Tag: Mark Zuckerberg

  • Mark Zuckerberg Pecat 3.600 Karyawan Meta karena Kurang Berprestasi

    Mark Zuckerberg Pecat 3.600 Karyawan Meta karena Kurang Berprestasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Meta, perusahaan teknologi raksasa yang memiliki Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengumumkan rencana untuk memberhentikan sekitar 3.600 karyawan atau sekitar 5% dari total 72.000 pekerjanya. Pemecatan ini dilakukan berdasarkan evaluasi kinerja. 

    Dikutip DW, Kamis (16/1/2025), CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyampaikan keputusan tersebut dengan menyebutkan bahwa perusahaan ingin memprioritaskan talenta terbaik dan mempercepat proses peralihan kepada pekerja yang lebih berprestasi. “Saya telah memutuskan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan memindahkan pekerja dengan kinerja rendah lebih cepat,” ungkap Zuckerberg.

    Langkah pemecatan karyawan ini diyakini merupakan bagian dari upaya Meta untuk memastikan bahwa mereka memiliki karyawan dengan kualitas terbaik dan membawa orang-orang baru yang bisa mendukung tujuan perusahaan. Perusahaan akan menghapus posisi-posisi yang tidak memberikan kontribusi yang diinginkan dan menggantinya dengan rekrutmen baru yang lebih sesuai dengan visi mereka.

    Penampilan CEO Meta Zuckerberg menggunakan jam tangan mewah dan kaos oversize. – (NYP/Ist)

    Zuckerberg juga menegaskan bahwa perampingan perusahaan ini adalah bagian dari strategi efisiensi setelah Meta mengalami kerugian, terutama pada divisi Reality Labs yang fokus pada pengembangan virtual dan augmented reality. Meskipun Meta sebelumnya mencatatkan pertumbuhan yang pesat selama pandemi Covid-19, perusahaan ini terpaksa mengurangi sekitar 20.000 pekerjaan pada tahun 2023 dalam langkah pemotongan biaya yang disebut sebagai “tahun efisiensi.”

    Selain itu, Meta juga baru-baru ini mengakhiri program pengecekan fakta pihak ketiga di Facebook dan Instagram, serta menyesuaikan kebijakan keberagaman dan inklusi mereka, mengurangi beberapa inisiatif terkait. Penerapan aturan moderasi konten juga dilonggarkan.

    Dengan perubahan ini dan pemecatan karyawan itu, Meta berharap dapat lebih fokus pada pengembangan produk dan meningkatkan profitabilitas, sambil terus memperkenalkan inovasi di dunia digital dan metaverse.

  • India Tuntut Meta Minta Maaf atas Komentar Mark Zuckerberg

    India Tuntut Meta Minta Maaf atas Komentar Mark Zuckerberg

    JAKARTA – India meminta permintaan maaf dari raksasa media sosial (medsos) Meta atas komentar CEO-nya, Mark Zuckerberg mengenai pemilihan umum di negara itu tahun lalu.

    New Delhi juga menyatakan akan memanggil perwakilan Meta untuk menghadiri rapat komite parlemen dalam beberapa hari ke depan.

    “Informasi yang salah di negara demokrasi mana pun merusak citra negara. Organisasi itu harus meminta maaf kepada parlemen India dan rakyat di sini atas kesalahan ini,” tulis Nishikant Dubey, ketua komite parlemen untuk komunikasi dan teknologi informasi, di platform media sosial X dilansir ANTARA dari Anadolu, Rabu, 15 Januari..

    Pernyataan tersebut muncul setelah Zuckerberg mengatakan dalam sebuah siniarbersama pembawa acara TV Amerika Joe Rogan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa kalah dalam pemilu tahun lalu karena pandemi COVID-19.

    “Saya berpikir reaksi terhadap COVID mungkin menyebabkan runtuhnya kepercayaan pada banyak pemerintah di seluruh dunia, karena 2024 adalah tahun pemilihan umum besar di seluruh dunia. Dan Anda tahu, ada banyak negara — India, seperti banyak negara lain — yang mengadakan pemilu, dan pada dasarnya semua petahana kalah,” katanya.

    Menteri Teknologi Informasi India, Ashwini Vaishnaw, pada Senin (13/1) mengatakan klaim Zuckerberg yang menyatakan sebagian besar pemerintah petahana, termasuk India, kalah dalam pemilu 2024 pasca-COVID adalah tidak benar secara fakta.

    “Sebagai negara demokrasi terbesar di dunia, India menyelenggarakan pemilu 2024 dengan lebih dari 640 juta pemilih. Rakyat India menegaskan kembali kepercayaan mereka pada NDA (Aliansi Demokratik Nasional) yang dipimpin oleh PM Narendra Modi,” katanya.

    Partai BJP yang dipimpin Modi kehilangan suara mayoritas dalam pemilu yang diadakan tahun lalu dan kini memimpin pemerintahan dengan dukungan sekutu-sekutu kecil di bawah payung NDA.

    India memiliki jumlah pengguna media sosial yang sangat besar dan banyak yang mengeluh bahwa akun media sosial mereka telah dilarang di negara berpenduduk terbanyak di dunia ini.

    Pada 2023, pemerintah India menginformasikan kepada parlemen antara Januari 2018 hingga Oktober 2023, mereka telah memblokir 36.838 URL media sosial di negara itu.

  • Meta Akan PHK 3.600 Karyawan Mulai Bulan Depan – Halaman all

    Meta Akan PHK 3.600 Karyawan Mulai Bulan Depan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – CEO Meta Mark Zuckerberg menyampaikan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di perusahaannya yang akan menyasar sekitar 5 persen atau sekitar 3.600 pekerja.

    Salah satu staf Meta mengungkap sebuah memo yang dikirimkan Zuckerberg pada karyawannya. Dalam memo tersebut CEO Meta mengatakan akan memecat ribuan karyawan berkinerja rendah untuk meningkatkan standar kinerja perusahaan.

    “Meta sedang berupaya membangun beberapa teknologi terpenting di dunia. AI, kacamata sebagai platform komputasi berikutnya, dan masa depan media sosial,” ujar Zuckerberg dalam memo tersebut, dikutip dari CNBC International.

    “Ini akan menjadi tahun yang intens, dan saya ingin memastikan bahwa kami memiliki orang-orang terbaik dalam tim kami,” imbuhnya.

    PHK massal ini diperkirakan akan dilakukan Meta pada 10 Februari, sementara pekerja di negara lain akan diberitahu pada tanggal yang berbeda. 

    Zuckerberg mengungkapkan bahwa Meta akan memberikan pesangon yang sesuai bagi mereka yang terkena PHK.

    Pesangon tersebut mencakup pembayaran gaji beberapa bulan, asuransi kesehatan, dan dukungan dalam mencari pekerjaan baru. 

    Langkah ini diharapkan dapat membantu karyawan yang terdampak bertransisi ke pekerjaan lain tanpa beban finansial yang terlalu besar.

    Menegaskan komitmennya untuk efisiensi perusahaan, yang sudah diumumkan sebelumnya pada 2023 dengan target pengurangan 10.000 posisi.

    Meta Sudah PHK Besar-Besaran Sejak 2023

    PHK seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Meta, sebelumnya di tahun 2023 perusahaan telah melakukan pengurangan besar-besaran, Zuckerberg bahkan menyebutnya sebagai “tahun efisiensi” untuk mengurangi tenaga kerjanya setelah bertahun-tahun melakukan perekrutan berlebihan selama pandemi.

    Hal ini kemudian mengakibatkan Meta memangkas sekitar sepertiga dari keseluruhan tenaga kerjanya pada 2023, memberhentikan 10 ribu karyawan termasuk staf yang bekerja di unit divisi Reality Labs di pabrik silikon California.

    PHK ini bertujuan mengganti banyak karyawan tersebut dengan karyawan baru yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI).

    Ini karena Meta dan perusahaan teknologi besar lainnya tengah fokus pada pengembangan chatbots dan layanan bertenaga AI lainnya.

    Meski PHK yang dilakukan Meta  membuat jumlah pengangguran di AS bertambah, namun pasca menggelar pemangkasan prospek saham Meta telah meningkat lebih dari 60 persen di tahun ini. 

    Dalam hasil laporan kuartal kedua yang terbaru, Meta bahkan berhasil melampaui ekspektasi pasar untuk pendapatan dan memberikan proyeksi penjualan yang optimis untuk kuartal ketiga.

     

  • Meta Digugat Karena Latih AI Pakai Buku Bajakan

    Meta Digugat Karena Latih AI Pakai Buku Bajakan

    Jakarta

    Meta memiliki serangkaian model AI sendiri, Llama. Seperti perusahaan lainnya, Meta melatih Llama menggunakan set data dengan sejumlah besar informasi yang tersedia di internet.

    Namun, sekelompok penulis menggugat Meta karena diduga menggunakan buku-buku bajakan untuk melatih model AI mereka.

    Melansir dari Android Headlines, Rabu (15/1/2025), penulis seperti Ta-Nehisi Coates, komedian Sarah Silverman, dan di antara yang lainnya adalah bagian dari kelompok yang mengatakan bahwa Meta menggunakan dataset dengan konten dari buku-buku yang dicuri.

    Tidak hanya itu, CEO perusahaan, Mark Zuckerberg pasti sudah mengetahui bahwa kumpulan data tersebut berisi buku-buku bajakan sebelum memberikan persetujuannya untuk digunakan dalam pelatihan Llama.

    Dokumen-dokumen yang terkait dengan gugatan tersebut dipublikasikan pada pertengahan minggu ini. Kasus ini, yang diajukan di pengadilan federal California, bermula dari kasus lain yang diajukan pada tahun 2023 dan ditolak tahun lalu oleh Hakim Distrik AS Vince Chhabria.

    Pada saat itu, penulis mengklaim bahwa Meta AI mampu menghasilkan teks yang melanggar hak cipta mereka. Gugatan asli juga menuduh bahwa Meta AI menghapus informasi manajemen hak cipta (CMI) dari konten buku mereka.

    Namun, kelompok penggugat mengklaim bahwa temuan baru menjamin pembukaan kembali kasus ini. Mereka mengatakan bahwa mereka memiliki akses ke komunikasi internal Meta di mana Zuckerberg menyetujui penggunaan dataset LibGen oleh Meta meskipun ada kekhawatiran di dalam tim eksekutif AI Meta dan yang lainnya di Meta bahwa LibGen adalah dataset yang diketahui dibajak.

    LibGen adalah dataset untuk pelatihan AI yang sempat tersedia di internet. Dataset ini berisi sekitar 32 TB konten yang berfokus pada semua jenis buku – termasuk konten ilmiah.

    Para penggugat mengatakan kepada Hakim Chhabria bahwa temuan baru ini tidak hanya mendukung klaim mereka sebelumnya. Mereka bahkan berpikir bahwa mereka juga dapat memasukkan klaim penipuan komputer baru.

    Hakim akan mengizinkan para penggugat untuk menyajikan bukti baru mereka dalam pengaduan yang telah diubah. Namun, dia juga menyatakan skeptis bahwa gugatan tersebut dapat berhasil bagi para penulis.

    (jsn/fay)

  • Mark Zuckerberg Bakal PHK 5% Pekerja Meta, Incar Pegawai Berkinerja Buruk

    Mark Zuckerberg Bakal PHK 5% Pekerja Meta, Incar Pegawai Berkinerja Buruk

    Bisnis.com, JAKARTA – Meta, induk Instagram dan Facebook, berencana untuk memberhentikan sekitar 5% karyawannya berdasarkan evaluasi kinerja, sebagai bagian dari inisiatif berkelanjutan CEO Mark Zuckerberg untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam perusahaan. 

    Meta menyampaikan PHK berbasis kinerja memiliki fokus pada percepatan proses pengelolaan karyawan yang berkinerja buruk. 

    Mark Zuckerberg telah mengindikasikan bahwa meskipun peran-peran ini akan dipotong, Meta bermaksud untuk mengisi posisi-posisi ini dengan karyawan baru, yang bertujuan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kemampuan perusahaan di bidang-bidang utama. 

    “Saya telah memutuskan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan menyingkirkan karyawan dengan kinerja buruk lebih cepat,” kata Zuckerberg, dikutip dari Techcrunch, Rabu (15/1/2025). 

    Techcrunch melaporkan, Meta mempekerjakan sekitar 72.000 orang hingga September 2024. Artinya, pemutusan hubungan kerja sebesar 5% akan berdampak kepada sekitar 3.600 orang. Karyawan yang terdampak akan diberitahukan paling lambat tanggal 10 Februari. 

    Pemutusan hubungan kerja yang akan datang terjadi karena Meta telah memberhentikan sejumlah besar tenaga kerjanya dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan tersebut terakhir kali memberhentikan karyawan pada bulan Oktober dan memberhentikan 10.000 pekerja pada tahun 2023. Pada tahun 2022, Meta memberhentikan 11.000 karyawan.

    “Kami biasanya menyingkirkan orang-orang yang tidak memenuhi harapan selama setahun, tetapi sekarang kami akan melakukan pemutusan hubungan kerja berbasis kinerja yang lebih luas selama siklus ini,” kata Mark. 

    Mengutip Bloomberg pada Selasa (7/1/2025), selain White, Meta juga menunjuk Charlie Songhurst, seorang investor dan mantan eksekutif Microsoft Corp. yang telah memberi nasihat kepada Meta tentang produk kecerdasan buatan.

    Mark Zuckerberg juga mengangkat John Elkann, CEO Exor NV, sebuah perusahaan induk yang dikendalikan oleh keluarga Agnelli. Keluarga tersebut memiliki saham di berbagai bisnis Eropa termasuk Ferrari NV dan klub sepak bola Juventus.

    Penambahan tersebut membuat jajaran direksi Meta menjadi 13 direktur, termasuk CEO Mark Zuckerberg, yang memegang jabatan sebagai ketua dan mempertahankan kendali suara mayoritas melalui struktur saham kelas ganda perusahaan.

    “Charlie, Dana, dan John akan menambah kedalaman keahlian dan perspektif yang akan membantu kami menghadapi peluang besar di masa depan dengan AI, perangkat yang dapat dikenakan, dan masa depan hubungan manusia,” kata Zuckerberg dalam sebuah pernyataan.

    Zuckerberg, 40 tahun, telah banyak merombak jajaran direksi Meta dalam lima tahun terakhir, perubahan kepemimpinan yang bertepatan dengan peralihannya ke arah kecerdasan buatan dan metaverse, dunia digital tempat perusahaan berharap orang-orang suatu hari nanti dapat bekerja, bermain, dan berolahraga. 

    Semua kecuali dua direktur Meta saat ini telah bergabung sejak 2019. Dalam beberapa kasus, Zuckerberg telah mendatangkan sesama pengusaha Silicon Valley, seperti CEO DoorDash Inc. Tony Xu dan CEO Dropbox Inc. Drew Houston, yang merupakan teman dekat salah satu pendiri Meta.

  • Mark Zuckerberg Umumkan PHK Besar-besaran di Meta

    Mark Zuckerberg Umumkan PHK Besar-besaran di Meta

    Jakarta

    CEO Meta Mark Zuckerberg telah mengumumkan PHK besar-besaran. Pekerja yang dirumahkan dinilai punya kinerja rendah di perusahaan.

    Menurut memo perusahaan yang diperoleh Bloomberg, Mark Zuckerberg memangkas sekitar 5% stafnya. Perusahaan berencana untuk mempekerjakan orang baru untuk mengisi peran mereka tahun ini.

    Hingga September, Meta mempekerjakan sekitar 72.000 orang, sehingga pengurangan sebesar 5% dapat memengaruhi sekitar 3.600 pekerjaan.

    “Saya telah memutuskan untuk meningkatkan standar manajemen kinerja dan menyingkirkan karyawan dengan kinerja buruk lebih cepat,” kata Mark Zuckerberg dalam memo yang diunggah di papan pesan internal.

    “Kami biasanya menyingkirkan orang-orang yang tidak memenuhi harapan selama setahun,” katanya, “tetapi sekarang kami akan melakukan pemotongan berbasis kinerja yang lebih ekstensif selama siklus ini.”

    Siklus kinerja Meta diharapkan akan berakhir pada bulan Februari, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya saat membahas prosedur internal perusahaan.

    Pekerja yang terdampak di AS diperkirakan akan diberi tahu pada 10 Februari, sementara mereka yang bekerja di negara lain akan diberi tahu di kemudian hari, menurut memo tersebut. Pemutusan hubungan kerja hanya akan mencakup staf yang telah bekerja di perusahaan cukup lama sehingga memenuhi syarat untuk penilaian kinerja.

    Zuckerberg memberi tahu karyawan bahwa perusahaan akan “memberikan pesangon yang besar” sesuai dengan pemutusan hubungan kerja sebelumnya.

    Untuk diketahui Zuckerberg telah mendeklarasikan tahun 2023 sebagai ” tahun efisiensi ” perusahaan dan mengumumkan rencana untuk menghilangkan 10.000 posisi.

    Secara keseluruhan, Meta memperkirakan jumlah karyawannya akan turun 10% pada akhir siklus kinerja saat ini. Total tersebut termasuk pengurangan tambahan sebesar 5% dari pengurangan karyawan tahun lalu, menurut pesan kepada para manajer.

    (afr/afr)

  • Kritik Keras Zuck untuk Ekosistem Apple: Tidak Ada Sistem Keamanan

    Kritik Keras Zuck untuk Ekosistem Apple: Tidak Ada Sistem Keamanan

    Jakarta

    CEO Meta Mark Zuckerberg melontarkan berbagai kritik keras untuk Apple, termasuk soal ekosistemnya yang sangat tertutup.

    Kritik keras ini dilontarkan Zuck dalam podcast Joe Rogan. Dalam podcast berdurasi tiga jam itu, Zuck berbicara banyak soal Apple, namun kritik terkerasnya dilontarkan untuk ekosistem tertutup yang dipakai oleh Apple untuk berbagai perangkatnya.

    Menurutnya, Apple menggunakan dalih keamanan dan privasi untuk melarang perangkat non Apple untuk masuk ke dalam ekosistem mereka. Salah satu contohnya adalah kacamata pintar bikinan Meta dan Ray-Ban, yang menurut Zuck sangat sulit untuk terintegrasi secara mulus dengan iPhone.

    “Mereka merasa tak aman karena tidak membangun sistem keamanan ke dalamnya. Dan kemudian mereka menggunakan justifikasi itu sebagai alasan kenapa hanya produk mereka yang bisa terhubung dengan mudah,” keluh Zuck.

    Padahal menurut Zuck, seandainya Meta bisa melewati aturan aneh Apple soal integrasi hardware itu, mereka bisa melipatgandakan keuntungannya, seperti dikutip detikINET dari Techspot.

    Namun Zuck sepenuhnya menyalahkan Apple, karena menurutnya sektor teknologi ini adalah sektor yang berkembang sangat cepat dan sangat dinamis. Zuck tampaknya meyakini kalau masalahnya bisa terpecahkan karena hal baru di sektor ini muncul dengan cepat.

    Selain soal ekosistem tertutup, Zuck juga mengkritik bahwa Apple sudah lama tak menemukan sesuatu yang hebat. Menurutnya, iPhone mungkin adalah salah satu temuan paling penting dalam sejarah.

    Namun kemudian Zuck menyebut Apple sudah lama tidak mempunyai temuan besar, yaitu sejak Steve Jobs membuat iPhone 20 tahun yang lalu.

    “Mereka tidak menemukan sesuatu yang hebat dalam waktu lama. Ini seperti Steve Jobs membuat iPhone, dan mereka hanya membiarkannya hingga 20 tahun kemudian,” kata Zuck.

    Ia pun menyebut hal ini membuat pengguna iPhone malas membeli iPhone baru, karena peningkatannya yang tak signifikan. Hal ini berdampak pada penjualan Apple, dan untuk menutupi penjualan yang melemah itu, Apple “memeras” konsumen dan pengembang pihak ketiga.

    “Mereka melakukan itu pada dasarnya dengan memeras orang…menetapkan pajak 30% ke pengembang dan memaksa anda untuk membeli aksesoris dan barang yang bisa masuk ke dalam (ekosistem)-nya,” keluh Zuck.

    (asj/afr)

  • Video: Kritikan Mark Zuckerberg untuk Apple

    Video: Kritikan Mark Zuckerberg untuk Apple

    Video: Kritikan Mark Zuckerberg untuk Apple

  • Lama Nggak Bikin Sesuatu yang Hebat

    Lama Nggak Bikin Sesuatu yang Hebat

    Jakarta

    CEO Meta Mark Zuckerberg mengeluarkan komentar pedas untuk Apple. Ia menyebut produsen iPhone itu sudah tidak inovatif dalam beberapa tahun belakangan.

    Komentar itu diutarakan Zuckerberg saat berbicara di podcast Joe Rogan. Dalam podcast berdurasi hampir tiga jam itu, Zuckerberg menyinggung banyak hal mulai dari iPhone, AirPods, App Store, hingga Vision Pro.

    “Di satu sisi, iPhone sangat hebat karena sekarang hampir semua orang di seluruh dunia memiliki ponsel dan itu yang memungkinkan hal-hal luar biasa,” kata Zuckerberg, seperti dikutip dari CNBC, Senin (13/1/2025).

    “Di sisi lain, mereka menggunakan platform itu untuk menetapkan banyak aturan yang menurut saya sewenang-wenang dan saya rasa mereka sudah lama tidak menciptakan sesuatu yang hebat,” sambungnya.

    Menurut Zuckerberg saat ini penjualan iPhone sedang menurun karena konsumen menunggu lebih lama untuk upgrade ponselnya karena model baru tidak membawa banyak peningkatan yang signifikan.

    App Store, toko aplikasi utama di iPhone, juga jadi sasaran kritik Zuckerberg. “Cara mereka melakukannya di toko (aplikasi) Apple di mana mereka mengenakan komisi 30%, itu tampak sangat gila mereka bisa lolos begitu saja,” ujar Zuckerberg.

    Zuckerberg juga menyinggung AirPods, yang menurutnya sangat hebat, tapi hanya bisa terhubung secara seamless ke iPhone karena menggunakan protokol khusus. Menurutnya, jika Apple mau membuka protokolnya ke perusahaan lain, akan ada earbuds yang lebih baik ketimbang AirPods.

    Pria berusia 40 tahun ini turut menyindir Vision Pro, produk terbaru Apple yang bersaing langsung dengan headset Quest milik Meta. Ia awalnya memuji Vision Pro sebagai produk Apple paling inovatif dalam beberapa tahun terakhir, namun generasi pertamanya memiliki banyak masalah.

    “Saya tidak ingin terlalu mempermasalahkannya karena kami melakukan banyak hal di mana versi pertamanya tidak begitu bagus, dan Anda ingin menilainya di versi ketiganya. Namun menurut saya, V1, jelas tidak berhasil,” pungkasnya.

    (vmp/vmp)

  • Bos Epic Games Sindir Apple dan Google yang Dekati Donald Trump

    Bos Epic Games Sindir Apple dan Google yang Dekati Donald Trump

    Jakarta

    CEO Epic Games Tim Sweeney menyindir bos-bos perusahaan teknologi besar yang menjilat Presiden AS Terpilih Donald Trump.

    Menurut Sweeney, para bos perusahaan teknologi itu mendekati Trump untuk memuluskan langkah perusahaan yang mereka pimpin, utamanya untuk mempengaruhi undang-undang anti kompetitif.

    “Setelah bertahun-tahun berpura-pura jadi pendukung Partai Demokrat, pemimpin Big Tech kini berpura-pura menjadi pendukung Partai Republik, dengan harapan bisa diuntungkan oleh pemerintahan yang baru,” tulis Sweeney di akun X-nya.

    Sindiran pedas ini tentu ditujukan untuk beberapa perusahaan teknologi besar, seperti Apple dan Google, yang masing-masing mendonasikan USD 1 juta untuk acara pelantikan Trump.

    Bahkan CEO Apple Tim Cook ikut menyumbang secara pribadi, dan ia memang dikenal punya hubungan dekat dengan Trump, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Senin (13/1/2025).

    “Waspadalah terhadap kampanye monopoli licik untuk menghancurkan aturan persaingan usaha karena mereka menipu konsumen dan menghancurkan pesaingnya,” tambah Sweeney.

    Seperti diketahui, Epic Games memang punya masalah dengan Apple dan Google terkait distribusi software mereka. Sejak lama Sweeney selalu menggaungkan opsi penjualan game di Android dan iOS yang terpisah dari App Store dan Google Play.

    Tujuannya agar terlepas dari “pajak” yang diterapkan di dua platform itu, termasuk sistem pembayaran yang dipakai di App Store maupun Google Play. Menurutnya, sistem yang ada saat ini memonopoli pasar software mobile.

    Tak cuma Apple dan Google yang mendekati Trump menjelang pelantikannya itu. Amazon dan Meta juga ikut menyumbang untuk acara inagurasi Trump. Bahkan, CEO Meta Mark Zuckerberg mengambil langkah lebih jauh, yaitu melonggarkan aturan moderasi konten di Facebook, sama seperti yang dilakukan X sejak jauh hari.

    Pada Desember lalu, Trump juga menyebut banyak perubahan sikap dari berbagai pihak. Dari yang sebelumnya menjadi lawan, kini menjadi kawan.

    “Pada periode pertama, semuanya melawan saya. Pada periode ini semuanya ingin menjadi teman saya,” kata Trump.

    (asj/asj)