Tag: Mark

  • Inggris, Kanada dan Australia Resmi Akui Negara Palestina

    Inggris, Kanada dan Australia Resmi Akui Negara Palestina

    Jakarta

    Inggris secara resmi mengakui eksistensi negara Palestina. Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, hari ini.

    “Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui negara Palestina,” kata Starmer dalam sebuah unggahan di X, dilansir AFP, Minggu (21/9/2025).

    Keputusan serupa juga disampaikan oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Keduanya mengumumkan secara resmi Australia mengakui negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

    “Dengan demikian, Australia mengakui aspirasi sah dan lama rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri,” ujar Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Menteri Luar Negeri Penny Wong dalam sebuah pernyataan bersama dilansir CNN.

    “Pengakuan Australia atas Palestina merupakan bagian dari upaya internasional terkoordinasi untuk membangun momentum baru bagi solusi dua negara, dimulai dengan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera yang disandera dalam kekejaman 7 Oktober 2023,” tambah pernyataan tersebut.

    Selain Inggris dan Australia, hari ini Perdana Menteri Kanada Mark Carney juga mengumumkan secara resmi Kanada telah mengakui negara Palestina. Kanada mendorong penyelesaian damai terhadap konflik Israel dan Palestina.

    “Kanada mengakui Negara Palestina dan menawarkan kemitraan kami dalam membangun janji masa depan yang damai bagi Negara Palestina dan Negara Israel,” ujar Perdana Menteri Kanada Mark Carney dalam sebuah unggahan di X, dilansir CNN.

    Carney telah mengatakan pada bulan Juli bahwa negaranya bermaksud untuk mengakui Negara Palestina di Majelis Umum PBB. Saat itu, rencana tersebut menuai kecaman dari para pejabat Israel, yang menggambarkan keputusan tersebut sebagai “hadiah untuk Hamas.”

    “Otoritas Palestina telah meninggalkan kekerasan, telah mengakui Israel, dan berkomitmen pada solusi dua negara,” ujar seorang pejabat senior pemerintah Kanada kepada CNN sesaat sebelum pengumuman pada hari ini. “Kami mengakui Negara Palestina untuk memberdayakan mereka yang menginginkan koeksistensi damai dan meminggirkan Hamas.”

    Menjelang pernyataan Carney, para pejabat senior Kanada menepis reaksi negatif Israel terhadap keputusan tersebut, dengan mengatakan kepada bahwa pengakuan Palestina “tidak dilakukan untuk mengkonfrontasi atau menghukum Israel.”

    “Upaya komunikasi tulus kami adalah untuk menjelaskan hal ini dan melakukan segala daya upaya kami untuk mencegah suara-suara yang mencoba menjadikan ini gestur konfrontatif untuk menang,” kata seorang pejabat senior Kanada.

    Para pejabat Kanada menambahkan bahwa mereka yakin pengakuan tersebut tetap mempertahankan solusi dua negara meskipun Israel secara terbuka menentang prospek negara Palestina.

    (ygs/lir)

  • Bos AI Muda Tajir Rp 58 T Punya Pesan Penting buat Gen Z

    Bos AI Muda Tajir Rp 58 T Punya Pesan Penting buat Gen Z

    Jakarta

    Alexandr Wang, pendiri Scale AI sekaligus Chief AI Officer Meta, dikenal sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di dunia kecerdasan buatan. Di usianya yang baru 28 tahun, ia sudah mengantongi kekayaan fantastis senilai USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 58 triliun. Namun di balik kesuksesannya, Wang punya pesan penting untuk generasi muda, khususnya Gen Z.

    Dalam wawancara terbaru dengan Fortune, Wang menekankan bahwa anak muda seharusnya tidak takut untuk terjun langsung ke dunia pemrograman berbasis kecerdasan buatan. Ia menyebut konsep vibe coding sebagai cara baru yang bisa membuka jalan bagi siapa saja untuk berinovasi.

    Apa Itu Vibe Coding?

    Alih-alih menulis kode ribuan baris secara manual, vibe coding lebih menekankan interaksi kreatif dengan AI. Coder cukup memberi instruksi atau ide, lalu membiarkan AI menghasilkan kode awal, melakukan tes, dan menyempurnakannya. Konsep ini menurut Wang bisa jadi gerbang baru untuk anak muda yang ingin cepat membangun produk atau solusi tanpa terbebani detail teknis yang rumit.

    “Kalau kamu sekarang berusia 13 tahun, habiskan waktumu untuk vibe coding. Dari situlah bakal lahir Bill Gates berikutnya,” ujar Wang.

    Peluang dan Tantangan

    Meski menarik, metode vibe coding bukan tanpa resiko. Mengandalkan AI untuk menulis kode bisa melahirkan bug atau celah keamanan yang sulit dilacak. Di sisi lain, terlalu cepat melompat ke vibe coding juga bisa membuat generasi muda melewatkan pemahaman fundamental soal algoritma dan struktur data.

    Namun Wang menilai, keberanian untuk bereksperimen lebih penting. Dengan bantuan AI, anak muda bisa lebih cepat menciptakan prototipe, menguji ide, dan bahkan membangun startup sejak usia belia.

    Bisa Lahirkan “Bill Gates Baru”?

    Pesan Wang mengingatkan publik pada kisah para pendiri raksasa teknologi yang memulai perjalanan mereka sejak muda, seperti Bill Gates, Steve Jobs, hingga Mark Zuckerberg. Bedanya, kali ini anak muda punya senjata baru: kecerdasan buatan.

    Jika dimanfaatkan dengan benar, vibe coding bisa jadi jalan pintas bagi generasi muda untuk menciptakan terobosan, bahkan mungkin menjadi miliarder teknologi berikutnya seperti Wang sendiri.

    (afr/afr)

  • Zuckerberg Ingin Singkirkan HP iPhone Cs, Rilis Meta Ray-Ban Seharga Rp13,2 Juta

    Zuckerberg Ingin Singkirkan HP iPhone Cs, Rilis Meta Ray-Ban Seharga Rp13,2 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta meluncurkan kacamata pintar AI Meta Ray-Ban Display untuk menantang dominasi Apple dan Android. Kaca mata pintar yang dilengkapi teknologi kecerdasan buatan (AI) itu juga diharapkan mampu menggantikan perangkat smartphone.

    Dalam ajang Meta Connect 2025, CEO Mark Zuckerberg menyampaikan ambisinya untuk menghapus smartphone yang sering membuat manusia abai dengan kehadiran sosial.

    Mark menghadirkan kacamata AI yang langsung menampilkan notifikasi, pesan, navigasi, hingga live translation di sudut mata pengguna.

    Dengan desain klasik Ray-Ban dan layar Heads-Up Display (HUD) monokular berwarna penuh, Meta Ray-Ban Display membawa privasi dan kemudahan tanpa mengorbankan gaya. Kecerahan layar mencapai 5.000 nits, memadukan pengalaman digital dan fisik yang “nyaris seamless”. 

    Techcrunch pada Jumat (19/9/2025) melaporkan hal yang membuat perangkat ini menjadi spesial adalah gelang Neural Band yang mendeteksi sinyal otot-otak (EMG), memungkinkan pengguna “mengetik di udara” hingga 30 kata per menit—nyaris menyamai kecepatan mengetik di layar smartphone, tanpa suara atau sentuhan fisik.

    Model menggunakan Kacamata AI Meta Ray

    Teknologi ini menampilkan aplikasi Meta seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook langsung di lensa, menerima panggilan video, mengatur musik, hingga menampilkan subtitle dan terjemahan real-time.

    Navigasi pejalan kaki bisa dipantau tanpa membuka peta di ponsel. Semua kontrol dilakukan hanya dengan gerakan jari, sentuhan minim, dan tanpa mengganggu aktivitas sosial. Bahkan, perangkat ini ramah difabel berkat ketepatan EMG dan hadir dalam tiga ukuran tahan air IPX7.

    Meta Ray-Ban Display dibanderol US$799, setara Rp13 jutaan, dan siap dipasarkan di AS mulai 30 September 2025.

    Mark secara terang-terangan menggunakan ide “teknologi yang tak mencuri perhatian”, membalikkan citra smartphone sebagai penghalang interaksi, dan menggiring tren budaya baru: dari menggeser layar ponsel hingga menggeser dunia lewat lensa kacamata pintar.

    Dengan investasi lebih dari US$70 miliar dolar sejak 2020, Meta mempertaruhkan masa depan perusahaan pada Ray-Ban Display setelah “metaverse gagal”, menempatkan perangkat ini sebagai jembatan ke era tanpa smartphone.

  • Top 3 Tekno: Meta Ray Ban Gen 2 Resmi Diluncurkan hingga Alasan Baterai iPhone Boros Usai Update iOS 26 – Page 3

    Top 3 Tekno: Meta Ray Ban Gen 2 Resmi Diluncurkan hingga Alasan Baterai iPhone Boros Usai Update iOS 26 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Artikel terkait Meta memperkenalkan kacamata AI Meta Ray Ban generasi ke-2 dan beragam fitur yang ditampilkan, mencuri perhatian pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Kamis (18/9/2025).

    Selain itu, berita tentang China melarang Bytedance hingga Alibaba untuk membeli chip AI di Nvidia hingga Apple ungkap alasan baterai iPhone boros usai update iOS 26 juga populer kemarin.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1. Kacamata AI Meta Ray Ban Gen 2 Resmi Rilis, Apa Saja Kehebatannya?

    Sukses dengan kacamata AI generasi pertama, Meta resmi meluncurkan penerusnya yaitu Meta Ray Ban Gen 2.

    Mengutip Reuters, Kamis (18/9/2025), peluncuran kacamata pintar ini diperkenalkan langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, di acara Meta Connect 2025, bersamaan dengan kontroler wristband.

    Kemudian, menurut salah satu postingan di Gizmochina, kecamata AI ini hadir dengan dual sensor kamera ultrawide sebesar 12MP di bagian depan, dan lima buah mikrofon untuk setup audio.

    Baca selengkapnya di sini

  • Rilis Pengganti HP, Mark Zuckerberg Klaim Kunci Kecerdasan Super

    Rilis Pengganti HP, Mark Zuckerberg Klaim Kunci Kecerdasan Super

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meta meluncurkan kacamata pintar pertamanya yang menggunakan layar tertanam (built-in display). Perangkat yang diproduksi bersama Ray-Ban ini menjadi smart glass pertama yang dipasarkan di era teknologi kecerdasan buatan (AI).

    CEO Mark Zuckerberg memamerkan fitur Meta Ray-Ban Display beserta pengendali berbentuk gelang. Ia mengklaim produk kacamata pintar Meta adalah cara terbaik untuk menusia mencapai “kecerdasan super” atau superintelligence memanfaatkan AI.

    “Kaca mata adalah perangkat terbaik untuk superintelligence personal, karena membiarkan Anda mengalami sekitar sambil mengakses semua fitur AI yang membuat Anda lebih pintar, membantu komunikasi, mendukung ingatan, memperkuat sensori, dan lainnya,” kata Zuckerberg seperti dikutip Reuters.

    Kacamata baru Meta memiliki layar kecil di lensa sebelah kanan yang bisa menampilkan fitur dasar seperti notifikasi. Smartglasses Meta dibanderol dengan harga mulai US$799 dan tersedia di pasaran mulai 30 September. Pengendali gelang disediakan bersama produk kacamata untuk menerjemahkan gestur tangan.

    Foto: Mark Zuckerberg menunjukkan display di kaca meta Meta Ray-Ban yang dikenakannya. (Tangkapan Layar Youtube)
    Mark Zuckerberg menunjukkan display di kaca meta Meta Ray-Ban yang dikenakannya. (Tangkapan Layar Youtube)

    Zuckerberg sepertinya ingin menjadikan teknologi kaca mata pintarnya dalam kompetisi keras pengembangan teknologi AI. Saat ini, Meta AI dinilai masih tertinggal dibanding ChatGPT milik OpenAI dan Gemini milik Google.

    Meta juga meluncurkan kacamata pintar baru lewat kerja sama dengan Oakley yang diberi nama Vanguard. Kacamata jenis baru ini didesain untuk atlet dan dirilis dengan harga mulai US$499.

    Vanguard terintegrasi dengan platform teknologi fitnes seperti Garmin dan Strava sehingga bisa menampilkan statistik aktivitas dan analisis secara real-time, dengan baterai yang bertahan hingga 9 jam.

    Meta Ray-Ban generasi sebelumnya juga diupdate. Meskipun belum dilengkapi oleh layar, produk sebelumnya dirilis dengan baterai yang bertahan dua kali lebih lama dengan kamera yang lebih baik.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kacamata AI Canggih dengan Kontrol Saraf

    Kacamata AI Canggih dengan Kontrol Saraf

    Jakarta

    Meta resmi meluncurkan Ray-Ban Display, kacamata pintar AI generasi baru yang menggabungkan desain klasik Ray-Ban dengan layar mini penuh warna serta gelang pengontrol saraf Meta Neural Band. Produk ini diperkenalkan langsung oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, di acara Meta Connect 2025.

    Meta Ray-Ban Display menghadirkan layar penuh warna beresolusi tinggi di sisi kanan lensa. Pengguna dapat melihat notifikasi, pesan, navigasi, hingga terjemahan real-time tanpa perlu menyentuh ponsel. Layar ini hanya aktif saat dibutuhkan sehingga tidak mengganggu pandangan.

    Setiap pembelian kacamata sudah termasuk Meta Neural Band, gelang berbasis elektromiografi (EMG) yang mendeteksi sinyal saraf-otot di pergelangan tangan. Dengan gerakan jari halus, pengguna bisa menggulir menu, mengetik di udara, hingga mengontrol kamera secara intuitif.

    Meta Ray-Ban Display Foto: Meta

    Teknologi EMG Meta dikembangkan selama empat tahun dengan lebih dari 200 ribu partisipan dan dirancang agar akurat untuk hampir semua orang, termasuk penyandang disabilitas.

    Berikut beberapa fitur unggulan Meta Ray-Ban Display dan Neural Band:

    Meta AI Visual: AI tidak hanya menjawab dengan suara, tetapi juga menampilkan panduan langkah demi langkah di layar.Pesan & Panggilan Video: Teks, foto, hingga panggilan video bisa dilihat dan diterima langsung dari kacamata.Navigasi Pejalan Kaki: Petunjuk belokan demi belokan ditampilkan di layar secara visual.Terjemahan Real-Time: Subtitle percakapan atau terjemahan bahasa asing langsung di depan mata.Kontrol Musik: Navigasi playlist dan atur volume lewat gerakan tangan.Meta Ray-Ban Display Foto: MetaMeta Ray-Ban Display Foto: Meta

    Kacamata ini tetap tampil modis dengan desain Ray-Ban yang ikonik. Lensa Transitions otomatis menggelap di bawah sinar matahari. Neural Band hadir dalam tiga ukuran, tahan air IPX7, baterai hingga 18 jam, dan menggunakan material Vectran – bahan superkuat yang juga dipakai di Mars Rover NASA.

    Harga & Ketersediaan

    Meta Ray-Ban Display dibanderol mulai USD 799 atau kisaran Rp 13 jutaan (termasuk kacamata + Neural Band) dan tersedia dalam warna Hitam dan Pasir. Baterai kacamata mampu bertahan hingga 6 jam penggunaan campuran (30 jam dengan case pengisi daya).

    Meta Ray-Ban Display Foto: Meta

    Penjualan dimulai 30 September 2025 di Amerika Serikat melalui Best Buy, LensCrafters, Sunglass Hut, dan Ray-Ban Stores. Ekspansi ke Kanada, Prancis, Italia, dan Inggris dijadwalkan awal 2026.

    Tiga Kategori Kacamata AI Meta

    Peluncuran ini melengkapi lini kacamata AI Meta:

    Meta Ray-Ban Display Foto: MetaKacamata AI Kamera: Ray-Ban dan Oakley dengan kamera AI.Kacamata AI Display: Meta Ray-Ban Display sebagai pionir layar kontekstual.Kacamata AR: Prototipe Orion dengan layar holografik besar, versi konsumen segera hadir.

    (afr/afr)

  • Mark Zuckerberg Mau Rilis Perangkat Pengganti HP, Segini Harganya

    Mark Zuckerberg Mau Rilis Perangkat Pengganti HP, Segini Harganya

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Meta (Facebook, WhatsApp, Instafram), Mark Zuckerberg, pernah menyebut kacamata pintar (smart glasses) akan menjadi teknologi masa depan yang menggantikan fungsi HP.

    Zuckerberg mengatakan ada 1-2 miliar orang di dunia yang menggunakan kacamata setiap hari. Berdasarkan fakta tersebut, peralihan HP ke smart glasses bukan hal aneh.

    “Kacamata pintar akan secara bertahap menggantikan ponsel pada 2030, mirip dengan bagaimana perangkat seluler menyalip komputer tanpa sepenuhnya menggantikannya,” kata Zuckerberg di acara tahunan Connect Meta 2024, dikutip dari Forbes.

    Optimisme Zuckerberg berbanding lurus dengan upayanya menelurkan smart glasses yang kian canggih dari tahun-ke-tahun. Kabarnya, Meta akan meluncurkan smart glasses teranyar di ajang Connect Meta 2025 pada pekan ini.

    Peningkatan smart glasses terbaru Meta diprediksi tampak pada kemampuan realitas tertambah (augmented reality) berbasis kecerdasan buatan (AI) yang makin mumpuni.

    Smart glasses ini dikatakan akan menjadi yang pertama digelontorkan untuk konsumen dengan layar built-in. Analis memprediksi harga ritelnya mencapai US$800 (Rp13 jutaan), dikutip dari Reuters, Rabu (17/9/2025).

    Secara internal, smart glasses tersebut memiliki nama kode “Hypernova”. Namun, saat dirilis kabarnya namanya berubah menjadi “Celeste”.

    Analis mengatakan smart glasses ini akan memiliki layar digital kecil di bagian kanan lensa untuk fungsi standar seperti notifikasi.

    Diketahui, Zuckerberg sudah menggelontorkan uang sebesar US$60 miliar sejak 2020 untuk mengembangkan unit augmented reality Meta.

    Sebelumnya, Meta juga cukup berhasil dalam menjual smart glasses yang menggandeng Ray-Ban. Menurut laporan, smart glasses tersebut sudah terjual 2 juta unit sejak 2023.

    Namun, jika benar harga smart glasses terbaru Meta tembus US$800, analis menilai akan sulit meraup pangsa pasar. Pasalnya, smart glasses Meta Ray-Ban yang cukup berhasil hanya dipatok mulai US$299.

    Kita tunggu saja seperti apa smart glasses terbaru Meta dan berapa harga pastinya saat resmi meluncur!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Proyek Bunker Kiamat Orang Super Kaya, Ada Kolam Renangnya

    Proyek Bunker Kiamat Orang Super Kaya, Ada Kolam Renangnya

    Jakarta

    Dalam beberapa tahun terakhir, para kaum ultra kaya diam-diam telah mempersiapkan rumah mereka untuk bencana besar, dengan membangun bunker bawah tanah super mewah.

    CEO Meta, Mark Zuckerberg, membangun kompleks USD 300 juta di Hawaii, lengkap dengan bunker luas yang memiliki infrastruktur energi, air, dan makanan sendiri. Adapun Bill Gates dilaporkan memiliki bunker di bawah beberapa rumahnya. Dari kalangan selebriti, Kim Kardashian dan Shaquille O’Neal, kabarnya menjajaki ide tersebut.

    “Yang dulunya merupakan tempat perlindungan sederhana telah menjadi tempat perlindungan yang dirancang khusus. Klien masa kini menginginkan fitur yang mencerminkan gaya hidup mereka, seringkali dengan sentuhan yang sangat individual,” ujar Naomi Corbi dari SAFE, firma yang desain hunian yang aman.

    Corbi mengatakan klien meminta fasilitas seperti galeri seni ber-AC, teater pribadi, dan kebun hidroponik. Fasilitas lain bisa berupa pusat kebugaran, kolam renang, sauna, tempat tinggal staf, dan apa pun yang bisa membuat bertahan hidup di tengah krisis terasa jauh lebih nyaman.

    Oppidum, perusahaan spesialis hunian bawah tanah terlindung, mengatakan privasi adalah kunci. “Salah satu prinsip desain hunian adalah Anda tidak ingin siapa pun mengetahuinya. Saya jarang sekali bertemu langsung klien miliarder. Dan bahkan ketika bertemu, mereka selalu punya nama samaran,” jelas Tom Grmela, kepala komunikasi perusahaan itu.

    Douglass Rushkoff, yang mewawancarai para miliarder yang siap siaga menghadapi bencana untuk bukunya Survival of the Richest, mengatakan banyak dari mereka ingin menjauhkan orang asing dari tempat perlindungan.

    “Orang-orang ini tidak lagi didorong oleh rasa takut, melainkan oleh keinginan. Gagasan untuk terisolasi di stasiun luar angkasa atau bunker bawah tanah adalah hal yang baik bagi banyak orang seperti mereka,” cetusnya yang dikutip detikINET dari Yahoo News.

    Selain bunker pribadi, ada pula yang menginginkan bunker untuk banyak orang. Perusahaan Vivos mengkhususkan diri dalam kompleks seperti ini, dapat menampung hingga 800 orang dan lebih murah daripada bunker individu.

    “Ini seperti kapal pesiar bawah tanah. Ada kamar asrama pribadi, area tidur pribadi, kamar mandi pribadi, dan lainnya. Tapi secara keseluruhan, ini adalah area bersama dengan ruang-ruang berorientasi komunitas tempat orang bisa berkumpul, makan bersama, dan bersantai,” kata Dante Vicino, arsitek dan pimpinan proyek Vivos.

    Rushkoff sendiri mengusulkan sebaiknya bunker tidak dibuat untuk diri sendiri. “Jika Anda benar-benar ingin selamat dari kiamat, temui tetangga Anda, jalin pertemanan, dan bentuklah komunitas dengan orang lain. Itu adalah teknik bertahan hidup yang jauh lebih mungkin daripada mengisolasi diri sepenuhnya di bawah tanah,” katanya.

    (fyk/rns)

  • Dari Lincoln hingga JFK, Ini Deretan Pembunuhan Bermotif Politik di AS

    Dari Lincoln hingga JFK, Ini Deretan Pembunuhan Bermotif Politik di AS

    Jakarta

    Dari Presiden Abraham Lincoln hingga John F Kennedy dan Martin Luther King Jr., sejarah Amerika Serikat diwarnai peristiwa pembunuhan bermotif politik. Kini, Amerika kembali diguncang dengan pembunuhan Charlie Kirk, salah satu sekutu politik terdekat Presiden Donald Trump.

    Rabu (10/09) silam, tragedi tak terduga terjadi saat aktivis sayap kanan Charlie Kirk sedang berpidato di sebuah universitas di Utah. Tiba-tiba, aktivis konservatif terkemuka di AS itu ambruk. Sebuah peluru tunggal bersarang di lehernya dan tak lama kemudian, ia dinyatakan tewas.

    Seorang pemuda berusia 22 tahun telah ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Charlie Kirk. Namun Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Utah menuding penembakan itu bermotif politik.

    Penembakan Kirk ini bukan sekadar kasus kekerasan senjata yang mengejutkan di Amerika, tapi juga berpotensi menjadi babak terbaru dalam sejarah panjang pembunuhan bermotif politik di AS.

    Untuk memahami bobot tragedi ini, berikut beberapa pembunuhan politik paling terkenal yang pernah terjadi dalam sejarah Amerika Serikat.

    Presiden AS

    Abraham Lincoln, Presiden AS ke-16

    Abraham Lincoln tercatat sebagai Presiden AS pertama yang menjadi korban pembunuhan.

    Pada 14 April 1865, saat sedang menyaksikan pertunjukan teater bersama istrinya di Washington D.C., ia ditembak oleh seorang aktor, John Wilkes Booth.

    Lincoln meninggal keesokan paginya, 15 April.

    Dukungan kuatnya terhadap hak-hak warga kulit hitam diyakini sebagai motif utama di balik pembunuhannya.

    Beberapa hari kemudian, Booth berhasil dilacak dan tewas ditembak di Virginia.

    Abraham Lincoln adalah presiden AS pertama yang tewas dibunuh (Getty Images)

    James Garfield, Presiden AS ke-20

    Garfield menjadi korban pembunuhan kedua dalam sejarah negara itu.

    Pada 2 Juli 1881, saat sedang berjalan di stasiun kereta api di Washington D.C., ia ditembak oleh Charles Guiteau.

    Garfield tidak langsung meninggal. Ia bertahan selama beberapa bulan, namun akhirnya mengembuskan napas terakhir pada September pada tahun yang sama.

    Kematiannya disebut-sebut akibat dokter yang gagal menemukan peluru di dalam tubuhnya. Ironisnya, ia baru menjabat sebagai presiden selama beberapa bulan.

    Pelakunya, Charles Guiteau, yang dideskripsikan memiliki gangguan mental, divonis bersalah dan dieksekusi pada Juni 1882.

    William McKinley, Presiden AS ke-25

    Pembunuhan presiden kembali terjadi pada 6 September 1901. Presiden William McKinley ditembak oleh seorang anarkis bernama Leon Czolgosz saat sedang melakukan tur pidato di Buffalo, New York.

    McKinley tidak langsung meninggal. Namun, beberapa hari kemudian, ia mengembuskan napas terakhirnya akibat komplikasi luka tembak.

    Pelakunya, Czolgosz, dinyatakan bersalah dan dieksekusi pada Oktober 1901, hanya sebulan setelah pembunuhan.

    Pembunuhan JFK tetap menjadi salah satu misteri pembunuhan terbesar dalam politik AS (Getty Images)

    John F Kennedy, Presiden AS ke-35

    Pada 22 November 1963, Presiden John F. Kennedy melakukan kunjungan ke Dallas, Texas. Saat iring-iringan mobilnya melintasi pusat kota, tiba-tiba terdengar suara tembakan.

    Presiden Kennedy ambruk setelah sebuah peluru dari senapan bertenaga tinggi menembus tubuhnya. Ia segera dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

    Hanya beberapa jam setelah pembunuhan, polisi berhasil menangkap Lee Harvey Oswald, mantan marinir yang diduga sebagai pelaku pembunuhan Kennedy.

    Namun, misteri belum berakhir. Dua hari kemudian, saat Oswald dipindahkan dari kantor polisi, seorang pemilik kelab malam bernama Jack Ruby menembak dan membunuhnya di depan kamera media, mengakhiri hidup Oswald dan menyisakan teka-teki yang tak pernah terjawab.

    Kandidat presiden

    Robert F Kennedy, senator Partai Demokrat

    Robert F. Kennedy, senator dari New York, adalah adik dari Presiden John F. Kennedy, yang telah lebih dulu dibunuh lima tahun sebelumnya.

    Pada 1968, ia tengah berjuang untuk mendapatkan nominasi calon presiden dari Partai Demokrat saat nasib tragis menghampirinya.

    Sesaat setelah memberikan pidato kemenangan atas kemenangannya di pemilu pendahuluan California, ia ditembak mati di sebuah hotel di Los Angeles.

    Pelakunya, Sirhan Sirhan, divonis bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati. Hukuman itu kemudian diringankan menjadi penjara seumur hidup.

    Hingga kini, Sirhan masih mendekam di balik jeruji besi setelah permohonan pembebasan terakhirnya ditolak pada tahun 2023.

    Getty ImagesSenator Robert F. Kennedy berpidato di podium dalam kampanye pemilu presiden di Ambassador Hotel, Los Angeles, sebelum ia ditembak mati pada 5 Juni 1968.

    Pemimpin gerakan sipil

    Martin Luther King Jr.

    Pada 1968, pemimpin gerakan hak sipil, Dr. Martin Luther King Jr., tiba di Memphis, Tennessee, untuk memimpin unjuk rasa para pekerja kebersihan yang menuntut upah dan kondisi kerja yang lebih baik.

    Namun, saat berdiri di balkon hotelnya, ia ditembak mati oleh seorang penembak jitu pendukung supremasi kulit putih bernama James Earl Ray.

    Dr. King mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, pada usia 39 tahun.

    Pembunuhan ini seolah menjadi puncak dari ancaman yang selalu mengintai Dr. King. Sebelumnya, ia telah berkali-kali selamat dari berbagai upaya pembunuhan, termasuk pengeboman di rumahnya pada 1956.

    AFP via Getty ImagesPembunuhan terhadap King mengejutkan masyarakat AS kala itu dan hingga kini masih menjadi salah satu tonggak dalam sejarah AS.

    Malcolm X

    Pada 1965, Malcolm X, tokoh karismatik yang gigih memperjuangkan pemberdayaan kaum kulit hitam, dibunuh di hadapan keluarganya di sebuah gedung pertemuan di New York. Ia meninggal pada usia 39 tahun.

    Selama bertahun-tahun, Malcolm X adalah juru bicara terkemuka bagi Nation of Islam, sebuah organisasi yang menganjurkan separatisme untuk warga kulit hitam Amerika.

    Namun, pandangannya kemudian menjadi lebih moderat, bahkan menjauhi organisasi tersebut. Tiga pria, Muhammad Aziz, Khalil Islam, dan Thomas Hagan, divonis bersalah atas pembunuhan tersebut dan dihukum penjara seumur hidup.

    Namun, pada 2021, vonis untuk Aziz dan Islam dibatalkan, menyisakan misteri di balik tragedi ini.

    Getty ImagesKediaman Malcolm X’s sempat dibom sepekan sebelum pembunuhan terhadapnya.

    Pembunuhan dan percobaan pembunuhan baru-baru ini

    Baru-baru ini, pada 14 Juni 2025, dua legislator negara bagian Demokrat di Minnesota ditembak mati di rumah mereka dalam apa yang disebut sebagai upaya pembunuhan “bermotif politik”.

    Perwakilan negara bagian Demokrat Melissa Hortman dan suaminya, Mark, ditembak dan dibunuh di rumah mereka.

    Senator Negara Bagian John Hoffman dan istrinya, Yvette, yang ditembak beberapa kali di rumah mereka dalam insiden terkait selamat dari serangan itu.

    Presiden AS Donald Trump tertembak di bagian telinga dalam upaya pembunuhan yang diduga dilakukan oleh seorang pria bersenjata dalam kampanye Pilpres 2024 (AFP via Getty Images)

    Tahun lalu, Presiden Trump dua kali menjadi target percobaan pembunuhan.

    Pada Juli 2024, kejadian yang menimpanya akibat tertembak peluru saat demonstrasi di luar ruangan di Butler, Pennsylvania, memiliki kemiripan yang mencolok dengan penembakan Charlie Kirk di Utah, keduanya terjadi di hadapan khalayak ramai di tempat terbuka, kata koresponden BBC Amerika Utara Anthony Zurcher.

    Pada bulan September tahun itu, upaya pembunuhan lain yang diduga dilakukan terhadapnya dikatakan telah digagalkan oleh Secret Service di lapangan golf Trump di Florida.

    Dua tahun sebelumnya, seorang penyerang yang membawa palu menerobos masuk ke rumah Ketua DPR Nancy Pelosi, anggota Partai Demokrat terkemuka.

    (ita/ita)

  • Google Makin Ditinggal, Gen Z Kini Pindah ke Penggantinya

    Google Makin Ditinggal, Gen Z Kini Pindah ke Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google pernah mendominasi jadi tempat pencarian informasi secara online. Bahkan keluar istilah Googling untuk aktivitas melakukan pencarian dalam platform tersebut.

    Namun kini pencarian informasi tak lagi berpusat di Google. Banyak Gen Z, mereka yang lahir pada 1997-2012 tak melakukannya lagi dan beralih ke platform lain.

    “Audiens yang lebih muda melakukan ‘search’, bukan ‘googling’,” kata Analis internet di Bernstein Research, Mark Shmulik, dilansir dari Fortune.

    Menurutnya, Gen Z lebih banyak membuka Tiktok untuk mencari informasi. Misalnya melihat rekomendasi restoran atau hotel.

    Selain itu, rujukan informasi lain berasal dari kreator konten untuk membeli barang dari e-commerce. AI Generatif seperti ChatGPT juga digunakan untuk melakukan pencarian dan menyelesaikan pekerjaan rumah.

    Survei yang dilakukan Forbes Advisor dan Talker Research pada April 2024 kepada 2.000 warga Amerika juga menyoroti peralihan ini. Ditemukan 45% Gen Z melakukan pencarian sosial lewat platform seperti Tiktok dan Instagram, dibandingkan Google.

    Angka itu jauh lebih tinggi dari generasi yang lebih tua, 35% generasi milenial, 20% Gen X, dan kurang dari 10% Boomer.

    Gen Z tak lagi mengandalkan Google untuk mesin pencarian utama, melainkan menggunakan media sosial. Hal serupa terungkap dalam data GWI Core.

    Jumlahnya juga terus bertambah. Pada 2016 ada 40% kelompok usia itu menggunakan media sosial untuk melakukan pencarian merek, produk, dan layanan, bertambah menjadi 52% tahun 2023.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]