengungkap sejumlah temuan inefisiensi daerah hingga miliaran rupiah.

    Salah satu yang dicontohkan olehnya yakni anggaran perjalanan dinas yang terlalu banyak, maupun anggaran rapat hingga konsumsi sampai miliaran rupiah.

    “Rapat-rapat cukup dua kali dibikin 20 kali, makanan minuman sampai bermiliar-miliar. Banyak daerah yang bisa hanya Rp100 juta cukup tapi dibuat bermiliar-miliar,” jelasnya di hadapan Presiden Prabowo pada acara tersebut.

    Bahkan, mantan Kapolri itu turut mengungkap temuan adanya pemda yang melakukan penggelembungan (mark-up) anggaran.

    “Perawatan gedung dan lain-lain, mohon maaf, di-mark-up, Bapak,” ujarnya.

    Dia menyebut cerita keberhasilan efisiensi salah satunya berasal dari Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang dipimpin oleh Bupati Bursah Zarnubi. Bursah juga menjabat sebagai Ketua Umum Apkasi.

    Tito menyebut efisiensi anggaran yang berhasil dilakukan Bursah di Kabupaten Lahat mencapai Rp462 miliar. Hasil efisiensi itu bisa dialokasikan untuk program irigasi guna mendukung pengairan sawah seluas 80 hektare.

    Pada kesempatan yang sama, Bursah sempat bercerita terkait dengan sulitnya untuk menghimpun pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten untuk mendukung kemandirian fiskal daerah. Misalnya, penaikan pajak bumi dan bangunan (PBB) sulit dilakukan karena penolakan masyarakat seperti halnya yang terjadi di Pati, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

    Bursah memahami bahwa pelaksanaan otonomi daerah selama 20 tahun lebih tidak terlepas dari tantangan fiskal. Sebagian besar daerah utamanya kabupaten masih bergantung pada anggaran transfer ke daerah (TKD) dari pusat untuk menjalankan pembangunan.

    Sementara itu, timpalnya, pemerintah daerah kesulitan untuk mencari sumber pendapatan asli daerah (PAD) sendiri dengan menaikkan pajak. Salah satunya yakni pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2), yang baru-baru ini mencuat akibat penolakan masyarakat Pati, Jawa Tengah.

    “Sedangkan ruang fiskal untuk menggali pendapatan asli daerah masih terbatas bahkan upaya penyesuaian tarif pajak bumi dan bangunan di sejumlah daerah terkadang menimbulkan sensitivitas sosial di masyarakat,” terangnya seperti dikutip dari YouTube Apkasi Otonomi Expo 2025.

  • Mendagri Pelototi Efisiensi Pemda, Ada Anggaran Konsumsi Miliaran Padahal Bisa Rp100 Juta

    Mendagri Pelototi Efisiensi Pemda, Ada Anggaran Konsumsi Miliaran Padahal Bisa Rp100 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menekankan efisiensi anggaran pada pemerintah daerah hingga level kabupaten/kota. Dia mengungkap sejumlah temuan inefisiensi daerah hingga miliaran rupiah. 

    Pada acara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Otonomi Expo 2025, Kamis (28/8/2025), Tito menyebut banyak daerah yang sukses menyelenggarakan efisiensi belanja sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) No.1/2025. 

    Sebagaimana diketahui, instruksi yang diterbitkan pertama kali oleh Presiden Prabowo Subianto itu ditujukan ke kementerian/lembaga hingga pemerintah daerah (pemda). Bagi pemda, Tito telah mengeluarkan Surat Edaran untuk mencegah inefisiensi anggaran. 

    Salah satu yang dicontohkan olehnya yakni anggaran perjalanan dinas yang terlalu banyak, maupun anggaran rapat hingga konsumsi sampai miliaran rupiah. 

    “Rapat-rapat cukup dua kali dibikin 20 kali, makanan minuman sampai bermiliar-miliar. Banyak daerah yang bisa hanya Rp100 juta cukup tapi dibuat bermiliar-miliar,” jelasnya di hadapan Presiden Prabowo pada acara tersebut. 

    Bahkan, mantan Kapolri itu turut mengungkap temuan adanya pemda yang melakukan penggelembungan anggaran (mark-up). 

    “Perawatan gedung dan lain-lain, mohon maaf, di-mark-up, Bapak,” ujarnya. 

    Dia menyebut cerita keberhasilan efisiensi salah satunya berasal dari Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang dipimpin oleh Bupati Bursah Zarnubi. Bursah juga menjabat sebagai Ketua Umum Apkasi. 

    Tito menyebut efisiensi anggaran yang berhasil dilakukan Bursah di Kabupaten Lahat mencapai Rp462 miliar. Hasil efisiensi itu bisa dialokasikan untuk program irigasi guna mendukung pengairan sawah seluas 80 hektare. 

    Pada kesempatan yang sama, Bursah sempat bercerita terkait dengan sulitnya untuk menghimpun pendapatan asli daerah (PAD) di kabupaten untuk mendukung kemandirian fiskal daerah. Misalnya, penaikan pajak bumi dan bangunan (PBB) sulit dilakukan karena penolakan masyarakat seperti halnya yang terjadi di Pati, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

    Bursah memahami bahwa pelaksanaan otonomi daerah selama 20 tahun lebih tidak terlepas dari tantangan fiskal. Sebagian besar daerah utamanya kabupaten masih bergantung pada anggaran transfer ke daerah (TKD) dari pusat untuk menjalankan pembangunan.

    Sementara itu, timpalnya, pemerintah daerah kesulitan untuk mencari sumber pendapatan asli daerah (PAD) sendiri dengan menaikkan pajak. Salah satunya yakni pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2), yang baru-baru ini mencuat akibat penolakan masyarakat Pati, Jawa Tengah.

    “Sedangkan ruang fiskal untuk menggali pendapatan asli daerah masih terbatas bahkan upaya penyesuaian tarif pajak bumi dan bangunan di sejumlah daerah terkadang menimbulkan sensitivitas sosial di masyarakat,” terangnya seperti dikutip dari YouTube Apkasi Otonomi Expo 2025.

  • Google Cloud: Membuat AI mudah bagi semua orang jadi tujuan penting

    Google Cloud: Membuat AI mudah bagi semua orang jadi tujuan penting

    Salah satu hal penting yang selalu ingin kami capai adalah membuatnya mudah bagi semua orang

    Singapura (ANTARA) – CEO Google Cloud Thomas Kurian menekankan salah satu hal yang ingin dicapai perusahaannya adalah membuat penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) mudah bagi semua orang.

    “Salah satu hal penting yang selalu ingin kami capai adalah membuatnya mudah bagi semua orang. Infrastruktur kami bersifat homogen, sehingga di manapun Anda melakukan penempatan, infrastrukturnya bersifat homogen,” ujar Thomas dalam konferensi AI Asia: Building Beyond Borders di Singapura, Kamis.

    Thomas mengatakan Google Cloud dibangun di atas fondasi teknologi global. Hal itu didukung dengan infrastruktur yang tersebar di setiap dunia, terhubung satu sama lain dan pada jaringan yang menangani sekitar sepertiga lali lintas internet dunia setiap harinya.

    “Di atas fondasi itu, kami menambahkan kebijakan data inti yang memungkinkan orang melakukan banyak hal: memodernisasi infrastruktur TI, mengembangkan aplikasi, memahami data dari sisi keamanan, hingga membangun agen dan aplikasi baru,” kata dia.

    Selain konsistensi teknis, Thomas mengatakan Google Cloud juga melengkapi infrastrukturnya dengan seperangkat fitur keamanan dan kepatuhan yang memungkinkan pengguna menjaga data tetap di bawah kendali penuh.

    Melalui Security Command Center, organisasi dapat memantau konfigurasi dan memastikan sistem berjalan sesuai regulasi dan standar keamanan global.

    Di atas fondasi tersebut, menurut Thomas, terdapat tiga lapisan teknologi utama dari Google Cloud yakni model dasar kelas dunia (large language models, diffusion models, scientific models), platform pengembangan aplikasi dan agen AI, serta agen praktis untuk berbagai kebutuhan, mulai dari sains data hingga layanan pelanggan dan keamanan siber.

    Pada Jumat ini di Singapura, Google Cloud juga mengumumkan ketersediaan Gemini, model bahasa besar terbarunya, di Google Cloud Singapura.

    “Kami menghadirkan model serta alat AI paling canggih dari Google di sini (Singapura). Dengan menghadirkan Gemini di mana saja , di cloud publik dengan jaminan residensi data, di lingkungan on-premises atau terputus, dan di edge, kami membuka gelombang inovasi bagi organisasi publik maupun bisnis lintas industri. Dengan AI, kami menyediakan katalis yang kuat untuk transformasi sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru,” kata Thomas.

    Menurut paparan Managing DIrector Southeast Asia Google Cloud Mark Micallef di hari sebelumnya, tren saat ini adalah pemerintah, perusahaan dan perusahaan rintisan telah beralih ke Google Cloud AI untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, dan meningkatkan perekonomian mereka dalam rantai nilai.

    Menurut Google Cloud, kawasan Asia Tenggara sedang berada di pergeseran fundamental, di mana AI menjadi teknologi paling signifikan yang diutilisasi untuk mendorong fase pertumbuhan di kawasan dengan proyeksi nilai perekonomian di kawasan dapat mencapai 270 miliar dolar AS.

    Pewarta: Indra Arief Pribadi
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tebar Ranjau di Perbatasan, Kamboja Pancing Protes Thailand

    Tebar Ranjau di Perbatasan, Kamboja Pancing Protes Thailand

    Jakarta

    Thailand dan Kamboja mungkin tidak lagi saling serang setelah bentrokan mematikan di perbatasan bulan lalu, tetapi ketegangan antara kedua jiran Asia Tenggara itu enggan mereda.

    Pertempuran lintas batas selama lima hari pada Juli, yang melibatkan pasukan darat, artileri, dan jet tempur, menewaskan sedikitnya 43 orang dan memaksa lebih dari 300.000 warga sipil mengungsi.

    Kedua pihak menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh Malaysia, Cina, dan Amerika Serikat. Perjanjian damai itu mulai berlaku pada 29 Juli.

    Sejak itu, Thailand dan Kamboja saling tuduh melakukan pelanggaran gencatan senjata. Namun kedua negara menyatakan tetap berkomitmen untuk mempertahankan perjanjian damai.

    “Tidak bisa diterima”

    Kedua negara memiliki sengketa perbatasan yang telah berlangsung lebih dari satu abad. Pertempuran pada Juli dipicu oleh klaim Thailand bahwa Kamboja menanam ranjau darat yang melukai tentaranya.

    Bahkan setelah gencatan senjata, ranjau darat tetap menjadi titik pertikaian besar. Otoritas Thailand menuduh Kamboja terus menanam bahan peledak di kawasan perbatasan.

    “Dalam waktu kurang dari sebulan, sudah ada lima insiden ledakan ranjau yang menyebabkan korban parah pada tentara kami. Lima orang di antaranya kehilangan kaki. Ini tidak bisa diterima,” kata Menteri Luar Negeri Thailand, Maris Sangiampongsa, dalam konferensi pers di Ubon Ratchatani, dekat perbatasan Kamboja, pada 16 Agustus.

    Otoritas Thailand menyatakan bulan ini telah menemukan lebih dari selusin ranjau jenis PMN-2 yang baru dipasang di wilayah mereka yang berbatasan dengan Kamboja.

    “Bagi rakyat Thailand, ranjau darat itu benar-benar kejam. Kadang ranjau tidak membunuh, tapi memutus kaki sehingga membuat seseorang menderita seumur hidup,” kata Kapten Pakapron Sawangpiean dari militer Thailand kepada DW.

    Tentara dari kedua pihak terancam

    Sersan Tanee Paha, seorang prajurit Thailand, kehilangan kakinya setelah menginjak ranjau.

    Dia adalah komandan unit senapan mesin yang bertugas di garis depan konflik.

    “Pada hari ketika saya menginjak ranjau, kami sedang berpatroli mencari lokasi untuk memasang kawat berduri sebagai jalur patroli baru. Saya menginjak ranjau itu dan meledak. Dua orang anggota saya juga terluka,” ujarnya.

    Kini, pria berpangkat sersan itu sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Ubon Ratchatani.

    “Menanam ranjau di jalur patroli tidak bisa diterima karena tentara dari kedua pihak sama-sama berpatroli di rute itu,” tambahnya.

    Mark S. Cogan, profesor studi perdamaian dan konflik di Universitas Kansai Gaidai, Jepang, mengatakan kedua negara perlu bersikap transparan.

    “Masalahnya adalah komunikasi, sesuai dengan kesepakatan yang ditulis, di mana masing-masing negara harus melapor ke Komite Perbatasan Regional Thailand-Kamboja. Bahayanya, pertemuan terakhir justru menjadi ajang saling menyalahkan,” tegasnya.

    Kekhawatiran warga di perbatasan

    Pertempuran Juli lalu memaksa ratusan ribu warga di kawasan perbatasan mengungsi.

    Banyak warga desa Thailand masih diliputi kekhawatiran.

    Boon Thongleung dan keluarganya masih bertahan di pusat evakuasi darurat karena ancaman ranjau darat.

    “Karena ranjau, kami tidak bisa mencari makan,” katanya.

    “Bahkan kalau konflik ini berakhir, butuh satu hingga dua bulan untuk membersihkan ranjau. Itu artinya kami tidak bisa mencari hasil hutan untuk dijual. Bahkan jika ranjau sudah dibersihkan, kami tidak bisa yakin benar-benar aman untuk kembali,” ujar Thongleung kepada DW.

    Menteri Luar Negeri Maris pekan ini berada di Jenewa untuk melobi komunitas internasional agar menekan Kamboja dalam isu ranjau darat.

    Baik Thailand maupun Kamboja sama-sama menjadi pihak dalam Konvensi Ottawa, yang mulai berlaku pada 1999 dan melarang produksi serta penggunaan ranjau antipersonel.

    Kamboja tolak tuduhan Thailand

    Kamboja, di sisi lain, membantah tuduhan dari negeri jiran.

    “Kamboja menolak klaim Thailand bahwa ada ranjau baru yang ditanam,” kata Ou Virak, direktur Future Forum, lembaga think-tank berbasis di Phnom Penh yang fokus pada kebijakan publik.

    Dia mengatakan kepada DW bahwa sebagian besar masyarakat Kamboja percaya dan mendukung pemerintah mereka dalam isu ini.

    “Orang Kamboja umumnya tidak meragukan alasan atau klaim pemerintah. Kebanyakan percaya pada posisi pemerintah. Saya rasa ini tidak akan berpengaruh pada negara, kecuali jika terjadi pertempuran baru,” tambahnya.

    Kementerian Pertahanan Kamboja tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar DW mengenai klaim Thailand tersebut.

    Ranjau jadi hambatan besar

    Tita Sanglee, peneliti di ISEAS–Yusof Ishak Institute, mengatakan isu ranjau darat adalah “hambatan besar bagi upaya perdamaian.”

    “Dari perspektif Thailand, fakta bahwa tentara mereka masih terluka akibat ranjau setelah gencatan senjata memberi sinyal ketidak-tulusan di pihak Kamboja,” ujarnya kepada DW.

    “Ranjau itu tampak dalam kondisi siap pakai, yang melemahkan klaim Kamboja bahwa ranjau itu sudah puluhan tahun dan usang. Setiap korban baru dari pihak Thailand menambah frustrasi domestik dan memberi tekanan pada militer untuk merespons,” lanjutnya.

    Sementara itu, Kamboja berargumen bahwa ranjau berada di dalam wilayah mereka, sehingga tentara Thailand tidak akan terluka jika tidak melanggar batas, kata Sanglee.

    “Itu mencerminkan adanya sudut pandang soal kedaulatan dan kompleksitas demarkasi perbatasan yang, secara objektif, memang masih disengketakan,” ujarnya.

    “Tapi bisa dimengerti, dari perspektif Kamboja sebagai negara lebih kecil dan lemah secara militer, ladang ranjau berfungsi sebagai penangkal taktis terhadap pergerakan pasukan Thailand.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Dibajak Gaji Tinggi, Karyawan Malah Kompak Resign Baru Sebulan Kerja

    Dibajak Gaji Tinggi, Karyawan Malah Kompak Resign Baru Sebulan Kerja

    Jakarta, CNBC Indonesia – Taruhan besar Meta pada pengembangan “superintelligence” mulai goyah. Sejumlah karyawan kunci justru memilih hengkang meski perusahaan menawarkan gaji selangit demi memperkuat divisi barunya.

    Menurut laporan Business Insider, setidaknya delapan pegawai Meta keluar dalam dua bulan terakhir, termasuk peneliti, insinyur, hingga pimpinan senior produk. Mereka mundur tak lama setelah CEO Mark Zuckerberg mengumumkan pembentukan Meta Superintelligence Labs (MSL), divisi anyar yang dirancang menghadirkan “personal superintelligence” untuk semua orang.

    Para pegawai yang keluar sebagian besar merupakan veteran yang sebelumnya membangun infrastruktur inti AI Meta, diikuti beberapa rekrutan baru yang sempat digoda dengan tawaran kompensasi gaji bernilai ratusan juta dolar, serta merekrut talenta dari OpenAI dan Google DeepMind.

    “Beberapa orang keluar adalah hal yang normal bagi organisasi sebesar ini. Sebagian besar dari mereka sudah bekerja di perusahaan selama bertahun-tahun, dan kami mendoakan yang terbaik bagi mereka,” kata juru bicara Meta.

    Namun, kedatangan pegawai baru dengan gaji besar justru memicu ketegangan internal. Ancaman eksodus mulai bermunculan di tengah operasi AI Meta yang terus meluas, terutama mereka yang telah bergabung sebelum dorongan besar ke arah superintelligence.

    Salah satu veteran, Bert Maher, memutuskan hengkang setelah 12 tahun di Meta untuk bergabung dengan Anthropic. Ia sebelumnya ikut mengembangkan PyTorch, perangkat lunak open source yang populer untuk melatih AI, dan Triton, bahasa pemrograman untuk mengoptimalkan model AI.

    Tony Liu, yang delapan tahun bekerja di Meta memimpin tim PyTorch GPU, juga mundur. Melalui LinkedIn, Liu menyebut akan meluncurkan newsletter seputar pengembangan dan skala sistem AI.

    Chi-Hao Wu, spesialis AI dan machine learning, keluar setelah lima tahun untuk menjadi Chief AI Officer di startup Memories.ai. Ia menuturkan bahwa beberapa pekerja merasa kondisi kerja di Meta kerap tidak stabil karena seringnya reorganisasi.

    Beberapa eks pegawai Meta justru bergabung ke OpenAI, rival terkuat perusahaan dalam persaingan AI.

    Tak hanya veteran, sejumlah rekrutan anyar juga buru-buru angkat kaki dari perusahaan. Wired melaporkan dua peneliti, Avi Verma dan Ethan Knight, keluar kurang dari sebulan setelah bergabung dan kembali ke OpenAI.

    Sementara itu, Rishabh Agarwal yang baru bergabung dari Google DeepMind pada April lalu, memilih hengkang setelah lima bulan. Lewat posting di X, ia memuji kepadatan talenta dan komputasi di Meta, namun mengaku ingin mengambil risiko berbeda.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dorong Belanja Pintar, FairPrice Perluas Penggunaan AI Google Cloud

    Dorong Belanja Pintar, FairPrice Perluas Penggunaan AI Google Cloud

    Bisnis.com, SINGAPURA – Peritel terbesar di Singapura FairPrice Group, hari ini Kamis (28/8/2025), mengumumkan perluasan kerja sama pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dengan Google Cloud untuk membantu belanja pelanggan lebih cerdas dan pemberdayaan karyawan.

    Kolaborasi yang merupakan bagian dari program Store of Tomorrow FairPrice Group, meliputi peluncuran serangkaian asisten AI agentis, yang dikembangkan menggunakan Agent Development Kit (ADK) Google Cloud dan standar terbuka seperti Model Context Protocol (MCP).

    Pembeli kini dapat menggunakan asisten tersebut di FairPrice Finest Punggol Digital District. Kemitraan itu juga mencakup pemberdayaan karyawan FPG, dengan dihadirkannya agen AI bagi para frontline workers dan knowledge workers untuk efisiensi dan inovasi yang lebih tinggi.

    “Tujuan FairPrice Group sederhana, yaitu membuat hidup para pelanggan kami lebih baik lagi setiap hari. Kolaborasi kami dengan Google Cloud dan peluncuran Store of Tomorrow menjadi bukti dari komitmen ini,” kata Vipul Chawla, Group Chief Executive Officer FairPrice Group.

    Kehadiran tools berteknologi AI baru ini, yang mencakup asisten belanja cerdas hingga asisten kesehatan yang dipersonalisasi, dirancang untuk membuat pengalaman pembeli lebih lancar dan mudah.

    Inovasi ini tidak hanya membuat para pembeli kagum, tetapi juga memberdayakan staf untuk bekerja lebih efisien, sehingga FairPrice dapat menepati janji untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari yang terjangkau bagi semua orang.

    “Kami percaya bahwa teknologi harus bermanfaat bagi pelanggan, dan kami antusias memanfaatkannya untuk menghadirkan pengalaman berbelanja di toko lebih baik lagi yang kami bangun sebagai yang pertama di Asia Tenggara, dengan kemitraan dan teknologi Google Cloud sebagai powerful enabler,” kata Vipul Chawla.

    FairPrice telah mengintegrasikan asisten belanja multimodal dengan Smart Cart untuk semakin meningkatkan pengalaman belanja di toko. Fitur ini melengkapi fitur awal Smart Cart, seperti navigasi di dalam toko, pemindai barcode bawaan, dan kemampuan untuk menyoroti promosi produk-produk terdekat saat pelanggan berjalan menyusuri lorong toko.

    Di FairPrice Finest Punggol Digital District dan Sengkang Grand Mall, pembeli dapat berinteraksi langsung dengan asisten virtual melalui tablet yang terintegrasi pada troli, sehingga mereka memperoleh rekomendasi produk lebih lengkap dan dipersonalisasi.

    Pengalaman ini dimungkinkan oleh beberapa agen AI yang bekerja saling mendukung. Pertama, agen percakapan multi-turn yang dibangun menggunakan Chirp 2, speech recognition model tercanggih Google Cloud, dan Gemini API multimodal.

    Kedua, agen penelusuran inventaris dan katalog produk, yang dibangun menggunakan Vertex AI Search dan Gemini API, untuk mengambil dan meringkas informasi produk.

    Ketiga, agen pengetahuan yang dibangun menggunakan Gemini API, Mesin RAG Vertex AI, dan Grounding with Google Search API, untuk memproses informasi barcode dan menyarankan produk pelengkap berdasarkan resep makanan dan menu pasangannya yang diambil dari sumber tepercaya.

    Mark Micallef, Managing Director, Southeast Asia, Google Cloud, mengatakan bahwa perluasan kolaborasi dengan FairPrice Group merupakan momentum penting bagi penerapan AI agentic di sektor ritel.

    “Upaya bersama kami telah menghasilkan berbagai solusi yang merupakan yang pertama di Asia Tenggara, didukung oleh kombinasi platform terbuka Google Cloud, Google-quality search, serta model penalaran dan media generatif canggih Google yang cukup unik,” ujarnya.

    Ia memandang transformasi AI FairPrice Group sebagai blueprint yang terbukti untuk mewujudkan masa depan ritel.

  • Google Cloud: ROI yang menjanjikan jadi alasan utama adopsi AI

    Google Cloud: ROI yang menjanjikan jadi alasan utama adopsi AI

    Singapura (ANTARA) – Google Cloud menilai saat ini industri semakin cepat mengadopsi kecerdasan buatan (AI) baik bagi sektor konsumer maupun korporasi besar didorong tren pengembalian investasi (return on investment/ROI) yang menjadi magnet utama.

    Chief Operating Officer (COO) Google Cloud Francis DeSouza melihat tren adopsi AI kian masif, dengan fenomena perusahaan atau organisasi besar yang biasanya lambat mengadaptasi teknologi baru, kini bergerak lebih cepat, seperti halnya perusahaan khusus digital.

    “Itu menunjukkan besarnya peningkatan pengembalian investasi yang dilihat organisasi dengan AI,” katanya dalam media roundtable di Singapura, Rabu.

    ROI yang menjadi magnet itu tercermin dari data yang dipaparkan DeSouza. Pelanggan mendapatkan rata-rata pengembalian investasi sebesar 727 persen di Google Cloud AI dalam tiga tahun, katanya, mengklaim.

    Bisnis yang menggunakan Google Cloud AI, menurut dia, juga memperoleh rata-rata 205 ribu dolar AS dalam hal produktivitas dan nilai output per 1.000 karyawan.

    Bahkan, DeSouza menuturkan berdasarkan pengalaman panjangnya di dunia IT selama ini di mana dia pernah berkarir di Microsoft hingga mendirikan SynthLab , tren AI saat ini menjadi teknologi yang paling cepat berpindah dari tahap uji coba (pilot) ke produksi.

    Karena itu, ia mengaku yakin AI akan menyentuh setiap bagian dari sebuah perusahaan.

    “Jadi kami yakin bahwa saat ini kami berada di awal pada pasar konsumen yang akan merambah ke pasar (sektor) perusahaan, dan kami yakin bahwa itu akan terlihat lagi dalam hasil yang diperoleh perusahaan,” ujar dia.

    Di Google, ujar DeSouza, AI juga dimanfaatkan para pengembang (developer) untuk menulis kode yang hingga saat ini lebih dari 30 persen kode produksi Google ditulis dengan bantuan AI. Pengadopsian AI itu menghasilkan manfaat yang besar

    Studi yang dilakukan Google Cloud dengan sebuah firma, dikutip DeSouza, menunjukkan dalam periode tiga tahun, perusahaan pelanggan dapat mendapatkan ROI dan produktivitas signifikan dengan mengadopsi AI.

    “Ini terjadi karena investasi yang telah kami lakukan selama lebih dari satu dekade terakhir. Jadi, kami adalah hyperscaler cloud,” ujar dia.

    Google Cloud menjadi hyperscaler cloud dan mengembangkan chip sendiri. Pada 2025, menurut DeSouza, Google Cloud akan merilis generasi terbaru Tensor Processing Unit (TPU) atau sirkuit terintegrasi khusus aplikasi yang 10 kali lebih cepat.

    Sementara itu, Managing DIrector Southeast Asia Google Cloud Mark Micallef mengatakan pemerintah, perusahaan dan perusahaan rintisan telah beralih ke Google Cloud AI untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, dan meningkatkan perekonomian mereka dalam rantai nilai.

    Saat ini, menurutnya lagi, kawasan Asia Tenggara sedang berada di pergeseran fundamental, di mana AI menjadi teknologi paling signifikan yang diutilisasi untuk mendorong fase pertumbuhan di kawasan dengan proyeksi nilai perekonomian di kawasan dapat mencapai 270 miliar dolar AS.

    Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar Google Cloud di Asia Tenggara. Tujuh bank terbesar di Indonesia, tiga perusahaan telekomunikasi, sejumlah perusahaan ritel, dan perusahaan rintisan bervaluasi 1 miliar dolar AS (unicorn) di telah menggunakan layanan di Google Cloud.

    Pewarta: Indra Arief Pribadi
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.